Anda di halaman 1dari 36

Zat Padat Dan

Struktur Kristal

Kimia Anorganik II
Dra. Ida Farida, Ch.
MPd.
ZAT PADAT DAN STRUKTUR
KRISTAL
A. ZAT PADAT KRISTALIN DAN AMORF
B. STRUKTUR KRISTAL
1. STRUKTUR KEMASAN RAPAT
2. STRUKTUR KRISTAL IONIK
C. PENENTUAN STRUKTUR KRISTAL MELALUI DIFRAKSI
SINAR X
D. PENGGOLONGAN KRISTAL
1. KRISTAL MOLEKULAR
2. KRISTAL KOVALEN
3. KRISTAL IONIK
4. KRISTAL LOGAM
E. KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR
1. TEORI PITA
2. KERUSAKAN DALAM STRUKTUR KRISTAL
ZAT PADAT KRISTALIN DAN AMORF
Sifat umum zat padat :
 tidak berubah bentuk dan volum, jika dipindahkan dan satu
tempat ke tempat lain
 volumnya tidak berkurang jika ditekan.
MENGAPA ?
akibat kuatnya gaya atraksi partikel pembentuknya sehingga
partikel-partikel penyusunnya hanya dapat bergetar pada
posisi tertentu dalam susunan yang kaku.
BAGAIMANA ?
bagaimana partikel-partikel itu menyusun zat padat, sehingga
susunannya bersifat kaku dan gaya atraksinya begitu kuat ?
Membandingkan sifat zat padat
kristalin dengan zat padat amorf
 Cobalah anda bandingkan dua
contoh zat padat , misalnya
serbuk garam dapur (atau gula
pasir) dan potongan plastik (atau
kaca).
 Panaskan di atas api perlahan-
lahan, hingga zat padat itu
meleleh. Amatilah !
 Bagaimana melelehnya zat padat
itu, dengan cara yang sama
ataukah berbeda ?
Ketika dipanaskan potongan
plastik ataupun kaca dengan
naiknya suhu akan meleleh
secara perlahan-lahan secara
kontinu sampai semua zat
berubah menjadi cair

Ketika dipanaskan gula pasir


atau garam, meskipun suhu
naik zat padat itu tidak meleleh.
Baru meleleh jika tercapai suhu
tertentu (mencapai titik
lelehnya). Secara serentak dan
mendadak.

Plastik atau kaca :


- tidak mempunyai titik leleh yang tajam (trayek titik leleh)
Gula pasir
- memiliki titik leleh yang tajam (tertentu)
Mengapa demikian ?

Zat padat kristalin Zat padat amorf


 atom, ion atau molekul  Atom,ion atau molekul
penyusun zat padat penyusun zat padat tidak
tersusun teratur dalam beraturan dan mengikuti
suatu pola khusus, pola tertentu (acak),
(susunan tiga dimensi  Zat padat amorf bersifat
berupa kisi kristal). isotropik (sifat-sifat fisis
 zat padat kristalin bersifat sama ke segala arah)
anistropik (sifat –sifat fisis  Akibat ketidak-teraturan
tergantung pada arah ketika susunan partikel-
sifat itu diukur) partikelnya, sifat fisisnya
 Gejala keanisotropikan ekivalen ke segala arah.
kristal menjadi petunjuk
kuat adanya keteraturan
pada kisi kristal.
Contoh sifat anisotropik
Sifat mekanis kristal, seperti ketahanan terhadap
geseran, akan berbeda jika arah geseran berbeda
Deformasi kisi sepanjang salah satu arah melibatkan
penghilangan deret yang terbentuk dari dua atom
secara berselang seling,
Deformasi menurut arah lain melibatkan
penghilangan deret yang terdiri dari atom-atom
sejenis.
STRUKTUR KRISTAL
Suatu substansi dimana partikel-
partikel (atom/molekul/ion) terkemas
rapat bersama-sama melalui suatu
cara tertentu dengan energi
potensial paling minimum.
UNIT SEL (SEL SATUAN)
Unit terkecil dari struktur kristal.
Pengulangan unit sel dengan suatu pola tertentu
membentuk struktur kristal.

