Anda di halaman 1dari 19

Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

MODUL:

PENJERNIHAN AIR DENGAN


METODE AERASI & FILTRASI

I. DESKRIPSI SINGKAT

A
ir merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita
mendengar bumi disebut sebagai planet biru, karena air
menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim
kemarau disaat air umur mulai berubah warna atau berbau. Ironis
memang, tapi itulah kenyataannya.

Beberapa sumber air yang bisa digunakan sebagai bahan baku air
bersih adalah air sumur, mata air, air sungai dan air laut. Namun
seringkali ditemui air sumur atau sumber air lainnya telah keruh,
kotor, berbau. Selama kuantitasnya masih banyak kita masih
dapat berupaya menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air
bersih yang layak pakai.

Masalah yang paling menonjol pada air sumur adalah bau busuk
dan warna kuning karat berbau logam. Di perkotaan umumnya air

1 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

berbau busuk karena tanahnya sudah banyak tercemar limbah


organik. Secara alami, warna kuning atau bau logam dikarenakan
air banyak mengandung besi (Fe), Mangan (Mn), dan alumunium
(Al) atau logam lain yang membahayakan kesehatan.

Aerasi dan filtrasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif


solusi menurunkan kandungan kation yang terlarut terutama ketiga
kation di atas. Konstruksinya terbuat dari dua buah drum yang
bagian dalamnya telah di cat anti karat.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu
mempraktikan penjernihan air dengan metode aerasi &
filtrasi.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mengikuti materi pelatihan ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang penjernihan air dengan metode
aerasi & filtrasi sederhana
2. Mempraktikan pembuatan paket penjernihan air dengan
metode aerasi & filtrasi sederhana
3. Mempraktikan penggunaan penjernihan air dengan
metode aerasi & filtrasi sederhana

III. POKOK BAHASAN


Modul ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
masalah penjernihan air di daerah yang menggunakan air tanah.
Materi modul ini terdiri dari 4 pokok bahasan mencakupi :

1. Konsep penjernihan air dengan metode aerasi & filtrasi.

2 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

2. Pembuatan paket penjernihan air dengan metode aerasi &


filtrasi.
3. Cara penggunaan dan pemeliharaan paket penjernihan air
dengan metode aerasi & filtrasi.

IV. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN


Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran materi ini.

Langkah 1
Pengkondisian
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hanga. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi di kelas ini, mulailah dengan
perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan
disampaikan.
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan
yang akan disampaikan, sebaiknya menggunakan bahan tayang.

Langkah 2
Diskusi Singkat tentang Topik (brain storming)
Fasilitator berusaha menggali pendapat/pemahaman peserta
dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta terkait
dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat diketahui
sejauh mana pengetahuan peserta terhadap materi yang akan
disampaikan. Sebaiknya tuliskan kata kunci pendapat mereka pada
kertas flipchart atau metaplan.

Langkah 3
Penyampain Materi
1. Fasilitator menyampaikan paparan materi sesuai urutan pokok
bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan

3 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

tayang. Kaitkan juga dengan pendapat atau pemahaman yang


dikemukakan oleh peserta agar mereka merasa dihargai.
2. Sebelum melanjutkan pokok bahasan berikutnya, fasilitator
akan menanyakan apakah peserta memahami pokok bahasan
yang baru saja disampaikan dan memberi kesempatan untuk
tanya jawab.
3. Memberi demonstrasi peralatan dan bahan yang akan
digunakan.

Langkah 4
Praktik
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan praktik
pembuatan paket pengolahan air secara flokulasi, koagulasi dan
sedimentasi ini di Ruang Workshop yang telah disediakan oleh
Bapelkes Lemahabang.
2. Peserta akan dibimbing dalam melakukan praktik sesuai dengan
materi yang dipraktikkan di Ruang Workshop.

Langkah 5
Implementasi
1. Fasilitator atau Tim Pembimbing akan mengajak seluruh peserta
ke Lapangan untuk mengimplementasikan paket pengolahan
yang sudah dibuat dan dipraktikkan dalam materi pelatihan.
2. Peserta akan dipandu oleh Tim dalam melakukan implementasi
di lapangan sesuai dengan rencana yang disusun.

Langkah 6
Refleksi dan Rangkuman
1. Fasilitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan refleksi
bersama tentang pembahasan materi ini. Apakah tujuan
pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai ?
2. Dilanjutkan dengan menutup sesi ini dengan memberikan
apresiasi keterlibatan aktif seluruh peserta.

