Definisi Operasional Kegiatan Perawat
Definisi Operasional Kegiatan Perawat
B. Perawat Mahir:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada keluarga
adalah melakukan pengumpulan data kesehatan individu setiap
anggota keluarga, menilai melakukan penilaian kondisi
kesehatan lingkungan rumah/pemukiman, mengidentifikasi
menilai norma dan kebiasaan/perilaku keluarga, serta
mengobservasi menilai hubungan antar anggota komponen
keluarga.
2. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada kelompok
adalah melakukan pengumpulan data inti kelompok mencakup
data kesehatan anggota kelompok atau penduduk mencakup
data kesakitan, kematian dan riwayat kesehatan,
mengidentifikasi ketersediaan dan aksesibilitas fasilitas
kesehatan, menilai kondisi kesehatan lingkungan dan pola
perilaku kelompok khusus.
3. Melaksanakan imunisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya preventif
adalah memberikan imunisasi dasar dan lanjutan pada bayi dan
anak sesuai usia sebagai bentuk implementasi dari program yang
ditetapkan pemerintah. Misal: memberikan imunisasi TT pada
ibu hamil sesuai dengan usia kehamilannya. Menilai respon klien
setelah mendapat imunisasi.
4. Melakukan restrain/fiksasi pada pasien pada individu dalam
rangka melakukan upaya preventif
adalah melakukan restrain/fiksasi/pengikatan dan memantau
respon klien yang mengalami penurunan kesadaran dan
meronta/memberontak, perilaku kekerasan atau memiliki
potensi membahayakan diri dan lingkungannya.
5. Memberikan oksigenasi kompleks
adalah memberikan oksigen dengan menggunakan sungkup re-
breathing/sungkup non re-breathing/CPAP/ventilasi mekanik/
ECMO.
C. Perawat Penyelia:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah menggali pengetahuan dan perilaku individu sehat
melalui wawancara, observasi dan atau survei.
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok dalam
rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan penyuluhan pada beberapa orang yang
memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan.
3. Membentuk dan mempertahankan keberadaan kelompok
masyarakat pemerhati masalah kesehatan
adalah melakukan kerjasama dengan cara: pembentukan jejaring
masyarakat berupa posko dan atau satgas masyarakat;
melakukan advokasi dan koordinasi dengan melibatkan tokoh
masyarakat setempat; dan memanfaatkan budaya dan kearifan
lokal dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
4. Melakukan isolasi pasien sesuai kondisinya dalam rangka
melakukan upaya preventif pada individu
adalah melakukan isolasi/pemisahan sementara bagi individu
yang membutuhkan tindakan/perawatan khusus pada kasus
tertentu dengan teknik-teknik isolasi terstandar sebagai upaya
mencegah penularan penyakit antara klien-klien, klien-keluarga
klien, klien-perawat. Contoh teknik isolasi: Mewajibkan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap pasien, petugas
dan keluarga.
5. Memasang alat bantu khusus lain sesuai dengan kondisi
adalah membantu pemasangan dan penggunaan alat bantu
khusus pada pasien berdasarkan adanya indikasi pemasangan
alat, kebutuhan dan atau kondisi pasien. Kegiatan ini dilakukan
sesuai dengan standar prosedur operasional pemasangan alat,
kompetensi dan kewenangan yang dimiliki perawat.
6. Mengatur posisi pasien sesuai dengan rencana tindakan
pembedahan
adalah mengatur posisi tubuh pasien sesuai rencana jenis
tindakan pembedahan yang akan dilakukan di kamar operasi
dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.
7. Mengatur posisi netral kepala, leher, tulang punggung untuk
meminimalisasi gangguan neurologis
adalah memberikan posisi wajah, kepala, leher dan tulang
punggung berada dalam garis lurus untuk mencegah
terhambatnya aliran darah otak akibat adanya penekanan pada
vena jugularis karena perubahan kepala pada satu sisi.
8. Memfasilitasi lingkungan dengan suhu yang sesuai dengan
kebutuhan;
adalah mengelola suhu lingkungan ruangan perawatan agar
mendapat pencahayaan yang cukup, ventilasi udara yang baik
dan memodifikasi lingkungan sesuai kondisi pasien.
9. Melakukan isolasi pasien imunosupresi
adalah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan prosedur
isolasi kepada pasien dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh
yang rentan terhadap berbagai paparan infeksi, sesuai dengan
prinsip kewaspadaan universal.
10. Memberikan pertolongan kesehatan dalam situasi gawat
darurat/bencana
adalah tindakan yang diberikan dengan menggunakan prinsip
kegawatdaruratan kepada pasien yang tiba-tiba berada dalam
kondisi gawat dan mengancam jiwa atau anggota badannya akan
menjadi cacat dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik dan psikis
12. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
adalah kegiatan diskusi antara perawat dan pasien yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dengan
kelompok. Dilakukan pada pasien dengan halusinasi.
13. Melakukan TAK stimulasi sensorik
adalah kegiatan diskusi antara perawat dan pasien dengan
memberikan stimulus tertentu (stimulus suara, visual dan
gabungan (menonton televisi, video)) sehingga terjadi perubahan
perilaku dari maladaptif menjadi adaptif.
14. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan
komunikasi
adalah interaksi antara perawat dan klien dalam
menyampaikan informasi dengan berbagai hambatan baik
hambatan teknis, fisik, semantik dan psikologis dengan
melakukan pengkajian dan menggunakan kata-kata, simbol
dan lambang.
15. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
adalah memenuhi kebutuhan psikososial, misalnya: menjaga
privasi pasien, mengurangi kecemasan dan ketakutan pasien,
mengantarkan pasien pada kondisi kepasrahan dan
menenangkan, memfasilitasi bertemu keluarga dan sistem
pendukung, memberitahu pada keluarga tindakan yang akan
dilakukan; mengijinkan keluarga terdekat untuk mendampingi.
16. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan parsial/sebagian dengan risiko
sedang.
17. Melakukan manajemen nyeri pada setiap kondisi
adalah suatu tindakan keperawatan untuk meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien, dengan melakukan pengkajian nyeri,
pemantauan nyeri dan mengatasi nyeri berupa tindakan
nonfarmakologis (tanpa pengobatan) dan farmakologis.
18. Melakukan intervensi crisis
adalah tindakan keperawatan dengan cepat, tepat dan sesuai
prinsip keselamatan pasien pada pasien dengan kondisi
kegawatan atau kritis dengan melakukan pengkajian,
monitoring haemodinamik, dan tindakan kolaboratif dengan
petugas kesehatan lainya.
19. Melakukan perawatan CVC dan port a cath
adalah tindakan keperawatan dengan mengganti balutan,
observasi tanda-tanda infeksi dan kelancaran pada pasien yang
terpasang CVC dan port a cath.
20. Melakukan perawatan pasien transplantasi sumsum tulang
(pre, intra, post)
adalah suatu tindakan keperawatan pada pasien yang
dilakukan transplantasi sumsum tulang dari mulai sebelum
tindakan, selama dan sesudah tindakan transplantasi sumsum
tulang.
21. Melakukan perawatan pasien dengan risiko radioaktif
(radioterapi)
adalah suatu tindakan keperawatan untuk memonitor kondisi
pasien dan efek samping dari radiasi.
22. Menyiapkan pasien untuk tindakan brachioterapi
adalah suatu tindakan keperawatan untuk menyiapkan pasien
yang akan dilakukan sinar dalam.
23. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi pada tahap pre-
operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan sebelum pasien
operasi antara lain: pemberian informasi, diskusi usus dan
kandung kemih bila diperlukan, persiapan kulit, pengobatan
dan perawatan, menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan
pre-operasi (misal: laboratorium, sinar–X, dan
elektrokardiogram), mendiskusikan pengobatan pre-operasi bila
diprogramkan, menjelaskan terapi individu yang diprogramkan
oleh dokter seperti terapi intravena, pemasangan kateter urin,
atau selang nasogastrik, penggunaan spirometer, atau stoking
anti emboli, menjelaskan kunjungan ahli anestesi, menjelaskan
perlunya pembatasan makanan atau minuman oral minimal 8
jam sebelum pembedahan, menyediakan jadwal waktu yang
umum untuk periode pre-operasi termasuk periode
pembedahan, mendiskusikan perlunya melepas perhiasan,
menghapus make-up dan melepas semua prosthesis (misalnya
kaca mata, gigi palsu, wig) segera sebelum pembedahan,
menginformasikan kepada klien mengenai area operasi serta
beritahu lokasi ruang tunggu bagi individu pendukung,
mengajarkan latihan nafas dalam dan batuk, latihan tungkai,
cara mengubah posisi dan gerak, melengkapi daftar tilik pre-
operasi.
24. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi pada tahap post-
operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan setelah operasi pada
pasien adalah mengobservasi lima parameter fisiologi yaitu
respiratory rate, saturasi oksigen, suhu tubuh, tekanan darah
sistolik, denyut nadi, tingkat kesadaran, perdarahan.
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan psikososial, misalnya: menjaga privasi
pasien, mengurangi kecemasan dan ketakutan pasien,
mengantarkan pasien pada kondisi kepasrahan dan
menenangkan, memfasilitasi bertemu keluarga dan sistem
pendukung, memberitahu keluarga tindakan yang akan
dilakukan, mengijinkan keluarga terdekat untuk mendampingi.
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan parsial/sebagian dengan risiko sedang.
27. Memberikan perawatan pada pasien terminal
adalah melakukan asuhan keperawatan (pengkajian sampai
dengan evaluasi) pada pasien terminal.
28. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
diagnosis keperawatan
adalah melakukan pendokumentasian diagnosis keperawatan
sesuai kondisi pasien baik aktual, resiko, ataupun sejahtera.
29. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
parsial/sebagian dengan risiko sedang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.