Anda di halaman 1dari 53

A.

Definisi Operasional Kegiatan


Definisi Operasional Kegiatan Jabatan Fungsional Perawat
merupakan penjelasan dari rincian butir kegiatan per-jenjang Jabatan
Fungsional Perawat sebagai berikut:
A. Perawat Terampil:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
adalah melakukan pengumpulan data pada klien dengan tingkat
ketergantungan minimal tanpa risiko, melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik head to toe, menilai riwayat kesehatan dan
perkembangan penyakit/masalah kesehatan, norma, perilaku
dan kebiasaan seseorang.
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan pendidikan kesehatan pada individu dengan
menggunakan media tertentu sesuai sumber atau fasilitas yang
ada tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah membuat alat bantu/media penyuluhan (contoh: leaflet,
lembar balik, poster, dan lain-lain) dalam memberikan
pendidikan kesehatan dan menjalankan perilaku hidup bersih
dan sehat. Contoh: untuk pencegahan dan penanggulangan TB
di rumah, perawat membuat lembar balik yang berisi materi
pencegahan dan penanggulangan TB di rumah, yang digunakan
perawat dalam menjelaskan materi tersebut kepada
individu/klien.
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung
fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu
dalam rangka upaya preventif
adalah memfasilitasi klien dengan menyediakan alat pengaman
Alat Pelindung Diri (APD), misal: masker, sarung tangan, cuci
tangan dengan air mengalir, dll; bed plang/side drill (mencegah
jatuh dari tempat tidur) pada setiap tempat tidur; screen (tirai),
sesuai dengan kebutuhan klien untuk mencegah cedera pada
pasien serta mencegah penularan/infeksi silang dari dan
terhadap perawat-perawat, perawat-pasien, pasien-pasien.
5. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
adalah memantau dan melaporkan keadaan umum, tingkat
kesadaran, tanda vital dan/atau masalah yang terjadi pada
pasien/klien sesuai dengan kondisi dan kasus klien, pada
perawat jenjang diatasnya, misalnya; mengukur tekanan darah,
suhu, nadi, jumlah perdarahan, tanda lanjut akibat perdarahan
pada klien yang mengalami perdarahan.
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam
rangka melakukan upaya preventif
adalah memotivasi, mengajarkan, dan mengawasi penggunaan
alat pelindung diri dan pengaman di lingkungan masyarakat,
misalnya mensosialisasikan dan membudayakan penggunaan
masker, helm, sabuk pengaman, dll.
7. Memberikan oksigenasi sederhana
adalah memberikan oksigen menggunakan nasal atau sungkup
(simple mask).
8. Memberikan bantuan hidup dasar
adalah memberikan tindakan keperawatan gawat darurat dasar
terkait pemenuhan kebutuhan oksigen dan sirkulasi, seperti
melakukan resusitasi jantung paru (RJP).
9. Melakukan pengukuran antropometri
adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui status
gizi pasien (BB, TB, IMT, BMI, LLA).
10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan
eliminasi adalah membantu pasien buang air besar dan buang
air kecil.
11. Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
adalah pemantauan cairan melalui pencatatan intake dan output
cairan dan elektrolit sesuai kondisi pasien tiap shift/dalam 24
jam.
12. Melakukan mobilisasi posisi pasien
adalah memfasilitasi/membantu perubahan posisi sesuai
kondisi pasien dalam waktu tertentu.
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien
adalah memberikan posisi anatomis pada pasien sesuai dengan
kondisi kesehatannya.
14. Melakukan fiksasi fisik
adalah memberikan fiksasi pada pasien sesuai dengan
kebutuhan mobilisasinya.
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
adalah membantu pasien dalam memanipulasi lingkungan
sekitar pasien untuk meningkatkan kenyamanan optimal
(misal: menganjurkan pasien untuk menghindari
mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat
mengganggu tidur saat akan tidur, ajarkan tentang faktor-
faktor yang dapat menimbulkan gangguan tidur).
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
adalah membantu pasien sebelum tidur, kecenderungan dan
kesukaan sebelum tidur, dan benda yang familier (selimut atau
mainan kesukaan, dongeng, membaca, dll) dan membantu
pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas
yang meningkatkan keterjagaan.

17. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung


kenyamanan pada pasien
adalah membantu pasien yang tidak dapat secara mandiri
memakai pakaian sesuai kebutuhan.
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien
adalah melakukan tindakan keperawatan pada pasien untuk
memenuhi kebersihan diri sesuai kebutuhan pasien, misal:
membersihkan rambut pasien (keramas), menyisir rambut.
19. Memandikan pasien
adalah suatu tindakan keperawatan perpasien untuk
membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi,
kebersihan, dan penyembuhan sesuai kondisi atau kemampuan
pasien (keterbatasan dalam bergerak/aktivitas mandi) serta
menyiapkan perlengkapan untuk mandi sesuai kebutuhan
klien.
20. Membersihkan mulut pasien
adalah suatu tindakan keperawatan perpasien untuk
mempertahankan dan meningkatkan higiene oral dan
kesehatan gusi untuk pasien yang beresiko mengalami lesi oral,
masalah gigi, trombositopenia.
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
adalah suatu tindakan keperawatan perpasien dengan metode
pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau
alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian
tubuh yang memerlukan dan membuat rasa nyaman pasien.
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (memasang
warming blanket)
adalah tindakan keperawatan dalam mempertahankan suhu
tubuh dengan memasang warming blanket atau sejenisnya.
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien tanpa hambatan
komunikasi.
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
adalah memenuhi kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi
pasien dan memfasilitasi lingkungan yang nyaman sesuai
dengan kondisi pasien, misalnya: menjaga kebersihan pasien
dan lingkungannya, observasi tanda-tanda vital, mendekatkan
alat-alat dan obat-obatan pendukung kehidupan.
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan memenuhi kebutuhan
dasar sesuai dengan kondisi pasien memfasilitasi lingkungan
yang nyaman sesuai dengan kondisi pasien, misalnya: menjaga
kebersihan pasien dan lingkungannya, observasi tanda-tanda
vital; mendekatkan alat-alat dan obat-obatan pendukung
kehidupan.
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan minimal tanpa risiko, dibawah bimbingan
perawat jenjang di atasnya, dan mengkoordinasikan hasil
asuhan keperawatan kepada perawat jenjang di atasnya.
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah memfasilitasi lingkungan fisik yang bersih, rapi,
termasuk pencahayaan pada pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal tanpa risiko.
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
Adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal tanpa risiko sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan. Bukti: logbook/buku rencana
30. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
31. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu.
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.

33. Melakukan supervisi lapangan


adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

B. Perawat Mahir:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada keluarga
adalah melakukan pengumpulan data kesehatan individu setiap
anggota keluarga, menilai melakukan penilaian kondisi
kesehatan lingkungan rumah/pemukiman, mengidentifikasi
menilai norma dan kebiasaan/perilaku keluarga, serta
mengobservasi menilai hubungan antar anggota komponen
keluarga.
2. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada kelompok
adalah melakukan pengumpulan data inti kelompok mencakup
data kesehatan anggota kelompok atau penduduk mencakup
data kesakitan, kematian dan riwayat kesehatan,
mengidentifikasi ketersediaan dan aksesibilitas fasilitas
kesehatan, menilai kondisi kesehatan lingkungan dan pola
perilaku kelompok khusus.
3. Melaksanakan imunisasi pada individu dalam rangka melakukan
upaya preventif
adalah memberikan imunisasi dasar dan lanjutan pada bayi dan
anak sesuai usia sebagai bentuk implementasi dari program yang
ditetapkan pemerintah. Misal: memberikan imunisasi TT pada
ibu hamil sesuai dengan usia kehamilannya. Menilai respon klien
setelah mendapat imunisasi.
4. Melakukan restrain/fiksasi pada pasien pada individu dalam
rangka melakukan upaya preventif
adalah melakukan restrain/fiksasi/pengikatan dan memantau
respon klien yang mengalami penurunan kesadaran dan
meronta/memberontak, perilaku kekerasan atau memiliki
potensi membahayakan diri dan lingkungannya.
5. Memberikan oksigenasi kompleks
adalah memberikan oksigen dengan menggunakan sungkup re-
breathing/sungkup non re-breathing/CPAP/ventilasi mekanik/
ECMO.

6. Memberikan nutrisi enteral


adalah memberikan makan cair dan minum melalui selang
NGT/ileostomi.
7. Memberikan nutrisi parenteral
adalah memberikan nutrisi yang dimasukan ke dalam tubuh
melalui vena sentral atau vena perifer.
8. Melakukan tindakan manajemen mual muntah
adalah penatalaksanaan tindakan keperawatan pada pasien yang
mengalami mual muntah.
9. Melakukan bladder training
adalah melatih pasien berkemih (bladder) untuk mengembalikan
fungsi spingter kandung kemih.
10. Melakukan bladder re-training
adalah melatih fungsi kandung kemih untuk mengembalikan
fungsi berkemih.
11. Melakukan massage pada kulit tertekan
adalah suatu tindakan keperawatan untuk perawatan kulit pada
daerah tertekan dengan melakukan pemijatan untuk
mempertahankan sirkulasi dan integritas kulit agar tidak terjadi
kerusakan jaringan lebih lanjut.
12. Memfasilitasi keluarga untuk mengekspresikan perasaan
adalah suatu tindakan keperawatan untuk membantu keluarga
dalam mendengarkan dan mengungkapkan perasaannya, yang
bertujuan untuk membantu pasien dalam pengobatan.
13. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik/psikis.
14. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
adalah memenuhi kebutuhan martabat dan harga diri pasien,
misalnya: memenuhi kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi
pasien, menjaga privasi pasien, memfasilitasi bertemu keluarga
dan sistem pendukung, memenuhi kebutuhan spiritual dan
memfasilitasi kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
15. Memfasilitasi kebutuhan spiritual klien menjelang ajal
adalah membimbing pasien yang berada dalam sakaratul maut
untuk bisa menjalankan ritual ibadah sesuai keyakinannya.

16. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman


adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang kondusif,
bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien dengan tingkat
ketergantungan minimal dengan risiko ringan.
17. Melakukan perawatan luka
adalah suatu tindakan keperawatan dalam merawat luka, mulai
dari persiapan pasien, alat, obat-obatan yang digunakan dalam
perawatan luka dan sampai merawat luka, baik luka baru
maupun luka yang sudah lama (kronis) sesuai SPO.
18. Mendampingi pasien untuk tindakan bone marrow punction
(BMP) dan lumbal punction (LP)
adalah suatu tindakan keperawatan dalam mendampingi dan
membantu mempertahankan posisi pasien yang akan
dilakukan pungsi sumsum tulang (bone marrow punction) dan
lumbal pungsi, mencegah terjadinya injuri/komplikasi akibat
tindakan tersebut serta melakukan persiapan alat.
19. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat
darurat/bencana/kritikal
adalah memberikan tindakan keperawatan pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat pada kondisi gawat
darurat, bencana, dan kritis secara tepat dan benar.
20. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor)
pada tahap pre-operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan untuk menyiapkan
pasien sebelum operasi (mencukur daerah yang akan dilakukan
operasi, memberikan penjelasan sesuai kewenangan,
mengurangi kecemasan, menyiapkan puasa sebelum operasi,
dll)
21. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor)
pada tahap post-operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan pada tahap post-
operasi pada pasien dengan intervensi pembedahan dengan
risiko rendah (bedah minor/tindakan invasif lain) adalah
melakukan tindakan keperawatan setelah operasi pada pasien
sesuai dengan kebutuhan pasien.
22. Melakukan range of motion (ROM) pada pasien dengan berbagai
kondisi dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada
individu
adalah suatu tindakan keperawatan perpasien untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lemgkap untuk menigkatkan massa otot dan tonus otot.
23. Melatih mobilisasi pada pasien dengan berbagai kondisi dalam
rangka melakukan upaya rehabilitatif pada individu
adalah kegiatan perawat untuk meningkatkan kenyamanan dan
keamanan serta pencegahan komplikasi untuk pasien yang
tidak mampu bangun dari tempat tidur (miring kiri/kanan,
melatih berjalan, dll) secara bertahap sesuai dengan kondisi
dan kemampuan pasien.
24. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan memperhatikan martabat
dan harga diri pasien dengan perawatan paliatif, misalnya:
memenuhi kebutuhan dasar sesuai dengan kondisi pasien,
menjaga privasi pasien, memfasilitasi bertemu keluarga dan
sistem pendukung, memenuhi kebutuhan spiritual dan
memfasilitasi kegiatan ibadah sesuai dengan keyakinan.
25. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan minimal dengan risiko ringan.
26. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
pengkajian keperawatan
adalah melakukan dokumentasi hasil pengkajian keperawatan
kebutuhan dasar biopsikososiospiritual pada klien dengan
tingkat ketergantungan minimal dengan tanpa dan risiko ringan
secara benar.
27. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal dengan risiko ringan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan.

28. Menyusun rencana kegiatan individu perawat


adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan pada beberapa kasus. Bukti: logbook/buku
rencana.
29. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
30. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat.
31. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
32. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

C. Perawat Penyelia:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan pada individu
dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah menggali pengetahuan dan perilaku individu sehat
melalui wawancara, observasi dan atau survei.
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok dalam
rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan penyuluhan pada beberapa orang yang
memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan.
3. Membentuk dan mempertahankan keberadaan kelompok
masyarakat pemerhati masalah kesehatan
adalah melakukan kerjasama dengan cara: pembentukan jejaring
masyarakat berupa posko dan atau satgas masyarakat;
melakukan advokasi dan koordinasi dengan melibatkan tokoh
masyarakat setempat; dan memanfaatkan budaya dan kearifan
lokal dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
4. Melakukan isolasi pasien sesuai kondisinya dalam rangka
melakukan upaya preventif pada individu
adalah melakukan isolasi/pemisahan sementara bagi individu
yang membutuhkan tindakan/perawatan khusus pada kasus
tertentu dengan teknik-teknik isolasi terstandar sebagai upaya
mencegah penularan penyakit antara klien-klien, klien-keluarga
klien, klien-perawat. Contoh teknik isolasi: Mewajibkan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) terhadap pasien, petugas
dan keluarga.
5. Memasang alat bantu khusus lain sesuai dengan kondisi
adalah membantu pemasangan dan penggunaan alat bantu
khusus pada pasien berdasarkan adanya indikasi pemasangan
alat, kebutuhan dan atau kondisi pasien. Kegiatan ini dilakukan
sesuai dengan standar prosedur operasional pemasangan alat,
kompetensi dan kewenangan yang dimiliki perawat.
6. Mengatur posisi pasien sesuai dengan rencana tindakan
pembedahan
adalah mengatur posisi tubuh pasien sesuai rencana jenis
tindakan pembedahan yang akan dilakukan di kamar operasi
dengan memperhatikan prinsip keselamatan pasien.
7. Mengatur posisi netral kepala, leher, tulang punggung untuk
meminimalisasi gangguan neurologis
adalah memberikan posisi wajah, kepala, leher dan tulang
punggung berada dalam garis lurus untuk mencegah
terhambatnya aliran darah otak akibat adanya penekanan pada
vena jugularis karena perubahan kepala pada satu sisi.
8. Memfasilitasi lingkungan dengan suhu yang sesuai dengan
kebutuhan;
adalah mengelola suhu lingkungan ruangan perawatan agar
mendapat pencahayaan yang cukup, ventilasi udara yang baik
dan memodifikasi lingkungan sesuai kondisi pasien.
9. Melakukan isolasi pasien imunosupresi
adalah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan prosedur
isolasi kepada pasien dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh
yang rentan terhadap berbagai paparan infeksi, sesuai dengan
prinsip kewaspadaan universal.
10. Memberikan pertolongan kesehatan dalam situasi gawat
darurat/bencana
adalah tindakan yang diberikan dengan menggunakan prinsip
kegawatdaruratan kepada pasien yang tiba-tiba berada dalam
kondisi gawat dan mengancam jiwa atau anggota badannya akan
menjadi cacat dan melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya.
11. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik dan psikis
12. Melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi
adalah kegiatan diskusi antara perawat dan pasien yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan
pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dengan
kelompok. Dilakukan pada pasien dengan halusinasi.
13. Melakukan TAK stimulasi sensorik
adalah kegiatan diskusi antara perawat dan pasien dengan
memberikan stimulus tertentu (stimulus suara, visual dan
gabungan (menonton televisi, video)) sehingga terjadi perubahan
perilaku dari maladaptif menjadi adaptif.
14. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan
komunikasi
adalah interaksi antara perawat dan klien dalam
menyampaikan informasi dengan berbagai hambatan baik
hambatan teknis, fisik, semantik dan psikologis dengan
melakukan pengkajian dan menggunakan kata-kata, simbol
dan lambang.
15. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
adalah memenuhi kebutuhan psikososial, misalnya: menjaga
privasi pasien, mengurangi kecemasan dan ketakutan pasien,
mengantarkan pasien pada kondisi kepasrahan dan
menenangkan, memfasilitasi bertemu keluarga dan sistem
pendukung, memberitahu pada keluarga tindakan yang akan
dilakukan; mengijinkan keluarga terdekat untuk mendampingi.
16. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan parsial/sebagian dengan risiko
sedang.
17. Melakukan manajemen nyeri pada setiap kondisi
adalah suatu tindakan keperawatan untuk meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien, dengan melakukan pengkajian nyeri,
pemantauan nyeri dan mengatasi nyeri berupa tindakan
nonfarmakologis (tanpa pengobatan) dan farmakologis.
18. Melakukan intervensi crisis
adalah tindakan keperawatan dengan cepat, tepat dan sesuai
prinsip keselamatan pasien pada pasien dengan kondisi
kegawatan atau kritis dengan melakukan pengkajian,
monitoring haemodinamik, dan tindakan kolaboratif dengan
petugas kesehatan lainya.
19. Melakukan perawatan CVC dan port a cath
adalah tindakan keperawatan dengan mengganti balutan,
observasi tanda-tanda infeksi dan kelancaran pada pasien yang
terpasang CVC dan port a cath.
20. Melakukan perawatan pasien transplantasi sumsum tulang
(pre, intra, post)
adalah suatu tindakan keperawatan pada pasien yang
dilakukan transplantasi sumsum tulang dari mulai sebelum
tindakan, selama dan sesudah tindakan transplantasi sumsum
tulang.
21. Melakukan perawatan pasien dengan risiko radioaktif
(radioterapi)
adalah suatu tindakan keperawatan untuk memonitor kondisi
pasien dan efek samping dari radiasi.
22. Menyiapkan pasien untuk tindakan brachioterapi
adalah suatu tindakan keperawatan untuk menyiapkan pasien
yang akan dilakukan sinar dalam.
23. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi pada tahap pre-
operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan sebelum pasien
operasi antara lain: pemberian informasi, diskusi usus dan
kandung kemih bila diperlukan, persiapan kulit, pengobatan
dan perawatan, menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan
pre-operasi (misal: laboratorium, sinar–X, dan
elektrokardiogram), mendiskusikan pengobatan pre-operasi bila
diprogramkan, menjelaskan terapi individu yang diprogramkan
oleh dokter seperti terapi intravena, pemasangan kateter urin,
atau selang nasogastrik, penggunaan spirometer, atau stoking
anti emboli, menjelaskan kunjungan ahli anestesi, menjelaskan
perlunya pembatasan makanan atau minuman oral minimal 8
jam sebelum pembedahan, menyediakan jadwal waktu yang
umum untuk periode pre-operasi termasuk periode
pembedahan, mendiskusikan perlunya melepas perhiasan,
menghapus make-up dan melepas semua prosthesis (misalnya
kaca mata, gigi palsu, wig) segera sebelum pembedahan,
menginformasikan kepada klien mengenai area operasi serta
beritahu lokasi ruang tunggu bagi individu pendukung,
mengajarkan latihan nafas dalam dan batuk, latihan tungkai,
cara mengubah posisi dan gerak, melengkapi daftar tilik pre-
operasi.
24. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi pada tahap post-
operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan setelah operasi pada
pasien adalah mengobservasi lima parameter fisiologi yaitu
respiratory rate, saturasi oksigen, suhu tubuh, tekanan darah
sistolik, denyut nadi, tingkat kesadaran, perdarahan.
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan psikososial, misalnya: menjaga privasi
pasien, mengurangi kecemasan dan ketakutan pasien,
mengantarkan pasien pada kondisi kepasrahan dan
menenangkan, memfasilitasi bertemu keluarga dan sistem
pendukung, memberitahu keluarga tindakan yang akan
dilakukan, mengijinkan keluarga terdekat untuk mendampingi.
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan parsial/sebagian dengan risiko sedang.
27. Memberikan perawatan pada pasien terminal
adalah melakukan asuhan keperawatan (pengkajian sampai
dengan evaluasi) pada pasien terminal.
28. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
diagnosis keperawatan
adalah melakukan pendokumentasian diagnosis keperawatan
sesuai kondisi pasien baik aktual, resiko, ataupun sejahtera.
29. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
parsial/sebagian dengan risiko sedang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.

30. Menyusun rencana kegiatan individu perawat


adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan pada beberapa kasus dan pembimbing perawat
dibawahnya. Bukti: logbook/buku rencana.
31. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
32. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat
33. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
34. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

D. Perawat Ahli Pertama:


1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat
adalah melakukan pengumpulan data inti masyarakat
mencakup: data demografi (usia, jenis kelamin, status
perkawinan), vital statistic (angka kematian dan angka
kesakitan), budaya yang mempengaruhi kesehatan, nilai dan
keyakinan masyarakat, lingkungan fisik, pendidikan, pelayanan
kesehatan dan sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan,
komunikasi dan rekreasi.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
adalah melakukan pengumpulan data lanjutan pada pasien
dengan tingkat ketergantungan minimal sampai parsial dengan
risiko sedang, yaitu pemeriksaan penunjang, riwayat
kesehatan/penyakit dan menganalisis data individu secara
holistik.

3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga


adalah melakukan pengkajian keperawatan secara terus
menerus, lengkap, akurat, nyata dan relevan, dilakukan oleh
perawat pada keluarga dan individu dalam keluarga yang
menjadi kelolaan atau tanggung jawabnya. Pengkajian meliputi:
pengumpulan data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres
dan koping, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga.
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut adalah mengklarifikasi atau memeriksa,
memberikan masukan terhadap hasil pengkajian data dasar:
pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan dan perkembangan
penyakit/masalah kesehatan, norma, perilaku dan kebiasaan
seseorang.
5. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
adalah menetapkan diagnosis keperawatan individu dengan
masalah aktual, risiko dan sejahtera berdasarkan data
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
6. Membuat prioritas diagnosis keperawatan
adalah merumuskan tingkatan penyelesaian masalah
berdasarkan pada kebutuhan yang mendesak atau menyangkut
"live saving" (keselamatan hidup) serta kebutuhan dasarnya.
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan tujuan intervensi keperawatan individu
guna mengatasi dan atau mengendalikan masalah dberkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara spesifik,
terukur, akurat, realistis, dan terdapat batas waktu.
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan tujuan intervensi keperawatan keluarga
guna mengatasi dan atau mengendalikan masalah dan etiologi
berkaitan dengan fungsi perawatan keluarga secara spesifik,
terukur, akurat, realistis, dan terdapat batas waktu.
9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka
menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan individu
secara mandiri dan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan
keperawatan individu.
10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan keluarga
secara mandiri dan kolaborasi berdasarkan tugas perawatan
keluarga.
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan stimulasi pada klien (janin sampai lansia)
sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangannya untuk
mencapai kemampuan secara optimal dengan menggunakan
media yang sesuai.
12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif
adalah membantu individu mencegah timbulnya masalah
kesehatan yang baru selama masa perawatan di rumah sakit.
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah mencari dan menemukan kasus penyakit (lama/baru),
melakukan pemeriksaan, pemantauan dan pemeliharaan
kesehatan bagi individu sebagai upaya meningkatkan derajat
kesehatan, misalnya; program check-up kesehatan pada pekerja
kantor/pabrik sebagai pelaksanaan deteksi dini, dan
mengidentifikasi potensi wabah atau KLB di wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawab perawat.
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu
adalah memotivasi klien dalam melakukan tindakan sesuai
dengan SPO pada kasus tingkat ketergantungan minimal
sampai parsial dengan risiko sedang, misal: memberi reward
positif terhadap klien yang kooperatif
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
adalah memberikan pendidikan/penyuluhan kesehatan pada
individu terkait upaya pencegahan (preventif) terhadap
timbulnya masalah kesehatan.
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarganya
adalah mengajarkan keluarga tentang upaya pencegahan
terhadap timbulnya masalah kesehatan, sesuai dengan
kemandirian keluarga tingkat 4
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
adalah Mengajarkan cara pencegahan penularan penyakit
infeksi antar anggota keluarga pada keluarga dengan
kemandirian keluarga tingkat 4
18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
adalah memberikan pendidikan/penyuluhan kesehatan pada
kelompok terkait upaya pencegahan (preventif) terhadap
timbulnya masalah kesehatan.
19. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan
dalam meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam
rangka melakukan upaya promotif
adalah memberikan pelatihan dan penyegaran pada kader dan
sukarelawan kesehatan mengenai berbagai pencegahan
penyakit.
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
adalah memberikan pendidikan/penyuluhan kesehatan pada
masyarakat terkait upaya pencegahan (preventif) terhadap
timbulnya masalah kesehatan.
21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka
pemenuhan kebutuhan eliminasi
adalah pengelolaan perpasien untuk meningkatkan eliminasi
urine dan mempertahankan pola eliminasi urine yang rutin.
Contoh: bladder training.
22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka
pemenuhan kebutuhan eliminasi
adalah pengelolaan perpasien dengan meningkatkan
kontinensia defekasi dan mempertahankan pola defekasi yang
rutin atau membantu pasien untuk melatih pengeluaran faeces
atau defekasi pada interval yang spesifik (memfasilitasi klien
BAB di tempat tidur, melatih klien BAB pada tempatnya,
memasang diapers,dll)
23. Melakukan upaya membuat pasien tidur
adalah memberikan tindakan keperawatan untuk memfasilitasi
rutinitas pasien sebelum tidur, kecenderungan dan kesukaan
sebelum tidur, dan benda yang familier (selimut atau mainan
kesukaan, dongeng, buku bacaan, relaksasi) atau membantu
pasien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktvitas
yang meningkatkan keterjagaan.
24. Melakukan relaksasi psikologis
adalah suatu tindakan keperawatan dengan menekankan
upaya mengajar pasien bagaimana caranya dia harus
beristirahat dan bersantai, dengan asumsi bahwa
beristirahatnya otot-otot dapat membantu mengurangi tegangan
psikologis.
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap
pasien dengan risiko trauma/injury
adalah memberikan tindakan pencegahan trauma/injury pada
pasien, contoh: memasang penghalang tidur, menjaga
lingkungan tetap bersih, dll).
26. Melakukan manajemen febrile neutropeni
adalah pengelolaan perpasien dengan febrile neutropeni sesuai
standar yang sudah ditetapkan
27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik, psikis dan sosial.
28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
dalam rangka tindakan keperawatan yang berkaitan dengan
ibadah
adalah membantu pasien dalam melaksanakan kebutuhan dan
kewajiban beribadah, dan membantu pasien untuk merasa
seimbang dan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care);
adalah mendampingi pasien yang menjelang ajal dengan
menjaga privasi pasien; memenuhi kebutuhan dasar dan
memfasilitasi permintaan terakhir pasien.
30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan minimal sampai parsial dengan
risiko sedang
31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, CVP
dalam rangka tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan
kondisi pasien
adalah melakukan pengambilan specimen darah arteri, vena,
pulmonari arteri dan CVP sesuai kebutuhan dan kondisi pasien
dengan mengikuti SPO pada semua tingkatan usia.
32. Merawat pasien dengan WSD
adalah melakukan perawatan pada pasien yang terpasang WSD
sesuai dengan SPO.
33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi
adalah melakukan pemantauan dan pemberian cairan dan
elektrolit secara intravena serta mencegah komplikasi skibat
perubahan kadar elektrolit.
34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir
adalah memberikan pertolongan pertama pada bayi baru lahir
yang mengalami masalah pernafasan/kardiovaskuler secara
cepat, tepat dan tidak menimbulkan komplikasi sesuai dengan
prinsip penyelamatan perpasien.
35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan
kemoterapi (pre, intra, post)
adalah melakukan asuhan keperawatan pada pasien kanker
dalam persiapan, pemberian kemoterapi dan pemantauan
pasca kemoterapi.
36. Melakukan perawatan luka kanker
adalah melakukan perawatan luka yang disebabkan oleh
penyakit kanker dengan mengkontrol bau, eksudat, nyeri dan
perdarahan pada luka.
37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi
adalah suatu tindakan keperawatan dilakukan pada perpasien
dari mulai persiapan alat, pencegahan, dan tindakan ke pasien
yang sedang menjalani kemoterapi, akibat kebocoran obat-
obatan kemoterapi yang bersifat vesicant dan iritant ke dalam
jaringan subkutan.
38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu
adalah membantu memulihkan dan mengembalikan kondisi
mental spiritual pasien dan membimbing pasien yang
mengalami trauma, stres atau kondisi yang menyakitkan/tidak
menyenangkan.
39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana
dalam rangka melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga
adalah melakukan pemantauan kesehatan pasien pasca rawat
inap melalui kunjungan rumah.
40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan berfokus pada kebutuhan
dasar pasien, misalnya: menjaga privasi pasien, memenuhi
kebutuhan spiritual dan memfasilitasi kegiatan ibadah sesuai
dengan keyakinannya, memfasilitasi pasien dan keluarga
memenuhi permintaan terakhir.
41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan minimal sampai parsial dengan risiko sedang.
42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala
adalah melakukan tindakan keperawatan perpasien untuk
mengatasi gejala-gejala yang muncul dalam pengobatan selama
dalam perawatan.
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu
adalah menilai hasil tindakan keperawatan dan memantau
perkembangan kesehatan individu.
44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan
adalah merevisi rencana asuhan keperawatan sesuai hasil
evaluasi dan perkembangan individu.
45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan
adalah mendokumentasikan perencanaan keperawatan dengan
benar dan lengkap sesuai dengan diagnosis keperawatan yang
ditegakkan mencakup tujuan, kriteria dan intervensi.
46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal sampai parsial dengan risiko sedang sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan
adalah melakukan dokumentasi hasil evaluasi tindakan
keperawatan berdasarkan SOAP.
48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal sampai parsial dengan risiko sedang, pengelola tim
asuhan sekelompok pasien, pembimbing perawat dan
mahasiswa DIII keperawatan. Bukti: logbook/buku rencana.
49. Melakukan preseptorship dan mentorship
adalah memberikan bimbingan dan pendampingan kepada
perawat baru atau perawat yang lebih rendah jenjangnya atau
mahasiswa Diploma Keperawatan tentang asuhan dan
pelayanan keperawatan.
50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer
adalah memberikan arahan kepada anggota tim dalam
pemberian asuhan keperawatan pada beberapa pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.
51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat.
53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
54. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.
E. Perawat Ahli Muda:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
adalah melakukan pengumpulan data pada klien dengan tingkat
ketergantungan parsial sampai total dengan risiko sedang,
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik pada organ/area
spesifik (contoh organ: paru, jantung, persarafan, dll; contoh
area: sekelompok ibu hamil, sekelompok balita, dll), menilai
riwayat kesehatan dan perkembangan penyakit/masalah
kesehatan, norma, perilaku dan kebiasaan seseorang.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
adalah melakukan pengkajian keperawatan secara terus
menerus, lengkap, akurat, nyata dan relevan, dilakukan oleh
perawat pada keluarga dan individu dalam keluarga yang
menjadi kelolaan atau tanggung jawabnya. Pengkajian meliputi:
1) pengumpulan data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres
dan koping, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga; 2)
interpretasi dan pengelompokan data.
3. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut
adalah memberikan pendapat/rekomendasi, memberikan
pengarahan terhadap proses atau hasil pengkajian pada area
spesifik yang tidak dapat dilakukan perawat jenjang
dibawahnya, serta mengklarifikasi atau memeriksa kebenaran
hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat jenjang
dibawahnya.
4. Merumuskan diagnosis keperawatan pada keluarga
adalah menetapkan diagnosis keperawatan keluarga dengan
masalah aktual, resiko dan sejahtera sesuai dengan tugas
perkembangan dan perawatan keluarga.
5. Membuat prioritas diagnosa keperawatan
adalah membuat urutan prioritas dari beberapa diagnosa
keperawatan klien kelolaan/tanggung jawabnya pada area
spesifik berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam
kehidupan), kebutuhan Maslow (kebutuhan fisiologis hingga
aktualisasi diri). Dalam keluarga dan komunitas, prioritas dapat
dilakukan melalui skoring masalah keperawatan.
6. Melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga di setiap
kondisi adalah memberikan informasi kesehatan kepada
keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang dialaminya.
7. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
adalah memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat
terkait upaya pencegahan (preventif).
8. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru
pada individu dalam rangka melakukan upaya preventif
adalah mencari dan menemukan kasus penyakit yang sedang
terjadi (lama/baru) pada individu yang dicurigai terkena
penyakit pada kelompok klien di fasilitas pelayanan kesehatan
(poliklinik, puskesmas) atau keluarga dengan memberdayakan
berbagai sumber yang ada dalam keluarga (misal: pemeriksaan
kesehatan bagi keluarga dengan resiko yang anggota
keluarganya memiliki penyakit tertentu, atau kelompok klien di
rumah sakit). Prosesnya adalah pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data.
9. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
adalah memotivasi klien dalam melakukan tindakan sesuai
dengan standar operasional prosedur pada kasus tingkat
ketergantungan parsial sampai total dengan risiko sedang,
misal: memberi reward positif terhadap klien yang kooperatif.
10. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada individu
pasien pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan.
11. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarganya
adalah mengajarkan tindakan pencegahan pada keluarga
dengan masalah kesehatan tertentu sesuai dengan kemandirian
keluarga tingkat 3.
12. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
adalah mengajarkan cara pencegahan penularan penyakit
infeksi antar anggota keluarga pada keluarga dengan
kemandirian keluarga tingkat 3
13. Melaksanakan skrining dalam rangka melakukan upaya
preventif pada kelompok
adalah melakukan kegiatan atau terlibat dalam tim yang
melaksanakan skrining terhadap kasus resiko tinggi, wabah
atau Kejadian Luar Biasa yang terjadi di masyarakat. Kegiatan
ini dapat dibuktikan dengan SK, Surat Tugas dan laporan hasil
skrining yang telah dilakukan.
14. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok
pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan agar
masalah kesehatan tidak terjadi atau tidak terulang kembali.
15. Melakukan kegiatan motivasi pelaksanaan program pencegahan
masalah kesehatan
adalah melakukan serangkaian kegiatan dalam upaya
pencegahan masalah kesehatan pada pasien, kelompok dan
masyarakat. Kegiatan dapat dibuktikan dengan surat
penugasan, laporan hasil kegiatan, bukti leaflet, brosur, poster,
foto kegiatan, dll.
16. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat dalam
rangka melakukan upaya preventif pada masyarakat
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan.
17. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik, psikis, sosial dan spiritual.
18. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care) adalah melakukan penanganan pasien dengan resiko
mencederai diri, misalnya: mencegah pasien bunuh diri,
memfasilitasi pasien untuk berinteraksi dengan orang lain atau
orang terdekat, bersama keluarga dan tim kesehatan lain
mendiskusikan keputusan Do Not Resucitation (DNR).
19. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan parsial sampai total dengan
risiko sedang.
20. Memberikan terapi modalitas
adalah memberikan tindakan keperawatan yang berorientasi
pada kemampuan perawat dan klien berdasarkan pada ilmu dan
teknologi keperawatan. Contoh: terapi aktivitas kelompok, terapi
bermain, fisioterapi dada, manajemen nyeri persalinan, dll.
21. Melakukan pemantauan hemodinamik secara invasif
adalah melakukan monitoring secara terus menerus tekanan
dan kecepatan aliran darah dalam paru dan sistem peredaran
tubuh kita sehingga dapat mencegah pasien jatuh kepada
kondisi lebih parah.
22. Melakukan pemantauan ECG dan interprestasinya
adalah melakukan pemantauan EKG dan dapat
menginterpretasikan tindakan penanganan segera dengan baik
jika terjadi kegawatdaruratan pada pasien, dapat mengenali
kondisi pasien sehingga dapat memutuskan tatalaksana yang
tepat pada pasiennya.
23. Melakukan tata kelola keperawatan pasien yang dilakukan
tindakan diagnostik invasif/intervensi nonbedah pada
anak/dewasa
adalah tindakan keperawatan untuk menyiapkan pasien yang
akan dilakukan tindakan diagnostik baik prosedur diagnostik
pembedahan maupun yang non pembedahan sesuai SPO.
24. Melakukan perawatan bayi asfiksia/BBLR/kelainan
kongenital/keadaan khusus
adalah tindakan keperawatan dalam merawat bayi
asfiksia/BBLR/kelainan kongenital/keadaan khusus sesuai
SPO.
25. Mempersiapkan tindakan embriotransfer/ovum pick up
adalah melakukan persiapan penatalaksanaan embriotransfer/
ovum pick up melalui kegiatan mempersiapkan pasien, alat dan
lingkungan, memfasilitasi proses pelaksanaan tindakan, dan
melakukan pemantauan pasien setelah dilaksanakan
embriotransfer/ovum pick up
26. Melakukan tindak self help group pada pasien gangguan jiwa
adalah melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan jiwa melalui pembentukan kelompok dalam
penyelesaian masalah.
27. Melakukan terapi kognitif
adalah melakukan tindakan keperawatan pendekatan kognitif.
Contoh: CBT (Cognitive Behaviour Therapy), teknik
restrukturisasi kongnisi (restructuring cognitive), teknik
penemuan fakta-fakta (questioning the evidence), teknik
penemuan alternatif (examing alternatives), dekatastropik
(decatastrophizing), reframing, thought stopping, learning new
behavior with modeling, membentuk pola (shaping), token
economy, role play, social skill training, anversion theraphy,
contingency contracting.
28. Melakukan terapi lingkungan pada pasien gangguan jiwa
adalah melakukan tindakan keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan cara memodifikasi berbagai unsur yang ada di
lingkungan. Contoh: model terapi sosial, model terapi psikologis,
model terapi budaya.
29. Melakukan perawatan pasien dengan perilaku kekerasan
adalah melakukan perawatan pada pasien dengan perilaku
kekerasan melalui tindakan melindungi pasien, perawat dan
keluarga, mencegah terjadinya korban/kondisi yang
membahayakan dan mempertahankan kemampuan pasien
dalam mengontrol perilakunya.
30. Melakukan perawatan pasien dengan gangguan orientasi realita
adalah melakukan tindakan keperawatan yang berorientasi
pada realita dan bertujuan mengembalikan fungsi orientasi
pasien/klien terhadap realitas.
31. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko rendah (bedah minor) pada
tahap intra operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan pada saat operasi
minor pada pasien sesuai dengan kondisi dan jenis operasi
pasien.
32. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan
intervensi pembedahan dengan risiko tinggi (bedah jantung,
bedah syaraf, dll) pada tahap intra operasi
adalah melakukan tindakan keperawatan pada saat operasi
besar (bedah jantung, bedah syaraf, dll) pada pasien sesuai
dengan kondisi dan jenis operasi pasien.
33. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam
rangka upaya rehabilitatif
adalah membantu memulihkan dan mengembalikan kondisi
mental spiritual pasien yang mengalami trauma, stres atau
kondisi yang menyakitkan/tidak menyenangkan untuk dapat
berinteraksi kembali dengan keluarga.
34. Melatih interaksi sosial pada pasien dengan masalah kesehatan
mental pada individu dalam rangka upaya rehabilitatif
adalah memfasilitasi dan meningkatkan keterampilan pasien
untuk melakukan interaksi dengan orang lain dan lingkungan.
35. Memfasilitasi pemberdayaan peran dan fungsi anggota keluarga
pada keluarga dalam rangka upaya rehabilitatif
adalah melibatkan dan memfasilitasi anggota keluarga sesuai
peran dan fungsi keluarga dalam rangka upaya peningkatan
kesehatan.
36. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan berfokus pada penanganan
pasien dengan resiko mencederai diri, misal: mencegah pasien
bunuh diri, memfasilitasi pasien untuk berinteraksi dengan
orang lain atau orang terdekat, bersama keluarga dan tim
kesehatan lain mendiskusikan keputusan Do Not Resucitation
(DNR)
37. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan parsial sampai total dengan risiko sedang.
38. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada keluarga
adalah menilai hasil tindakan keperawatan dan memantau
perkembangan kesehatan keperawatan keluarga.
39. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada kelompok
adalah menilai hasil tindakan keperawatan dan memantau
perkembangan kesehatan keperawatan kelompok.
40. Melakukan ringkasan pasien pindah
adalah membuat resume pasien saat akan dipindahkan ke
ruangan lain, dengan menggunakan formulir/laporan resume
pasien pindah.
41. Melakukan perencanaan pasien pulang (discharge planning)
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membantu
pasien dan keluarga dalam menetapkan kebutuhan,
mengembangkan dan mengimplementasikan serta
mengkoordinasikan rencana perawatan yang mungkin
dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit untuk
meningkatkan derajat kesehatannya; dibuktikan dengan
formulir discharge planning.
42. Melakukan rujukan keperawatan
adalah kegiatan melakukan konsultasi dan rujukan pasien
kepada perawat atau profesi lain yang lebih kompeten untuk
mengatasi masalah keperawatan pasien atau menerima rujukan
keperawatan dari perawat level dibawahnya, memberikan
advokasi dan konsultasi tentang asuhan keperawatan pasien.
Kegiatan dapat dibuktikan dengan catatan konsultasi, laporan
hasil konsultasi.
43. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan parsial
sampai total dengan risiko sedang sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan
44. Melaksanakan studi kasus keperawatan dalam rangka
melakukan kegiatan peningkatan mutu dan pengembangan
pelayanan keperawatan
adalah melakukan kegiatan analisis kasus masalah
keperawatan pasien yang bermanfaat untuk peningkatan mutu
pelayanan keperawatan, kegiatan bisa menghasilkan sebuah
SOP (Standar Operasional Prosedur) atau sebuah evidence
based yang dapat dimanfaatkan. Kegiatan dapat di buktikan
dengan laporan studi kasus yang lengkap dari pengkajian
sampai evaluasi, analisa kasus sampai bentuk rekomendasi
hasil analisa kasus.
45. Melaksanakan survei pelayanan dan asuhan keperawatan dalam
rangka melakukan kegiatan peningkatan mutu dan
pengembangan pelayanan keperawatan
adalah melakukan kegiatan supervisi terhadap pelayanan
keperawatan ataupun melaksanakan survei dengan
menggunakan alat survei, survei bisa survei kepuasan terhadap
pelayanan keperawatan, survei kinerja perawat, patient safety,
infeksi nosokomial, dll. Kegiatan ditunjukkan dengan SK, Surat
Penugasan, laporan hasil supervisi/survei serta rekomendasi
hasil supervisi/survei yang dilakukan.
46. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan parsial
sampai total dengan risiko sedang, pengelola tim asuhan
sekelompok pasien, supervisor, pembimbing perawat dan
mahasiswa Ners. Bukti: logbook/buku rencana.
47. Melakukan orientasi perawat dan mahasiswa keperawatan
adalah perawat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada
perawat baru dan mahasiswa keperawatan tentang kegiatan,
fasilitas dan sistem pelayanan keperawatan yang ada di unit
yang baru ditempati.
48. Melakukan pemberian penugasan perawat
adalah perawat memberikan penugasan klinik kepada setiap
perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh penerima
tugas.
49. Melakukan preseptorship dan mentorship
adalah memberikan bimbingan dan pendampingan kepada
perawat baru atau perawat yang lebih rendah jenjangnya atau
mahasiswa profesi keperawatan tentang asuhan dan pelayanan
keperawatan.
50. Melakukan supervisi klinik dan manajemen dalam rangka
melaksanakan fungsi pengarahan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan
adalah perawat melakukan supervisi klinik dan manajemen
melalui proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam menyediakan layanan seperti pelatihan, pendidikan,
pengalaman, dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan
tugas dalam rangka mencapai perawatan yang aman dan efektif.
51. Melakukan koordinasi teknis pelayanan keperawatan dalam
rangka melaksanakan fungsi pengarahan dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan
adalah perawat sebagai manajer keperawatan (kepala bidang,
kepala seksi, ketua tim atau perawat primer) memimpin rapat-
rapat keperawatan terkait koordinasi teknis pelayanan maupun
asuhan keperawatan yang terintegrasi dalam ruangan, instalasi
atau antar ruangan.
52. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
53. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat.
54. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
55. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

F. Perawat Ahli Madya:


1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
adalah melakukan pengumpulan data pada klien dengan tingkat
ketergantungan total dengan risiko berat, melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada organ/area spesifik (contoh organ:
paru, jantung, persarafan, dll; contoh area: sekelompok ibu
hamil, sekelompok balita, dll), menilai riwayat kesehatan dan
perkembangan penyakit/masalah kesehatan, norma, perilaku
dan kebiasaan seseorang.
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
adalah melakukan pengkajian keperawatan secara terus
menerus, lengkap, akurat, nyata dan relevan, pada keluarga
dengan tingkat kemandirian rendah. Pengkajian meliputi: 1)
pengumpulan data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres
dan koping, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga; 2)
interpretasi dan pengelompokan data.
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada kelompok
adalah melakukan pengumpulan data lanjutan dengan
mengkaitkan data dasar kelompok dengan kebijakan dan
pemerintahannya, status ekonomi dan pendidikan, kondisi
keamanan dan transportasi, serta pola dan sarana rekreasi
yang tersedia.
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut
adalah mengklarifikasi atau memeriksa, memberikan masukan
terhadap hasil pengkajian data lanjut: hasil pemeriksaan
penunjang, data psikologis sosial spiritual
5. Merumuskan diagnosis keperawatan pada kelompok
adalah menetapkan diagnosis keperawatan kelompok dengan
masalah aktual, resiko dan sejahtera.
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan
adalah membuat urutan prioritas dari beberapa diagnosa
keperawatan klien kelolaan/tanggung jawabnya pada area
spesifik berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam
kehidupan), (kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri), dan
sumber/sarana yang tersedia. Dalam keluarga dan komunitas,
prioritas dapat dilakukan melalui skoring masalah
keperawatan.
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada kelompok dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan tujuan intervensi keperawatan kelompok
guna mengatasi dan atau mengendalikan masalah berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara spesifik,
terukur, akurat, realistis, dan terdapat batas waktu.
8. Merumuskan tindakan keperawatan pada kelompok dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan kelompok
berdasarkan pemberdayaan kelompok.
9. Memfasilitasi dan memberikan dukungan pada keluarga dalam
meningkatkan kesehatan keluarga dalam rangka melakukan
upaya promotif
adalah mencari sumber dukungan yang diperlukan keluarga
dalam meningkatkan kesehatannya.
10. Memobilisasi sumber daya yang ada dalam penanganan
masalah kesehatan pada kelompok dalam rangka melakukan
upaya promotif
adalah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dalam
mengatasi masalah kesehatan kelompok/masyarakat.
11. Melakukan diseminasi informasi tentang sehat dan sakit pada
kelompok dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan penyebaran informasi pada beberapa
orang/kelompok dalam upaya pencegahan penyakit.
12. Membentuk dan mempertahankan keberadaan kelompok
masyarakat pemerhati masalah kesehatan pada masyarakat
dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan kerjasama dengan cara: pembentukan
jejaring masyarakat berupa posko dan atau satgas masyarakat;
melakukan advokasi dan koordinasi dengan melibatkan tokoh
masyarakat setempat; dan memanfaatkan budaya dan kearifan
lokal dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru
pada individu dalam rangka upaya preventif
adalah mencari dan menemukan kasus penyakit yang sedang
terjadi (lama/baru) pada individu yang dicurigai terkena
penyakit di masyarakat dengan memberdayakan berbagai
sumber yang ada (misal. pendayagunaan kader dalam
menjaring individu yang dicurigai). Prosesnya adalah
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data.
14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
pada individu dalam rangka upaya preventif
adalah memotivasi klien dalam melakukan tindakan sesuai
dengan standar operasional peosedur pada kasus dengan
tingkat ketergantungan total dengan risiko berat, konsultan
klinik dalam asuhan keperawatan khusus/bermasalah.
15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien pada
individu dalam rangka upaya preventif
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada individu
pasien pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan
dan mengerti bagaimana pencegahan resiko penyakit.
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan
anggotanya keluarganya pada keluarga dalam rangka upaya
preventif
adalah mengajarkan tindakan pencegahan pada keluarga
dengan masalah kesehatan tertentu sesuai dengan kemandirian
keluarga tingkat 2
17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
adalah Mengajarkan cara pencegahan penularan penyakit
infeksi antar anggota keluarga pada keluarga dengan
kemandirian keluarga tingkat 2
18. Melakukan pembinaan kelompok risiko tinggi pada kelompok
dalam rangka upaya preventif
adalah membina dan memfasilitasi dalam rangka upaya
pencegahan (preventif) terhadap timbulnya masalah kesehatan
yang dialaminya sesuai proses pembinaan masyarakat pada
kelompok resiko tinggi dan dampaknya terhadap kesehatan,
misal: kelompok resiko tinggi bahaya limbah kimia dan
sekitarnya masyarakat tidak mampu dan menggunakan air
minum yang biasa membuang limbah.
19. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok
pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan agar
masalah kesehatan tidak terjadi atau tidak terulang kembali
dan mengerti bagaimana pencegahan resiko penyakit.
20. Melaksanakan advokasi program pengendalian faktor risiko
pada masyarakat dalam rangka upaya preventif
adalah membangun jejaring bersama masyarakat dalam
pengendalian faktor resiko, melalui lintas sektor dan program.
21. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
pada area spesifik dalam rangka tindakan pencegahan dan
mengerti bagaimana pencegahan resiko penyakit.
22. Menggunakan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik, psikis, sosial dan spiritual dan lingkungannya.
23. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care) adalah meningkatkan dukungan keluarga, misalnya:
mendampingi keluarga dalam melalui proses kehilangan.
24. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan total dengan risiko berat.
25. Melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan
tindakan medik khusus dan berisiko tinggi
adalah pengelolaan tindakan medis khusus dan berisiko tinggi
dengan kegiatan persiapan alat, persiapan pasien, pemantauan
respon pasien sebelum, saat dan setelah dilakukan tindakan.
(tindakan medik khusus seperti: tindakan lumbal pungsi,
tindakan berisiko tinggi seperti: pasien dengan penyakit
menular yang akan dilakukan tindakan medik)
26. Memberikan obat-obat elektrolit dengan konsentrasi tinggi
adalah kegiatan mengelola pemberian obat elektrolit
konsentrasi tinggi (misal. potassium chloride, heparin, kalium
klorida, NaCl lebih dari 0,9%, dll) pada pasien dengan
memperhatikan aspek keselamatan pasien (kesalahan/kejadian
sentinel) melalui kewaspadaan tinggi.
27. Memberikan konsultasi dalam pemberian asuhan keperawatan
khusus/bermasalah
adalah memberikan konsultasi dengan aspek kegiatan yaitu
memberikan pendapat, rekomendasi, memfasilitasi
pengambilan keputusan dan rujukan keperawatan kepada
teman sejawat dan tim kesehatan lain dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang berisiko.
28. Melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama
dilakukan tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan
kondisi pasien
adalah melakukan pemantauan/observasi kondisi pasien
(contoh: tanda-tanda vital, kesadaran, keseimbangan
cairan/hemodinamik) pada pasien yang dilakukan tindakan
keperawatan spesifik (contoh: perawatan luka dengan
infeksi/post operasi).
29. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam
rangka melakukan upaya rehabilitatif
adalah membantu memulihkan dan mengembalikan kondisi
mental spiritual pasien yang mengalami trauma, stres atau
kondisi yang menyakitkan/tidak menyenangkan untuk dapat
berinteraksi kembali dengan masyarakat.
30. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan berfokus pada peningkatan
dukungan keluarga, misalnya: mendampingi keluarga melalui
proses kehilangan.
31. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan dukungan dalam proses kehilangan,
berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan tingkat
ketergantungan total dengan risiko berat.
32. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada masyarakat
adalah menilai hasil tindakan keperawatan dan memantau
perkembangan kesehatan keperawatan masyarakat.
33. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
pelaksanaan tindakan keperawatan
adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan total
dengan risiko berat sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
34. Melaksanakan evidence based practice dalam rangka
melakukan kegiatan peningkatan mutu dan pengembangan
pelayanan keperawatan
adalah menggunakan/mengimplementasikan hasil penelitian
dan temuan berdasarkan fakta yang ada di lapangan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
35. Menyusun rencana program tahunan unit ruang rawat
adalah membuat rencana program tahunan pelayanan
keperawatan di unit ruang rawat (ruang rawat inap, jalan,
khusus).
36. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan total
dengan risiko berat, pengelola pelayanan keperawatan,
pembimbing perawat dan mahasiswa Ners Spesialis. Bukti:
logbook/buku rencana.
37. Mengorganisasikan kegiatan pelayanan keperawatan
adalah melaksanakan fungsi organisasi dalam pelayanan
keperawatan.
38. Melakukan sistem/metode pemberian asuhan keperawatan
adalah melaksanakan asuhan keperawatan dengan
menggunakan metode penugasan asuhan keperawatan.
39. Menyusun uraian tugas sesuai peran dan area praktik
adalah membuat uraian tugas perawat sesuai dengan peran
dan area praktik kerjanya.
40. Melakukan kegiatan rekrutmen dan seleksi perawat
adalah melakukan kegiatan penerimaan perawat baru sesuai
dengan sistem seleksi (contoh kegiatan seleksi berupa seleksi
tertulis, praktik, wawancara dll).
41. Melakukan kredensialing perawat
adalah melakukan proses evaluasi terhadap perawat dengan
jenjang dibawahnya untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis.
42. Melakukan penilaian kinerja perawat
adalah melakukan penilaian kinerja perawat secara berjenjang
(perawat yang dinilai adalah perawat dengan jenjang
dibawahnya).
43. Melakukan preseptorship dan mentorship
adalah memberikan bimbingan dan pendampingan kepada
perawat baru atau perawat yang lebih rendah jenjangnya atau
mahasiswa Spesialis Keperawatan tentang asuhan dan
pelayanan keperawatan
44. Melakukan program mutu klinik pelayanan keperawatan dalam
rangka melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelayanan keperawatan
adalah menyusun program indikator dan pelaksanaan mutu
klinik pelayanan keperawatan dalam menjalankan fungsi
pengawasan.
45. Melakukan program monitoring-evaluasi pelayanan
keperawatan
adalah membuat program monitoring-evaluasi pelayanan
keperawatan.
46. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
47. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat.
48. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
49. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

G. Perawat Ahli Utama:


1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu
adalah melakukan pengumpulan data pada klien dengan
tingkat ketergantungan total dengan risiko berat, melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik pada organ/area spesifik
(contoh organ: paru, jantung, persarafan, dll; contoh area:
sekelompok ibu hamil, sekelompok balita, dll), menilai riwayat
kesehatan dan perkembangan penyakit/masalah kesehatan,
norma, perilaku dan kebiasaan seseorang, dan sebagai
konsultan bagi perawat bila mengalami hambatan dalam
pengkajian klien
2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
adalah melakukan pengkajian keperawatan secara terus
menerus, lengkap, akurat, nyata dan relevan, dilakukan oleh
perawat pada keluarga dan individu dalam keluarga yang
menjadi kelolaan atau tanggung jawabnya. Pengkajian meliputi:
1) pengumpulan data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres
dan koping, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga; 2)
interpretasi dan pengelompokan data; 3) menerima konsultasi
tentang pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga.
3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada masyarakat
adalah melakukan pengumpulan data lanjutan dengan
mengaitkan data dasar masyarakat dengan kebijakan dan
pemerintahannya, status ekonomi dan pendidikan, kondisi
keamanan dan transportasi, serta pola dan sarana rekreasi
yang tersedia.
4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut
adalah mengklarifikasi atau memeriksa, memberikan masukan
terhadap hasil pengkajian data lanjut pada area/organ spesifik
yang mengalami gangguan: hasil pemeriksaan penunjang, data
psikologis sosial spiritual.
5. Merumuskan diagnosis keperawatan pada masyarakat
adalah menetapkan diagnosis keperawatan masyarakat dengan
masalah aktual, resiko dan sejahtera.
6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan
adalah menentukan urutan/tingkatan prioritas penyelesaian
masalah dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, atau kebutuhan yang
mendesak menyangkut "live saving" (keselamatan hidup) serta
optimalisasikemampuan/perilaku dalam pemeliharaan/
perawatan kesehatan diri berdasarkan hasil-hasil penelitian/
jurnal; memberikan konsultasi dalam penentuan prioritas
diagnosa keperawatan.
7. Merumuskan tujuan keperawatan pada masyarakat dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan tujuan intervensi keperawatan masyarakat
guna mengatasi dan atau mengendalikan masalah berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia secara spesifik,
terukur, akurat, realistis, dan terdapat batas waktu.
8. Menetapkan tindakan keperawatan pada masyarakat dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan
adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan
masyarakat melalui kerjasama lintas sektor dan lintas program.
9. Memanfaatkan sumber daya yang ada dalam penanganan
masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan
upaya promotif
adalah membangun jejaring, melakukan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral dengan berbagai pihak (pemerintah,
LSM, masyarakat, tokoh agama, dll) dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat.
10. Melakukan desiminasi tentang masalah kesehatan pada
masyarakat dalam rangka melakukan upaya promotif
adalah melakukan presentasi, workshop, lokakarya dan
menuliskan masalah kesehatan yang terjadi di wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya (daerah binaan).
11. Melaksanakan case finding/deteksi dini/penemuan kasus baru
adalah merencanakan, menetapkan serta melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan penemuan kasus penyakit
(baru/lama) serta membuat program deteksi dini penyakit.
12. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
adalah memotivasi klien dalam melakukan tindakan sesuai
dengan SPO pada kasus dengan tingkat ketergantungan total
dengan risiko berat, konsultan klinik dalam asuhan
keperawatan khusus/bermasalah, dan mendesain pedoman
pelaksanaan support kepatuhan klien.
13. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
adalah mengembangkan program dan menerima konsultasi
mengenai pendidikan kesehatan pada individu.
14. Melakukan follow up keperawatan pada keluarga dengan risiko
tinggi
adalah menindaklanjuti program perawatan pada keluarga
dengan risiko tinggi (penyakit menular, kehamilan risiko tinggi,
lansia dengan komplikasi, keluarga dengan anggotanya
mengalami diabilitas, dll) untuk mencegah terjadinya
komplikasi dan dampak yang lebih buruk.
15. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan
anggotanya keluarganya
adalah mengajarkan tindakan pencegahan pada keluarga
dengan masalah kesehatan tertentu sesuai dengan kemandirian
keluarga tingkat 1
16. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular
adalah mengajarkan cara pencegahan penularan penyakit
infeksi antar anggota keluarga pada keluarga dengan
kemandirian keluarga tingkat 1.
17. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
adalah mengembangkan program dan menerima konsultasi
mengenai pendidikan kesehatan pada kelompok.
18. Melaksanakan surveillance pada masyarakat dalam rangka
melakukan upaya preventif
adalah menginterpretasikan dan mensintesa data secara
berkelanjutan dan memadai untuk mengambil keputusan
dalam melakukan upaya penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat.
19. Memobilisasi sumber daya di komunitas dalam pencegahan
masalah kesehatan pada masyarakat dalam rangka melakukan
upaya preventif
adalah memanfaatkan dan menggerakan sumber daya yang ada
di masyarakat untuk mempertahankan kesehatan, dan
mencegah penyakit.
20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat dalam
rangka melakukan upaya preventif
adalah mengembangkan program dan menerima konsultasi
mengenai pendidikan kesehatan pada masyarakat.
21. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
adalah komunikasi dengan menggunakan prinsip dan teknik
komunikasi terapeutik, antar perawat-klien dengan hambatan
fisik, psikis, sosial, spiritual, budaya dan lingkungannya.
22. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care)
adalah memfasilitasi pengambilan keputusan akhir kehidupan
pasien, misalnya: bersama keluarga dan tim kesehatan lain
mendiskusikan keputusan pencabutan alat bantu kehidupan.
23. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
adalah menyediakan lingkungan fisik, psikososial yang
kondusif, bebas dari resiko cedera dan jatuh, pada pasien
dengan tingkat ketergantungan total dengan risiko berat.
24. Melakukan terapi lingkungan kepada pasien
adalah tindakan memodifikasi unsur-unsur yang ada pada
lingkungan/sekitar pasien yang berpengaruh terhadap kondisi
pasien.
25. Melakukan terapi bermain pada anak
adalah tindakan menstimulasi perkembangan anak dengan
bermain sesuai dengan tahap tumbuh kembang.
26. Merawat pasien dengan pemberian obat khusus yang berisiko
tinggi
adalah mengelola asuhan keperawatan pasien yang
mendapatkan pemberian obat-obat khusus dan beresiko tinggi.
Contoh: pemberian antikoagulan pada pasien dengan gangguan
jantung.
27. Merawat pasien dengan kompleksitas dan risiko tinggi dan
menggunakan alat kesehatan berteknologi tinggi
adalah merawat pasien dengan kompleksitas dan risiko tinggi
dan menggunakan alat kesehatan berteknologi tinggi. Contoh:
pemasangan alat pacu jantung pada pasien lansia.
28. Merawat pasien dengan acute lung odema
adalah merawat pasien yang mengalami pembengkakan paru
yang tiba-tiba/akut.
29. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
adalah melakukan tindakan keperawatan menyeluruh
berdasarkan ilmu dan teknologi yang berorientasi pada mind
(pikiran), body (tubuh), dan soul (jiwa).
30. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu dalam
rangka melakukan upaya rehabilitatif
adalah memberikan konsultasi dan edukasi pada keluarga dan
masyarakat mengenai upaya rehabilitasi pada individu dengan
gangguan mental spiritual.
31. Melakukan pemberdayaan masyarakat pada pemulihan pasca
bencana pada kelompok/masyarakat
adalah melibatkan peran serta masyarakat dan memanfaatkan
sumber daya/potensi yang ada di masyarakat untuk
memulihkan kondisi masyarakat pasca bencana.
32. Melakukan pengkajian kebutuhan pelayanan keperawatan
pasca bencana pada kelompok/masyarakat
adalah mengumpulkan data, mengidentifikasi, serta
menganalisis kebutuhan kelompok/masyarakat pada sittuasi
pasca bencana (bio-psiko-sosial-spiritual).
33. Melakukan pembinaan kelompok masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan keperawatan pasca bencana pada
kelompok/masyarakat
adalah membimbing dan mengarahkan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan kelompok/masyarakat pada situasi
pasca bencana.
34. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
adalah melakukan pendampingan pasien dengan perawatan
paliatif, yang menjelang ajal dengan berfokus pada pengambilan
keputusan akhir kehidupan, misalnya: bersama keluarga dan
tim kesehatan lain mendiskusikan keputusan pencabutan alat
bantu kehidupan.
35. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
adalah memberikan konsultasi dalam penanganan proses
kehilangan, berduka dan kematian pada pasien paliatif dengan
tingkat ketergantungan total dan risiko berat.
36. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap
pelaksanaan tindakan keperawatan
Adalah melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada pasien dengan tingkat ketergantungan total
dan risiko berat sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
37. Menyusun rencana strategis bidang keperawatan dalam rangka
melakukan perencanaan pelayanan keperawatan
adalah menyusun rencana berdasarkan kebutuhan
masyarakat, visi misi dan tujuan pelayanan keperawatan, serta
strategi yang akan digunakan dalam melakukan pelayanan
keperawatan.
38. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
adalah membuat rencana harian dan bulanan mencakup
kegiatan individu perawat sebagai pelaksana dan konsultan
asuhan keperawatan pada pasien dengan tingkat
ketergantungan total dan risiko berat, pengelola pelayanan
keperawatan termasuk rencana strategis keperawatan,
pembimbing perawat dan mahasiswa Ners Spesialis termasuk
pembinaan etik dan disiplin. Bukti: logbook/buku rencana.
39. Melakukan preseptorship dan mentorship
adalah menerima konsultasi dari perawat jenjang dibawahnya
dan menyusun rencana tindak lanjut program mentorship dan
preseptorship.
40. Melakukan pembinaan etik dan disiplin perawat
adalah memberikan bimbingan, arahan dan penyelesaian
masalah tentang etik, moral dan kedisiplinan perawat.
41. Merancang kegiatan peningkatan mutu profesi perawat
adalah merencanakan dan menyusun kegiatan peningkatan
mutu profesi perawat, contohnya: pelatihan keperawatan,
evidence based practice, assesment kompetensi.
42. Merancang sistem penghargaan dan hukum bagi perawat
adalah menyusun rancangan sistem penghargaan dan hukum,
contoh: menelaah kebijakan-kebijakan eksternal dan internal
terkait pembinaan SDM, menyusun draft sistem penghargaan
dan hukum, serta mempresentasikan draft rancangan.
43. Merancang kegiatan promosi perawat
adalah menyusun rancangan promosi jenjang karir perawat,
contoh: melakukan telaah program/kegiatan fungsi ketenagaan
perawat yang ada, menyusun rencana program promosi,
pembahasan, penyempurnaan dan usulan kepada pimpinan
rumah sakit untuk persetujuan.
44. Melakukan program manajemen risiko dalam rangka
melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelayanan
keperawatan
adalah melaksanakan kegiatan manajemen risiko pelayanan
keperawatan yang meliputi identifikasi kondisi-kondisi risiko
dalam pelayanan keperawatan, merumuskan area risiko,
merencanakan pengelolaan risiko dengan tepat, pelaksanaan,
monitoring-evaluasi serta membuat laporan.
45. Melakukan manajemen pembiayaan efektif dan efisien dalam
rangka melakukan pengawasan/pengendalian terhadap
pelayanan keperawatan
adalah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pembagian
tugas dan monitoring-evaluasi berkaitan dengan pembiayaan
sesuai dengan ketentuan anggaran.
46. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan bantuan penanganan bencana
dalam sistem penanganan bencana berdasarkan kondisi tingkat
kegawatdaruratan, atau berpartisipasi dalam kegiatan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
47. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan di luar
tugas pokok, baik di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
masyarakat.
48. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan pada
situasi dimana terjadi wabah atau Kejadian Luar Biasa.
49. Melakukan supervisi lapangan
adalah kegiatan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan
kegiatan, mengetahui permasalahan pelaksanaan pelayanan
kesehatan, koreksi terhadap penyimpangan penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kesehatan, serta memperoleh umpan balik
kegiatan pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai