PANDUAN UMUM
TENTANG
dddari81181811darida9999
DAFTAR ISI 98199819819999999
Hal
K A T A P E N G A N T A R .......................................................................................... 4
BAB III PINDAH, PASANG UNIT PEMBORAN DAN UNIT KERJA ULANG ................ 24
1 Tujuan ............................................................................................................... 24
2 Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan ........................................................................... 24
dddari81281811darida9999
BAB VIII OPERASI KHUSUS .......................................................................................
98199819819999999 44
1 Pengasaman (Acidizing) .................................................................................... 44
2 Perekahan (Fracturing) ...................................................................................... 44
3 Gravel Packing .................................................................................................. 44
4 Sidetracking ....................................................................................................... 45
dddari81381811darida9999
BAB XIV SAFETY DRILLS ...........................................................................................
98199819819999999 70
1 Diverter / Shallow Gas Kick Drill: ....................................................................... 70
2 BOP / Kick / Pit Drill: .......................................................................................... 71
3 Fire Drill ............................................................................................................. 71
4 Abandonship Drill ............................................................................................. 71
5 Man Overboard Drill: ......................................................................................... 72
6 H2S Drill: ........................................................................................................... 72
7 Oil Spill Drill: ...................................................................................................... 72
BAB XV SISTEM PELAPORAN DAN PASCA PEMBORAN DAN KERJA ULANG ...... 74
1 Sistem Pelaporan Operasi Pemboran dan Kerja Ulang ..................................... 74
2 Penanganan Limbah Pemboran dan Kerja Ulang ............................................. 74
3 Penutupan Sumur.............................................................................................. 75
dddari81481811darida9999
98199819819999999
KATA PENGANTAR
Kegiatan Pemboran dan Kerja Ulang adalah suatu pekerjaan yang menuntut
kemampuan perencanaan yang berkualitas, keterampilan pelaksanaan teknis
operasional secara professional, kejelian dalam menyelia dan kecepatan mengambil
keputusan yang tepat dalam situasi kritis. Semua faktor itu harus dipadukan agar dapat
mencapai hasil Pemboran dan Kerja Ulang yang maksimal.
Di samping hal tersebut di atas, kegiatan Pemboran dan Kerja Ulang dapat dikatakan
sebagai suatu pekerjaan yang mempunyai kompleksitas berderajat tinggi, hal itu
tersebut didalam makna suatu motto yang mengatakan “DRILLING IS MORE AN ART
THAN A SCIENCE”
Buku PUPOPKU ini merupakan panduan dasar “sebagai standar minimum untuk
pelaksanaan pemboran yang baik / good drilling practice” khususnya bagi setiap
pekerja Pemboran dan Kerja Ulang minyak dan gas bumi.
dddari81581811darida9999
98199819819999999
DASAR HUKUM
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN OPERASI PEMBORAN DAN KERJA ULANG
(PUPOPKU)
dddari81681811darida9999
BAB I 98199819819999999
UMUM
1.1 Penyamaan persepsi dalam pelaksanaan operasi Pemboran dan Kerja Ulang
sumur minyak dan gas bumi, yang diwujudkan dalam suatu Panduan Umum
Pelaksanaan Operasi Pemboran dan Kerja Ulang Minyak dan Gas Bumi di
lingkungan KKKS yang bersifat dinamis dan menuntut dilakukan pengkajian
ulang untuk diadakan penyesuaian dari waktu ke waktu, berdasarkan kemajuan
teknologi pemboran, peralatan serta pengalaman–pengalaman yang telah
didapat di setiap lapangan.
1.2 Penyeragaman aspek teknis dan administrasi dalam Pemboran dan Kerja Ulang
sumur minyak dan gas bumi, agar memudahkan didalam menangani dan
mengendalikan kegiatan Pemboran dan Kerja Ulang dengan memadukan
segenap kemampuan yang dimiliki serta mempunyai kualitas yang dapat
dipertanggung jawabkan.
1.4 Sebagai dasar pelaksanaan operasi Pemboran dan Kerja Ulang bagi pekerja di
lapangan yang mengacu pada ketentuan baku dan kaidah keteknikan yang baik.
1.5 Sebagai petunjuk umum operasi Pemboran dan Kerja Ulang. Sedangkan hal-hal
yang tidak diatur didalam Panduan Teknis Kegiatan Pemboran dan Kerja Ulang
ini tetap mengacu kepada Standard Operating Procedure (SOP) masing-masing
KKKS dan tetap terkait dengan Panduan Tata Kerja (PTK) lain yang telah
dikeluarkan oleh SKK Migas.
2 Definisi
2.2 Annulus adalah celah antara dua pipa atau antara pipa dengan lubang bor.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 7 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari81781811darida9999
2.3 Appraisal Well adalah sumur yang dibor untuk mengetahui volume reserve atau
98199819819999999
cadangan hydrocarbon (dan laju produksi) di reservoir dari closure atau struktur
jebakan minyak yang sedang dibor dengan maksud untuk menghitung
keekonomian dari lapangan migas temuan baru yang akan dikembangkan.
2.4 API atau American Petroleum Institute adalah Badan atau Institusi yang
berpusat di Amerika Serikat yang mengeluarkan standar / sertifikasi yang diakui
serta digunakan sebagai acuan secara luas oleh industri minyak dan gas bumi.
2.5 Blow Out (semburan liar) adalah kejadian darurat keluarnya fluida reservoir
kepermukaan yang tidak terkendali oleh peralatan pengendali tekanan yang
terpasang pada kepala sumur pemboran.
2.6 Blow Out Preventer (BOP) adalah alat pengendali tekanan yang berasal dari
dalam sumur untuk mencegah, mengendalikan dan menghentikan potensi
terjadinya semburan liar.
2.7 Cementing atau Penyemenan adalah kegiatan pengolahan semen dan bahan
aditif menjadi bubur semen dan memompakannya kedalam lubang sumur untuk
menunjang selubung, mengisolasi dan melindungi formasi, dan menutup lubang
perforasi.
2.8 Completion atau Komplesi adalah pekerjaan yang dilakukan mulai dari
pemasangan pipa selubung produksi dan atau liner untuk sumur baru dan kerja
ulang sampai dengan pemasangan rangkaian pipa produksi/ tubing berikut
peralatan komplesi kedalam sumur setelah pemboran selesai, termasuk kepala
sumur hingga memasang X-mas Tree.
2.9 Development Well atau sumur pengembangan adalah sumur dibor dengan
maksud untuk memproduksikan minyak dan atau gas dari suatu lapangan migas
yang telah dihitung nilai keekonomiannya berdasarkan hasil-hasil uji produksi
dan production life time nya sebagai bagian dari POD (Plan of Development)
dari lapangan migas tsb.
2.10 Delineation Well atau sumur delineasi adalah sumur yang dibor untuk
mengetahui / menentukan batas-batas reservoir dari lapangan migas yang baru
ditemukan (new discovery).
2.12 Drilling Rig adalah satu kesatuan peralatan pemboran sumur yang terdiri atas
peralatan pengangkat, peralatan pemutar, peralatan sirkulasi, peralatan
pengolah lumpur, peralatan pengendali tekanan, peralatan handling, rangkaian
pemboran, pembangkit listrik, dan distribusinya serta peralatan pendukung
lainnya (termasuk peralatan apung untuk pemboran lepas pantai).
2.13 Dynamic Positioning (DP) System adalah sistem untuk menjaga rig atau kapal
untuk tetap pada posisinya dengan menggerakkan propeller dan thruster yang
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 8 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari81881811darida9999
dikendalikan oleh komputer berdasarkan informasi yang masuk dari peralatan
98199819819999999
sensor yang terhubung dengan satelit, stasiun di darat, transmitter dan receiver.
2.14 Exploratory Well atau sumur eksplorasi atau sumur taruhan (wild cat well)
adalah dengan asumsi ada risiko gagal / dryhole utk menguji satu play concept
menyangkut beberapa aspect antara lain presence of structure, reservoir source
timing migration dan kematangan source.
2.15 Flaring merupakan kegiatan membakar gas influx dari reservoir yang berupa
fluida mudah terbakar / flammable untuk melepas CO2 agar tidak
membahayakan kesehatan bagi manusia dan lingkungan.
2.16 Formation Integrity Test (FIT) adalah pengujian kekuatan batuan formasi
terhadap tekanan fluida sampai tekanan yang dikehendaki.
2.17 Geological hazard adalah potensi bahaya yang berasal dari geology in situ
meliputi geo teknik dan shallow gas.
2.18 Hazard adalah sumber bahaya yang memiliki potensi resiko yang dapat merusak
dan merugikan baik terhadap peralatan, manusia maupun lingkungan hidup.
2.19 Hydrates adalah peristiwa mengkristalnya gas alam (natural gas) – biasanya gas
methane – yang terperangkap dan memadat (solidified) di pori-pori batuan
sedimen akibat “terperangkapnya” molekul gas oleh molekul air yang terjadi
karena kombinasi tekanan tinggi dan suhu rendah di titik tsb.
2.20 Infill Well atau sumur sisipan adalah sumur-sumur tambahan yang dibor di
lapangan atau platform berproduksi yang sudah ada sesuai dengan pola
trayektori sumur dan rencana semula dengan maksud untuk mempercepat
pengurasan dan menambah laju produksi dari lapangan tsb.
2.21 Peralatan pengangkat (hoisting) adalah peralatan yang terdiri dari: menara,
crown block, travelling block-hook, drilling line, drawworks, transmissi, dan
mesin.
2.22 Kepala sumur (well head) adalah tempat dudukan BOP, tempat bergantungnya
rangkaian pipa selubung maupun pipa produksi dan juga berfungsi sebagai
tempat dudukan Xmas-tree.
2.23 Kick / tendangan adalah peristiwa masuknya fluida reservoir kedalam lubang
sumur (influx) yang tidak dikehendaki sebagai akibat dari tekanan hidrostatik
lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan reservoir.
2.24 Kill Sheet adalah formulir isian yang dipakai sebagai panduan perhitungan dan
pelaksanaan pengendalian sumur.
2.25 Leak off Test (LOT) adalah pengujian kekuatan batuan formasi terhadap
tekanan fluida sampai batuan tersebut retak / rekah.
2.26 Limbah lumpur adalah sisa-sisa pemakaian lumpur bor yang telah dipergunakan
pada pemboran dan tidak diperlukan lagi.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 9 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari81981811darida9999
2.27 Loss Circulation Materials disingkat LCM adalah bahan yang berfungsi untuk
98199819819999999
menyumbat atau menyekat zona porous atau rekah / fractured yang
menyebabkan masalah hilang lumpur / loss circulation.
2.29 Lumpur bor adalah fluida yang dipakai dalam pemboran yang terdiri dari bahan
dasar air (Water Based Mud disingkat WBM) atau minyak sintetis (Synthetic Oil
Based Mud disingkat SOBM) dengan bahan kimia lumpur maupun aditif atau
hasil campurannya.
2.30 Material Safety Data Sheet (MSDS) adalah petunjuk atau Panduan sifat-sifat
dan komposisi bahan kimia serta cara perlakuan dan penanganannya yang
diterbitkan oleh pabrik pembuat.
2.32 Mooring System adalah sistem penambat kapal atau drilling rig untuk menjaga /
mempertahankan kapal atau rig pada posisi dan arah tertentu. Mooring system
biasanya terdiri tali penambat (mooring lines) yang diikatkan pada bagian haluan
dan buritan kapal atau rig, dan jangkar (anchors) yang ditempatkan / dikaitkan
mencengkeram di dasar laut dan dilengkapi dengan pelampung (buoys).
2.33 Mud Cake adalah lapisan tipis yang terbentuk pada dinding sumur oleh partikel
padatan lumpur pemboran sebagai penahan guguran dari lubang sumur
2.34 Pemasangan pipa selubung / casing adalah kegiatan memasukan pipa kedalam
sumur untuk mempertahankan dimensi lubang/ dinding sumur.
2.35 Pembangkit listrik dan distribusinya adalah peralatan yang terdiri dari mesin,
generator, SCR / VFD System, transmisi, dll
2.36 Pemboran adalah kegiatan membor sumur di darat atau lepas pantai hingga
mencapai kedalaman tertentu dengan tujuan untuk menemukan reservoir
minyak dan atau gas bumi dengan menggunakan Instalasi pemboran / drilling rig
dan memproduksikannya melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian.
2.37 Pemboran Laut Dalam adalah kegiatan membor sumur di lepas pantai dengan
kedalaman laut melebihi 500 meter hingga mencapai kedalaman tertentu untuk
menemukan reservoir minyak dan gas bumi dan memproduksikannya dengan
menggunakan instalasi Pemboran / drilling rig yang didesain khusus mulai dari
tahapan perencanaan hingga pelaksanaan dan penyelesaian. Sedangkan
Pemboran Laut Ultra Dalam didefinisikan apabila kedalaman lautnya melebihi
1500 meter.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 10 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari811081811darida999
2.38 Penyemenan sumbat atau cement plug adalah kegiatan menutup dan/atau
998199819819999999
mengisolasi suatu lapisan dalam rangka pindah ke lapisan lain, menyediakan
suatu bantalan sumbat untuk tujuan side track, menutup sumur untuk
ditinggalkan, baik permanen maupun sementara dan untuk mengatasi kondisi
hilang lumpur.
2.39 Peralatan handling adalah peralatan yang terdiri dari: elevator, slip, link, lifting
Sub, tong, Pipe spinner, Clamp / penjepit , Bit breaker, Iron Roughneck.
2.40 Peralatan komplesi adalah peralatan yang digunakan sebagai sarana untuk
memproduksikan sumur yang terdiri dari: production casing, tubing, blast joint,
packer, gas lift, sliding sleeve, marker, screen, grapple pack, selective dan no go
nipple, cross over pipe connection, pump, subsurface savety valve, dll.
2.41 Peralatan pancing adalah peralatan yang digunakan dalam usaha untuk /
memancing peralatan yang tertinggal didalam sumur. Peralatan pancing tersebut
antara lain: overshot, taper tap, die collar, spear, junk sub, junk catcher/basket,
magnet, impression block.
2.42 Peralatan pemutar adalah peralatan yang terdiri dari: rotary table, kelly bushing,
kelly atau top drive system, down hole motor, power swivel.
2.43 Peralatan pendukung lainnya antara lain water tank, diesel tank, compressor,
tool house, pipe rack, tool box, centrifugal pump, ballast tank, ballast pump,
water treatment, sewage treatment,hydraulic power unit dll.
2.44 Peralatan pengendali tekanan adalah peralatan yang terdiri dari: Diverter,
Annular type BOP, RAM type BOP [pipe ram; blind ram, shear ram], Inside BOP,
Hydraulic Controll Remote Valve (HCR), back pressure manifold (choke
manifold) dan accumulator unit.
2.45 Peralatan pengolah/pemisah lumpur dari serbuk bor adalah peralatan yang
terdiri dari: shale shaker, desander, desilter, degasser, mud cleaner, centrifuge,
mud hopper, mud agitator, dan transfer pump. Mud gun
2.46 Peralatan sirkulasi adalah peralatan yang terdiri dari: pompa lumpur, vibrator
hose, high pressure line, stand pipe, rotary hose, swivel, rangkaian pipa
pemboran, pahat, bell nipple, flow line, tangki lumpur, suction line/pipa
penghisap.
2.47 Perforasi adalah kegiatan pelubangan pada pipa selubung, semen dan batuan
formasi dengan cara menembak menggunakan bantuan bahan peledak/
explosive atau dengan operasi jetting fluida khusus.
dddari811181811darida999
2.49 Prasarana adalah dukungan awal terhadap dimulainya998199819819999999
sebuah proyek meliputi
data rona awal lingkungan dan perizinan terkait.
2.51 Rangkaian pemboran adalah kesatuan peralatan atau sebagaian yang terangkai
menjadi satu : drill pipe dan Bottom Hole Assembly/ BHA (HWDP,Drilling jar,
Drill collar, X-over sub, Stabilizer, Mud motor, under reamer, bit, shock absorber
dll).
2.52 Remotely Operated Vehicle (ROV) adalah peralatan penunjang yang bersifat
robotik yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
khusus di bawah laut.
2.53 Rig move adalah memindahkan perangkat Pemboran atau Kerja Ulang dari
suatu lokasi Pemboran atau Kerja Ulang ke lokasi Pemboran atau Kerja Ulang
berikutnya.
2.54 Rotasi adalah pemutaran pahat beserta rangkaian pemboran dengan meja putar
(Rotary Table) atau motor baik motor listrik maupun motor hidraulik (Top Drive/
Down Hole Motor).
2.55 Serbuk bor atau cutting adalah serpihan dan potongan-potongan dari batuan
formasi yang diakibatkan dari proses pemboran.
2.56 Safety Drills adalah latihan keselamatan untuk menguji kesigapan, kecakapan
dan kesiagaan seluruh crew Pemboran dan atau Kerja Ulang dalam menghadapi
dan mengatasi permasalahan yang bersifat darurat, seperti misalnya kebakaran
(Fire Drill), well kick (BOP atau Kick atau Pit Drill), keluarnya gas H2S (H2S
Drill). Untuk operasi lepas pantai, latihan kesiagaan untuk mengatasi keadaan
darurat tsb dikembangkan lagi dengan melakukan Abandonship Drill (latihan
meninggalkan rig atau kapal bila dalam keadaan darurat), Man Overboard Drill
(latihan menolong orang yang tercebur ke laut) dan Oil Spill Drill (latihan
mengatasi tumpahan minyak di laut).
2.57 Shallow gas adalah gas yang berasal dari lapisan dangkal yang umumnya
disebut sebagai gas rawa, sering muncul saat operasi pemboran yang dapat
berpotensi membahayakan operasi pemboran terutama dikarenakan integritas
formasi yang masih lemah pada lapisan dangkal.
2.58 Sirkulasi adalah penyaluran fluida pemboran dari tangki lumpur oleh pompa
lumpur melalui saluran tekanan, stand pipe, Rotary/flexible hose, swivel,
rangkaian pipa pemboran, pahat, nozzle, annulus, BOP, flow line, peralatan
/pemisah lumpur dari serbuk bor dan kembali ke tangki lumpur (close loop/aliran
tertutup).
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 12 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari811281811darida999
2.59 Squeeze cementing adalah penyemenan bertekanan 998199819819999999
dengan tujuan menutup
lubang perforasi pada lapisan tidak produktif, pengisolasian kebocoran pipa
selubung baik karena kerusakan pipa selubung maupun liner lap, dan
memperbaiki bonding cement.
2.61 Termoklin (Thermocline) adalah lapisan yang membagi 2 massa air di perairan
diman lapisan ini merupakan lapisan pembatas antara air yang berada di
permukaan dan yang berada di bawahnya. Pada umumnya lapisan ini memiliki
fluktuasi suhu yang sangat tajam dibandingkan dengan lapisan air lainnya.
2.62 Thruster adalah mesin pendorong pada kapal yang berfungsi untuk menjaga /
mempertahankan dan atau mengarahkan kapal pada posisi dan atau arah
tertentu.
2.63 Top job cementing adalah kegiatan mengisi kekurangan isi semen dalam
annulus teratas.
2.64 Trayek pemboran adalah tahapan proses pembuatan lubang sumur pada selang
kedalaman dengan diameter tertentu.
2.65 Trip Sheet adalah formulir isian yang dipakai sebagai panduan perhitungan
volume lumpur dalam pelaksanaan cabut dan masuk rangkaian pemboran/kerja
ulang (trip) ke dalam sumur .
2.66 Uji kandungan lapisan adalah pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan uji
khusus yang dimasukkan ke dalam lubang sumur untuk melakukan pengukuran
karakteristik reservoir (seperti, tekanan, temperatur), total volume produksi, dan
waktu pencapaian tekanan tertinggi dan terendah saat fluida dialirkan.
2.67 Uji LC50 – 96 jam (Lethal Concentration 50% selama 96 jam) adalah pengujian
terhadap bahan kimia cair dengan perhitungan konsentrasi tertentu yang dapat
menyebabkan kematian 50% hewan uji yang dijadikan percobaan dalam waktu
selama 96 jam
2.69 Umbilical adalah kabel komposit yang dipergunakan di operasi dan industri
minyak dan gas bumi di lepas pantai untuk menghubungkan berbagai elemen di
subsea wellhead dan Xmas Tree dengan fasilitas produksi, dan dipergunakan
juga untuk kegiatan well inintervention serta kegiatan konstruksi lainnya.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 13 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari811381811darida999
2.70 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
998199819819999999
Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab usaha/KKKS dan/atau
kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL).
2.72 Well Barrier adalah sistem pencegahan – baik secara mekanikal (packer,
cement plug, bridge plug, lubricator, dsb) maupun menggunakan fluida (lumpur,
completion fluid, dsb) atau kombinasi dari keduanya – untuk menghalangi aliran
fluida dari sistem sumur ke lingkungan di luarnya atau aliran fluida antar lapisan
di struktur bawah tanah yang tak terkontrol.
2.73 Well control adalah proses pengendalian sumur yang mengalami kick dengan
metoda tertentu (driller, weight and wait, concurrent ataupun volumetric).
2.74 Well Integrity adalah penerapan solusi baik secara teknikal maupun operasional
untuk mencegah atau setidaknya mengurangi resiko bocornya fluida formasi
yang tak terkontrol dari sistem sumur selama berlangsungnya masa produksi
dari sumur tsb.
2.75 Well Intervention adalah semua kegiatan operasi atau pekerjaan yang dilakukan
pada sumur minyak dan atau gas dengan maksud untuk mempertahankan atau
meningkatkan produksi minyak dan atau gas, dengan menggunakan workover
rig, snubbing unit, pompa, slickline dan atau coil tubing, yang dapat dibedakan
dalam 2 jenis kegiatan, yaitu Workover dan Well Service.
2.76 Well Service atau Kegiatan Perawatan Sumur adalah kegiatan perawatan atau
perbaikan ringan pada sumur minyak dan atau gas yang sudah ada untuk
mempertahankan atau meningkatkan produksi dari lapisan yang sama dengan
tujuan untuk meningkatkan produksi minyak dan atau gas, yang biasanya
melibatkan pembersihan lobang sumur dari endapan, pasir atau kotoran lainnya,
pergantian pompa, gas lift valves, packers, tubing dan atau stimulasi
(pengasaman / acidizing), dsb.
2.77 Workover atau Kegiatan Kerja Ulang adalah kegiatan pindah, perbaikan dan
atau tambah lapisan pada sumur yang sudah ada baik menggunakan
menara/rig ataupun peralatan lain dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
minyak dan atau gas atau mengaktifkan kembali sumur yang mengalami
masalah-masalah yang terkait dengan produksi.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 14 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari811481811darida999
3.4 Memberikan rekomendasi atas penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dan
pendayagunaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berkaitan dengan kegiatan
dan operasi pemboran dankerja ulang.
3.7 Berkoordinasi dengan fungsi terkait dalam penanganan kecelakaan kerja pada
operasi pemboran dankerja ulang.
dddari811581811darida999
BAB II 998199819819999999
PERSIAPAN PEMBORAN DAN KERJA ULANG
1 Kualifikasi Personil
1.1 Semua pekerja teknik khusus Rig Pemboran dan Kerja Ulang wajib memiliki
sertifikat khusus Pemboran sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
241/MEN/V/2007, Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi
N0.07P/075/MPE/1991 dan Peraturan Direktorat Jendral Migas
No.017P/123/D.DJM/1989 berikut perubahan-perubahannya.
Rig Superintendent /
DS III DS II DS I
Drilling Supervisor
1.2 Semua pekerja lepas pantai wajib memiliki sertifikat Sea Survival sesuai dengan
peraturan International Maritime Organization (IMO) dan juga memiliki sertifikat
HUET bila menggunakan transportasi helikopter.
1.5 Pada lokasi yang memilik potensi gas berbahaya, agar mengetahui cara
menggunakan alat bantu pernapasan.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 16 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari811681811darida999
2 Administrasi Persiapan Pemboran dan Kerja Ulang 998199819819999999
2.1 Laporan harian Pemboran dan Kerja Ulang sesuai dengan format IADC atau
yang setara.
2.2 Pencatatan jam kerja mesin dan peralatan Pemboran dan Kerja Ulang yang
nyata.
2.3 Pencatatan penerimaan dan pemakaian bahan bakar serta pelumas mesin.
2.4 Laporan hasil pemeriksaan berkala terhadap peralatan Pemboran dan Kerja
Ulang.
2.5 Pencatatan penerimaan dan pemakaian terhadap material Pemboran dan Kerja
Ulang habis pakai maupun peralatan.
2.6 Laporan barang sisa pakai, baik dari sumur maupun gudang. termasuk
pengelolaan sampah maupun limbah B3/ oli bekas
2.7 Pencatatan perhitungan tonmile drilling line untuk rig Pemboran dan Kerja
Ulang.
2.8 Pencatatan sketsa dan ukuran dari BHA dan pipa selubung yang akan masuk
kedalam lubang bor.
2.10 Adanya sistem Izin Kerja (Permit To Work) dan Analisa Keselamatan Kerja (Job
Safety Analysis)
3 Perizinan
Perizinan yang harus diperoleh sebelum operasi Pemboran dan Kerja Ulang
dilaksanakan, termasuk antara lain adalah:
dddari811781811darida999
998199819819999999
Pemboran Kerja Ulang
No Jenis Izin
Lepas Lepas
Darat Darat
Pantai Pantai
dddari811881811darida999
998199819819999999
Pemboran Kerja Ulang
No Jenis Izin
Lepas Lepas
Darat Darat
Pantai Pantai
4 Sosialisasi
5 Inspeksi
dddari811981811darida999
5.3 Pada saat KKKS menyampaikan surat pemberitahuan tajak sumur, jika
dipandang perlu SKK MIGAS akan melakukan fungsi pengawasan pengendalian
meliputi antara lain pemeriksaan terhadap kesiapan operasi dan kesesuaian
peralatan. Hasil temuan harus ditindaklanjuti oleh KKKS.
