Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS

Egi Ghilman Islami

1713020042

Rangkuman Kasus

RIWAYAT PSIKIATRI

Ruang : RSMS

Tanggal : 28 November 2017

IDENTITAS Pasien

Nama : MFI

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Alamat : Petunjungan

Pendidikan : S1 Ekonomi

Pekerjaan : penarik pajak pedagang di pasar

Suku Bangsa : Jawa

ANAMNESIS

1. Keluhan Utama
Pasien : gaduh gelisah (ngamuk-ngamuk)
Keluarga :
2. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun +- 1 minggu yang lalu dibawa ke
RS Mitra Siaga oleh sepupunya dikarenakan mengalami gaduh gelisah
(ngamuk-ngamuk) di rumahnya. Menurut pengakuan pasien ada yang
membisiki di telinga dan pikirannya untuk memberi perintah ngamuk-ngamuk.
Selain itu juga pasien pernah melihat bayangan hitam. Apabila saat menonton
tv di rumah pasien merasa di tv seolah-olah sama seperti kehidupan yang ia
alami. Pasien juga merasa takut akan istri dan kedua anaknya, karena seolah-

1
olah seperti ada yang ingin mencelakakan keluarganya tersebut. Dalam
beberapa hari terakhir sebelum dibawa ke RSMS, pasien merasa susah tidur.
Pasien mengaku merasa tertekan akan kehidupan yang dialami, dikarenakan
banyaknya masalah dengan keluarganya terutama dengan kedua orang tuanya.
Contohnya jika ada masalah kecil yang menimpa kedua orang tuanya, maka
kedua orang tuanya selalu menimpalkan kepada pasien atas masalahnya
tersebut. Pasien merasa ingin selalu bekerja untuk menafkahi istri dan anaknya
karena menurutnya sudah menjadi tanggung jawabnya.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Psikiatri : pernah 2x dibawa ke RSMS dengan keluhan yang sama, namun
pasien kadang lupa untuk minum obat secara teratur.
Medis : -
Riw. Alkohol : -
4. Riwayat Penyakit Keluarga dan Demografi

5. Riwayat Kehidupan Pribadi dan Aktivitas Sosial


Menurut pengakuan pasien : pasien merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Pada saat kecil pasien dapat berjalan sekitar usia 1 tahun 2 bulan
dan dapat berbicara pasa usia 1 tahun 5 bulan hal ini dituturkan ketika dulu
pasien pernah bertanya kepada ibunya. Pasien lebih dekat kepada ibunya
dibanding dengan ayahnya. Saat memasuki jenjang pendidikan dari mulai SD –
SMA menurut prngakuan pasien tidak ada hambatan dalam belajar dan
mendapat nilai yang bagus. Setelah lulus dari SMA pasien mendaftar di
Fakultas Kedokteran Unissula dengan teman dekatnya melalui jalur PMDK
dan diterima di kedokteran tersebut. Akan tetapi, ayahnya tidak mendukung
akan keputusan pilihan pasien tersebut dan tidak diberikan uang untuk
membayar biaya masuk di kedokteran sert ayahnya lebih memilih untuk
membeli sawah. Pasien merasa kecewa akan keputusan yang diambil oleh
ayahnya tersebut serta merasa kesal. Pada akhirnya pakde mengarahkan pasien
untuk ikut bekerja dengannya di pemda setempat dan sambil kuliah di Fakultas
Ekonomi universtias swasta setempat. Saat di bangku sekolah maupun kuliah
pasien mempunyai banyak teman. Setelah lulus kuliah pasien memutuskan

2
untuk menikah dengan sang pujangga hatinya dan dikaruniai dua anak. Saat ini
pasien bekerja sebagai petugas yang mengambil uang pajak pedagang di salah
satu pasar yang berada di daerah Brebes dan menyetorkan kepada dinas
setempat.

6. Pemeriksaan Fisik, Neurologis, dan Pemeriksaan Tambahan


-

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

1. Deskripsi Umum
Seorang laki-laki usia 27 tahun tampak sesuai usia, perawatan diri dibantu
Prilaku dan aktivitas psikomotor : normoaktif
Sikap terhadap pemeriksan : kooperatif
2. Kesadaran
Kuantitatif : Compos Mentis
Kualitatif : Berubah  RTA terganggu
3. Mood dan Afek
Mood : Marah
Afek : Datar
Keserasia : tidak serasi
Empati : tidak dapat dirabarasakan
4. Pembicaraan
Kuantitas : Baik
Kualitas : Baik
Spontanitas : Spontan
Volume : Cukup
Intonasi : Cukup
Artikulasi : jelas/Baik
5. Persepsi
Halusinasi : Auditorik, Visual
Ilusi, Derealisasi, Depersonalisasi : -
6. Proses Pikir
Bentuk : Non Realistik
Isi : Waham dikendalikan, waham referensi, waham curiga
Progresi : Inkoheren
7. Orientasi W/T/O/S
Baik
8. Daya Ingat
Baik
9. Konsentrasi dan Perhatian

