Anda di halaman 1dari 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit (RS) sebagai salah satu subsistem pelayanan
kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk
masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit
rawat jalan dan unit rawat inap. Pelayanan rumah sakit tidak terlepas
dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini
tercermin pada perubahan fungsi klasik RS yang awalnya hanya
memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif)
terhadap pasien melalui rawat inap.
Pelayanan RS kemudian bergeser karena kemajuan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu kedokteran, peningkatan pendapatan
dan pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di RS saat ini
tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan), tetapi juga bersifat
rehabilitatif (pemulihan). Keduanya dilaksanakan secara terpadu
melalui upaya promotif (promosi kesehatan) dan preventif
(pencegahan), sehingga sasaran pelayanan kesehatan RS bukan
hanya untuk individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga
pasien dan masyarakat umum. Pelayanan terfokus pada pasien
datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga,
atas dasar sikap tersebut maka pelayanan di RS merupakan
pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).
RS KRMT Wongsonegoro Semarang pada tahun 2007
menjadi badan layanan publik berdasarkan SK Walikota Nomor
445/0174/2007 tanggal 18 Juni 2007. Status tersebut menjadikan RS
dituntut untuk semakin mengedepankan pelayanan kepada
2

masyarakat. Kedudukan rumah sakit adalah sebagai rumah sakit


daerah di Kota Semarang dimana termasuk rumah sakit tipe B
Pendidikan yang sudah terakreditasi KARS versi 2012 dengan
predikat Lulus Paripurna pada tahun 2016. Rumah sakit dalam
menjalankan pelayanannya menggunakan manajemen dengan
mengkoordinasikan berbagai sumber daya melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, serta kemampuan pengendalian
untuk mencapai tujuan (RSUD KRMT Wongsonegoro, 2019).
Unsur manajemen atau sumberdaya bagi manajemen adalah
hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen, dengan
modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan, adapun unsur
manajemen tersebut adalah Man (Sumber daya manusia), Money
(Uang), Methode (Metode, tatacara, prosedur), Machine (Alat-alat,
mesin), Material (Bahan dasar, Material). Unsur-unsur manajemen
tersebut perlu dilakukan dengan upaya yang konsisten dengan
melalui fungsi manajemen. Unsur manajemen merupakan bahan
yang diolah oleh fungsi manajemen untuk mencapai tujuan.
Hasil telusur di website RS KRMT Wongsonegoro, unsur
manajemen RS jika ditinjau dari unsur man (Sumber daya manusia)
yaitu RS KRMT Wongsonegoro Semarang dipimpin oleh seorang
direktur, dibantu wakil direktur umum dan keuangan, wakil direktur
pelayanan, kepala bagian serta kepala sub bagian, profesi lain terdiri
dari tenaga dokter, perawat, bidan, tenaga penunjang dan
administrasi. Unsur manajemen material (bangunan, sarana dan
prasarana) yaitu RS KRMT Wongsonegoro Semarang berdiri diatas
tanah seluas 9,2 ha dengan bangunan pelayanan penunjang medis
dan non medis berupa ruang poliklinik, rehabilitasi medik, ruang
rawat inap, ruang hemodialisa, ruang IBS Radiologi ICU HCU
Sentral, Laboratorium, Pelayanan Gizi, pemulasaraan jenazah.
Fasilitas umum berupa bank Jateng, kantin, lapangan parkir,
lapangan olahraga.
3

Unsur manajemen methode (Metode, tata cara, prosedur)


berupa SPO dalam setiap tindakan. Unsur manajemen Money
(Pembiayaan) berasal dari dana BLUD yaitu penghasilan rumah
sakit dan APBD Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. Dana
tersebut dikelola oleh bagian keuangan RS, kemudian
didistribusikan dalam bentuk alat dan barang yang dibutuhkan dalam
setiap ruangan di RS KRMT Wongsonegoro Semarang.
Unsur manajemen berupa Marketing (Pemasaran) dikelola
oleh bagian Pengembangan Informasi (PI) RS dengan melakukan
inovasi pembaruan website, penunjuk jalan lokasi RS, poster, serta
standing banner fasilitas yang terdapat di ruangan rawat jalan.
Bentuk pemasaran lain yaitu informasi mouth to mouth dari pasien
tentang pelayanan yang diberikan petugas kesehatan selama pasien
mendapat pelayanan di rumah sakit.
Manajemen rumah sakit dilaksanakan dalam setiap ruangan,
salah satunya di ruang Dewi Kunthi. Ruang Dewi Kunthi adalah
ruang perawatan ibu nifas. Ruangan ini terdiri dari 4 ruang kelas,
yaitu kelas 3, kelas 2, ruang intensif dan ruang isolasi. Pelaksanaan
manajemen dalam ruangan ini sudah berjalan cukup baik, terbukti
dari 3 unsur manajemen yang ada seperti unsur man, money,
marketing sudah berjalan baik di ruangan Dewi Kunthi, namun unsur
material dan methode belum berjalan dengan baik karena ada
program yang berjalan tidak rutin dan keterlambatann pelaporan
keefektifan ruang rawat.
Hasil pengkajian data dengan kepala ruang dan ketua tim
mendapatkan hasil bahwa unsur manajemen ruang Dewi Kunthi
ditinjau dari unsur man (sumber daya manusia) terdiri dari 22 tenaga
bidan, 2 tenaga administrasi, 1 tenaga farmasi, 1 tenaga gizi, 3
tenaga cleaning service dan 4 tenaga satpam. Jenjang pendidikan
dari sumber daya manusia dalam ruangan Dewi Kunthi yaitu
pendidikan terkahir Sarjana Terapan Kebidanan dengan jumlah 2
4

orang, tenaga bidan yang masih dalam proses penyelesaian Sarjana


terapan Kebidanan berjumlah 3 orang, pendidikan terakhir Diploma
Tiga (DIII) Kebidanan berjumlah 17 orang.
Unsur material terdiri dari bagunan seperti kamar rawat inap,
nurse station, ruang obat, dapur, toilet serta spoelhoek. Fasilitas lain
berupa peralatan medis dalam kebidanan. Unsur methode (Metode,
tatacara, prosedur) dalam ruangan Dewi Kunthi ditinjau dari
pembagian tenaga bidan dibagi menjadi 3 tim dan masing-masing
tim memegang tanggung jawab dalam beberapa kamar. Pertukaran
anggota tim terjadi selama 6 bulan sekali, tetapi belum terjadi secara
rutin. Penghitungan keefektifan ruang rawat inap dihitung dan
dilaporkan setiap bulan.
Unsur Money (uang) dalam ruangan Dewi Kunthi berasal dari
APBD Pemkot dan BLUD berasal dari penghasilan rumah sakit,
penggunaan dana tersebut dikelola oleh bagian keuangan RS dan
didistribusikan dalam bentuk barang dan alat di ruang Dewi Kunthi.
Unsur marketing (pemasaran) dalam ruangan Dewi Kunthi tidak
dilakukan karena hal ini sudah dilakukan oleh bagian
Pengembangan Informasi (PI) RS, sehingga hal tersebut tidak
terdapat di masing-masing ruangan.
Tinjauan dari unsur manajemen ini membuat penulis tertarik
untuk melakukan pengkajian mengenai sistim manajemen di RS
KRMT Wongsonegoro Semarang lebih khusus di Ruang Dewi
Kunthi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Laporan ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui konsep
manajemen organisasi kebidanan di Rumah Sakit.
5

2. Tujuan Khusus
a. Penulis dapat melakukan pengkajian data meliputi unsur
input, proses dan output di ruangan tempat praktik
b. Penulis dapat menganalisis hasil kajian pada setiap sub unsur
pada unsur input, proses dan output.
c. Penulis mampu menyusun rencana kegiatan / Plan of Action
(POA).
d. Penulis mampu melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
sesuai rencana kegiatan.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
memperbaiki sistim manajemen ruangan yang belum terlaksana
dan meningkatan sistim manajemen yang sudah berjalan dengan
baik.
2. Bagi Institusi
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
dan referensi untuk mata kuliah manajemen pelayanan kebidanan
komprehensif.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan ilmu mengenai sistim
manajemen pelayanan kebidanan komprehensif di lahan kerja.
6

BAB II

TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat
a. Tahun 1990
Berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota
Semarang dirintis oleh dr. H. Iman Soebekti, MPH pada awal
tahun 1990. Pengoperasian RSUD Kota Semarang
diresmikan oleh Wali Kota Semarang waktu itu yaitu Bapak
Iman Soeparto Tjakrayuda, SH.
Keputusan wali kota Kepala Daerah Tingkat II Semarang
No.445/2063 tahun 1990 tentang Penyelenggaraan dan
Penetapan Tarif Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum
Kota Madya Daerah Tingkat II Semarang.
Keputusan Wali Kota Madya Kepala Daerah Tingkat II
Semarang No. 445 tentang Struktur Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Kota Madya Daerah Tingkat II
Semarang.
Pengoperasian RS dimulai lewat peresmian oleh pembantu
wali kota Semarang, Imam Separto Tjakrajuda, SH
berdasarkan SK tentang kelahiran RSUD Kota Semarang
yang dibuat oleh wali kota Soetrisno Suharto pada tanggal 17
Desember 1990.
Fasilitas pelayanan yang tersedia adalah gedung Poliklinik,
UGD, Laboratorium, Dapur, dan dilayani oleh 28 pegawai.
b. Tahun 1993
Pembangunan instalasi Bedah Sentral, Gedung Radiologi,
dan Perawatan III, hingga mencapai 80 TT.
7

c. Tahun 1994
Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor
1183/Menkes/SK/XI/1994 tentang penetapan kelas 41
Rumah Sakit Daerah sebagai Rumah Sakit Umum Kelas D.
Peningkatan fasilitas gedung perawatan IV, Gedung Laundry,
kamar Jenazah, dan Generator Set.
Pembangunan masjid melalui bantuan Yayasan Amal Bhakti
Muslim Pancasila.
d. Tahun 1995
Tariff RS berdasar Perda Kotamadya Dati II No.1 tahun 1995
tanggal 10 Maret 1995.
Jumlah tenaga 197 orang terdiri dari 9 dokter spesialis, 2
apoteker, 50 tenaga perawat, 36 tenaga non perawat, 36
tenaga teknis dan administrasi, 46 TPHL.
e. Tahun 1996
Berdasarkan SK Menkes Nomor 536/Menkes/SK/VI/1996
menjadi kelas C
f. Tahun 1997
Pembangunan IPAL atas bantuan Austria
g. Tahun 1998
Akreditasi 5 pelayanan diperoleh pada tanggal 30 April 1998
h. Tahun 2002
Pada tanggal 14 Agustus 2002 berhasil mendapatkan
akreditasi 12 pelayanan.
i. Tahun 2003
Peningkatan status Kelas C menjadi Kelas B berdasarkan SK
Menkes Nomor 194/Menkes/SK/II/2003.
j. Tahun 2006
Penataan pengelolaan SOTK yang tertuang dalam perda
Nomor 3 tahun 2006 tentang pembentukan SOTK RS Kelas.
8

k. Tahun 2007
Menjadi badan layanan public berdasarkan SK Walikota
Nomor 445/0174/2007 tanggal 18 Juni 2007. Dengan status
tersebut, RS dituntut semakin mengedepankan pelayanan
kepada masyarakat.
Pengembangan IBS dari 2 OK menjadi 6 OK.
Peningkatan kapasitas rawat inap dari 150 TT menjadi 230
TT.
l. Tahun 2013
Berhasil menyelesaikan pengembangan Gedung Instalasi
Laboratorium.
m. Tahun 2014
Meresmikan Gedung Instalasi Rawat Inap 4 lantai, yang
selanjutnya dinamakan Ruang Nakula 1, Nakula 2, Nakula 3,
dan Nakula 4.
Menyelesaikan pembangunan Gedung Instalasi Rehabilitasi
Medik beserta peningkatan fasilitas alat kesehatan
didalamnya.
n. Tahun 2015
Berhasil menyelesaikan pembangunan Gedung Jantung
Paru, 2 lantai dan selanjutnya dinamakan ruang Arjuna 1 dan
2.
o. Tahun 2016
Meraih Sertifikat Akreditasi KARS versi 2012 dengan predikat
Lulus Paripurna. RSUD Kota Semarang pada tahun 2016
berganti nama menjadi RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro
karena Wongsonegoro adalah nama gubernur Jawa Tengah
yang mengalami peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang.
Peresmian nama baru dilakukan oleh walikota Semarang
Hendrar Prihadi dalam acara peresmian proyek
9

pembangunan di lingkungan Pemkot Semarang tahun


anggaran 2016 yang digelar di RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro. Hendrar mengatakan harapannya ke depan,
Rumah Sakit ini dapat semakin berkembang seperti filosofi
yang dimiliki oleh Wongsonegoro. Satu hal yang perlu diingat,
jangan pernah tolak pasien dari warga miskin. Upayakan
mereka terlayani dengan baik. Harapannya, RSUD dapat
mengcover semua kalangan.
2. Falsafah, Motto, Visi, Misi dan Tujuan
a. Falsafah
1) Kebersamaan
a) Menyadari bahwa semua pekerjaan tidak dapat
diselesaikan sendiri hingga perlu kerja Tim.
b) Melalui kebersamaan dalam pelayanan dengan
mengutamakan kepuasan pelanggan.
c) Mengutamakan kepentingan RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro dari pada kepentingan golongan,
kelompok/ pribadi.
d) Kebersamaan dalam suka dan duka
2) Profesionalisme
a) Bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur yang
berlaku.
b) Bersedia menghadapi pekerjaan yang penuh
tantangan.
c) Memiliki keyakinan atas kemampuan sendiri
(kemandirian)
d) Selalu berusaha memberikan kemampuan
(ilmu,ketrampilan, dan sikap/attitude) terbaiknya untuk
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro.
e) Memegang teguh rahasia jabatan.
10