4 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

V. URAIAN MATERI

a. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia. Jika kebutuhan air belum tercukupi maka dapat
memberikan dampak besar terhadap kesehatan maupun sosial.
Pengadaan air bersih di Indonesia khususnya untuk skala besar
masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh
Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun
demikian secara nasional jumlahnya masih belum mencukupi
dan dapat dikatakan relatif kecil. Untuk daerah yang belum
mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya mereka
menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air
sumber (mata air) dan lainnya.

Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu


ditentukan oleh 4 (empat) aspek yaitu :
1. persyaratan fisik,
2. persyaratan kimiawi,
3. persyaratan bakteriologis, dan
4. persyaratan radioaktifitas.

Persyaratan fisik ditentukan oleh faktor kekeruhan, warna, bau


maupun rasa. Persyaratan kimiawi ditentukan oleh konsentrasi
bahan kimia seperti Arsen, Chlor, Tembaga, Cyanida, Besi,
Mangan dan sebagainya. Persyaratan bakteriologis ditentukan
baik oleh mikroorganisme patogen, maupun non patogen.

Air tanah (sumur) merupakan sumber air bersih terbesar yang


digunakan. Kendala yang sering ditemui dalam menggunakan air
tanah adalah kandungan Zat Besi (Fe) dan Mangan (Mn) yang

5 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

terdapat dalam air baku (biasanya >5-7 mg/L), dimana standar


yang telah di tetapkan oleh Departemen kesehatan di dalam
Permenkes No. 907/Per/Menkes/VII/ 2002 tentang air minum
yaitu sebesar 1,0 mg/L.

Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan


bervalensi tiga (Fe3+) . Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3,
Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4 tergantung dari unsur lain yang
mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam air adalah
bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula
berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi,
reservoir air dari besi atau endapan-endapan buangan industri.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas, akan


menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
1. Gangguan teknis
Endapan Fe(OH) bersifat korosif dapat mengendap pada
saluran pipa, sehingga mengakibatkan clogging dan
mengotori bak/wastafel/kloset.
2. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut
dalam air adalah timbulnya warna, bau dan rasa. Air akan
terasa tidak enak bila konsentrasi besi terlarutnya > 1,0
mg/L.
3. Gangguan kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia
berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana
tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang sebagian diperoleh
dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan
oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.
- Dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe,
bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna
kulitnya menjadi hitam aibat akumulasi Fe.

6 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

- Air minum yang mengandung besi cenderung


menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi.
- Kadar Fe yang besar dapat merusak dinding usus.
Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding
usus ini.
- Kadar Fe > 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit.
- Jika kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/L akan
menyebabkan air berbau seperti telur busuk.
- Hemokromatesis primer besi akibat dari penyerapan Fe
dalam jumlah berlebih di dalam tubuh. Feritin berada
dalam keadaan jenuh akan besi sehingga kelebihan
mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan
mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah
sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga
menimbulkan diabetes.

Proses penghilangan besi dan mangan dengan cara oksidasi


dapat dilakukan dengan tiga macam cara yakni :
1. oksidasi dengan udara atau aerasi,
2. oksidasi dengan khlorine (khlorinasi) dan
3. oksidasi dengan kalium permanganat.

Selain dengan cara oksidasi, penghilangan senyawa besi dan


mangan dalam air yang umum digunakan khususnya untuk
skala rumah tangga yakni dengan mengalirkan ke suatu filter
dengan media mangan zeolit.

7 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

Gambar
Treatment Penurunan Kadar Fe dan Mn secara Aerasi dan Filtrasi
dengan Lapisan Mangan Zeolit

TEKNIS AERASI

Proses ini merupakan suatu usaha penambahan konsentrasi


oksigen yang terkandung dalam air, agar proses oksidasi untuk
mengubah bentuk kation berjalan dengan baik.

Dalam praktiknya terdapat 2 cara untuk menambahkan oksigen ke


dalam air, yaitu :
a. Memasukkan udara ke dalam air
Yaitu proses memasukkan udara atau oksigen murni ke dalam
air limbah melalui benda berpori atau nozzle. Nozzle diletakkan
di bagian tengah sehingga akan meningkatkan kecepatan kontak
gelembung udara tersebut dengan air, dan proses pemberian
oksigen akan berjalan lebih cepat. Oleh karena itu, biasanya
nozzle ini diletakkan di dasar bak aerasi. Udara yang
dimasukkan berasal dari udara luar yang dipompakan ke dalam
air oleh pompa tekan.

