Anatomi Fisiologi Otak Dan Peredaran Darah Otak
Anatomi Fisiologi Otak Dan Peredaran Darah Otak
III.
untuk memompa darah dari sistem arteri kapiler ke sistem vena dan tahanan (perifer)
pembuluh darah otak. Faktor ketiga adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas dan
koagulobilitasnya (kemampuan untuk membeku). Dari faktor pertama, yang penting
adalah tekanan darah sistemik (faktor jantung, darah, pembuluh darah dan lain-lain)
dan faktor kemampuan khusus pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila
tekanan darah sistemik naik dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun.
Daya akomodasi sistem arteriol otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah
otak yang berfungsi normal bila tekanan sistolik antara 50 – 150 mmHg. Faktor
darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga diantaranya seperti
kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol.
Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang
asam ( pH rendah ), menyebabkan vasodilatasi, sebaiknya bila tekanan parsial CO2
turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka terjadi vasokontriksi.
Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan koagulobilitas
yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis dan aliran darah lambat, akibat ADO
yang menurun. .( Harsono, 1996 : 82-83). B. Konsep Dasar Stroke 1. Pengertian
Stroke Menurut WHO stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral,
baik fokal maupun menyeluruh (global ), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung
lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain
daripada gangguan vaskuler. ( Harsono, 1996 : 81). Stroke dapat didefinisikan
sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam
sebagai akibat dari CVD. (Hudak & Gallo, 1996 : 254). Stroke adalah gangguan
mendadak pada pembuluh darah otak dengan akibat terdapatnya gejala neurologik fokal
dan dapat diserta gejala neurologik umum, mempunyai pola gejala yang berhubungan
dengan waktu ( Enday Sukandar dkk, 1992:743 ). Stroke adalah awitan defisit
neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah serebral yang disebabkan
oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah karena embolisme, trombosis, atau
hemoragi, yang mengakibatkan iskemia otak. ( Susan Martin dkk, 1998 : 485). Stroke
(penyakit serebrovaskuler) adalah kematian jaringan otak (infark serebral) yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak ( www.medicastore.com,
Stroke, 02 Juli 2004 ) Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
stroke merupakan akibat kelainan / penyakit pada pembuluh darah otak yang
menampakkan kondisi berupa gangguan, baik berupa fokal maupun terjadi secara
mendadak.
2. Klasifikasi Stroke Menurut MARSHALL ( Venusri latif ; 1996 : 743-744) Stroke
dapat diklasifikasikan berdasarkan : a. Klinik (menurut stadium) 1) Transient
Ischemic Attack /TIA (serangan iskemia otak selintas) TIA adalah kelainan
neorulogik fokal yang timbulnya mendadak dan kemudian menghilang lagi dengan cepat
dalam waktu kurang dari 24 jam yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah di
daerah tertentu di otak. 2) Stroke In Evolution (SIE) Beberapa nama lain SIE adalah
: Progressive Stroke, Ingravescent Stroke, Thrombosis in volution. SIE adalah
terjadinya defisit neurologik yang bertambah berat secara kuantitatif ataupun
kualitatif secara bertahap selama jangka waktu tertentu. 3) Completed Stroke
Complete stroke adalah terjadinya defisit neurologik tiba-tiba dan dramatis dalam
beberapa menit atau paling lama dalam 1 jam setelah omset. b. Etiologi dan faktor
risiko 1) Trombosis serebri 2) Emboli 3) Hemorragia intracerebral 4) Hemorragia
extracerebral c. Lokalisasi 1) Sistem karotis 2) Sistem vertebro basiler d.
Patologi Anatomi 1) Stroke iskemia dengan atau tanpa infark 2) Stroke Hemoragik Di
klinik, secara garis besarnya dibagi dua yakni stroke yang terjadi tanpa perdarahan
yang disebut iskemik (non haemoragik ) dan kasusnya 60%-70% terjadi ketimbang
stroke karena perdarahan atau yang disebut juga haemoragik. Efek keduanya
menyebabkan otak tidak mendapat suplai darah yang cukup. (www.cyberwoman.id,
Kalangan Muda Pun Rawan Kena Stroke, Mursyid,22 Mei 2004) Menurut Harsono (1996 :
86) Stroke non Haemoragik / Stroke iskemik dapar dijumpai dalam bentuk klinis : a)
Serangan iskemia Sepintas/Transient Iscemik Attack ( TIA). Pada bentuk ini gejala
neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang
dalam waktu 24 jam. b) Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic
Neurological Defisit (RIND).
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam,
tapi tidak lebih dari seminggu. c) Stroke progresif ( Progressive Stroke/Stroke in
evolution) Gejala neurologik makin lama makin berat. d) Stroke komplet (Completed
Stroke/Permanent Stroke ) = gejala klinis sudah menetap. 3. Etiologi Stroke non
Haemoragik Penyebab Stroke non Haemoragik menurut Harsono 1996 : adalah: a.
