DFBZDFBDZFBDFZ
DFBZDFBDZFBDFZ
TATA CARA PEMBUATAN RENCANA STABILISASI TANAH DENGAN SEMEN PORTLAND UNTUK JALAN
BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara pembuatan rencana
stabilisasi tanah dengan semen portland untuk jalan dimaksudkan sebagai acuan dan
pegangan bagi para perencana, pelaksana, pengawas lapangan dan pihak-pihak yang
terkait dalam stabilisasi tanah dengan semen portland untuk jalan. 1.1.2. Tujuan
Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan komposisi dan mutu stabilisasi tanah
dengan semen sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mencegah kegagalan dalam
pelaksanaan di lapangan dalam pekerjaan konstruksi jalan. 1.2. Ruang Lingkup Tata
cara ini meliputi tentang persyaratan, ketentuan bahan, peralatan laboratorium,
perencana campuran dan cara pengerjaan pembuatan rencana stabilisasi tanah dengan
semen untuk teknik jalan. 1.3. Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) stabilisasi
tanah dengan semen adalah campuran tanah dengan semen dan air dengan komposisi
tertentu sehingga tanah tersebut mempunyai sifat lebih baik dari tanah semula. 2)
tanah laterit atau lateritis adalah jenis tanah yang berasal dari endapan vulkanik
yang banyak mengandung gumpalan dari ferro oksida. 3) sirtu adalah jenis tanah
berbutir yang komposisinya terdiri dari tanah, pasir dan batu.
1
SNI 03-3438-1994
2.1. Bahan Persyaratan bahan sebagai berikut : 1) Tanah (1) semua jenis tanah cocok
distabilisasi dengan semen terutama tanah yang berbutir yaitu : a) tanah laterit
atau lateritis b) tanah kepasiran c) sirtu (2) perencanaan campuran harus
disesuaikan dengan variabilitas material di lokasi pelaksanaan. 2) Semen (1) semen
yang digunakan untuk stabilisasi umumnya adalah semen portland tipe I. (2) harus
dilakukan pengujian waktu ikat awal dari semen sesuai dengan peraturan yang berlaku
untuk pengujian 2.2. Peralatan Laboratorium Peralatan laboratorium yang diperlukan
untuk pengujian harus memenuhi persyaratan dan telah dikalibrasi sesuai ketentuan
yang berlaku.
3.1. Bahan Bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : 1) Tanah
Tanah yang akan distabilisasi harus dihancurkan terlebih dahulu dari
gumpalangumpalannya dalam kondisi yang kering udara dan lolos saringanASTM no.4.
Tanah akan ekonomis bila mempunyai IP < 15 %. 2) Air Air yang digunakan harus
bersih, tidak mengandung asam, alkali, bahan organik, minyak, sulfat dan khlorida
diatas nilai yang diijinkan sesuai dengan tabel 1. 3) Semen Semen yang digunakan
untuk bahan stabilisasi harus memenuhi ketentuan sesuai dengan SIII-81.
2
SNI 03-3438-1994
3
SNI 03-3438-1994
3.5. Perencanaan Jumlah Semen dalam Campuran Perencanaan jumlah semen dalam
campuran harus memenuhi ketentuan berikut : 1) jumlah semen yang digunakan dalam
campuran adalah 10 % dihitung terhadap berat kering tanah. 2) untuk memperoleh
kadar air optimum pada masing-masing persentase semen, harus dilakukan rangkaian
percobaan pemadatan di laboratorium untuk berbagai persentase semen. 3) pada setiap
kadar air optimum dan kepadatan maksimum untuk pemeriksaan kuat tekan bebas atau
CBR, dibuat benda uji campuran masing-masing 3 buah. 4) efisiensi alat di
laboratorium adalah 100 %
4
SNI 03-3438-1994
pengerasan bahan karena berkurangnya kadar air yang dipakai untuk reaksi kimia.
alat pengaduk, untuk mengaduk campuran sehingga homogen. Waktu ikat awal semua
jenis tanah yang berasal dari endapan vulkanik yang banyak mengandung penggumpalan
ferro oksida serta merupakan pelapukan buatan. indeks plastis CBR
: : : :
: :
5
SNI 03-3438-1994
LAMPIRAN B Contoh Perhitungan Jumlah Semen yang Digunakan Jika berat contoh tanah
percobaan seberat = 2,5 kg Kadar optimum = 33,6 % Kadar semen percobaan = 5 % Berat
kering butir tanah = 100 / 133,6 x 2,5 kg = 1,871 kg Berat semen = 5 % x 1,871 kg =
0,09355 kg = 93,55 gr
Gambar 1 Grafik hubungan antara CBR umur 7 dan kadar semen hari
Gambar 2 Grafik hubungan antara kuat tekan bebas dan kadar semen umur 7 hari