III. Perhitungan Dan Penggambaran Konstruksi
III. Perhitungan Dan Penggambaran Konstruksi
H = 350 + 45.18 mm
= 350 + (45x18)
= 1160 mm
= 1,160 m
h min = 600 mm
Tinggi double bottom direncanakan sebesar 1,160 m. Sedangkan untuk double bottom pada
kamar mesin menyesuaikan dengan tinggi pondasi mesin sehingga didapatkan tinggi double
bottom pada mesin adalah 1.4 m (±20% double bottom ruang muat).
L
0,48
a0 = 500 ( m ).......(BKI vol II 1989 sec 9. A 1.1)
92,00
= 0,48 = 0,664 meter ..... ( Maksimum )
500
Jarak Gading di Depan Sekat Tubrukan Dan di Belakang Sekat Ceruk Buritan
Menurut BKI vol II 2006 section 9 A.1.1, di depan sekat tubrukan dan dibelakang sekat
ceruk buritan, jarak gading pada umumnya tidak boleh lebih dari 600 mm atau 0.6 m.
Sehingga dalam perencanaannya jarak gading di depan sekat tubrukan dan dibelakang
sekat ceruk buritan adalah 0,6 m.
3. Perencanaan Letak Sekat
Perencanaan Sekat Kedap Air
Dalam peraturan BKI ‘2006 Sec.11, persyaratan untuk pembagian sekat ruang
muat (kamar mesin dibelakang) adalah sebagai berikut :
Berdasarkan BKI vol. II tahun 2001 bab 11.2.1.1, letak sekat tubrukan untuk
kapal dengan L < 200 m minimum 0,05 L dan maksimum 0,08 diukur dari FP.
= 0,05 x 92
= 4,6 m
= 0,08 x 92
= 7,36 m
Disini saya menggunakan nilai diantara sekat minimum dan maximum yaitu 6,2
m dari FP terletak di gading no. 143
Perencanaan Sekat Buritan
= 0,035 x 92 m
= 3,22 m
= 0,040 x 92m
= 3,68 m
Direncanakan sekat ceruk buritan diletakan pada gading no.12 dari AP.
Penentuan panjang kamar mesin harus memperhatikan beberapa hal misalnya ukuran
mesin utama dan perlengkapan. Ruang mesin yang dirancang harus bisa memenuhi kriteria
ini. Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa jangan sampai merancang kamar mesin yang
berlebihan, sehingga akan berakibat berkurangnya ruang muat.Dalam hal ini panjang kamar
mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai dimensi permesinan yang ada agar ruang muat
menjadi maksimal.
= 17% x 92 m
= 15,64 m
= 22% x 92 m
= 20,24 m
Pada kapal ini direncanakan panjang ruang mesin dari Ap adalah 19.8 m dan tepat pada
gading ke 31
= 92 m – ( 19.2+ 6,2) m
= 66.6 m
Ruang muat IV terletak pada frame no. 32 sampai dengan no. 60, dengan panjang
ruang muat 16,8 m
Ruang muat III terletak pada frame no. 60 sampai dengan no. 88, dengan panjang
ruang muat 16.8 m.
Ruang muat II terletak pada frame no. 88 sampai dengan no.116, dengan panjang
ruang muat 16.8 m.
Ruang muat I terletak pada frame no.116 sampai dengan no.143, dengan panjang
ruang muat 16.2 m.
Perhitungan volume ruang muat disesuaikan dengan jumlah ruang muat yang telah
direncanakan (terletak pada frame berapa sampai berapa). Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan Metode Simpson. Perancangan pada ruang muat direncanakan berjumlah 3
ruangan. Adapun peletakannya adalah sebagai berikut.
5. Perencanaan Tutup Palka
Posisi palka menurut BKI 2006 BAB 17 section A, yaitu:
1. Posisi 1: pada geladak lambung timbul terbuka, pada geledak penggal yang
ditinggikan, pada bangunan atas terbuka didaerah seperempat bagian depan dari Lc.
Posisi 2: pada geladak bangunan atas terbuka pada bagian belakang dari seperempat
bagian depan dari Lc
Ambang tinggi untuk posisi 1 = 600 mm
= 0,6 x 17,4
= 10,44 m
= 0,6 x 18 dli
= 10,8 m
= 0,6 x 16,8
= 10,08 m
= 0,6 x 18 dli
= 10,8 m
= 10 x 0,6
= 8 x 0,6
= 4,8 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi (BKI 2006) ,
jadi t = 7 mm
Pelat penumpu utama
t =8xa
= 8 x 0,6
penumpu tepi
t = 10 x a
= 10 x 0,6
= 6 mm dengan penambahan 2,0 mm untuk t korosi
(BKI 2006) , jadi t = 8 mm
Palka yang digunakan pada Km AMNOR CREW adalah HATCH COVER SIDE-ROLLING
TYPE MAC GRAGOR