3) Kejujuran
a) Senantiasa menjunjung tinggi kejujuran.
b) Berani menyatakan kebenaran dan kesalahan
berdasarkan data dan fakta denggan cara bertanggung
jawab.
c) Transparan dan Akuntabilitas dalam menjalankan
sistem.
4) Keterbukaan
a) Terbuka dalam mengemukakan dan menerima
pendapat secara bertanggung jawab.
b) Saling menghargai dan menghormati pendapat orang
lain.
5) Disiplin
a) Selalu menegakan disiplin terhadap diri sendiri dan
lingkungan kerja.
b) Memiliki kesungguhan kerja dalam melaksanakan
tugas.
c) Wajib mematuhi peraturan yang berlaku.
b. Motto
Melayani dengan Ikhlas
c. Visi
Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro
menjadi Rumah Sakit kepercayaan publik di Jawa Tengah
dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian.
d. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai
kebutuhan pasien dan keluarga secara professional yang
berorientasi pada keselamatan pasien.
2) Mengembangkan secara kreatif dan inovatif dalam rangka
peningkatan kinerja organisasi.
11

3) Menyelenggarakan pendidikan yang menunjang penelitian


dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan.
e. Tujuan
1) Timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap layanan
kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang.
2) Menghilangkan Image masyarakat bahwa rumah sakit
pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan selalu
lambat, berbelit-belit dan kotor.
3) Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas
sehingga pelayanan kesehatan dan administrasi dapat
dilaksanakan cepat dan akurat.
4) Terwujudnya pegawai yang sejahtera secara proposional
dengan didukung pegawai yang berdedikasi dan disiplin
tinggi.
5) Terwujudnya pembangunan gedung Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang dengan Standar Rumah Sakit
kelas B.
6) Terpenuhinya peralatan kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang yang bertekhnologi tinggi dengan
standar Rumah Sakit kelas B.
3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi
a. Kedudukan Rumah Sakit Umum Daerah K.R.M.T.
Wongsonegoro (RSWN) adalah sebagai Rumah Sakit Daerah
di Kota Semarang, dimana termasuk Rumah Sakit tipe B yang
sudah terakreditasi KARS.
b. Tugas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
mempunyai tugas pokok meaksanakan upaya kesehatan
secara berdayaguna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan
12

(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu


upaya peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
serta melaksanakan upaya rujukan.
c. Fungsi
1) Perumusan kebijakan tehnis dibidang pelayanan
kesehatan.
2) Penyelenggaran rencana dan program kerja dibidang
pelayanan kesehatan.
3) Pembinaan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan
kesehatan.
4) Penyelenggaraan pelayanan medik yang meliputi
pelayanan umum, bedah, penyakit dalam,paru, anak,
telinga, hidung, tenggorokan (THT), mata, gigi, kebidanan,
kulit dan kelamin, anestesi, saraf, jiwa dan rehabilitasi
medik serta pelayanan lain yang dibutuhkan.
5) Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik yang
meliputi pelayanan radiologi, anestesi/kamar operasi dan
Intensive Care Unit (ICU),laboratorium, farmasi serta
instalasi yang berkembang.
6) Penyelenggaraan pelayanan penunjang non medik yang
meliputi gizi, instalasi pemeliharaan rumah sakit, sterilisasi
dan pelayanan administrasi di instalasi serta
pemulasaraan jenazah.
7) Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan
meliputi keseluruhan kegiatan dan tanggung jawab yang
dilaksanakan oleh seorang perawat dalam praktek
profesinya yang meliputi kegiatan penyembuhan (kuratif),
pemulihan (rehabilitatif), upaya peningkatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) sera bantuan bimbingan
penyuluhan, pengawasan, atau perlindungan oleh
seorang perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien.
13

8) Penyelenggaraan pelayanan rujukan dari Puskesmas,


Dokter atau Unit Pelayanan Kesehatan lain.
9) Penyelenggaraan pengelolaan keuangan pelayanan dan
keuangan rumah tangga.
10) Penyelenggaraan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
yang meliputi kegiatan untuk mengembangan
pengetahuan dan kemampuan karyawan RSUD dan
penyelenggaraan bimbingan klinik siswa dan mahasiswa
bekerjasama dengan institusi pendidikan.
11) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
informasi dan pemasaran.
12) Pengaturan tarif pelayanan kesehatan.
13) Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan RSUD, dan
14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan leh Walikota
Semarang sesuai dengan bidang tugasnya.
4. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan penunjang medis meliputi pelayanan pemulasaran
jenazah, pelayanan gizi, rehabilitas medik, instalasi bedah
sentral, laboratorium.
b. Pelayanan medis meliputi poliklinik eksekutif, medical
checkup, instalasi perinatology, hemodialisa, rawat jalan,
rawat inap (kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas eksekutif) IGD.
c. Fasilitas umum meluputi Bank Jateng, kantin, masjid,
lapangan parkir, lapangan olah raga
14

B. Pengumpulan Data
1. Data Umum Ruang Dewi Kunthi
a. Tenaga dan Pasien (M1-Man)
Rasio Perawat Bidan Dan Ketergantungan Pasien Bulan November 2018

Jml Tempat Jml Bidan (hari) Pasien (hari) Ketergantungan Pasien


Tgl Jml Tenaga Rasio Petugas : pasien
Tidur P S M P S M SC PC IC TC
1. 32 Ibu 6 4 4 18 23 23 0 12 11 0 14 64 1:5
2. 30 box bayi 8 4 4 15 16 17 0 13 4 0 16 48 1:3
3. 5 4 3 16 21 26 2 13 11 0 12 63 1:5
4. 4 3 3 18 24 23 2 8 13 0 10 65 1:7
5. 7 4 3 17 26 24 2 14 8 0 14 67 1:5
6. 7 3 4 16 18 20 0 7 13 0 14 54 1:4
7. 8 4 3 16 17 24 0 11 13 0 15 57 1:4
8. 9 3 3 24 24 27 0 14 13 0 15 75 1:5
9. 8 4 3 21 23 25 0 15 10 0 15 69 1:5
10. 6 3 4 20 23 25 2 12 11 0 13 68 1:5
11. 4 4 4 23 22 24 0 10 14 0 12 69 1:6
12. 9 4 4 14 20 26 0 14 12 0 17 60 1:4
13. 7 4 4 25 27 28 2 12 14 0 15 80 1:5
14. 7 4 4 23 27 25 0 13 12 0 15 75 1:5
15. 7 3 4 24 29 31 2 15 14 0 14 84 1:6
16. 7 4 4 23 25 30 2 15 13 0 15 78 1:5
17. 7 4 3 16 20 23 0 12 11 0 14 59 1:4
18. 3 3 3 19 20 23 3 11 9 0 9 62 1:7
19. 5 3 4 20 22 23 1 3 9 0 12 65 1:5
20. 3 3 3 16 17 17 0 8 9 0 9 50 1:6
15

Jml Tempat Jml Bidan (hari) Pasien (hari) Ketergantungan Pasien


Tgl Jml Tenaga Rasio Petugas : pasien
Tidur P S M P S M SC PC IC TC
21. 6 4 3 12 14 21 0 9 21 0 13 47 1:4
22. 6 4 4 18 20 22 1 9 12 0 14 60 1:4
23. 5 4 4 19 21 26 3 11 12 0 13 66 1:5
24. 5 4 4 21 21 22 0 15 7 0 13 64 1:5
25. 3 4 4 24 15 16 0 8 8 0 11 55 1:5
26. 6 4 4 16 16 17 2 12 3 0 14 49 1:4
27. 7 4 4 10 11 14 0 10 4 0 15 35 1:2
28. 7 4 4 5 12 14 0 9 5 0 15 31 1:2
29. 8 3 4 9 9 11 2 6 3 0 15 29 1:2
30. 7 4 4 9 17 22 0 10 12 0 15 48 1:3
31. JUMLAH 187 111 110 527 600 669 26 341 311 0 408 1796 1:4

CATATAN:

Menghitung rasio perawat : pasien rawat inap adalah :


jumlah rata-rata pasien yang dirawat perhari : 3 dibagi jumlah rata-rata perawat jaga dalam 3 shift

Menghitung rasio pefrawat : pasien rawat jalan adalah:


Jumlah rata-rata kunjungan pasien perhari dibagi jumlah perawat jaga dalam sehari

Menghitung rasio perawat : pasien IGD adalah:


Jumlah rata-rata kunjungan pasien perhari di bagi jumlah perawat jaga dalam sehari
16

Standar : (dari buku Pedoman Mutu Rumah Sakit)

Rawat inap 1 perawat : 4 – 6 pasien

Rawat jalan non tindakan 1 perawat : 25 pasien

Rawat jalan dengan tindakan 1 perawat 5 pasien

IGD 1 perawat 5 pasien


17

b. Penggunaan Sarana dan Prasarana (M2-Material)


