Waktu tak pernah lepas dari setiap kehidupan manusia. Dari mulai manusia
dilahirkan hingga nantinya kembali ke dalam tanah, sang waktulah yang akan
selalu ada menemani. Sering sekali kita mendengar pepatah “Waktu adalah Uang”
dimana hal ini berarti kita harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena
waktu sama berharganya dengan uang. Namun pada prakteknya manusia sering
merasa tidak puas dengan 24 jam yang telah diberikan dalam sehari. Entah karena
kepadatan jadwal yang mereka miliki atau karena kurangnya pengaturan waktu
yang mereka terapkan, sehingga mereka tidak bisa meng-handle semua agenda
yang harus diselesaikan dan yang terjadi bukan mereka yang mengendalikan
waktu tetapi waktu yang mengendalikan mereka. Masalah ini merupakan salah
Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk menjadi insan yang aktif, baik aktif
hidupnya dikejar berbagai macam deadline tugas, mulai dari tugas akademis
maupun tugas organisasi. Terkadang hal ini membuat sebagian dari mereka
merasa terbebani dan akhirnya berakibat buruk pada salah satu bagian dari
kehidupan mereka atau bisa dibilang hidupnya menjadi tidak seimbang. Dampak-
dampak itu antara lain turunnya nilai akademis mereka, kurangnya waktu tidur,
1
dan masih banyak lagi dampak yang lain. Namun tak jarang pula ditemui
idaman banyak orang, dan tentunya ini bisa terwujud apabila kita memiliki
mahasiswa. Tanpa pengaturan waktu yang baik, waktu yang ada akan terbuang
tidak terselesaikan dengan baik. Inilah yang membuat kita merasa hidup kita
selalu dikejar oleh deadline. Namun disamping itu, dalam mengatur waktu
terhadap jadwal kegiatan yang ada tidak bisa dilakukan secara asal, pengaturan
2
3. Bagaimana praktik pengaturan waktu pada mahasiswa TPB ITB?
pokok, yaitu:
Kajian melingkupi mahasiswa TPB ITB tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri
dari 12 fakultas yaitu : FTSL, FTI, FMIPA, FTMD, FTTM, FITB, FSRD,
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini ialah:
umum,
3
1.5 Hipotesis
Pengaturan waktu yang baik dan efektif diduga akan berdampak baik pula pada
1.6.1 Metode
dari literatur maupun dari lapangan kemudian dianalisis. Sehubungan dengan itu,
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode kuisioner yang
pengaturan waktu
4
BAB III Pembahasan yang terdiri atas kehidupan sosial akademis
mahasiswa ITB.
5
BAB II
DESKRIPSI MASALAH
“The analysis of how working hours are spent and the prioritization of tasks
Pengaturan waktu di sini berarti penggunaan waktu yang baik dan efisien
serta kaitannya dengan skala prioritas kegiatan seorang individu. Bukan sekadar
dengan baik dan efektif sehingga hasil dari setiap pekerjaan yang didapat bisa
maksimal. Apalah guna penyusunan jadwal jika ternyata semua hasil dari
dan membuat skala prioritas, membuat keputusan tentang berapa banyak waktu
seseorang.
di USA menyebutkan dari usia rata-rata 72 tahun, hanya 20% dari total usia yang
digunakan secara efektif untuk bekerja dan mengejar impian. Maka dari itu
“Time management used so that someone can do their task and target
7
pengaturan waktu bagi seseorang agar dapat menyelesaikan tugas dan targetnya
dengan efektif. Dengan adanya pengaturan waktu, setiap tugas akan terkontrol
baik dari segi waktu maupun keoptimalan hasil dari tugas tersebut, sehingga tidak
Skala prioritas juga diperlukan dalam pengaturan waktu. Perlu diatur mana
yang lebih penting dan mana yang kurang penting. Hal ini bertujuan agar tidak
kegiatan tersebut, atau dalam kata lain mereka bisa berkata “Ya” pada suatu
pekerjaan yang benar-benar penting dan mendesak serta berkata “Tidak” pada
Di lain sisi, dalam mengerjakan pekerjaan penting itu kita juga harus
waktu inilah kita bisa mulai mengorganisir kegiatan kita sehingga pekerjaan yang
8
respecting those priorities” (Soucie, 1986), “And as setting priorities and
tersebut .
tertib dan teratur. Selain itu, menerapkan pengaturan waktu secara berkala juga
Sesorang yang menerapkan pengaturan waktu dengan efektif akan menjadi pribadi
yang lebih menghargai waktu dan juga bisa memanfaatkan waktu dengan efektif
dan efisien. Dengan demikian individu itu bisa menjadi lebih produktif karena ia
tahu bagaimana caranya menggunakan waktu dengan baik dan efisien untuk
semua pekerjaannya sehingga pekerjaan yang dapat diselesaikan bisa lebih banyak
atau lebih cepat dibanding individu yang tidak menerapkan pengaturan waktu.