5.4 Berita acara hasil pemeriksaan pada butir 5.3 wajib ditindaklanjuti oleh KKKS
dan dilaporkan kepada SKK MIGAS.
5.5 Terkait resiko operasi dan keadaan bahaya, dalam keadaan memaksa untuk
penyelesaiannya akan mengacu pada UU No. 22 tahun 2001 pasal 40 ayat 1 – 3
dan PTK No. 048 / 2012 tentang Managemen Krisis.
6.1 Akses masuk ke lokasi Pemboran dan Kerja Ulang harus mempertimbangkan
aspek keselamatan, teknis dan ekonomis dalam rangka transportasi perangkat
Pemboran dan Kerja Ulang beserta peralatan dan material penunjangnya baik
melalui daratan maupun menyebrang sungai, laut, dan udara.
6.2 Lahan yang diperlukan oleh sebuah Drilling Rig harus dapat menampung
kelengkapan alat yang diperlukan (sesuai lay out rig / foot print) termasuk area
penampungan bahan bakar, bahan peledak serta penampungan sementara
untuk pengolahan limbah cair dan padat sesuai peraturan yang berlaku tapi tidak
harus termasuk camp untuk rig crew.
6.3 Pada saat operasi pemboran darat, radius minimum 100 meter diukur dari
kepala sumur harus bebas dari kegiatan umum dimana sumber nyala, gas
beracun atau sumber-sumber bahaya lain dapat timbul mengacu kepada SNI
No. 13-6910-2002.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 20 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812081811darida999
6.4 Untuk operasi pemboran lepas pantai, daerah terbatas 998199819819999999
terlarang 500 meter dari
titik kepala sumur.
6.5 Lahan untuk flaring harus disediakan sesuai kebutuhan dan termasuk didalam
lay out sebuah Rig sesuai dengan SNI No. 13-6910-2002. Sistem pengendalian
seperti ini diperlukan untuk mematikan sumur jika terjadi over balance tekanan
reservoir yang menyebabkan mengalirnya influx kedalam lubang sumur.
a. Sumur darat, lokasi flare pit dan ujung flare harus sesuai dengan SIN
Nomor:13-6910-2002.
b. Lepas pantai, ujung flare harus dibatasi oleh daerah bahaya berjarak 250
meter dan 500 meter untuk daerah aman pelayaran.
c. Penempatan titik bakar (flare) harus mempertimbangkan arah angin rata-rata
sepanjang tahun dan arah radiasi panas flare menjauhi instalasi Rig. pada
operasi Pemboran dan Kerja Ulang darat jarak minimum lokasi titik bakar
dari kepala sumur adalah sebanding dengan 1.5 kali dari tinggi menara.
6.6 Penempatan flare harus berlawanan dengan jalan masuk, agar personnel dan
instalasi dapat diselamatkan saat terjadi blow out.
6.7 Apabila dekat dengan kawasan pemukiman penduduk / pabrik / fasilitas umum
agar mengikuti peraturan tentang pengelolaan lingkungan hidup yang berlaku,
antara lain:
a. Tingkat kebisingan, sesuai Kep-48/MenLH/11/1996
b. Getaran, sesuai Kep-49/MenLH/11/1996
c. Gas beracun/tingkat kebauan, sesuai PerMen LH No. 13 Tahun 2009
d. Mud pit harus dirancang sesuai PerMen ESDM No.45 Tahun 2006.
e. Bagian ujung flare dilengkapi dengan burner dan memenuhi baku mutu
opasitas (kepekatan asap) < 40% pada kondisi normal sesuai peraturan
KepMenLH No. 129 Tahun 2003
6.8 Harus diperhatikan bahwa kebutuhan air dapat terpenuhi baik untuk operasi
Pemboran dan Kerja Ulang maupun kebutuhan air bersih.
6.9 Untuk Lokasi darat, harus dipastikan bahwa tanah yang sudah dipadatkan atau
dipasang tiang pancang harus dapat menahan beban-beban yang ada
diatasnya.
6.10 Untuk lokasi lepas pantai harus dilengkapi dengan data meteorology,
bathymetry, soil investigation (untuk tapak Jack Up) dan oceanografi tentang
lokasi Pemboran dan Kerja Ulang. Unit lepas pantai harus memiliki stabilitas
yang memadai untuk operasi Pemboran dan Kerja Ulang.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 21 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812181811darida999
7.1 Shallow Gas, over pressure dan potensi gas berbahaya diperkirakan antara lain
berdasarkan :
Data seismic dan geologi
High resolution survey, termasuk dari hasil analisa Shallow Hazard survey.
Dari data sumur terdekat (offset wells data)
Dari data lapangan berproduksi dimana shallow gas hazard yang awalnya
tidak ada, namun bisa muncul di lapisan atas karena “charging up” dari
lapisan di bawahnya (umumnya lapisan gas) akibat cement bond yang
kurang baik pada penyemenan di sumur-sumur sebelumnya di lapangan tsb.
Dari hasil geohazard survey dan kajian bawah tanah, termasuk dari hasil
analisa “pilot well” pada Pemboran Laut Dalam.
7.2 Untuk operasi lepas pantai, pelaksanaan survai geologi dilakukan pada saat
instalasi belum dipasang, sehingga data yang diperoleh dapat dipergunakan
untuk kepentingan beban instalasi platform secara keseluruhan, maupun
keperluan pengembangan lapangan saat pemboran.
7.3 Jika data geological hazard menunjukkan adanya shallow gas, maka untuk
operasi rig darat dan lepas pantai perlu prosedur khusus seperti tertuang pada
Bab IV.2.2 “Pelaksanaan Pemboran” di Buku Panduan ini.
7.4 Khusus untuk Pemboran Laut Dalam, pemboran “pilot well” perlu
dipertimbangkan untuk bisa mengetahui secara lebih detail ada atau tidaknya
potensi shallow gas dan atau geo hazard lainnya sebelum membor sumur yang
direncanakan.
dddari812281811darida999
Drilling hazard dan antisipasi masalah pemboran yang diprediksi
998199819819999999
Well Schematic
Drilling Prognosis
Target reservoir yang menjadi sasaran utama dan tambahan.
Urutan kerja.
Skematik BOP stack dan Choke Manifold
Mud program beserta sertifikat API dan MSDS untuk setiap chemical yang
akan dipakai, termasuk program dan mud chemical khusus untuk sumur-
sumur yang bersifat HT-HP (High Temperature > 150 deg C dan High
Pressure > 10,000 psi)
Bit & Hydraulic Program
BHA program
Mud Logging/Logging/coring program
Casing program
Cementing program
Untuk Pemboran lepas pantai yang menggunakan mooring system study
perlu menyertakan skematik pola penempatan pola jangkar (anchors
patern) dan mooring yang menyatakan posisi dan rig heading relative
teradap arah arus dan angin.
Emergency Response Plan (ERP); khusus untuk Pemboran Laut Dalam,
ERP wajib menyertakan Relief Well Design sebagai bagian dari Program
Pemboran.
Prosedur Well control
Completion program untuk program pengembangan
Mengingat biaya dan resiko tinggi untuk Pemboran Laut Dalam, perlu
dipertimbangkan penggunaan drilling rig dengan spesifikasi teknis khusus,
misalnya Dynamic Position System (DPS), Remotely Operated Vehicle
(ROV), Dual Activity Features, dsb.
Daftar pekerja yang berwenang di Rig / Struktur Organisasi
Sistem, format dan alur pelaporan.
Baik program pemboran maupun kerja ulang harus disiapkan, dikaji dan
disetujui pihak terkait yang bertanggung jawab sebelum pelaksanaan.
Program-program tersebut harus disosialisasikan dan dipahami oleh semua
pihak pelaksana.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 23 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812381811darida999
998199819819999999
8.1 Rincian Biaya Sumur Pemboran dan Kerja Ulang
Rincian biaya sumur Pemboran dan Kerja Ulang sudah mengikuti standard
akuntansi MIGAS Indonesia yang tertuang dalam budget schedule AFE-19 dan
20.
dddari812481811darida999
BAB III 998199819819999999
PINDAH, PASANG UNIT PEMBORAN DAN UNIT KERJA ULANG
1 Tujuan
Adalah memindahkan unit Pemboran dan Kerja Ulang dari satu lokasi ke lokasi
yang lain dan memasang unit Pemboran dan Kerja Ulang sampai siap kerja.
2.1 Untuk pemindahan unit Pemboran dan Kerja Ulang (rig move)
a. Periksa jalur transportasi dan siapkan journey management plan
berdasarkan hazard identification dan rencana mitigasi resiko (risk mitigation
plan) nya
b. Hazards bisa berupa tikungan, tanjakan, turunan, kondisi jalan, kapasitas
dan ukuran jembatan, kabel listrik / telepon, dahan/ ranting pohon diatas
jalan, “pasar tumpah” di jalan-jalan desa pada jam-jam tertentu, dsb.
c. Untuk rig move di lepas pantai, hazards bisa diketahui berdasarkan seabed /
bottom walk dan atau shallow hazard survey. Hazards tsb bisa berupa pipa
dan atau kabel bawah laut, kawah / crater, spud can holes dari jack up rig
sebelumnya, metal debris, dsb.
d. Untuk jack up rig, lakukan leg penetration anaylisis
e. Periksa jumlah dan kondisi peralatan pengangkut yang sesuai
f. Periksa volume dan beban peralatan yang akan diangkut
g. Periksa kondisi lokasi Pemboran dan Kerja Ulang
h. Lakukan pre-job safety meeting.
i. Persiapkan alat komunikasi
j. Perhatikan keadaan cuaca
k. Untuk memindahkan peralatan dengan helikopter, batasan pembebanan
yang diizinkan sesuai kemampuan daya angkutnya.
dddari812581811darida999
c. Ramalan Cuaca dari BMKG 998199819819999999
d. Pola pemasangan jangkar
e. Data Metocean (arus, angin, pasang surut, gelombang, dsb).
f. Untuk cluster/platform yang sedang berproduksi, lakukan SIMOP
(simultaneous operations) yang mempertimbangkan penilaian resiko dan
rencana mitigasinya.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 26 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812681811darida999
BAB IV 998199819819999999
OPERASI PEMBORAN
1.2 Pastikan material pemboran telah memadai, pastikan juga ketersediaan suku
cadang yang kritikal terhadap peralatan utama memadai sesuai dengan program
pemboran.
1.3 Set jarak aman pada posisi traveling block minimum 2 meter dibawah crown
block dan pastikan weight indicator dan auxillary brake bekerja dengan baik.
1.4 Lakukan uji fungsi dan endurance test terhadap power, circulating, hoisting dan
rotating system serta peralatan pihak ketiga diluar paket rig.
1.5 Setiap personil telah mengerti pekerjaan yang sedang dan akan dilakukan
sesuai dengan program kerja sumur, terutama menyangkut bahaya dan resiko
dari pekerjaan tersebut.
1.6 Personil harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Khusus untuk
kesehatan jasmani agar merujuk pada hasil pemeriksaan dokter.
1.7 Pastikan tersedianya peralatan keselamatan / safety yang memadai dan siap
pakai untuk mengantisipasi kondisi terburuk yang mungkin terjadi selama
operasi pemboran (APD, APAR, dan sebagainya)
1.8 Lakukan verifikasi dan pencatatan agar dilakukan terhadap koordinat dan
kemiringan dari sumur yang akan di bor.
1.9 Lakukan verifikasi material pemboran harus tersedia di lokasi sesuai tata waktu
yang direncanakan dan dalam jumlah yang memadai.
1.10 Formulir Direktorat Jenderal Migas (DMGB) Safety Check List sudah diisi sesuai
dengan kondisi lapangan, dan drilling rig diinspeksi bersama oleh kontraktor
pemboran dan KKKS dan selanjutnya disetujui oleh Kepala Teknik Tambang/
Kepala Penyelidik atau wakilnya.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 27 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812781811darida999
1.12 Pastikan adanya program penanganan limbah pemboran dan material buangan
lainnya sesuai dengan PerMen ESDM No.45 Tahun 2006 dan semua material
dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS).
2 Pelaksanaan Pemboran
Hal-hal yang dilakukan pada saat pemboran konvensional:
2.1 Lakukan uji coba sirkulasi dan surface test pada down hole equipment (mud
motor, LWD / MWD, dll) apabila dipergunakan.