Pada Bulan November 2018 di Ruang Dewi Kunthi
angka BOR (Bored Occupation Rate = angka penggunaan
tempat tidur) yaitu 40,42 %, ALOS (Average Length of Stay =
rata-rata lamanya pasien dirawat) 3,39 hari, TOI (Turn Over
Interval = Tenggang perputaran) 3,43 hari, BTO (Bed Turn
Over = angka perputaran tempat tidur) 5,22 kali pertahun.
Standar minimal Rumah Sakit angka BOR yaitu 60-85%,
ALOS 6-9 hari, TOI 1-3 hari dan BTO 40-50 kali/ tahun.
c. Metode Pemberian Asuhan Kebidanan (M3 – Methode)
Di Ruang Dewi Kunthi metode pemberian asuhan
kebidanan yang dilakukan dibagi menjadi 3 tim yaitu TIM I,
TIM II dan TIM III. Masing-masing tim beranggotakan 9
perawat bidan yang diketaui oleh satu orang ketua tim. TIM I
bertanggungjawab atas kamar intensif dan kamar 5, TIM II
kamar 3 dan kamar 6, dan TIM III kamar 4 dan 7.
d. Pembiayaan (M4 – Money)
Sumber dana di RSUD KRMT Wongsonegoro didapat
dari BLUD dan APBD Pemkot Semarang. Dana tersebut
masuk di manajemen keuangan. Dari manajemen keuangan
mendapat laporan dari perencanaan pengadaan
perlengkapan, kemudian instalasi rawat inap mengajukan
permohonan barang ke bagian perlengkapan, sehingga
ruangan mendapatkan barang yang dibutuhkan bukan dalam
bentuk uang.
e. Pemasaran (M5 – Marketing)
Pemasaran RSUD KRMT Wongsonegoro dikelola oleh
bagian PI. Salah satu contoh pemasaran yang dilakukan yaitu
melalui web RSUD KRMT Wongsonegoro kemudian poster-
poster fasilitas di RSUD KRMT Wongsonegoro yang di tempel
18

di lift dan standing banner yang terpasang di beberapa


ruangan.
2. Data Khusus Ruang Dewi Kunthi (Fungsi Manajemen Ruangan)
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan Dewi Kunthi
Ruang Dewi Kunthi Menjadi Ruangan Sayang Ibu dan
Bayi
2) Misi Ruangan Dewi Kunthi
a) Menerapkan Pemberian ASI Eksklusif Untuk Semua
Bayi
b) Meningkatkan Cakupan Keluarga Berencana Mantap
c) Meningkatkan Kompetensi Bidan Melalui Seminar dan
Pelatihan
d) Meningkatkan Pengetahuan Pasien Tentang
Perawatan Postpartum dan Bayi
3) Standar Prosedur Operasional
a) SPO Keperawatan Umum A
(1) Memandikan Pasien
(2) Mencuci Rambut
(3) Menyisir Rambut
(4) Membersihan Mulut Pasien
(5) Memberikan Huknah Tinggi
(6) Memberikan Huknah Rendah
(7) Pengelolaan Syok
(8) Menimbang Berat Badan
(9) Mengukur Suhu Badan Di Aksila
(10) Mengukur Tekanan Darah
(11) Menghitung Nadi
(12) Pemberian Nebulezer
(13) Pemberian Obat Inhalasi
(14) Pemasangan Kateter Wanita
19

(15) Melakukan Skin Test


(16) Pemberian Obat Oral
(17) Menyiapkan Dan Memberikan Infus
(18) Pemberian Injeksi Intravena Lewat Saluran Infus
(19) Pengisian Formulir Informed Consent
(20) Memberikan Obat Melalui Injeksi Intravena
(21) Memberikan Obat Melalui Injeksi Subkutan
(22) Memberikan Obat Sublingual
(23) Memberikan Posisi SIM
(24) Memberikan Obat Melalui Rektal
(25) Memberikan Obat Melalui Vagina
(26) Memberikan Obat Tetes Hidung
(27) Memberikan Obat Tetes Mata
(28) Memberikan Obat Melalui Telinga
(29) Membantu Pasien Makan
(30) Memasang Pipa Lambung
(31) Pemberian Makan Lewat NGT
(32) Melepas Naso Gastic Tube (NGT)
(33) Menyajikan Makanan Pasien
(34) Memasang Oropharingeal Airway
(35) Memasang Cerobong Angin
(36) Membantu Pasien BAK / BAK
(37) Memindahkan Pasien Dari Brankat Ke Tempat
Tidur
b) SPO Keperawatan Umum B
(1) Pemasangan Kateter Pria
(2) Pemberian Obat Topical
(3) Memberikan Injeksi Intrakutan / IC
(4) Menghisap Obat Dari Ampul
(5) Memberikan Kompres Air Hangat
(6) Memberikan Kompres Air Dingin
20

(7) Menambahkan Obat Ke Dalam Botol Infus


(8) Memberikan Transfusi Darah
(9) Mengangkat Jahitan
(10) Merawat Luka Dekubitus
(11) Melakukan EKG
(12) Komunikasi Lisan
(13) Posisi Trandelenberg
(14) Posisi Litotomi
(15) Melaksanakan Orientasi Pasien
(16) Memberian Posisi Fowler
(17) Melakukan Suction
(18) Timbang Terima
(19) Manajemen Tempat Tidur
(20) Identifikasi Pasien Sebelum Tindakan
(21) Prosedur Identifikasi Pasien Sebelum pemberian
Obat
(22) Pasien Pindah Ruang Perawatan
(23) Pasien Pulang
(24) Pemasangan Label Pasien Dengan Nama Yang
Sama
(25) Penanganan Keluhan Melalui Customer Service
(26) Pengendalian Bahan Habis Pakai Di Ruang
Rawat Inap Dan Poliklinik
(27) Pembayaran Di Kasir IGD
(28) Pemesanan Ambulance Untuk Rujukan Ke
Rumah Sakit Lain
(29) Pemasangan Gelang Identifikasi Pasien Rawat
Inap
(30) Permintaan Barang Ke Perlengkapan
(31) Penanganan Keluhan Pelanggan / Komplain
(32) Pembayaran Di Kasir Rawat Inap
21

(33) Pembuatan Resume Pasien Rawat Inap


(34) Pelayanan Pasien Meninggal
(35) Memandikan Jenazah
(36) Ketentuan Pengambilan Jenazah
(37) Peminjaman Dokumen Rekam Medis
(38) Penatalaksanaan Jenazah Tanpa Identitas
(39) Pemulasaran Jenazah
c) SPO Maternal Neonatal
(1) Kontrasepsi
(a) Pemakaian Pil Kontrasepsi
(b) Kontrasepsi Kondom
(c) Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi
(d) Pemasangan Alat Kontrasepsi Implant
(e) Petunjuk Pemilihan Alat Kontrasepsi
(f) Pemakaian Pil Progestin (Mini Pil)
(g) Kontrasepsi Metode Senggama Terputus
(h) Kontrasepsi Diafragma
(i) Kontrasepsi Suntik Progestin
(j) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Cooper T 380 A
(k) Pencabutan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(l) Kontrasepsi Suntik Kombinasi
(m)Pencabutan Alat Kontrasepsi Suntik
(n) Kontrasepsi Tubektomi
(o) Spermisida
(2) Hamil
(a) Pengelolaan Hamil Dengan Asthma
(b) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan Penyakit
Jantung
(c) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan KEK (Kurang
Energi Kronik)
(d) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan Obesitas
22

(e) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan Diabetes


Mellitus
(f) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan Hepatitis B
(g) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan HIV / AIDS
(h) Pengelolaan Plasenta Previa
(i) Pengelolaan Solusio Plasenta
(j) Pengelolaan Penundaan Persalinan Preterm
(k) Pengelolaan Ketuban Pecah Dini
(l) Pengelolaan Kehamilan Serotinus
(m)Kehamilan Dengan Parut Uterus (Riwayat
Sectio Caesarea)
(n) Pengelolaan Kehamilan Ganda
(o) Makrosomia
(p) Polihidramnion
(q) Pengelolaan Eklampsia
(r) Pengelolaan Kehamilan Dengan Hipertensi
Kronik
(s) Pengelolaan Syndrom HELLP
(t) Pengelolaan Hipertensi Dalam Kehamilan
(u) Pengelolaan Preeklampsia Berat
(v) Pengelolaan Preeklampsia Ringan
(w) Pengelolaan Kehamilan Normal
(3) Bersalin
(a) Pengisian Partograf
(b) Asuhan Persalinan Normal
(c) Pengelolaan Infeksi Intrapartum (Korioamnitis)
(d) Pengelolaan Ruptur Uteri
(e) Persalinan Tak Maju
(f) Persalinan Macet
(g) Pengelolaan Mal Posisi (Posisi Oksiput
Posterior dan Posisi Oksiput Lintang)
23

(h) Pengelolaan Presentasi Dahi


(i) Pengelolaan Presentasi Muka
(j) Pengelolaan Letak Lintang
(k) Pengelolaan Presentasi Bokong
(l) Pengelolaan Bersalin Dengan Asthma
(m)Pengelolaan Ibu Bersalin Dengan HIV / AIDS
(n) Pengelolaan Prolaps Tali Pusat
(o) Pengelolaan Presentasi Majemuk
(p) Pengelolaan Disproporsi Kepala Panggul
(4) Nifas
(a) Asuhan Nifas Normal
(b) Pengelolaan Abses Pelvis
(c) Pengelolaan Infeksi Luka Perineal dan Luka
Abdominal
(d) Pengelolaan Pelviotromboplebitis
(e) Pengelolaan Peritonitis
(f) Pengelolaan Tomboflebitis
(g) Pengelolaan Metritis
(h) Pengelolaan Atonia Uteri
(i) Pengelolaan Perdarahan Karena Robekan
Jalan Lahir
(j) Pengelolaan Retensio Plasenta
(k) Pengelolaan Perdarahan Karena Sisa Plasenta
(l) Pengelolaan Inversio Uteri
(m)Pengelolaan Perdarahan Karena Gangguan
Pembekuan Darah
(n) Pengelolaan Nifas Dengan Asthma
(o) Pengelolaan Ibu Nifas Dengan HIV / AIDS
(p) Pengelolaan Robekan Serviks
(5) Tindakan Obstetri Ginekologi
(a) Pengelolaan Syok
24

(b) Induksi Persalinan


(c) Tindakan Manual Plasenta
(d) Dilatasi Dan Kuretase
(e) Penjahitan Robekan Serviks
(f) Penjahitan Pada Robekan Perineum Dan
Vagina
(g) Pengelolaan Inversio Uteri
(h) Kompresi Bimanual Dan Aorta
(i) Kondom Kateter
(j) Pemasangan AKDR Pasca Plasenta
(k) Pemasangan AKDR Transeksarea
(l) Ekstraksi Vacum
(m) Ekstraksi Cunam
(n) Persalinan Sungsang Pervaginam
(o) Sectio Caesarea
(p) Jahitan B-Lynch
(q) Ligasi Arteri Uterina
(r) Histerektomi Abdominal
(s) Salpingo-oo forektomi
(t) Pemberian Anastesi Lokal
(u) Teknik Kraniotomi Pada Intrauterine Fetal
Death
(v) Teknik Pengembangan Serviks Dengan
Kateter Foley
(w) Episiotomi
(x) Teknik Pematangan Serviks Dengan
Misoprostol
(y) Tindakan Persalinan Preterm
(z) Tindakan MOW
(aa) Pendidikan Kesehatan Post Operatif
(bb) Pengawasan Pasca Tindakan Bedah
25

(cc) Tindakan Pre Operatif


(6) Laktasi
(a) Cara Massase Payudara
(b) Penanganan Payudara Bengkak
(c) Tatalaksana Puting Lecet
(d) Memberikan ASI Semau Bayi (On Demand)
(e) Penanganan Saluran ASI Tersumbat
(f) Cara Membantu Ibu Mengatur Posisi Bayinya
(g) Mengkonseling Ibu Hamil Tentang Menyusui
(h) ASI Eksklusif
(i) Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan
Pervaginam
(j) Inisiasi Menyusu Dini Pada Sectio Caesarea
(k) Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan Gemeli
(l) Pengeloaan Mastitis
(m)Pengelolaan Retraksi Puting
(n) Pengelolaan Abses Payudara
(7) Neonatal Fisiologis
(a) Mengukur Antropometri Bayi Baru Lahir
(b) Memandikan Bayi
(c) Asuhan Bayi Normal
(d) Rawat Gabung
(e) Asuhan Bayi Baru Lahir
(f) Pengawasan Bayi
(g) Pemulangan Bayi
(h) Pengambilan Bayi Baru Lahir Bugar Ke IBS
(i) Transfer Bayi Dari Dewi Kunthi Ke Perinatologi
(j) Transfer Bayi Dari Ruang Bersalin Ke Ruang
Rawat Gabung
(8) Ginekologi
(a) Penatalaksanaan Abortus Inkompletus
26

(b) Penatalaksanaan Missed Abortion


(c) Penatalaksanaan Blighted Ovum
(d) Pengelolaan Tumor Ovarium
(e) Pengelolaan Hiperemesis Gravidarum
(f) Pengelolaan Kehamilan Ektopik
(g) Pengelolaan PID (Pelvic Inflamatory Disease) /
Adneksitis
(h) Penatalaksanaan Abortus Kompletus
(i) Penatalaksanaan Mola Hidatidosa
(j) Penatalaksanaan Abortus Iminen
(k) Penatalaksanaan Abortus Insipien
(l) Pengelolaan Kanker Leher Rahim
(m)Prolaps Alat Genital
(n) Pengelolaan Radang Alat Genital
(o) Pemeriksaan Ginekologi
(p) Pengelolaan Mioma Uteri
(9) Penunjang Pelayanan
(a) Alur Pelayanan Pasien Maternal Neonatal Di
Instalasi Gawat Darurat
(b) Alur Pelayanan Pasien Maternal
(c) Penatalaksanaan Rujukan Gawat Darurat
Maternal Resiko Tinggi Melalui SI Jari Emas
(d) Penatalaksanaan Rujukan Terencana Maternal
Resiko Tinggi Melalui Si Jari Emas
(e) Pelaksanaan Rujukan Pasien Maternal
Neonatal
(f) Pemanfaatan Ambulance
(g) Penerimaan Pasien Rujukan Maternal Neonatal
(h) Tim Emergency Maternal Neonatar
(i) Pemeriksaan UGS Pada Kasus Obstetri
Ginekologi
27

