Anda di halaman 1dari 4

PIJAT PERINEUM

Disusun oleh

YAKAYUM (18040318)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADASEMARANG
TELAAH JURNAL

PIJAT PERINEUM

Pijat perineum adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan, aliran

darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Teknik ini, jika dilatih pada

tahap akhir kehamilan (mulai minggu ke-34) sebelum persalinan, juga akan

membantu mengenali dan membiasakan diri dengan jaringan yang akan dibuat rileks

dan bagian yang akan dilalui oleh bayi.

Penelitian yang di lakukan Wewet Savitr tentang Pengaruh Pemijatan

Perineum pada Primigravida terhadap Kejadian Ruptur Perineum saat Persalinan.

Meggunakan metode penelitian eksperimen dengan menggunakan post test only

control group design dengan subyek penelitian yang dipilih adalah semua populasi

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini menunjukan bahwa

kejadian ruptur perineum lebih banyak pada kelompok kontrol 10 orang (71,4%)

yang tidak dilakukan pemijatan perineum dibandingkan pada kelompok intervensi 3

orang (21,4%) yang dilakukan pemijatan perineum. Setelah dilakukan uji Chi-Square

diperoleh nilai p= 0,02 (<0,05) maka secara statistik menunjukan ada pengaruh

pemijatan perineum pada primigravida terhadap kejadian ruptur perineum pada saat

persalinan antara kelompok Intervensi dan kelompok kontrol.

Penelitian yang di lakukan Enny Yuliaswati tentang Pengetahuan Dalam

Melaksanakan Pijat Perineum Oleh Bidan dengan menggunakan metode penelitian


observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional (Potong Silang). Rancangan

penelitian ini adalah Mixed Method jenis Sequential Explanatory. Pada penelitian ini

dilakukan penelitian kuantitataif analisis komparatif dengan pengambilan data berupa

potong silang. Selain itu dikumpulkan data kualitatif dengan cara melakukan

wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan, masa kerja

bidan sebagai subjek penelitian secara simultan berpengaruh terhadap pelaksaan pijat

perineum. Pengaruh variabel pengetahuan misalnya, mempunyai arti bahwa

responden yang pengetahuannya tinggi berpeluang untuk melakukan pijat perineum

kepada kliennya 10 x dibandingkan responden yang mempunyai pengetahuan rendah.

Penelitian yang di lakukan Georgina Stamp tentang Perineal massage in

labour and prevention of perineal trauma: randomised controlled trial. Hesil

penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan derajat robekan perineum antara

kelompok intervensi dan control. Di mana nilai P <0.50) menunjukan ada pengaruh

pijat perineum dengan kejadian robekan perineum. Sedangkan pengurangan rasa

nyeri pada ibu menunjukan nilai P <0,07). Yang artinya ada pengaruh pijat perineum

dengan intensitas nyeri luka perineum.

Dari hasil penelitian yang di atas dapat kita simpulkan bahwa pijat perineum

dapat mengurangi resiko terjadinya robekan perineum dan nyeri robekan perineum di

mana Menurut Danuatmaja, bahwa pemijatan perineum yang dilakukan sejak bulan-

bulan terakhir kehamilan menyiapkan jaringan kulit perineum lebih elastis sehingga

lebih mudah meregang. Selain itu meningkatkan elastisitas vagina untuk membuka,
sekaligus melatih ibu untuk aktif mengendurkan perineum ketika ia merasakan

tekanan saat kepala bayi lahir. Ini dapat mengurangi robekan perineum, mengurangi

pemakaian episiotomi, dan mengurangi penggunaan alat bantu persalinan lainnya.19

Banyak ibu merasakan perubahan daya regang daerah perineumnya setelah satu atau

dua minggu pemijata

Pengetahuan bidan dalam melakukan pijat perineum sangat penting dalam

mencapai keberhasilan dan manfaat dari pijat perineum. Di mana Kemampuan dalam

melakukan pijat perineum dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan,

sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun

pendidikan, dan ketrampilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis

pendidikan, kurikulum, pengalaman praktik dan latihan. Sikap bidan dalam

memandang keberadaan pijat perineum merupakan pengendalian perasaan individu,

pikiran dan predisposisi untuk bertindak terhadap beberapa aspek dari lingkungan

(Saifuddin, 2000).

Anda mungkin juga menyukai