BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit (RS) sebagai salah satu subsistem pelayanan
kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk
masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit
rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan rumah sakit tidak terlepas
dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini
tercermin pada perubahan fungsi klasik RS yang awalnya hanya
memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif)
terhadap pasien melalui rawat inap.
Pelayanan RS kemudian bergeser karena kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kedokteran, peningkatan pendapatan
dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di RS saat ini
tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan), tetapi juga bersifat
rehabilitatif (pemulihan). Keduanya dilaksanakan secara terpadu
melalui upaya promotif (promosi kesehatan) dan preventif
(pencegahan), sehingga sasaran pelayanan kesehatan RS bukan
hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga
pasien dan masyarakat umum. Pelayanan terfokus pada pasien
datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga,
atas dasar sikap tersebut maka pelayanan di RS merupakan
pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
RS KRMT Wongsonegoro Semarang pada tahun 2007
menjadi badan layanan publik berdasarkan SK Walikota Nomor
445/0174/2007 tanggal 18 Juni 2007. Status tersebut menjadikan RS
dituntut untuk semakin mengedepankan pelayanan kepada
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Laporan ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui konsep
manajemen organisasi kebidanan di Rumah Sakit.
5
2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat melakukan pengkajian data meliputi unsur
input, proses dan output di ruangan tempat praktik
b. Penulis dapat menganalisis hasil kajian pada setiap sub unsur
pada unsur input, proses dan output.
c. Penulis mampu menyusun rencana kegiatan / Plan of Action
(POA).
d. Penulis mampu melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
sesuai rencana kegiatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
memperbaiki sistim manajemen ruangan yang belum terlaksana
dan meningkatan sistim manajemen yang sudah berjalan dengan
baik.
2. Bagi Institusi
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
dan referensi untuk mata kuliah manajemen pelayanan kebidanan
komprehensif.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu mengenai sistim
manajemen pelayanan kebidanan komprehensif di lahan kerja.
6
BAB II
TINJAUAN LAHAN
c. Tahun 1994
Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
1183/Menkes/SK/XI/1994 tentang penetapan kelas 41
Rumah Sakit Daerah sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D.
Peningkatan fasilitas gedung perawatan IV, Gedung Laundry,
kamar Jenazah, dan Generator Set.
Pembangunan masjid melalui bantuan Yayasan Amal Bhakti
Muslim Pancasila.
d. Tahun 1995
Tariff RS berdasar Perda Kotamadya Dati II No.1 tahun 1995
tanggal 10 Maret 1995.
Jumlah tenaga 197 orang terdiri dari 9 dokter spesialis, 2
apoteker, 50 tenaga perawat, 36 tenaga non perawat, 36
tenaga teknis dan administrasi, 46 TPHL.
e. Tahun 1996
Berdasarkan SK Menkes Nomor 536/Menkes/SK/VI/1996
menjadi kelas C
f. Tahun 1997
Pembangunan IPAL atas bantuan Austria
g. Tahun 1998
Akreditasi 5 pelayanan diperoleh pada tanggal 30 April 1998
h. Tahun 2002
Pada tanggal 14 Agustus 2002 berhasil mendapatkan
akreditasi 12 pelayanan.
i. Tahun 2003
Peningkatan status Kelas C menjadi Kelas B berdasarkan SK
Menkes Nomor 194/Menkes/SK/II/2003.
j. Tahun 2006
Penataan pengelolaan SOTK yang tertuang dalam perda
Nomor 3 tahun 2006 tentang pembentukan SOTK RS Kelas.
8
k. Tahun 2007
Menjadi badan layanan public berdasarkan SK Walikota
Nomor 445/0174/2007 tanggal 18 Juni 2007. Dengan status
tersebut, RS dituntut semakin mengedepankan pelayanan
kepada masyarakat.
Pengembangan IBS dari 2 OK menjadi 6 OK.
Peningkatan kapasitas rawat inap dari 150 TT menjadi 230
TT.
l. Tahun 2013
Berhasil menyelesaikan pengembangan Gedung Instalasi
Laboratorium.
m. Tahun 2014
Meresmikan Gedung Instalasi Rawat Inap 4 lantai, yang
selanjutnya dinamakan Ruang Nakula 1, Nakula 2, Nakula 3,
dan Nakula 4.
Menyelesaikan pembangunan Gedung Instalasi Rehabilitasi
Medik beserta peningkatan fasilitas alat kesehatan
didalamnya.
n. Tahun 2015
Berhasil menyelesaikan pembangunan Gedung Jantung
Paru, 2 lantai dan selanjutnya dinamakan ruang Arjuna 1 dan
2.
o. Tahun 2016
Meraih Sertifikat Akreditasi KARS versi 2012 dengan predikat
Lulus Paripurna. RSUD Kota Semarang pada tahun 2016
berganti nama menjadi RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro
karena Wongsonegoro adalah nama gubernur Jawa Tengah
yang mengalami peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang.
Peresmian nama baru dilakukan oleh walikota Semarang
Hendrar Prihadi dalam acara peresmian proyek
9
3) Kejujuran
a) Senantiasa menjunjung tinggi kejujuran.
b) Berani menyatakan kebenaran dan kesalahan
berdasarkan data dan fakta denggan cara bertanggung
jawab.
c) Transparan dan Akuntabilitas dalam menjalankan
sistem.
4) Keterbukaan
a) Terbuka dalam mengemukakan dan menerima
pendapat secara bertanggung jawab.
b) Saling menghargai dan menghormati pendapat orang
lain.
5) Disiplin
a) Selalu menegakan disiplin terhadap diri sendiri dan
lingkungan kerja.
b) Memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan
tugas.
c) Wajib mematuhi peraturan yang berlaku.
b. Motto
Melayani dengan Ikhlas
c. Visi
Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro
menjadi Rumah Sakit kepercayaan publik di Jawa Tengah
dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian.
d. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai
kebutuhan pasien dan keluarga secara professional yang
berorientasi pada keselamatan pasien.
2) Mengembangkan secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
11
B. Pengumpulan Data
1. Data Umum Ruang Dewi Kunthi
a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
Rasio Perawat Bidan Dan Ketergantungan Pasien Bulan November 2018
CATATAN:
ISOLASI
KELAS II
ISOLASI
NURSE
INTENSIF
STATION
R. OBAT PANTRY
R. LINEN
R. PERAH ASI R.
R.DISKUSI MEMANDIKAN
R. LINEN BAYI
VK SRIKANDI
KOTOR
PINTU DEWI KAMAR
O2 SENTRAL
KUNTHI MANDI UMUM
PINTU
SPOOLHOEK
UTAMA
30
2) Struktur Organisasi
Kepala Instalasi
Rini Krisnawati, SKM,
Kepala Ruang
Shofatul Mala, Amd.Keb
TIM I TIM II
TIM III
1. Rina Sayekti 1. Rida Ismawati
1. Etty Damayanti
2. Ratna Mayasari 2. Rema Wiwid K
2. Ajeng Satwika L
3. Hella Novetty 3. Fatonah
3. Sururiyah
4. Amelia Dwi U 4. Cicilia Tri H
4. Reza Mariah Ulfa
5. Pratiwi Fitria D 5. Ardira Esti K
5. Dian Nofitaliya
6. Herlina Ayu 6. Menik Purnama
6. Rista Dwi R
Puspitasari Sari
3) Uraian Tugas
Berdasarkan SK Direktur RSUD Wongsonegoro tugas dari
masing-masing tenaga kesehatan/ bidan di Dewi Kunthi
dibagi menjadi 2 yaitu BP (Bidan Praktisi) I dan BP (Bidan
Praktisi) II. Jabatan kepala ruang diberikan SK BP II dan
jabatan katim serta bidan pelaksana diberikan SK BP I.
Mulai tahun 2019 sudah re-kredensial untuk menerbitkan
rincian kewenangan klinis yang baru.
31
d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
a) Jumlah pasien baru
b) Jumlah pasien yang tidak terpasang gelang identitas
c) Jumlah assesmen awal medis yang lengkap <24 jam
d) Jumlah assesmen awal perawat yang diisi lengkap dan
ditandatangani <24 jam
e) Jumlah obat HAM yang diberikan dirawat inap
f) Jumlah obat HAM di rawat inap yang diberi label
g) Jumlah seluruh pasien
h) Jumlah pasien yang kebutuhan perawatan dirinya
terpenuhi
i) Jumlah pasien jatuh
j) Jumlah kesalahan pemberian obat yang tidak sesuai
dengan prinsip 7B
k) Jumlah dokter yang visite
l) Jumlah dokter spesial yang visite kurang dari jam 14
m) Jumlah pasien yang dilakukan TBAK
n) Jumlah pasien yang dikonfirmasi <24 jam
o) Jumlah pasien pulang
p) Jumlah pasien pulang < 1 jam
q) Jumlah pasien keluar RS (terdiri dari pasien pulang,
APS, rujuk, meninggal)
r) Dokumen
C. Analisa Masalah
1. Kajian Teori
Unsur manajemen atau sumberdaya bagi manajemen
adalah hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen,
dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan,
adapun unsur manajemen tersebut adalah :
a. Man : Sumber daya manusia
b. Money : Uang
c. Methode : Metode, tatacara, prosedur
d. Machine : Alat-alat, mesin
e. Material : Bahan dasar, Material
a. Perencanaan keuangan
b. Pengorganisasian keuangan
c. Pelaksanaan keuangan
d. Pengendalian keuangan
e. Evaluasi keuangan
Dalam rumah sakit perlu tiga unsur lain yang penting yaitu :
a. Pelayanan
b. Professional, reputasi dokter, paramedic
c. Mutu
= Pelayanan = Mutu
4 almari pasien
1 AC
4 Kursi
1 TV
Kamar mandi didalam
Ruang kelas 3
7 bed tempat tidur
7 almari pasien
2 AC
7 Kursi
Kamar mandi dalam
K amar intensif terdapat fasilitas antara lain:
3 bed tempat tidur
3 lemari pasien
1 AC
3 kursi
3 Bed Side Monitor
Fasilitas untuk petugas kesehatan
Ruang nurse station
Ruang obat
Ruang perawat
1 Kamar mandi
Dapur
Loker
Alat
Tensi Meter
Doppler
EKG
GDS
Saturasi Oksigen
Syringe Pump
50
Nebulizer
Suction
Bed Side Monitor
Infus Pump
Timbangan bayi
Bahan dan obat-obatan
Dalam ruang Dewi Kunthi bahan-bahan habis pakai
(Hand Scoon, Masker, Apron dan penutup kepala)
tersedia di ruangan obat.
Obat-obatan diruang Dewi Kunthi untuk masing-masing
pasien diletakan dalam laci yang tersusun sesuai nomor
bed.
Terdapat 1 kulkas diruang obat, dimana kulkas tersebut
berisi HAM (Oksitosin,dll) , obat supositoria, Vaksin HB0
yang memerlukan penyimpanan pada suhu 2-8˚C.
Tersedia juga lemari obat dan alat kesehatan dimana
tersusun atas beberapa laci, laci pertama berisi obat
dengan kewaspadaan tinggi (Atropin sulfas 0,25 mg/ml
inj, Epinefrin (adrenalin) 1 mg/ml inj, phenobarbital,
Metyl Ergometrin inj (metergin), lidokain 20mg/ml inj),
laci kedua berisi obat-obatan emergency (aminophilin
24 mg/ml inj, asam tranexamat 500mg, Ca Glukonas,
Dexamethasone, Furosemid inj, MgSO4 20% dan 40%,
Phenytoin 50mg/ml) beserta cairan infus (RL,
Hes,D10%,NaCl 0,9%), dan yang terakhir laci ketiga
berisi : infus set, tranfusi set, urin bag, NGT No.14/16
Guedel (OPA) No. 90/100, IV Cateter No.18/20/22,
Nasal O2 dewasa, folley kateter No.13, 16 dan 18)
2) Methode
Ruang Dewi Kunthi dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan metode modifikasi
51
Unsur proses
No Komponen Penjelasan
10. Keuangan Gambaran beberapa biaya yang
dipergunakan dan penerimaan yang
didapat
11. Tolak ukur Penentuan seberapa besar tujuan
keberhasilan ditetapkan sebagai patokan berhasil.
Cntoh : 90% peserta lulus. Termasuk
pula cara evaluasinya.
12. Pelaporan Cara melaporkan dan kapan harus
selesai
BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Perencanaan
1. Visi Ruangan
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan ruangan sayang ibu dan bayi
dibuktikan dengan pemberian pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan asuhan sayang ibu dan bayi.
2. Misi Ruangan
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan pemberian ASI Eksklusif
untuk semua bayi, dibuktikan dengan perlakuan pijat oksitosin dan
breast care bagi ibu yang ASI nya belum keluar atau belum lancar.
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan KB Mantap, dibuktikan
dengan pasien yang sudah memenuhi syarat untuk KB Mantap,
langsung di motivasi dan dilakukan KB Mantap.
Ruang Dewi Kunthi sudah melakukan peningkatan kompetensi bidan
melalui seminar dan pelatihan, dibuktikan dengan bidan sudah
melakukan pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Mom And Baby
Spa, dll.
Ruang Dewi Kunthi sudah meningkatkan pengetahuan pasien
tentang perawatan postpartum dan bayi dibuktikan dengan
pemberian pendkes kepada pasien dan keluarga melalui cara
“Syahrini” yaitu sayang ibu dan bayi yang merupakan edukasi dalam
bentuk video.
3. Standar Prosedur Operasional
Ruang Dewi Kunthi dalam melakukan tindakan sudah sesuai dengan
SPO, misalnya dalam pemberian MgSO4 bagi pasien PEB.
4. Standar Asuhan
Standar Asuhan di Ruang Dewi Kunthi belum tersedia dan ini
merupakan salah satu hambatan bagi penyusun.
60
5. Standar Kinerja
Standar Kinerja di Ruang Dewi Kunthi belum tersedia dan ini
merupakan salah satu hambatan bagi penyusun.
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Sturktur Organisasi
Struktur Organisasi di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai dengan teori
yaitu dipimpin oleh kepala ruang dan membawahi administrasi,
farmasi klinik, ketua tim yang membawahi bidan pelaksana.
2. Uraian Tugas
Uraian tugas yang ada di Ruang Dewi Kunthi belum sesuai dengan
pembagian tugas masing-masing jabatan, uraian tugas hanya di atur
di SK Direktur dan dibedakan menjadi 2 yaitu Bidan Praktisi I dan II.
3. Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang Dewi Kunthi tidak sesuai dengan
permenpan tetapi disesuaikan dengan SK Direktur.
4. Pengaturan Daftar Pasien
Pengaturan daftar pasien sudah sesuai dengan teori
5. Pengorganisasian Klien
Pengorganisasian klien di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai dengan
SP2KP.
6. Sistem Penghitungan Tenaga
Sistem Penghitungan Tenaga di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai
dengan SP2KP.
C. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Operan yang dilakukan di ruang dewi kunthi sudah sesuai dengan
teori.
2. Pre dan Post Conference
Pre dan Post Conference belum terlaksana di ruang Dewi kunthi
karena keterbatasan pengetahuan dan kebiasaan.
61
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
f. Perawatan bayi
g. Tanda bahaya post partum
h. Tanda bahaya pada bayi
4. Lakukan kontrak waktu untuk control uoang 6 hari.
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
yang telah dilakukan
Di Poliklinik
1. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam,
kontraksi uterus, tinggi fundus, kondisi perinemum,
dan suhu badan.
2. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan
luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
3. Tanyakan dukungan dari keluarga, suami, dan
lingkungan sekitar untuk perawatan bayinya.
4. Beri informasi pada ibu tentang:
Kontrasepsi dan KB
Tanda bahaya post partum
5. Lakukan kontrak waktu untuk control ulang (sesuai
indikasi)
6. Dokumetasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT Ruang bersalin
Ruang ginekologi
Instalasi gawat darurat
- Fetal distress
- Kesejahteraan janin buruk
- Usia kehamilan > 34 mgg
- Pre eklampsia berat yang tidak terkontrol dalam
24-48 jam
- Ditemukan tanda HELLP sindrom
- Ketuban pecah
DAFTAR PUSTAKA
Sagung Seto.
Jakarta : EGC