(j) Audit Kematian Maternal Neonatal


(k) Audit Nearmiss Maternal Neonatal
(l) Pelaporan Kematian Maternal Neonatal
d) SPO Dewi Kunthi
(1) Rawat Gabung
(2) Asuhan Bayi Normal
(3) Asuhan Nifas Normal
(4) ASI Eksklusif
(5) Mengkonseling Ibu Hamil Tentang Menyusui
(6) Memberikan ASI Semau Bayi (On Demand)
(7) Cara Massase Payudara
(8) Cara Membantu Ibu Mengatur Posisi Bayinya
(9) Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan
Pervaginam
(10) Inisiasi Menyusu Dini Pada Sectio Caesarea
(11) Inisiasi Menyusu Dini Pada Persalinan Gemeli
(12) Penanganan Saluran ASI Tersumbat
(13) Penanganan Payudara Bengkak
(14) Pengelolaan Retraksi Puting
(15) Pengelolaan Abses Payudara
(16) Tatalaksana Puting Lecet
(17) Pengelolaan Mastitis
(18) Pengelolaan Ibu Nifas Dengan HIV / AIDS
(19) Pengelolaan Nifas Dengan Asthma
(20) Pengelolaan Ibu Hamil Dengan HIV / AIDS
(21) Pemeriksaan Kardiotokografi
(22) Pengelolaan Atonia Uteri
(23) Kompresi Bimanual dan Aorta
(24) Pengelolaan Perdarahan Karena Gangguan
Pembekuan Darah
(25) Pengelolaan Perdarahan Karena Sisa Plasenta
28

(26) Pengelolaan Abses Pelvis


(27) Pengelolaan Infeksi Luka Perineal dan Luka
Abdominal
(28) Pengelolaan Pelviotromboplebitis
(29) Pengelolaan Peritonitis
(30) Pengelolaan Tromboplebitis
(31) Memandikan Bayi Baru Lahir Normal
(32) Memberi Minum Bayi Dengan Menyusukan
Langsung Ke Ibunya
(33) Memandikan Bayi Dengan Berat Badan Lahir
Rendah
(34) Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah
(35) Penatalaksanaan Bayi Makrosomnia
(36) Penatalaksanaan Bayi Lahir Dari Ibu Infeksi
Hepatitis B
(37) Penatalaksanaan Terapi Oksigen Pada Neonatus
(38) Pemberian Minum Bayi Dengan Sendok Atau
Pipet
(39) Penatalaksanaan Hipoglikemi
(40) Bayi Lahir Dengan Ibu Menderita Diabetes
Mellitus
(41) Penanganan Syok
(42) Penatalaksanaan Neonatal Pasca Resusitasi
(43) Penatalaksanaan Hipotermi
(44) Penatalaksanaan Hipertermi
(45) Pengukuran Tanda-Tanda Vital Pada Bayi
(46) Pengambilan Bayi Ke IBS
(47) Penatalaksanaan Resusitasi : Langkah Awal
(48) Monitoring Bayi Dengan Terapi Oksigen
(49) Perawatan Luka
29

(50) Asuhan Kebutuhan Dan Perencanaan Pendidikan


Pasien Dan Keluarga
(51) Assesment Awal Keperawatan Pasien Rawat
Inap
(52) Assesment Pasien
(53) Assesment Awal Medis Pasien Rawat Inap
(54) Assesment Ulang Medis Pasien Rawat Inap
(55) Assesment Keperawatan Pra Bedah
(56) Assesment Pasien Tahap Terminal
(57) Pengelolaan Trolley Emergency
4) Standar Asuhan
5) Standar Kinerja
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Denah Ruangan Dewi Kunthi

ISOLASI
KELAS II
ISOLASI

KELAS III KELAS III

NURSE
INTENSIF
STATION
R. OBAT PANTRY
R. LINEN
R. PERAH ASI R.
R.DISKUSI MEMANDIKAN
R. LINEN BAYI
VK SRIKANDI
KOTOR
PINTU DEWI KAMAR
O2 SENTRAL
KUNTHI MANDI UMUM
PINTU
SPOOLHOEK
UTAMA
30

2) Struktur Organisasi

Kepala Instalasi
Rini Krisnawati, SKM,

Kepala Ruang
Shofatul Mala, Amd.Keb

Administrasi Farmasi Klinik


AG Anik Winarni Enik Purwaningsih, S.Farm,
PJRM Apt
Amalia Noor Uma, Amd Izzan Nafi Arini, Amd.Farm

KATIM I KATIM II KATIM III


Tita Sari P Poniarti Wijie Priasari

TIM I TIM II
TIM III
1. Rina Sayekti 1. Rida Ismawati
1. Etty Damayanti
2. Ratna Mayasari 2. Rema Wiwid K
2. Ajeng Satwika L
3. Hella Novetty 3. Fatonah
3. Sururiyah
4. Amelia Dwi U 4. Cicilia Tri H
4. Reza Mariah Ulfa
5. Pratiwi Fitria D 5. Ardira Esti K
5. Dian Nofitaliya
6. Herlina Ayu 6. Menik Purnama
6. Rista Dwi R
Puspitasari Sari

3) Uraian Tugas
Berdasarkan SK Direktur RSUD Wongsonegoro tugas dari
masing-masing tenaga kesehatan/ bidan di Dewi Kunthi
dibagi menjadi 2 yaitu BP (Bidan Praktisi) I dan BP (Bidan
Praktisi) II. Jabatan kepala ruang diberikan SK BP II dan
jabatan katim serta bidan pelaksana diberikan SK BP I.
Mulai tahun 2019 sudah re-kredensial untuk menerbitkan
rincian kewenangan klinis yang baru.
31

a) Bidan Praktisi (BP) I


1) Kompetensi Umum
a) Memahami dan konsisten menerapkan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
sebagai standar kerja
b) Mampu menyiapkan lingkungan kerja yang
aman bagi diri sendiri, sejawat, pasien,
keluarga dan pengunjung
c) Mampu mengenali dan peka terhadap
permasalahan yang terjadi diruangannya dan
memahami serta melaksanakan setiap
keputusan atas permasalahan tersebut
d) Mampu menciptakan hubungan saling
percaya, komunikasi yang efektif dan
profesional dengan klien/ pasien, antar tim
keperawatan dan tim kesehatan lainnya
e) Mampu menunjukkan kemandirian dalam
pelaksanaan tugas sesuai lingkup tanggung
jawab dan wewenangnya
f) Menunjukkan kejujuran, sabar, sopan, santun,
ramah dan kasih sayang kepada klien/
customer internal dan eksternal
2) Kompetensi Khusus
Tindakan keperawatan yang mampu dilakukan
antara lain:
(a) Mempersiapkan pelayanan kebidanan
(1) Melakukan cuci tangan
(2) Menyiapkan alat perlindungan diri
(b) Melaksanakan anamnesa pada ibu hamil,
bersalin, nifas fisiologis dan KB sederhana
32

(c) Melaksanakan pemeriksaan fisik pada ibu


hamil, bersalin, nifas fisiologis dan KB
sederhana
(1) Melakukan pemeriksaan head to toe
(2) Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
(TD, nadi, suhu, respirasi)
(d) Mengambil urin murni untuk bahan pemeriksaan
(e) Melakukan pemeriksaan urine protein
(f) Melakukan pemeriksaan urine reduksi
(g) Membuat diagnosa kebidanan pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas fisiologis
(h) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
(i) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, ibu nifas fisiologis dan KB
sederhana
(j) Mempersiapkan pelayanan asuhan kebidanan
(1) Membantu ibu memenuhi kebutuhan
personal hygiene ganti baju, dan personal
hygiene)
(2) Menyiapakan pemasangan peralatan infus
pasien pre op
(3) Menyiapakn peralatan pemasangan kateter
pasien pre op
(4) Melakukan pencukuran rambut sekitar
daerah operasi
(5) Menyiapkan alat partus
(6) Menyiapkan heatching set
(7) Menyiapkan obat dan vitamin
(k) Melaksanakan asuhan kebidanan terhadap ibu
hamil fisiologis
33

(1) Melakukan anamnesa


(2) Mengukur tekanan darah
(3) Mengukur suhu badan melalui axilla
(4) Mengukur denyut nadi
(5) Menghitung pernafasan
(6) Mengukur tinggi badan
(7) Menimbang berat badan
(8) Memeriksa konjungtiva
(9) Memeriksa kondisi payudara
(10) Mengukur tinggi fundus uteri
(11) Mengukur denyut jantung janin
(12) Melakukan tes refleksi lutut
(13) Memeriksa tanda-tanda udem
(14) Memeriksa vulva dan anus
(15) Mengambil darah perifer
(16) Menyiapakan alat mengambil darah
untuk pemeriksaan
(17) Pemeriksaan kadar gula dalam urin
(18) Mengambil urin murni untuk bahan
pemeriksaan
(19) Memberikan imunisasi TT I dan TT II
(20) Mengajarkan senam hamil
(21) Memberikan vitamin dan obat
(22) Memberikan KIE
(l) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis kala I
(1) Melakukan anamnesa
(2) Mengukur tekanan darah
(3) Mengukur suhu badan melalui axilla
(4) Mengukur denyut nadi
(5) Menghitung pernafasan
34

(6) Mengukur tinggi fundus uteri


(7) Mengukur denyut jantung janin
(8) Menghitung kontraksi uterus
(9) Melakukan pemeriksaan dalam
(10) Melakukan vulva hygiene
(11) Memonitor tanda-tanda persalinan
(12) Menyiapkan peralatan partus
(13) Mengatur posisi SIM
(14) Memberikan dukungan psikologis
(15) Memberi makan pada pasien
(16) Memberi minum pada pasien
(17) Melatih tehnik relaksasi
(18) Mengelola nyeri tanpa bantuan obat
(m)Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis kala II
(1) Mengukur denyut jantung janin
(2) Menghitung kontraksi uterus
(3) Melakukan pemeriksaan dalam
(4) Melakukan vulva hygiene
(5) Membantu pasien BAK di tempat tidur
(6) Membantu pasien BAB di tempat tidur
(7) Mengatur posisi litotomi
(8) Mengatur posisi dorsal recuembent
(9) Memberikan nutrisi (makan, minum pada
pasien)
(10) Memberikan dukungan psikologis
(11) Membimbing dalam pengaturan nafas
(12) Menyiapkan alat pelindung diri
(13) Melakukan cuci tangan
(14) Menolong persalinan
(15) Melakukan IMD
35

(n) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu


bersalin fisiologis kala III
(1) Mengukur tekanan darah
(2) Mengukur suhu badan melalui axilla
(3) Mengukur denyut nadi
(4) Menghitung pernafasan
(5) Melaksanakan managemen aktif kala III
(6) Melakukan masase fundus uteri
(7) Memberikan obat uterotonika (oksitosin/
metergin)
(o) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis kala IV
(1) Memeriksa kelengkapan plasenta
(2) Melakukan pemeriksaan perineum
(3) Menjahit perineum
(4) Mengukur tekanan darah
(5) Mengukur suhu badan melalui axilla
(6) Menghitung denyut nadi
(7) Menghitung pernafasan
(8) Memeriksa kontraksi uterus
(9) Memeriksa tinggi fundus uteri
(10) Mengukur jumlah perdarahan
(11) Membantu kebutuhan personal hygiene
(12) Memberikan nutrisi (makan minum) pada
pasien
(13) Melakukan dekontaminasi alat-alat dan
bahan habis pakai
(p) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
nifas
(1) Mengajarkan senam nifas
(2) Mengajarkan cara menyusui yang benar
36

(3) Memberikan nutrisi (makan minum) pada


pasien
(4) Memantau pengeluaran ASI
(5) Memberikan obat dan vitamin
(6) Melakukan vulva hygiene
(7) Melakukan TTV
(8) Memeriksa kontraksi uterus
(9) Memeriksa tinggi fundus uteri
(10) Memeriksa lochea
(11) Melatih breast care
(q) Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir
(1) Menilai apgar score
(2) Membebaskan jalan nafas
(3) Menghisap lendir pada bayi
(4) Memotong tali pusat
(5) Merawat tali pusat
(6) Menimbang berat badan
(7) Mengukur panjang badan
(8) Mengukur lingkar kepala
(9) Mengukur lingkar dada
(10) Memberikan tanda pengenal
(11) Memberikan salep mata
(12) Memantau bayi baru lahir
(13) Memandikan bayi dengan waslap
(14) Mengganti popok bayi
(15) Membantu menyusukan bayi pada ibu
(r) Melakukan asuhan kebidanan KB sederhana
(1) KIE cara penggunaan kondom
(2) KIE kontrasepsi metode amenorhea laktasi
(MAL)
37

(3) KIE kontrasepsi metode kalender


(4) KIE kontrasepsi metode coitus enteruptus
(5) Memberikan KIE pada ibu hamil, bersalin,
nifas fisiologis dan KB sederhana
(6) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan
kasus fisiologis tanpa masalah
(7) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
kasus fisiologis tanpa masalah
b) Bidan Praktisi (BP) II
1) Kompetensi Umum
a) Memahami dan konsisten menerapkan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
sebagai standar kerja
b) Mampu menyiapkan lingkungan kerja yang
aman bagi diri sendiri, sejawat, pasien,
keluarga dan pengunjung
c) Mampu mengenali dan peka terhadap
permasalahan yang terjadi diruangannya dan
memahami serta melaksanakan setiap
keputusan atas permasalahan tersebut
d) Mampu menciptakan hubungan saling
percaya, komunikasi yang efektif dan
profesional dengan klien/ pasien, antar tim
keperawatan dan tim kesehatan lainnya
e) Mampu menunjukkan kemandirian dalam
pelaksanaan tugas sesuai lingkup tanggung
jawab dan wewenangnya
f) Menunjukkan kejujuran, sabar, sopan, santun,
ramah dan kasih sayang kepada klien/
customer internal dan eksternal
2) Kompetensi Khusus
38

Tindakan Keperawatan yang mampu dilakukan


antara lain:
(a) Melakukan tindakan kebidanan mandiri BP I
(1) Mempersiapkan pelayanan kebidanan
(2) Melakukan cuci tangan
(3) Menyiapkan Alat Pelindung Diri
(b) Melakukan anamnesa
(1) Anamnesa pada ibu hamil bermasalah
(HEG, Abortus, Serotinus, PPI, IUGR,
Anemia)
(2) Anamnesa pada ibu bersalin bermasalah
(Inersia Uteri, Partus Tak Maju, Ketuban
Pecah Dini)
(3) Anamnesa pada ibu nifas bermasalah
(Engorgement, Infeksi Luka Operasi)
(4) Anamnesa akseptor KB
(5) Anamnesa pada ibu dengan gangguan
reproduksi (gangguan menstruasi,
bartolinitis, vaginitis)
(c) Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil,
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir fisiologis
bermasalah, gangguan reproduksi dan
akseptor KB
(1) Melakukan pemeriksaan dalam
(2) Melakukan inspeksi dan palpasi di daerah
alat kelamin
(d) Melakukan pemeriksaan laboratorium
(1) Melakukan pemeriksaan protein urine
(2) Melakukan pengambilan/ pengecekan air
ketuban dengan kertas lakmus
39

(e) Membuat diagnosa kebidanan sesuai hasil


pengkajian
(f) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
(g) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada
ibu hamil, bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir
fisiologis bermasalah, gangguan reproduksi
dan akseptor KB
(h) Mempersiapkan pelayanan asuhan kebidanan
(1) Mempersiapkan alat untuk transfusi darah
(i) Melaksanakan asuhan kebidanan terhadap ibu
hamil fisiologis bermasalah
(j) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis bermasalah kala I
(k) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis bermasalah kala II
(l) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis bermasalah kala III
(m) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
bersalin fisiologis bermasalah kala IV
(n) Melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu
nifas
(o) Memberikan transfusi darah
(p) Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir fisiologis bermasalah
(q) Melakukan asuhan kebidanan pada akseptor
KB
(1) Membebaskan jalan nafas
(2) Menghisap lendir pada bayi
(r) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan
gangguan reproduksi
40

(s) Memberikan KIE pada ibu hamil, bersalin, ibu


nifas, bayi baru lahir fisiologis bermasalah,
gangguan reproduksi dan akseptor KB
(t) Memberikan konseling pada ibu hamil,
bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir fisiologis
bermasalah, gangguan reproduksi dan
akseptor KB
(u) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan kasus
fisiologis tanpa masalah
(v) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan
kasus fisiologis tanpa masalah
4) Pengaturan Jadwal Dinas
a) Pengaturan daftar dinas disusun berdasarkan Tim,
dibuat dalam 1 bulan sehingga bidan sudah
mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk
melakukan dinas.
b) Pembuatan jadwal dinas bidan dilakukan oleh kepala
ruangan bekerjasama dengan anggotanya. Setiap
bidan diberikan hak untuk meminta cuti atau
permintaan libur pada hari-hari tertentu sesuai dengan
kebutuhan mereka. Permintaan tersebut ditulis dalam
buku permintaan cuti/libur. Pengaturan jadwal dinas
pada petugas rawat inap maupun rawat jalan, di atur
dalam peraturan direktur RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro.
c) Untuk bidan bertugas pada pagi, sore, dan malam serta
mendapatkan hak lepas dari dinas (libur) terutama bagi
bidan yang dinas malam hari. Untuk petugas
adminstrasi, apoteker, dan gizi hanya berdinas pada
pagi hari.
5) Pengaturan Daftar Pasien
41

Pengaturan daftar pasien dibuat berdasarkan kelas rawat


yaitu kelas isolasi berisi 4 bed, kelas 2 berisi 4 bed, kelas
3 berisi 7 bed.
6) Pengorganisasian Klien
Di ruangan nifas dalam pengorganisasian klien
berdasarkan tim sesuai dengan SK rumah sakit yaitu Tim
1 mengelola ruang intensif dan ruang 5, Tim 2 mengelola
ruang 3 dan ruang 6, dan Tim 3 mengelola ruang 4 dan
ruang 7. Pengelolaan Tim di rolling setiap 6 bulan.
7) Sistem Penghitungan Tenaga
Sistem penghitungan tenaga di ruangan nifas untuk dinas
pagi sebanyak 7 atau 8 bidan, dinas sore dan malam 4
bidan. Sedangkan untuk petugas administrasi, apoteker,
gizi bekerja pada pagi hari. Sedangkan pada hari libur,
dinas pagi 4 orang bidan.
c. Fungsi Pengarahan
1) Operan
Operan jaga pada pagi hari dipimpin oleh kepala ruang
membahas informasi terbaru yang berkaitan dengan
ruangan Dewi Kunthi seperti pergantian sistim pelaporan
menu pasien ke instalasi Gizi atau informasi lainnya yang
berkaitan dengan sistim manajemen di ruang tersebut,
kemudian salah satu anggota tim membacakan SPO
ruangan Dewi Kunthi yang berbeda judul setiap harinya,
selain dibacakan, kepala ruangan memimpin diskusi
apabila ada pertanyaan dari SPO tersebut terkait teknis
pelaksanaan ataupun isi dari SPO tersebut. Operan jaga
pada siang dan malam hari tidak dilakukan pembacaan
SPO, operan dilakukan langsung dengan pembacaan
status pasien.
42

Operan jaga dilaksanakan diawal waktu pergantian


jadwal jaga bidan. Operan jaga dilakukan oleh petugas
shift sebelumnya dan diketik dalam bentuk print out dari
aplikasi. Print out tersebut D’MASIVE (Daftar Monitoring
Pasien dan Visite) pasien yang berisi (Nomor Kamar,
Dokter Penanggung Jawab Pasien, Nama Pasien,
Diagnosa, Terapi yang diberikan pada pasien, EWS atau
Early Warning System, dan Keterangan).
Ketua tim dalam kelompok jaga melaporkan operan
dengan bidan penanggung jawab dinas siang dan bidan
penanggung jawab dinas siang melaporkan kepada bidan
penanggung jawab dinas malam. Hal-hal yang dilaporkan
seperti jumlah pasien, tindakan (kuretase, USG, MOW,
histerektomi), pengiriman bayi ke ruang perinatologi untuk
tindakan penyinaran ataupun tindakan bayi yang
dilakukan di ruang NICU dan PICU, pasien rencana
pulang.
Operan jaga dilakukan dalam satu meja duduk
melingkar, setelah itu semua bidan dari kedua jadwal jaga
berkeliling ke ruangan pasien, melihat kondisi pasien saat
hand over, sekaligus menyapa pasien, menanyakan
keluhan serta memperkenalkan tim jaga berikutnya.
2) Pre dan Post Conference
Pre dan Post Conference yang dilakukan oleh bidan
jaga di ruang Dewi Kunthi masih tergabung dalam operan.
Fungsi pengarahan ini belum berjalan sendiri dan kegiatan
post conference tidak rutin dilakukan pada akhir waktu di
jadwal jaga.
Kendala yang dihadapi yaitu karena belum terbiasa di
lakukan pre dan post conference, SDM yang belum
memahami tentang pre dan post conference.
43

3) Motivasi Kepada Bidan


Fungsi pengarahan ini dilakukan dalam bentuk
motivasi masing-masing individu seperti kemauan bidan
untuk mempelajari atau ingin mengetahui kasus-kasus
kebidanan setiap jadwal jaga atau bidan yang hanya
melaksanakan tugasnya pada saat jadwal jaga. Bentuk
lain motivasi kepada Bidan yaitu penyampaian saran
kepada bidan oleh kepala ruangan atau ketua tim apabila
ada komplain atau saran kepada bidan pelaksana
kemudian karu memotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
4) Pendelegasian
Kepala ruang adalah penanggung jawab ruangan yang
dengan hal ini dapat melimpahkan wewenangnya kepada
ketua tim. Misalnya pada saat ada mahasiswa kepala
ruang melimpahkan tugasnya kepada ketua tim untuk
membimbing. Contoh lain saat penanganan pasien tugas
ketua tim mendelegasikan kepada bidan pelaksana.
Fungsi pengarahan ini disebut delegasi.
5) Supervisi
Supervisi yang dilakukan di ruang Dewi Kunthi yaitu
seperti ketua tim mengecek dan mengawasi tindakan pra
bidan praktisi. Prabidan praktisi belum memiliki
kewenangan klinis sehingga dalam melakukan tindakan
masih dibawah pengawasan atau supervisi ketua tim.
6) Ronde
Ronde kebidanan belum dilakukan secara terstruktur
dan sistematis di ruang Dewi Kunthi, hal ini terjadi karena
ronde kebidanan masih dilakukan dalam kegiatan operan,
sehingga masih bercampur dengan kegiatan operan dan
tidak dapat dikatakan ronde kebidanan dalam satu
kegiatan tersendiri.
44

d. Pengendalian
1) Indikator Mutu
a) Jumlah pasien baru
b) Jumlah pasien yang tidak terpasang gelang identitas
c) Jumlah assesmen awal medis yang lengkap <24 jam
d) Jumlah assesmen awal perawat yang diisi lengkap dan
ditandatangani <24 jam
e) Jumlah obat HAM yang diberikan dirawat inap
f) Jumlah obat HAM di rawat inap yang diberi label
g) Jumlah seluruh pasien
h) Jumlah pasien yang kebutuhan perawatan dirinya
terpenuhi
i) Jumlah pasien jatuh
j) Jumlah kesalahan pemberian obat yang tidak sesuai
dengan prinsip 7B
k) Jumlah dokter yang visite
l) Jumlah dokter spesial yang visite kurang dari jam 14
m) Jumlah pasien yang dilakukan TBAK
n) Jumlah pasien yang dikonfirmasi <24 jam
o) Jumlah pasien pulang
p) Jumlah pasien pulang < 1 jam
q) Jumlah pasien keluar RS (terdiri dari pasien pulang,
APS, rujuk, meninggal)
r) Dokumen

Pasien yang tidak terpasang gelang identitas harus


0%, assesmen medis 90%, assesmen perawat 100%,
obat HAM yang diberi label 100%, pasien yang kebutuhan
perawatan dirinya terpenuhi 100%, pasien jatuh 0%,
kesalahan obat 0%, dokter spesialis yang visite kurang
dari jam 14.00 WIB harus >80%, pasien yang dikonfirmasi
45

<24 jam >90%, pasien pulang <1 jam >80%, dokumentasi


lengkap <24 jam 100%.

