Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

INTEGRATED LABORATORY (IL)


PRODI SI KEBIDANAN STIKES BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Nama Mahasiswa : Nur Khasanah


NIM : 12110220005
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
Jenis Kompetensi :
Perasat : Pemberian MGSO4
Semester/kelompok : VI

A. Latar Belakang (Alasan apa yang mendasari perasat tersebut dilakukan ditinjau
dari aspek fisiologis & patofisiologis serta dampak jika tidak dilakukan)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SKDI tahun 2013,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SKDI tahun 1991,
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun
walaupun tidak signifikan (Kemenkes, 2014). Angka kematian ibu di Jawa
Tengah tahun 2013 adalah 118,62/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yaitu 116,34/100.000 kelahiran
hidup. Hal ini terjadi karena peningkatan permasalahan kematian ibu di Provinsi
Jawa Tengah (Menkes RI., 2014).
Secara global 80% kematian penyebab kematian ibu tergolong pada
kematian ibu secara langsung. Artinya kematian ibu yang terjadi akibat
komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau
penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Komplikasi penyebab langsung
yaitu perdarahan (28% biasanya perdarahan pasca persalinan), preeklamsia dan
eklamsia (13%), infeksi pada kehamilan (10%) partus macet (8%) dan sebab-
sebab lain (8%) (Than NG, et al., 2018).

1
Preeklamsia menjadi salah satu komplikasi obstetri yang paling serius dan
mempengaruhi 5-8% wanita hamil. Preeklampsia juga menjadi salah satu
penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal bersama dengan
perdarahan dan penyakit infeksi (Than NG, et al., 2018).
Preeklampsia merupakan keadaan hipertensi arteri dengan proteinuri yang
diidentifikasi setelah minggu ke20 usia gestasi. Dapat diikuti dengan beberapa
disfungsi organ dengan gejala berupa sakit kepala, kekeruhan visual, sakit perut,
edema paru, gangguan otak berupa sakit kepala, kejang dan skotoma atau adanya
perubahan hasil tes laboratorium seperti trombositopenia, peningkatan enzim
hati, dan hiperkreatinin (Ramos JGL, Sass N, Costa SHM., 2017).
Pencegahan preeklampsia agar tidak menjadi kejang dan menjadi eklampsia
sangat penting dilakukan. Pengontrolan tekanan darah dengan antihipertensi
penting diberikan, namun profilaksis kejang seperti pemberian MgSO4 diketahui
dapat menurunkan kejadian eklampsia pada pasien preeklampsia berat. MgSO4
adalah suplemen mineral yang digunakan untuk mengatasi kondisi rendahnya
kadar magnesium dalam darah (hipomagnesemia). Magnesium sulfat (MgSO4)
telah digunakan untuk mengobati preeklampsia dan eklampsia selama lebih dari
seabad, dan saat ini merupakan antikonvulsan pilihan untuk pencegahan pada
preeklampsia dan kontrol pada eklampsia (Cox AG, Marshall SA, Palmer KR,
Wallace EM., 2019).
Alasan diberikan MgSO4 yaitu untuk mencegah terjadinya kejang pada
pasien preeklamsia. MgSO4 ini diberikan secara injeksi melalui pembuluh vena
atau injeksi dalam otot. Pemberian MgSO4 ini dapat mengurangi terjadinya
kejang pada pasien preeklamsia (Than NG, et al., 2018).
Dampak jika tidak dilakukan tindakan pemberian MgSO4 pada pasien
preeklamsia adalah preeklamsia akan menjadi preeklamsia berat dan bahkan
pasien bisa mengalami eklamsia atau kejang (Than NG, et al., 2018)..
B. Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasat yang dilakukan secara
khusus)
1. Menurunkan angka kematian ibu akibat preeklamsi

2
2. Memberikan penanganan segera terhadap kasus preeklamsia
3. Mencegah terjadinya kejang pada ibu hamil
4. Mencegah terjadinya keracunan pada ibu hamil (Wibowo, 2016).
C. Indikasi (Sasaran/objek dari tindakan)
1. Ibu dengan TD 160/110 mmHg
2. Protein urine (+3)
3. Usia kehamilan 37 minggu atau lebih (Wibowo, 2016).
D. Kontra Indikasi (Sasaran/objek yang tidak boleh dilakukan tindakan)
1. Henti nafas
2. Ibu hamil normal (Wibowo, 2016).
E. Persiapan Alat & Bahan (Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP)

F. Prosedur Pelaksanaan
TAHAP PRA INTERAKSI
1. Melakukan verifikasi data pasien
TAHAP ORIENTASI
TAHAP KERJA
TAHAP TERMINASI
G. Kesimpulan, Saran & Advice

H. Daftar Pustaka
Cox AG, Marshall SA, Palmer KR, Wallace EM. 2019. Current and emerging
pharmacotherapy for emergency management of preeclampsia. Expert Opin
Pharmacother. vol. 20. no. 6. hh. 701-712.
Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan. Jurnal Ilmu
Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2020.

3
BN.2014/NO.135,Peraturan.go.id
Ramos JGL, Sass N, Costa SHM. 2017. Preeclampsia. Rev Bras Ginecol e Obste.
vol. 39. no. 9. hh. 496-512.
Roberts James M,et al. 2013. Hypertension in Pregnancy. Washington: The
American College of Obstetricians and Gynecologists.
https://journals.lww.com/greenjournal/
Fulltext_in_Pregnancy_Executive_Summary.36.aspx
Wibowo, Nuryono, et al. 2016. PNPK Diagnosis Dan Tatalaksana Preeklampsia.
Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/2215

Pati, ………………….

Dosen Pengampu Praktikan

(Uswatun Kasanah, S.Si.T.,M.Kes.) (Nur Khasanah)

Anda mungkin juga menyukai