Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra

ISSN NO. 2085-0018


Maret 2019

MAKNA LEKSIKON “PENYUKAT” FRASA BAHASA BALI


DENGAN UKURAN TANGAN MANUSIA

Dewa Ayu Carma Miradayanti1


I Nengah Sudipa2, Ni Made Suryati3
Program Magister Ilmu Linguistik
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
Jalan Nias No.13, Denpasar, Bali, Telepon (0361) 250033
Email: dewaayucarmamira@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikon penyukat frasa
bahasa Bali dengan ukuran tangan manusia. Leksikon ini tergolong leksikon
penyukat tradisional dan sudah jarang digunakan oleh penutur bahasa Bali. Sumber
data yang digunakan dalam artikel ini berupa data lisan dan data tulis. Data lisan
dikumpulkan dari hasil wawancara dengan informan yang merupakan penutur bahasa
Bali dari Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Buleleng. Data tulis berasal dari
kumpulan cerpen berbahasa Bali. Makna leksikon penyukat dianalisis menggunakan
pendekatan metabahasa, yaitu alat bedah yang menghasilkan makna setiap kata
dengan cara pemetaan atau penggambaran makna dengan bahasa (Allan, 2001). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa leksikon penyukat frasa bahasa Bali dengan
ukuran tangan manusia dapat menyatakan satuan ukuran panjang yang terdiri atas
leksikon asta, cengkang, depa, dan langkat.
Kata kunci: leksikon penyukat, bahasa Bali, metabahasa, makna

Abstract
This research aims at describing the meaning of classifiers in Balinese language
phrase measured by human hand. This lexicon is categorized as traditional classifiers
and is rarely used by Balinese language native speaker. The data source were in form
of spoken and written. The spoken data was collected from interviewing informants of
native Balinese language from Klungkung regency and Buleleng regency. The written
data was collected from sentences of Balinese language short stories. The meaning of
classifiers is analyzed using metalanguage analysis approach, which is an analyzing
tool to obtain meaning from mapping or describing meaning by a language (Allan,
2001). Findings from this research shows that classifiers in Balinese language phrase
with a measurement of human hand states length measurement unit which consisting
of lexicon asta, cengkang, depa and langkat.
Keywords: classifiers, Balinese language, metalanguage, meaning

67
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

entitas, seperti leksikon asta,


I. PENDAHULUAN cengkang, depa, dan langkat.
Leksikon penyukat dalam Leksikon-leksikon di atas
bahasa Bali menjadi unsur pembeda menggunakan ukuran tangan manusia
yang sangat penting dalam sebagai standar pengukuran untuk
menyatakan sebuah entitas terutama mengukur panjang, lebar, atau jarak
berkaitan dengan makna. Penggunaan suatu entitas. Beberapa leksikon
leksikon penyukat yang keliru akan bahkan memiliki kemiripan makna
menimbulkan makna yang berbeda sehingga sering kali terjadi kesalahan
sehingga penggunaan leksikon dalam penggunaannya. Pendekatan
penyukat akan sangat bergantung pada metabahasa digunakan untuk
entitas yang disukatnya. Selain itu, menganalisis makna setiap leksikon.
leksikon penyukat dapat menyatakan Bila dikaji menggunakan pemetaan
satuan ukuran, baik panjang, lebar, makna, metabahasa yang bersandar
berat, maupun isi. dari entitas, alat, proses dan hasil,
Pada zaman dahulu masyarakat maka setiap leksikon menunjukkan
Bali belum mengenal satuan ukuran perbedaan fitur walaupun berada
yang pasti sehingga pengukuran dalam medan makna yang sama
dilakukan secara tradisional dengan (Sudipa, 2018).
menggunakan bagian tubuh manusia,
salah satu di antaranya, yaitu ukuran II. METODE PENELITIAN
tangan. Adapun makna yang
Penelitian ini menggunakan
terkandung dalam leksikon penyukat
sumber data berupa data lisan dan data
frasa bahasa Bali dengan ukuran
tulis. Data lisan didapatkan dari hasil
tangan manusia salah di antaranya
wawancara dengan informan yang
menyatakan ukuran panjang suatu
merupakan penutur bahasa Bali dari
Kabupaten Klungkung dan Kabupaten