2.2 Bagi sumur yang hampir dipastikan keberadaan gas / hydrocarbon dekat
permukaan (Shallow Gas / Hydrocarbon Existence), hal-hal berikut ini perlu
untuk diperhatikan:
a. Menggunakan diverter mengacu pada API RP-64
b. Menyiapkan kill mud weight di reserve pits yang siap digunakan sewaktu-
waktu di saat keadaan darurat.
c. Menyediakan jumlah bulk materials (barite, bentonite, semen) dan sumber
air yang cukup di lokasi Pemboran.
d. Penajakan agar dilakukan dengan “Pilot Hole” dengan diameter kecil yang
disarankan tidak melebihi ukuran 12-1/4”.
e. Menggunakan Bit Nozzle yang cukup besar atau Open Nozzle agar dapat
mengoptimalkan debit pemompaan lumpur pada saat proses killing well.
f. Untuk operasi Pemboran lepas pantai yang menggunakan floaters (drillship
atau semi submersible) bisa dipertimbangkan untuk menggunakan cara
riserless drilling selama memenuhi standard keselamatan kerja (evakuasi
dalam kondisi darurat) dan lingkungan hidup.
g. Untuk operasi Pemboran lepas pantai yang jack-up rig bisa dipertimbangkan
untuk menggunakan cara “soft pin leg penetration” selama memenuhi
standard keselamatan kerja (untuk segera menaikkan kaki rig dan
melakukan evakuasi dalam kondisi darurat) dan lingkungan hidup
h. Lakukan shallow gas kick drill untuk semua crew.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 28 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812881811darida999
2.3 Lakukan Slow Pump Rate (SPR) untuk setiap pompa lumpur dan catat pada kill
998199819819999999
sheet :
a. Setelah BOP dipasang dan sebelum melakukan pemboran trayek baru
(intermediate hole section dan seterusnya).
b. Setiap perubahan berat lumpur sebesar 1 ppg,
c. Setiap perubahan bottom hole assembly maupun pahat.
d. Setiap penambahan kedalaman, minimum setiap 500ft pada lubang besar
dipermukaan dan 300ft untuk lubang yang lebih kecil (≤12 ¼ Inch).
2.4 Lakukan uji ketahanan lapisan (leak off test (LOT)/formation integrity test (FIT))
setelah pemboran casing shoe dan menembus formasi baru. Pastikan pressure
gauge pada cementing unit sebagai acuan.
2.5 Hitung kick tolerance setelah dilaksanakan FIT/LOT dan setiap perubahan berat
lumpur untuk menentukan maksimum kedalaman pemasangan pipa selubung
berikutnya.
2.6 Monitor kondisi pore pressure dan fracture gradient dari formasi yang ditembus
dengan analisa serbuk bor dan parameter pemboran dari mud logging.
2.7 Lakukan optimasi hidrolika dan fluida pemboran untuk memberikan pengaruh
positif selama pemboran berlangsung. (Rate of Penetration/ ROP, Hole
Cleaning, Hole stability dll)
2.9 Jaga mud properties sesuai dengan drilling program dan atau kondisi aktual
sumur, periksa serta laporkan secara berkala.
2.11 Lakukan Abandon Ship Drill secara berkala untuk operasi lepas pantai.
2.12 Lakukan H2S drill untuk sumur-sumur yang diperkirakan mengandung H2S
minimal setiap memulai pemboran lubang baru dan sebelum penetrasi kedalam
lapisan yang diperkirakan mengandung H2S (limestone / carbonate).
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 29 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari812981811darida999
2.13 Untuk pemboran lubang lurus, lakukan survai kemiringan lubang sesuai dengan
998199819819999999
program pemboran.
2.14 Geser dan Potong Kabel Pemboran (Drilling Line) sesuai dengan perhitungan
ton mile.
dddari813081811darida999
Pengawasan dan pengisian Trip Sheet agar dilakukan untuk seluruh
998199819819999999
proses pencabutan rangkaian pipa sampai pahat mencapai permukaan
Apabila terjadi aliran dari formasi, upayakan masuk rangkaian kembali ke
dasar sumur (Lakukan dengan Strip In bila diperlukan) dan lakukan
sirkulasi kondisi lumpur untuk menghentikan aliran.
b. Masuk Rangkaian Pipa Bor
Kecepatan masuk maksimum diusahakan menghindari terjadinya surge
effect.
Catat dan bandingkan jumlah lumpur yang keluar dengan rangkaian pipa
yang masuk. Bila terjadi perbedaan, amati permukaan annulus. Jika
terjadi loss, jaga ketinggian fluida agar tetap di permukaan annulus.
Lakukan pengisian rangkaian pipa bor setiap menyambung minimal 3
stand saat menggunakan DP Float.
Hindari kemungkinan duduknya rangkaian secara berlebihan. Jika perlu,
lakukan sirkulasi /dan reaming. Amati selalu parameter pemboran (Hook
Load dan Torsi).
Lakukan break circulation ± 10 m di atas casing shoe. Hindari break
circulation pada lubang terbuka, kecuali pada saat rangkaian mengalami
hambatan.
c. Pengintian / Coring
Perlu kehati-hatian ketika pahat inti mulai menembus lapisan yang
mengandung gas
Perencanaan panjang rangkaian core barrel disesuaikan dengan panjang
interval formasi yang akan di ambil sebagai sample
Kondisi dasar lubang bor harus bersih
Masuk rangkaian coring dan setelah sampai di dasar lakukan sirkulasi
minimal 1 x bottom up
Dropped ball / bola coring dan yakinkan bola telah duduk pada ball seat
Lakukan coring dengan parameter yang sesuai dengan manual
instruction dari manufacture.
Selama cabut rangkaian coring secara perlahan sampai permukaan, tidak
boleh memutar rangkaian.
Pengambilan hasil coring / core sample dipermukaan dilakukan dengan
cara hati-hati sesuai dengan manual instruction dari manufacture.
Setelah coring selesai dan pemboran akan dilanjutkan kembali, pada saat
memasukan rangkaian pahat pemboran lakukan reaming saat rangkaian
melewati coring section. Gunakan high rotation dengan minimum WOB
dan amati torsi untuk mencegah kerusakan pahat.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 31 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813181811darida999
d. Wireline Electric Logging 998199819819999999
Persiapan
i. Lakukan Short Trip dari dasar ke Casing Shoe dan kembali ke dasar.
Lakukan sirkulasi sampai lubang bersih. Kecuali lubang sumur sudah
dalam kondisi bersih.
ii. Pastikan tidak ada indikasi swab sedikitpun saat pencabutan
rangkaian pahat kepermukaan (amati trip sheet dengan cermat).
Apabila ada indikasi swab, turunkan rangkaian pahat kembali ke dasar
sumur, ulangi sirkulasi sampai sumur dipastikan bersih dari
kemungkinan influx (minimal 1 x bottoms up) sebelum rangkaian pahat
dicabut kembali.
iii. Selama kegiatan wire line logging harus ada pemantauan yang terus
menerus terhadap penambahan atau kehilangan cairan pemboran
dalam sumur.
Pastikan prosedur keselamatan terkait dengan penanganan radioaktif
dibuat, disosialisasi dan ditaati.
Pelaksanaan Electric Logging
i. Lakukan Pre Job Safety Meeting sebelum melakukan pekerjaan
logging.
ii. Pasang lubricator dan wireline BOP jika diperlukan sesuai dengan
kondisi sumur.
iii. Masukkan rangkaian logging tools.
iv. Selama pekerjaan logging berlangsung, kondisi permukaan lumpur di
dalam lubang bor harus selalu diamati dan dipastikan dalam keadaan
penuh.
2.16 Untuk operasi pemboran dengan menggunakan teknologi tahap lanjut [seperti:
underbalance, casing drilling, mud cap] mengacu kepada masing-masing
program yang telah disiapkan.
2.17 Untuk menjaga keselamatan diatas lantai bor, kebersihan lantai agar selalu
dilakukan sebelum kegiatan dimulai (house keeping).
3.1 Untuk pemboran laut dalam agar lebih diberikan perhatian sebagai berikut :
Teknologi baru dan khusus
Produksi gas beracun
Memantau tekanan pada casing annulus
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 32 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813281811darida999
998199819819999999
Perhatian khusus agar diberikan pada kondisi selisih berat lumpur dengan
ekuivalen berat lumpur dari Leak Off Test.
Kemungkinan untuk ketersediaan alternatif rig dengan kapasitas yang
sama untuk mengantisipasi perlunya relief wells dalam rangka ERP
Penanganan gas pada riser
Maximum Anticipated Allowable Surface Pressure pada kondisi laut dalam
Cara-cara mengatasi bila terjadi masalah hydrates, misalnya dengan injeksi
glycol atau methanol, dsb.
Cara-cara mengatasi bila terjadi Shallow Water Flow (SWF) dan Shallow
Gas Flow (SGF)
Efek perubahan temperatur terutama terhadap pembekuan lumpur dan
juga pada berat jenis dan rheology lumpur
Riser Margin
Untuk setiap perencanaan kegiatan pemboran harus dilengkapi dengan
blow out scenario description lengkap dengan relief well design nya,
informasi mengenai tumpahan minyak termasuk perhitungan untuk
mengatasi kemungkinan situasi terburuk (mengacu pada Notice To Lease
No. 2008-G04) dan memastikan tersedianya peralatan penanggulangan
tumpahan minyak akibat proses pekerjaan pemboran sesuai dengan Oil
Spill Contingency Plan tentang Penanggulangan Tumpahan Minyak
dengan mengacu pada PTK No. 005 / 2011.
Kemungkinan situasi terburuk dapat diakibatkan oleh cuaca, kondisi arus,
bathymetry, rig positioning, perbedaan tekanan hidrostatik antara kondisi
laut dan lumpur dalam riser. Hal-hal teknis detail tetap mengacu pada PTK
No.005 / 2012 tentang Manajemen Krisis dan Rencana Tanggap Darurat
(ERP)
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 33 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813381811darida999
BAB V 998199819819999999
PIPA SELUBUNG / CASING DAN PENYEMENAN
1.1 Pastikan casing harus sudah berada di lokasi dalam keadaan masih terpasang
pelindung ulir (casing thread protector) sebelum pemboran mencapai kedalaman
akhir dari trayek (hole section) yang sedang dibor (casing setting depth).
Pastikan juga bahwa casing yang ada di lokasi sesuai dengan grade dan berat
yang direncanakan dalam Casing Program.
1.2 Susun casing pada rak pipa sesuai urutan rencana masuk kedalam sumur,
dibersihkan, diperiksa kondisi thread dan body, pasang kembali thread protector
yang mudah di buka, periksa serta diberi nomor urut.
1.3 Ukur panjang casing pada setiap susun / baris yang ada pada rak pipa dan atur
urutan pipa sesuai dengan Casing Program dan catat pada casing tally.
1.4 Lakukan sablon atau drift yang diameternya sesuai dengan standar API-5CT
pada casing.
1.5 Pastikan casing accessories (shoe, float collar, centralizer, stop rings, dsb)
tersedia lengkap sesuai Casing Program dan dalam kondisi siap pakai.
1.6 Pasang float shoe dan float collar dengan menggunakan thread-lock sesuai
dengan Casing Program.
1.7 Jika penyemenan casing nantinya akan menggunakan stinger, pastikan ukuran
dan jenis stinger sesuai dengan float shoe yang akan dipasang.
1.8 Jika penyemenan casing nantinya akan menggunakan circulating swedge dan/
atau circulating head pastikan thread sesuai dengan casing yang akan dipakai.
1.9 Pastikan Top Pipe Ram diganti dengan casing ram yang sesuai dengan ukuran
casing yang akan dipasang.
dddari813481811darida999
Konfirmasikan dengan Liner Hanger Engineer dan998199819819999999
komunikasikan dengan
pihak terkait (cementer, mud logger, mud engineer, driller, dsb.) serta kaji
ulang prosedur pemasangan liner.
2.2 Amankan sumur dari barang yang mungkin jatuh kedalam lubang sumur.
2.3 Naikkan casing pertama yang telah dipasangi float shoe dengan hati–hati serta
hindarkan dari benturan. Lakukan uji fungsi pada float shoe dan float collar.
2.4 Masukkan casing secara perlahan dan hati-hati serta jangan lupa pasang
centralizer sesuai Casing Program.
2.5 Pastikan besaran torsi ikatan / make up torque di setiap sambungan casing
sesuai dengan rekomendasi jenis casing yang digunakan.
2.6 Isi casing dengan lumpur secara periodik kecuali jika menggunakan auto fill
shoe.
2.7 Awasi selalu aliran balik lumpur melalui annulus agar dapat mengetahui lebih
dini jika terjadi perubahan aliran, mud gain atau mud loss.
2.8 Lakukan break circulation sebelum keluar dari casing shoe trayek sebelumnya.
2.9 Kecepatan masuk casing harus dijaga agar tidak terjadi surge effect.
2.10 Saat memasukkan rangkaian liner hanger agar diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Persiapkan dan pastikan liner accesories sudah siap pakai sesuai dengan
tipe liner hanger yang akan digunakan (dart, wiper plug, setting ball sesuai
dengan spesifikasi teknis, dll).
Pastikan pup joint drill pipe dengan ukuran panjang yang bervariasi, siap di
lokasi guna dapat memposisikan liner hanger pada posisi yang diinginkan.
Pastikan besaran make up torque di setiap sambungan liner sesuai dengan
spesifikasi liner yang digunakan.
Waktu masuk harus hati-hati agar jangan sampai terduduk (premature set)
di tengah jalan.