3
Tidak terganggu
10. Kemampuan Bahasa, Membaca, dan Menulis
Tidak diperiksa
11. Kemampuan Visuospasial
Tidak diperiksa
12. Pikiran Abstrak
Tidak Terganggu
13. Pengendalian Impuls
-
14. Uji Daya Nilai
Baik
15. Insight/ Tilikan
4

DIAGNOSIS MULTIAXIAL

Aksis I : F 20.0 skizofrenia paranoid

Aksis II : F 60.0 Gg. Kepribadian Anankastik

Aksis III: -

Aksis IV: Masalah Keluarga

Aksis V: 60-51

DIAGNOSIS BANDING

F25 Ganguan Skizoafektif

F22.0 gangguan waham

RENCANA PENATALAKSANAAN

Fase akut

Farmakoterapi : berbicara kepada pasien dan memberi ketenangan, jika


perlu dilakukan pengikatan/isolasi, Inj Olanzapine 10mg IM diulang setiap 2 jam
dosis max 30mg/hari.

Oral : Risperidon 2 mg 2x1  dinaikan perlahan dlm waktu 1-3 minggu

CPZ

4
Psikoedukasi : mengurangi stimulus yg berlebihan, stresor lingkungan dan
peristiwa2 kehidupan. Beri ketenangan kepada pasien, memberi dukungan /
harapan, menyediakan lingkungan yg nyaman.

Fase stabilisasi

Farmakoterapi : Risperidon 2 mg 2x1  dipertahankan 8-10 minggu sebelum


masuk ke tahap rumatan.

Psikoedukasi : meningkatkan keterampilan org dengan skizofrenia dan keluarga


dalam mengelola gejela. Mengajak pasien untuk mengenali gejala2, melatih cara
mengelola gejala diri, mengembangkan kepatuhan menjalani pengobatan.

Fase Rumatan

Farmakoterapi : Dosis mulai diturunkan.

Psikoedukasi : untuk mempersiapkan pasien kembali pd kehidupan masy.


Modalitas rehabiltas spesifik, misalnya remediasi kognitif, pelatihan ketrampilan
sosial dan terapi vokasional. Diajarkan juga untuk mengelola gejala prodormal
agar mampu mencegah kekambuhan

Prognosis:

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Perasaan terhadap pengalaman

Saya merasa senang mendapatkan pasien dengan diagnosis skizofrenia paranoid,


karena banyak hal-hal baru yang didapatkan dari pasien tersebut.

Evaluasi

Harus dilakukan visite home, agar mengetahui keadaan di keluarga ataupun di


lingkungannya.

5
Analisis

1. Definisi
Skizofrenia paranoid merupakan sekelompok reaksi psikotik yang
mempengaruhi berbagai fungsi individu, termasuk berpikir dan
berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan
dan menunjukkan emosi dan perilaku dengan sikap yang dapat diterima
secara social.

2. Epidemiologi
Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup
mereka. Gejala biasanya muncul pada usia remaja akhir atau dewasa
muda. Pada laki-laki biasanya 15-25 th dan pada perempuan 25-25 th.

3. Gejala
Gejala-gejala skizofrenia dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a. Gejala positif
1) Delusi atau waham Suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak
masuk akal). Meskipun telah dibuktikan secara objektif bahwa
keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
2) Halusinasi Pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan
(stimulus). Misalnya penderita mendengar suara-suara/ bisikan-
bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/ bisikan
itu.
3) Kekacauan alam pikiran Dapat dilihat dari isi pembicaraannya.
Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak dapat diikuti alur
pikirannya.
4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan.
5) Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan
sejenisnya.
6) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada
ancaman terhadap dirinya.
7) Menyimpan rasa permusuhan.
b. Gejala negatif
1) Alam perasaan (affect) ”tumpul” dan ”mendatar” Gambaran alam
perasaan ini dapat terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan
ekspresi.
2) Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau
kontak dengan orang lain dan suka melamun.

6
3) Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
4) Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
5) Sulit dalam berpikir nyata.
6) Pola pikir steorotip.
7) Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.

4. Faktor risiko
Faktor resiko skizofrenia adalah sebagai berikut:
a. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
b. Kembar identik Kembar identik memiliki risiko skizofrenia 50%,
walaupun gen mereka identik 100%.
c. Struktur otak abnormal Dengan perkembangan teknik pencitraan teknik
noninvasif, seperti CT scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan
Positron Emission Tomography (PET) dalam 25 tahun terakhir, para
ilmuwan meneliti struktur otak dan aktivitas otak individu penderita
skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa individu penderita
skizofrenia memiliki jaringan otak yang relatif lebih sedikit
d. Sosiokultural Lingkungan sosial individu dengan skizofrenia di negara-
negara berkembang mungkin menfasilitasi dan memulihkan (recovery)
dengan lebih baik daripada di negara maju. Di negara berkembang,
terdapat jaringan keluarga yang lebih luas dan lebih dekat disekeliling
orang-orang dengan skizofrenia dan menyediakan lebih banyak
kepedulian terhadap penderita. Keluarga-keluarga di beberapa negara
berkembang lebih sedikit melakukan tindakan permusuhan, mengkritik,
dan sangat terlibat jika dibandingkan dengan keluargakeluarga di
beberapa negara-negara maju. Hal ini mungkin membantu jumlah atau
tingkat kekambuhan dari anggota-anggota keluarga penderita
skizofrenia.
e. Tampilan emosi Sejumlah penelitian menunjukkan orang-orang dengan
skizofrenia yang keluarganya tinggi dalam mengekspresikan emosi,
lebih besar kemungkinannya untuk menderita kekambuhan psikosis
daripada mereka yang keluarganya sedikit atau kurang
mengekspresikan emosi.

Kesimpulan

Skizofrenia paranoid merupakan tipe dari skizofrenia yang paling stabil


dan paling sering. Awitan subtipe ini biasanya terjadi lebih belakangan bila
dibandingkan dengan bentuk-bentuk skizofrenia lain. Gejala terlihat sangat
konsisten, pasien dapat atau tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien
sering tak kooperatif dan sulit untuk kerjasama, mungkin agresif, marah, atau

7
ketakutan, tetapi pasien jarang sekali memperlihatkan perilaku disorganisasi.
Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak
terpengaruh.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawardhani, AAAA., Husin, Albahri., Adikusumo, Arman. et al.(2014).


Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI.

PP DSKJI.(2012) Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa/Psikiatri.


Jakarta.

PPDGJ III & DSM IV.

Anda mungkin juga menyukai

  • Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Dokumen3 halaman
    Formulir Pendaftaran Ukmppd Periode Februari 2020
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • SIM Kesehatan
    SIM Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    SIM Kesehatan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • SIM Kesehatan
    SIM Kesehatan
    Dokumen2 halaman
    SIM Kesehatan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Dokumen19 halaman
    Laporan Jaga Stase Penyakit Dalam: JUMAT, 12JULI2019
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • FORM Luar Kota
    FORM Luar Kota
    Dokumen3 halaman
    FORM Luar Kota
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Ada Ajah
    Ada Ajah
    Dokumen57 halaman
    Ada Ajah
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • JUDUL
    JUDUL
    Dokumen4 halaman
    JUDUL
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • MTBS-M 2014
    MTBS-M 2014
    Dokumen83 halaman
    MTBS-M 2014
    Wulan
    Belum ada peringkat
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Dokumen11 halaman
    Presentation 3
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • New Anemia Et Efusi E.C CHF
    New Anemia Et Efusi E.C CHF
    Dokumen90 halaman
    New Anemia Et Efusi E.C CHF
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen7 halaman
    Jurnal
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Egi Ikm
    Cover Referat Egi Ikm
    Dokumen4 halaman
    Cover Referat Egi Ikm
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Bisa Kaya Kie
    Bisa Kaya Kie
    Dokumen13 halaman
    Bisa Kaya Kie
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Dokumen4 halaman
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Wis Lahh
    Wis Lahh
    Dokumen13 halaman
    Wis Lahh
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus STEMI
    Laporan Kasus STEMI
    Dokumen24 halaman
    Laporan Kasus STEMI
    fikrinajamuddin
    Belum ada peringkat
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Dokumen11 halaman
    Presentation 3
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Dokumen4 halaman
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Herbal Life
    Herbal Life
    Dokumen28 halaman
    Herbal Life
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Anemia Et Efusi E.C CHF
    Anemia Et Efusi E.C CHF
    Dokumen54 halaman
    Anemia Et Efusi E.C CHF
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • HHHJJ
    HHHJJ
    Dokumen7 halaman
    HHHJJ
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • HMMMMMM
    HMMMMMM
    Dokumen60 halaman
    HMMMMMM
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen25 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Tambahan Tetanus
    Tambahan Tetanus
    Dokumen7 halaman
    Tambahan Tetanus
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Sampul Osler
    Sampul Osler
    Dokumen4 halaman
    Sampul Osler
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Seboroik
    Seboroik
    Dokumen10 halaman
    Seboroik
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Derma To
    Derma To
    Dokumen27 halaman
    Derma To
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat
  • Pasca Sarjana
    Pasca Sarjana
    Dokumen5 halaman
    Pasca Sarjana
    Yolanda Intan Sari
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat Egi Ikm
    Cover Referat Egi Ikm
    Dokumen4 halaman
    Cover Referat Egi Ikm
    Nuraga Dwi Pratapa
    Belum ada peringkat