Anda di halaman 1dari 7

AGORA Vol.

6, No : 1, (2018) 1-7 1

ANALISA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


CV. APOTEK LAWANG GALI

Doddy Setiawan
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: m31413132@john.petra.ac.id

Abstrak: bisnis ini (Mustamu, 2007).


Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan Hingga beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan
merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) pada inudstri farmasi menjadi lebih baik dan berkembang. Salah
perusahaan CV. Apotek Lawang Gali yang bergerak dibidang satu faktor pendorong tumbuhnya industri farmasi adalah
obat-obatan dan pelayanan penjualan obat bebas dan obat banyaknya jangkauan kepesertaan dari Jaminan Kesehatan
dengan resep, karena perusahaan tidak memiliki SOP sehingga Nasional (JKN) atau BPJS Kesehatan yang telah mencapai 175
banyak terdapat kesalahan dalam tatacara penyimpanan obat, juta anggota hingga Maret 2017, atau 66% dari total populasi
dan pengaturan waktu pada pembukuan. Penelitian ini penduduk Indonesia. Hal ini juga didukung komitmen
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini pemerintah menjadikan industri farmasi sebagai salah satu
menggunakan informan kunci untuk menentukan narasumber
industri prioritas di Indonesia (Sindonews, 2017 ).
yang akan diwawancarai. Penelitian ini akan menganalisa dan
Perkembangan perindustrian farmasi ini juga menyebabkan
merumuskan SOP setelah menemukan informasi berupa fakta-
fakta di lapangan yang dikumpulkan melalui wawancara, bisnis-bisnis yang bergerak dalam dunia farmasi juga turut
kemudian informasi-informasi tersebut akan dianalisis dan mengalami peningkatan, salah satunya adalah usaha bisnis
dijadikan bahan pembuatan Standar Operasional Prosedur apotek, yang juga turut bertambah dan berkembang.
(SOP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Pertumbahnya jumlah apotek ini menyebabkan persaingan
kelemahan-kelemahan pada CV. Apotek Lawang Gali terdiri yang semakin ketat. Diperlukan suatu standar kerja di
dari kesalahan tatacara penyimpanan obat, serta pembukuan
perusahaan untuk menjaga konsistensi kinerja perusahaan,
yang menggunakan sisitem manual yang mengakibatkan
terganggunya pengaturan waktu sehinga aktivitas perusahaan maka dari itu diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP)
menjadi terganggu. Dari kelemahan-kelemahan tersebut dalam penerapannya. Standart Operasional Prosedur (SOP)
peneliti dapat menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu penetapan standar ukur perusahaan, penggunaan
yang sesuai, terdiri dari SOP pengadaan obat, SOP sumber daya yang tepat, pemilihan proses operasional yang
penyimpanan obat, dan SOP penjualan obat bebas dan obat sesuai, pelaksanaan operasi-operasi yang perlu dilakukan, dan
dengan resep. pemeriksaan produk/jasa untuk meneliti kesesuaiannya dengan
spesifik. Standarisasi menyangkut penetapan spesifikasi-
spesifikasi yang tepat atau pengukuran-pengukuran yang teliti.
Kata Kunci: Standar Operasional Prosedur (SOP),
operasional perusahaan. (Harold, John, Oliver. Manajemen dan Organisasi Produksi,
1986, p. 293). Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah untuk menjelaskan semua konsep dan teknik, serta
I. PENDAHULUAN
persyaratan yang dibutuhkan, yang terdapat dalam setiap
Beberapa tahun lalu Indonesia sempat mengalami ketidak aktivitas peruahaan yang disampaikan ke dalam suatu bentuk
stabilan ekonomi-politik yang mengakibatkan melemahnya
yang langsung dapat diterapkan oleh karyawan dalam
nilai tukar rupiah terhadap valuta asing yang berdampak secara
pelaksanaan aktivitas kerja perusahaan sehari-hari (Gasperz,
langsung pada industri farmasi di Indonesia. Lebih dari 90%
bahan baku obat berasal dari luar negeri, menempatkan 2002).
industri farmasi pada posisi rentan akan ketidak stabilan Tanpa SOP perusahaan tidak memiliki suatu media sebagai
ekonomi-politik saat itu. Sejalan dengan melemahnya pedoman yang pasti, dan peluang unkonsistensi dalam
kemampuan beli masyarakat, maka berbagai bentuk obat menjalankan proses-proses aktivitas perusahaan sangat
alternatif seperti obat tadisional dan obat China sangat mungkin terjadi sehingga kualitas kinerja perusahaan tidak
berdampak pada pertumbuhan industri farmasi Indonesia. maksimal. Salah satu perusahaan apotek yang tidak memliki
Pertumbuhan konsumsi obat per kapita di Indonesia pada SOP adalah CV. Apotek Lawang Gali. Dalam hal ini
dasarnya masih kurang. Namun, besarnya potensi pasar dalam pemimpin perusahaan CV. Apotek Lawang Gali harus dapat
negeri Indonesia yang terdapat lebih dari 235 juta penduduk,
memperbaiki sistem operasional perusahaan dimana terdapat
memberikan potensi keuntungan yang menjanjikan bagi pelaku
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 2

kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan prosedur-prosedur foto dilapangan. Penelitian kualitatif deskriptif berupaya untuk
perusahaan seperti kesalahan tatacara penyimpanan obat, dan mendekati makna dari fenomena dan mempertajam analisis-
peroses pembukuan yang masih menggunakan sistem manual logis serta menjauhi statistic (Burhan Bungin, 2007, p. 27).
Sasaran dan Target Penelitian
yang memakan waktu sehingga mengganggu kinerja
Sasaran dari penelitian ini adalah perusahaan CV. Apotek
perusahaan. Semua itu untuk memenuhi segala kebutuhan dan Laang Gali, dengan menggunakan informan kunci peneliti
tuntutan yang berikan oleh lingkungan eksteranal maupun memilih 3 orang informan sebagai narasumber. 3 informan
lingkungan internal perusahaan sendiri. Maka dari itu tersebut bernama Heryanto (61) selaku pemilik perusahaan
diperlukan suatu tatacara atau peraturan perusahaan yang dapat (PSA), Sri Hartina (35) selaku Apoteker Pengelolah Apotek
menjaga segala aktivitas perusahaan agar tetap berjalan sesuai (APA), dan Sumiatun selaku karyawan senior. Peneliti
dengan tujuan perusahaan sendiri, seperti Standar Operasional memilih informan-informan tersebut karena dirasa memiliki
kapasitas yang tepat dan mengetahui dengan pasti situasi yang
Prosedur.
ada di dalam perusahaan serta mampu untuk memberi
Dengan SOP diharapkan mutu barang yang dijual dapat informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
terjaga, dimana tatacara penyimpanan obat telah dijalankan Sumber Data
dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan masing-masing Dalam penelitian ini hanya menggunakan sumber data
obat, pengadaan barang menjadi lebih efisien dan efektif dari utama (primer) dalam bentuk data-data berupa informasi yang
segi waktu sehingga tidak mengganggu proses kerja yang lain, diperoleh dari hasil wawancara terhadap Direktur CV. Apotek
penyimpanan barang dan pembagian jenis produk menjadi Lawang Gali, penanggung jawab, serta karyawan. Kemudian
lebih efektif dengan tataletak obat yang mudah untuk diperiksa hasil wawancara tersebut akan dihimpun melalui catatan
dan dikelolah, dan pelayanan kepada konsumen menjadi lebih terulis, atau melalui rekaman video/audio tape, dan
baik. Diharapkan dengan hadirnya SOP di perusahaan pengambilan foto.
produktifitas perusahaan dapat meningkat menjadi lebih baik Dalam penelitian ini juga menggunakan sumber data tambahan
dimana pengaturan waktu menjadi lebih baik dan efektif, dan (skunder) yang di peroleh melalui dokumen-dokumen
tatacara penyimpanan obat sesuai dengan ketentuan, dan perusahaan, seperti absensi, pembukuan-pembukan
perusahaan mampu untuk menghadapi keadaan pasar saat ini. perusahaan, serta ruang-ruang yang berperan dalam
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada di atas, operasional perusahaan, yang kemudian akan di foto oleh
tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan peneliti sabagai salah satu bahan penetian.
merumuskan Standar Operasional Prosedur yang tepat untuk Teknik Pengumpulan Data
proses-proses bisnis perusahaan yang terdiri dari pengadaan Penelitian ini menggunakan data kualitatif, data ini
obat, penyimpanan obat dan pelayanan konsumen pada CV. tidak bersifat angka, dan dapat berupa ujaran, kalimat, tanda-
Apotitk Lawang Gali. Agar penggunaan waktu menjadi efektif tanda, simbol, teks, tayangan video, dan rekaman suara
dan efisien dimana pembukuan obat dapat segara terselesaikan (Djiwandono, 2015, p. 65).
sehingga tidak mengganggu aktivitas perusahaan, dan tatacara Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
penyimpanan obat sesuai dengan ketentuan penyimpanannya. pendekatan komunikasi yaitu pendekatan yang berhubungan
langsung dengan sumber data dan terjadi proses komunikasi
untuk mendapatkan datanya (Jogiyanto, 2008, p. 111). Teknik
wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara semistruktural. Dalam wawancara yang akan
dilakukan, peneliti menggunakan panduan wawancara sebagai
pedoman pengumpulan informasi. Dengan menggunakan
panduan wawancara diharapkan komunikasi akan lebih terarah
dan membantu peneliti untuk dapat menggali lebih banyak
informasi pada setiap pertanyaan dalam wawancara.
Teknik Analisis Data
Teknik anaslisa data yang digunakan adalah analisa isi,
yaitu sauatu pendekatan dan metode dalam penelitian kualitatif
Gambar 1 : Kerangka Berpikir yang menjadian teks (wawancara) sebagai objek kajian atau
sebaagi satuan yang dianalisis, dalam rangka menemukan
II. METODE PENELITIAN makna atau isi pesan yang disampaikan (Ibrahim, 2015, p.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan 114-115). Tahapan pada anaisa data terdiri dari reduksi data,
metode deskriptif, yaitu akan menghasilkan laporan berupa penyajian data, dan menarik Kesimpulan dan validasi.
hasil wawancara dalam bentuk rekaman suara dan catatan, dan Metode Validasi Data
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 3