Tidak hanya itu saja, pengaturan waktu dapat membiasakan seseorang untuk
mempunyai rencana cadangan jika rencana awal yang ia miliki tidak berjalan
pemecahan masalah atas suatu kejadian diluar rencana, ini bisa terjadi karena
9
Dalam melaksanakan pengaturan waktu, diperlukan kedisiplinan untuk
jadwal dibuat tetap akan percuma apabila tidak didasari dengan kemauan untuk
dapat menentukan dan memilah suatu pekerjaan yang hendak ia lakukan sesuai
mendesakkah, atau malah tidak penting dan tidak mendesak. Dari pemilahan
prioritas itulah dapat diambil kesimpulan pekerjaan mana yang harus dikerjakan
waktu terhadap semua kegiatan yang kita miliki, seperti pada Gambar 2.1.
akan terorganisir dengan baik serta dapat diselesaikan sesuai dengan tenggat
10
waktu yang dialokasikan dan hasilnya-pun akan lebih optimal. Dengan pengaturan
mempunyai waktu istirahat yang lebih banyak. Ia tidak akan merasa bahwa
pekerjaannya terlalu banyak dan tidak mungkin dikerjakan sesuai batas waktu
yang telah ditentukan karena ia telah menyusun semua pekerjaan dengan baik
11
BAB III
PEMBAHASAN
Mahasiswa, terdiri dari kata Maha dan Siswa dimana kedua kata ini
institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak
pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa begitu besar. Pengertian mahasiswa tidak bisa diartikan kata per kata,
dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh suatu masyarakat
12
1. Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena
3. Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis.
4. Moral Force, mahasiswa adalah kumpulan orang yangg memiliki moral yang
baik.
Namun secara garis besar, setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut
suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk
dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan norma
juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segala perbuatannya
tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat
13
dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar
pendidikan.
Dari ketiga peran penting tersebut, mari kita lihat kaitannya dengan
dengan peranan intelektual. Seperti yang telah kita ketahui dari pengertian
mahasiswa diatas, mahasiswa adalah insan intelek yang dituntut untuk menimba
ilmu demi masa depan bangsa ini. Di tangan mahasiswa-lah nasib bangsa ini
kedepannya dibawa. Oleh sebab itu, demi mewujudkan tujuan tersebut tugas
Menuntut ilmu di ITB bukanlah hal yang mudah dari mulai pelajarannya,
tugas-tugasnya, asistensinya dan masih banyak kegiatan akademis yang lain yang
dapat bersaing dengan putra-putri terbaik bangsa lainnya agar tetap bisa
moral dan peranan sosial tergolong peran yang akan mendukung kehidupan sosial
budaya dan latar belakang yang berbeda-beda pula bagi tiap individu. Inilah
14
motivasi awal agar kita bisa segera beradaptasi dan mencari teman sebanyak-
banyaknya di lingkungan yang baru ini. Dengan adanya interaksi antar individu
yang pertama adalah unit kegiatan mahasiswa. Jumlah unit di ITB kurang lebih
sekitar 81 buah dan terbagi menjadi beberapa rumpun seperti rumpun keagamaan,
seni budaya, olahraga, pendidikan, dan masih banyak lagi. Setiap rumpun
memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda dari mulai meningkatkan keimanan,
mengembangkan bakat dan minat yang kita miliki, berolahraga, dan tidak lupa
ITB sebanyak jumlah program studi di kampus ini, yaitu sebanyak 29 buah. Setiap
himpunan memiliki ciri dan karakteristik khas sesuai dengan program studinya
berkumpul seluruh mahasiswa pada program studi tertentu dimana dengan adanya
himpunan ini mahasiswa jadi lebih mengenal satu sama lain baik dengan teman
mereka.