68
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

Buleleng. Kedua kabupaten ini dipilih metode padan referensial. Metode


karena masyarakat di kedua kabupaten padan referensial adalah metode padan
ini merupakan penutur bahasa Bali dengan alat penentunya adalah
baku. Pembuktian asal mula bahasa kenyataan yang ditunjuk atau diacu
Bali baku (standar) itu selain oleh bahasa atau referent bahasa
dibuktikan dari faktor intrinsik bahasa, (Sudaryanto, 2015:15). Metode padan
juga dapat dibuktikan dari ekstrinsik disertai dengan teknik pilah unsur
bahasa (Sulaga, 1996:9). Data yang penentu dan metode agih disertai
diperoleh kemudian dibuktikan dengan teknik bagi unsur langsung.
kebakuannya. Kamus Bali-Indonesia Metode dan teknik tersebut digunakan
Beraksara Latin dan Bali (2008) dalam menganalisis makna leksikon
digunakan sebagai acuan untuk penyukat frasa bahasa Bali
membuktikan bahwa data yang menggunakan teori metabahasa.
diperoleh tidak termasuk ke dalam Teori metabahasa yang
dialek individu, sedangkan data tulis dikembangkan oleh Keith Allan (2001)
berasal dari kumpulan cerpen digunakan untuk menganalisis makna
berbahasa Bali. leksikon penyukat frasa bahasa Bali.
Metode yang digunakan untuk Menurut Allan (2001:8), metabahasa
mengumpulkan data adalah metode dapat didefinisikan sebagai bahasa
simak dan metode cakap disertai yang digunakan seorang linguis atau
dengan teknik catat dan teknik rekam. ahli bahasa untuk mendeskripsikan dan
Istilah menyimak di sini tidak hanya menginterpretasikan bahasa objek.
berkaitan dengan penggunaan bahasa Bahasa objek adalah bahasa manusia
secara lisan, tetapi juga mencakup yang diteliti dan dipelajari secara
penggunaan bahasa secara tertulis semantik. Fungsi utama teori ini
(Mahsun, 2005:92). Metode padan dan adalah untuk menjelaskan data (kata-
metode agih digunakan dalam kata, kalimat) bahasa alami. Tujuan
menganalisis data. Metode padan yang teori ini adalah untuk menjelaskan
diterapkan dalam penelitian ini adalah semua data dengan memetakan atau

69
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

menggambarkan makna dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN


menggunakan bahasa (Allan, 2001:9).
Leksikon penyukat frasa
Data berupa leksikon penyukat frasa
bahasa Bali dengan ukuran tangan
bahasa Bali dianalisis menggunakan
manusia yang menyatakan satuan
pendekatan metabahasa, yaitu alat
panjang dikaji dengan teori
bedah yang menghasilkan makna
metabahasa, yaitu analisis berdasarkan
setiap kata dengan cara pemetaan atau
telaah entitas (entity), proses (process),
penggambaran makna dengan bahasa
alat (instrument), dan hasil (result).
(Allan, 2001). Pemetaan komponen
Leksikon penyukat satuan panjang
direalisasikan dengan konfigurasi
adalah leksikon penyukat yang
makna. Teori ini dianggap memiliki
digunakan untuk menyukat panjang,
daya bedah yang relatif memadai
lebar, atau jarak suatu entitas. Pada
dengan analisis berdasarkan telaah
zaman dahulu masyarakat Bali belum
entitas (entity), proses (process), alat
mengenal satuan ukuran yang pasti
(instrument), dan hasil (result).
sehingga satuan ukuran panjang sering
Selanjutnya, hasil analisis data
kali menggunakan bagian tubuh
disajikan dengan metode informal dan
manusia sebagai standar pengukuran.
formal. Metode penyajian informal
Leksikon penyukat satuan panjang
adalah perumusan dengan kata-kata
berdasarkan ukuran tangan manusia
biasa, sedangkan penyajian formal
terdiri atas beberapa leksikon, yaitu
adalah perumusan dengan apa yang
asta, cengkang, depa, dan langkat.
umum dikenal sebagai tanda dan
Berikut pembahasan tiap-tiap leksikon.
lambang-lambang (Sudaryanto,
2015:241). Adapun teknik yang 3.1 asta ‘hasta’

