Anda di halaman 1dari 5

TOR PELATIHAN PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PERDARAHAN

OBSETRI

RUMAH SAKIT PAMNUKAN MEDICAL CENTER

A. PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondis buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil yang mungkin
sampai menyebabkan kematian pada ibu.

Pekerjaan menolong proses persalinan sungguh pekerjaan yang tidak terhindar dari
berlumur darah. Sampai sekang perdarahan dalam obsetrik masih mememgang peran
penting sebagai penyebab utama kematian maternal, sekalipun di negara maju terutama
pada kelompok soaial-ekonomi rendah. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator yang
penting untuk menentukan status kesehatan ibu disuatu wilayah, khususnya berkaitan
dengan resiko kematiaan ibu hamil dan bersalin. Baik laporan penelitian dari inggris (1985-
1996) maupun laporaan penelitian dari Amerika (1979-1992) keduanya menyatakan
perdarahan obsetrik merupakan penyebab utama kematian maternal. Pada saat ini Angka
kematian Ibu di indonesia masih merupakan angka tertinggi di negara Asean. Menurut
survei Demografi dan kesehatan Indonesian (SDKI) thn 2012 Angka Kematian Ibu (AKI)
masih tinggi mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan target Millenium Development
Goals (MDGs) AKI di Indonesia tahun 2015 harus mencapai 125 per 100.000 kelahiran
hidup.

Setiap tahun didunia terdapat kematian perinatal yang tinggi yaitu 3 juta kematian jan
sebelum lahir (still-birth) dan 3 juta kematian neonatanus dini (dalam usia ≤ 7 hari).
Peristiwa tragis ini 99% terjadi dinegaraberkembang dan hanya 1% di negara maju. Dari
aspek prenatal care lebih dari 35% dari permpuan hamil tersebut tidak memperoleh asuhan
kehamilan dan dari aspek internal care 50% persaliann ditangani oleh petugas yang tidak
terampil. Jika melihat dari latar belakang yang menyebabkan kematian maternal dan
perinatal diatas, sesungguhnyasecara teknismedis kematian. Salah salah satu faktor yang
memperngaruhi mortalitas dan mobiditas maternal dan perinatal adalah faktor ketrlambatan
pasien menerima bantuan medis saat pertama pasien mulai sakit dirumah (delay in decision
to seek care), kemudian keterlambatan dalam penanganan dan perjalanan (delay in reaching
care), bahkan setelah tiba dirumah sakit pun masih bisa terjadi keterlambatan (delay in
receiving care). Oleh karena itu pelayanan obsetri memerlukan kontinutitas pelayanan serta
akses terhadap pelayanan kegawatdaruratan obsetri ketika timbul komplikasi. Sehingga
setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, peningkatan terhadap
pelayanan kegawatdaruratan obsetri ketika timbul komplikasi serta sisterm rujukan yg
efektif.

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell S, Lee C, 2010). Kegawatdaruratan obsetri adalah
suatu keadaan yang datangnya tib-tiba, tidak diharapkan, mengancam jiwa, sehingga perlu
penanganan yang cepat dan teapt untuk mencegah morbiditas maupun mortalilas.
Kegawatdaruratan obsetri diantaranya desebabkan oleh perdarahan. Kegawatdaruratan
dalam kebidanan adalah kegawatandaruratan yang terjadi pada ibu hamil, melahirkan atau
nifas.

Perdarahn obsetri adalah perdarah yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
Perdarahan merupakan penyebab kematian tertinggi pada kegawatdaruratan obsetri yaitu
sebanyak 28%.

Perdarahan pada ibu hamil dapat mengancam nyawa selama kehamilan. Perdarahan
yang terjadi pada minggu awal kehamialn dianggap sebagai kelainan yang berbahaya
(abortus, moalhidatidosa, kista vasculer, kehamilan ekstrauteri/ektopik) dan perdarahn pada
minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan disebut antepartum perdarahan
(plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan pervaginam setelah
seksio sesare, retensio plasenta/plasenta inkomplit), perdarahan pasca persalinan hematoma
dan koagulopati obsetri. Batas teoritis antara perdarahan kehamilan muda dan kehamilan tua
ialah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin diluar uterus.
B. LATAR BELAKAN

1. Angka Kematian Ibu pada perdarahan di Indonesia masih tinggi


2. Kasus pada kegawatdaruratan obsetri khusnya perdarahan pada ibu hamil dan nifas
yang sangat memerlukan penanganan/tindakan yang tepat dan cepat oleh tenaga
bidan atau medis lainya
3. Oleh karena itu, bidan dan medis lainya perlu menambahkan pengetahuan dan
keterampilan dengan cara diadakanya pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan
Perdarahan Obsetri.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

a. Mengetahui pengertian Kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri


b. Mengetahui tanda dan gejala pada perdarahan obsetri
c. Mengetahui penyebab pada Kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri
d. Mengetahui penanganan dan penatalaksanaan Kegawatdaruratan Perdarahan
Obsetri
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di Rumah sakit Pamnukan Medical
Center

b. Meningkatkan pengetahuan dalam penanganan Kegawatdaruratan Perdarahan


Obsetri

c. Meningkatkan keterampilan bidan dalam penanganan Kegawatdaruratan


Perdarahan Obsetri

d. Dapat melakukan penanganan Kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri

D. PESERTA

Dokter Umum, Bidan dan Perawat Rumah Sakit Pamanukan Medical Center.

Jumlah Peserta 70 orang

E. MATERI

Penanganan kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri


F. METODE PENELITIAN

Pelatihan yang diadakan di Rumah Sakit Pamanukan Medical Center dilaksanakan


dengan metode Ceramah dan tanya jawab

G. NARASUMBER

Narasumber pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri di Rumah Sakit


Pamanukan Medical Center oleh dr. Antony Widjaya, SpOG

H. TEMPAT PENYELENGGARAAN

Aula Rumah Sakit Pamanukan Medical Center

I. WAKTU

Pada hari jumat tanggal 24 Mei 2019

J. BIAYA ANGGARAN

No Rincian Total

1. Snack -

2. Pembagian materi 175.000


(5lembar x 500 = 2500)
(2500 x 70 = 175.000)

3. Sertifikat 700.000
(70x10.0000)

4 Biaya Narasumber 500.000

Jumlah 1.375.000,-

K. SUSUNAN ACARA

No Waktu Agenda Acara Pengisi Acara


1. 08.00 - 08.15 WIB Pembukaan MC

2. 08.15 - 08.30 WIB Sambutan Kabid Pelayanan Medis

3. 08.30 - 09.30 WIB Materi Penanganan dr. Antony Widjaya, SpOG


Kegawatdaruratan
Perdarahan Obsetri

4. 09.30 – 10.30 WIB Tanya Jawab dr. Antony Widjaya, SpOG &
Peserta

5. 10.30 – 10.45 WIB Penutup MC

L. PENUTUP

Demikian TOR tentang pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan Perdarahan Obsetri


yang kami buat untuk dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaannya.

Pamanukan, 17 Mei 2019


Kabid Pelayanan Medis Kepala Bagian SDM

dr.Harry Nurfandi Denti Marlena

Mengetahui
Direktur Rumah Sakit

dr. Erythrina M., MMRS

Anda mungkin juga menyukai