mahasiswa biasanya mengikuti paling sedikit 1 unit dan juga diwajibkan untuk
ikut dalam himpunan. Selain itu, mahasiswa yang tidak mengikuti unit (non-unit)
15
lingkungannya atau terkenal dengan sebutan ansos yang merupakan kependekan
mahasiswa itu hanya berprestasi dalam bidang non-akademis atau dalam bidang
bidang akademis dan non-akademis atau bisa dibilang mahasiswa yang balance
Sebagai mahasiswa ITB yang baik tentunya kita harus mengikuti budaya
yang berlaku di kampus ini, yaitu disamping menuntut ilmu kita juga dituntut
aktif di seluruh kegiatan tersebut tentunya bukanlah hal yang mudah. Setiap
kegiatan tersebut pasti membebani tugas dengan spesifikasi dan deadline yang
Inilah yang selalu menjadi masalah utama mahasiswa ITB, disaat mereka
ingin menjadi aktif dalam semua aspek pendidikan namun karena kurangnya
profesionalitas dalam diri mereka, yang terjadi malah semua kegiatan dan
tugasnya terbengkalai dan akhirnya menjadi bumerang bagi diri mereka sendiri,
Salah satu akibat utama terjadinya hal ini adalah karena kurangnya
pengaturan waktu dalam diri mereka, oleh sebab itu kami mencoba menganalisis
16
bagaimana praktik pengaturan waktu bagi mahasiswa ITB apakah sudah
dilakukan secara efektif atau belum, juga menganalisis apa saja manfaat yang
Mahasiswa dituntut agar dapat mengatur waktu dengan baik agar semua
berantakan seiring berjalannya waktu dan tentu saja suatu hari akan ada keadaan
GRAFIK 1
PRESENTASE WAKTU PENGERJAAN TUGAS
9% 5% 3% 10%
12% ke-1
35% ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
Hari ke- 26% hari-H
Sampel di atas di atas diambil dari 100 orang mahasiswa S1 tingkat pertama
17
karena pada keadaan ini mahasiswa masih menyesuikan dirinya dengan kondisi
kampus. Pada tahap ini perbedaan antara tingkat SMA dan perguruan tinggi saat
mengatur waktu.
tugas mereka pada hari ke-6 setelah tugas diberikan. Seringkali mahasiswa tingkat
pertama di ITB mengalami penumpukan tugas, seolah tugas yang harus mereka
kerjakan sangat banyak, padahal sebenarnya hal ini diakibatkan karena kebiasaan
mereka yang mengerjakan tugas pada H-1 atau 6 hari setelah tugas dikerjakan.
Dari sampel tersebut hanya 5% responden yang mengerjakan tugas pada hari ke 1
setelah tugas dikerjakan atau H-6 . Hal ini menunjukan pengaturan waktu yang
dilakukan mahasiswa tingkat pertama ITB belum efektif. Apalagi dari responden
ada yang mengerjakan pada hari-H saat tugas dikumpulkan dan menurut hasil
persentase ialah 9%, artinya 9 dari 100 orang mengerjakan tugas pada hari saat
tugas itu dikumpulkan . Selanjutnya hasil dari kuesioner di atas diperkuat dengan
GRAFIK 2
RESPON MAHASISWA TERHADAP DEADLINE
18
Ya Tidak Kadang-kadang
5%
39%
56%
mereka dihantui deadline. Bagaimana tidak mereka merasa begitu banyak tugas
yang mengejar mereka padahal sebenarnya merekalah yang menunda tugas yang
diberikan. Maka dari itu pengaturan waktu sangatlah penting untuk menghadapi
untuk jarak interval ujian tengah semester sangat kurang mengingat materi yang
diujikan dalam setiap UTS tidaklah sedikit. Karena itulah penulis juga
tingkat satu ini di luar mengerjakan tugas?”. Grafik di bawah ini ialah hasil dari
GRAFIK 3
19
INTENSITAS WAKTU BELAJAR DILUAR JAM PELAJARAN
45
40
35
30
25
20 Intensitas belajar di luar jam
15 pelajaran dalam sehari
10
5
0
belajar secara rutin dalam sehari tentunya materi yang akan diujikan dalam UTS
akan terasa tidak terlalu banyak. Pada saat H-7 menjelang masa ujian mahasiswa
hanya perlu mengulas materi yang pernah dipelajari. Dari hasil kuisioner
diketahui kurang dari 20% yang belajar selama lebih dari 4 jam. Rata-rata, belajar
selama 2-4 jam dalam sehari. Bahkan lebih dari 10 responden tidak pernah belajar
selain untuk mengerjakan tugas/ujian dan kurang lebih 25% lainnya belajar
mahasiswa. Responden yang belajar selama lebih dari 4 jam dalam sehari dapat
mereka dengan optimal untuk belajar, terbukti dari alokasi waktu untuk hal
tersebut.