2) Audit Dokumentasi Asuhan


Audit dokumentasi asuhan di Ruang Dewi Kunthi
belum berjalan karena belum ada Satuan Asuhan
Keperawatan (SAK)/ Instrument ABC yang belum ada.
3) Survey Kepuasan
Survey ini dilakukan pada pasien rawat inap di ruang
Dewi Kunthi. Survey ini dilakukan dengan cara
membagikan kuesiner kepada pasien yang dijadwalkan
pulang pada hari tersebut. Kuesioner tersebut berisi
beberapa pernyataan kepuasan pelayanan, kritik, saran
dan masukan, pasien juga harus menuliskan identitas diri
seperti nama dan alamat pasien. Hasil kuesioner tersebut
dikumpulkan pada petugas bagian administrasi ruang
Dewi Kunthi . Kuesioner selama satu bulan kemudian
diserahkan oleh petugas administrasi pada bagian
Pelayanan Informasi (PI) di Rumah Sakit KRMT
Wongsonegoro Kota Semarang, kemudian bagian PI
merekap kuesioner tersebut dan hasil rekap kuesioner
dilaporkan ke instalasi rawat inap untuk didistribusikan ke
setiap ruangan sehingga apabila ada kritik, saran atau
masukan dapat diketahui oleh ruangan yang
bersangkutan.
4) Survey Masalah Pasien
Berdasarkan data yang penyusun dapatkan pada SP2KP
di data bulan November 2018, diperoleh hasil bahwa pada
bulan November 2018 tidak ada laporan permasalahan
ruangan di Dewi Kunthi.
46

C. Analisa Masalah
1. Kajian Teori
Unsur manajemen atau sumberdaya bagi manajemen
adalah hal yang merupakan modal bagi pelayanan manajemen,
dengan modal itu akan lebih menjamin pencapaian tujuan,
adapun unsur manajemen tersebut adalah :
a. Man : Sumber daya manusia
b. Money : Uang
c. Methode : Metode, tatacara, prosedur
d. Machine : Alat-alat, mesin
e. Material : Bahan dasar, Material

Unsur-unsur manajemen tersebut perlu dilakukan dengan


upaya yang konsisten dengan melalui fungsi manajemen.
Sehingga perlu memperhatikan beberapa hal antara lain :

a. Perencanaan keuangan
b. Pengorganisasian keuangan
c. Pelaksanaan keuangan
d. Pengendalian keuangan
e. Evaluasi keuangan

Dalam rumah sakit perlu tiga unsur lain yang penting yaitu :

a. Pelayanan
b. Professional, reputasi dokter, paramedic
c. Mutu

5 M + S (Service) + P (Profesional) + Q (Quality)

= Pelayanan = Mutu

S, P, O, merupakan kekhususan tersendiri dirumah sakit yang


merupakan :
47

a. Ciri yang mebedakan dengan industri jenis lain


b. Penilaian tersendiri
c. Dukungan ilmu dan tekhnologi tersendiri.

5M merupakan merupakan bahan yang diolah oleh fungsi


manajemen untuk mencapai tujuan. Adapun fungsi manajemen
sendiri adalah POACE :

P (Plan) : Perencanaan, yaitu merencanakan kegiatan


yang akan datang.

O (Organizing) : Pengorganisasian, yaitu mengatur agar setiap


kegiatan dan sumberdaya agar terorganisasi dengan baik.

A (Actuating) : Pelaksanaan, yaitu melaksanakan dengan


penuh tanggungjawab, terus menyesuaikan dengan situasi.

C (Controling) : Pengendalian, yaitu mengendalikan agar


pelaksanaan selalu sesuai dengan rencana dan mengarah pada
pencapaian tujuan.

E (Evaluation) : Evaluasi, yaitu menilai apakah rencana dapat


didiskusikan dengan baik dan tujuan dapat dicapai, adanya
penyimpangan, apa sebabnya dan bagaimana agar tidak terulang.

Fungsi manajemen merupakan siklus yang berulang, artinya setelah


evaluasi dilakukan akan merupakan masukan bagi perencanaan
berikutnya.

2. Data yang diperoleh


Unsur input / masukan : Pasien, mahasiswa praktik dan 5 M
a. Pasien
Jumlah pasien baru bulan November adalah 120 dengan >
50% adalah pasien nifas post SC atas indikasi PEB, KPD,
Oligohidramnin, CPD, Prematuritas, Induksi yang gagal, HTG,
48

Fetal Distress, HPP, dan kelainan letak yang berasal dari


lingkungan sekitar RS baik dari Puskesmas, klinik swasta
yang bekerjasama dengan BPJS ataupun kemauan pasien
sendiri.
b. Mahasiswa Praktik
Mahasiswa praktik selama bulan Februari sejumlah 7 anak, 2
mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Elizabeth dan
5 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang.
c. Ketenagaan
Ruangan Dewi Kunthi terdiri dari 22 tenaga bidan, 2 tenaga
administrasi, 1 tenaga farmasi, 1 tenaga gizi, 3 tenaga
cleaning service dan 4 tenaga satpam. Jenjang pendidikan
dari sumber daya manusia dalam ruangan Dewi Kunthi yaitu
pendidikan terakhir Sarjana Terapan Kebidanan dengan
jumlah 2 orang, tenaga bidan yang masih dalam proses
penyelesaian Sarjana Terapan Kebidanan sejumlah 3 orang,
pendidikan terkahir Diploma Tiga (DIII) kebidanan berjumlah
17 orang.
d. Sumber dana
Sumber dana di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro didapat dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) dan APBD Pemkot.
Dana tersebut masuk di manajemen keuangan. Dan
manajemen keuangan mendapat laporan dan perencanaan
pengadaan perlengkapan, kemudian instalasi rawat inap
mengajukan permohonan barang kebagian perlengkapan,
sehingga ruangan mendapatkan barang yang dibutuhkan
bukan dalam bentuk uang.
e. Fasilitas/alat/bahan dan obat-obatan
1) Fasilitas untuk pasien
Ruang kelas 2
 4 bed tempat tidur
49

 4 almari pasien
 1 AC
 4 Kursi
 1 TV
 Kamar mandi didalam
Ruang kelas 3
 7 bed tempat tidur
 7 almari pasien
 2 AC
 7 Kursi
 Kamar mandi dalam
K amar intensif terdapat fasilitas antara lain:
 3 bed tempat tidur
 3 lemari pasien
 1 AC
 3 kursi
 3 Bed Side Monitor
Fasilitas untuk petugas kesehatan
 Ruang nurse station
 Ruang obat
 Ruang perawat
 1 Kamar mandi
 Dapur
 Loker
Alat
 Tensi Meter
 Doppler
 EKG
 GDS
 Saturasi Oksigen
 Syringe Pump
50

 Nebulizer
 Suction
 Bed Side Monitor
 Infus Pump
 Timbangan bayi
Bahan dan obat-obatan
Dalam ruang Dewi Kunthi bahan-bahan habis pakai
(Hand Scoon, Masker, Apron dan penutup kepala)
tersedia di ruangan obat.
Obat-obatan diruang Dewi Kunthi untuk masing-masing
pasien diletakan dalam laci yang tersusun sesuai nomor
bed.
Terdapat 1 kulkas diruang obat, dimana kulkas tersebut
berisi HAM (Oksitosin,dll) , obat supositoria, Vaksin HB0
yang memerlukan penyimpanan pada suhu 2-8˚C.
Tersedia juga lemari obat dan alat kesehatan dimana
tersusun atas beberapa laci, laci pertama berisi obat
dengan kewaspadaan tinggi (Atropin sulfas 0,25 mg/ml
inj, Epinefrin (adrenalin) 1 mg/ml inj, phenobarbital,
Metyl Ergometrin inj (metergin), lidokain 20mg/ml inj),
laci kedua berisi obat-obatan emergency (aminophilin
24 mg/ml inj, asam tranexamat 500mg, Ca Glukonas,
Dexamethasone, Furosemid inj, MgSO4 20% dan 40%,
Phenytoin 50mg/ml) beserta cairan infus (RL,
Hes,D10%,NaCl 0,9%), dan yang terakhir laci ketiga
berisi : infus set, tranfusi set, urin bag, NGT No.14/16
Guedel (OPA) No. 90/100, IV Cateter No.18/20/22,
Nasal O2 dewasa, folley kateter No.13, 16 dan 18)
2) Methode
Ruang Dewi Kunthi dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menggunakan metode modifikasi
51

primer, yaitu satu tim terdiri dari 6 bidan yang memiliki


tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien 7 orang
pada masing-masing kamar pasien sesuai kelasnya.
Dalam ruangan Dewi Kunthi ditinjau dari pembagian
tenaga bidan dibagi menjadi 3 tim dan masing-masing tim
memegang tanggung jawab dalam beberapa kamar.
Pembagian tim terjadi selama 6 bulan sekali.
Standar asuhan dan kinerja dalam ruangan Dewi
Kunthi belum dibuat, dikarenakan dari bagian pembuat
standar asuhan dan kinerja sebelumnya kehilangan file
yang berisi tentang standar asuhan dan kinerja.

Unsur proses

Proses asuhan kebidanan dilakukan di Ruang Dewi Kunthi,


dengan tenaga keperawatan (bidan) dan tenaga non
keperawatan (Dokter, Ahli Gizi, Apoteker, dan CS). Jumlah
tenaga keperawatan dan jumlah pasien sudah memenuhi kriteria
ideal.
Proses pelayanan kebidanan dilakukan sesuai dengan fungsi-
fungsi manajemen, dimana setiap pelayanan yang akan
diberikan telah melalui perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengendalian yang terbagi menjadi beberapa
tim dengan masing-masing ketua timnya.

Begitupun dengan mahasiswa yang praktik di Ruang Dewi


Kunthi, mahasiswa sebelum melakukan proses asuhan
kebidanan terlebih dahulu melalui bimbingan pembimbing lahan
yang selanjutnya di supervisi dan dievaluasi mengenai asuhan
yang sudah diberikan. Mulai dari Pre Conference, Ronde,
Supervisi, Discharge Planing, Post Conference dan dokumentasi.

Unsur out put / keluaran


52

a. Efisiensi ruang rawat (BOR,LOS,<BTO,TOI).


Pada bulan November 2018 di ruang Dewi Kunthi
angka BOR (Bored Occupation Rate = angka penggunaan
tempat tidur) yaitu 40,42%, ALOS (Arange Lenghth of Stay =
rata-rata lamanya pasien dirawat) 3,39 hari, TOI (Turn Over =
interval = tenggang perputaran) 3,43 hari, BTO (Bed Turn
Over = angka perputaran tempat tidur) 5,22 kali pertahun
standar minimal rumah sakit angka BOR yaitu 60-85%. ALOS
6-9 hari, TOI 1-3 hari dan BTO 40-50 kali/tahun.
Angka BOR ruangan Dewi Kunthi masih rendah dari
standar minimal RS karena dengan adanya pembangunan
gedung rawat jalan yang letaknya bertepatan dibelakang
Ruang Dewi Kunthi RS membuat kebijakan beberapa
ruangan rawat inap Dewi Kunthi untuk dikosongkan agar tidak
mengganggu kenyamanan hal ini berdampak pada jumlah
pasien yang menurun yang awalnya 32 menjadi 25 jika bed
terisi penuh.
ALOS diruangan Dewi Kunthi rendah dikarenakan
Dewi Kunthi berisi pasien nifas yang hanya memerlukan lama
perawatan hanya 3-4 hari kecuali ada indikasi tertentu
sehingga memerlukan perawatan lebih lanjut.
TOI diruangan Dewi Kunthi sudah memenuhi standar
minimal RS. BTO diruang Dewi Kunthi adalah 5,22 atau dari
rata-rata BTO RS adalah 4,84 x/tahun atau sama dengan
58,08 x/tahun angka ini menunjukan bahwa frekuensi
pemakaian tempat tidur yang melebihi standar minimal RS .
b. Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)
SAK (Instrument ABC) di Ruang Dewi Kunthi belum ada
sehingga tidak bisa dilakukan evaluasi.
c. Hasil evaluasi bimbingan PKK (dari pembimbing PKK/peserta
didik)
53

Pembimbing melakukan bimbingan kepada praktikan,


melakukan supervisi kepada prkatika tentang proses asuhan
kebidanan.
d. Kepuasan kerja karyawan
Survey kepuasan kerja karyawan di Ruang Dewi Kunthi
terakhir dilakukan 2 tahun yang lalu.
3. Analisis perbedaan dari kajian teori dengan kajian data
Penerapan unsur manajemen (Man,Money,Material,Methode
and market) dalam ruangan untuk money dan market tidak
dilakukan karena dua hal tersebut merupakan cakupan dari
manajemen RS sehingga ruangan hanya menjalankan unsur lain
untuk pelaksanaan pelayanan.
D. Identifikasi Masalah
1. Masalah
a. Material
Capaian BOR dan ALOS yang rendah
b. Keterbatasan Data
Tidak adanya standar asuhan dan standar kinerja di Ruang
Dewi Kunthi
c. Uraian Tugas
Tidak adanya pengaturan uraian tugas yang membedakan
kewenangan antara Kepala Ruang, Ketua Tim dan Bidan
Pelaksana, hanya menggunakan uraian tugas berdasarkan
SK Direktur
d. Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang Dewi Kunthi tidak
sepenuhnya sesuai dengan Permenpan karena pengaturan
jadwal dinas mengikuti peraturan SK Direktur. Pengaturan
jadwal dinas di Permenpan yaitu 154-168 jam per bulan sudah
sesuai dengan jumlah jam kerja bidan di Ruang Dewi Kunthi
tetapi untuk bentuk shift di Permenpan 2 hari pagi, 2 hari
54

siang, 2 hari malam dan 2 hari lepas jaga (PP,SS,MM,LL)


tidak bisa diberlakukan di Ruang Dewi Kunthi karena akan
terjadi keterbenturan jadwal antar bidan.
e. Pre Post Conference
Kegiatan Pre Post Conference tidak dijalankan secara rutin di
Ruang Dewi Kunthi.
E. Prioritas Masalah
Menurut penyusun masalah yang paling prioritas adalah
masalah pre-post conference karena itu merupakan kegiatan dasar
sebelum melaksanakan rencana tindakan.
F. Analisa Strength, Weakness, Treath, Weakness (SWOT)

Faktor internal Strength Weakness


- SDM dengan - Belum banyak
lulusan Sarjana terpapar teori
Terapan Kebidanan tentang pre post
berjumlah 1 orang conference
dan 3 orang dalam - Pola kebiasaan
proses yang yang tidak rutin
terpapar teori pre melakukan pre post
post conference conference
- SOP dan SAK - Motivasi antar
dalam proses anggota tim belum
Faktor Eksternal - Adanya tim kerja optimal
Oportunity Strategi Strength Strategi Weakness
- Kebijakan ruangan Oportunity (SO) Oportunity (WO)
tentang uraian - Memotivasi SDM - Menggerakan
tugas berdasarkan yang sedang dalam kembali kebiasaan
kompetensi umum proses penyelesaian melakukan pre post
Bidan Praktisi II Sarjana Terapan conference
- Bidan Praktisi II Kebidanan - Penyegaran
mampu - Mengupayakan anggota tim dalam
mempelopori dan terwujudnya SPO pelaksanaan pre
memberikan contoh dan SAK post conference
kegiatan pre post
conference
Treaths Strategi Strength Strategi Weakness
- Tuntutan kinerja Treaths (ST) Treaths (WT)
bidan untuk - Memotivasi lulusan - Menyarankan bidan
meningkatkan Sarjana Terapan untuk saling
kualitas manajemen Kebidanan untuk bersinergi
55

- Tuntutan menjadi penggerak melakukan pre post


mahasiswa dalam conference
praktikan untuk meningkatkan - Peningkatan
berfikir lebih kritis kualitas manajemen supervisi dari ketua
pembagian tugas - SPO dan SAK tim ke anggota tim
anggota tim menjadi disegerakan untuk - Peningkatan
kurang terstruktur terealisasikan motivasi antar
anggota tim untuk
melakukan tugas
secara terstruktur

G. Rencana Strategis/ Plan of Action (POA)


Plan of Action adalah rencana yang sifatnya arahan yang dapat
dilaksanakan, dapat berupa :
1. Suatu rencana
2. Telah diatur agar dapat dilaksanakan
Biasanya POA berlaku untuk program-program yang tertentu atau
kegiatan tertentu. Hal ini dipergunakan agar :
1. Tahapan pelaksanaan dapat berjalan runtut.
2. Tidak ada tahapan penting yang terlewat.
3. Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan
kewajibannya.
Bagi yang biasa bekerja dilapangan sering hal ini dianggap menyita
waktu karena menganggap telah biasa melaksanakan. Keadaan
seperti ini akan menghambat proses bekerja dari pengalaman,
karena dengan POA akan jelas :
1. Apa yang dilakukan
2. Bagaimana melakukan
3. Bagaimana cara mengukur hasil
Dengan POA yang tercatat, akan dapat dievaluasi untuk dapat
meningkatkan mutu pelayanan.
Berbagai komponen atau tahapan-tahapan penting POA yang
harus ada, dan harus menjamin :
1. Kelengkapan rencana
56

2. Urutan tahapan yang urut


3. Jelas apa yang harus dikerjakan
Tabel. Komponen POA
No Komponen Penjelasan
1. Nama Dalam hal ini rencana apa. Seperti :
POA latihan perawat kamar bedah
2. Tujuan Jelaskan tujuan yang jelas dan dapat
diukur. Dalam pengertian ini tujuan
khusus saja.
Contoh :
1. Meluluskan perawat terlatih kamar
bedah
2. Kurikulum dapat terpenuhi
3. Kegiatan Rangkaian kegiatan apa yang dilakukan
Contoh : kuliah, praktek
4. Sasaran Siapa yang menjadi sasaran atau obyek
kegiatan. Contoh : Calon perawat kamar
bedah RS sewilayah
5. Jadwal Alokasi waktu, mulai persiapan sampai
pelaporan. Contoh :
1. Penyusunan kurikulum 1 bulan
2. Pendaftaran peserta 1 bulan
Biasanya disusun dalam bar chat
6. Petugas Biasanya disebut panitia, atau yang
bertanggung jawab.
7. Organisasi Tentu susunan panitia dengan tugas-
tugasnya.
8. Bahan dan alat Bahan dan alat yang diperlukan.
9. Informasi Informasi apa, kapan diperlukan agar
lancarnya kegiatan.
57

No Komponen Penjelasan
10. Keuangan Gambaran beberapa biaya yang
dipergunakan dan penerimaan yang
didapat
11. Tolak ukur Penentuan seberapa besar tujuan
keberhasilan ditetapkan sebagai patokan berhasil.
Cntoh : 90% peserta lulus. Termasuk
pula cara evaluasinya.
12. Pelaporan Cara melaporkan dan kapan harus
selesai

Tabel. Penjelasan POA


No Komponen Penjelasan Sudah Belum Ket
1. Nama Nama POA atau
kegiatan yang jelas.
2. Tujuan Tujuan yang jelas
dan dapat diukur.
3. Kegiatan Jenis kegiatan yang
dapat dilaksanakan.
4. Sasaran Sasaran yang jelas.
5. Jadwal susunan jadwal dari
persiapan sampai
pelaporan.
6. Petugas Siapa yang
bertanggungjawab
dan terkait.
7. Organisasi Susunan organisasi
dan uraian tugas.
8. Bahan dan Bahan dan alat yang
alat diperlukan.
58

No Komponen Penjelasan Sudah Belum Ket


9. Informasi Informasi apa yang
diperlukan.
10. Keuangan Sebutkan biaya dan
penerimaan yang
diterima.
11. Tolak ukur Tentukan target
keberhasilan keberhasilan dan
cara evaluasi.
12. Pelaporan Cara dan kapan
dilaporkan.

POA di Dewi Kunthi

Masalah Rencana Tindakan Tujuan Sasaran Tempat Waktu Penanggu


ngjawab
Pre-Post - Melakukan diskusi Untuk Semua Ruang Jumat, Kelompok
Conference dan persamaan menambah bidan di Dewi 22 Dewi
yang belum persepsi dengan pengetahuan Ruang Kunthi Februari Kunthi
terlaksana kepala ruang dan mengubah Dewi 2019
secara rutin - sosialisasi tentang pola kebiasaan Kunthi
pre-post conference sesuai dengan
- melakukan uji coba pelaksanaan
pre-post conference manajemen
- memotivasi bidan pelayanan
untuk melakukan pre- kebidanan
post conference
secara continue
59

BAB III
PEMBAHASAN
A. Fungsi Perencanaan
1. Visi Ruangan
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan ruangan sayang ibu dan bayi
dibuktikan dengan pemberian pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan asuhan sayang ibu dan bayi.
2. Misi Ruangan
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan pemberian ASI Eksklusif
untuk semua bayi, dibuktikan dengan perlakuan pijat oksitosin dan
breast care bagi ibu yang ASI nya belum keluar atau belum lancar.
Ruang Dewi Kunthi sudah menerapkan KB Mantap, dibuktikan
dengan pasien yang sudah memenuhi syarat untuk KB Mantap,
langsung di motivasi dan dilakukan KB Mantap.
Ruang Dewi Kunthi sudah melakukan peningkatan kompetensi bidan
melalui seminar dan pelatihan, dibuktikan dengan bidan sudah
melakukan pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Mom And Baby
Spa, dll.
Ruang Dewi Kunthi sudah meningkatkan pengetahuan pasien
tentang perawatan postpartum dan bayi dibuktikan dengan
pemberian pendkes kepada pasien dan keluarga melalui cara
“Syahrini” yaitu sayang ibu dan bayi yang merupakan edukasi dalam
bentuk video.
3. Standar Prosedur Operasional
Ruang Dewi Kunthi dalam melakukan tindakan sudah sesuai dengan
SPO, misalnya dalam pemberian MgSO4 bagi pasien PEB.
4. Standar Asuhan
Standar Asuhan di Ruang Dewi Kunthi belum tersedia dan ini
merupakan salah satu hambatan bagi penyusun.
60

5. Standar Kinerja
Standar Kinerja di Ruang Dewi Kunthi belum tersedia dan ini
merupakan salah satu hambatan bagi penyusun.
B. Fungsi Pengorganisasian
1. Sturktur Organisasi
Struktur Organisasi di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai dengan teori
yaitu dipimpin oleh kepala ruang dan membawahi administrasi,
farmasi klinik, ketua tim yang membawahi bidan pelaksana.
2. Uraian Tugas
Uraian tugas yang ada di Ruang Dewi Kunthi belum sesuai dengan
pembagian tugas masing-masing jabatan, uraian tugas hanya di atur
di SK Direktur dan dibedakan menjadi 2 yaitu Bidan Praktisi I dan II.
3. Pengaturan Jadwal Dinas
Pengaturan jadwal dinas di Ruang Dewi Kunthi tidak sesuai dengan
permenpan tetapi disesuaikan dengan SK Direktur.
4. Pengaturan Daftar Pasien
Pengaturan daftar pasien sudah sesuai dengan teori
5. Pengorganisasian Klien
Pengorganisasian klien di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai dengan
SP2KP.
6. Sistem Penghitungan Tenaga
Sistem Penghitungan Tenaga di Ruang Dewi Kunthi sudah sesuai
dengan SP2KP.
C. Fungsi Pengarahan
1. Operan
Operan yang dilakukan di ruang dewi kunthi sudah sesuai dengan
teori.
2. Pre dan Post Conference
Pre dan Post Conference belum terlaksana di ruang Dewi kunthi
karena keterbatasan pengetahuan dan kebiasaan.
61

3. Motivasi Kepada Bidan


Motivasi kepada bidan dilakukan apabila terdapat kesalahan atau
ketidaksesuaian asuhan yang diberikan.
4. Pendelegasian
Pendelegasian sudah dilakukan sesuai dengan teori.
5. Supervisi
Supervisi di ruang dewi kunthi sudah sesuai dan terlaksana.
6. Ronde Kebidanan
Ronde kebidanan di ruang dewi kunthi dilakukan sesuai dengan
pembagian TIM dan dilakukan bersamaan dengan operan.
D. Pengendalian
1. Indikator Mutu
Indikator mutu di ruang dewi kunthi sudah sesuai dengan standar
yang telah ditentukan
2. Audit Dokumentasi
Audit dokumentasi di ruang dewi kunthi belum berjalan karena tidak
adanya SAK (Instrumen ABC).
3. Survei Kepuasan
Survei kepuasan di ruang dewi kunthi sudah dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada pasien yang ingin pulang dan
dilaporkan kepada Pengembangan Informasi dan dilaporkan
hasilnya ke kepala instalasi untuk diteruskan ke ruangan.
4. Survei Masalah Pasien
Survei masalah pasien dilakukan secara subyektif oleh kepala ruang
berdasarkan dengan temuan yang ditemukan atau yang dilaporkan.
62

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil pengkajian data, analisa serta pembahasan menunjukan


fungsi manajemen ruang Dewi Kunthi sudah berjalan dengan baik,
namun penulis menemukan masalah dalam fungsi pengarahan dalam
kegiatan pre post conference, sehingga hal tersebut dianalisa dan
dibahas lebih lanjut dan didapatkan kesimpulan bahwa :

1. Pre post conference merupakan komunikasi katim dan perawat/


bidan pelaksana yang dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas
perawatan pelaksanaan.
2. Pre post conference dalam fungsi pengarahan harus dilakukan
dalam manajemen pelayanan kebidanan karena tujuan pre post
conference adalah membantu untuk mengidentifikasi masalah-
masalah pasien, merencanakan asuhan dan merencanakan
evaluasi hasil serta memberikan kesempatan mendiskusikan
penyelesaian masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
3. Pelaksanaan kembali pre post conference yang pernah dilakukan di
ruang Dewi Kunthi harus berdasarkan SPO sehingga ada
kesepakatan tindakan dalam melakukannya.

B. Saran

1. Bagi Rumah Sakit dan Ruang Dewi Kunthi


a. Rumah sakit diharapkan meningkatkan kualitas manajemen
dalam melakukan pelayanan kepada pasien.
63

b. Pihak pengelola ruang Dewi Kunthi diharapkan dapat


melaksanakan kembali kegiatan yang sudah pernah dilakukan
dengan dasar SPO yang telah disusun.
c. Pengadaan peralatan medis yang sesuai dengan kegunaan
seperti penggunaan gunting plester sebagai alat medis dan tidak
menggunakan gunting ATK.
d. Meningkatkan manajemen pelayanan kebidanan di ruang
kebidanan Dewi Kunthi agar lebih terstruktur dan penyampaian
laporan bulanan tepat waktu.
e. Memotivasi bidan dengan mengucapkan yel-yel, visi, misi
ruangan atau ucapan penyemangat untuk memulai pekerjaan.
2. Bagi Institusi
Institusi diharapkan dapat meningkatakan kualitas dalam
penyusunan modul praktik, sehingga terdapat persamaan persepsi
baik antara dosen, pembimbing lahan maupun mahasiswa.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa yang akan melakukan praktik pada stage
manajemen selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengkajian
lebih dalam, menganalisa masalah dan melakukan pembahasan
dengan lebih baik.
64

LAMPIRAN

ASUHAN NIFAS NORMAL


No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
569.02.00.2015 00 1/2
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 21 September 2015
OPERASIONAL
PENGERTIAN Masa nifas adalah masa dimulai setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira 6
minggu.
TUJUAN Memberikan pedoman tentang langkah asuhan ibu
selama masa nifas.
KEBIJAKAN  SK Direktur No. 224 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif RSUD Kota Semarang
 SK Direktur No. 463 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu
dan Bayi RSUD Kota Semarang
 SK Direktur No. 462 Tahun 2015 tentang
Kewajiban Mengutamakan Pelayanan dalam
Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi RSUD
Kota Semarang.
 Sk Direktur No. 461 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelaksanaan Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui di RSUD Kota Semarang.
 SK Direktur No.40 Tahun 2015 tentang
Penggunaan Ruang Dewi Kunti Sebagai Ruang
Rawat Inap dan Rawat Gabung Kelas IB, II, dan III
di RSUD Kota Semarang.
 SK Direktur No. 465 Tahun 2015 tentang
Pemberian ASI Eksklusif di RSUD Kota Semarang.
PROSEDUR Selama perawatan di Rumah Sakit
1. Periksa dan pantau keadaan umum, tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih, fungsi cerna,
perdarahan dan kondisi perineum.
2. Lakukan rawat gabung ibu-bayi sesuai indikasi
3. Berikan informasi pada ibu dan keluarga tentang:
a. Kebersihan diri
b. Perawatan luka perineum
c. Latihan otot panggul dan perut
d. Kebutuhan gizi
e. Menyusui dan merawat payudara
65

f. Perawatan bayi
g. Tanda bahaya post partum
h. Tanda bahaya pada bayi
4. Lakukan kontrak waktu untuk control uoang 6 hari.
5. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
yang telah dilakukan

Di Poliklinik
1. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam,
kontraksi uterus, tinggi fundus, kondisi perinemum,
dan suhu badan.
2. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan
luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
3. Tanyakan dukungan dari keluarga, suami, dan
lingkungan sekitar untuk perawatan bayinya.
4. Beri informasi pada ibu tentang:
 Kontrasepsi dan KB
 Tanda bahaya post partum
5. Lakukan kontrak waktu untuk control ulang (sesuai
indikasi)
6. Dokumetasikan hasil pemeriksaan dan tindakan
yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT  Ruang bersalin
 Ruang ginekologi
 Instalasi gawat darurat

PENGELOLAAN PRE EKLAMSIA BERAT


No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
797.02.00.2015 00 1/3
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 21 September 2015
OPERASIONAL
PENGERTIAN Pre Eklampsia Brat adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu, dengan kriteria tekanan darah 140/90 pada
dua kali pemeriksaan dengan selang waktu 4 jam atau
160/110 mmHg, proteinuria >600 mg/24 jam atau +2
dipstik, nyeri epigastrium, oliguria (<500cc/ 24 jam),
nyeri epigastrik dan sakit kepala.
TUJUAN Memberikan pedoman tentang langkah pengelolaan
Pre Eklampsia Berat.
KEBIJAKAN  SK Direktur No. 224 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif RSUD Kota Semarang.
66

PROSEDUR 1. Pengelolaan antepartum


Obsevasi di IGD
a. Evaluasi ibu: tanda dan gejala, pemeriksaan
laboratorium.
b. Monitor denyut jantung janin dan kontraksi
c. USG untuk menilai pertumbuhan dan
kesejahteraan janin
d. Pemeriksaan EKG dan foto thorax
e. pasang infus ringer laktat
f. pasang urine kateter
g. pemberian MgSO4, perhatikan syarat
pemberian MgSO4
 loading 4 gr selama 5-10 menit
 lanjutkan dosis pemeliharaan 1-2 gr/jam
h. berikan anti hipertensi.
 Nifedipine 10 mg/oral dapat diulang 15-30
menit dengan dosis maksimal 30 mg
 Berikan methyldopa 500 mg/ 6-8 jam
i. Jika terapi per oral gagal
Berikan nicardipine infus 5 mg/jam, naikan 2,5
mg/jam setiap 5 menit (maksimal 10 mg/jam).
j. Berikan kortikosteroid untuk terapi konservatif.
k. Kolaborasi dengan bagian penyakit dalam
untuk pengelolaan dan perawatan di ICU/HCU
l. Kolaborasi dengan bagian mata.

Observasi di ruang perawatan


Konservatif
a. Beri kortikosteroid: dexametason 2x6 mg
selama 2 hari
b. Berikan MgSO4 dosis pemeliharaan
c. Brikan anti hipertensi:
 Nifedipine 10 mg/8 jam (maksimal 120
gr/hari)
 Metildopa 250-500 mg/6-8 jam (maksimal 3
gr/hr)
d. Pantau kondisi ibu
e. Pantau kondisi janin
f. Kolaborasi dengan bagian penyakit dalam dan
bagaian mata

Terminasi kehamilan pada keadaan


- Eklampsia
- Oedema pulmo
- DIC
- Solusio plasenta
67

- Fetal distress
- Kesejahteraan janin buruk
- Usia kehamilan > 34 mgg
- Pre eklampsia berat yang tidak terkontrol dalam
24-48 jam
- Ditemukan tanda HELLP sindrom
- Ketuban pecah

Sectio caesaria dapat dipertimbangkan pada:


 Pre eklampsia berat/ eklampsia janin per term
dengan kegagalan terapi medis
 Pre eklampsia berat/ eklampsia janin viable
dengan kegagalan terapi dan syarat
pervaginam tidak terpenuhi
 Kesejahteraan janin buruk, fetal distress
2. Pengelolaan intrapartum
- Pantau kemajuan persalianan berdasarkan
partograf
- Pantau tanda dan gejala perburuk pre
eklampsia setiap saat
3. Pengelolaan postpartum
- Pengawasan masa nifas
- Berikan MgSO4 24 jam post partum
- Berikan antihipertensi pada tekanan darah ≥
150/100 mmHg
- Pantau tanda dan gejala perburukan pre
eklampsia setiap saat selama 72 jam post
partum
UNIT TERKAIT  Poli obstetrik ginekologi
 Instalasi gawat darurat
 Ruang kebidanan dan kandungan
 Laboratorium
 Instalasi bedah sentral
 Radiologi
 ICU/HCU
68

CARA MASASE PAYUDARA


No. Dokumentasi No. Revisi Halaman
590.02.00.2015 00 1/1
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR 21 September 2015
OPERASIONAL
PENGERTIAN Adalah melakukan masase payudara pada ibu setelah
melahirkan untuk membantu melenturkan payudara.
TUJUAN Membantu mengatasi pembengkakan payudara
KEBIJAKAN  SK Direktur No. 224 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif RSUD Kota Semarang
 SK Direktur No. 463 Tahun 2015 tentang
Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu
dan Bayi RSUD Kota Semarang
 SK Direktur No. 462 Tahun 2015 tentang
Kewajiban Mengutamakan Pelayanan dalam
Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi RSUD
Kota Semarang.
PROSEDUR 1. Dimulai dari pangkal payudara dengan
menggunakan jari-jari di dada sebelah dalam tekan
dengan lembut dengan arah ke putting berulang-
ulang.
2. Kemudian dengan jari-jari kedua tangan melakukan
massage payudara sebelah luar dengan arah ke
putting.
3. Melakukan tekanan halus dari arah bawah
payudara dengan dimulai payudara satu persatu
bergantian mengarah ke putting.
4. Lakukan gerakan ini berulang kemudian payudara
di kompres hangat.
UNIT TERKAIT  Ruang bersalin
 Ruang kebidanan dan kandungan
69

DAFTAR PUSTAKA

MNurs, Nurasalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam

Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Sabarguna,,Boy. 2008. Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : CV

Sagung Seto.

Sabarguna,,Boy. 2011. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah

Sakit Jilid 1. Jakarta : CV Sagung Seto.

Sabarguna,,Boy. 2011. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah

Sakit Jilid 2. Jakarta : CV Sagung Seto

Simatupang, Erna Juliana. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan.

Jakarta : EGC

RSUD KRMT WONGSONEGORO. 2019. http://rsud.semarangkota.go.id


diakses pada tanggal 15 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai