Anda di halaman 1dari 4

Tugas Analisis Jurnal tentang Kegawatdaruratan Trauma pada Anak, Wanita Hamil dan Geriatri

KAJIAN DESKRIPSI
Judul Jurnal Aplikasi Paediatric Triage Metode Jumpstart Mempengaruhi Kesiapan
Penanganan Awal Kegawatdaruratan Pada Anak
Masalah Utama Perbedaan kesiapan penanganan awal kegawatdaruratan pada anak
sebelum dan sesudah pemberian aplikasi Paediatric Triage metode
JumpSTART
Pertanyaan penelitian Ada pengaruh pemberian aplikasi Paediatric Triage metode
JumpSTART terhadap kesiapan penanganan awal kegawatdaruratan pada
anak ?
Kajian Pustaka triage; JumpSTART; anak; kegawatdaruratan
Metode Penelitian Tempat penelitian di SDN Purwosari I Kabupaten Pasuruan
Populasi meliputi seluruh guru dan karyawan yang bekerja di SDN
Purwosari I Kabupaten Pasuruan sebanyak 21 orang dan teknik
sampling menggunakan purposive sampling sebanyak 16 orang sesuai
dengan kriteria Inklusi
Penelitian mengggunakan desain penelitian eksperimentaldengan
pendekatan the pretest and posttest one group design dimana
pengukuran kesiapan penanganan awal kegawatdaruratan dilakukan di
awal dan di akhir atau setelah pemberian perlakuan.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variable kesiapan
menggunakan kuesioner dan lembar observasi yang disusun peneliti
berdasarkan tinjauan pustaka
Hasil Penelitian Jumlah kesiapan subyek penelitian sebelum diberikan aplikasi
separuhnya atau 8 orang mempunyai kesiapan pada tingkat tidak baik
dan sesudah diberikan aplikasi meningkat menjadi 4 orang pada tingkat
baik, dan masing-masing 2 orang pada tingkat cukup dan kurang. Pada
taraf kepercayaan 95% menggunakan Uji Marginal Homogenity
didapatkan p value 0.001 <(α0,05), artinya H0 ditolak sehingga terdapat
pengaruh aplikasi Paediatric Triage metode JumpSTART terhadap
kesiapan penanganan awal kegawatdaruratan pada anak di SDN
Purwosari I Kabupaten Pasuruan.
Kesimpulan Separuh responden (mempunyai kesiapan penanganan kegawat
daruratan pada anak dalam kategori tidak baik sebelum diberikan
aplikasi Paediatric Triage metode JumpSTART.
Lebih dari separuh responden mempunyai kesiapan penanganan
kegawatdaruratan pada anak dalam kategori baik sesudah diberikan
aplikasi Paediatric Triage metode JumpSTART.
Ada pengaruh pemberian aplikasi Paediatric Triage metode
JumpSTART terhadap kesiapan penanganan awal kegawatdaruratan pada
anak menggunakan Uji Marginal Homogenity diperoleh p value sebesar
0.01<(α0,05)
KAJIAN DESKRIPSI
Judul Jurnal Hubungan Riwayat Trauma Terhadap Kejadian Abortus Di RSUD Ulin
Banjarmasin Tahun 2011
Masalah Utama Riwayat trauma terhadap kejadian abortus di RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2011
Pertanyaan penelitian Adakah hubungan riwayat trauma terhadap kejadian abortus di RSUD
Ulin Banjarmasin tahun 2011 ?
Kajian Pustaka riwayat trauma, abortus, pijat perut
Metode Penelitian Tempat penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin 2011
Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil kurang dari 20 minggu di
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2011. Didapatkan jumlahsampel
sebanyak 251 orang dan jumlah control sebanyak 323 orang. Sampel
yang memiliki riwayat trauma sebanyak 41 (16%) orang, dan tanpa
riwayat trauma sebanyak 210 (84%).
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%. Jika terjadi perbedaan bermakna, dilanjutkan dengan
mendapatkan nilai prevalence odds ratio (POR)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran
kuesioner abortus yang dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi
RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2011 dan rekam medik ibu hamil kurang
dari 20 minggu di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Ulin
Banjarmasin tahun 2011.
Hasil Penelitian Kekuatan hubungan diketahui dengan menghitung prevalence odds ratio
(POR). POR yang diperoleh adalah sebesar 7,688 dengan IK 95% =
3,533 < OR < 16,727. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa setiap orang
yang memiliki riwayat trauma mempunyai risiko sekitar 8 kali lipat
lebih besar untuk mengalami abortus dibanding pasien tidak memiliki
riwayat trauma.
Dari penelitian ini adalah terdapatnya 262 kasus abortus pada ibu hamil
di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2011, dengan rincian 41 (16%) orang
abortus dengan riwayat trauma, sedangkan tanpa riwayat trauma
sebanyak 210 (84%) orang di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2011
Kesimpulan Antara riwayat trauma dan kejadian abortus di RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2011 terdapat hubungan yang bermakna, yakni ibu hamil yang
memiliki riwayat trauma dapat meningkatkan risiko kejadian abortus
sebanyak 8 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat
trauma (p = 0,000, POR = 7,688).
Saran untuk penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
dasar untuk memberikan masukan kepada bagian – bagian Obstetri dan
Ginekologi RSUD Ulin Banjarmasin untuk melakukan konseling
terhadap pasiennya dalam melakukan antenatal care dan melakukan
anamnesa yang akurat mengenai kejadian-kejadian yang dapat
mengganggu kehamilan seperti kejadian trauma yang pada umumnya
dianggap tidak serius oleh ibu hamil, seperti kejadian terjatuh, hingga
pijat perut yang masih dilakukan hingga saat ini.

KAJIAN DESKRIPSI
Judul Jurnal Penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan fraktur dentoalveolar pada
pasien usia lanjut dengan penyakit sistemik
Masalah Utama Kegawatdaruratan fraktur dentoalveolar pada pasien usia lanjut dengan
penyakit sistemik
Pertanyaan penelitian Bagaimana Penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan fraktur
dentoalveolar pada pasien usia lanjut dengan penyakit sistemik
Kajian Pustaka Fraktur dentoalveolar, usia lanjut, penyakit sistemik
Metode Penelitian Poliklinik Bedah Mulut, Bagian Trauma, Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Hasan Sadikin, Indonesia
Laporan Kasus: Seorang perempuan usia 72 tahun datang dengan
keluhan perdarahan pada mulut. Riwayat trauma pasien sedang berjalan
di dalam rumahnya, tiba-tiba ptergelincir dan terjatuh dengan
mekanisme mulut membentur lantai terlebih dahulu. Riwayat penyakit
sistemik penyakit jantung, hipertensi dan diabetes mellitus sejak 10
tahun yang lalu. Pasien mengonsumsi obat aspilet, metformin,
allopurinol, spironolactone, rosuvastatin calcium. Pemeriksaan klinis
terdapat fraktur dentoalveolar. Pasien terlebih dahulu di konsul ke
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam karena pasien menderita penyakit
sistemik dan mengonsumsi obat antikoagulan. Pengobatan selanjutnya
melakukan ekstraksi gigi, irigasi luka dan penjahitan luka dengan
menggunakan anastesi lokal Lidokain murni. Medikasi dengan
pemberian Amoxicillin tablet 500 mg, Ranitidin tablet 150 mg,
Ibuprofen tablet 400 mg dan penyuntikan Serum Anti-Tetanus
Memaparkan dan mendiskusikan penatalaksanaan kegawatdaruratan
yang cepat dan tepat serta penutupan luka pada pasien usia lanjut
dengan fraktur dentoalveolar disertai penyakit sistemik dengan anestesi
lokal di IGD.
Hasil Penelitian Penatalaksanaan kasus kegawatdaruratan fraktur dentoalveolar pada
pasien usia lanjut dengan penyakit sistemik dengan segera dan cepat
disertai dengan konsul ke Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam untuk
meminimalisir risiko kegawatdaruratan. Pengobatan fraktur
dentoalveolar berupa ekstraksi gigi, irigasi luka dan penjahitan luka
menggunakan anastesi lokal serta medikasi antibiotik, anti nyeri dan
penyuntikan serum anti tetanus disertai pendekatan psikologis dapat
menyembuhkan kondisi pasien dalam 7 hari.
Kesimpulan Penanganan kegawatdaruratan fraktur dentoalveolar pada pada pasien
dengan penyakit sistemik yang membutuhkan tindakan yang cepat dan
tepat serta membutuhkan tingkat kooperatif yang tinggi. Pasien ini
kurang kooperatif dalam pengobatan penyakit sistemiknya, sehingga
perlu dikonsulkan ke Bagian Penyakit Dalam.
Saran : Proses penuaan mengakibatkan penurunan berbagai fungsi organ
sehingga penaganannya harus lebih intensif dari pada pasien yang lebih
muda pada trauma yang sama. Segera melakukan resusitasi secara cepat
dan tepat dapat menghasilkan outcome yang lebih baik dan menurunkan
mortalitas dan morbiditas pada pasien lansian dengan trauma.

Anda mungkin juga menyukai