8 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

b. Memaksa air ke atas untuk berkontak dengan oksigen


Yaitu cara mengontakkan air dengan oksigen melalui pemutaran
baling–baling yang diletakkan pada permukaan air limbah.
Akibat dari pemutaran ini, air akan terangkat ke atas dan terjadi
kontak dengan udara.
c. Menyebarkan air dengan udara di atas lempengan tipis, melalui
tetesan air kecil (waterfall aerator), atau dengan pencampur air
dengan gelembung-gelembung udara.
d. Mengontakkan air dengan udara melalui proses terjunan
bertahap (cascade cycling).

Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki besi adalah
akibat dari beberapa kondisi, di antaranya :
1. Pengaruh pH yang terlalu rendah (asam), dapat melarutkan
logam besi.
2. Akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya logam
besi.
3. Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air.
4. Pengaruh tingginya temperatur air akan melarutkan besi-besi
dalam air.
5. Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi.
6. Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.

Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air:


1. Kedalaman
Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi
masuk ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi
dengan H2O dan CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2
dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam tanah
semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut.
2. pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam
air, apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses

9 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

korosif sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya


dalam air, pH yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan
logam. Dalam keadaan pH rendah, besi yang ada dalam air
berbentuk ferro dan ferri, dimana bentuk ferri akan mengendap
dan tidak larut dalam air serta tidak dapat dilihat dengan mata
sehingga mengakibatkan air menjadi berwarna,berbau dan
berasa.
3. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi
menyebabkan menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan
temperatur air juga dapat mengguraikan derajat kelarutan
mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi.
4. Bakteri besi
Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa
dan Sphoerothylus) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur
besi dari sekeliling lingkungan hidupnya sehingga
mengakibatkan turunnya kandungan besi dalam air, dalam
aktifitasnya bakteri besi memerlukan oksigen dan besi sehingga
bahan makanan dari bakteri besi tersebut. Hasil aktifitas bakteri
besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida besi) yang akan
menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan. Bakteri besi
merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob dan
banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral.
Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air
banyak mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi.
5. CO2 agresif
Karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas yang terdapat
dalam air. Berdasarkan bentuk dari gas Karbondioksida (CO2) di
dalam air, (CO2) dibedakan menjadi : CO2 bebas yaitu CO2 yang
larut dalam air, CO2 dalam kesetimbangan, CO2 agresif. Dari
ketiga bentuk Karbondioksida (CO2) yang terdapat dalam air,
CO2 agresif-lah yang paling berbahaya karena kadar CO2 agresif
lebih tinggi dan dapat menyebabkan terjadinya korosi sehingga

10 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

berakibat kerusakan pada logam-logam dan beton. Menurut


Powell CO2 bebas yang asam akan merusak logam apabila CO2
tersebut bereaksi dengan air karena akan merusak logam.
Reaksi ini dikenal sebagai teori asam, dengan reaksi sebagai
berikut :
2 Fe + H2CO3  FeCO3 + 2 H+
2 FeCO3 + 5 H2O +1/2 O2  2 Fe(OH)2 + 2 H2CO3

Dalam reaksi di atas dapat dilihat bahwa asam karbonat


tersebut secara terus-menerus akan merusak logam, karena
selain membentuk FeCO3 sebagai hasil reaksi antara Fe dan
H2CO3, selanjutnya FeCO3 bereaksi dengan air dan gas oksigen
(O2) menghasilkan zat 2 FeOH dan 2H2CO3 dimana H2CO3
tersebut akan menyerang logam kembali sehingga proses
pengrusakan logam akan berjalan secara terus-menerus
mengakibatkan kerusakan yang semakin lama semakin besar
pada logam tersebut.

Penyebab utama tingginya kadar besi dalam Air


1. Rendahnya pH Air
Nilai pH air normal yang tidak menyebabkan masalah adalah 7.
Air yang mempunyai pH 7 dapat melarutkan logam termasuk
besi.
2. Adanya Gas-gas Terlarut dalam Air.
Yang dimaksud gas-gas tersebut adalah CO2 dan H2S. Beberapa
gas terlarut dalam air terlarut tersebut akan bersifat korosif.
3. Bakteri
Secara biologis tingginya kadar besi terlarut dipengaruhi oleh
bakteri besi yaitu bakteri yang dalam hidupnya membutuhkan
makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut. Jenis ini
adalah bakteri Crenotrik, Leptotrik, Callitonella, Siderocapsa dan
lain-lain. Bakteri ini mempertahankan hidupnya membutuhkan
oksigen dan besi.