Sel satuan (unit sel)

Ada empat jenis Unit Sel,


yaitu : P, I, F dan C
P = Primitif (simple)
Pengulangan sel satuan membentuk I = Body (badan)
struktur kristal (gambar dua dimensi) F = Face (muka)
C = Side (alas)
KISI KRISTAL (LATTICE)
Susunan tiga dimensi titik-titik kisi dalam ruang
yang menunjukkan pola rangkaian tatanan terulang
(unit sel) dari partikel penyusun kristal

Parameter Kisi Kristal


Panjang Rusuk dinyatakan dengan
Notasi : a (sepanjang sumbu x)
b (sepanjang sumbu y)
c (sepanjang sumbu z)
Besar Sudut dinyatakan dengan
Notasi : α (sudut zy)
β (sudut xz)
γ (sudut xy)
TUJUH SISTEM KISI KRISTAL DASAR
Penentuan Koordinat Dalam Kisi Kristal

Posisi P ditentukan
dengan koordinat
(qrs)

Setiap titik koordinat


merupakan bilangan
hasil pembagian

Koordinat P adalah
(½½½)

Koordinat q Koordinat r Koordinat s


dinyatakan dinyatakan dinyatakan
dengan panjang dengan panjang rb dengan panjang
qa pada sumbu x pada sumbu y sc pada sumbu z
Contoh: Tentukan Koordinat Titik P

 Posisi titik P (¼ 1 ½)
Tentukan koordinat semua titik kisi untuk unit sel kubus
pusat badan (bcc)

Jawaban : Ada 8 titik (di setiap sudut) dan 1 di tengah


(0 0 0), (1 0 0), (1 1 0), (0 1 0),
(0 0 1), (1 0 1), (1 1 1), (0 1 1)
(½ ½ ½),
Penentuan Jumlah Atom dalam Unit Sel

fcc

Perhatikan :
Bola yang tergambar pada kisi bukan mewakili satu partikel (atom,
molekul,ion) tetapi menunjukkan titik sudut persekutuan dari partikel
yang menempati lokasi tersebut
Bagaimana menghitung jumlah partikel (atom) yang terdapat dalam I unit sel ?
Perhatikan :
Atom-atom yang berbeda posisinya dalam sel berbagi dengan unit sel yang lain
 Atom sudut berbagi dengan 8 sel lain, jadi ada 1/8 atom per sel
 Atom muka (face) berbagi dengan 2 sel lain, jadi ada 1/2 atom per sel
 Atom badan (body) ada 1 atom per sel
(tidak berbagi dengan sel lain, karena ada di tengah)
Faktor Kemasan Rapat
 Bila suatu benda berbentuk bulat disusun membentuk pola
tertentu, sehingga satu sama lain saling bersentuhan
(terkemas rapat) selalu saja ada rongga/lubang di antara
bola-bola tersebut
 Untuk mengetahui efesiensi susunan kemasan rapat dari
setiap unit sel, dihitung dari APF (atomic packing factor) atau
faktor kemasan rapat unit sel tersebut
Pertanyaan : Berapa faktor kemasan rapat dari setiap unit sel
dalam kristal ?

Total volume atom dalam unit sel


APF =
Volume unit sel

APF x 100 % menunjukkan faktor efesiensi kemasan rapat


Kubus Sederhana/primitif (SC)
• Bilangan koordinasi # = 6
(Jumlah atom tetangga)

Jumlah atom per unit sel = 1/8 X 8 = 1 atom/sel


Volume/atom
Atom/unit sel
4
1 x π (0,5 a ) 3
APF = 3
a3
Volume/unit sel

APF untuk kubik sederhana = 0.52 atau 52 %


Kubus Berpusat Badan (BCC)
Bilangan koordinasi = 8
Panjang rusuk sesuai arah kemasan =
4R = √3.a
Jari-jari atom R = (√3.a) / 4

Setiap unit sel mengandung =


1 + (8 x 1/8) atom = 2
atom/selsel
Atom/unit
Volume/atom
4
2 x π ( 3 a / 4) 3
APF = 3
a3
Volume/unit sel

R APF untuk bcc = π√3/8 = 0.68


a
atau 68 %
Kubus Berpusat Muka (FCC)
Bilangan koordinasi = 12
Panjang rusuk sesuai arah kemasan =
4R = √2. a
Jari-jari atom =( √2.a)/4
Setiap unit sel mengandung =
(6 x ½) + (8 x 1/8) atom = 4 atom/sel
Atom/unit sel Volume/atom
4
4 x π ( 2 a / 4) 3
APF = 3
a3
Volume/unit sel

