Oleh :
Anis Rahmawati
NIM.1801005
Oleh :
Anis Rahmawati
NIM.1801005
I
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui untuk diuji pada ujian Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 30 April 2021
Pembimbing
Mengetahui
Ilmu Kesehatan Pamenang
.Ns. MMRS
III
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
NIM : 1801005
orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila
Anis Rahmawati
V
ABSTRAK
Oleh :
Anis Rahmawati
NIM 18.01.005
Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolism yang disebabkan oleh
penumpukan monosodium urate monohydrate crystals pada sendi. Berdasarkan onsetnya
arthritis gout dibagi menjadi dua yaitu episode akut dan kronik. Secara epidemiologi,
variasi prevalensi dipengaruhi oleh lingkungan, pola makan, dan pengaruh genetik. Studi
kasus ini bertujuan untuk mempelajari dan memahami mengenai asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah gout pada keluarga Tn. N . Penulisan ini menggunakan desain
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yaitu studi yang mengeksprolasi
suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam,
dan menyertakan berbagai sumber informasi. Pengumpulan data dengan observasi dan
wawancara serta menganalisa masalah keperawatan keluarga dari pengkajian,
menetapkan diagnosa, menyusun intervensi, melakukan implementasi, sampai evaluasi
keperawatan. Partisipan berjumlah satu keluarga. Instrumen pengumpulan data
menggunakan format asuhan keperawatan keluarga. Berdasarkan pengkajian
keperawatan pada Ny.S keluarga Tn.N diagnosa keperawatan yang diintervensi adalah
manejemen kesehatan keluarga tidak efektif dengan etiologinya adalah ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit meliputi sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan, berhubungan dengan kompleksitas program perawatan ,
ditandai dengan mengungkapkan kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan.
Intervensi yang digunakan dalam kasus ini disesuaikan dengan diagnosa keperawatan
yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor dan kondisi klien.
Untuk implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan intervensi
yang telah direncanakan berdasarkan teori yang ada dan sesuai dengan kebutuhan klien.
VI
KATA
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada
kita semua. Berkat ridho dari-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas
GOUT”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, kesulitan dan juga hambatan, tetapi berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan. Atas bantuan
2. Kepada orang tua tercinta yang selama ini telah membantu dalam
ini.
VII
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti dan
6. Bapak Aris Dwi Cahyono, S. Kep. Ns., M. Kes. Selaku dosen penguji
ilmiah ini
VIII
10. Terimakasih tak terhingga untuk teman-teman seperjuangan saya, Mbak
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sekalian.
Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca pada
Anis Rahmawati
IX
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan..............................................................................................ii
Lembar Persetujuan............................................................................................iii
Lembar Pengesahan............................................................................................iv
Surat Pernyataan..................................................................................................v
Abstrak................................................................................................................vi
Kata Pengantar....................................................................................................ix
Daftar Isi.............................................................................................................xii
Daftar Gambar..................................................................................................xiii
Daftar Tabel........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan............................................................................................................4
1.4 Manfaat..........................................................................................................5
2.2.1 Definisi.......................................................................................................19
2.2.2 Patofisiologi...............................................................................................20
2.2.3 Etiologi.......................................................................................................21
2.2.4 Penatalaksanaan
3.1 Metode..........................................................................................................61
3.5 Etika..............................................................................................................64
XI
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian.....................................................................................................84
4.3 Skoring.........................................................................................................86
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................106
6.1 Kesimpulan................................................................................................109
6.2 Saran...........................................................................................................110
Daftar Pustaka..................................................................................................114
XII
DAFTAR
XIII
DAFTAR
nyeriasam urat.............................................................................................40
XIV
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan yang penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas
PTM makin meningkat merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pelayanan
peningkatan kurang lebih 4,1 % dari tahun 2016 67,1% dan sekarang pada tahun
2020 meningkat menjadi 71,4%. (Diahhadi, 2019). Salah satu penyakit tidak
menular (PTM) adalah arthritis gout, dimana penyakit ini merupakan penyakit
(Jaliana, 2017).
satunya disebabkan oleh faktor penyakit, yaitu penyakit artritis gout (asam urat).
Data yang menunjukkan penyakit sendi banyak dialami oleh mereka dengan
usia produktif, yang akan memberikan dampak pada masalah ekonomi dan
1
2
oleh penumpukan asam urat kristal pada sendi dan jaringan ikat tophi.
Berdasarkan onsetnya arthritis gout dibagi menjadi dua yaitu episode akut dan
radang sendi yang sudah dikenal sejak lama, gejalanya biasanya terdiri dari
episodic berat dari nyeri inflamasi satu sendi (American College, 2012). Gejala
yang khas pada arthritis gout ditandai oleh gangguan nyeri di daerah persendian
tulang, tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Nyeri tersebut
Masalah yang sering terjadi di dalam keluarga dalam merawat pasien asam
urat adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit asam urat dan
peran keluarga. Keluarga sangat berperan dalam menjaga dan merawat anggota
keluarga yang sakit, ini berkaitan dengan fungsi keluarga yaitu fungsi perawatan
saling mempengaruhi antar anggota keluarga. Oleh karena hal tersebut keluarga
3
mempunyai posisi yang tepat untuk dijadikan sebagai bagian dari unit pelayanan
serta meningkatkan taraf kualitas hidup anggota keluarga (Kang, 2013). Hal ini
sehingga keluarga dapat memilih sikap dan tindakan yang tepat, dan dapat
dkk,2013). Oleh karena itu peran perawat sebagai pendidik merupakan salah
satu hal yang sangat penting dan harus dilaksanakan. Peran dan fungsi perawat
keluarga, agar dapat menjalankan fungsi perawatan keluarga secara baik dan
benar.
1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Secara umum studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana asuhan
2. Tujuan Khusus
gout
arthritis gout
5
1.4 MANFAAT
1. Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
satu tempat tinggal yang sama dan saling berinteraksi antar anggota
(Friedman, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri ataupun adopsi
keluarga adalah suatu ikatan atas dasar perkawinan antara orang dewasa
6
7
1. Terorganisir
bergantung.
2. Keterbatasan
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
4. Fungsi Reproduksi
5. Fungsi Ekonomi
cara pencegahannya.
kenyamanan.
2008:28).
1. Tradicional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, anak yang tinggal dalam
perkawinan.
2. Extended Family
3. Reconstitude Family
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru.
5. Dyadic Nuclear
anak.
6. Single Parent
7. Dual Carrier
8. Commuter Married
tertentu.
9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
11. Institusional
12. Communal
Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang mengayomi
keluarga dari tiap individu adalah menikah dengan yang lain, dan
diadopsi.
pernikahan.
1
1. Keluarga Baru
aktifitas anak.
(Friedman, 2010)
1. Pendidik kesehatan
2. Pemberi Pelayanan
3. Advokat Keluarga
5. Peneliti
maupun kolaborasi.
kesehatan.
7. Fasilitator
8. Konselor
diperlukan.
2.2.1 Definisi
untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita adalah hiperurisemia yang
tofi/ tofus (tophus) ditulang rawan dan kapsul sendi (Aspiani, 2014).
2.2.2 Patofisiologi
tersebut, yitu :
2.2.3 Etiologi
factor, contohnya yaitu pola makan dan gaya hidup. Pola makan
et.al, 2019).
meningkat tiga kali lipat untuk pria yang indeks massa tubuh 35
2.2.4 Penatalaksanaan
sebagai berikut :
3. Kolkisin
4. OAINS
5. Kortikosteroid
2018) :
a. Ibuprofen
1. Aksi
superoksida radikal.
2. Indikasi
osteoartritis kronis
3) Dismenprea
4) Mengurangi demam
3.Kontraindikasi
nasal
2
4. Dosis
Anti-inflamasi
3200mg/hari) (dewasa)
1. Aksi
sintesis prostaglandin.
2. Indikasi
ankylosing spondilitis
dental
empedu
2
3. Kontraindikasi
4. Dosis
Analgesik/antidismenorea
latihan isometrik :
Non-Farmakologi :
1. Terapi Komplementer
2) Kompres Hangat
(66-85%) (Agusta,2002).
5) Latihan Isometrik
2.2.4.3.1 Konsep
ilmiah.
3
1 Anita, Jenican Jurnal Ilmiah Vol 6, Pengaruh Pemberian D = Pre-eksperimen Hasil penelitian ini menyatakan skala
Astanta, Boi Keperawatan N0 2 Kompres Hangat nyeri responden pre test (sebelum)
Olifu Lafau, Imelda, Memakai Parutan Jahe S = Total sampling dilakukan pemberian kompres hangat
Tiarnids Merah (Zinger Officinale memakai parutan jahe merah dengan
Nababan. (2020) Roscoe Var Eybrum) V: mayoritas responden memiliki skala nyeri
Terhadap Penurunan berat berjumlah 14 responden(56%) dari
Skala Nyeri Pada VI = Pengaruh pemberian 25 responden (100%).Data skala nyeri
Penderita Gout Arthriris kompres hangat memakai responden post test (sesudah) dilakukan
Di Panti Jompo Yayasan parutan jahe merah (Zinger pemberian kompres hangat memakai
Guna Budi Bakti Medan officinale roscoe van parutan jahe merah dengan mayoritas
2020 rubrum) responden memiliki skala nyeri rimgan
sebanyak 17 responden (68%) dari 25
VD = Penurunan skala
responden (100%). Dari data diatas
nyeri pada penderita gout
menunjukkan bahwa ada pengaruh
arthritis di Panti Jompo
terhadap pemberian kompres hangat
Yayasan Guna Budi Bakti
memakai parutan jahe merah terhadap
Medan
penurunan skala nyeri pada pasien gout
I = Lembaran observasi arthritis di Panti Jompo Yayasan Guna
menggunakan skala nyeri Bakti Medan Tahun 2020.
VAS (Visual Analog Scale)
2 Rusnoto, Noor JIKK Vol. 6 Pemberian Kompres Jahe D = Quasy Eksperimen Hasil penelitian tersebut menunjukkan
Cholifah, Indah No.1 Untuk Meringankan bahwa dari total 30 penderita nyeri asam
Skala Nyeri Pada Pasien urat sebelum dilakukan tindakan kompres
3
Retnosari (2015) Asam Urat Di Desa S = Total sampling hangat memakai jahe di desa
Kedungwungu Kedungwungu Kecamatan tegowanu
Kecamatan Tegowanu V: Kabupaten Grobogan mempunyai skala
Kabupaten Grobongan nyeri rata-rata 6,00 9nyeri sedang) dengan
VI =Manfaat pemberian skala nyeri tertinggi 8 (nyeri hebat) dan
kompres hangat memakai skala nyeri terkecil 3 (nyeri ringan).
jahe Setelah dilakukan tindakan menunjukkan
bahwa dari 30 penderita nyeri asam urat
VD = Penurunan skala mempunyai skala nyeri rata-rata 3,67
nyeri pada pasien yang (nyeri ringan) dengan skala tertinggi 6
terkena asam urat di desa (nyeri sedang) dan skala terkecil 2 (nyeri
Kedungwungu Kecamatan ringan). Pada uji peringkat bertanda
Tegowanu kabupaten wilcoxon didapat bahwa nilai hasil p value
Grobogan. 0.000 (p,0.05) sehingga H0 ditolak
disimpulkan bahwa ada pengaruh
I = Checklist , gambar
pemberian kompres hangat memakai jahe
skala nyeri
untuk meringankan skala nyeri pada
A = Uji perangkat bertanda pasien asam urat di desa Kedungwungu
wilcoxon Kecamatan Tegowanu Kbupaten
Grobogan.
3 Siska 2012 Pengaruh Kompres Jahe D = Pra-Eksperimen Hasil penelitian tersebut menyatakan
Damaiyanti, Try Hangat Terhadap setelah dilakukan kompres jahe hangat
Yuliana Siska Penurunan Intensitas S = Total sampling dengan jahe 20 gram dan 1 lier
Nyeri Arthritis air,didapatkan hasil keseluruhan lanjut
Rhematoid Pada Lanjut V: usia mengalami penurunan intensitas nyeri
Usia Di Panti Sosial dengan rata-rata penurunan intensitas nyeri
Tresna Werdha Kasih VI = Pengaruh kompres sebesar 2,21. Dengan uji t-test didapat
Sayang Ibu Kanagarian jahe hangat nilai t sebesar 13,509 (t=tabel=1,8331),
Cubadak Batu Sangkar dengan nilai signifikansi = 0,000.
VD = Penurunan insentitas
2012
nyeri arthritis rhematoid
pada lanjut usia Di Panti
Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu
Kanagarian Cubadak Batu
Sangkar
I = kuesioner yang
dilakukan melalui
wawancara dengan hasil
3
A : Uji t-test
4 Andi Saifah Jurnal Vol. 4 Pengaruh Kompres D = Pra-Eksperimental Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Kesehatan No.3 Hangat Air Rebusan Jahe anggota keluarga berperan sangat baik
Tadulako Merah Terhadap Keluhan S = Total Sampling sebagai caregiver dalam melakukan
Penyakit Sendi Melalui kompres hangat air rebusan jahe, sehingga
(2018) Pemberdayaan Keluarga V: sebagian besar (93,3%) pasien mengalamii
nyeri sedsng sebelum diberikan perlakuan
VI =Pengaruh kompres
kompres hangat air rebusan jahae dan
hangat air rebusan jahe
sebagian besar (63,3%) nyeri hilang
merah oleh anggota
setelah intervensi serta tidak terdapat lagi
keluarga (caregiver)
nyeri berat. Durasi nyeri sendi terbanyak
VD = Mengurangi atau pada kelompok 30 menit sebesar 70%
menghilangkan keluhan sebelum intervensi dan 19 orang (63,3%)
penyakit sendi hilang nyeri sendi setelah kompres hangat
air rebusan jahe. Sebagian kecil (16,7%)
I = Lembar observasi rentang gerak menurun (agak kaku) dan
semua (100%) pasien mengalami “rasa”
A = Uji Wilcoxon sensasi berat seperti ditusuk-tusuk sebelum
intervensi dan sebaliknya semua (100%)
rentang gerak maksimal lagi meningkat
dan hampir semua (99%) mengalami
sensasi ringan pada persendian setelah
diberikan kompres. Berdasarkan uji
Wilcoxon dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan intensitas nyeri, durasi nyeri
dan kualitas/sensasi nyeri sendi yang
bermakna sebelum dan setelah perlakuan
karena semua nilai ρ < 0,05.
3
5 Risman Tunny, Health Notions Vol.2 The Effect Of Warm D = Pre-Eksperiment Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Jayanti Djarmi, No.7 Ginger Compress terdapat efek kompres hangat jahe
Yusni (2018) Toward Pain Level Of S = Random terhadap penurunan nyeri asam urat.
Tambipessy Arhritis Gout Sufferer in Dimana nilai skala nyeri asam urat
Waimital Village, Sampling V : sebelum dilakukan perlakuan adalah nyeri
Kairatu Subdistrict, berat sebanyak 13 orang, sedangkan nyeri
Westof Seram Regency. VI = The effect of warm sedang 15 orang. Sedangkan nilai skala
ginger compress nyeri setelah diberikan perlakuan kompres
hangat jahe adalah 16 orang merasakan
VD = Toward pain level of
nyeri ringan, serta 12 orang mengalami
arthritis gout sufferer
nyeri sedang.
I = Visual analog scale
(Vas), kuisioner
6 Devi Ratna Putri, Jurnal Ilmiah Vol. 8 Perbedaan Pemberian D = Studi Kasus Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Ratna Kusuna Keperawatan No. 1 Kompres Air Hangat skala nyeri sebelum diberi terapi kompres
Astuti Dengan Kompres Jahe S = Probability sampling air hangat pada lansia didapatkan nilai
(2020) Terhadap Penurunan skala 6 dan skala nyeri sebelum diberi
Nyeri Rematik Pada V : terapi kompres jahe didapatkan nilai skala
Lansia : Studi Kasus 6. Skala nyeri sesudah diberi terapi
VI = Pemberian kompres kompres air hangat selama 7 hari
air hangat dengan kompres didapatkan nilai skala 4 sedangkan skala
jahe yeri sesudah diberi terapi kompres jahe
selama 7 hari didapatkan nilai skala 3.
VD = Penurunan nyeri
rematik pada lansia di desa
blukukan, colomadu,
Karanganyar.
