Anda di halaman 1dari 5

SAFETY PLAN

JENIS/TYPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & PENGENDALIAN RESIKO K3


NO

RESIKO K3

1 2 3 4
I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 PAPAN NAMA PROYEK 1. Gangguan kesehatan akibat kondisi 1. Harus menggunakan
kerja secara umum, perlengkapan kerja yang standar,
2. Kecelakaan akibat pengangkutan 2. Pengangkutan harus
material menuju site, menggunakan alat angkut yang
standar dan pengaturan lalu lintas
yang benar.
3. Terluka akibat penggunaan 3. Harus menggunakan peralatan
peralatan yang tidak sesuai yang sesuai standart.
A PEKERJAAN KERAMIK
1 Keramik Lantai 1 Luka akibat Tidak menggunakan alat 1 Para pekerja yang mengerjakan
bantu yang dipersyaratkan pemasangan Besi tulangan harus
memakai sarung tangan, helm,
sepatu boot yang sesuai standar,

2 Luka karena di timpa keramik saat 2 Para pekerja harus menggunakan


diangkut ketempat pemasangan alat yang aman untuk
menagangkut material pemaangan
keramik seperti gledek, kereta
dorong.
3 Luka karena kena percikan keramik 3 Diusahakan sedemikian rupa pada
akibat jatuh saat pemaangan saat pengikatan baja tulangan
menggunakan sarung
tangan yang sesuai,
4 Luka akibat sengatan alat pemotong 4 Diusahan agar pekerja selalu
keramik,palu dan alat-alat lainnya mematikan power mesin pemotong
keramik pada saat sedang tidak
digunakan, waktu jera.

5 Luka akibat terbentur oleh dinding, 5 Lahan kerja harus di desain, diatur
beton dari tempat kerja karena lahan sehingga menjadi luwes dan tidak
kerja yang terlalu sempit terhalang oleh benda lain dan pada
lokasi yang sempit hendaknya
tidak di kerjakan oleh terlalu
banyak pekerja.
6 Luka karena terjatuh di tempat kerja 6 Site/Lokasi pemasangan harus
karena sirkulasi dan penempatan diatur dan penempatan bahan agar
material yang belum terpasang tidak tidak mengganggu sirkulasi dan
benar sesuai dengan yang gerakan pemasangan keramik
dipersyaratkan

7 Terjatuh akibat terpeleset lantai 7 Setelah Keramik di pasang step


keramik yang licin demi step hendaknya dibersihkan
dari sisa-sisa bahan kimia lainnya.
8 Tersetrom akibat instalasi listrik yang 8 Instalasi dan jaringan kabel mesin
gunakan untuk alat pemotong yang digunakan hendaknya selalu
keramik elektrik berposisi di depan pemaang
keramik dan tidak boleh ada cross
antara kabel dan fisik pekerja.
9 Luka karena terjepit alat pemeotong 9 Jarak antara pekerja dan Alat-alat
keramik lainnya. pemotong keramik harus di jaga
sedemikian rupa.
F PEKERJAAN PLAFOND
1. Plafond Gypsum Rangka hollow 20x40
a Pengukuran 1 Terluka oleh meteran baja akibat 1 Penggunaan meteran baja harus
penggunaan meteran tidak dilakukan dengan benar,
dilakukan dengan cara
yang benar,
2 Terluka oleh meteran baja akibat 2 Meteran yang digunakan harus
meteran yang dipakai tidak sesuai dengan standar,
memenuhi standar,
3 Kecelakaan karena jatuh tangga 3 Pemasangan tangga-tangga
yang digunakan pada saat naik, darurat seperti scaffolding harus
memenuhi standar dan harus
dipasang oleh ahli perancahdan
setiap saat di cek dan harus mellui
pengawasan tersendiri.
4 Terluka pada saat memukul paku 4 Paku yang digunakan tidak terlalu
akibat paku terlalu panjang, panjang harus sesuai dengan
ukuran standar untuk pengukuran
plafond dan harus menggunakan
paku yang kuat setara paku beton.
5 Luka terkena palu yang terlepas 5 Palu yang digunakan untuk
akibat palu yang digunakan tidak memukul patok harus
sesuai, proporsional, tidak terlalu berat
atau besar,
b Pemasangan Rangka 1 Terganggu Kesehatan Fisik akibat 1 Hendak memakai alat pengaman
Plafond kondisi ruang produksi yang membuat jalannya pengerjaan
berdebu menjadi kurang NYAMAN. Sekali
lagi ini

2 Luka karena dikenai paku,kayu 2 Tempat kerja di bawah plafon


karena terdapat serpihan-serpihan harus terbebas dari serpihan-
kayu yang berserakan di lantai serpihan kayu dan butiran-butiran
kecil sisa-sisa pekerjaan dan harus
menggunakan sepatu boot
3 Terluka akibat tersengat mesin 3 Penutup mata mesin harus selalu
karena operator mesin spindle yang di lengkapi.
sama sekali tidak menggunakan
penutup pisau.
4 Luka karena mesin bor vertikal yang 4 Hendaknya menggunakan mesin
poros motor penggeraknya tidak tangan tanpa mengikat benda
ditutup. kerja dengan benar pada meja
kerja.

5 Kecelakaan karena jatuh tangga 5 Pemasangan tangga-tangga


yang digunakan pada saat naik, darurat seperti scaffolding harus
memenuhi standar dan harus
dipasang oleh ahli perancahdan
setiap saat di cek dan harus
mellui pengawasan tersendiri.

6 Terluka pada saat memukul paku 6 Paku yang digunakan tidak terlalu
akibat paku terlalu panjang, panjang harus sesuai dengan
ukuran standar untuk pengukuran
plafond dan harus menggunakan
paku yang kuat setara paku
beton.

7 Luka terkena palu yang terlepas 7 Palu yang digunakan untuk


akibat palu yang digunakan tidak memukul patok harus
sesuai, proporsional, tidak terlalu berat
atau
besar,
8. 8 Anda bisa menggunakan
clamp/alat pengikat lainnya untuk
menjaga benda kerja dari getaran.
Misalnya pada saat pengeboran
atau pembuatan lubang alur

c Pemasangan Penutup 1 Terganggu pernapasan akibat bau 1 Hendaknya menggunakan


Pelafond penutup plafond yag digunakan masker, sarung tangan

2 Terganngu aktifitas akibat assesoris 2 Pekerja harus mengikat bagian-


pekerja yang tidak rapih bagian tubuhnya seperti rambut
dan assesoris lainnya agar dilepas
seperti cincin,kalung,giwang dan
lain-lain
3 Luka karena dikenai paku,kayu 3 Tempat kerja di bawah plafon
karena terdapat serpihan-serpihan harus terbebas dari serpihan-
kayu yang berserakan di lantai serpihan kayu dan butiran-butiran
kecil sisa-sisa pekerjaan dan harus
menggunakan sepatu boot
4 Kecelakaan karena jatuh tangga 4 Pemasangan tangga-tangga
yang digunakan pada saat naik, darurat seperti scaffolding harus
memenuhi standar dan harus
dipasang oleh ahli perancahdan
setiap saat di cek dan harus
mellui pengawasan tersendiri.

5 Terluka pada saat memukul paku 5 Paku yang digunakan tidak terlalu
akibat paku terlalu panjang, panjang harus sesuai dengan
ukuran standar untuk pengukuran
plafond dan harus menggunakan
paku yang kuat setara paku
beton.
G PEKERJAAN SANITAIR
1 Kloset Duduk 1. Kecelakaan akibat pengangkutan 1. Harus menggunakan media
material menuju lokasi pengangkutan yang sesuai serta
pemasangan. pengaturan lalu lintas yang sesuai.
2. Terluka anggota badan akibat 2. Harus menggunakan Sepatu dan
tertindas kloset. sarung tangan yang dipersyaratan.
3. Terganggu kesehatan akibat 3. Harus menggunaan masker yang
material/mortar benar.

2 Wastafel 1. Kecelakaan akibat pengangkutan 1. Harus menggunakan media


material menuju lokasi pengangkutan yang sesuai serta
pemasangan. pengaturan lalu lintas yang sesuai.
3 Kran Dinding 1. Tangan terluka akibat memutar
keran
4 Floor Drain Stainless Steel 2. Tangan/anggota badan lainnya
terluka akibat terkena
peralatan/mesin pemutar pipa
3. Tangan/anggota badan terluka
akibat terkena/mesin pemotong pipa

2.). Pemenuhan Perundang – undangan dan persyaratan lainnya.

UU no. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


b. UU no 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi
c. Peraturan menteru PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Kesellamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU
Pedoman ini menggunakan acuan dokumen yang telah dipublikasikan baik tingkat nasional
maupun internasional yaitu meliputi :
. Undang-undang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan
Kerja.
. Undang-undang No. 1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.174/Men/1986 dan Menteri
Pekerjaan Umum No. Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Kegiatan Konstruksi Bangunan.
. SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000).
. SNI 19-0229-1987 : Pekerjaan di dalam Ruangan Tertutup.
. SNI 19-0230-1987 : K3 untuk Pekerjaan Penebangan dan Pengangkutan Kayu.
. SNI 19-0231-1987 : Kegiatan Konstruksi, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja.
. SNI 19-1955-1990 : Perancah, Keselamatan Kerja pada Pemasangan dan
Pemakaian.
. SNI 19-1956-1990 : Tangga Kerja, Keselamatan Kerja pada Pembuatan dan
Pemakaian.
. SNI 03-1962-1990 : Petunjuk Perencanaan Penanggulangan Longsoran.
. SNI 19-3993-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang
Keselamatan Kerja Las Busur Listrik.
. SNI 19-3994-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan.
. SNI 19-3997-1995 : Pedoman Keselamatan Kerja Listrik pada Pentanahan.
. SNI 05-0572-1989 : Gergaji Kayu Tangan.
. SNI 06-0652-1989 : Sarung Tangan Kerja Berat dari Kulit Sapi.
. SNI 05-0738-1989 : Persyaratan Umum dan Cara Uji untuk Kerja Traktor Tangan.
. SNI 03-0963-1989 : Cara Uji Kerja Excavator Darat Hidrolik.
. SNI 09-0964-1989 : Cara Uji Kerja Traktor Rantai Kelabang.
. SNI 03-0965-1989 : Cara Uji Kerja Loader.
. SNI 09-0966-1989 : Cara Uji Kerja Motor Grader.

. SNI 19-1717-1989 : Keselamatan Kerja Mesin Gergaji Bundar/Lingkar untuk


Pekerjaan Kayu.
. SNI 19-1721-1989 : Penilaian dan pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja.
. SNI 19-1957-1990 : Pedoman Pengawasan Kesehatan Kerja.
. SNI 19-1961-1990 : Peraturan Khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
. SNI 18-2036-1990 : Ketentuan Keselamatan Kerja Radiasi.
. SNI 19-3996-1995 : Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja tentang
Penyimpanan dan Pengamanan Bahan Peledak.

3). Sasaran K3 dan Program K3

Sasaran K3

a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban (zero fatal accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya masing – masing
d. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
e. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
f. Menjamin proses produksi aman dan lancar

Program K3

a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, rambu-rambu, spanduk,poster, pagar
pengaman, jarring pengaman dsb) secara konsisten.
b. Melakukan inspeksi secara rutine terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai