Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA NY.

G DENGAN
SOFT TISSUE TUMOR REGIONAL FEMUR MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG 19
RS. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2019

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :

EVA CARELA PUSPITA DEWI

NIM. 16.01.011

AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG

PARE – KEDIRI

2019
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA NY. G DENGAN
SOFT TISSUE TUMOR REGIONAL FEMUR MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG 19
RS. SAIFUL ANWAR MALANG
TAHUN 2019

Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Pada
Akademi Keperawatan Pamenang

Disusun Oleh :

EVA CARELA PUSPITA DEWI

NIM. 16.01.011

AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG


PARE – KEDIRI
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA NY. G


DENGAN SOFT TISSUE TUMOR REGIONAL FEMUR MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG 18 RS. SAIFUL ANWAR
MALANG 2019

PENELITI : EVA CARELA PUSPITA DEWI

NIM : 16.01.011

Disetujui untuk diuji pada Ujian Karya Tulis Ilmiah pada tanggal

Pembimbing,

DR. ZAUHANI KHUSNUL H,SKM,M.Kes.

Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Pamenang

SURYONO, S.Kep.Ns.,MMRS.
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis :

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA NY. G


DENGAN SOFT TISSUE TUMOR REGIONAL FEMUR DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG 18 RS.
SAIFUL ANWAR MALANG 2019

PENELITI : EVA CARELA PUSPITA DEWI

NIM : 16.01.011

Disahkan oleh Penguji Karya Tulis Ilmiah pada :


Hari/Tanggal :
Tempat : Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri
Penguji : Tanda Tangan

1.

2.

Mengetahui,
Direktur Akademi Keperawatan Pamenang

SURYONO, S.Kep.Ns.,MMRS
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : EVA CARELA PUSPITA DEWI

NIM : 16.01.011

Tempat tanggal lahir : Kediri, 30 Mei 1995

Institusi : Akademi Keperawatan Pamenang

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah Pada Ny. G Dengan Soft Tissue Tumor Regional Femur Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang 18 RS. Saiful Anwar Malang 2019” adalah bukan Karya

Tulis Ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan

yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya-benarnya dan apabila pernyataan

ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Kediri,

Yang menyatakan,

EVA CARELA PUSPITA DEWI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah Pada Ny. G Dengan Soft Tissue Tumor Regional Femur Dengan Masalah

Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang 18 RS. Saiful Anwar Malang 2019” dapat terlaksana.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak yang terkait Karya Tulis

Ilmiah ini tidak akan terwujud, maka dari itu saya menyampaikan terima kasih yang tulus

kepada :

1. Suryono, S.Kep.Ns.,MMRS selaku Direktur Akademi Keperawatan Pamenang yang

telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan DIII Keperawatan.

2. Dr. Zauhani Khusnul H, SKM, M.Kes. selaku Pembimbing yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran telah memberikan ilmu, bimbingan, arahan, petunjuk dan

nasehat selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.

3. Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang yang telah memberikan bimbingan dalam

pengambilan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.

4. Perpustakaan yang mengijinkan peniliti untuk meminjam literatur yang dibutuhkan

peneliti.

5. Bapak dan ibu yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun,

mental dan spiritual sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penelitian ini.

6. Seluruh teman-temanku yang selalu memberikan dukungan serta bantuan dalam

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah Penelitian ini.

7. Semua pihak yang memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung hingga

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.


Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas amal dari semua pihak.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk mendukung

penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya dan berguna bagi perkembangan ilmu

keperawatan.

Akhirnya semoga Karya Tulis Ilmiah Penelitian ini bermanfaat bagi Peneliti dan

tenaga kesehatan khususnya serta pembaca pada umumnya.

Kediri, Januari 2019

Peneliti
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam
artian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma.(Sjamsuhidayat,
2010)
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta
organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon,
jaringan ikat, lemak dan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian). Tumor adalah
benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus tumor
adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor dibedakan atas
golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau
hipertrofi. Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung
kepala sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas.
Tumor ganas atau kanker pada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak
atau Soft Tissue Sarcoma (STS). (Margareth,2012)

Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas.
Sebagian besar tumor jaringan lunak muncul tanpa penyebab, meskipun radiasi, luka
bakar, atau paparan racun terlibat. Tumor jaringan lunak dapat muncul di lokasi manapun,
meskipun sekitar 40% terjadi pada ekstremitas bawah, terutama femur. Insiden umumnya
meningkat dengan bertambahnya usia, walaupun 15% muncul pada anak-anak.
(Margareth,2012)
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya
sekitar 1% dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15% dari
seluruh keganasan pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-
anak paling sering pada umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada
umur 45-50 tahun. Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah
yaitu sebesar 46% di mana 75% ada diatas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak
atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di
tubuh bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak
dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah
kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada. (Clevo,2012)

Menurut Organisasi Kesehatan dunia (WHO), Soft Tissue Tumor merupakan benjolan
abnormal yang disebabkan oleh neoplasma. Menurut WHO pada tahun 2012 angka
penderita soft tissue tumor secara global, sekitar 14,1 juta orang yang menderita soft tissue
tumor. Dalam data WHO tahun 2008, Asia Tenggara menyumbang 725.600 kasus. (ACS,
2012)
Di indonesia, prevalensi tumor mencapai 1,4 per 1000 penduduk. Prevalensi menurut
provinsi berkisar antara 4,1% di Jogjakarta, 2,1% jawa tengah, 2% bali, Bengkulu dan
DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil. (Riskesdas, 2013)
Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada Ny. G
Penderita Soft Tissue Tumor Regional Femur dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut
di RS Saiful Anwar Malang Tahun 2019.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini berupa pertanyaan masalah, yaitu

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Ny. G Dengan Soft Tissue

Tumor Regional Femur Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang 18 RS.

Saiful Anwar Malang?”

C. Tujuan

Tujuan penelitian adalah rumusan dari apa yang akan dicapai,sebagai lanjutan

dari identifikasi masalah. (Tamsuri, 2017) Tujuan penelitian ada 2 macam yaitu :

1. Tujuan Umum

Untuk melakukan “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Ny. G Dengan

Soft Tissue Tumor Regional Femur Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di

Ruang 18 RS. Saiful Anwar Malang Tahun 2018”

2. Tujuan Khusus
a. Peneliti mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada pasien Ny G dengan

Soft Tissue Tumor di Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang.

b. Peneliti mampu merumuskan diagnosa keperawatan Soft Tissue Tumor pada

pasien Ny G dengan masalah nyeri akut di Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang.

c. Peneliti mampu menyusun rencana asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien

Ny G dengan Soft Tisuue Tumor di Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang.

d. Peneliti mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan nyeri akut pada


pasien Ny G dengan Soft Tisuue Tumor di Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang.
e. Peneliti mampu melakukan evaluasi nyeri akut pada pasien Ny G dengan Soft
Tisuue Tumor di Ruang 18 RS Saiful Anwar Malang.

D. Manfaat

Manfaat Penelitian adalah menjelaskan tentang manfaat langsung penelitian yang

di lakukan, baik secara teoritis maupun manfaat praktis hasil penelitian. Manfaat

penelitian ada 2 macam yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan pengembangan teori keperawatan dalam bidang keperawatan

medikal bedah khususnya pada penderita soft tissue tumor dan mengetahui masalah

keperawatan yang timbul.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penderita

Mengetahui hal pertama yang harus dilakukan ketika mengalami nyeri

b. Bagi Tempat Penelitian

Tambahan informasi atau masukan bagi tenaga kesehatan lain dalam usaha

meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada kasus soft tissue tumor.

c. Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai pengembangan ilmu yang telah ada dan dapat dijadikan sebagai literatur

untuk penelitian selanjutnya serta sebagai bahan ajar kajian tentang asuhan

keperawatan medikal bedah pada pasien soft tissue tumor dengan masalah

keperawatan nyeri akut.

d. Bagi Peneliti lain

Menambah wawasan dan penerapan ilmu pengetahuan dalam membuat studi kasus

dan sebagai salah satu pengalaman belajar, khususnya dalam pembuatan asuhan

keperawatan pada pasien yang menderita soft tissue tumor dengan masalah

keperawatan nyeri akut.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

1. Definisi

Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan

pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah

berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah

memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama

pengkajian filsafat ilmu keperawatan ontologis) (Nursalam, 2008).

2. Peran Dan Fungsi Perawat

Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan

pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang

harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien.

Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh

pemerintah maupun profesi perawat (Sumijatun, 2011).

Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di

rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yang

terintegrasi (Kuntoro, 2010).

Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang

dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan

diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental.

Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan


melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan

dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya

pelayanan kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi

keperawatan sehingga memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan

hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya dalam memberikan

pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan klien adalah

perawat (Asmuji, 2012).

3. Komponen Keperawatan Medikal Bedah

Menurut (nursalam 2008) ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu :

a. Manusia yaitu, penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu,

kelompok, komunitas, atau sosial. Masing-masing diperlakukan oleh perawat

sebagai sistem adaptasi yang holistic dan terbuka.

b. Keperawatan yaitu, bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan

dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami

gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang

optimal

c. Konsep sehat-sakit yaitu, definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik

berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif yaitu, (satu)

Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. (dua)

Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

(tiga) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Dan sakit

adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah (Webster’s New Collegiate

Dictionary). Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal,

bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap


susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi

keseluruhan.

d. Konsep lingkungan yaitu, lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari

internal dan eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan

dan prilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik,

kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai

suatu ancaman, sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental

dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian)

dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh

individu.

e. Proses keperawatan ada 5 komponen yaitu, (satu) Pengkajian. (dua) Perumusan


diagnosis keperawatan. (tiga) Intervensi keperawatan. (empat) Pelaksanaan atau
implementasi. (lima) Evaluasi. (Nursalam, 2008)
B. KONSEP DASAR SOFT TISSUE TUMOR

1. Definisi
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal
yang disebabkan oleh neoplasma dan non-neoplasma ( Smeltzer, 2012).
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya
tidak tumbuh seperti kanker (Price, 2009).

2. Etiologi
a. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen
memiliki peran penting dalam diagnosis.
b. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang
mendorong transformasi neoplastic.
c. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
d. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan
meningkatkan kemungkinan tumor pembangunan jaringan lunak.
e. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma
mungkin menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada. (Smeltzer,2012)

3. Anatomi dan Fisiologi

Anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai berikut:

a. Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu
berkontraksi bergerak. Otot terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat
yang sama dengan jaringan yang lain, semua ini diikat menjadi berkas-berkas
serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur kontraktil
b. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-
serabut simpai yang berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.
c. Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar
dan serabut elastis.(Pearce, 2008)

4. Histologi

Menurut jaringan embrional manusia terdapat 3 lapisan, yaitu :


1. Ektoderm : berkembang biak menjadi epitel kulit dengan adneksanya,
neuroektoderm, yaitu sel otak dan syaraf.
2. Endoderm : berkembang menjadi epitel mukosa, kelenjar, parenchim organ
visceral.
3. Mesoderm : berkembang menjadi jaringan lunak, jaringan ikat, tulang, otot,
jantung, pembuluh darah dan limfe, selaput saraf.

a. Jaringan lemak

Gambar 1 : Jaringan lemak


Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul
alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam
lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E,
dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi
manusia, yaitu:
1. Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan
39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel
yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion
dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada
prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
4. Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
5. Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan
melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen
utama yang membentuk membran semua jenis sel.

b. Jaringan fibrosa

Gambar 2: Jaringan fibrosa


Jaringan ikat Fibrosa (Fibrosa) Jaringan fibrosa tersusun dari matriks yang
mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis. Fibrosa
ditemukan pada tendon otot, ligamen, dan simfisis pubis. Fungsinya antara lain
sebagai penyokong dan pelindung, penghubung antara otot dan tulang serta
penghubung antara tulang dan tulang.

c. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas
utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot
jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari
organ dalam organisme tersebut.
- Otot lurik

Gambar 3 : Otot lurik


Memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan
membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik.
Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.

- Otot polos
Gambar 4 : Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja
dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos
dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung
meruncing,serta mempunyai satu inti.

d. Pembuluh darah dan limfe


- Pembuluh darah

Gambar 5 : pembuluh darah.


Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a) Kapiler
 Merupakan selapis sel endotel
 Terdapat 2 jenis:
- kapiler fenestra
- kapiler kontinu
 Fungsi: pertukaran bahan secara difusi melalui ruang antar sel.
b) Arteri
 Tunika intima
- selapis endotel.
- membrana elastika interna jelas.
 Tunika media
- lapisan otot polos sangat tebal.
 Tunika adventitia
- jaringan ikat kendor.
- membrana elastika eksterna
c) Vena
 Dinding tipis tekanan 1/10 arteri.
 Jaringan elastis konstan karena aliran darah vena konstan.
 Katup +.
 Mudah direnggangkan sehingga dapat berfungsi sebagai reservoir.
 Dinding vena tampak kendor.
 Tunika media tidak berkembang.
 Tunika adventitia lebih tebal & dominan.
- Limfe

Gambar 6 : Limfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan
halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam
jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus)
dijumpai dalam vili usus kecil.
Fungsi :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
4. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan,
ke bagian lain tubuh.
5. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
e. Saraf perifer

Gambar 7 : Saraf perifer.


Sistem saraf tepi, selanjutnya disebut SST, tersusun atas akson-akson yang
keluar menuju organ efektor dan diorganisasikan menjadi saraf. Akson SST
pada ummnya termielinasi, sehingga terlihat berwarnaputih.
Organisasi akson-akson saraf tepi menjadi berkas saraf
melalui jaringan pengika. Saraf-saraf tepi terdiri atas serabut -serabut saraf
(akson) yang saling berkumpul bersama, dan disatukan melalui jaringan
penyambung, sehingga menghasilkan kumpulan serabut saraf,
d i s e b u t d e n g a n fasikulus. Dalam satu fasikel pada umumnya mengandung
persarafanbaik sensorik maupun motorik. Beberapa fasikulus membentuk
bundelberkas serat saraf. Bundel berkas serat saraf ini diikat oleh Epineurium, yakni
suatu jaringan ikat yang padat, tidak beraturan, tersusun mayoritasoleh kolagen dan
sel-sel fibroblast.(Shafira,

5.Macam-macam Jaringan Lunak

1) Jaringan Lemak
Lipoma
Lipoma ialah tumor jaringan jinak jaringan lemak. Tumor ini sering
bercampur dengan jaringan lainnya, sehingga ada bermacam-macam tipe
lipoma.
Tabel. Macam-macam Lipoma
No. Jenis Lipoma
1. Fibrolipoma
2. Fibromyxolipoma
3. Intramuscular
lipoma
4. Angiomyolipoma
5. Angiolipoma
6. Angiolipoma,
infiltrate
7. Myelolipoma
8. Hybernoma

Lipoma dapat single dapat pula multiple. Bentuk lipoma bila msaih
kecil bulat atau oval, bila sudah besar berbenjol-benjol atau lobuler, karena
adanya sekat-sekat jaringan ikat yang masuk ke dalam tumor. Lipoma dapat
mencapai ukuran yang sangat besar 10 kg atau lebih dan dapat
menggantung dari kulit sepert buah. Konsistensi lipoma tergantung dari
jaringan lain yang menyertai. Umumnya lunak, dapat kisteus
(pseudokisteus) dan dapat pula padat.
Lipoma umumnya terdapat subkutan, tetapi dapat di tempat lain,
seperti di mediasstinum, retroperitoneum, dsb.
Terapi : eksisi

2) Jaringan Fibrous
Fibroma
Fibroma ialah tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat. Seperti
halnya dengan lipoma, fibroma itu dapat bercampur dengan tumor jaringan
lainnya, sehingga ada bermacam-macam tipe fibroma.
Tabel. Macam-macam Fibroma
No. Jenis Fibroma
1. Fibroma durum
2. Myxofibroma
3. Periostalfibroma
4. Fascial fibroma
5. Elastofibroma
6. Fibrohistiocytoma
7. Neurofibroma
8. Fibroma mobile
9. Aggressive
fibromatosis
10. Abdominal
fibromatosis
11. Desmoplastic
fibroma
12. Atyp.
Fibroxanthoma
13. Atyp.
Fibrohistiocytoma
14. Neurofibromatosis
Konsistensi fibroma tergantung dari banyaknya jaringan ikat yang
terdapat dalam tumor. Makin banyak jaringan ikat, makin keras
konsistensinya. Fibroma durum konsistensinya keras dan fibroma mobile
lunak.
Terapi:
- Fibroma: eksisi sederhana
- Desmoid: eksisi luas
- Neurofibromatosis jinak: eksisi sederhana untuk tumor yang besar saja atau
yang mengganggu, karena tidak mungkin mengangkat semua tumor.
- Neufibrosarkoma: eksisi luas.
3) Jaringan Otot
Leiomyioma
Leiomioma adalah neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul dari
otot polos, pertama kali dijelaskan oleh Virchow pada 1854. Bentuk
herediter, yang menyebabkan, beberapa leiomioma, pada awalnya dicatat
oleh Kloepfer dkk pada tahun 1958. Mereka dapat mengembangkan otot
polos di mana pun hadir. Transformasi maligna mungkin tidak terjadi.
Leiomioma dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis berikut:
 Beberapa piloleiomyomas
 Solitary piloleiomyoma
 Angioleiomyoma (soliter)
 Genital leiomyoma (soliter)

4) Jaringan Pembuluh Darah dan Limfe


Hemangioma
Hemangioma ialah tumor jinak yang berasal dari pembuluh darah.
Tumor ini berwarna merah atau merah kebiru-biruan. Hemangioma itu
terutama terdapat pada bayi dan anak-anak. Kurang lebih 75% telah ada
sejak lahir dan 85% telah tampak sebelum bayi berumur 1 tahun.
Hemangioma ini umumnya terdapat di kulit dan/atau subkutan, sebagian
besar di daerah kepala dan leher. Dapat pula diketemukan di mukosa, hati,
otot, tulang, dsb.
Ada beberapa macam hemangioma :
a. Hemangioma arteriale
Hemangioma arteriale berbentuk tumor berwarna merah. Pertumbuhan
tumor ini sukar diramalkan. Ada yang dengan cepat membesar, terutama
dalam 4-6 bulan pertama. Dalam waktu beberapa minggu saja sudah
menjadi sangat besar. Pertumbuhannya ada yang sewaktu-waaktu dapat
berhenti dan bahkan dapat mengalami regresi spontan. Regresi umumnya
bberjalan pelan-pelan 5-7 tahun. Ada pula tumor besarnya praktis tetap.

b. Hemangioma capillare
Ada bermacam-macam Hemangioma capillare:
- Hemangioma simpleks
- Hemangioma plexiform
- Hemangioma juvenilis atau infantile
- Nevus flameus dsb.
Hemangioma ini berbentuk plaque atau nodus berwarna merah muda di
kulit yang umumnya tidak besar, kurang dari 3 cm, dan juga tidak
membesar. Nevus flameus berupa plaque berwarna merah di kulit yang
dapat mencapai ukuran yang sangat besar dan sering telah ada sejak lahir.
Jenis-jenis hemangioma ini yang paling sering ditemukan pada anak-anak,
ada yang sejak lahir tetapi ada pula yang timbul pada bayi. Hemangioma ini
ada beberapa yang dapat mengadakan regresi spontan.
c. Hemangioma cavernosum
Hemangioma cavernosum terutama terdiri dari pembuluh vena yang
membentuk cavernae yaitu ruangan-ruangan seperti spons. Hemangioma ini
berwarna kebiru-biruan, mengecil bila ditekan dan membesar lagi bila
tekanan dileppasskan. Besar tumor bermacam-macam, ada yang kecil ada
yang besar. Hemangioma ini umumnya tidak mengalami regresi.
d. Hemangioma intramuscular
Hemangioma ini terdapat di dalam otot yang letaknya dalam.
e. Hemangioma racemosum
Hemangioma racemosum disebut juga hemangioma arteriovenosa, karena
terdapat fistula kongenital antara arteri dan vena, sehingga hemangioma itu
berdenyut.
Hemangioma ada yang dapat dan ada pula yang tidak dapat mengalami
regresi spontan. Hemangioma arteriale dan capillare, yang umunya dapat
mengalami regresi, jarang pada hemangioma cavernosum. Hemangioma
racenosum yang tidak mengalami regresi. Hanya saja sukar menentukan
sebelumnya, jenis hemangioma yang akan mengalami regresi dan mana
yang tidak.

5) Jaringan Saraf Perifer


Neurofibroma
Neurofibroma adalah tumor jinak selubung saraf dalam system saraf
perifer. Biasanya ditemukan pada individu dengan neurofibromatosis tipe I
(NF1), sebuah autosomal dominan penyakit genetic yang diturunkan.
Neurofibroma muncul dari non-myelin jenis sel Schwann yang
menunjukkan inaktivasi bialelic dari gen NF1 yang kode untuk protein
neurofibromin. Berbeda dengan Schwannomas, jenis lain dari tumor yang
timbul dari sel Schwann, neurofibroma menggabungkan jenis tambahan sel
dan elemen struktur selain sel-sel Schwann, sehinggga sulit untuk
mengidentifikasi dan memahami semua mekanisme sel berasal dan
berkembang.
Subtipe dari Neurofibroma

Neurofibroma dibagi menjadi tipe yaitu dermal dan plexiform.


Neurofibroma kulit berhubungan dengan saraf tepi tunggal, sementara
plexiform Neurofibroma berhubungan dengan berkas saraf ganda. Menurut
sistem klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Neurofibroma dermal
dan plexiform adalah kelas I tumor. Plexiform neurofibroma lebih sulit untuk
diobati dan bisa berubah menjadi tumor ganas. Neurofibroma Dermal tidak
menjadi ganas.
- Neurofibroma Dermal
Neurofibroma dermal (kadang-kadang disebut sebagai Neurofibroma kulit)
berasal dari saraf di kulit . Tiga jenis yang dibedakan:
 Diskrit kulit Neurofibroma: massa Sessile atau pedunkulata pada kulit, yang
berdaging dan tidak nyeri tekan, dan dapat bervariasi dalam ukuran.
 Diskrit subkutan Neurofibroma: Lie di bawah ini dan terlihat seperti
benjolan pada kulit, yang terkadang bisa menjadi lunak.
 Jauh nodular Neurofibroma: Melibatkan jaringan dan organ di bawah
dermis , tetapi sebaliknya menyerupai kulit dan subkutan neurofibroma.

- Neurofibroma Plexiform
Neurofibroma plexiform dapat tumbuh dari saraf di kulit atau dari lebih
berkas saraf internal, dan bisa sangat besar. Internal plexiform Neurofibroma
sangat sulit untuk menyembuhkannya karena tumor tersebut dapat bertambah
besar melalui lapisan jaringan dan dapat merusak jaringan sehat atau organ
sekitarnya.
Epidemiologi
Neurofibroma biasanya timbul pada usia remaja dan sering dikaitkan
dengan masa pubertas. Ukuran dan jumlag tumor dapat meningkat seiring
dengan pertambahan usia dari pasien yang mengidapnya.
Penatalaksanaan
a. Dengan radioterapi dan kemoterapi, namun lebih disarankan dengan
menggunakan kemoterapi karena akan ditakutkan tumor semakin menyebar
dan berubah ganas bila dilakukan pengobatan dengan redioterapi.
b. Dengan menggunakan obat-obatan
Pirfenidone
Tipifarnib
Erlotinib (Tarceva) dengan Sirolimus
Imatinib (Gleevec)
Pegylated Interferon (Peg-Intron)
Sirolimus (Rapamycin)
Sorafenib (Nexavar)
Tranilast (Rizaben)

6. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung dimana letak tumor atau
benjolan tersebut berada. Awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan
dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit
yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga
karena adanya penekanan pada saraf – saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar,
bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan
dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan
lunak yang relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar,
mendorong jaringan normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau
bengkak, karena dekat dengan menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat
menyebabkan rasa sakit abdominal umumnya menyebabkan sembelit.(

7. Komplikasi

Pada kasus Soft Tissue Tumor yang ditangani menggunakan prosedur pembedahan
komplikasi yang dapat muncul adalah:

1. Prosedur pembedahan tersebut merupakan trauma jaringan lunak

2. Efek anestesi bisa menyebabkan komplikasi sampai dengan kematian.


(Sjamsuhidajat , 2010)

8. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT)
adalah proliferassi jaringan mesenkimal yang terjadi dijaringan nonepitelial
ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40%
terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di
kepala dan leher, dan 30% di badan.
Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak,
seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka
tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan
lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan tubuh. Parameter-parameter yang
penting untuk menentukan penatalaksanaan klinisnya adalah:
a. Ukuran makin besar massa tumor, makin buruk hasil akhirnya.
b. Klasifikasi histologi dan penentuan stadium (grading)yang akurat (terutama
didasarkan pada derajat diferensiasinya), dan perkiraan laju pertumbuhan yang
didasarkan pada mitosis dan perluasan nekrosis.
c. Staging.
d. Lokasitumor. Makin superfisial, prognosis makin baik.(Clevo,2012)
9. Pathway
Kondisi genetik, radiasi, infeksi, trauma

Terbentuknya benjolan (tumor) dibawah kulit

Soft Tissue Tumor

Pre Operasi Post Operasi

Adanya inflamasi Terputusnya Adanya luka


kontinuitas post operasi
Perubahan jaringan
Fisik Tempat masuk
Menstimulasi mikroorganisme
Anatomi respon nyeri
kulit Resiko infeksi
abnormal Nyeri

Cemas

Peradangan pada kulit

Kerusakan integritas kulit


(Liska,2017)
Gambar 8 : pathway soft tissue tumor
10. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medik

Secara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumor tergantung pada


tahap dari tumor. Tahap tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan
dari tumor. Pengobatan pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi,
terapi radiasi, dan kemoterapi.

1. Terapi Pembedahan (Surgical Therapy)

Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak


tumors. Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan margin yang
aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk mendapatkan margin
bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan kambuh lokal dan memberikan
yang terbaik bagi pembasmian dari tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi
dari tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau
bagian dari lengan atau kaki.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah
shrink Tumor operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin
tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk merawat tumor yang
tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam beberapa studi, terapi radiasi telah
ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal, tetapi belum ada yang
berpengaruh pada keseluruhan hidup.

3. Kemoterapi

Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau


sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh
sel kanker yang tersisa. Penggunaan kemoterapi untuk mencegah penyebaran
jaringan lunak tumors belum membuktikan untuk lebih efektif. Jika kanker
telah menyebar ke area lain dari tubuh, kemoterapi dapat digunakan untuk
Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan menyebabkan kegelisahan
mereka, tetapi tidak mungkin untuk membasmi penyakit.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1. Perhatikan kebersihan luka pada pasien

2. Perawatan luka pada pasien

3. Pemberian obat

4. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah
dilakukan operasi.(Liska,2017)

11. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan X-ray

Untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor jaringan


lunak, transparansi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika
batasnya jelas, sering didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelas
tetapi melihat kalsifikasi, dapat didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan
lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial, rhabdomy osarcoma, dan lainnya.

b. Pemeriksaan USG

Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan
tumor jaringan internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara
jinak atau ganas, tumor ganas jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas,
gema samar-samar, seperti sarkoma otot lurik, myosarcoma sinovial, sel tumor
ganas berserat histiocytoma seperti USG dapat membimbing untuk tumor
mendalami sitologi aspirasi akupunktur.

c. CT scan

CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor


jaringan lunak yang merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan
lunak dalam beberapa tahun terakhir.
d. Pemeriksaan MRI

Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan


dari X-ray dan CT-scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang
berbagai tingkatan tumor dari semua jangkauan, tumor jaringan lunak
retroperitonral, tumor panggul memperluas ke pinggul atau paha, tumor fossa
poplitea serta gambar yang lebih jenis dari tumor tulang atau invasi sumsum
tulang adalah untuk mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang
lebih baik.

e. Pemeriksaan Histopatologis
1. Sistologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat.
Dioptimalkan untuk situasi berikut:

a) Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan


utuk mendapatkan sel, pemeriksaan mikroskopik.

b) Sarcoma jaringan lunak yang disebabkan efusi pleura, hanya untuk


mengambil spesimensegar harus segera konsentrasi sedimentasi
sentrifugal, selanjutnya smear.

c) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang
mendalam yang ditunjukan untuk radioterapi atau kemoterapi,
metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.

2. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat
di diagnosis\, lakukan forsep biopsi.
3. Memotong biopsy: metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.
4. Biopsi eksisi: berlakuk untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama
dengan bagian dari jaringan normal di sekitar reaksi seluruh tumor
untuk pemeriksaan histologis. (Liska,2017)
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara untuk memecahkan masalah berdasarkan ilmu


pengetahuan (Nursalam, 2011). Pada bab ini akan dipaparkan secara lebih rinci dan matang
tentang rancangan penyelenggaraan Asuhan Keperawatan : substansi pada bab ini adalah :

A. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode pemecahan
masalah (problem solving) pendekatan proses keperawatan yaitu studi kasus (Tamsuri &
Cahyono,2014). Studi kasus adalah suatu bentuk penyelenggaraan praktek keperawatan
terhadap satu kasus (pasien) secara komprehensif dan mendalam yang terdokumentasikan
secara sistematis (Tamsuri & Cahyono,2014).
B. Teknik Penulisan
Teknik penulisan menggambarkan gaya penyajian informasi dalam tulisan ilmiah
(Tamsuri & Cahyono,2014). Teknik penulisan yang digunakan dalam penyusunan karya
tulis studi kasus ini adalah deskriptif (Tamsuri & Cahyono,2014). Desain penelitian
deskriptif adalah penelitian dimana hanya menggambarkan atau mendeskripsikan variable
tertentu dalam suatu penelitian tanpa mencari hubungan antar variable.
Dalam studi kasus deskriptif ini menggambarkan asuhan keperawatan pada Ny. G
(Usia 52 tahun) dengan penyakit Soft Tissue Tumor dengan masalah keperawatan Nyeri
Akut di ruang 18 RS Syaiful Anwar Malang.

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan pada hari senin, 05 November 2018
sampai pada hari sabtu, 01 Desember 2018.
2. Tempat Penelitian
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan di RS Syaiful Anwar Malang.
D. Alur Kerja
Alur kerja adalah menggambarkan bagaimana tahapan – tahapan pokok yang dilalui
untuk penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ( Tamsuri & Cahyono, 2014).
Kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah diselenggarakan sesuai dengan tahapan pada
ujian praktek dengan langkah – langkah sebagai berikut :\
Melakukan Pengkajian : Data Dasar, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat imunisasi, nutrisi, pengkajian pola kebutuhan sehari –
hari, Pemeriksaan fisik, pemeriksaaan laboratorium.

Melakukan Analisa data : data subyektif, data obyektif

Menentukan Diagnosa Keperawatan

Melakukan perencanaan atau intervensi : Observasi, mandiri, edukasi,


kolaborasi

Melakukan Implementasi

Melakukan evaluasi : S O A P

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Studi Asuhan Keperawatan Pada Ny. G (Usia 52
tahun) dengan penyakit Soft Tissue Tumor dengan masalah keperawatan Nyeri Akut di
ruang 18 RS Syaiful Anwar Malang Tahun 2018.

Etika

Etika menggambarkan aspek–aspek etik yang dipergunakan / menjadi pertimbangan


dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien hingga dengan proses dokumentasi
yang dilakukan (Tamsuri & Cahyono,2014). Dalam melakukan asuhan keperawatan ini,
menekankan masalah etika meliputi :
a) Keikhlasan (Voluntary)
Keikhlasan adalah suatu kesediaan dan kesabaran yang sangat dibutuhkan dalam
proses keperawatan demi kelancaran asuhan keperawatan dan demi terjadinya
hubungan saling percaya antara perawat dank lien.
b) Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan informasi dan ketenangan yang diberikan kepada klien yang diberikan
asuhan keperawatan dijamin oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA

Sjamsuhidajat. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta : EGC.
M, Clevo Rendi. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nusa Medika.
Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta:
Nusa Medika.
American Cancer Society (ACS), 2012. Breast Cancer. Atlanta: American Cancer Society,
Inc. Available from: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-
pdf. pdf [accessed May 20, 2013]
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Nursalam.2008.Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta: Salemba medika.
Sumijatun.( 2011). Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Shafira Aphrodita. http://www.academia.edu/27243296/Referat_Soft_Tissue_Tumor_Fira
Agus Kuntoro. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Asmuji.2012.Manajemen Keperawatan: Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Smeltzer. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A. (2009).Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC
Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT Gramedia.
LiskaA.S.2017.http://www.academia.edu/26983153/LAPORAN_PENDAHULUAN_STT_S
OFT_TISSUE_TUMOR. 1 June , 2017, 29-01-2019, 15.51

Anda mungkin juga menyukai