Pastikan kembali panjang liner yang masuk, setelah hanger disambung
dengan drill pipe, sudah sesuai dengan rencana dalam perhitungan dan
lakukan uji sirkulasi / establish circulation.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 35 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813581811darida999
998199819819999999
Catat berat rangkaian (pick-up weight, slack-off weight dan rotating torque
untuk rotating liner) liner sesuai dengan spesifikasi teknis.
Lakukan break sirkulasi sebelum keluar dari casing shoe trayek
sebelumnya.
Isi penuh DP + liner dengan lumpur, pasang cementing head.
2.12 Pada Pemboran Laut Dalam perlu diperhatikan hal-hal khusus sebagai berikut:
a. Untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan tekanan (trapped pressure) di
annulus pada fase produksi akibat meningkatnya suhu, perlu
dipertimbangkan untuk memasang burst disc di titik tertentu atau gunakan
casing dengan kekuatan (grade & thickness) yang lebih tinggi.
b. Karena tingginya factor uncertainty di Pemboran Laut Dalam, konsep multi
casing strings pada well design perlu dipertimbangkan untuk
mengantisipasi protective casing string sebagai contingency plan pada saat
diperlukan.
c. Pada kondisi Pemboran tanpa riser (riserless drilling), design factor untuk
conductor casing (dimension and strength dari casing tsb seperti bending,
fatigue, collapse and burst rating nya) dan running procedure-nya beserta
riser harus memperhitungkan beban ekstra berdasarkan kuat arus, berat
riser, BOP dan subsea wellhead untuk tetap mendapatkan well integrity yang
diperlukan.
3 Penyemenan
3.1 Persiapan
a. Lakukan Pre Job Safety Meeting sebelum melakukan pekerjaan
penyemenan casing/ liner.
b. Pastikan uji bubur semen atau cement slurry di laboratorium termasuk waktu
pengerasan sudah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan contoh air
dan cement additive yang akan digunakan pada sumur pemboran.
c. Lakukan simulasi penyemenan untuk memaksimalkan hasil penyemenan
dengan mempertimbangkan segala kemungkinan termasuk hilang semen
saat pemompaan.
d. Pastikan semua pipa saluran tekan penyemenan harus di ikat / dijangkar
untuk menahan getaran dan tekanan tinggi saat pelaksanaan penyemenan
e. Bila akan melakukan penyemenan pada surface casing berukuran besar dan
dangkal, pastikan casing diikat pada rig floor / lantai bor agar tidak terangkat.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 36 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813681811darida999
f. Lakukan uji tekan saluran penyemenan dengan air998199819819999999
/ fresh water sampai di
atas tekanan maksimum operasi penyemenan yang diperlukan.
g. Laporan penyemenan termasuk grafik pemompaan wajib dibuat setiap kali
selesai pelaksanaan penyemenan.
dddari813781811darida999
b. Primary Cementing: Dual Stage Cementing 998199819819999999
Pastikan spesifikasi Dual Stage Cementing Collar ( DSCC ) sesuai
dengan program.
Pasang float shoe & float collar seperti tahapan pada Single Stage
Cementing.
Pastikan pemasangan DSCC tidak menggunakan casing tong pada
tempat yang diberi tanda larangan untuk memperkuat ikatan dan gunakan
thread lock.
Apabila menggunakan External Casing Packer (ECP) pastikan proses
setting ECP sudah sesuai dengan manual instruction.
Pastikan Cement Bond Log (CBL) dilakukan untuk uji kualitas
penyemenan
c. Penyemenan Liner
Pastikan surface facilities (Cementing head, Dart / Drill Pipe Plug,
cementing line) untuk penyemenan liner sudah tersedia dan terpasang
dengan baik. Lakukan uji tekan saluran penyemenan dengan air / fresh
water sampai di atas tekanan maksimum operasi penyemenan yang
diperlukan.
Lakukan sirkulasi bersih sebelum pelaksanaan penyemenan
Catat berat rangkaian (pick-up weight dan slack-off weight) sebelum
melepaskan running tool.
Pasang/Set hanger sesuai petunjuk pemasangan liner dan spesifikasi
teknisnya.
Penyemenan dilakukan sesuai dengan petunjuk atau prosedur dari liner
yang digunakan dan program penyemenan.
Pastikan Cement Bond Log (CBL) dilakukan untuk uji kualitas
penyemenan
d. Secondary Cementing: Squeeze cementing
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pelaksanaan squeeze cementing.
i. Data kedalaman perforasi
ii. Spesifikasi teknis casing dan skematik sumur
iii. Fracture gradient batuan / lapisan.
iv. Tekanan squeeze tidak boleh melebihi burst pressure rating dari Casing
v. Lakukan dan catat injection rate sebelum dilakukan squeezing.
vi. Setelah semen dinyatakan kering, lakukan pressure test untuk menguji
hasil squeeze
vii. Hasil squeeze cementing wajib dibuatkan laporan.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 38 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari813881811darida999
e. Penyemenan Sumbat/Cement Plug 998199819819999999
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyemenan sumbat harus sesuai
dengan SNI No.13-6910-2002.
dddari813981811darida999
BAB VI 998199819819999999
PERFORASI DAN UJI KANDUNGAN LAPISAN
1 Perforasi
1.1 Persiapan
a. Periksa tanggal pembuatan bahan peledak, pastikan tidak kadaluarsa.
b. Periksa spesifikasi teknis dan jumlah bahan peledak yang dipasang, apakah
sesuai kondisi formasi (temperatur), ukuran dan jumlahnya dalam Program
Perforasi. Pemeriksaan dilakukan sebelum Detonator dipasang.
c. Periksa Detonator dan primacord yang akan dipasang, apakah sesuai
dengan tekanan dan temperatur sumur.
d. Korelasi kedalaman, sesuaikan dengan data hasil log Casing Collar Locator
(CCL) dan Gamma Ray (GR).
e. Untuk perforasi dengan menggunakan wireline atau “Through Tubing
Perforating Gun (Enerjet)”, pasang dan uji tekan lubricator berikut pressure
containment (Pack-off)nya.
f. Untuk perforasi dengan menggunakan TCP (Tubing Conveyed Perforating) :
g. Pastikan ukuran Pipe Ram sesuai dengan ukuran diameter rangkaian
penghantar TCP Gun.
h. Pastikan semua urutan peralatan dan ukuran dimensi untuk setiap peralatan
tersebut sesuai dengan desain rangkaian dan peralatan terkait (drop bar,
EMR/Electric Memory Recorder gauges, dsb) yang akan
digunakan/dimasukkan.
i. Lakukan uji tekan casing dan liner lap (jika ada) dengan tekanan minimum
sebesar tekanan annulus yang akan digunakan selama pelaksanaan
pengoperasian UKL / TCP-DST
j. Selama memasang detonator hingga masuk ke kedalaman minimum 300ft,
komunikasi radio, telepon dan pengelasan listrik harus dimatikan.
k. Untuk perforasi dengan wireline, pastikan lubang sumur penuh dengan fluida
komplesi sebelum melakukan penembakan / perforasi agar lubang sumur
selalu dalam kondisi overbalance.
l. Untuk perforasi under balance dengan menggunakan TCP gun, lakukan kaji
ulang sebelumnya terhadap prosedur yang mengacu pada spesifikasi
teknisnya (mekanikal drop bar, annulus presure activated dan/atau time
delayed firing system).
m. Pelaksanaan perforasi pertama untuk setiap UKL (Uji Kandungan Lapisan)
harus dilakukan setelah matahari terbit (Ref. SNI No. 13-6910-2002)
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 40 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari814081811darida999
1.2 Pelaksanaan. 998199819819999999
a. Lakukan Pre Job Safety Meeting (PJSM) sebelum melakukan perforasi.
b. Lakukan korelasi dengan menggunakan CCL/GR Logs untuk memastikan
posisi gun tepat pada kedalaman interval yang akan diperforasi yang
disaksikan oleh wakil perusahaan yang berwenang.
Bila perforasi dilakukan dengan Wireline Gun atau dengan Through
Tubing Perforating Gun, korelasi dilakukan dengan menyamakan Gamma
Ray Cased Hole dengan Gamma Ray Open Hole. CCL dapat
ditambahkan sebagai alat bantu untuk penegasan.
Untuk perforasi (underbalance) dengan menggunakan TCP Gun, lakukan
korelasi CCL/GR logs untuk menyamakan kedalaman dari perforating
gun yang tepat dengan interval yang akan diperforasi berdasarkan posisi
marker yang dipasang dengan jarak tertentu di atas gun tersebut.
c. Korelasikan kedalaman perforasi minimal 2 kali untuk meyakinkan posisi
perforasi.
d. Pelaksanaan perforasi dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
dari wakil perusahaan yang ditunjuk.
e. Amati instrument pendeteksi untuk memastikan bahwa bahan peledak sudah
meledak dan Pengawas Rig harus selalu mengamati kondisi lubang sumur.
f. Untuk perforasi dengan mengunakan Wireline Gun, setelah penembakan,
lakukan rekam ulang untuk meyakinkan posisi perforasi.
g. Setelah perforasi overbalance dengan Wireline Gun dilaksanakan, pastikan
lubang sumur selalu penuh dengan fluida komplesi.
Jika terjadi loss, isi lubang
jika terjadi aliran, lakukan:
Tutup lubricator stuffing box
Angkat rangkaian gun sampai semua keluar dari selang perforasi (±
sampai 200 m di atasnya).
Matikan aliran dengan cara Bull heading
h. Cabut rangkaian gun sampai 100 meter di bawah permukaan lalu pastikan
semua sistem komunikasi dimatikan dan semua kegiatan pengelasan
dihentikan / ditunda kemudian cabut rangkaian hingga permukaan.
i. Setelah rangkaian perforating gun dilepas, periksa, hitung dan laporkan
jumlah bahan peledak yang telah meledak.
2 Uji Kandungan Lapisan Dengan Menggunakan Alat Drill Stem Test (DST)
2.1 Perencanaan
a. Pastikan lubang sumur dalam kondisi mati (tidak ada aliran).
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 41 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari814181811darida999
b. Siapkan peralatan DST di permukaan dan pastikan minimum tersedia 2
998199819819999999
mechanical barrier sebagai pengaman (tester valve/ master valve/ sub
surface safety valve/ dll). Pada saat tes produksi dilakukan fluida tidak bisa
dijadikan sebagai barrier.
c. Jika prediksi tekanan reservoir cukup besar, berikan air bantalan sesuai
dengan program dari reservoir engineering.
2.2 Pelaksanaan
a. Pasang flow head, lubricator dan semua peralatan uji alir permukaan
(surface well test equipment).
b. Uji semua peralatan permukaan sampai dengan choke manifold dengan
tekanan sebesar minimum sama dengan besarnya tekanan formasi,
sedangkan peralatan uji alir permukaan setelah choke manifold diuji tekan
(separator, surge tank, heater, test tank, burner, dll) sesuai dengan
spesifikasi masing-masing
c. Lakukan uji alir sesuai dengan program DST.
d. Matikan sumur sesuai program.
e. Untuk initial flow dilakukan pada hari terang sesuai dengan SNI No.13-6910-
2002
dddari814281811darida999
BAB VII 998199819819999999
PENYELESAIAN SUMUR (KOMPLESI)
dddari814381811darida999
d. Catat spesifikasi semua peralatan yang akan masuk998199819819999999
kedalam sumur.
e. Apabila packer akan ditempatkan dibagian open hole, pastikan posisi packer
berada dibagian formasi yang memiliki integritas memadai berdasarkan hasil
evaluasi logging
4 Swabbing
a. Lakukan Pre-Job Safety Meeting (PJSM)
b. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan fluida komplesi dan menarik fluida
formasi masuk kedalam rangkaian komplesi
c. Siapkan peralatan swab antara lain : swab rubber, jar, sinker bar, swivel
joint, rope socket, swab line, oil saver, swab head test, dan lubricator
d. Lakukan uji tekan terhadap rangkaian swab head test dan lubricator, dengan
tekanan minimum sebesar antisipasi tekanan yang mungkin timbul
dipermukaan
e. Swabbing sumur dilakukan secara bertahap dengan maksimum
penambahan kedalaman 500 ft (150 m) di bawah fluid level. Pelaksanaan
swab sesuai dengan SNI No.13-6910-2002
f. Para pekerja dilarang berada di lantai bor untuk menghindari terjadi
kecelakaan
g. Selama pekerjaan swab, petugas Keselamatan Kerja harus siap di lokasi
untuk mendeteksi konsentrasi gas.
dddari814481811darida999
BAB VIII 998199819819999999
OPERASI KHUSUS
1 Pengasaman (Acidizing)
2 Perekahan (Fracturing)
Teknik stimulasi dengan metoda perekahan biasanya dilakukan pada formasi
yang memiliki permeabilitas rendah sehingga meningkatkan kemampuan alir
fluida reservoir ke sumur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Lakukan Pre-Job Safety Meeting (PJSM)
b. Siapkan peralatan fracturing seperti pompa bertekanan tinggi dan lain-lain
c. Lakukan uji laboratorium dan permodelan untuk menentukan teknik
perekahan dan penempatan proppant didalam rekahan.
d. Untuk pelaksanaan operasi perekahan mengacu pada SNI 13-69-10-2002
dan acuan teknis lain yang terkait.
3 Gravel Packing
Teknik stimulasi dengan metoda gravel packing biasanya dilakukan pada
formasi batuan pasir yang unconsolidated (mudah runtuh). Tujuannya adalah
agar butiran pasir yang mudah runtuh tetap tertahan dan tetap ditempatnya
sehingga aliran fluida dari reservoir tidak tersumbat oleh runtuhan pasir ke
dalam sumur.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 45 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari814581811darida999
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 998199819819999999
a. Lakukan Pre-Job Safety Meeting (PJSM)
b. Siapkan peralatan gravel packing seperti pompa, batch mixer dan lain-lain
c. Lakukan uji laboratorium dan permodelan untuk menentukan teknik gravel
packing yang tepat.
d. Untuk pelaksanaan operasi pemasangan gravel packing mengacu pada
acuan teknis yang terkait.
4 Sidetracking
Dalam kondisi tertentu operasi pemboran sidetracking (pembelokan sumur)
diperlukan dengan beberapa alasan yang antara lain :
Pemancingan yang gagal
Mengubah bottom hole target
Untuk tujuan lain seperti pemboran multi lateral well
Metoda yang umumnya dilakukan antara lain :
a. Kondisi Open Hole :
Lakukan Spotting Kick-Off Plug dan dapat dibantu dengan Open Hole
Whipstock
Lanjutkan dengan rangkaian pemboran berarah (directional drilling
assembly)
b. Kondisi Cased Hole :
Pasang whipstock yang dilengkapi dengan packer dan dapat dibantu
dengan cement plug sebagai dudukan whipstock
Lanjutkan dengan rangkaian window mills (kombinasi tapered mill dan
watermelon mill)
Lanjutkan dengan rangkaian pemboran berarah (directional drilling
assembly)
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 46 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari814681811darida999
BAB IX 998199819819999999
KEPALA SUMUR (WELL HEAD DAN X-MAS TREE)
dddari814781811darida999
b. Jika perlu melakukan pemotongan pipa selubung 998199819819999999
lakukan sesuai dengan
standar teknis kepala sumur dan lakukan pengelasan sesuai dengan
standard yang berlaku.
c. Untuk kepala sumur tipe subsea atau compact head pastikan tally pipa yang
akurat agar hanger duduk dengan sempurna pada tempatnya.
d. Lakukan cavity test mengacu pada spesifikasi dari pabrikan dan tidak lebih
dari 70% collapse rating casing yang bersangkutan. Uji tekan pada kepala
sumur dilakukan bersamaan dengan uji tekan BOP sesuai dengan
rekomendasi dari pabrikan kepala sumur.
dddari814881811darida999
BAB X 998199819819999999
PERALATAN PENGENDALI SUMUR (BOP)
1.2 Pastikan koneksi yang sesuai antara well head dan rangkaian BOP, siapkan
adaptor apabila diperlukan
1.3 Pastikan posisi BOP pada arah yang tepat agar memudahkan
pengoperasiannya
1.4 Pastikan BOP dalam kondisi siap pakai, dirawat dan periksa secara rutin (setiap
ada kerusakan harus segera diganti)
1.6 Prakiraan tekanan maksimum agar didasarkan pada antisipasi dengan asumsi
terburuk (worst case assumption) khususnya untuk sumur eksplorasi dimana
kelengkapan dan akurasi data yang ada terbatas.
1.8 Untuk penggunaan pada kondisi Sour Gas (H2S service) agar mengacu pada
ketentuan dalam API RP 53 section 20 (Blow out preventer for hydrogen sulfide
service).
1.9 BOP body termasuk valves dan semua bagian rangkaian well control lainnya
yang mungkin ter-expose H2S agar memenuhi standar NACE 0175.
1.10 Untuk rubber element agar digunakan dari jenis Nitrile yang harus segera diganti
setelah ter-expose dengan H2S.
1.11 Pastikan ketersediaan suku cadang yang memadai (Ring Gasket dengan jenis
yang sesuai, Bolt dan Nut, Seal, Ram Block, Rubber Ram, Packing Element, dll)
dan sesuai dengan API RP 53
1.12 Pastikan penggunaan Diverter sesuai dengan syarat minimum API RP 53 dan
API RP 64
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 49 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari814981811darida999
1.13 998199819819999999
Pastikan kapasitas accumulator sesuai dengan rangkaian BOP mengikuti
persyaratan minimum API RP 53
1.14 Jarak minimum penempatan accumulator unit adalah 15 meter dari kepala
sumur
1.15 Semua modifikasi atau reparasi terhadap peralatan pengendalian sumur harus
memenuhi spesifikasi API RP53 atau SNI No.13-6910-2002
1.16 Kontrol panel dari Diverter dan BOP harus ditempatkan dekat dengan juru bor.
Dan kontrol panel kedua ditempatkan pada lokasi aman yang telah ditentukan
2.1 Lakukan uji tekan dan uji fungsi sesuai dengan API RP 53
2.2 Apabila test stump tersedia dan digunakan, BOP agar di test sesuai dengan
rated working pressure mengacu pada API RP 53
2.3 Rekam hasil pengujian dan bubuhkan paraf tanggal pengujian serta simpan hasil
uji tersebut dalam dokumen data sumur.
2.5 Untuk Diverter sistem kontrol harus dipasang secara berurutan : Valve diverter
line harus terbuka secara otomatis sesaat sebelum diverter element tertutup
3 Diverter
3.1 Diverter line dirancang dan diperiksa sesuai dengan API RP-64. Untuk anjungan
lepas pantai mempunyai ID minimum 12 inch dan untuk pemboran di darat
mempunyai ID minimum 8 inch. Semua valve pada diverter line merupakan jenis
yang terbuka penuh dan line-nya sebaiknya terpasang lurus.
3.3 Pada anjungan lepas pantai, diverter harus mempunyai dua line.
3.4 Pada pemboran di darat dimana ada kemungkinan aliran gas dari sumur,
diverter line harus diarahkan pada daerah yang aman.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 50 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815081811darida999
998199819819999999
4 Konfigurasi rangkaian BOP [Blow Out Preventer] untuk Drilling,
Completion dan Workover
dddari815181811darida999
v. 998199819819999999
Pastikan automatic switch pada accumulator unit harus bekerja dengan
baik sesuai seri tekanannya.
Hydraulic Remote Choke Console harus tersedia pada lantai bor
Choke Manifold untuk tekanan sampai dengan 3000 psi minimal
harus mempunyai 2 (dua) Manual adjustable choke, sedangkan
untuk 5000 psi atau lebih tinggi minimal harus mempunyai 1 (satu)
Hydraulic operated adjustable choke sebagai choke utama
pengatur aliran dan 1 (satu) Manual adjustable choke sebagai
cadangan. Upayakan pemasangan saluran outlet BOP lurus
dengan Choke manifold.
4.2 Konfigurasi rangkaian BOP untuk Surface Drilling, Completion dan Workover
4.2.1 Rangkaian untuk tekanan kepala sumur (wellhead) sampai 3000 psi
minimum terdiri dari:
a. Satu annular preventer
b. Dua rams preventer yang terdiri dari satu blind/shear rams dan satu
pipe rams.
4.2.2 Rangkaian untuk tekanan kepala sumur 5000 psi dan lebih tinggi
minimum terdiri dari:
a. Satu annular preventer
b. Dua rams preventer yang terdiri dari satu blind/shear rams dan satu
pipe rams.
4.2.3 Rangkaian untuk sumur yang termasuk kategori HT-HP (High Pressure-
High Temperature) untuk tekanan kepala sumur 10000 psi atau lebih
tinggi disarankan agar memiliki:
a. Satu annular preventer
b. Minimum tiga rams preventer yang terdiri dari satu blind/shear rams,
satu pipe rams dan satu variable rams.
c. Untuk sumur-sumur yang mengandung H2S wajib menggunakan
shear rams.
4.3 Konfigurasi rangkaian BOP untuk Subsea Drilling, Completion dan Workover
antara lain:
4.3.1 Rangkaian dari atas ke bawah, sebagai konfigurasi rangkaian minimum
untuk tekanan kepala sumur sampai 5000 psi :
a. Satu annular preventer yang dapat diambil kembali pada lower marine
package
b. Tiga rams type preventers.
c. Satu choke line dan kill line yang terpasang pada BOP stack. Sistem
BOP dilengkapi dengan dua hydraulic control line.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 52 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815281811darida999
4.3.2 Rangkaian dari atas ke bawah, sebagai konfigurasi rangkaian minimum
998199819819999999
untuk tekanan kepala sumur diatas 5000 psi :
a. Dua annular preventer, salah satu merupakan annular preventer yang
dapat diambil kembali pada lower marine package.
b. Empat rams type preventer.
c. Jumlah minimum inlets/outlets adalah tiga. Bila terdapat empat
inlets/outlets, maka masing-masing inlets/outlets dapat dipasang pada
setiap rams. Sistem BOP dilengkapi dengan dua hydraulic control line.
4.3.3 Diperlukan pemasangan blind/shear rams.
4.3.4 BOP stack harus mempunyai pipe rams (variable ram) yang dapat
menutup pada semua ukuran drillpipe dan tubing..
4.3.5 Setiap ram type preventer harus mempunyai locking ram device yang
dioperasikan secara remote.
4.3.6 Kedua standpipe manifold harus masing-masing mempunyai double valve
isolasion.
4.3.7 Untuk pemboran laut dalam, perlu dipastikan ketersediaan peralatan
subsea BOP lainnya (lengkap) berikut konfigurasi pemasangannya,
seperti:
a. Sistem BOP Control, seperti panel peralatan pengendali jarak jauh,
sistem akustik
b. Fungsi tanggap darurat, seperti sistem pemutusan dalam keadaan
darurat, deadman, auto shear, dsb.
c. Pertimbangan lain untuk keselamatan termasuk pemboran top hole
section tanpa riser (riserless drilling).
4.3.8 Hal-hal yang menyangkut teknis detail lainnya tentang peralatan
pengendalian sumur (surface maupun subsea BOP) tetap merujuk pada
API Standard 53.
6.1 Ketentuan proses uji tekan mengacu pada API RP53 section 17 untuk Surface
BOP dan well control equipment nya dan section 18 untuk Subsea BOP dan well
control equipment nya.
6.2 Lakukan test saluran buka / tutup antara Accumulator Unit dengan susunan BOP
agar yakin bahwa sistem saluran sudah benar dan tidak bocor serta bekerja
dengan baik
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 53 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815381811darida999
6.3 Lakukan test saluran buka / tutup pada HCR Valve 998199819819999999
dan Hydraulic Operated
Adjustable Choke, yakinkan dapat bekerja dengan baik
6.4 Untuk test tekanan pada BOP Stack termasuk rangkaian Choke manifold
hendaknya menggunakan air dengan besaran tekanan dan jangka waktunya
sesuai ketentuan dalam API RP53. Test tekanan dilakukan sampai pada
pressure ratingnya, setidak-tidaknya untuk test pertama sebelum rig acceptance;
untuk test selanjutnya disesuaikan dengan anticipated bottom hole pressure di
sumur tsb.
6.5 Pada trayek pemboran yang sama, pengujian periodik BOP dilakukan pada
operasi normal tidak melebihi 21 hari atau merujuk pada API RP-53.
7.2 Rangkaian BOP dan kepala sumur (Wellhead) yang terpasang harus
mempunyai working pressure dan rating temperature yang mencukupi untuk
menangani prakiraan tekanan maksimum yang akan timbul dipermukaan akibat
dari tekanan dan temperatur formasi dari dalam lubang yang terdalam pada
trayek atau hole section yang sedang dibor.
7.3 Untuk sumur explorasi dan appraisal, maksimum antisipasi tekanan di wellhead
harus diperhitungkan bila kolom gas sampai ke permukaan. Sementara untuk
sumur development, tekanan fluida reservoir yang harus dipakai.
7.5 Setelah killing well dan operasi testing (UKL) selesai, pastikan langkah
selanjutnya akan bisa berlangsung dengan aman sebelum dilakukan
pencabutan rangkaian pipa.
7.6 Latihan penanggulangan kick, sirkulasi, stripping dan penutupan sumur (shut-in)
harus dilakukan secara periodik untuk memastikan kesiapan personil bila well
control terjadi.
7.7 Teknik penutupan sumur (Shut-in) harus sudah ditentukan, dikomunikasikan dan
dilatih.
7.8 Lembaran kill sheet harus diperbaharui setiap hari dan pada setiap adanya
perubahan pada : berat lumpur, rangkaian pipa pemboran atau integritas formasi
(LOT/FIT)
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 54 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815481811darida999
BAB XI 998199819819999999
FLUIDA PEMBORAN ATAU KERJA ULANG
Well Control
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 55 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815581811darida999
H2S dan atau CO2 998199819819999999
kontaminasi semen
kestabilan lubang dan mencegah pipa terjepit
penanggulangan hilang lumpur (lost circulation) yang komprehensif.
dddari815681811darida999
2.3 Aerated / Foamed Mud 998199819819999999
Dipergunakan untuk mengatasi pemboran atau kerja ulang pada formasi dengan
tekanan subnormal dan dapat dipergunakan pada pemboran under balanced
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Kebutuhan laju pemompaan dan laju pemompaan udara atau nitrogen
dengan cermat (liquid air/ gas ratio).
b. Kecepatan fluida yang memadai khususnya bila menggunakan down hole
mud motor.
c. Penggunaan foamer yang sesuai.
dddari815781811darida999
BAB XII 998199819819999999
OPERASI KERJA ULANG
1.2 Harus dilakukan oleh pekerja KKKS yang berwenang dengan melibatkan seluruh
pekerja dan service company yang terkait dengan pelaksanaan program kerja
ulang agar personil dapat mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya, serta pengendalian atas hazard, ketersediaan material,
struktur organisasi operasi kerja ulang, perizinan bahan peledak, pemilihan
perangkat penunjang, dan rencana emergency response dan peralatan
penanggulangan jika terjadi keadaan darurat.
1.3 Pastikan tersedianya status, kondisi, diagram sumur dan data terakhir yang
lengkap dan valid (pore pressure, fracture pressure, permeabilitas, data tekanan
kepala sumur di permukaan, tubing hanger, ada tidaknya ikan atau fish didalam
completion string serta kondisi peralatan bawah tanah antara lain packer, tubing)
mengenai sumur yang akan dilakukan kerja ulang.
1.4 Pastikan peralatan dan penunjangnya untuk kerja ulang telah tersedia dan
memadai dengan melakukan uji fungsi terhadap semua peralatan terkait.
1.5 Setiap personil telah mengerti pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan
program kerja ulang, terutama menyangkut bahaya dan resiko dari pekerjaan
tersebut.
1.6 Pastikan bahwa prinsip “minimum double barriers” diterapkan dalam setiap
langkah pelaksanaan operasi. Barrier tsb bisa bersifat “mechanical” (packer,
completion string, cement bond, tubing hanger, X-Mas Tree, plugs, lubricator,
dsb) maupun “fluid barrier” (completion fluid / brine, lumpur pemboran, air) atau
gabungan dari keduanya.
1.7 Pastikan bahwa setiap barrier mampu mencegah aliran yang tidak diinginkan,
yang berasal dari sumur ke lingkungan external nya dan atau aliran antar zona
di lubang sumur yang sama (underground flow / blow out).
1.9 Personil harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Khusus untuk
kesehatan jasmani agar merujuk pada hasil pemeriksaan dokter.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 58 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari815881811darida999
1.10 Formulir Direktorat Jenderal Migas (DMGB) Rig Safety Check List sudah diisi
998199819819999999
sesuai dengan kondisi lapangan, dan workover rig diinspeksi untuk selanjutnya
disetujui oleh Kepala Teknik Tambang atau wakilnya.
1.11 Lakukan verifikasi dan sosialisasi emergency response plan (evakuasi drill, BOP
drill, H2S, fire drill, abandon ship drill dan lain-lain)
1.12 Pastikan adanya program penanganan limbah sumur kerja ulang sesuai dengan
PerMen ESDM No.45 Tahun 2006 dan semua material kimia yang dipergunakan
dilengkapi dengan Material Safety Data Sheet (MSDS).
1.13 Pastikan tersedianya Loss Circulation Material (LCM) yang sesuai terutama
untuk melindungi zona – zona produksi
Beberapa kategori dibawah ini adalah cara yang biasa dipakai untuk melakukan
kerja ulang :
a. dengan menggunakan Drilling/ Workover Rig
b. dengan Wireline Unit
c. dengan Coil Tubing Unit
d. dengan Hydraulic Workover Unit (Snubbing Unit)
dddari815981811darida999
c. 998199819819999999
Pastikan tersedianya alat pancing dengan jenis dan ukuran yang sesuai
dengan peralatan yang ada didalam sumur produksi (antara lain:
tubing/casing cutter, milling tools, spears/overshots, impression block,
magnet)
d. Jika diperlukan pastikan tersedianya alat electric logging yang diperlukan
antara lain : casing integrity log, cement integrity log, formation log.
e. Jika diperlukan pastikan tersedianya peralatan slickline dan kelengkapannya
yang diperlukan antara lain : plugs and prongs, gauges, shifting tools.
f. Jika diperlukan pastikan tersedianya alat bantu yang diperlukan antara lain :
retrievable bridge plug, casing patch, packer, tractor, sand bailer.
g. Jika diperlukan pastikan tersedianya peralatan cementing untuk pekerjaan
water shut off dan atau zone isolation terhadap lapisan-lapisan yang sudah
tidak produktif (misalnya high water cut zone).
h. Pastikan tersedianya peralatan re-komplesi antara lain : tubing, packer,
sliding sleeves, sub surface safety valve, nipples, gas lift mandrels,
perforating guns.
dddari816081811darida999
f. Jika diperlukan pastikan tersedianya alat bantu yang 998199819819999999
diperlukan antara lain :
retrievable bridge plug, casing patch, packer, tractor, sand bailer.
g. Jika diperlukan pastikan tersedianya peralatan cementing untuk pekerjaan
water shut off dan atau zone isolation terhadap lapisan-lapisan yang sudah
tidak produktif (misalnya high water cut zone).
h. Jika diperlukan pastikan tersedianya alat bantu yang diperlukan antara lain :
tractor, sand bailer.
i. Jika diperlukan pastikan tersedianya peralatan cementing untuk pekerjaan
water shut off dan atau zone isolation terhadap lapisan-lapisan yang sudah
tidak produktif (misalnya high water cut zone).
dddari816181811darida999
BAB XIII 998199819819999999
PROBLEMA OPERASI PEMBORAN ATAU KERJA ULANG
1 Bit Balling
Adalah keadaan dimana pahat terbungkus oleh gumpalan serbuk bor yang
berasal dari batuan lempung (clay) sebagai akibat dari debit pemompaan yang
kurang memadai, serta sifat (properties) dan tipe lumpur yang kurang
mendukung sehingga serbuk bor tidak terangkat semua dan akhirnya lengket
pada pahat bor.
2.1 Pada kondisi masih ada sirkulasi balik (sebagian lumpur masih kembali ke
permukaan) / Partial Loss.
Metoda yang umumnya digunakan untuk mengatasi antara lain :
a. Pompakan material penyumbat (Lost Circulation Material / LCM)
b. Turunkan atau kurangi berat jenis lumpur sampai batas yang diizinkan untuk
menahan estimasi tekanan formasi.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 62 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari816281811darida999
998199819819999999
c. Bila mud loss terus terjadi maka dapat dilakukan pencabutan pahat sampai
diatas daerah loss yang diperkirakan, lalu kondisikan lumpur bor dengan
menambahkan LCM dengan konsentrasi sesuia perhitungan. Penambahan
dimulai dari material yang paling halus hingga yang kasar. Untuk operasi
kerja ulang pastikan LCM yang digunakan tidak merusak formasi antara lain :
CaCO3.
d. Tindakan tahap lanjut antara lain : Bentonite Diesel Oil (BDO), Bentonite
Diesel Oil and Cement (BDOC), penyemenan. Tindakan ini dilakukan
berdasarkan kajian teknis dan biaya serta adanya dampak lingkungan.
2.2 Pada kondisi total lost circulation ditandai dengan tidak adanya aliran balik ke
permukaan
Metoda yang umumnya digunakan untuk mengatasi antara lain :
a. Pompakan dan catat jumlah air kedalam sumur melalui annulus untuk
menjaga tekanan hidrostatik stabil.
b. Amati lubang bor. Bila diikuti oleh kick maka lakukan tindakan Well Controll.
c. Bila tidak diikuti kick maka cabut rangkaian sampai diatas zona loss atau
casing shoe, siapkan dan kondisikan lumpur bor dengan menambahkan LCM
dengan konsentrasi sesuai perhitungan. Untuk operasi kerja ulang pastikan
LCM yang digunakan tidak merusak formasi antara lain : CaCO3.
d. Bila lost circulation belum teratasi, tindakan tahap lanjut dapat dilakukan
antara lain dengan Sumbat semen/ cement plug. Bentonite Diesel Oil (BDO),
Bentonite Diesel Oil and Cement (BDOC). Tindakan ini dilakukan
berdasarkan kajian teknis dan biaya serta adanya dampak lingkungan.
e. Bila kondisi geologi formasi yang dituju dan lubang terbuka memungkinkan,
dapat dilakukan metoda blind drilling.
2.3 Untuk trayek atau hole section yang mengalami problema Loss Circulation yang
parah, opsi untuk menggunakan teknik Casing Drilling dapat dipertimbangkan.
2.4 Dalam kondisi yang lain dimana perbedaan antara Pore Pressure vs Facture
Pressure sangat tipis, sehingga terjadi kemungkinan problema Kick & Loss di
trayek tsb, opsi untuk menggunakan teknik Under Balance Drilling (UBD) /
Managed Pressure Drilling (MPD) dapat dipertimbangkan.
3 Key Seat
Terjadi karena adanya perubahan arah dan kemiringan lubang bor yang drastis
(high dog leg severity).
Tanda-tanda terjadinya key seat antara lain :
a. Saat cabut rangkaian terjadi jepitan di daerah tool joint atau pada titik tertentu
dengan diameter lebih besar dari pipa pemboran.
b. Pada umumnya rangkaian masih dapat digerakkan ke bawah dan diputar.
c. Sirkulasi masih normal.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 63 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari816381811darida999
998199819819999999
Metoda yang umumnya digunakan untuk mengatasi antara lain :
a. Begitu terlihat indikasi keyseat (overpull), stop pencabutan rangkaian,
turunkan kembali rangkaian, coba cabut rangkaian perlahan sambil memutar
dengan batas overpull yang ringan, dapat dibantu dengan sirkulasi.
Kemudian lanjutkan pencabutan.
b. Bersihkan lubang sebelum memulai pemboran selanjutnya misalnya gunakan
string reamer untuk mengikis daerah dimana terjadi key seat.
c. Bila pipa terjepit dan gagal dicabut. Lakukan pemotongan pipa diatas titik
jepit dan lakukan prosedur pemancingan.
4 Differential Sticking
Terjadi karena menempelnya sebagian rangkaian ke dinding lubang bor saat
pipa dalam kondisi diam karena mud cake yang terbentuk terlalu tebal yang
disebabkan oleh perbedaan yang terlalu tinggi antara berat lumpur dengan
tekanan formasi pada batuan porous. Gejala ini ditandai dengan rangkaian tidak
dapat diputar dan digerakkan tetapi sirkulasi tetap ada.
Upaya menghindari antara lain :
a. Usahakan agar rangkaian tidak terlalu lama diam pada lubang terbuka.
Lakukan Work On Pipe (WOP) sambil sirkulasi
b. Usahakan pemakaian drill collar seminimal mungkin, dianjurkan tipe Spiral
atau Heavy Weight Drill Pipe (HWDP) untuk menambah Weight on Bit (WOB)
yang diperlukan.
c. Perhatikan properties lumpur agar terbentuk mud cake yang tipis, liat dan
impermeable.
d. Pastikan berat jenis lumpur yang tidak memberikan overbalance terlampau
besar.
e. Gunakan string stabilizer pada BHA.
Metoda yang umumnya digunakan untuk mengatasi jepitan saat terjadi
differential sticking antara lain :
a. Tentukan daerah dimana diperkirakan rangkaian terjepit antara lain : dengan
menggunakan stretch calculation, free point indicator.
b. Kondisikan lumpur dan turunkan berat lumpur sampai pada batas aman yang
diizinkan.
c. Coba spot lubricant agent, rendam dan sirkulasi sambil diberikan torsi dan
tension pada rangkaian (working string)
d. Setelah rangkaian dapat dibebaskan, usahakan rangkaian tetap berputar.
Lakukan sirkulasi untuk membuang sisa free pipe agent yang terdapat di
dalam lubang. Lakukan reaming dan backreaming sepanjang daerah yang
permeable.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 64 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari816481811darida999
998199819819999999
e. Bila tidak berhasil, hitung economic limit (dengan decision tree analysis) dan
bicarakan ketingkat yang lebih tinggi untuk memutuskan langkah selanjutnya.
dddari816581811darida999
b. Bila berhasil sirkulasi, pompakan lubricant di sekitar998199819819999999
jepitan.
c. Bila tidak berhasil, hitung economic limit dan bicarakan ketingkat yang lebih
tinggi untuk memutuskan langkah selanjutnya.
Untuk trayek atau hole section yang mengalami Dinding Lubang Bor Gugur
(Sloughing Shale)yang parah, opsi untuk menggunakan teknik Casing Drilling
dapat dipertimbangkan
6 Tight Hole
Adalah penyempitan lubang terbuka di beberapa tempat, biasanya terjadi pada
batuan clay atau gumpalan batu yang diselubungi oleh clay, dimana sifat clay
yang mudah mengembang setelah menyerap air dari lumpur (swelling).
