Tujuan
Siswa mengetahui ciri-ciri bahasa teks anekdot agar lebih paham mengenai struktur dan
kaidah teks anekdot.
Teks anekdot dimanfaatkan masyarakat sebagai media untuk menyindir layanan publik di bidang
politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita yang lucu dan
menggelitik membuat orang mudah menerima kritikan sambil tertawa. Untuk memperoleh sindiran
yang halus, bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian,
perbandingan, antonim, pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot sebagai berikut.
1. Kata kias atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya.
Kata kias bisa berupa ungkapan dan peribahasa. Ungkapan adalah kelompok kata yang
khusus digunakan untuk menyatakan sesuatu sedangkan peribahasa adalah kalimat yang
memiliki makna kias.
Contoh: daun muda yang bermakna gadis (ungkapan)
2. Kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata
atau antonim. Contoh:
o Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri orang (sindiran
dengan pengandaian)
o Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan)
o Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim)
3. Pertanyaan retoris
Pertanyaan retoris adalah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh: Apakah kamu mau meninggal hari ini?
4. Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan
5. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Kata hubung yang sering digunakan dalam teks anekdot
adalah kata hubung waktu (konjungsi temporal) yaitu, setelah, lalu, kemudian dan sebab-
akibat yaitu, maka, karena, oleh sebab itu. Kalimat pengandaian digunakan penulis untuk
berandai-andai.
Perhatikan!
Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!
Sebagai tradisi jika ada orang yang meninggal dalam satu kampong seberang, maka warga harus
datang melayat.
Sore itu, Dasron meninggal. Semua warga terlihat dalam prosesi pemakaman Dasron, hanya Imron
yang tak terlihat. Dia sibuk bekerja di sawah.
Suatu hari Amrun bertemu dengan Imron. Amrun menanyakan perihal ketidakhadirannya. “Kenapa
kemarin kau tidak datang melayat?” seru Amrun. “Kalau saya datang pada acara prosesi pemakaan
Dasron, Dasron juga tidak akan datang ke prosesi pemakaman kita ketika kita meninggal. Jadi, saya
tidak usah datang!” Jawab Imron. “Apa kau tidak percaya, Amrun? Buktikan saja sendiri!”
Teks anekdot di atas menggunakan pertanyaan retoris dan konjungsi sebab akibat.
Pertanyaan retoris terdapat pada kalimat Apa kau tidak percaya, Imron? Buktikan saja
sendiri!. Tak ada orang yang ingin membuktikan suatu hal yang ghaib dengan cara
meninggal dulu.
Konjungsi yang digunakan adalah konjungsi sebab-akibat: maka, jadi
Jelaskan ciri bahasa yang digunakan dalam teks anekdot berikut ini!
Padi di sawah terlihat menguning seperti hamparan permadani. Hasil padi tahun ini melimpah
sehingga bisa untuk memenuhi kebutuhan para petani. Setelah panen raya, para petani bersyukur
kepada Tuhan dengan menggelar acara Bersih Desa.
Pak Dukuh memberikan sambutan dalam acara tersebut. “Wargaku, hari ini kita berkumpul untuk
mengucapkan syukur kepada Tuhan. Semoga hasil panen kita setiap tahun terus meningkat. Tidak
terserang hama wereng dan tikus-tikus tidak menjarah padi kita. Sawah kita juga tidak diambil oleh
tikus berdasi dijadikan perumahan rakyat.”
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot di atas yang paling menonjol adalah penggunaan
ungkapan “tikus berdasi” yaitu sebutan orang pemerintah yang tidak bertanggung jawab.
Poin Penting
Bahasa teks anekdot menggunakan kata kias atau konotasi, pengandaian, perbandingan, antonim,
pertanyaan retoris, ungkapan, dan konjungsi.
S1
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Penanda bahasa teks anekdot adalah ciri bahasa yang bisa membedakan teks anekdot dengan teks yang lain.
Penjelasan
Pilihan Tunggal
Hari ini Sekolah Bahagia mengadakan rekreasi ke Bali. Para siswa terlihat gembira dan mengenakan pakaian yang
terbagus. Di antara mereka ada yang membawa tongsis. Tiba-tiba Nasrudin berkata, “Iya, tongsis itu memang cocok
untuk kita, supaya kita semua pandai berkaca diri”. Anak yang membawa tongsis hanya tersenyum kemudian
mengajak Nasrudin selfie.
Petunjuk
Penjelasan
Kata penghubung yang menunjukkan waktu terdapat pada kalimat ke-5 yaitu kemudian.
Pilihan Tunggal
(1) Matahari memancarkan sinarnya ke bumi dan sebagai sumber cahaya. (2) Bintang pun iri terhadapnya.
(3)“Mengapa sinarmu begitu terang? Ajarkan aku agar aku sepertimu!” kata bintang kepadanya. (4) Matahari pun
tersenyum menjawabnya, “Bintang, jika kau ingin sepertiku kumpulkanlah emas, batu bara, dan minyak sebanyak-
banyaknya dari bumi karena benda itulah sumber cahayaku.” (5) Kemudian, bintang pun pergi dan mulai
mengerahkan rakyatnya untuk menggali emas, batu bara, dan minyak sebagai sumber cahaya.
Hubungan makna antarkalimat membentuk sebuah jalinan paragraf yang memiliki satu kesatuan makna.
Penjelasan
Hubungan makna kalimat ke-1 sampai dengan kalimat ke-5 menggunakan hubungan sebab-akibat. Kalimat ke-1
menyebabkan kalimat ke-2 dan seterusnya.
Pilihan Tunggal
Keluarga Anis makan siang bersama. Sambil makan mereka berbagi cerita. Mereka merasakan kebahagiaan yang
tak ternilai harganya.
Tiba-tiba Anis menanyakan lauk kepada ibunya, “Bu, lauknya apa nih?”. Ibunya menjawab, ”Mulai hari ini tidak ada
lauk. Negara tetangga baru hajatan sehingga tidak sempat mengekspor kedelai, daging, maupun ikan.”
“Maksudnya, apa, Bu?” anis tidak paham dengan perkataan ibunya. “Pikir aja sendiri!” jawab Ibu.
Anis cemberut dan tetap makan tapi tanpa lauk, baik tahu maupun tempe. Benar-benar makan ala kadarnya.
Petunjuk
Bahasa yang digunakan untuk menyindir adalah pengandaian, perbandingan, antonim, dan ungkapan.
Penjelasan
Bahasa yang digunakan dalam teks anekdot di atas untuk menyindir adalah pengandaian. Teks di atas berandai-
andai jika negara tetangga mementingkan kepentingan sendiri, negaranya tidak bisa memenuhi kebutuhannya
karena ada sebagian bahan yang diimpor oleh negara tetangga.
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Untuk menyindir seseorang, bahasa yang digunakan adalah pengandaian, antonim, sinonim, dan ungkapan.
Penjelasan
Bahasa yang digunakan untuk menyindir adalah ungkapan “rumput tetangga lebih hijau” yang artinya apapun yang
dimiliki orang lain terasa indah dan nikmat.
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Penjelasan
Kalimat sindiran terdapat pada kalimat karena kau tinggal dalam kolong jembatan.
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Penjelasan
Sindiran dituangkan dalam kalimat ke-3 yaitu menyindir pengeksploitasi hutan untuk kepentingan pribadi yang tidak
pernah mengenyam pendidikan.
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Untuk menyindir seseorang, bahasa yang digunakan adalah pengandaian, antonim, sinonim, dan ungkapan.
Penjelasan
Kutu mengandaikan jika dia harus jalan lurus, ia harus memberi sedekah setiap dia bertemu dengan orang lain.
Sindiran ini tentang kasus suap-menyuap.
Pilihan Tunggal
Adi nonton TV bersama bapaknya di ruang keluarga. Ia mengikuti berita agar tidak ketinggalan informasi.
Berita Politik
Adi: Pak, itu teman saya waktu kuliah dulu!
Bapak: Yang mana?
Adi: Itu lho, Pak yang pakai baju mahal!
Bapak: Tak ada, hanya pakai kaos KPK.
Adi: Itu kan mahal, Pak. Kalau kita mana bisa pakai baju seperti itu?
Bapak: Kamu mau seperti itu?
Adi tertawa bersama bapaknya.
Petunjuk
Penjelasan
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban adalah Kamu mau seperti itu?
Pilihan Tunggal
Petunjuk
Penjelasan
Kalimat sindiran berupa ungkapan yaitu ketidakpantasan menyalahkan benda. Benda yang digunakan untuk
membantu menyelesaikan tugas kita tetapi malah disalahkan atau dijadikan “kambing hitam”.