Dalam penelitian ini menggunakan triangulai sumber, yang ketentuan dalam penerapannya. Pemilihan format tersebut
dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dimaksutkan agar para karyawan dapat lebih mudah dan cepat
dari masing-masing narasumber. Karena, seorang peneliti akan memahami isi dari SOP yang dibuat, dalam penyusunan SOP
banyak dihadapkan dengan banyak data, dan tidak jarang akan peneliti berpedoman pada prinsip-prinsip penyusunan dan
menemukan sesuatu yang saling berbeda dari data tersebut. pelaksanaan SOP menurut Peraturan Menteri Negara
Dengan teknik triangulasi sumber inilah diharapkan peneliti Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
mampu untuk memastikan data mana yang benar dan dapat PER/21/M.PAN/11/2008, yang dimana secara garis besar
dipercaya, setelah melakukan perbandingan (Ibrahim, 2015, p. dimaksutkan agar SOP dapat menjadi sarana pedoman kerja
124-125). agar operasional perusahaan dapat bekerja dengan efektif dan
efisien, mudah dipahami dan dilaksanakan, serta sebagai
perlindungan atas karyawan agar tidak menyalahi aturan
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN hokum yang berlaku.
Standar Operasional Prosedur (SOP) SOP Pengadaan Obat
Standart Operasional Prosedur adalah suatu media untuk Pengadaan obat merupakan salah satu hal yang paling
menetapkan standar ukur suatu perusahaan, penggunaan penting dan diperlukan perhatian lebih di dalamnya. Terdapat
sumber daya yang tepat, pemilihan proses operasional yang aturan-aturan pemerintah yang dalam pelaksanaannya,
tepat, pelaksanaan proses-proses yang perlu dilakukan, dan sehingga tidak boleh terdapat kesalahan dalam menjalankan
pemeriksaan produk/jasa untuk meneliti kesesuaiannya dengan peroses pengadaan obat di perusahaan. Pemeriksaan dan
spesifik. Standarisasi menyangkut penetapan spesifikasi- pencatatan harus selalu dilakukan untuk setiap obat-obat yang
spesifikasi yang tepat atau pengukuran-pengukuran yang teliti masuk untuk diuji kepastian datanya, dan semua dilakukan
(Harold, John, Oliver. Manajemen dan Organisasi Produksi, secara manual. Karena masih menggunakan pencatatan
1986, p. 293). manual, sehingga dibutuhkan waktu lebih dalam pencatatan
Dengan membuat Standard Operating Procedure (SOP), stok obat untuk pembukuannya dan hal tersebut terkadang
diharapkan suatu perusahaan mendapatkan beberapa manfaat menyebabkan obat-obat terbengkalai di lantai dan sampah-
(Gasperz, 2002), seperti dapat menjadi media untuk sampah kemasan obat berserakan. Sehingga dibutuhkan suatu
menyampaikan secara terperinci semua aktivitas perusahaan standar untuk menertibkan dan menanggulangi proses
yang dijalankan, menstandarkan semua aktivitas yang pengadaan obat, terdapat proses-proses yang harus selalu
dilakukan pihak-pihak yang bersangkutan, membantu dipahami dan diingat oleh setiap karyawan yang bertugas
menyederhanakan seluruh syarat yang diperlukan dalam proses untuk melakukan pemeriksaan dan pencatatan dalam proses
pengambilan keputusan, dan meningkatkan komunikasi antar pengadaan obat, dan SOP dibutuhkan untuk menghindari
anggota peruahaan, terutama untuk para pekerja dengan pihak kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi tersebut.
manajemen. Sebagai perusahaan yang belum memiliki Standar Berdasarkan kesalahan-kesalahan dalam pengadaan obat
Operasional Prosedur (SOP), CV. Apotek Lawang Gali selama ini di CV. Apotek Lawang Gali maka perlu dibuatkan
memiliki beberapa kekurangan dalam menjalankan ketentuan- SOP dengan urutan sebagai berikut :
ketentuan yang berlaku. Seperti halnya kesalahan dalam
No. SOP
tatacara penempatan obat di gudang, yang dapat terjadi karena
kurangnya peringatan atas standar-standar prosedur sehingga Standar Operasional Tanggal 23 Januari
menyebabkan kelalaian oleh para karyawan. Dan terkadang Prosedur (SOP) Pembuatan 2018
terlihat beberapa konsumen yang datang merokok di ruang Pengadaan Obat Tanggal Revisi
tunggu, yang dapat mengganggu konsumen lain yang sedang Tanggal
bertransaksi atau yang sedang berada di sekitarnya. Efektif
Satuan Kerja Pengadaan Obat
Karena tergolong sebagai perusahaan kecil dengan susunan
kerja serta tugas yang sederhana dan tidak terlalu kompleks,
CV. Apotek Lawang Gali hanya memerlukan SOP dengan Tujuan
format Simple Step (Stub,2001) yang merupakan format SOP
yang memiliki prosedur yang panjang dan lebih terperinci Refrensi : Ketmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/9/2004
mengenai tahapan-tahapan kegiatan, tidak terdapat banyak
ketentuan dalam penerapannya, dan Hierarchical Steps yaitu Penanggung Jawab : Apoteker Pengelolah/Penaggung Jawab
SOP yang memiliki prosedur yang panjang dan lebih terperinci Ruang Lingkup :
mengenai tahapan-tahapan kegiatan, tidak terdapat banyak 1. Pemeriksaan kebutuhan obat
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 4

2. Pemesanan obat pada pihak PBF Oleh karena itu perusahaan membutuhkan SOP untuk
3. Pemeriksaan obat yang diterima penyimpanan obat sebagai berikut :
Prosedur
No. SOP
1. Lakukan pengecekan terlebih dahulu atas stok obat yang
dibutuhkan. Standar Operasional Tanggal 23 Januari
Prosedur (SOP) Pembuatan 2018
2. Sampaikan laporan pemesanan obat apabila stok obat telah Tanggal Revisi
Penyimpanan Obat
menipis. Tanggal
3. Kemudian catat kebutuhan obat yang akan dipesan ke dalam Efektif
Buku Surat Pesanan. Satuan Penjualan/kasir

4. Obat-obat yang akan dipesan, dicatat sebelumnya pada


Surat Pesanan (SP) sesuai dengan jenis obatnya. Tujuan : Untuk menjaga kondisi obat dan mutu obat
hingga sampai ketangan konsumen dengan
5. Pemesanan dan pembelian obat pada apotek harus dilakukan
memperhatikan pengaturan gudang.
kepada Pedagang Besar Farmsi (PBF) dengan
menghubungi pihak PBF tersebut.
Refrensi : Peraturan Ketmenkes RI
6. Dalam 1 SP Obat bebas dapat diisi lebih dari satu nama
Penanggung Jawab : Apoteker Pengelolah/Penaggung Jawab
obat, obat-obat keras menggunakan 1 SP untuk 1 nama
Ruang Lingkup :
obat sejenisnya.
1. Menyimpan Obat di gudang
7. Apoteker harus menandatangani SP dan memberi stempel 2. Pengurutan posisi obat
apotek pada SP. 3. Tatacara penyimpanan obat
Prosedur :
8. SP dapat dikirim secara lansung pada salesman pihak PBF
1. Persediaan obat-obatan diletakkan di gudang dan ruang
atau melalui fax.
racik obat.
9. Obat-obat yang diterima harus diperiksa ketepatan data
2. Dalam menempatkan obat, urutkan obat dimulai dari obat
PBF-nya.
yang paling mendekati tanggal kadaluarsa
10. Lakukan pemeriksaan fisik atas keadaan dan kelayakan
3. Pisahkan obat sesuai jenisnya dan simpan obat sesuai
obat, terdiri dari kondisi kemasan, kelengkapan obat, dan
jenisnya.
tanggal kadaluarsa.
4. Obat-obat bebas disimpan di dalam lemari kayu pada
11. Obat-obat yang diteima dari PBF langsung dicatat ke
gudang bersuhu ruang.
dalam Buku besar PBF sesuai dengan data pada faktur.
5. Obat-obat bahan racikan dan obat-obatan yang harus dengan
Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
resep dokter di simpan pada etalase kaca di ruang racik.

Doddy Setiawan 6. Letakkan obat-obatan yang harus disimpan pada suhu


rendah pada lemari pendingin di gudang.
SOP Penyimpanan Obat
7. Letakkan obat-obat sejenis narkotika dan psikotropika pada
Penyimpanan obat di CV. Apotek Lawang Gali masih
lemari khusu pada gudang.
kurang efektif dan efisien. Seperti halnya, terdapat beberapa
kesalahan dalam tatacara penyimpanan obat-obat di apotek, 8. Obat-obat yang akan dijual diletakkan pada etalase kaca
seperti halnya infus yang seharusnya tidak boleh diletakkan pada ruang depan tempat penjualan.
dan bersentuhan secara langsung dengan lantai. Hal ini tidak
sesuai dengan tatacara penyimpanan obatnya, dan dapat
mempengaruhi kualitas obat-obat yang disimpan. Seharusnya Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
obat-obat yang diterima dari supplier dan telah melalui
pemeriksaan kelayakan dan kelengkapannya harus langsung Doddy Setiawan
disimpan di gudang dan diletakkan pada tempat yang sesuai
dengan tatacara penyimpanan untuk setiap jenis-jenis obatnya. SOP Penjualan Obat Bebas
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 5