digunakan dalam menyajikan hasil Leksikon asta ‘hasta’

analisis data dalam penelitian ini yaitu merupakan leksikon penyukat satuan

teknik induktif dan teknik deduktif. panjang yang menggunakan bagian


tangan dari ujung siku lengan sampai
ujung jari tengah. Asta ‘hasta’

70
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

memiliki pengertian ukuran panjang sama. Penggunaan leksikon asta


dari ujung siku lengan sampai ujung ‘hasta’ dapat dilihat pada data berikut.
jari tengah tangan pada lengan yang
(3-1) sawatara ada duang asta lantang lipiné ento
kira-kira ada duaNUM(-ng) panjang ular(-né) itu
hastaLP ADJ DEF
‘kira-kira ada dua hasta panjang ular itu’
(Buleleng)
Pada data (3-1) leksikon asta a. Entitas: segala sesuatu yang
‘hasta’ digunakan untuk menyatakan dapat diukur panjangnya
panjang lipi ‘ular’. Hasil pengukuran dengan tangan.
yang didapat dari leksikon tersebut b. Alat: tangan (bagian siku
bersifat tidak pasti karena ukuran hingga ujung jari tengah).
lengan dan jari manusia berbeda-beda. c. Proses: tangan direntangkan
Leksikon penyukat asta ‘hasta’ pada entitas yang diukur.
memiliki komponen makna sebagai d. Hasil: ukuran panjang entitas
berikut. bersifat tidak pasti.

3.2 cengkang ‘jengkal’ entitas. Cengkang memiliki pengertian


Leksikon cengkang merupakan jarak antara ujung ibu jari sampai ke
leksikon penyukat satuan panjang yang ujung telunjuk. Penggunaan leksikon
berarti ‘jengkal’. Leksikon ini cengkang ‘jengkal’ dapat dilihat pada
menggunakan jari tangan sebagai data berikut.
standar pengukuran panjang suatu
(3-2) embangin acengkang apang tusing madémpét
jarak(-in)V PREF(a-) agar tidak PREF(ma-)lekatV
jengkalLP NEG
‘beri jarak sejengkal agar tidak melekat’

71
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

(Banjarangkan)
Pada data (3-2) leksikon d. Hasil: ukuran panjang
cengkang digunakan untuk entitas bersifat tidak pasti.
menyatakan jarak suatu entitas dengan
cara merentangkan telapak tangan 3.3 depa ‘depa’
pada entitas yang diukur.
Leksikon depa ‘depa’
Leksikon penyukat cengkang
merupakan leksikon penyukat satuan
‘jengkal’ memiliki komponen makna
panjang menggunakan kedua tangan
sebagai berikut.
yang direntangkan untuk mengukur
a. Entitas: segala sesuatu yang
panjang suatu entitas. Leksikon depa
dapat diukur panjangnya
‘depa’ memiliki pengertian ukuran
dengan tangan.
sepanjang kedua belah tangan yang
b. Alat: tangan (jari-jari
direntangkan dari ujung jari tengah
tangan, yaitu ibu jari dan
tangan kiri sampai ke ujung jari tengah
telunjuk).
tangan kanan. Penggunaan leksikon
c. Proses: telapak tangan
depa ‘depa’ dapat dilihat pada data
direntangkan pada entitas
berikut.
yang diukur.
(3-3) sabuk lilit ento lantangné sawatara limang depa
stagenN itu panjang(-né)DEF kira-kira limaNUM(-ng)
depaLP
‘panjang stagen itu kira-kira lima depa’
(Klungkung)
Pada data (3-3) leksikon depa menjadi tidak pasti. Dengan demikian,
‘depa’ digunakan untuk panjang sabuk penggunaan leksikon tersebut hanya
lilit ‘stagen’. Ukuran panjang tangan untuk memperkirakan panjang suatu
manusia yang berbeda-beda entitas.
menyebabkan hasil pengukuran

72
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

Leksikon penyukat depa ‘depa’ Leksikon langkat juga


memiliki komponen makna sebagai merupakan leksikon penyukat satuan
berikut. panjang yang berarti ‘jengkal’, sama
a. Entitas: segala sesuatu yang halnya dengan leksikon cengkang.
dapat diukur panjangnya Akan tetapi, ada sedikit perbedaan di
dengan tangan. antara keduanya. Leksikon cengkang
b. Alat: kedua tangan (dari ujung memiliki pengertian jarak antara ujung
jari hingga lengan). ibu jari sampai ke ujung telunjuk, di
c. Proses: kedua tangan pihak lain leksikon langkat memiliki
direntangkan pada entitas yang pengertian jarak antara ujung ibu jari
diukur. sampai ke ujung jari tengah.
d. Hasil: ukuran panjang entitas Penggunaan leksikon langkat ‘jengkal’
bersifat tidak pasti. tersebut dapat dilihat pada data
berikut.
3.4 langkat ‘jengkal’
(3-4) ai karasa alangkat di duwur sirahé
matahariN PREF(ka-) PREF(a-) di atas kepala(-é)DEF
rasaV jengkalLP
‘matahari terasa sejengkal di atas kepala’
(GA, 2016:78)
Pada data (3-4) leksikon bersifat tidak pasti bergantung pada
langkat juga digunakan untuk ukuran tangan yang digunakan untuk
menyatakan jarak suatu entitas. Akan mengukur.
tetapi, digunakan secara hiperbolis Leksikon penyukat langkat
sehingga memiliki makna konotatif. ‘jengkal’ memiliki komponen makna
Leksikon ini sering kali digunakan sebagai berikut.
hanya untuk memperkirakan panjang a. Entitas: segala sesuatu yang
atau jarak suatu entitas. Hal ini terjadi dapat diukur panjangnya
karena hasil pengukuran yang didapat dengan tangan.

73
Jurnal Kajian Pendidikan Widya Accarya FKIP Universitas Dwijendra
ISSN NO. 2085-0018
Maret 2019

b. Alat: tangan (jari-jari DAFTAR PUSTAKA


tangan, yaitu ibu jari dan Allan, Keith. 2001. Natural Language
jari tengah). Semantic. Oxford: Blackwell.

c. Proses: telapak tangan Mahsun. 2005. Metode Penelitian


direntangkan pada entitas Bahasa. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
yang diukur.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka
d. Hasil: ukuran panjang
Teknik Analisis Bahasa.
entitas bersifat tidak pasti. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.

SIMPULAN Sudipa, I Nengah. 2018. Buku


Persembahan untuk Dr. Frans I
Berdasarkan pembahasan di Made Brata, M.Hum.
Memasuki Masa Purnabhakti.
atas dapat diketahui bahwa leksikon
Denpasar: Universitas
penyukat frasa bahasa Bali dengan Udayana.
ukuran tangan manusia dapat
Sulaga, I Nyoman dkk. 1996. Tata
menyatakan satuan ukuran panjang Bahasa Baku Bahasa Bali.
suatu entitas. Leksikon penyukat yang Denpasar: Pemerintah Propinsi
Daerah Tingkat I Bali.
menyatakan satuan ukuran panjang
terdiri atas leksikon asta, cengkang, Tim Penyusun Kamus. 2008. Kamus

depa, dan langkat. Hasil penelitian ini Bali-Indonesia Beraksara

juga menunjukkan bahwa leksikon Latin dan Bali. Denpasar:

penyukat bahasa Bali berdasarkan Badan Pembina Bahasa,

ukuran tangan manusia merupakan Aksara, dan Sastra Bali

leksikon penyukat tradisional yang Bekerjasama dengan Dinas

hasilnya bersifat tidak pasti. Kebudayaan Kota Denpasar.

74

Anda mungkin juga menyukai