Anda di halaman 1dari 5

A.

Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan

1. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :

NO NAMA BAHAN SPESIFIKASI TKDN

 MutuBeton Fc’ 21,7


1 Beton Ready Mix K-250 MpaatauSetara K-250 91,66%

 Besi beton yang


digunakan mutu
diameter 13 Ulir dan
seterusnya tergantung
yangditentukan. Yang
terpenting harus
dinyatakanoleh tes
Laboratoriumresmi dan
sah.
2 Baja Tulangan/BesiBeton 57,67%
 Besi harus bersih dan
tidak mengandung
minyak/ lemak, asam,
alkali dan bebas daricacat
seperti serpih-serpih.
Penampang besiharus
bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2(PBI-
1971).
 Kadar lengas kayu 30%
 Besar mata kayu tidak
melebihi ¼ dari
lebarbalok dan juga tidak
boleh lebih dari 5 cm.
 Balok tidak boleh
mengandung lubang
radialkayu yang lebih
besar 1/10 dari tinggi
3 Kayu Bekisting balok. 100%
 Retak dalam arah radial
tidak boleh melebihi1/3
tebal kayu, dan retak-
retak menurutlingkaran
tidak melebihi ¼ tebal
kayu.
 Miring arah serat
(tangensial) tidak
melebihi1/7.
4 Multiplex  Tebal Minimal 12 mm 94,71%
5 KayuUlin  Diamter 8/8 100%
6 BatuGunung  BatuPecah 97,12%
7 BatuKosong  BatuPecah 100%

2. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:

NAMA KAPASITAS JUMLAH KETERANGAN


NO
PERALATAN ALAT (UNIT)
1 Mobil Pickup 1300 cc 1 Sewa/Milik
38mmx4mm Sewa/Milik
2 Concrete Vibrator 2
6m
Truck Mixer
3 6 M3 2 Sewa/Milik
(Agigator)
4 Pompa Air 1000 L/Menit 2 Sewa/Milik
5 Excavator Mini Bucket 0,25 m3 1 Sewa/Milik

3. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Pada pelaksanaan pekerjaan ini memiliki tingkat Resiko Kecil, dan
penjelasan rencana tindakan sesuai dengan jenis pekerjaan dan identifikasi
bahayanya seperti di bawah ini :

Jenis/Tipe
No. Identifikasi / Bahaya Keterangan
Pekerjaan
Tertabrak Kendaraan Paling
1. Pekerjaan Beton Material Atau Kendaraan Beresiko
Lainnya

a. Menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan kegiatan


yang sudah ditetapkan oleh PPK;
b. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-
rambu peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau
pekerjaan yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan
tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin
kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya,
termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
4. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
Ketentuan Umum :
a. Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus
dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun
dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara
dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja
dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
dianalisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji
efektivitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor
kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja
dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta
dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat
disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja
yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang
didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job
Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian,
mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan
tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri
(APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran
galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga
akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat
ahli terkait yang independen.
Sebagai pekerjaan utama untuk paket pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan Tanah
b. PekerjaanPasangan
c. Pekerjaan Beton
d. PekerjaanPemancangan
Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai pendukung pekerjaan
utama adalah:
a. Pekerjaan Persiapan

5. SpesifikasiJabatanKerjaKonstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan,perhitungan
dan gambar-gambar konstruksi, penetapanspesifikasi dan prosedur
teknis serta metode pelaksanaan/konstruksi/kerja harus dilakukan
oleh tenaga ahli/tenagateknis yang mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan,baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil,
mekanikal,elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupuninterior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli/tenaga teknis tersebut pada butir a. Diatas harus
mempunyai kemampuan untuk melakukanproses manajemen risiko
(identifikasi bahaya, penilaianrisiko dan pengendalian risiko) yang
terkait dengandisiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan
dapatmemastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yangterkait
pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis danmetode kerja/konstruksi
tersebut telah diidentifikasi dantelah dikendalikan pada tingkat yang
dapat diterima sesuaidengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan,
perletakan, pengambilan,pembuangan, pembongkaran dsb., harus
dilakukan olehtenaga ahli dan tenaga terampil yang
berkompetenberdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis,
manual,pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sahatau
telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3Konstruksi di atas
harus melakukan analisis keselamatanpekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulaipekerjaannya, untuk memastikan bahwa
potensi bahayadan risiko telah diidentifikasi dan diberikan
tindakanpencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakitdi
tempat kerja.
DAFTAR PERSONEL MANAJERIAL :

Personil Managerial

Pengalaman
NO JABATAN JUMLAH KEAHLIAN
dibidangnya

1. Pelaksana 1 Orang SKT Pelaksana Saluran Irigasi 2 Tahun


Lapangan Kelas 1 (TS031) atau SKK
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran Irigasi
Jenjang 4 (SIP.08.001.4) atau
SKK Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Saluran Irigasi
Madya Jenjang 5
(SIP.08.002.5) atau SKK
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Drainase Perkotaan
Jenjang 4 (SIP.14.001.4)
2. Petugas K3 1 Orang Petugas K3 Konstruksi 0 Tahun

Anda mungkin juga menyukai