Tight hole ini diketahui pada saat cabut / turun rangkaian pipa pemboran saat
pahat melewati interval tertentu pada lubang bor, dengan indikasi adanya drag
dan torsi yang berlebihan.
Metoda yang umumnya digunakan untuk mengatasi antara lain :
a. Turunkan / angkat rangkaian, lakukan backreaming / reaming.
b. Sirkulasi dengan menurunkan water loss seoptimal mungkin.
7 Kick
Tanda–tanda kick antara lain:
a. Pada saat pemboran :
1. Meningkatnya laju pemboran secara mendadak (drilling break).
2. Volume lumpur yang keluar dari saluran over flow melebihi debit
pemompaan yang seharusnya.
3. Tinggi permukaan volume lumpur dalam tangki lumpur bor bertambah (pit
gain).
4. Chloride, gas cut mud, suhu lumpur bertambah.
5. Berat Lumpur yang keluar dari over flow lebih ringan dibanding lumpur
yang masuk ke dalam sumur.
6. Tetap ada aliran saat pompa dimatikan.
7. Tekanan stand pipe turun saat terjadi drilling break, stroke pump (SPM)
naik.
8. Torsi meningkat secara mendadak.
b. Pada saat trip :
1. Trip sheet menunjukkan adanya gain/penambahan.
2. Tinggi permukaan volume lumpur dalam tangki lumpur bor bertambah (pit
gain).
3. Saat menghentikan trip, terjadi aliran dari annulus.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 66 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari816681811darida999
998199819819999999
Metoda yang umumnya digunakan untuk menutup sumur saat terjadi kick antara
lain :
a. Pada saat pemboran:
1. Matikan pompa.
2. Angkat rangkaian pipa bor dan pastikan tool joint DP di atas meja putar
dan pastikan tool joint tidak berada di posisi ram BOP yang akan ditutup.
3. Amati aliran dari lubang sumur. Jika terjadi aliran, lakukan penutupan
BOP/ sumur.
4. Catat tekanan DP (SIDP) dan tekanan pipa selubung (SICP).
5. Laporkan tekanan tersebut kepada pejabat yang berwenang (Company
Man - Drilling Supervisor)
b. Pada saat trip:
1. Hentikan trip.
2. Amati aliran dari lubang sumur.
3. Jika terjadi aliran, lakukan penutupan sumur.
4. Catat tekanan DP (SIDP) dan tekanan pipa selubung (SICP).
5. Laporkan tekanan tersebut kepada pejabat yang berwenang (Company
Man - Drilling Supervisor)
c. Pada saat menunggu semen keras:
1. Tutup sumur sambil menunggu semen keras.
2. Amati tekanan serta perkembangannya setiap saat.
3. Laporkan tekanan tersebut kepada pejabat yang berwenang (Company
Man - Drilling Supervisor)
Persiapan yang umumnya dilakukan untuk mengendalikan sumur (killing well)
saat terjadi kick antara lain:
a. Perhitungan:
Gunakan kill sheet yang telah disiapkan saat operasi pemboran sesuai trayek
lubang bor.
b. Lakukan verifikasi hasil perhitungan untuk mematikan sumur dengan
melibatkan paling sedikit 3 orang.
Catatan:
1. Pastikan jalur aliran tersambung dari choke valve BOP ke manifold,
separator, tangki lumpur, pompa (Closed Loop system).
2. Atur jalur aliran dari separator ke flare dan atau langsung dari manifold ke
flare.
Tindakan yang umumnya dilakukan untuk menghentikan aliran saat terjadinya
kick antara lain :
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 67 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari816781811darida999
A. Metoda Driller. 998199819819999999
Prinsip:
Memompakan/mensirkulasikan influx keluar dari lubang sumur dengan
berat jenis lumpur yang ada dengan saat melakukan Pemboran dan
Kerja Ulang dengan mempertahankan tekanan dasar sumur konstan.
Lanjutkan dengan memompakan lumpur dengan berat jenis yang lebih
berat (kill mud weight) sesuai dengan perhitungan.
C. Metoda Concurrent
Prinsip dasar dari metoda ini adalah memompakan lumpur dengan menaikkan
berat jenis lumpur secara bertahap sambil menjaga tekanan dasar sumur
konstan.
D. Metoda Volumetrik
Metode ini umumnya dilakukan apabila tidak bisa melakukan sirkulasi didalam
sumur.
Prinsip dasar dari metoda ini adalah mengganti influx dengan lumpur berat
melalui konversi tekanan hidrostatis.
Catatan :
Dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan well control manual dari masing-
masing KKKS.
dddari816881811darida999
2. Hitung tarikan maksimum yang diizinkan. 998199819819999999
3. Hitung berat rangkaian pipa pemboran di dalam lumpur
Metoda:
1. Mechanical back off
2. String shot
3. Chemical / Mechanical cutter
dddari816981811darida999
998199819819999999
10 Loss in Hole untuk Sumber Radio-Aktif (LWD (Logging While Drilling) /
EWL (Eelectric Wireline Logging))
1. Apabila terjadi loss in hole, KKKS & Service Company yang memiliki
peralatan tersebut segera melaporkan kepada Badan Pengawasan Tenaga
Nuklir (BAPETEN) dilengkapi dengan tempat kedudukan alat yang tertinggal
didalam tanah (koordinat permukaan & bawah tanah) dalam waktu 2 X 24
jam.
2. Tata cara meninggalkan peralatan, harus aman dari intervensi peralatan lain
yang memungkinkan menyentuh peralatan sumber radio aktif yang
ditinggalkan (disemen).
3. Jika diperlukan Pemboran lubang baru, jarak minimum yang diIzinkan untuk
pembuatan lubang baru tersebut berada pada radius 10 feet dari sumber
radio aktif tersebut ditinggalkan (menghindari tergerusnya capsule radio aktif
oleh pahat Pemboran, sehingga bahan radio aktif akan tersebar dan
mencemari lingkungan)
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 70 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari817081811darida999
BAB XIV 998199819819999999
SAFETY DRILLS
Operasi Pemboran dan Kerja Ulang adalah kegiatan yang beresiko tinggi. Oleh karena
itu Safety Drills atau latihan keselamatan perlu dan wajib dilakukan oleh seluruh crew
secara berkala dengan tujuan untuk:
2. Memastikan semua peralatan dan sistem terkait bekerja dengan baik dan
lengkap sesuai dengan spesifikasi dan peruntukannya
5. Memastikan bahwa semua crew memahami arti dari bunyi sirene atau alarm
(putus-putus, menerus, dsb) sesuai dengan kondisi darurat yang sedang terjadi.
dddari817181811darida999
998199819819999999
2 BOP / Kick / Pit Drill:
a. Dilakukan secara berkala setelah pasang surface casing dan BOP.
b. Pastikan BOP (Rams, Choke, Kill lines, Valves, dsb), peralatan terkait
dan semua sensor berfungsi dan teruji baik sesuai dengan API RP-53.
c. Pastikan petugas on-duty terkait bersertifikat, cakap dan memahami
tugas dan fungsi masing-masing, dan non-essential personnel berkumpul
di assembly point.
d. Untuk operasi lepas pantai, pastikan stand by boats siap siaga di lokasi.
e. Ukur dan catat response time oleh masing-masing crew.
f. Dokumentasikan sesuai dengan HSE Plan.
3 Fire Drill
a. Dilakukan secara berkala.
b. Pastikan petugas on-duty terkait bersertifikat, cakap dan memahami
tugas dan fungsi masing-masing, dan non-essential personnel berkumpul
di assembly point.
c. Pastikan semua alat pemadam api, pompa air, nozzle dan kompresor
bekerja dengan baik.
d. Pastikan semua sumber api (kompor di dapur dan atau pekerjaan las)
dimatikan sebelum evakuasi / berkumpul di assembly point.
e. Untuk operasi lepas pantai, pastikan stand by boats siap siaga di lokasi.
f. Ukur dan catat response time oleh masing-masing crew.
g. Dokumentasikan sesuai dengan HSE Plan.
4 Abandonship Drill :
a. Dilakukan secara berkala di operasi lepas pantai.
b. Pastikan petugas on-duty terkait bersertifikat, cakap dan memahami
tugas dan fungsi masing-masing, dan non-essential personnel berkumpul
di assembly point.
c. Pastikan hanya petugas on-duty yang terlatih dan bersertifikat yang boleh
mengoperasikan system perahu sekoci (life boat / life raft) pada saat
menurunkannya ke air dan mengoperasikannya.
d. Pastikan stand by boats siap siaga di lokasi.
e. Ukur dan catat response time oleh masing-masing crew.
f. Dokumentasikan sesuai dengan HSE Plan.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 72 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari817281811darida999
998199819819999999
5 Man Overboard Drill:
a. Dilakukan secara berkala / sesuai kebutuhan di operasi lepas pantai.
b. Menggunakan dummy atau orang-orangan
c. Pastikan stand by boats siap siaga di lokasi.
d. Ukur dan catat response time oleh stand by boats dan petugas on-duty.
e. Dokumentasikan sesuai dengan HSE Plan.
6 H2S Drill:
a. Wajib dilakukan untuk sumur- sumur eksplorasi dan delineasi. Untuk
sumur pengembangan dan infill well juga wajib dilakukan bila terdapat
formasi yang berpotensi mengandung H2S (limestone / carbonate).
b. Dilakukan sebelum tajak dan sebelum menembus formasi yang
diperkirakan mengandung H2S.
c. Pastikan petugas on-duty terkait bersertifikat, cakap dan memahami
tugas dan fungsi masing-masing,
d. Pastikan non-essential personnel dievakuasi dan berkumpul di assembly
point.
e. Pastikan peralatan, masker gas, tabung oksigen, sensor, dsb lengkap,
telah diinspeksi dan dalam kondisi / berfungsi baik
f. Untuk operasi lepas pantai, pastikan stand by boats siap siaga di lokasi.
g. Ukur dan catat response time oleh stand by boats dan petugas on-duty.
h. Dokumentasikan sesuai dengan HSE Plan.
dddari817381811darida999
Semua kegiatan latihan keselamatan kerja dan perlindungan998199819819999999
lingkungan hidup harus
didokumentasikan berikut daftar hadir / peserta nya sesuai dengan Panduan Tata Kerja
(PTK) Tahun 2007 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
KKKS dan prosedur yang berlaku.
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 74 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari817481811darida999
BAB XV 998199819819999999
SISTEM PELAPORAN DAN PASCA PEMBORAN DAN KERJA ULANG
dddari817581811darida999
998199819819999999
3 Penutupan Sumur
a. Penutupan sumur sementara dan permanen mengacu SNI No. 13-6910-2002
b. Untuk sumur-sumur yang selesai dan diproduksikan maka harus dilakukan
pengamanan sesuai dengan SNI No. 13-6910-2002.
c. Reklamasi lokasi pasca pemboran baik eksplorasi maupun eksploitasi atau
kerja ulang mengacu kepada UKL/UPL dan/atau AMDAL yang sudah
disetujui.
d. Laporan penutupan sumur dikirimkan kepada Kepala Divisi Survei dan
Pemboran SKK Migas dengan melampirkan :
Formulir IX Direktorat Jenderal Migas yang sudah ditandatangani oleh
Kepala Teknik Tambang atau pimpinan tertinggi
Peta lokasi sumur
Diagram penutupan sumur
PANDUAN
PANDUANUMUM
UMUMPELAKSANAAN
PELAKSANAAN Halaman : 76 dari 81
OPERASI
OPERASI PEMBORAN
PEMBORAN
DAN
DANKERJA
KERJAULANG
ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU)
(PUPOPKU)
SKK
SKKMIGAS
MIGAS
dddari817681811darida999
BAB XVI 998199819819999999
LAMPIRAN
dddari817781811darida999
998199819819999999
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN Halaman : 78 dari 81
OPERASI PEMBORAN OPERASI PEMBORAN
DAN KERJA ULANG DAN KERJA ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU) (PUPOPKU)
SKK MIGAS SKK MIGAS
dddari817881811darida999
998199819819999999
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN Halaman : 79 dari 81
OPERASI PEMBORAN OPERASI PEMBORAN
DAN KERJA ULANG DAN KERJA ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU) (PUPOPKU)
SKK MIGAS SKK MIGAS
dddari817981811darida999
998199819819999999
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN Halaman : 80 dari 81
OPERASI PEMBORAN OPERASI PEMBORAN
DAN KERJA ULANG DAN KERJA ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU) (PUPOPKU)
SKK MIGAS SKK MIGAS
dddari818081811darida999
998199819819999999
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN
PANDUAN UMUM PELAKSANAAN Halaman : 81 dari 81
OPERASI PEMBORAN OPERASI PEMBORAN
DAN KERJA ULANG DAN KERJA ULANG Revisi Ke: Tgl. Revisi:
(PUPOPKU) (PUPOPKU)
SKK MIGAS SKK MIGAS
dddari818181811darida999
998199819819999999