APF untuk fcc = π/(3√2) = 0.74


atau 74%

a Struktur kemasan rapat yang paling mungkin


adalah (fcc), karena efesiensinya paling besar
STRUKTUR KEMASAN RAPAT
Struktur kemasan rapat :
 Struktur logam dipandang terbentuk oleh tatanan
atom-atom yang terkemas (packing) bersama-sama
dalam suatu kristal
 Pada kemasan rapat tatanan atom-atom terkemas
meminimalisir terdapatnya rongga-rongga,
sehingga energi paling rendah  stabil
 Konsep kemasan rapat mengasumsikan bahwa
atom-atom berupa bola yang keras dan memiliki
ukuran sama untuk atom yang sama
PENYUSUNAN STRUKTUR KEMASAN RAPAT
Pembentukan Lapisan
Pertama A
 terdapat 6 lubang/rongga

Pembentukan Lapisan Kedua Pola AB


(lingkaran biru),
namun masih terdapat lubang
(lingkaran kuning)
Lapisan Kedua Pola A, B menghasilkan dua jenis lubang (rongga), yaitu

Lubang Tetrahedral dan Lubang Oktahedral

Lapisan Kedua

Lubang tetrahedral dikelilingi empat Lubang oktahedral dikelilingi enam


atom tetangga (3-merah dan 1-biru) atom tetangga (3-merah dan 1-biru)

Bila semua lubang tetrahedral Bila semua lubang oktrahedral


ditutup, lapisan ketiga ditutup, lapisan ketiga
mengikuti pola ABAB.. mengikuti pola ABCABC..

Terbentuk Struktur Kemasan Terbentuk Struktur Kemasan


Rapat Heksagonal (hcp) Rapat kubus pusat muka (fcc)
Lapisan Pertama A Lapisan Kedua B

Proyeksi 2 Dimensi

Lapisan A
Lapisan B

Lapisan C

Lapisan A

Pola…ABCABCABC… Pola…ABABAB…
[Kubus pusat muka (FCC)] [Kemasan rapat heksagonal(HCP)]
Gambar tampak samping untuk ccp atau fcc
Dengan pola ABC
A
B Pola ABCABC.... = Kemasan rapat kubus (CCP) atau
C kubus pusat muka (FCC) : a = b =c, α= β = γ = 90°
Ada 4 atom di dalam unit sel :
(0, 0, 0) (0, 1/2, 1/2) (1/2, 0, 1/2) (1/2, 1/2, 0)
Bilangan koordinasi : 12
APF = 0,72 Effesiensi = 72 %
Pola ABABAB.... menghasilkan Kemasan
Rapat Hexagonal (HCP)
Unit sel menunjukkan simetri penuh
pengulangan Hexagonal :
a = b, c = 1.63a, α = β = 90°, γ = 120°
Ada 2 atom di dalam unit sel :
(0, 0, 0) (2/3, 1/3, 1/2)
Bilangan koordinasi : 12
APF = 0,72 Effesiensi = 72 %
untuk rasio ideal rusuk c/a = 1,63
Beberapa logam berada dalam struktur bukan
kemasan rapat,
Yaitu : Kubus Pusat Badan (BCC)
APF = 0,68
Efesiensi = 68 %
Bilangan koordinasi = 8
Jumlah atom/unit sel = 2
Perbandingan Struktur Kristal
Kemasan Rapat (Close Packing)
Struktur kristal Bil koordinasi APF Arah
Kemasan rapat
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kubus S e de rhana (S C) 6 0.52 s udut kubus

Kubus Pus at Badan (BCC) 8 0.68 diag o nal badan

Kubus Pus at Muka (FCC) 12 0.74 diag o nal muka

He xag o nal (HCP ) 12 0.74 s is i he xag o nal


------------------------------------------------------------------------------------------------
Struktur Kristal Logam
 Struktur kristal logam berupa struktur kemasan rapat (close packed)
 Kemasan rapat sederhana untuk logam ada dua jenis, yaitu ccp
(fcc), dan hcp
 Struktur kemasan rapat pada logam, mengakibatkan logam
mempunyai densitas yang tinggi.
 Logam dengan struktur ccp (fcc) mempunyai delapan bidang geser
yang simetris, sehingga berhubungan erat dengan kemudahannya
untuk dibengkokan atau dibentuk (ditempa) (Contoh : Al, Au, Ag, Cu,
Pd, Pt, Ni dan Pb)
 Logam dengan struktur hcp mempunyai satu bidang geser,
sehingga bersifat rapuh (contoh : Co, Mg, Ti dan Zn)
 Beberapa logam dengan elektron valensi rendah mengadopsi
struktur bcc yang bukan struktur kemasan rapat, sehingga sifatnya
tidak sekeras logam dengan struktur ccp dan hcp (contoh : Ba, Cs,
Cr, Fe, K, dan W)
 Beberapa logam dapat mempunyai struktur yang berbeda
tergantung pada suhu dan tekanan (disebut polimorfisme)
hc (4H) ;
Struktur kemasan rapat kombinasi antara hcp –
antikuboktahedron dan ccp - kuboktahedron
Menghitung Densitas Teoritis (ρ)
 (Densitas = massa jenis)
 Densitas, (ρ) = massa/volume
 massa = jumlah atom/unit sel x massa tiap atom
 massa tiap atom = massa atom relatif/bil. Avogadro
 Vc = Volume unit sel

Jml atom/unit sel Massa molar atom (g/mol)

nA
ρ=
VcN A
Volume/unit sel
Bilangan Avogadro
(cm3/unit sel)
(6 x 1023 atom/mol)
Densitas teoritis (ρ)
Jml atom/unit sel Massa molar atom (g/mol)

nA
ρ=
VcN A
Volume/unit sel Bilangan Avogadro
(cm3/unit sel) (6 x 1023 atom/mol)
Contoh : Tembaga (Cu)
Struktur kristal = fcc ; 4 atom/unit sel
(data dapat dilihat
Massa molar atom = 63,55 gram/mol pada tabel di slide
Jari-jari atom R = 0,128 nm (1 nm = 10-7 cm) berikutnya)
Vc = a3 : untuk fcc , a (pj.rusuk)= 4R/√2
Vc = 4,75 x 10-23 cm3
4 atom/unit sel × 63,55 g/mol
ρ= = 8,89 g/cm 3

(4,75 × 10 − 23 ) cm 3 / unit sel × (6 × 10 − 23 ) atom/mol

Massa jenis (densitas) teoritis = ρ Cu = 8,89 g/cm3


Bandingkan dengan hasil percobaan (lihat tabel) = ρ Cu = 8,94 g/cm3
Karakteristik Beberapa Unsur pada 20o C
At. Weight Density Crystal Atomic radius
Element Symbol (amu) (g/cm 3 ) Structure (nm)
Aluminum Al 26.98 2.71 FCC 0.143
Argon Ar 39.95 ------ ------ ------
Barium Ba 137.33 3.5 BCC 0.217
Beryllium Be 9.012 1.85 HCP 0.114
Boron B 10.81 2.34 Rhomb ------
Bromine Br 79.90 ------ ------ ------
Cadmium Cd 112.41 8.65 HCP 0.149
Calcium Ca 40.08 1.55 FCC 0.197
Carbon C 12.011 2.25 Hex 0.071
Cesium Cs 132.91 1.87 BCC 0.265
Chlorine Cl 35.45 ------ ------ ------
Chromium Cr 52.00 7.19 BCC 0.125
Cobalt Co 58.93 8.9 HCP 0.125
Copper Cu 63.55 8.94 FCC 0.128
Flourine F 19.00 ------ ------ ------
Gallium Ga 69.72 5.90 Ortho. 0.122
Germanium Ge 72.59 5.32 Dia. cubic 0.122
Gold Au 196.97 19.32 FCC 0.144
Helium He 4.003 ------ ------ ------
Hydrogen H 1.008 ------ ------ ------
Soal Latihan
1.Besi Fe mengkristal dengan struktur
bcc. Diketahui panjang rusuk adalah
0,2861 nm. Hitung densitas teoritis
besi dan jari-jari atomnya ?
2. Besi juga dapat mengkristal dalam
struktur fcc (polimorfisme). Dengan
asumsi jari-jari atom tetap. Hitung
densitas teoritis besi ?

Jawab : 1. ρ = 7,92 g/cm3 Jari-jari atom R = 0,124 nm


2. ρ = 8,66 g/cm3
DAFTAR RUJUKAN
 Brady, James E & John R. Holum. 1993. Chemistry, The
Study Of Matter and Its Changes. Canada : John Wiley &
Sons, Inc.
 Cotton F. Albert & Geoffrey Wilkinsons.1989. Basic Inorganic
Chemistry. New York. : John Wiley & Sons , Inc.
 Gary Wulfsberg, 1991. Principles of Descriptive Inorganic
Chemistry. California : University Science Book.
 Huheey. James E. 1983. Inorganic Chemistry. Principles of
Structure and Reactivity. Third Ed. New York : Harper & Row.
Pub.
 Kristian H,Sugiyarto. 2003. Kimia Anorganik II. (Common Text
Book). UNY-JICA .Yogyakarta
 Meisler, G.I & Tarr, D.A. 1991. Inorganic Chemistry. New
Jersey: Prentice Hall. Shriver,
 D.F, Atkins,P.W & Langford,C.H. 1996. Inorganic Chemistry
2nd ed.. Tokyo : Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai