Anda di halaman 1dari 20

CEMENTING Hal.

31

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

3.2 Perkin’s Cementing System


Perkin’s cementing technique adalah teknik untuk menyemen casing
berukuran di bawah 16”OD. Bubur semen dipompakan langsung ke dalam
rangkaian casing, keluar dari casing shoe masuk ke annulus antara casing
dengan dinding lubang kedalaman yang direncanakan.

3.2.1 Peralatan Penyemenan dengan Perkin’s Cementing System


Peralatan penyemenan dengan Perkin’s Cementing System dibagi dua,
yaitu :
a. Peralatan penyemenan yang dirangkai dengan casing
b. Peralatan penyemenan di permukaan :

3.2.1.1 Peralatan Penyemenan Yang Dirangkai Dengan Casing


Peralatan penyemenan yang dirangkai dengan casing dari bawah ke atas
adalah sebagai berikut :
- casing shoe
- shoe track
- casing collar
- centralizer
- scratcher
- cementing head
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 3.10.

Casing Shoe.
Casing shoe adalah peralatan yang dipasang pada ujung bawah rangkaian
casing. Bentuknya adalah bulat lonjong. Kegunaannya adalah untuk

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 32

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

menuntun rangkaian casing agar tidak tersangkut disaat menurunkan ke


dasar lubang.

Cas
Rangkaian casing
yang Akan disemen

Scratcher

Centralizer

Casing Collar
Shoe Track

Casing shoe

Gb.3.10 Peralatan Penyemenan Yang Dipasang Pada Rangkaian Casing


Di bawah permukaan
Casing shoe yang hanya berfungsi untuk menuntun rangkaian casing agar
tidak tersangkut disaat menurunkan ke dasar lubang, disebut dengan
Guide Shoe.
Gambaran dari beberapa guide shoe dapat dilihat pada gambar 3.11.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 33

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Besi
Baja
Besi
Baja

Concrete

GB.3.11 Guide Shoe

Dinding luar casing shoe terbuat dari besi baja seperti casing, bagian
dalamnya dan ujungnya adalah concrete yang dapat dibor saat melanjutkan
pemboran formasi yang lebih bawah.

Casing shoe yang mempunyai floating system disebut dengan float shoe,
yang mana telah dijelaskan pada peralatan Poorboy’s cementing system.

Shoetrack
Shoe track adalah satu sampai dua batang casing yang dipasang antara
casing shoe dengan casing collar. Fungsinya adalah untuk menampung
bubur semen yang terkontaminasi. Kalau bubur semen yang
terkontaminasi sampai masuk ke annulus casing dengan lubang, kualitas
semen akan tidak baik.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 34

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Casing Collar
Casing collar adalah sambungan pendek yang dipasang di atas shoetrack.
Alat ini berfungsi manahan cementing plug setelah penyemenan.

Bila casing shoe yang dipasang adalah float shoe, maka casing collar
umumnya tidak pakai floating system. Casing collar yang tidak pakai
floating system disebut dengan Buffle Collar. Casing collar yang pakai
floating system disebut dengan float collar . Gambaran dari beberapa float
collar dapat dilihat pada gambar 3.12

Besi baja

Concrete

Floating Floating
System System

GB.3.12 Float Collar

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 35

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

3.2.1.1 Peralatan Penyemenan di Permukaan


Peralatan di permukaan ada, tiga :
- cementing head
- cementing line
- cementing unit

Cementing head
Cementing head dipasang pada ujung atas dari rangkaian casing. Jenis
cementing head untuk Perkin’s Cementing System umumnya adalah plug
container, yang mempunyai tiga saluran, yaitu :
- saluran lumpur
- saluran bubur semen
- saluran lumpur pendorong

Di dalam cementing head ditempatkan cementing plug, yaitu :


- bottom plug
- top plug

Masing-masing plug ditahan oleh pin. Gambaran plug container dapat


dilihat pada gambar 3.13.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 36

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Saluran lumpur pendorong

Top plug Saluran Cementing


Saluran
Bubur line
semen
Pin

Bottom plug Saluran


Saluran
lumpur

Pin

Gb.3.13 Plug Container

Bottom plug ditempatkan antara saluran lumpur dan saluran bubur


semen, sedangkan toplug ditempatkan antara saluran bubur semen dan
saluran lumpur pendorong.

Bottom plug.
Bottom plug terbuat dari karet alam, yang di bagian tengahnya berlubang,
dan bagian atas lubang ditutup dengan diaphragma (karet tipis). Fungsi
dari bottom plug adalah untuk mendorong lumpur yang ada di dalam
rangkaian casing. Bottom plug didorong oleh bubur semen. Diaphragma
akan dipecahkan nantinya pada saat bottom plug duduk di float collar
dengan tekanan yang diberikan oleh bubur semen.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 37

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Top plug.
Top plug juga terbuat dari karet alam, tapi tidak berlubang di tengahnya.
Fungsi dari top plug adalah untuk mendorong bubur semen Top plug
didorong oleh lumpur pendorong. Gambaran bottom dan top plug dapat
dilihat pada gambar 3.14

Bottom plug Top plug

Gb. Top Plug dan Bottom Plug

Cementing Unit.
Cementing unit merupakan kumpulan peralatan penyemenan yang terdiri
dari :
- pompa semen
- hopper
- jet mixer
- slurry pan

Gambaran bottom dan top plug dapat dilihat pada gambar 3.15

Hopper adalah peralatan yang berbentuk corong sebagai tempat untuk


memasukkan tepung semen Jet mixer adalah peralatan pengaduk tepung
semen dengan air,. Air yang masuk bercampur dengan tepung semen dari
hopper diaduk oleh mixer menjadi bubur semen. Bubur semen lebih
populer disebut dengan cement slurry.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 38

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Tangki lumpur
Cementing Pendorong
line

Hopper Tangki
Mixer air

Cementing
pump Slurry pan
Gb.8.14 Cementing Unit

Gb.3.15 Cementing Unit

Bubur semen yang terbentuk ditampung pada slurry pan, selajutnya


disedot oleh cement-ing pump, dan dipompakan ke cementing head
melalui cementing line.

3.1.2 Langkah-langkah Penyemenan Secara Perkin’s Cementing System.


Langkah-langkahnya yang dilakukan setelah seluruh peralatan terpasang
adalah sebagai berikut :
1. Lakukan uji tekan.
Tujuan uji tekan adalah untuk memeriksa kekuatan dan kebocoran
sambungan cementing line dengan cementing head dan cemenmting
unit. Pengujian dilakukan dengan menggunakan air. Saat pengujian ini
valve pada saluran-saluran cementing head ditutup. Gambarannya
adalah seperti gambar 3.23

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 39

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Tangki Lumpur
Cementing head pendorong
Pompa

Top plug Cementing line


Bottom
Plug

Slurry pan
Casing yang mau
disemen

Centralizer

Casing collar

Float shoe

Gb.3.23 Uji Tekan

2. Buka Saluran sirkulasi lumpur. Sirkulasikan lumpur untuk untuk


membersihkan lubang dari mud cake yang terkelupas dan untuk
mengkondisikan lumpur di dalam lubang. Gambarannya adalah seperti
gambar 3.24.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 40

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Lumpur

Casing yang
mau disemen

Dinding
Lubang

Centralizer

GB.3.24 Pembersihan Lubang

Casing
Collar
Shoetrack

Float
Shoe

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 41

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Lumpur dari cementing line masuk ke dalam saluran sirkulasi lumpur


pada cementing head, terus masuk ke dalam casing , turun ke
dasar lubang melalui casing collar dan float shoe, dan naik ke
permukaan melalui annulus.membawa cutting yang masih tersisa di
annulus dan mud cake yang terkelupas oleh kikisan scratcher dan
centralizer.
Sebagai tanda lubang sumur sudah bersih dari cutting dan mud cake
adalah tidak ada lagi padatan yang tersaring di shale shaker.

3. Tutup saluran sirkulasi, buka saluran bubur semen, cabut pin penahan
bottom plug
Pompakan bubur semen sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
Bubur semen mengalir melalui cementing line, terus masuk ke dalam
saluran bubur semen dan akan mendorong bottom plug. Bottom plug
mendorong lumpur yang ada di dalam casing di bawah bottompkug.
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 3.25.

4. Setelah selesai memompaan bubur semen, tutup saluran bubur semen,


buka saluran lumpur pendorong, cabut pin penahan top plug, dan
pompakan lumpur pendorong.
Lumpur pendorong mendorong top plug ke bawah.
Top plug mendorong bubur semen, dan bubur semen mendorong
bottom plug turun ke bawah mendorong Lumpur.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 42

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Bubur Bubur
Semen semen

Pin

Bottom
Plug

Lumpur

Casing

Lumpur

Dinding
Lubang

Casing
Collar
Shoetrack
Float
shoe

Gb.3.25 Pemompaan Bubur Semen

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 43

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Gambaranya dapat dilihat pada gambar 3.26.

Saluran lumpur pendorong

Lumpur pendorong

Lumpur pendorong
Top plug

Bubur semen

Bottom plug

Lumpur

Casing collar

Float shoe

Gb.3.26 Pemompaan Lumur pendorong

Setelah bottom plug tiba di casing collar, tekanan pompa naik secara
mendadak, karena bottom plug tertahan di casing collar. Kondisi ini
disebut dengan Bumping Pressure Yang Pertama. Gambarannnya dapat
dilihat pada gambar 3.27

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 44

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Lumpur Lumpur
Pendorong Pendorong

Lumpur
Pendorong

Lumpur

Top plug

Bubur
semen

Bottom
Casing Plug
Collar
Shoetrack
Lumpur
Float
shoe

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 45

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Bottom plug tertahan oleh casing collar. Pemompaan lumpur pendorong


diteruskan saja, yang menyebabkan diaphragma bottom plug pecah dan
lubang di tengah-tengan bottom plug terbuka. Setelah lubang bottom plug
pecah bubur semen masuk ke shoe track melalui lubang bottom plug.

Lumpur Lumpur
Pendorong Pendorong

Lumpur

Top plug

Gb. 3.28 Bubur Semen Bergerak


Menembus Bottom Plug Dan Bubur semen
bergerak Naik di Annulus

Bottom plug
Casing
Collar

Shoetrack
Ir. Kaswir Badu, November 2008 Float Shoe
CEMENTING Hal. 46

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Bubur semen mendorong lumpur ke dasar lubang melalui float shoe,


dan selanjutnya naik ke permukaan melalui annulus.

5. Pemompaan lumpur pendorong terus berlangsung, mendorong top


plug.
Top plug mendorong bubur semen. Bubur semen bergerak naik di
annulus mendorong lumpur ke permukaan. Saat top plug sudah
duduk berimpit di casing collar, diharapkan bubur semen sudah
mengisi annulus sesuai dengan yang direncanakan. Indikasinya
adalah terjadi bumping pressure yang kedua.Pendorongan bubur
semen selesai. Gambarannya dapat dilihat pada gambar 3.29.

Semen

Lumpur pendorong
Semen

Top plug
Bottom plug

Semen

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 47

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

6. Periksa apakah float shoe berfungsi atau tidak. Kalau tidak berfungsi
tekanan pompa semen akan naik kembali saat pemompaan lumpur
pendorong dihentikan. Berarti bubur semen masuk lagi ke shoe
dalam casing mendorong top plug ke atas. Kalau hal ini terjadi
jalankan pompa lumpur pendorong, kembalikan top plug duduk di
atas bottom plug. Tahan tekanan sampai bubur semen mencapai
thickening timenya. Kalau bubur semen sudah sampai ke harga
thickening timenya, bubur semen sudah tidak bisa bergerak lagi.

7. Bila tekanan pompa tidak naik setelah pemompaan lumpur


Pendorong berarti float shoe berfungsi dengan baik.
8. Penyemenan secara Perkin’s Cementing System selesai.

3.2.3 Volume Bubur Semen Yang dibutuhkan pada


Perkin’s Cementing System.

Volume bubur semen yang dibutuhkan pada Perkin’s Cementing System


adalah sebagai berikut :
- volume untuk mengisi annulus
- volume untuk mengisi pocket
- volume untuk mengisi shoe track.

Lihat gambar 3.30.

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 48

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Vol an

Lan

L st Vol st
Lp
Vol p

Gb.3.30 Perhitungan Volume Bubur Semen

Volume untuk mengisi shoetrack adalah bubur semen yang terkontaminasi,


yang merupakan bubur semen yang paling belakang. Volume shoetrack
adalah :

Vol st = 0.00097 x (IDc)2 x L st


Dimana :
Vol st : Volume untuk mengisi shoetrack.bbl
IDc : Inside diameter casing. Inch
L st : Panjang shoetrack, ft

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 49

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Volume bubur semen untuk mengisi annulus adalah :

Vol an= 0.00097 x {(dh)2 - (ODc)2}x L an x (1 + Exess)


Dimana :
Vol an: Volume bubur semen untuk mengisi annulus.bbl
ODc : Outside diameter casing. Inch
Dh : Diameter lubang, inch
L an : Panjang annulus, ft
Exess : Tambahan karena dinding lubang yang tidak rata, %

Volume bubur semen untuk mengisi pocket (extra hole) adalah :

Vol p = 0.00097 x (dh)2 x L p x (1 + Exess)


Dimana :
Vol p : Volume bubur semen untuk mengisi pocket.bbl
Dh : Diameter lubang, inch
Lp : Panjang pocket, ft
Exess : Tambahan karena dinding lubang yang tidak rata, %

Ir. Kaswir Badu, November 2008


CEMENTING Hal. 50

III. TEKNIK PENYEMENAN Revisi :

Soal.
Casing = 7”OD, 6.2”ID, 4500 ft
Diameter bit = 8.5 inch
Exess = 70%
Pocket = 15 ft
Shoe track = 60 ft
Casing disemen sampai ke permukaan.
Berapakah volume bubur semen yang diperlukan ?

Ir. Kaswir Badu, November 2008

Anda mungkin juga menyukai