Mahasiswa Program Doktor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor
richoenal@gmail.com
Abstrak
Masalah kesehatan menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat, bukan hanya pemerintah. Dukungan dan
keterlibatan dari semua pemangku kepentingan sangat penting untuk mengatasi banyak masalah kesehatan dalam
konteks pembangunan dan perubahan sosial. Artikel ini bertujuan menghasilkan deskriptif teoritis advokasi,
komunikasi, mobilisasi sosial dan temuan penelitian yang relevan dengan Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi
Sosial (AKMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur (desk study) yaitu dengan cara
mengumpulkan dokument dan literatur-literatur yang relevan dengan topik artikel. Berdasarkan studi literatur, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial merupakan hal yang saling berkaitan.
Advokasi merupakan sebuah pendekatan mengamankan kebutuhan sumber daya ekonomi dan perubahan kebijakan,
dengan mempengaruhi stakeholders, swasta, elemen masyarakat termasuk media. Semantara itu, komunikasi
berupaya meningkatkan kesadaran, mempengaruhi norma-norma sosial, menciptakan perubahan perilaku individu
atau suatu komunitas masyarakat melalui saluran komunikasi baik interpersonal (konseling), media massa maupun
internet termasuk media sosial. Adapun mobilisasi sosial berkenaan dengan upaya menghimpun dukungan sosial
untuk mengubah norma-norma, meningkatkan layanan, memperluas dukungan masyarakat dan memecahkan
masalah sosial.
Health problems become responsibility of all elements of society, not only government. Support and involvement
from all stakeholders are crtitical to overcome many of health problems in the context of development and social
change. This article aims to produce descriptive theoretical advocacy, communication, social mobilization and
research findings that are relevant to Advocacy, Communication and Social Mobilization (AKMS). This study used
a literature study approach (desk study) by collecting documents and literature relevant to the topic of the article.
Based on literature studies, it can be concluded that advocacy, communication and social mobilization activities are
interrelated. Advocacy is an approach to securing economic resource needs and policy changes, by influencing
stakeholders, the private sector, community elements, including the media. Meanwhile, communication seeks to
increase awareness, influence social norms, create changes in the behavior of individuals or a community through
communication channels both interpersonal (counseling), mass media and the internet including social media.
Furthermore, social mobilization is concerned with efforts to gather social support to change norms, improve
services, expand community support and solve social problems.
PENDAHULUAN
Keberlanjutan manusia dan lingkungan telah utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2)
menjadi tema sentral dalam pembangunan dan penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
perubahan sosial (Sarvaes 2016). Pendapat pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN).
tersebut sejalan dengan tujuan pembangunan Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan
berkelanjutan yang menempatkan kesehatan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
menjadi perhatian dan salah satu fokus utama pembangunan, penguatan upaya promotif dan
ditingkat global, sebagaimana tertuang dalam preventif, serta pemberdayaan masyarakat
salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (Kemenkes 2016).
adalah memastikan kehidupan sehat dan Upaya penanganan masalah masalah
mendukung kesejahteraan bagi semua untuk kesehatan bukan hanya tanggung jawab
segala usia yang target pointnya adalah pada pemerintah, namun perlu dukungan dan
tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, keterlibatan semua elemen masyarakat.
tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis Misalnya terkait dengan penyakit menular,
lainnya serta memerangi hepatitis, penyakit yang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
ditularkan melalui air dan penyakit menular kesehatan pasal 152 ayat 1 dan 3 tentang
lainnya (SDGs dalam United Nations, 2015). penyakit menular menyebutkan bahwa
Pada tingkatan nasional, kesehatan pemerintah serta masyarakat bertanggung jawab
menjadi fokus pemerintah saat ini sebagaimana melakukan upaya pencegahan, pengendalian,
tertuang dalam agenda Nawa Cita di bidang dan pemberantasan penyakit menular serta
kesehatan melalui Program Indonesia Sehat akibat yang ditimbulkannya dilakukan melalui
yaitu meningkatkan Kualitas Hidup Manusia kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
Indonesia. Program Indonesia Sehat menjadi rehabilitatif bagi individu atau masyarakat.
program utama pembangunan kesehatan yang Ullah et al (2006) menemukan bahwa kerjasama
pencapaiannya direncanakan melalui Rencana pemerintah dengan Organisasi Non Pemerintah
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan dalam pemberian layanan TB telah
Tahun 2015-2019. Sasaran program Indonesia meningkatkan penemuan kasus, keberhasilan
Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan pengobatan, pengawasan dan partisipasi
dan status gizi masyarakat melalui upaya masyarakat. Kolaborasi tersebut adalah kunci
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang sukses dalam program pengendalian TB di
didukung dengan perlindungan finansial dan Bangladesh.