Bagain penjualan obat bebas harus dapat menjawab segala No. SOP
kebutuhan konsumen mulai dari pemberian informasi obat, Tanggal 23 Januari
Standar Operasional
rekomendasi obat bebas atas keluhan konsumen, dan harga Pembuatan 2018
Prosedur (SOP)
obat. Semua itu harus terpenuhi agar proses penjualan obat Tanggal Revisi
Penjualan Obat Dengan
bebas dapat berjalan dengan baik tanpa keluhan konsumen. Tanggal
Resep
No. SOP Efektif
Satuan Kerja Apoteker
Standar Operasional Tanggal 23 Januari
Prosedur (SOP) Pembuatan 2018
Penjualan Obat bebas Tanggal Revisi
Tujuan : Proses pelayanan dan penjualan obat dengan
Tanggal
resep dokter dapat berjalan sesuai dengan peraturan
Efektif
pemerintah.
Satuan Kerja Penjualan/Kasir.
Refrensi : Peraturan Ketmenkes RI

Tujuan : Agar proses penjualan obat bebas dapat Penanggung Jawab : Apoteker Pengelolah/Penaggung Jawab
berlangsung dengan baik dan benar. Ruang Lingkup :
1. Penerimaan resep
Refrensi : Peraturan Ketmenkes RI 2. Proses pelayanan obat dengan resep
Prosedur :
Penanggung Jawab : Apoteker Pengelolah/Penaggung Jawab
1. Penjual yang menerima resep harus memberikan resep
Ruang Lingkup :
tersebut kepada apoteker.
1. Penyambutan konsumen
2. Pelayanan obat bebas 2. Ketahui Nama, alamat, umur pasien, dan tanggal
Prosedur : pembuatan resep.
1. Sambut pasien dengan baik dan ramah.
3. Obat yang diracik hanya boleh diracik oleh apoteker.
2. Ketahui terlebih dahulu keperluan dan keluhannya.
4. Persilahkan konsumen untuk menggunakan ruang
3. Berikan informasi seputar obat yang cocok untuk tunggu.
keperluan pasien dan informasikan harga obatnya.
5. Bungkus obat yang telah diracik dengan disertai
4. Apabila pasien setuju, ambil dan serahkan obat dan dengan keterangan resep, tatacara penggunaan, dan
informasikan aturan pakai obat. data pasien.

5. Anjurkan pasien untuk berobat ke dokter apabila 6. Serahkan obat kepada konsumen dengan pemberian
diperlukan. informasi secara langsung kepada pasien seputar
biaya penebusan obat, fungsi obat dan tatacara
penggunaan obat.

Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
Doddy Setiawan
Doddy Setiawan
SOP Penjualan Obat Dengan Resep
Pelayanan obat dengan resep membutuhkan proses yang SOP Pelayanan Konsumen
baku karena terdapat peraturan pemerintah dalam hal CV. Apotek Lawang Gali harus mampu untuk selalu
penjualan obat dengan resep dokter. Diharapkan dengan SOP memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen, setiap
pelayanan obat dengan resep ini proses penjualan obat dengan konsumen harus diperlakukan dengan adil dan sesuai dengan
resep tidak menyalahi aturan yang ada. peraturan yang berlaku sesuai dengan keperluannya, harus
memastikan setiap transaksi tidak menyali aturan pemerintah,
dan untuk kenyamanan bersama setiap konsumen harus
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 6

menghormati kenyamanan konsumen lainnya seperti mematuhi Disusun oleh: Diperiksa oleh : Disahkan oleh :
larangan merokok serta mengantri dengan tertip. Karena
terdapat cukup banyak aktivitas dalam menghadapi tiap Doddy Setiawan
konsumen, perusahaan memerlukan SOP agar seluruh kegiatan .
pelayanan konsumen berjalan sesuai dengan prosedur dan
tidak menyalahi aturan pemerintah, sebagai berikut standar
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
opersional prosedurnya :
Kesimpulan
No. SOP Setelah melakukan penelitian secara langsungsung di
Tanggal 23 Januari lapangan dan analisa data terhadap perusahaan CV. Apotek
Standar Operasional
Pembuatan 2018 Lawang Gali, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan
Prosedur (SOP)
Tanggal Revisi sebagai berikut :
Pelayanan Konsumen
Tanggal 1. Pada proses penyimpanan obat, didapat kesimpulan bahwa
Efektif penyimpanan obat di perusahaan belum efektif dan efisien
Satuan Kerja Penjualan/Kasir dalam hal tatacara penyimpanan obat yang baik dan benar,
dimana terdapat beberapa kesalahan dalam tatacara
penyimpanan obat sepeerti obat-obatan yang seharusnya
Tujuan : Menjaga kepuasan konsumen, dengan mengikuti tidak boleh bersentuhan secara langsung pada lantai
prosedur-prosedur yang telah dibuat. beberapa masih diletakkan di lantai yang dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas obat, karena kelalaian
Refrensi : Ketmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/9/2004 penggunaan kapasitas gudang, untuk kapasitas gudang
sendiri telah dirasa cukup memadai.
Penanggung Jawab : Apoteker Pengelolah/Penaggung Jawab 2. Pada operasional perusahaan, dapat ditarik kesimpulan
Ruang Lingkup : bahwa mesih dirasa tidak efektif dan efisien pada pengaturan
1. Menyambut konsumen waktunya dikarenakan segala bentuk pembukuan
2. Melayani konsumen manggunakan sistem manual, karena tidak adanya
3. Pelayanan obat sesuai prosedur komputerisasi yang memadai di perusahaan, sehingga dapat
Prosedur : menghambat pengecekkan sok di gudang dan
1. Harus selalu terdapat karyawan di tempat untuk melayani mengakibatkan beberapa kegiatan terbengkalai seperti
konsumen. kagiatan penyimpanan obat yang terganggu dimana obat-
obatan diletakkan sembarangan selama peroses pembukuan
2. Sambut konsumen yang datang dengan ramah dan sopan.
obat. Perusahaan hanya menggunakan media papan tulis
3. Tanyakan keperluan pasien, bantu pasien dengan putih yang telah terbengkalai, rapat kerja, dan penyampaian
memberikan instruksi dan informasi sesuai dengan secara langsung untuk menginformasikan ketentuan-
keperluannya. ketentuan perusahaannya, hal ini juga dirasa kurang efektif
karena dibutuhkan peraturan tertulis yang berisi satandar
4. Layani konsumen sesuai dengan standar yang telah dibuat yang jelas dan mudah dipahami oleh pekerja untuk dapat
untuk penjualan obat bebas dan obat dengan resep. meningkatkan kemandiriian kerja. Perusahaan juga telah
5. Apabila terdapat stok yang kosong, tawarkan obat dengan memilik dan memenuhi izin HO untuk dapat mengoprasikan
merek berbeda yang memiliki fungsi dan manfaat yang perusahaan di lingkungannya.
sama, minta persetujuan dari konsumen. 3. Pada pelayanan konsumen di perusahaan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa secara keseluruhan perusahaan telah
6. Pastikan jumlah karyawan selalu cukup untuk melayanai memiliki sitem sendiri yang dirasa telah efisien dan efektif
konsumen, minta bantuan pada karyawan di shift yang dimana waktu peracikan obat dirasa cukup memuaskan.
berbeda untuk menolong apabila diperlukan. Kemudian terdapat tatacara berpakaian untuk seluruh
pekerja, dan perusahaan mampu untuk mengatur jumlah
7. Patuhi larangan merokok, harap menegur dengan sopan apa
karyawan untuk malayani konsumennya.
bila terdapat konsumen yang merokok.
4. Untuk menanggulangi kesalahan-kesalahan serta
8. Sampaikan ucapan terima kasih kepada pasien dengan baik kekurangan-kekurangan yang ada dalam pelaksanaan segala
dan benar. peroses operasional di perusahaan yang terdiri dari
pengadaan obat, penyimpanan obat, serta pelayanan
AGORA Vol. 6, No : 1, (2018) 1-7 7

konsumen, peneliti membentuk SOP untuk setiap bagian g-dan-tantangan-industri-farmasi-di-indonesia-2017-


operasional tersebut. SOP di fokuskan untuk mambakukan 1490187954.
proses-proses dalam pengadaan obat, penempatan obat Djiwandono, Patrisius Istiarto (2015). Meneliti itu Tidak Sulit:
menurut jenis obatnya, menjadi media untuk pedoman kerja Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Bahasa.
operasional perusahan yang baik dan benar, dan dalam hal Yogyakarta : Deepublish.
pelayanan konsumen, agar tidak menyalahi aturan Ibrahim (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif: Panduan
pemerintah dalam proses penanganan penjualan obat kepada Penelitian Beserta Contoh Proposal Kualitatif.
konsumen dengan resep maupun tanpa resep. Bandung : CV Alfabeta.
Saran Jogiyanto (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi:
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk perusahaan Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di
CV. Apotek Lawang Gali adalah: Bidang Sistem Teknologi Informasi”.Yogyakarta :
1. Sebaiknya perusahaan mulai menggunakan sistem C.V Andi Offset.
komputerisasi dalam hal pembukuannya untuk Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (2008).
mempercepat peroses pembukuan perusahaan, mulai dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
mesin kasir, pencatatan stok obat baik masuk maupun Negara Nomor : Per/21/M.Pan/11/2008 Tentang
keluar, dan pembukuan transaksi di perusahaan. Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur
2. Diharap Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah (SOP) Administrasi Pemerintahan. Jakarta : Menteri
dibuat oleh peneliti dapat dijadikan bahan pertimbangan Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di Mustamu, Ronny H. (2007). Manajemen Rantai Pasokan
perusahaan, mulai dari tatacara pengadaan obat menjadi Industri Farmasi di Indonesia. Jurnal Manajemen Dan
lebih menghemat waktu, penyimpanan obat yang tepat Kewirausahaan, 9(2), 99-106.
sesuai dengan tatacara penyimpanan yang benar, dan Vincent, Gasperz (2002). Total Quality Management. Jakarta :
pelayanan konsumen berjalan sesuai dengan aturan PT. Gramedia Pustaka Utama.
pemerintah. Stup, R. (2001). Standard Operating Procedure: A Writing
3. Perusahaan diharapkan dapat mengembangkan usahanya, Guide. Penn State University.
dengan membangun SOP yang tepat bagi perusahaan.
4. Semoga kesimpulan diatas dapat menjadi pertimbangan
untuk memperbaki segala kekerangan yang ada di
perusahaan saat ini, terutama dalam hal standarisasi
ketentuan-ketentuan perusahaan yang dapat diterapkan
untuk menjadikan oerasional perusahaan menjadi lebih
efisien dan efektif, dengan hal tersebut diharapkan
perusahaan CV. Apotek Lawang Gali dapat terus
berkembang menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Alamudi, Ibrahim & Indah Prabawati (2014). Strategi


Penerapan Standart Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan (Sop Ap) Di Badan
Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
(Bkkbn) Provinsi Jawa Timur. Timur Header halaman
genap: Ibrahim Alamudi, 1(1), 0–216.
Amrine, Harold T., John A. Ritchey, & Oliver S. Hulley
(1986). Manajemen dan organisasi produksi. Jakarta :
Erlangga.
Dahwilani, Dani M. (2017). Peluang dan Tantangan Industri
Farmasi di Indonesia. Retrieved from
https://ekbis.sindonews.com/read/1190701/34/peluan

Anda mungkin juga menyukai