11 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

Metode Penurunan Kadar Besi (Fe)


1. Aerasi
Ion Fe selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen
yang rendah, seperti pada air tanah dan pada daerah danau
yang tanpa udara Keberadaan ferri larutan dapat terbentuk
dengan adanya pabrik tenun, kertas, dan proses industri. Fe
dapat dihilangkan dari dalam air dengan melakukan oksidasi
menjadi Fe(OH)3 yang tidak larut dalam air, kemudian diikuti
dengan pengendapan dan penyaringan. Proses oksidasi
dilakukan dengan menggunakan udara biasa di sebut aerasi
yaitu dengan cara memasukkan udara dalam air.
2. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat
yang tersuspensi dalam cairan karena pengaruh gravitasi (gaya
berat secara alami). Proses ini sering digunakan dalam
pengolahan air. Dalam proses sedimentasi partikel tidak
mengalami perubahan bentuk, ukuran, ataupun kerapatan
selama proses pengendapan berlangsung. Partikel-partikel padat
akan mengendap bila gaya gravitasi lebih besar dari pada
kekentalan dan gaya kelembaban (inersia) dalam cairan. Biaya
pengolahan air dengan proses sedimentasi relatif murah karena
tidak membutuhkan peralatan mekanik maupun penambahan
bahan kimia. Kegunaan sedimentasi untuk mereduksi bahan-
bahan tersuspensi (kekeruhan) dari dalam air dan dapat juga
berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme (patogen)
tertentu dalam air.
3. Filtrasi
Proses penyaringan merupakan bagian dari pengolahan air yang
pada prinsipnya adalah untuk mengurangi bahan-bahan organik
maupun bahan-bahan anorganik yang berada dalam air.
Penghilangan zat padat tersuspensi denggan penyaringan
memiliki peranan penting, baik yang terjadi dalam pemurnian air
tanah maupun dalam pemurnian buatan di dalam instalasi

12 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

pengolahan air. Bahan yang dipakai sebagai media saringan


adalah pasir yang mempunyai sifat penyaringan yang baik,
keras dan dapat tahan lama dipakai bebas dari kotoran dan
tidak larut dalam air.

Penanganan air sumur dengan kombinasi penanganan aerasi,


filtrasi ataupun sedimentasi mempunyai potensi penurunan yang
signifikan. Menurut Djasio Sanropie, waktu pengendapan (detention
time) yang optimal pada bak sedimentasi air yang telah diaerasi,
biasanya diambil 3 jam (2-6 jam), yang mana mungkin dalam
pengendapan kandungan Fe hasil aerasi ini cukup dilakukan 1-2
jam. Agar mendapatkan basil yang tepat disarankan untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang detention time untuk
sedimentasi kadar Fe yang optimal pada air sumur bor, sesuai
dengan sumber airnya.

Air baku dimasukkan

Pompa pemberi Bak aerasi


udara (aerator)
Filter penyaring

Outlet air olahan

Bak filtrasi

Gambar 1.
Alternatif pengolahan Air Sumur dengan Aerasi-Filtrasi

13 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

Air baku dimasukkan

Bak aerasi

endapan

Bak sedimentasi

Outlet air
olahan

Bak filtrasi

Gambar 2.
Alternatif pengolahan Air Sumur dengan Aerasi-Sedimentasi-Filtrasi

Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam pengolahan dengan


metode ini sebagai berikut :
a. Sumber air baku berasal dari sumur (air tanah) dengan keadaan
jernih namun mengandung zat Fe ataupun Mn.
b. Bahan
1. Lem pipa
2. Isoplast keras
3. Pasir kwarsa
4. Zeolith atau Karbon Aktif
5. Tablet Klor (dapat dibeli di Toko Kimia)

14 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

c. Peralatan
1. Bak/tandon besar 1 paket
2. Bak/ember besar 2 buah
3. Pompa udara (aerator)
4. Pengaduk kayu 2 buah
5. Keran
6. Pipa PVC ¼’’ yang dilubangi sebagai tempat keluar udara
7. Gergaji/cutter
8. Alat pertukangan lain

Dengan segala keterbatasan peralatan yang ada, kita dapat saja


menggunakan potensi barang/alat yang telah ada, dengan
beberapa modifikasi yang diatur di lapangan.

d. Pembuatan
1. Siapkan bak besar berukuran 1 m3 sebagai bak aerasi.
2. Siapkan pipa PVC ¼” berlubang di bagian dasar bak aerasi
sebagai tempat keluarnya udara (aerasi). Buatkan lubang di
dinding bak bagian dasar untuk pembuangan lumpur
(pengurasan).
3. Sambungkan pipa PVC ¼”berlubang tadi dengan pompa aerator
dan diuji terlebih dahulu.
4. Siapkan bak/drum kedua yang akan menjadi bak sedimentasi
(tentatif boleh ditiadakan jika tidak diperlukan). Buatkan outlet
menuju Bak filtrasi. Buatkan lubang di bagian dasar untuk
pembuangan lumpur.
5. Siapkan bak ketiga yang akan menjadi bak filtrasi. Susun
lapisan penyaring (filter) berupa lapisan pasir kuarsa, lapisan
zeolith dan lapisan karbon aktif masingmasing

15 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

Tray

Bak
Penampung

Pompa

Gambar 1. Aerasi dengan tray

Air terjun
bertangga

Bak Penampung

Pompa

Gambar 2. Aerasi dengan cascade

16 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

e. Penggunaan
1. Pemakai mengalirkan air baku menuju bak sedimentasi
dengan cara menyalakan pompa (apabila pengaliran
dilakukan secara motorik) atau mengisi bak secara manual.
2. Pemakai memasukkan tawas yang sudah dicampur dengan
air (50 gram tawas ∞ 2 Liter air bersih) ke dalam bak dan
pengadukan dilakukan secara konstan
a. Pertama dilakukan pengadukan dengan cepat, 50 putaran
per menit, selama 10 menit
b. Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan lambat, 10-20
putaran per menit, selama 15 menit. Pada saat ini,
pengadukan dilakukan secara konstan untuk menjamin
pembentukan flok ukuran besar sehingga siap mengendap
alamiah. Pengadukan dilakukan searah, untuk menjamin
optimalnya penempelan flok mikro dan menjaga flok makro
tidak berubah bentuknya.
3. Tahap berikutnya adalah mendiamkan air tersebut agar
terjadi proses pengendapan (sedimentasi) secara alamiah.
Tidak boleh ada gangguan apapun dalam proses ini, seperti
getaran akibat pengadukan lainnya, penambahan zat-zat
lain dll)
4. Proses berikutnya merupakan pemisahan air terolah
(supernatant) melalui outlet yang sudah disiapkan. Pemakai
harus memperhatikan tidak terikutnya endapan yang
terbentuk.
5. Endapan yang terbentuk merupakan kumpulan flok yang
sebenarnya masih bisa dimanfaatkan kembali dalam proses
pengolahan berikutnya. Untuk itu tidak perlu dibuang.
6. Apabila supernatant sudah dipisahkan, maka pemakai
membubuhkan desinfektan (berupa tablet/bubuk/cair) dan
kemudian diaduk. Adapun dosis optimum desinfektan
disesuaikan dengan bahan baku air yang digunakan. Intinya

17 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

sisa klor yang diperbolehkan tidak kurang dari 5 mg/L atau


air masih sedikit berbau klor.
7. Perlunya memiliki pH meter dan TDS meter untuk
pengecekan minimal guna memastikan konsentrasi TDS dan
besarnya pH air terolah, karena pH yang tidak sesuai dapat
menyebabkan beberapa masalah pada manusia (pH terlalu
asam membuat kulit iritasi dan pH terlalu basa akan
menyebabkan penggunaan sabun yang boros)
8. Selama proses pengolahan ini, pemakai perlu menggunakan
alat pelindung diri seperti baju kerja dan sarung tangan.

f. Pemeliharaan
1. Tangki Sedimentasi perlu disikat untuk menghindari
penebalan kotoran akibat flok yang bersifat kimiawi.
2. Tangki Supernatan perlu dibersihkan untuk menjaga
kejernihan air olahan.
3. Peralatan yang digunakan untuk menakar dan membubuhkan
zat kimia sebaiknya terbuat dari bahan tahan karat dan perlu
dibersihkan setiap habis digunakan.

g. Keuntungan
1. Kontruksi tangki yang sederhana dan mudah dilaksanakan
sendiri tanpa memerlukan persyaratan khusus, dapat
menggunakan tangki atau bak yang sudah ada.
2. Biaya yang diperlukan cukup terjangkau oleh masyarakat.

h. Kerugian
1. Penggunaan bahan kimia masih menjadi masalah karena
tidak semua masyarakat mudah mencari dan membelinya.
2. Apabila menggunakan sistem pengadukan manual dengan
tenaga manusia, maka perlu kesabaran dari penggunanya
3. Diperlukan upaya ujicoba untuk menentukan dosis zat kimia
yang dibutuhkan supaya pembubuhannya optimal.

18 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti


Penjernihan Air dengan Metode Aerasi & Filtrasi

VI. REFERENSI

Reynolds, Tom D. (1982), Unit Operations and Processes in


Environmental Engineering, Wadsworth Inc., California.

http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/kumpulan-teknik-
penyaringan-air-sederhana/ diakses pada tanggal 1 September
2011

19 / MI-6A Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan Materi Inti

Anda mungkin juga menyukai