Anda di halaman 1dari 32

Bidang Ilmu: Obstetri dan Ginekologi

USUL PENELITIAN KELOMPOK

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN GRAVIDA DENGAN


KEJADIAN PLASENTA PREVIA
(Studi Observasi Analitik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Mei – Agustus 2018)

TIM PENGUSUL

Ketua Tim
NIK/NIDN
dr. Hj. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG 210102065 / 0615077502

Anggota Tim
dr. Herlin Ajeng Nurrahma 210116191

Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
Juni , 2018
Judul Penelitian : HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA
PASIEN GRAVIDA DENGAN KEJADIAN
PLASENTA PREVIA
(Studi Observasi Analitik di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Mei – Agustus 2018)
Bidang Penelitian : Obstetri dan Ginekologi
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : dr. Hj. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG
b. NIP/NIK : 210102065
c. NIDN : 0615077502
d. Jabatan Fungsional : Pengajar
e. Jabatan Struktural : Pembimbing Klinik Bagian Ilmu Obstetri dan
: Ginekologi
f. Fakultas/Jurusan : Kedokteran
g. Pusat Penelitian : Universitas Islam Sultan Agung
h. Alamat Institusi : Jalan Kaligawe KM 4
i. Telp/Faks/Email
Waktu Penelitian : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Keterlibatan Mahasiswa : 2 orang
Pembiayaan
a. Tahun pertama : Rp 10.000.000,00
b. Tahun kedua : -
c. Tahun ketiga : -

Semarang, 29 Juni 2018


Mengetahui,
Dekan Ketua Peneliti,

Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF dr. Hj. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG
NIK. 0615077502
NIK. 210199049

Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dr. Heru Sulistyo, MSi


NIK. 210493032
PERSYARATAN ETIK

Subyek penelitian yang digunakan adalah pasien dengan Plasenta Previa pada kehamilan di

Bangsal Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Islam Sultan Agung pada tahun 2017 sampai tahun

2018 dengan menggunakan rekam medis pasien. Pengambilan data dilakuan di Rumah Sakit Islam

Sultan Agung pada bulan September 2018.

Kemudian data yang diperoleh diproses, disunting, ditabulasi, dan diskrining, dianalisis secara

deskriptif.

Seluruh prosedur penelitian telah disetujui oleh komisi etik penelitian Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Sultan Agung dan telah mendapatkan surat perstujuan untuk melakukan penelitian

(ethical clearance).
RINGKASAN

Kadar Hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status gizi ibu hamil.
World Health Organization (WHO) merekomendasikan kadar hemoglobin ibu hamil ideal adalah ≥ 11
gr/dl dan tidak dibawah 10,5 gr/dl pada trimester II kehamilan. Plasenta previa merupakan plasenta
yang letaknya pada segmen bawah rahim sehingga menyebabkan ostium uteri internum tertutupi
sebagian atau seluruhnya. Faktor lain yang dapat mempengaruhi frekuensi Plasenta previa yaitu
berkurangnya vaskularisasi pada plasenta. Plasenta dengan vaskularisasi yang tidak cukup kemudian
melakukan perluasan sampai menutupi seluruh bagian jalan lahir. Plasenta previa meningkatkan risiko
mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kadar
haemoglobin pada pasien gravida dengan kejadian plasenta previa di RS Islam Sultan Agung
Semarang.

Penelitian studi analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan
pada 97 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Data diambil dari dokumen rekam
medis pasien bulan Mei – Agustus 2018 di RS Islam Sultan Agung. Analisis data penelitian ini
mengunakan uji Chi Square.

Kata kunci : Kadar Hemoglobin, Plasenta Previa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kadar Hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk mengetahui status gizi

ibu hamil. World Health Organization (WHO) merekomendasikan kadar hemoglobin

ibu hamil ideal adalah ≥ 11 gr/dl dan tidak dibawah 10,5 gr/dl pada trimester II

kehamilan. Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah satu

permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb yang kurang

dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil

meningkatkan resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko

perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu

dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat

memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka

kematian bayi, dimana berdasarkan SDKI tahun 2007 angka tersebut masih cukup

tinggi, yaitu angka kematian ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka

kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup.

Plasenta previa meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi

karena perdarahan masif. Masalah perdarahan hebat yang berhubungan dengan

plasenta previa terjadi tidak hanya selama kehamilan, tapi juga pada saat setelah

sectio caesarea (Ojha, 2012). Komplikasi utama yang menimbulkan perdarahan yang

cukup banyak dan fatal akibat plasenta previa adalah kejadian plasenta aktreta akibat

dari plasenta yang terletak di segmen bawah rahim dan mengakibatkan jaringan

trofoblast menginfasi hingga ke dalam miometrium selanjutnya menuju perimetrium

dan perlu dilakukan penanganan histerektomi (Weiner et al, 2016).


Faktor lain yang dapat mempengaruhi frekuensi Plasenta previa yaitu

berkurangnya vaskularisasi pada plasenta (Halimi, 2011). Plasenta dengan

vaskularisasi yang tidak cukup kemudian melakukan perluasan sampai menutupi

seluruh bagian jalan lahir (Cresswell, 2013). Berkurangnya vaskularisasi pada

plasenta dapat diakibatkan oleh kurangnya kadar hemoglobin pada ibu hamil. Melihat

dari hasil survey awal dengan mengamati data bagian rekam medis kandungan di RSI

Sultan Agung Semarang terdapat peningkatan kejadian plasenta previa. Kejadian

plasenta previa tahun 2016 sebanyak 48 kasus dan tahun 2017 meningkat sebanyak

114 kasus.

Maka diperlukan upaya untuk menurunkan angka kejadian Plasenta previa

yaitu melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali secara berkala sejak usia

kehamilan masih muda. Pada ibu hamil yang memiliki resiko kejadian Plasenta previa

diawasi serta dirujuk ke bagian pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu menangani

Pengetahuan ibu hamil yang kurang untuk mampu mempertahankan kebutuhan

gizi yang diperlukan saat hamil menyebabkan banyak angka kematian ibu hamil saat

melahirkan. Kesehatan ibu secara fisik atau mental berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan janin dan plasenta dalam kandungan. Salah satu cara supaya bayi

yang dilahirkan sehat dan selamat yaitu dengan pemeliharaan kesehatan ibu.

Kerawanan dan ketergantungan janin pada ibu mengarah terhadap kebutuhan dan

perawatan khusus selama kehamilan (Prawirohardjo, 2009).

Berdasarkan paparan diatas, penulis menganggap perlu dilakukan penelitian

tentang hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian Plasenta previa.

1.2. Rumusan Penelitian

Adakah hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian plasenta previa di RSI

Sultan Agung Semarang?


1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian plasenta previa.

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Mengetahui jumlah ibu hamil yang mengalami plasenta previa di Rumah

Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

1.3.2.2 Mengetahui kadar haemoglobin pada ibu hamil yang mengalami plasenta

previa di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

1.3.2.3 Mengetahui hubungan kadar haemoglobin pada ibu hamil dengan kejadian

plasenta previa di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

Sebagai pengetahuan dan informasi serta membantu untuk memprioritaskan

program kesehatan dalam upaya menurunkan angka kejadian plasenta previa


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Plasenta Previa

2.1.1. Definisi

Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya pada segmen bawah

rahim sehingga menyebabkan ostium uteri internum tertutupi sebagian atau

seluruhnya. (Wiknjosastro, 2010). Plasenta biasanya berimplantasi pada bagian

atas segmen rahim. Namun pada plasenta previa, baik sebagian atau seluruh

plasenta terletak pada segmen bawah rahim (Oxorn dan William, 2010).

2.1.2. Perkembangan Anatomi Plasenta

Proses pembentukan struktur dan jenis plasenta dikenal dengan sebutan

plasentasi. Proses ini dimulai setelah embrio bernidasi ke dalam endometrium.

Proses ini pada manusia berlangsung antara 12- 18 setelah pertemuan hasil

konsepsi (Oxorn dan William, 2010). Saat plasenta berusia empat bulan

berbagai struktur dasar dapat mulai dikenali (Gambar 2. 1), yaitu tali pusar,

amnion, lempeng korionik, percabangan vili, lempeng basal dan kotiledon

(Manuaba, 2010)
Gambar 2.1 Bagian - bagian plasenta
(Yeesles & Jha, 2016)

Plasenta terdiri dari dua bagian yaitu bagian maternal (Gambar 2.2.a)

dan bagian fetal (Gambar 2.2.b). Bagian maternal plasenta memiliki permukaan

keriput, ditandai dengan kotiledon. Bagian fetal plasenta tampak halus dan

berkilau (Manuaba, 2010).

a.

b.

Gambar 2.2. a. Bagian maternal dan b. Bagian fetal


(Yeesles & Jha, 2016)

Hasil konsepsi yang telah mencapai stadium blastula disebut blastokista,

suatu bentuk yang terdiri dari dua bagian, bagian luarnya adalah trofoblas dan

bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang
menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Perkembangan

diferensisasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dapat

berkembang dan berdiferensiasi menjadi tiga jenis yaitu (1) sinsisiotrofoblas

yang aktif menghasilkan hormon, (2) trofoblas jangkar ekstravili yang akan

menempel pada endometrium, dan (3) trofoblas yang invasif (Wiknjosastro,

2010).

Kadar hCG berperan sebagai pengatur invasi trofoblas. HCG yang

dihasilkan oleh sinsisiotrofoblas selanjutnya menjadikan sitotrofoblas sekresi

noninvasif hormone. Trofoblas semakin dekat dengan endometrium, dihasilkan

kadar hCG yang berangsur menurun, dan mengakibatkan trofoblas

berdiferensiasi dalam sel- sel jangkar yang menghasilkan protein perekat

plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas- trofoblas invasive lain yang lepas

dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan

protease dan inhibitor protease yang diduga berperan dalam proses invasi ke

dalam jaringan maternal (Oxorn dan William, 2010).

Trofoblas invasif berpenetrasi ke bagian vaskular dari endometrium

dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi. Terbentuk sinus

intertrofoblastik yaitu ruang - ruang berisi darah maternal dari pembuluh -

pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berlanjut hingga

membentuk ruangan – ruangan interviler di mana vili korialis seolah – olah

terapung – apung diantara ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Tiga

minggu pasca fertilisasi dimulai pembentukan vili korialis yang kelak tumbuh

menjadi sebuah plasenta. Plasenta kemudian akan berimplantasi pada mukosa

rahim. (Manuaba, 2010).


Mukosa rahim pada keadaan tidak hamil terdiri dari stratum kompakta

dan stratum spongiosa, sedangkan mukosa rahim pada keadaan hamil disebut

desidua. Desidua (Gambar 3) terdiri dari beberapa bagian, tergantung

hubungannya dengan embrio: (1) Desidua basalis, dimana implantasi

berlangsung dan lempeng basal terbentuk (Manuaba, 2010). Terletak antara

hasil konsepsi dan dinding uterus (Wiknjosastro, 2010). (2) Desidua capsularis,

berbentuk seperti kapsul di sekitar korion (3) Desidua parietalis, di dinding

rahim yang berlawanan (Manuaba, 2010). Bulan ke empat janin semakin besar

sehingga desidua capsularis bersentuhan dengan desidua parietalis.

Penggabungan dua desidua ini menyebabkan hilangnya rongga uterus (Oxorn

dan William, 2010).

Proses selanjutnya adalah pembentukan chorionic membran yang kelak

menjadi korion. Vili korialis yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh

dengan baik, korion ini disebut korion frondosum. Bagian yang berhubungan

dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga lambat laun

menghilang; korion gundul ini disebut korion laeve. Darah ibu dan darah janin

dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang

demikian disebut plasenta jenis hemokorial, di sini tidak ada percampuran darah

janin dan darah ibu. (Cunningham, 2012).


Gambar 2.3. Desidua
(Yeesles & Jha, 2016)

2.1.3. Patofisiologi

Kejadian plasenta previa yang disebabkan oleh perdarahan antepartum

biasanya terjadi pada trimester ketiga sebab saat itu bagian segmen bawah

uterus berubah karena amakin bertambahnya usia kehamilan, segmen bawah

uterus semakin mengalami pelebaran, dan bagian serviks mulai terbuka.

Perdarahan ini dapat terjadi apabila plasenta terletak pada bagian atas ostium

uteri interna atau pada bagian bawah segmen uterus. Pembentukan bagian

segmen bawah uterus dan pembukaan ostium uteri interna selanjutnya dapat

menyebabkan robekan plasenta pada tempat implantasinya. (Cunningham,

2012).

Darah berwarna merah segar, pada perdarahan plasenta previa ini berasal

dari sinus uterus yang robek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus,

atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan pada kasus ini

tidak dapat dihindarkan karena serabut otot segmen bawah uterus belum mampu

berkontraksi untuk menghentikan perdarahan tersebut, tidak sama dengan


serabut otot pada uterus yang menghentikan perdarahan kala III pada plasenta

letak normal. Semakin rendah lokasi implantasi plasenta, maka semakin dini

perdarahan dapat terjadi. Oleh sebab itu, perdarahan pada plasenta previa

komplit atau totalis akan terjadi lebih dini dibandingkan dengan plasenta letak

rendah yang mungkin baru terjadi perdarahan setelah mulai persalinan (Oxorn

dan William, 2010).

2.1.4. Klasifikasi

2.1.2.1 Plasenta Previa Totalis

Plasenta previa totalis (Gambar 2.4.d) adalah plasenta yang menutupi

seluruh ostium uteri internum.

2.1.2.2 Plasenta Previa Parsialis

Plasenta previa parsialis (Gambar 2.4.c) adalah plasenta yang menutupi

sebagian ostium uteri internum.

2.1.2.3 Plasenta Previa Marginalis

Plasenta previa marginalis (Gambar 2.4.b) adalah plasenta yang

terpinya berada pada pinggir ostium uteri internum.

2.1.2.4 Plasenta Letak Rendah

Plasenta Letak Rendah (Gambar 2.4.a) adalah plasenta yang

bermplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi

bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dianggap plasenta letak

normal. (Wiknjosastro, 2010).


A B C D

Gambar 2.4. Klasifikasi Plasenta Previa


(Yeesles & Jha, 2016)
2.2. Hemoglobin

Hb merupakan protein yang mengandung Fe yang terdapat pada eritrosit dan

memberikan warna merah pada eritrosit (Tortora & Derrickson, 2009). Fungsi Hb

adalah untuk mengikat O2 dan menyalurkan ke jaringan, serta mengankut CO 2 dari

jaringan dikembalikan ke paru-paru. Terdapat beberapa jenis Hb, yaitu Hb A, Hb F dan

Hb A2. Saat kehidupan intrauterin seseorang akan memiliki Hb F (α 2γ2) terbanyak. Pada

saat umur 3-6 bulan, Hb A (α 2β2) merupakan hemoglobin terbanyak sedangkan Hb A2

(α2δ2) sekitar 2-5% dari jumlah total (Hoffbrand, et al., 2006).

2.2.1. Eritrosit

Eritrosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi dalam

pengangkutan O2 dan CO2 dalam tubuh. Proses produksi eritrosit atau

eritropoesis dibantu oleh hormon eritopoietin. Eritrosit diproduksi di sumsum

tulang dengan sel prekursor proeritroblas. Sel proeritroblas akan berdiferensiasi

menjadi beberapa sel. Diferensiasi pertama adalah sel basofil eritroblas dan

mulai mensisntesis hemoglobin sekitar 34% dilanjutkan menjadi sel

polikromatofil eritrobblas hingga berkembang dan kehilangan nukleus dan


menjadi sel retikulosit. Sel retikulosit ini masih mengandung sebagian organel

intraseluler seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma (Tortora &

Derrickson, 2009). Retikulosit akan dilepaskan ke sirkulasi lewat proses

diapedesis dan akan matang sekitar satu sampai dua hari dan menjadi eritrosit

yang matang (Guyton & Hall, 2006).

2.2.2. Sintesis Hb

Sintesis Hb berlangsung pada fase proeritroblas hingga retikulosit walaupun

hanya sebentar setelah beredar dalam sirkulasi darah. Tahapan pertama 2

suksinil-CoA yang dibentuk dari siklus krebs akan berikatan dengan 2 glisin

untuk membentuk inti pirol (Hoffbrand, et al., 2006). Setelah terbentuk empat

inti pirol akan bergabung membentuk protoporpirin. Protoporpirin akan berikatan

dengan feros (Fe2+) yang didapat dari siklus transferin untuk membentuk hem

(Thomas & Lumb, 2012). Sintesis protoporpirin dan Fe 2+ membentuk hem

berlangsung di mitokondria. Selanjutnya pada ribosom akan mensintesis asam

amino menjadi rantai polipeptida yang disebut globin yang nantinya akan

berikatan dengan hem membentuk rantai hemoglobin. Empat rantai hemoglobin

akan bergabung menjadi hemoglobin yang utuh. Variasi pembentukan rantai Hb

bergantung pada posrsi polipetida pada asam amino yang akan disintesis, yaitu

rantai alfa (α), rantai beta (β), rantai gama (γ) dan rantai delta (δ). Pada orang

dewasa Hb akan dibentuk dari dua rantai α dan dua rantai β.

2.2.3. Nilai Normal Kadar Hb

Tabel 2.1 Nilai Normal Hb (Fischbach & Dunning III, 2015)


Usia Kadar Hb (g/dl)
0-2 minggu 14,5-24,5
2-8 minggu 12.5-20.5
2-6 bulan 10.7-17.3
6 bulan-1 tahun 9.9-14.5
1-6 tahun 9.5-14.1
6-16 tahun 10,3-14,9
16-18 tahun 11,1-15,7
Pria >18 tahun 14,0-17,4
Wanita >18 tahun 12,0-16,0

Nilai normal Hb di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia,

jenis kelamin, letak geografis dan aktifitas.

1. Usia

Pada bayi baru lahir mempunyai kadar hemoglobin yang lebih tinggi

daripada setelah dewasa. (Braun & Miller, 2007).

2. Jenis kelamin

Kadar hemoglobin laki-laki lebih tinggi daripada perempuan (Braun &

Miller, 2007).

3. Letak geografis

Letak geografis seperti pada tempat yang tinggi dapat menurunkan tekanan

parsial oksigen sehingga menginduksi proses eritropoesis sehingga

mempengaruhi kadar hemoglobin (Braun & Miller, 2007).

4. Aktivitas fisik

Latihan fisik meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 20%. Peningkatan

hemogobin disebabkan oleh kompensasi tubuh dalam pengiriman oksigen ke

sel (Braun & Miller, 2007).

2.2.4. Anemia dalam kehamilan

Secara fungsional, anemia merupakan keadaan dimana sel darah merah

mengantarkan oksigen yang dibutuhkan ke jaringan perifer secara tidak adekuat.

Secara klinis, anemia merupakan kadar hemoglobin atau hematokrit dibawah

batas normal. Nilai normal hemoglobin pada wanita dewasa adalah 12 - 15 g/dL.5

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu pada trimester 1 dan 3 dengan kadar
haemoglobin di bawah 11 g/dL atau kondisi ibu pada trimester 2 dengan kadar

hemoglobin dibawah 10,5 g/dL. Pada wanita hamil terjadi kondisi hemodilusi

sehingga terdapat perbedaan nilai batas hemoglobin normal pada wanita hamil

dengan wanita tidak hamil

Tabel Nilai batas untuk anemia pada kehamilan


Status Kehamilan Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%)
Tidak Hamil 12,0 36
Hamil:
- Trimester I 11,0 33
- Trimester II 10,5 32
- Trimester III 11,0 33

2.2.4.1. Fisiologi anemia pada kehamilan

Anemia normositik normokrom dapat muncul pada minggu ke

7-8 kehamilan disebabkan oleh peningkatan volume plasma yang lebih

besar daripada peningkatan sel darah merah.7 Kebutuhan oksigen lebih

tinggi dalam kehamilan menyebabkan peningkatan produksi

eritropoietin. Peningkatan tersebut mengakibatkan volume plasma

bertambah dan sel darah merah meningkat. Peningkatan sel darah

merah yang terjadi lebih kecil daripada peningkatan volume plasma

yang disebut juga hemodilusi sehingga terjadi penurunan konsentrasi

hemoglobin. Perbandingan peningkatan tersebut adalah plasma darah

bertambah 30% sedangkan sel darah merah bertambah 18%. Anemia

yang disebabkan oleh ekspansi volume plasma tersebut merupakan

fisiologis pada kehamilan. Volume plasma yang meningkat akan

menurunkan kadar hemoglobin, hematokrit dan eritrosit. Akan tetapi

hal tersebut tidak menurunkan jumlah eritrosit dalam sirkulasi. Adanya

penurunan viskositas darah secara fisiologis ini adalah untuk

membantu meringankan kerja jantung. Selain itu, terdapat teori yang


menyatakan bahwa anemia fisiologis dalam kehamilan bertujuan untuk

menurunkan viskositas darah maternal sehingga meningkatkan perfusi

plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke janin

Peningkatan volume plasma dimulai pada minggu keenam

kehamilan hingga mencapai puncak pada minggu ke-24 kehamilan.

Setelah persalinan, kadar hemoglobin berfluktuasi dan kemudian naik

menjadi kadar seperti keadaan tidak hamil. Besarnya peningkatan kadar

hemoglobin pada masa nifas adalah hasil dari banyaknya hemoglobin

yang meningkat dalam masa kehamilan dan banyaknya kehilangan

darah saat persalinan.

2.2.4.2. Etiologi Anemia dalam Kehamilan

Penyebab spesifik anemia sangat penting untuk mengevaluasi

efek dari anemia terhadap kehamilan. 2 Keadaan-keadaan yang

merupakan predisposisi anemia defisiensi pada ibu hamil di Indonesia

adalah kekurangan gizi dan kekurangan perhatian terhadap ibu hamil.

Selain itu terdapat beberapa kondisi yang juga dapat menyebabkan

defisiensi kalori-besi, misalnya infeksi kronik, penyakit hati, dan

thalassemia

2.2.4.3. Gejala dan Tanda Anemia dalam Kehamilan

Gejala dan tanda anemia pada ibu hamil sangat tidak spesifik. 7

Biasanya ibu hamil dengan anemia akan datang dengan keluhan

lemah, pucat, dan mudah pingsan. Secara klinis, dapat dilihat tubuh

yang malnutrisi dan pucat. Apabila tekanan darah masih dalam batas

normal, perlu dicurigai adanya anemia defisiensi besi.3 Selain itu,

tanda-tanda seperti demam, memar, jaundice, hepatomegali, dan

splenomegali juga perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah ada

penyebab yang serius dari anemia.


2.2.4.4. Diagnosa Anemia dalam Kehamilan

Pemeriksaan penunjang awal yang perlu dilakukan adalah

pemeriksaan kadar hemoglobin dan darah tepi. Pemeriksaan

hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan standar,

kesulitannya adalah alat ini tidak selalu tersedia di semua layanan

masyarakat. Pemeriksaan penunjang yang berlebihan tidak efektif dan

tidak ekonomis untuk menguji setiap wanita hamil dengan anemia,

mengingat bahwa sebagian besar anemia dalam kehamilan yang

sifatnya ringan disebabkan oleh defisiensi zat besi. Maka dari itu,

terapi suplementasi besi perlu diberikan apabila ibu hamil yang

mengalami anemia tersebut belum mengkonsumsinya.

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

2.4.1 Kerangka Teori

Kadar Hemoglobin Vaskularisasi


Ibu Hamil Plasenta dan Janin

Perluasan plasenta sampai Penurunan


menutupi jalan lahir Vaskularisasi Plasenta

Plasenta Previa

2.4.2 Kerangka Konsep

Kadar
Plasenta Previa
Hemoglobin

2.1. Hipotesis
Kadar Hemoglobin mempengaruhi kejadian Plasenta Previa

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan menggunakan

data dari rekam medis yang kemudian dianalisis dengan rancangan cross sectional.

3.2. Variabel

3.2.1. Variabel

3.2.1.1. Variabel Bebas

Kadar Hemoglobin

3.2.1.2. Variabel Tergantung

Kejadian Plasenta Previa

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.2.1. Kadar Hemoglobin

Pengukuran kadar Hb salah satunya bisa menggunakan metode

Cyanmeth Hb-Drabkins yang sering digunakan di laboratorium dengan

satuan g/dl. Data kadar Hb diambil saat pasien masuk rawat inap di RSI

Sultan Agung Semarang, didapatkan melalui data laboratorium yang

ditunjukan oleh responden.

Skala : Rasio

3.2.2.2. Kejadian Plasenta Previa

Plasenta previa yaitu plasenta yang terletak berdekatan atau menutupi

sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Penentuan plasenta previa


berdasarkan diagnosis dokter yang tercatat pada rekam medik. Data

didapatkan dari dokumen rekam medis RSI Sultan Agung Semarang.

Skala : Nominal

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien gravida rawat

inap di RS Sultan Agung Semarang terhitung mulai Juni - Juli 2018 yang

tercatat di dokumen Rekam Medis

3.3.2. Sampel

Anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi diikutkan sebagai

subyek penelitian.

3.3.2.1 Kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien gravida usia 20-35 tahun

b. Dirawat di RSI Sultan Agung dengan rujukan Plasenta Previa

c. Bersedia menjadi sampel

2. Kriteria Eksklusi

a. Memiliki riwayat penyakit kelainan darah selain anemia

b. Memiliki riwayat penyakit kronik

c. Data tidak lengkap seperti: tidak ada keterangan kadar

hemoglobin dan tidak ada keterangan kejadian plasenta previa.

3.3.2.2 Besar Sample

Rumus besar sample mengikuti Kurniawan dan Maulina tahun 2015:


n = Jumlah sampel yang diperlukan

Z = Tingkat kemaknaan yang ditetapkan

( = 0,05 Z=1,96 ) (Kurniawan & Maulina, 2015)

P = Proporsi keadaan atau penyakit yang dicari

0,5 (Kurniawan & Maulina, 2015)

d = Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki

0,1 (Kurniawan & Maulina, 2015)

Q = Proposi orang yang tidak sakit


proporsi didapat dari 1-P

n = 96,04

Sampel dibulatkan menjadi 97

3.3.2.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Subyek disertakan dalam penelitian ini bila

memenuhi kriteria inklusi.

3.4. Instrumen Penelitian

3.4.1. Instrumen

Instrumen yang digunakan :

Dokumen Rekam Medis yang merupakan sumber data yang akan diteliti.

Daftar isian, yang berisi tentang :

a. Nomor register dokumen Rekam Medis


b. Usia Ibu

c. Kadar Hb

d. Kejadian plasenta previa

3.5. Tempat dan Waktu

3.5.1. Tempat

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

3.5.2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni- Agustus 2018.

3.6. Analisis Hasil

Data yang didapatkan dari hasil dokumen Rekam Medis rawat inap poli

kandungan RS Islam Sultan Agung dikumpulkan, kemudian dilakukan editing, coding

dan entry data. Data dianalisis uji data chi-square test pada tingkat kemaknaannya

adalah 95% (P<0,05), P lebih kecil dari alpha (P<0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima, menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel dependen dengan

variabel independen.
3.7. Alur Penelitian
Mengajukan ethical clearance ke Komisi Bioetika Penelitian
Kedokteran/Kesehatan FK Unissula.

Perizinan ke pihak RS Islam Sultan Agung untuk menggunakan


data dari dokumen Rekam Medis pasien rawat inap di poli
kandungan.

Melakukan analisis data dari dokumen Rekam Medis pasien yang


memenuhi kriteria inklusi.

Kadar Hemoglobin

Plasenta Previa

Menganalisa data hasil


pemeriksaan.
BAB IV

ANGGARAN DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran

Anggaran yang digunakan dalam penelitian ini terlampir dalam tabel sebagai berikut

No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan (Rp)


Tahun I
1 Gaji
Gaji dosen (2 x 250.000) 500.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan
Item Jumlah Harga Total
satuan
Template pengambilan data 100 500 50.000
3 Perjalanan 500.000
4 Publikasi Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi 1.500.000
5 Prosiding Internasional 3.000.000
Total 5.250.000

4.2 Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai April 2018 hingga Mei 2018. Jadwal terperinci

tercantum dalam tabel sebagai berikut

Uraian Juni 2018 Juli 2018


1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan proposal
Pengajuan Ethical Clearance
Pengambilan data RM
Analisis data
Pembuatan laporan dan manuskrip
publikasi
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, M. I., 2017. Impact of maternal age and parity in incidence of placenta previa.
International Journal of Current Research, 9(6), pp.53060-53064.

Amin, H. N., & Hardhi, K., 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda (North American Nursing diagnosis association nic-noc.
Yogyakarta; Mediaction Publishing.

Arora, M., Nayeemuddin, S., Ghatak, S. & Singh, B., 2014. Growth Impairment and Dental
Caries in Thalassemia Major Patients. Indian Journal of Clinical Anatomy and
Physiology, Volume 1, 15-21.
Bakta, I. M., 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Denpasar: EGC.
Bashir, A., Jadoon, H. N., Abbasi, A., 2012. Freuency of placenta previa in women with
history of previous caesarean and normal deliveries. Journal of Ayub Medical
College, 24(3-5), pp. 151-153.

Braun, C. A., & Miller, C., 2007, Pathophysiology: Functional Alterations in Human Health,
Philadelpia: Lippincott Williams And Wils.

Brosens, I. et al., 2017. The Impact of Uterine Immaturity on Obstetrical Syndromes During
Adolescence. The American Journal of Obstetrics & Gynecology, pp.1–10.

Cresswell, J. A. 2013. Prevalence of placenta praevia by world region: a systematic review


and meta-analysis. Journal of Trop Med Int Health. Diakses tanggal 22 Desember
2017

Cunningham, F. G., 2012. Obstetri Williams, Edisi 23, Cetakan 1, Jakarta : EGC.

Depdiknas, 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gurol-Urganci I., Cromwell, D. A., Edozien, L. C., Smith, G. C., Onwere, C., Mahmood, T.
A., Templeton, A., van der Meulen, J. H., 2011. Risk of placenta previa in second
birth after first birth cesarean section: a population-based study and meta-
analysis. BMC Pregnancy Childbirth , 11(1):95.

Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2006. Red Blood Cells, Anemia, and Polycythemia. In: Textbook
of Medical Physiology. China: Elsevier, 422.

Halimi, S., 2011. Association of placenta previa with multiparity and pevious cesarean
section. Journal of Postgraduated Medical Institute, 25(2), pp.139-142.

Kohari, K. S., Roman, A. S., Fox, N. S., Feinberg, J., Saltzman, D. H., Klauser, C. K.,
Rebarber, A., 2012. Persistence of Placenta Previa in Twin Gestations Based on
Gestational Age at Sonographic Detection. Journal of American Institute of
Ultrasound Medicine. 31, pp.985-989.
Kurniawan, H. & Maulina, M., 2015. Hubungan Antara Usia Ibu dan Paritas dengan
Kejadian Plasenta Previa di Rumah Sakit Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
tahun 2012 – 2013. Lentera Journal, 15(13), pp.17–22.

Maesaroh, S. & Oktarina, Y., 2014. Factors Associated with Placenta Previa di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Tahun 2014. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), pp.1-6.

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta; EGC.

Mochtar, R. 2008. Sinopsis Obstetri, Jilid I. Jakarta ; EGC.

Nankali, A., Keshavarzi, F., Shajari, A. and Daeichin, S. 2014. Frequency of Placenta Previa
and Maternal Morbidity Associated with Previous Cesarean Delivery. Open
Journal of Obstetrics and Gynecology, 4, pp.903-908.

Ojha, N. 2012. Obstetric factors and pregnancy outcome in placenta previa. Journal of
Institute of Medicine, 34(2), pp. 38-41.

Oxorn, H., & William, F. R., 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan,
Yogyakarta ; Yayasan Essentia Medica.

Prawirohardjo, sarwono, 2011. Ilmu Kandungan 3rd ed. M. Anwar, A. Baziad, & P.
Prabowo, eds., Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Pusdiknakes. 2010. Konsep Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta : PUSDIKNAKES-


WHOJHPIEGO.

Rao et al, 2012. Abnormal Placentation: evidence-based diagnosis and management of


placenta previa, placenta acreta, and vasa previa. Journal of Obstetrics and
Gynecology, 67(8), pp.503-519.

Sepduwiana, H., 2013. Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah
Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011. Jurnal Maternity and Neonatal, 1(3),
pp.144–150.

Shobeiri, F., & Jenabi, E., 2017. Smoking and placenta previa: a meta-analysis. The Journal
of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. pp.1-6.

Siswosudarmo, R., 2008. Obstetri Fisiologi Yogyakarta: Pustaka Cendekia..

Wardana, G. A., & Karkata, M. K., 2002. Faktor Risiko Plasenta Previa.. CDK 34: 229-32.

Weiner et al, 2016. The effect of placenta previa on fetal growth and pregnancy
outcome, in correlation with placental pathology. Journal of Perinatology,1(1),
pp.1-6.

Weis, M. A., Harper, L. M., Roehl, K. A., Odibo, A. O., Cahill, A. G., 2012. Natural history
of Placenta Previa in Twins. Journal of American College of Obstetricians and
Gynecologist, 4(120), pp 753-758.

WHO, 2012. Early Marriages , Adolescent and Young Pregnancies, Switzerland: World
Health Organization Publications.
apps.who.int/iris/bitstream/.../1/WHO_RHR_14.08_eng.pdf

WHO, 2014. Health for the World ’ s Adolescents A second chance in the second decade,
Geneva, Switzerland: World Health Organization
Publications.https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=_wdc1SCj4M4C&oi

Wiknjosastro, H., 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Susunan Organisasi dan pembagian tugas penelitian

No Nama NIDN Bidang Ilmu Alokasi Uraian


Waktu Tugas
(Jam/Minggu)
1. dr. Hj. Yulice Soraya 0615077502 Obstetri dan 6 jam/minggu Bidang
Nur Intan, Sp.OG Ginekologi keilmuan
obstetric dan
ginekologi
3. dr. Herlin Ajeng 210116191 Fisiologi 6 jam/minggu Penyusunan
Nurrahma laporan dan
proposal
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap dr. Hj. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG


2 Jabatan Fungsional Pengajar
3 Jabatan Struktural Pembimbing Klinik Bagian Ilmu Obstetri
dan Ginekologi
4 NIP/NIK/Identitas Lain 210102065
5 NIDN 0615077502
6 Tempat dan Tanggal lahir
7 Alamat Rumah
8 Nomor Telepon/Faks/HP 082133001148
9 Alamat Kantor Jalan Kaligawe KM.4
10 Nomor Telepon/Faks 0246583584
11 Alamat e-mail informasi@unissula.ac.id
12 Lulusan yang Telah Dihasilkan
13 Mata Kuliah yang Diampu Ilmu Obstetri dan Ginekologi

B. Riwayat Pendidikan

S-1 Pendidikan
Spesialis
Nama Perguruan Tinggi Undip Undip
Bidang Ilmu Fakultas Ilmu Obstetri
Kedokteran dan
Gynekologi
Tahun Masuk-Lulus 1994-2000 2008-2015
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Miliaria Persalinan
Sungsang di
RSUP dr
Kariadi
Semarang
Nama Pembimbing/Promotor dr. Indrayanti, dr. Besari Adi
Sp.KK Pramono, Sp.
OG (K)

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir


F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya Dalam 5 Tahun
Terakhir
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-

sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya

buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian

kelompok yang berjudul HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN

GRAVIDA DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA (Studi Observasi Analitik di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung 2017-2018)

Semarang, 5 April 2018

Pengusul

dr. Hj. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG


Lampiran 3. Keterlibatan Mahasiswa

No Nama NIM Pembimbing Pembimbing Judul KTI


Mahasiswa I II
1. dr. Hj.
Yulice
Soraya Nur
Intan,
Sp.OG
2. dr. Hj.
Yulice
Soraya Nur
Intan,
Sp.OG

Anda mungkin juga menyukai