20
Tentunya mahasiswa yang mengalokasikan waktu belajarnya lebih banyak
dari yang lain, persentase keberhasilan dalam hal akademik akan lebih tinggi
Kegiatan yang diikuti mahasiswa selain kuliah di dalam kelas juga dapat menjadi
Mahasiswa ITB
Dengan pengaturan waktu yang baik maka semua aktivitas akan berjalan
dengan baik. Begitu juga dengan segala tugas yang diberikan dapat diselesaikan
kebiasaan. Dan tentu saja kebiasaan tersebut akan sangat bermanfaat bagi
mahasiswa.
kelas tetapi juga di luar kelas seperti belajar berorganisasi melalui Unit atau
melakukan kedua kegiatan mereka yaitu akademik dan sosial agar nantinya
21
Mahasiswa yang dapat mengatur waktunya dengan baik dan efektif maka
yang berarti. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa yang kurang cakap dalam
22
BAB IV
4.1 Simpulan
bahwa :
2. Terdapat 3 peranan utama mahasiswa yaitu peranan moral, peranan sosial dan
peranan intelektual.
terhadap waktu dan menerapkan pengaturan waktu yang baik dan efektif.
4. Praktek pengaturan waktu pada mahasiswa ITB dinilai belum begitu efektif.
23
5. Manfaat yang dapat diperoleh dari manajemen waktu yang baik adalah
sebagai berikut :
4.2 Saran
Penetapan sasaran.
Penentukan penanggungjawab.
24
Penjadwalan langkah tindakan.
diinginkan.
waktu):
DAFTAR PUSTAKA
25
Anonim.Manajemen Waktu, Cara Meningkatkan Efektivitas Waktu Anda. dari
http://cessee.com/2012/10/20/manajemen-waktu-cara-meningkatkan-
http://lutfichakim.blogspot.com/2012/04/mahasiswa-serta-peran-dan-
Mayo Clinic Staf . Time management: Tips to reduce stress and improve
productivity. .http://www.mayoclinic.com/health/time-
Zerihun ,Temesgen Belayneh ,& S.Murali Krishna. “A Few Techniques for Time
Management”. 2012 .Journal of Business Management & Social Sciences
Research : Mekelle University ,Vol. 1 , No.3, December 2012
http://borjournals.com/Research_papers/Dec_2012/1065%20M.pdf
diunduh tanggal 15 April 2013 pukul 21.15
26
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
27
LAMPIRAN B
28
LAMPIRAN C
29
30
31
LAMPIRAN D
32
33
34
LAMPIRAN E
35
LAMPIRAN F
36
RIWAYAT PENULIS
37
Ratri Dyah Palupi, lahir di Kebumen pada 3 Desember
1994. Menyelesaikan studinya di kota asal hingga tingkat
menengah atas yaitu TK Mekarsari, SDN Tanjungsari, SMP
N 1 Kebumen, dan SMA N 1 Kebumen. Kini, anak ke-3
dari pasangan Agus Rahayu dan Sri Romiatun yang
mempunyai hobi browsing dan membaca novel ini tercatat
sebagai mahasiswi S1 Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung angkatan 2012.
Ivy Febrianti Putri, gadis yang biasa disapa Ivy ini lahir di Jakarta pada tanggal
14 Februari 1994. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang harmonis dan
humoris. Setelah lulus dari SD Islam Dian Didaktika, ia melanjutkan studinya di
SMP Negeri 96 Jakarta dan kemudian bersekolah di SMA
negeri 34 Jakarta. Kesenangannya terhadap dunia kuliner
dan kewirausahaan mulai terlihat ketika menginjak
bangku SMP. Ia kerap menjual coklat yang diolah sendiri
kepada teman-temannya. Namun, akibat sibuk dengan
studinya, usaha itupun sempat terhenti. Kini, dengan
dukungan dari kedua kakaknya, anak ketiga dari 3
bersaudara ini berhasil membuka usaha makanan ringan
lewat media sosial di sela-sela kesibukannya sebagai
mahasiswi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan di ITB.
Rizki Apriliawati, gadis yang kerap disapa Iki atau Ikay ini
lahir di Jakarta, 20 April 1994. Dibesarkan di lingkungan
keluarga yang sering pindah-pindah menyebabkan anak ke-
2 dari 3 bersaudara ini menyelesaikan studi sekolah dasar
dan menengah di kota yang berbeda-beda yaitu TK Bunda
Asuh Nanda Bandung, SD Islam PB. Soedirman Jakarta,
SMP Al-azhar 14 Semarang, dan SMA Negeri 3 Semarang.
Anak dari pasangan Widawati dan Moch Amin ini dikenal
supel dan senang berolahraga. Kini ia tercatat sebagai
mahasiswi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB.
38