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini Komunikasi menjadi relevan sebagai
sesuai dengan sasaran pokok Rencana salah satu strategi untuk mendukung tujuan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional pengendalian TB, ditunjukkan dengan masuknya
(RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya Advokasi, Komunikasi dan Mobilisasi Sosial
status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) (AKMS) dalam strategi TB global Organisasi
meningkatnya pengendalian penyakit, (3) Kesehatan Dunia (WHO), pembentukan
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kelompok kerja AKMS pada gerakan STOP TB
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah Partnership, meningkatnya jumlah program
terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) untuk mempromosikan mobilisasi masyarakat
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan TB yang terkena dampak, dan sejumlah besar
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan program TB nasional yang menerima dana dari
kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Global Fund untuk melakukan kegiatan AKSM
Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya (Waisbord 2007). WHO (2008) telah
kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, menguraikan penggunaan AKMS dalam
serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kegiatan pengendalian TB. Advokasi fokus pada
kesehatan. Program Indonesia Sehat para pengambil keputusan atau pemimpin
dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar masyarakat, komunikasi umumnya menargetkan
Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Vol 1. No. 3 Juni 2018
individu atau kelompok di masyarakat, dan (empowerment). Strategi global ini dimaksudkan
mobilisasi sosial bertujuan untuk untuk dalam pelaksanaan program kesehatan di
mendapatkan dukungan dari masyarakat luas masyarakat, adapun langkah yang digunakan
dan komunitas tertentu. Advokasi bertujuan meliputi: (a) melakukan pendekatan atau lobying
untuk meningkatkan sumber daya atau dengan para pembuat keputusan setempat, agar
mendapatkan penerimaan komitmen politik, mereka menerima dan commited dan akhirnya
dukungan kebijakan dan kepemimpinan sosial, bersedia mengeluarkan kebijakan untuk
untuk pengembangan program (Mc Kee et al membuat atau mendukung program tersebut.
200b dalam Mc Kee et al 2004, Notoatmodjo Kegiatan inilah disebut advokasi. (b) melakukan
2007). Schiavo (2014) menggunakan istilah pendekatan dan pelatihan kepada tokoh
advokasi publik (public advocacy) sebagai masyarakat setempat baik tokoh masyarakat
penggunaan strategi komunikasi untuk formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini
mempengaruhi perubahan opini publik dan sikap adalah agar para tokoh tersebut mempunyai
sehingga mempengaruhi pembuat kebijakan atau kemampuan seperti yang diharapkan program,
pengambil keputusan dan mempromosikan dan selanjutnya dapat membantu menyebarkan
perubahan perilaku, norma-norma sosial, informasi program atau melakukan penyuluhan
kebijakan, dan alokasi sumber daya untuk kepada masyarakat. Satu hal yang lebih penting
manfaat kelompok masyarakat atau organisasi. adalah agar para tokoh masyarakat berperilaku
Tujuan artikel ini menghasilkan deskriptif positif yang dapat dicontoh oleh masyarakat.
teoritis advokasi, komunikasi, mobilisasi sosial Kegiatan inilah yang disebut dukungan sosial
dan uraian penelitian yang relevan dengan (social support). (c) selanjutnya petugas
advokasi, kmunikasi dan mobilisasi sosial kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat
(AKMS). melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
konseling dan sebagianya melalui berbagai
METODOLOGI PENELITIAN kesempatan dan media. Tujuan kegiatan ini
antara lain meningkatkan pengetahuan, sikap,
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi dan perilaku masyarakat untuk hidup sehat atau
literature (desk study) yaitu dengan cara dengan istilah lain, memampukan atau
mengumpulkan document dan literatur-literatur memberdayakan masyarakat dalam kesehatan.
yang relevan dengan topic artikel. Kegiatan ini juga disebut pemberdayaan atau
empowerment.
Advokasi diartikan sebagai upaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
pendekatan (approaches) terhadap orang lain
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap
Konsep Advokasi, Komunikasi dan keberhasilan suatu program. Berangkat dari
Mobilisasi Sosial pengertian tersebut, maka yang menjadi sasaran
Notoatmodjo (2012) menguraikan advokasi atau target advokasi adalah para pemimpin suatu
dimulai dari aspek historis, definisi, prinsip- organisasi atau institusi kerja baik dilingkungan
prinsip advokasi, kegiatan-kegiatan dan pemerintah maupun swasta serta organisasi
indikator keberhasilan advokasi dalam program kemasyarakatan. Aspek komunikasi, advokasi
kesehatan. Istilah advokasi (advocay) digunakan adalah salah satu komunikasi personal,
dalam program kesehatan masyarakat pertama interpersonal, maupun massa yang ditujukan
kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah bagi para penentu kebijakan (policy makers)
satu strategi global promosi kesehatan. WHO pada semua tingkat dan tatanan sosial. Secara
merumuskan, bahwa dalam mewujudkan visi operasional, Notoatmodjo (2012) mengutip
misi promosi kesehatan secara efektif definisi advokasi yang di gunakan WHO:
menggunakan 3 (tiga) strategi pokok yakni; “advocacy is a combination of
advokasi (advocacy), dukungan sosial (social individual and social action
support) dan pemberdayaan masyarakat designed to gain political
Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Vol 1. No. 3 Juni 2018
mendorong masyarakat umum dan petugas kesehatan kota dan provinsi dan advokasi ke
kesehatan agar bersedia bersama-sama tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kegiatan
menanggulangi penularan TB. Sedangkan komunikasi adalah berupa penyuluhan yang
advokasi merupakan proses membangkitkan dilakukan oleh kader, tokoh agama serta
keinginan masyarakat, secara aktif meneguhkan penyebaran informasi melalui media massa
konsensus dan komitmen sosial diantara meningkatkan penemuan suspek dan
pengambil kebijakan untuk menanggulangi TB kesembuhan pasien. Pelaksanaan mobilisasi
(Amiruddin et al 2014). Mobilisasi sosial berarti sosial berupa kegiatan pada peringatan hari
melibatkan semua unsur masyarakat, sehingga kesehatan dan pelaksanaan monitoring dan
memungkinkan masyarakat untuk melakukan evaluasi. Kelemahan penelitian ini hanya fokus
kegiatan secara kolektif dengan mengumpulkan mengkaji penaggulangan TB melalui kegiatan
sumber daya dan membangun solidaritas untuk AKMS yang dilakukan oleh para staf program
mengatasi masalah bersama. Strategi advokasi, dan kader TB Community TB care Aisyiyah dan
komunikasi dan mobilisasi sosial merupakan hal tidak melakukan kajian pada level pengobatan
yang saling berkaitan (Amiruddin et al 2014). penderita TB.
Rodawwar 2008 dalam Amiruddin et al (2014) Kamineni et al (2011) meneliti
menyimpulkan bahwa di India strategi AKMS advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial
meningkatkan deteksi kasus secara substansial untuk pengendalian TB di India menggunakan
dan membentuk mekanisme sistem rujukan yang metode rapid assessment and response (RAR)
kuat. Kombinasi advokasi, komunikasi dan dengan teknik pengumpulan data melalui
mobilisasi sosial adalah pendekatan yang pendekatan kombinasi antara kegiatan kualitatif,
menjanjikan untuk meningkatkan deteksi kasus termasuk wawancara semi-terstruktur dan
TB. diskusi kelompok terfokus dengan pengumpulan
data empiris dan studi pustaka (desk research).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Penelitian Terkait Advokasi, Komunikasi dan keterlibatan Non Goverment Organisation
Mobilisasi Sosial (NGO) sebagai alat penghubung, dibarengi
Turk et al 2013 meneliti kegiatan advokasi, dengan peningkatan pelatihan dan keterlibatan
komunikasi dan mobilisasi sosial terkait TB di tenaga kesehatan dan kelompok masyarakat,
Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan, secara penyebaran sumber daya berbasis masyarakat,
umum, kasus terkait tidak sadar komunitas dan memberikan kontribusi untuk meningkatkan
media memiliki pemahaman yang lebih rendah kesadaran dan pengetahuan tentang TB di distrik
tentang TB dan pengobatannya, sementara sadar yang ditargetkan. Kegiatan Program juga
akan kegiatan ACSM adalah tertinggi di antara memberikan kontribusi terhadap peningkatan
responden terpelajar dan yang tinggal di pekerja kesehatan dan efektivitas masyarakat
perkotaan Pakistan. Namun, sadar akan kegiatan untuk meningkatkan agenda TB, literasi TB dan
ACSM terkait TB masih kurang optimal untuk kepatuhan pengobatan. Keterlibatan pasien
segmen tertentu, termasuk penduduk pedesaan berhasil diobati juga membantu dalam
dan mereka yang pendidikan rendah (buta mengurangi stigma masyarakat dan diskriminasi.
huruf). Sumber informasi TB yang disukai juga Budiman (2012) dengan fokus kajian
ditemukan bervariasi berdasarkan jenis kelamin, mengetahui pelaksanaan advokasi, komunikasi
lokasi geografis, dan kemampuan baca dan mobilisasi sosial (AKMS) dalam
(literacy). Amiruddin et al (2014) meneliti pengendalian TB di Kota Padang menggunakan
implementasi strategi AKMS dalam metode kualitatif dengan teknik pengumpulan
penanggulangan TB paru oleh ‘program data melalui wawancara mendalam, diskusi
Community TB care Aisyiyah Muhammadiyah kelompok terarah, dan telaah dokumen. Hasil
di Kota Makassar. Hasil penelitian ini penelitian menunjukkan, pelaksanaan strategi
menunjukan bahwa, kegiatan advokasi yang komunikasi belum mengacu kepada rencana aksi
dilakukan berupa pertemuan rutin dengan dinas nasional AKMS seperti: belum terlaksananya
Jurnal PERSPEKTIF Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Vol 1. No. 3 Juni 2018