A = Skala nyeri
7 Zuriati PKP Vol. 2, Efektifitas Kompres Air D = Quasy Eksperimen Hasil penelitian tersebut membuktikan
No. 2 Hangat Dan Kompres bahwa nilai rata-rata kelompok kompres
2017 Jahe Terhadap S = Accidental air hangat sebelum perlskuan 6,75 dan
Penurunan Nyeri Pada setelah dilakukan perlakuan sebesar 5,58
Pasien Asam Urat Di Sampling V : terdapat selisih perbedaan sebelum dan
Puskesmas Lubuk sesudah perlakuan 1,167. Hasil uji statistik
Begalung Tahun 2017 VI = Efektifitas kompres dengan uji t-independen nilai ρ = 0,002
hangat dan kompres jahe yang artinya secara signifikan terdapat
perbedaan sebelum dan stelah diberikan
VD = Penurunan skala
kompres air hangat terhadap akala nyeri
nyeri pada pasien asam urat
pada pasien asam urat. Sedangkan pada
I = Pretest-postest kelompok perlakuan kompres jahe rata-
rata skala nyeri asam urat sebelum
A = Uji t-independen perlakuan adalah 6,75 dan setelah
diberikan perlakuan kompres jahe menjadi
4,75 . Selisih perbedaan skala nyeri
sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
sebesar 2, dimana nilai ρ value = 0,000
yang artinya secara signifikan terdapat
perbedaan sebelum dan setelah diberikan
kompres jahe terhadap skala nyeri pada
pasien asam urat. Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa kompres jahe lebih
efektif menurunkan nyeri asam urat
dibandingkan dengan kompres air hangat
dalam menurunkaan nyeri asam urat.
8 Anna R. R. E-Jurnal Vol. 4 Pengaruh Pemberian D = Pre - Eksperimen Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Samsudin, Rina Keperawatan No. 1 Kompres Hangat terdapat pengaruh kompres hangat
Kundre, Franly Memakai Parutan Jahe S = Purposive Sampling memakai parutan jahe merah terhadap
Onibala (2016) Merah (Zingiber penurunan skala nyeri asam urat. Sebelum
Officinale Roscoe Var V: diberikan intervensi skala nyeri pada 30
Rubrum) Terhadap responden tersebut adalah pada skala 3
Penurunan Skala Nyeri VI = Pengaruh pemberian terdapat 14 orang responden, dan pada
Pada Penderita Gout kompres hangat memakai skala 4 terdapat 11 responden, pada skala
Arthritis Di Desa Tateli parutan jahe 5 terdapat 4 responden, dan pada skala 5
Dua Kecamatan VD = Perubahan skala terdapat 1 responden. Sedangkan setelah
Mendolang Kabupaten nyeri pada penderita gout dilakukan tindakan pemberian kompres
3
9 Enji Meilia Era Jurnal Ners Vol. 14 The Effect Of D = Quasy Eksperimen Hasil penelitian ini menyatakan dengan
Pertiwi, Sidik No. 2 Combination Therapy Of diberikan kombinasi kompres hangat jahe
Awaludin, Annas (2019) A Warm Ginger Stew S = Convenience sampling dan pijatan di titik Ki.3 akupressure dapat
Semeru Compress and Ki.3 Point menurunkan derajat nyeri asam urat.
Acupressure On the pain V: Dimana rata-rata nyeri pada kelompok
Level Of Gout Arthritis percobaan sebelum diberikan tindakan
VI = The effect of
Patients In Indonesia yaitu 6,5 sedangkan setelah pemberian
combination therapy of a
tindakan adalah 4,8. Dan pada kelompok
warm ginger stew compress
pembanding diberikan terapi kompres
and Ki.3 point acupressure
hangat jahe saja tanpa pijatan sebelum
VD = Paint level of gout diberikan tindakan rata-rata nyerinya 5,
arthritis patients in lalu setelah diberikan tindakan rata-rata
Indonesia nyeri menjadi 3,9. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat penurunan tingkat nyeri
I = Numerical Rating antara kedua kelompok, tetapi pada
Scale(NRS), kuisioner kombinasi kompres hangat jahe dan
pijatan di titik Ki.3 akupressur penurunan
A = Independent T-Tes, tingkat nyerinya lebih tinggi yaitu sebesar
and Mann Whitney test 1,7 dan pada kelompok kontrol 1,1,
10 Zakinah Arlina Jurnal Vol. 9 Pengaruh Pemberian D = Pre-Eksperimen Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
Kesehatan dan No. 18 Kompres Hangat terdapat pengaruh kompres hangat
Pembangunan Memakai Parutan Jahe S = Total Sampling memakai parutan jahe merah terhadap
Merah Terhadap penurunan nyeri asam urat. Dimana nilai
Penurunan Skala Nyeri rata-rata sebelum diberikan kompres jahe
4
VD = Penurunan Skala
Nyeri Pada Wanita Lansia
Penderita Gout Arhritis
Tabel 2.2 Pemberian kompres hangat jahe terhadap penurunan tingkat nyeri
asam urat
Pemberian kompres hangat Sumber empiris utama
jahe
Bahwa pemberian kompres Anita et al., (2020), Samsudin
hangat memakai parutan jahe et al., (2016), Saifah (2018),
merah dapat menurunkan Arlina (2018)
skala nyeri pada penderita
arthritis gout.
Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zinger Officinale Roscoe var Rubrum)
Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2020” Kompres jahe merah
nyeri gout arthritis. Jahe merah memiliki kandungan senyawa gingerol dan
shogod yaitu senyawa panas pedas pada jahe merah yang memiliki sifat anti
merah terhadap penurunan skala nyeri pada pasien gout arthritis. Penelitian ini
skala nyeri pada pasien gout arthritis di Panti Jompo Yayasan Guna Bakti
Memakai jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari total 30 penderita nyeri asam urat
nyeri rata-rata 6,00 9nyeri sedang) dengan skala nyeri tertinggi 8 (nyeri hebat)
menunjukkan bahwa dari 30 penderita nyeri asam urat mempunyai skala nyeri
rata-rata 3,67 (nyeri ringan) dengan skala tertinggi 6 (nyeri sedang) dan skala
terkecil 2 (nyeri ringan). Pada uji peringkat bertanda wilcoxon didapat bahwa
nilai hasil p value 0.000 (p,0.05) sehingga H0 ditolak disimpulkan bahwa ada
Kbupaten Grobogan.
Usia Di Panti Sosial Tresna Wedha Kasih Sayang Ibu Kanagarian Cubadak
4
farmakologis alternatif untuk menguragi intensitas nyeri dan rasa nyeri yang
dirasakan oleh lanjut usia yang menderita arthritis rhematoid. Hasil penelitian
2,21. Dengan uji t-test didapat nilai t sebesar 13,509 (t=tabel=1,8331), dengan
melakukan kompres hangat air rebusan jahe, sehingga sebagian besar (93,3%)
air rebusan jahae dan sebagian besar (63,3%) nyeri hilang setelah intervensi
serta tidak terdapat lagi nyeri berat. Durasi nyeri sendi terbanyak pada
hilang nyeri sendi setelah kompres hangat air rebusan jahe. Sebagian kecil
(16,7%) rentang gerak menurun (agak kaku) dan semua (100%) pasien
sebaliknya semua (100%) rentang gerak maksimal lagi meningkat dan hampir
4
intensitas nyeri, durasi nyeri dan kualitas/sensasi nyeri sendi yang bermakna
Penelitian Tunny et al., 2018 dengan judul “The Effect Of Warm Ginger
mandiri perawat dalam upaya mengurangi suhu tubuh. Kompres jahe hangat
dapat meredakan nyeri asam urat. Ini adalah pengobatan tradisional atau terapi
sensasi terbakar dan pedas, dimana panas ini dapat menghilangkan rasa sakit,
yang mengalami nyeri ringan adalah 3,6 %, nyeri sedang adalah 42,9 %, nyeri
berat 46,4%, dan nyeri sangat berat adalah 7,1 %. Sebelum diberikan
intervensi skala nyeri responden adalah 46,4% dengan kategori nyeri berat
diberikan intervensi skala nyeri rata-rata adalah 57,1% dengan skala nyeri
ringan 16 orang dan nyeri sedang 12 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
pada tingkat nyeri ringan. Hasil Uji Wilcoxon diperoleh ρ value = 0,000.
Air Hangat Dengan Kompres Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Rematik Pada
nyeri. Penelitian ini menyatakan bahwa skala nyeri sebelum diberi terapi
dibandingkan dengan kompres air hangat dalam menurunkaan nyeri asam urat.
padahal jahe sudah diteliti bisa untuk memulihkan nyeri sendi yang dirasakan
bagian sendi kaki ataupun tulang. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
skala nyeri asam urat. Sebelum diberikan intervensi skala nyeri pada 30
responden tersebut adalah pada skala 3 terdapat 14 orang responden, dan pada
sebanyak 29 orang.
kompres hangat jahe dan pijatan di titik Ki.3 akupressure dapat menurunkan
derajat nyeri asam urat. Dimana rata-rata nyeri pada kelompok percobaan
adalah 4,8. Dan pada kelompok pembanding diberikan terapi kompres hangat
jahe saja tanpa pijatan sebelum diberikan tindakan rata-rata nyerinya 5, lalu
setelah diberikan tindakan rata-rata nyeri menjadi 3,9. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat penurunan tingkat nyeri antara kedua kelompok, tetapi pada
kombinasi kompres hangat jahe dan pijatan di titik Ki.3 akupressur penurunan
tingkat nyerinya lebih tinggi yaitu sebesar 1,7 dan pada kelompok kontrol 1,1.
Hangat Memakai Parutan Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Palembang Tahun 2018. Kompres hangat jahe merah adalah kombinasi terapi
hangat dan relaksasi yang memiliki efek menguntungkan pada pasien dengan
nyeri sendi. Penggunaan jahe dalam bentuk kompres lebih aman daripada
penurunan nyeri asam urat. Dimana nilai rata-rata sebelum diberikan kompres
jahe merah adalah 6,76 dengan standart devisiasi adalah 0,908. Sedangkan
setelah diberikan tindakan nilai rata-rata 3,44 dengan standart devisiasi 1,439.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
3. Keluhan Utama
8. Kamampuan Mobilitas
Tingkat 4
Sangat twegantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan
9. Kemampuan Ruang Gerak
Siku
Fleksi : Angkat lengan bawah ke 150
arah depan dan ke arah menuju
bahu.
Pergelangan Tangan
Fleksi : Tekuk jari tangan ke arah
bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi : Luruskan pergelangan 80-90
tangan dari posisi fleksi.
Hiperekstensi : Tekuk jari-jari
tangan ke arah belakang sejauh 80-90
mungkin.
Abduksi : Tekuk pergelangan 70-90
tangan ke sisi ibu jari ketika
telapak tangan menghadap ke atas.
Adduksi ; Tekuk pergelangan
tangan ke arah kelingking, telapak 0-20
tangan menghadap ke atas.
20
20
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditemukan kekuatan secara bilateral atau
Pemeriksaan Laboratorium
(Mubarak,2012)
keluarga meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab dan sign
4. Memodifikasi lingkungan.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil
pengkajian.
yang sakit.
yang sakit.
pada pasien arthritis gout, namun yang perlu diperhatikan disini bahwa
masalah kesehatan.
6. Ketidakberdayaan
dihadapi klien.
2.3.4 Intervensi Keperawatan Keluarga
didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan criteria dan standar yang
keperawatan yang akan dilakukan yang berkiblat pada criteria dan sandart.
instansi kesehatan.
dan tindakan yang sedang dilakukan. Skor dari kriteria ini terdiri
dengan skor 0.
Penilaian dari kriteria ini terdiri atas, segera dengan skor 2, tidak
Bobot merupakan niali konstanta dari tiap kriteria dan tidak bisa
sakit.
hubungan atau kaitan antara konsep dan variabel-variabel yang diamati. Kerangka
Keterangan :
= Diamati
= Pengaruh
= Tidak diamati
mempengaruhi nyeri pada pasien arthritis gout meliputi umur, dan jenis
didalam sendi . Sendi yang tertutup kristal asam urat menyebabkan sendi
menjadi kaku, akibat dari kekakuan sendi tersebut nosiseptor bereaksi terhadap
kompres hangat jahe difokuskan pada dua tahap awal yaitu tranduksi dan
tranmisi. Pada tahap tranduksi, jahe memiliki kandungan gingerol dan shoagol
yang dapat memberikan rasa panas hangat pada kompres sehingga dapat
hangat jahe dapat menurunkan nyeri dengan tahap tranmisi, dimana kompres
METODE
3.1 Metode
studi kasus yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
tentang topik yang dibahas yaitu kompres hangat jahe dengan cara meringkas
topik pembahasan. Metode ini memberikan informasi fakta atau analisis baru
61
6
ilmiah (Tamsuri & Cahyono, 2014). Teknik penulisan yang digunakan dalam
penyusunan karya tulis studi kasus ini adalah deskriptif (Tamsuri &
oleh penumpukan asam urat kristal pada sendi dan jaringan ikat tophi. Kadar
asam urat yang tinggi didalam darah melebihi batas normal yang menyebabkan
Studi kasus ini dilakukan dalam tiga kali kunjungan, dirumah keluaarga
Desember 2020.
6
Melakukan pengkajian : Identitas pasien, riwayat kesehatan, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwaya
3.5 Etika
Etika adalah aspek-aspek etik yang dipergunakan untuk menjadi
pertimbangan dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien hingga
dengan proses dokumentasi yang dilakukan (Tamsuri & Cahyono,2014).
Dalam melakukan asuhan keperawatan ini, menekankan masalah etika
meliputi :
1. Anonymity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama pada lembar pengkajian yaitu pada kolom
identitas. Lembar tersebut hanya diberikan nama inisial sebagai
gantinya.
2. Confidentiality ( kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dan ketenangan yang diberikan kepada
klien yang diberikan asuhan keperawatan dijamin oleh perawat.
3. Voluntary ( keikhlasan)
Keikhlasan adalah suatu kesediaan dan kesabaran yang sangat
dibutuhkan dalam proses keperawatan demi kelancaran asuhan
keperawatan dan demi terjalinnya hubungan saling percaya antara
perawat dank lien.
4. Beneficence
Memberikan kemudahan dan kesenangan kepada pasien untuk
mengambil keputusan positif untuk memaksimalisasi akibat baik
daripada hal yang buruk.
5. Non malficence
Suatu prinsip yang mana seorang dokter atau perawat tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih
pengobatan yang paling kecil resiko bagi pasien sendiri.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
asuhan keperawatan. Analisa dan data yang ditemukan, serta rancangan tindakan
yang dilakukan. Pada bab ini hasil pengkajian di paparkan secara naratif dan
detail namun berfokus diungkapkan data senjang dan dianalisis untuk kemudian
ditarik masalah keperawatan yang muncul pada pasien. Pada bab ini juga
4.1 Pengkajian
status kesehatan klien (lyer et al.,1996). Oleh karena itu pengkajian yang benar,
akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan
dengan respon individu.. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data
65
6
kesehatan, tujuan, dan nilai hidup dan gaya hidup yang dilakukan klien
Jombang.
2. Komposisi Keluarga
tangga
kopi
3. Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
6
= Menikah
= Anak kandung
= Bercerai
Nn. A. Ny.S tinggal bersama Tn.n dan kedua anaknya dalam satu
rumah.
4. Type Keluarga
Inti) terdiri dari Tn.N , Ny. S, Sdr. A dan Nn.A. Tn. S dan Ny.
5. Suku Bangsa
itu. Ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka
perabotan lainnya.
putih.
asam urat.
sudah sehat.
1 Tn. N 53 tahun 60 kg Sehat Pernah, tapi lupa Tidak ada Tidak ada
6) Karakteristik Rumah
Dena Rumah :
Pagar
Halaman Depan
Halaman
Kamar 1
SampingRuang Tamu
Kamar 2
Kamar 3
Dapur
Kamar Mandi
WC
tetangga RT sebelah.
7
waktu di konter pulsa milik Tn. N dari pada bersama istri dan
agama Islam.
1. Fungsi Afektif
resikonya sendiri.
2. Fungsi Sosialisasi
Hal itu sering terjadi karena Tn. N sosok yang tegas dan galak,
pola hidup, namun yang susah untuk menjaga pola makan adalah
Ny.S juga mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit akan
diberikan obat apotik atau obat warung, jika sudah sakit yang
4. Fungsi Reproduksi
tablet.
5. Fungsi Ekonomi
itu dari penduduk sekitar sendiri. Dan ada satpam penjaga dari
4. Strategi Koping
Ny.S mengatakan dalam pemenuhan gizi keluarga dari hasil kerja Tn.N.
Ny.S mengatakan memasak dua jenis masakan lauk dan sayur untuk
keluarga.
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
L/P : Perempuan
Pendidikan : SMA
nyeri itu membuat kaki Ny.S seperi kaku. Kekakuan sendi semakin
hebat dirasakan setelah bangun tidur pagi hari, dan setelah duduk
4. Tanda-Tanda Vital
TD = 110/90 mmHg
N = 90x/menit
RR = 20x/menit
S = 36,5 C
redup.
6. Sistem Respirasi
Hidung simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada lesi, tidak ada cuping hidung, rambut hidung merata,
pernafasan dada, suara nafas vaskular, tidak ada sesak, tidak ada
whezing, tidak ada ronchi , tidak ada batuk , saat dilakukan perkusi
7. Sistem Gastrointestinal
8. Sistem Persyarafan
Refleks bisep baik, refleks trisep baik, sensori taktil baik, refleks
9. Sistem Muskuloskeletal
5 5
5 4
10.Sistem Genitalia
anggota keluarganya dapat menjaga pola hidup dan pola makan yang
sudah diderita selama 14 tahun., Ny.S juga enggan untuk diet asam urat
kondisi kronis arthritis gout yang sudah diderita oleh Ny.S selama 14
4.3 Skoring
Tabel 4.3 Skoring Diagnosa Keluarga
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Manajemen
Kesehatan
Keluarga Tidak
Efektif
Jumlah = 4 ½
= 4,5
2 Kesiapan
peningkatan
koping keluarga
Jumlah = 3 2/3
=3,67
nyeri itu membuat kaki Ny.S seperi kaku. Kekuan sendi semakin
hebat dirasakan setelah bangun tidur pagi hari, dan setelah duduk
atau tidak beraktivitas terlalu lama. Ny.S mengalami asam urat sejak
jika tidak ada keluhan tidak kontrol. Ny.S juga mengatakan enggan
8
untuk diet asam urat. Ny. S juga mengatakan ingin sembuh dari
tes asam urat Ny.S adalah 8 mg/dl. Klien kooperatif, dan konsentrasi.
selama 14 tahun., Ny.S juga enggan untuk diet asam urat karena
gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga. Terapi meliputi
ada.
Rasional agar pasien dan keluarga ,lebih faham tentang asam urat.
baik.
9
dirasakan menurun.
PEMBAHASAN
yang telah dilakukan. Pada bab ini penulis akan mencantumkan tentang
temuan (data dan fakta), serta disandingkan dengan teori yang ada, dan
dalam fakta dari tindakan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada
5.1 Pengkajian
dari keluarga Tn.N yang berusia 55 rahun alamat Jombang, Jawa Timur.
Ny.S dikaji pada tanggal 7 Desember 2020 pukul 19.00 WIB di rumah
keluarga Tn.N dengan diagnosa medis Gout Atrhritis dengan hasil tes
penumpukkan asam urat kristal pada sendi dan jaringan ikat tophi.
Menurut onsetnya arthritis gout dibagi menjadi dua yaitu episode akut
92
93
Peningkatan asam urat didalam darah lebih dari 7,0 ml/dl untuk pria
kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan pada klien penderita
karena Ny.S sudah menderita arthritis gout selama 14 tahun. Hasil tes
Pada pengkajian keluhan saat ini klien mengatakan saat ini asam
menyebar rasa nyeri itu membuat kaki Ny.S seperi kaku. Kekuan sendi
semakin hebat dirasakan setelah bangun tidur pagi hari, dan setelah
duduk atau tidak beraktivitas terlalu lama. Nyeri klien bertambah ketika
contohnya yaitu pola makan dan gaya hidup. Pola makan meliputi
terjadinya arthritis gout akan akan meningkat jika disertai dengan pola
kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan pada klien yang
Ny.S enggan diet asam urat. Pola makanan Ny.S penderita arthritis gout
belum cukup baik dikarenakan diet asam urat adaalah makanan Ny.S
tahun.
kadar asam urat. Asam urat merupakan suatu zat yang memiliki
kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan pada klien yang
nyeri itu membuat kaki Ny.S seperi kaku. Kekuan sendi semakin hebat
dirasakan setelah bangun tidur pagi hari, dan setelah duduk atau tidak
kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan pada klien yang
nyeri arthritis gout hanya bisa diatasi dengan meminum obat. Kedua
periksa ke fasilitas kesehatan ketika sakit saja, tidak pernah kontrol rutin.
tahun., Ny.S juga enggan untuk diet asam urat karena makanan
teori.
97
yang ditetapkan..
faskes.
kesenjangan dalam hasil penelitian dari data yang ada karena ada
komplikasi.
10
kurang dari 15 menit. Pukul 21.15 WIB menganjurkan untuk Ny.S pergi
pada keluarga tentang asam urat : pengertian, tanda gejala, faktor yang
yang belum mengerti, tentang penjelasan asam urat kemarin. Pada pukul
kedua karena berdasarkan fakta dan berdasarkan teori yang ada dengan
ini.
ketiga karena berdasarkan fakta dan berdasarkan teori yang ada dengan
dan atau proses (Cahyono et.al, 2014). Evaluasi yang dilakukan penulis
tampak mengerti dan antusias, keluarga dapat mengulang apa yang telah
tampak mengerti dan antusias, keluarga dapat mengulang apa yang telah
6.1 Kesimpulan
Dalam bab ini akan diambil kesimpulan yang penulis dapatkan setelah
melakukan asuhan keperawatan pada Ny.S keluarga Tn.N dengan
diagnosa medis arthritis gout dengan masalah keperawatan manajemen
kesehatan keluarga tidak efektif di rumah keluarga Tn.N Jombang Jawa
Timur Tahun 2020. Asuhan keperawatan pada Ny.S pada tanggal 7
Desember 2020 sampai evaluasi pada tanggal 9 Desember 2020.
1. Pengkajian
Saat Ini Ny.S mengatakan saat ini asam uratnya kambuh, sehingga
merasakan nyeri di kaki sampai Ny.S sulit berjalan normal dan
tertatih.Nyeri skala 6, nyeri dirasakan menetap tidak menyebar rasa
nyeri itu membuat kaki Ny.S seperi kaku. Kekuan sendi semakin
hebat dirasakan setelah bangun tidur pagi hari, dan setelah duduk atau
tidak beraktivitas terlalu lama. Ny. S mengatakan penyakit asam
uratnya dari umur 40 tahun. Upaya yang dilakukan adalah rutin
minum minuman herbal. Ny. S tidak tampak pucat, tekanan darah
pasien adalah 110/90 mmHg, suhu pasien 36,5 ℃, nadi teraba teratur
90 x/menit, tidak ada keluhan pada sistem kardiovascular S1 S2
tunggal. Pada sistem respirasi pasien hidung simetris, tidak ada lesi,
tidak ada cuping hidung, rambut hidung merata, mukosa hidung
kering, tidak ada sinusitis, pernafasan pasien normal dengan RR 20 x/
menit menggunakan pernafasan dada, suara nafas vaskular, tidak ada
sesak nafas, tidak ada wheezing, tidak terdapat ronchi, tidak ada batuk.
Pada sistem gastrointestinal pasien mukosa mulut lembab, warna bibir
merah muda, terdapat suara timpani saat diperkusi dan tidak terdapat
107
10
3. Intervensi
Intervensi yang digunakan dalam kasus ini disesuaikan dengan
diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan
gejala mayor, minor dan kondisi klien.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai
dengan intervensi yang telah direncanakan berdasarkan teori yang ada
dan sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi pada Ny. S 55 tahun pada tanggal 9 Desember 2020 di
rumah keluarga Tn. N pada pukul 20.30 WIB dengan evaluasi
subjektif keluarga klien mengatakan ingin semua anggota
keluarganya sehati, klien mengatakan memiliki rempah-rempah
dirumah, keluarga Tn, N mengatakan jauh lebih mengerti tentang
asam urat, klien mengatakan nyeri yang dirasakan menurun dari skala
8 menjadi 6, keluarga sedikit mengerti tentang kompres jahe hangat,
keluarga menngatakan besok akan mengantar Ny.S periksa ke faskes.
Evaluasi objektif keluarga tampak mengerti dan antusias, keluarga
dapat mengulang apa yang telah disampaikan. Asesment masalah
keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif teratasi
sebagian. Planning intervensi dilanjutkan yaitu dengan mengevaluasi
apakah keluarga bisa melakukan kompres jahe hangat secara mandiri,
menginggatkan klien untuk meminum obat secara teratur yang telah
diresepkan dokter. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
kali kunjungan, kondisi Ny.S semakin membaik.
11
6.2 Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat disajikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya
dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga, khususnya pada
pasien arthritis gout, serta dapat sebagai perbandingan dalam
mengembangkan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Disarankan untuk perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan arthritis gout dengan keluhan nyeri diharapkan
adanya peningkatan pelayanan asuhan keperawatan dengan cara
tidak hanya memberikan terapi farmakologis namun juga terapi
non farmakologis dengan menggunakan kompres jahe hangat.
DAFTAR PUSTAKA
111
11
Duvval E. & Miller C. M. (1985). Marriage and Family Development 6 thed. New
York : Harper7 Row Publisher.
Firestian GS, Budd Rc, Harris ED, Rudy S, Sergen JS. (eds),(2009) . Kelly’s
Friedman,M.(2010).BukuAjarKeperawatanKeluarga:Riset,Teoridan
Praktek.Jakarta:EGC
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta :DPP PPNI.
Putri et al., (2020). Perbedaan Pemberian Kompres Air Hangat Dengan Kompres
Jahe TerhadapPenurunan Nyeri Rematik Pada Lansia : Studi Kasus.
Surakarta : Jurnal Ilmiah Keperawatan.
Ridhoputrie, M., Kirana, D., Romdhon., F & Kusumawati, A., (2019). Hubungan
Pola MakanDan Gaya Hidup Dengan Kadar Asam Urat Pralansia Dan
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah.
Herb - Medicine Jurnal , Vol. 2 No.1, P.2.
Rusnoto, et al, (2015). Pemberian Kompres Jahe Untuk Meringankan Skala Nyeri
Pada Pasien Asam Urat Di Desa Kedungwungu Kecamatan Tegowanu
Kabupaten Grobongan. Jawa Tengah.JIKK, Vol. 6 No.1.
Saifah, (2018) .Pengaruh Kompres Hangat Air Rebusan Jahe Merah Terhadap
Keluhan PenyakitSendi Melalui Pemberdayaan Keluarga. Sulawesi Tengah :
Healthy Tadulako Journal.
Sundari et al.,( 2019). Efektivitas Kompres Jahe Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Sendi AsamUrat (Gout) Pada Lansia Di UPT Panti Sosial Tresna Werdha
Kabupaten Magetan. Ponorogo.
Takena H.Ban.N. (2016). The Most Important Question In Family Approach: The
Potential Of The Resolve Item Of The Family APGAR In Family
Medicine. Asia Pac Fam Medi.
Tamsuri. A & Cahyono A. D (2017). Pedoman penulisan karya tulis ilmiah study
kasus Kediri :Pamenang Press.