Trombosis Serebral Penyebab paling sering trombosis ini adalah artherosclerosis,
trombosis menyebabkan jaringan otak, edema dan congesti di area sekitar.
penyumbatan
pembuluh
darah
akibat
b. Emboli Cerebral Adanya penyumbatan pembuluh darah serebral misalnya oleh bekuan
darah, lemak (ateroma) maupun udara.
PO2 menurun PCO2 meningkat Penimbunan asam laktat Merangsang pusat vasomotor TD
sistemik meningkat Bradikardi♣ Pernafasan lambat♣ Gangguan kesadaran♣
Hemiparese/paralisis♣ Perubahan tingkat kesadaran Infark jaringan Permanen 6.
Manifestasi Klinis Mengenai stroke trombotik/ischmetik gangguan peredarah darah
dapat berupa penuymbatan di salah satu arterio otak . penyumbatan ini mungkin
berupa trombus atau emboli yang keduanya
berakibat sama. Penderita didiagnosis klinis sebagai stroke trombotik atas dasar
penyisihan sebab-sebab lain. Jika tanda-tanda perdarahan otak tidak jelas dan jika
klinis ditemukan sumber emboli, maka penderita dianggap sebagai stroke trombotik.
Penderita dengan stroke trombotik, biasanya mempunyai wujud gambaran klinis yang
karakteristik sebagai berikut : a. Penderita sedang santai atau tidur, lalu ketika
akan bangkit tiba-tiba merasa lemah atau tidak dapat berdiri kadang-kadang langsung
jatuh. b. Sering beberapa waktu sebelumnya merasa pegal-pegal, agak lemah atau
kram-linu pada separo tubuh. c. Disertai atau tanpa pusing tidak lazim adanya nyeri
kepala yang hebat, mual, muntah, maupun panas. d. Tidak ada riwayat trauma capitis
baru. e. Lebih sering mengenai orang-orang berusia 60 tahun atau lebih dengan satu
atau lebih faktor risiko. Gejala-gejala tersebut diatas bisa perlahan-lahan
bertambah berat ataupun sudah menetap. ( Bustan, 1997 :58) Usaha mengenali tanda-
tanda atau gejala stroke sangat penting untuk memastikan penderita mendapatkan
perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus menghindari kefatalan. Berikut ini
beberapa gejala Stroke menurut (www.glorianet.org, Awas, Stroke Bisa Mengenai Siapa
Saja, Wiryanto, 03 Juli 2004) : a. Stroke sementara (sembuh dalam beberapa
menit/jam) 1) Tiba-tiba sakit kepala 2) Pusing, bingung 3) Penglihatan kabur atau
kehilangan ketajaman, ini bisa terjadi pada satu atau dua mata. 4) Kehilangan
keseimbangan (limbung) lemah. 5) Rasa kebal atau kesemutan pada satu sisi tubuh. b.
Stroke ringan ( sembuh dalam beberapa minggu) 1) Beberapa atau semua gejala di
atas. 2) Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki. 3) Bicara tidak jelas. c. Stroke
berat ( sembuh atau mengalami perbaikan dalam beberapa bulan atau tahun. Tidak bisa
sembuh total ) 1) Semua/beberapa gejala stroke sementara dan ringan 2) Koma jangka
pendek (kehilangan kesadaran ). 3) Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki. 4) Bicara
tidak jelas atau hilang kemampuan bicara. 5) Sukar menelan. 6) Kehilangan kontrol
terhadap pengeluaran air seni dan feses. 7) Kehilangan daya ingat atau konsentrasi,
perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah marah, tingkah alku
seperti anak kecil. Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan
menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit ( completed stroke). Stroke bisa
menjadi tambah buruk dalam beberapa
jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in
evolution ). Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena : a.
Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah
satu sisi. b. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh. c. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran d. Penglihatan ganda e.
Pusing f. Bicara tidak jelas (rero). g. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata
yang tepat. h. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh i. Pergerakan yang tidak
biasa j. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. k. Ketidakseimbangan dan
terjatuh. l. Pingsan. 7. Pemeriksaan Diagnostik Menurut Doenges (1999;292) beberapa
cara yang digunakan dalam pemeriksaan diagnostik yaitu : 1. Angiografi serebral:
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, seperti perdarahan, atau
obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur. 2. CT Scan: memperlihatkan
adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark. catatan: mungkin tidak dengan
segera menunjukan adanya perubahan tersebut.
3. Pungsi Lumbal: menunjukkan adanya tekanan abnormal dan biasanya ada trombosis,
emboli serebral dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya hemoragik subaraknoid atau perdaraha intra kranial. Kadar protein
total meningkat pada kasus trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi. 4.
MRI: menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi arterivena
(MAV).