Anda di halaman 1dari 5

Ringkasan

Latar Belakang
Phenyl Ethyl Alcohol (C8H10O) merupakan salah satu produk kimia hasil
produksi antara (intermediate) yang sangat komersial untuk bahan baku industri
pembuatan parfum yang cukup potensial. Disamping itu Phenyl Ethyl Alcohol
(PEA) juga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik , sabun, bahan
pengawet, anti bakteri dan lain sebagainya.
Pendirian pabrik PEA sangat tepat, karena dapat memberikan dampak
positif dalam segala bidang, antara lain dibukanya lapangan kerja baru, sehingga
dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan pasar didalam negeri dan
diluar negeri yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara.

Tujuan
Tujuan prarancangan pabrik Phenyl Ethyl Alcohol adalah untuk
mengaplikasikan ilmu teknik kimia khususnya di bidang prarancangan, analisa
proses dan operasi teknik kimia, sehingga akan memberikan gambaran kelayakan
pendirian pabrik Phenyl Ethyl Alcohol.

Sejarah
Phenyl Ethyl Alcohol adalah suatu senyawa aromatis yang mempunyai sifat
berbau harum seperti bunga mawar. Secara alami Phenyl Ethyl Alcohol ditemui
dalam minyak yang mudah menguap (volatile) pada bunga mawar, bunga jeruk
manis, dan daun teh. Phenyl Ethyl Alcohol merupakan senyawa aromatis paling
sederhana dan memiliki banyak karakteristik kimia seperti alkohol primer. (Kirk
Othmer, 1981).

Macam – Macam Proses


1. Proses Hidrogenasi Benzyl Alcohol
2. Reaksi Friedel-Crafts
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Setiap Proses
Kriteria Hidrogenasi Benzyl Alcohol Friedel-Crafts
Tekanan Tinggi (200-300 atm) Rendah (1 atm)
Suhu Tinggi (120-150) oC Rendah (10-12) oC
Katalis Ada (Kobalt) Ada (AlCl3)
Fase Reaksi Dua Fase (Gas-Cair) Satu Fase (Cair-cair)
C6H5OH (Tidak Mudah C2H4O (Mudah
Terbakar/Tidak Beracun) Terbakar/Beracun)
C6H6 (Mudah
Beracun dan H2 (Mudah Terbakar/Tidak
Terbakar/Tidak
Terbakar Beracun)
Beracun)
CO (Tidak Mudah
Terbakar/Tidak Beracun)
Kebutuhan Alat Banyak Sedikit
Reaktor Alir Tangki
Reaktor Fixed Bed
Berpengaduk (RATB)
Ketersediaan
Mudah Didapat Mudah Didapat
Bahan Baku
(Sumber: Widya, 2012)

Dari kedua proses yang dipilih, maka pertimbangan-pertimbangan yang


diperoleh sebagai berikut.
a. Tekanan untuk reaksi proses Friedel-Crafts lebih kecil dari proses Hidrogenasi
Benzyl Alcohol.
b. Proses Friedel-Crafts membutuhkan alat lebih sedikit dari proses Hidrogenasi
Benzyl Alcohol.
c. Konversi untuk proses Friedel-Crafts lebih besar daripada proses Hidrogenasi
Benzyl Alcohol.
Uraian Proses
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Phenyl Ethyl Alkohol adalah
Benzene dan Ethylene Oxide dengan katalis AlCl3. Bahan Baku berupa Ethylene
Oxide disimpan pada fase cair di Tangki Penampung (TP-001) pada (T =10 oC, P =
1 atm). Bahan Baku berupa Ethylene Oxide akan dialirkan dengan Pompa (P-001)
menuju ke Reaktor Konversi (R-001). Bersamaan dengan itu, bahan baku berupa
Benzene yang disimpan pada fase cair di Tangki Penampung (TP-002) pada (T =
30 °C, P = 1 atm) dipompakan dengan Pompa (P-002) dengan (P = 1,05 atm) menuju
ke Heat Exchanger (HE-001) untuk didinginkan menjadi (T=10°C). Hasil keluaran
dari Heat Exchanger diumpankan ke Reaktor Konversi (R-001). Reaktor yang
digunakan adalah Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) yang berisi katalis
AlCl3 dengan reaksi dalam Reaktor (R-001) adalah irreversible dan eksotermis fase
cair. Kondisi operasi dalam Reaktor (R-001) pada (T = 10oC), (P = 1 atm), isotermal
non adiabatis. Reaksi yang terjadi yaitu:
C 2 H4 O + C6H6 → C8H10O
Ethylene Oxide Benzene Phenyl Ethyl Alcohol
Setelah konversi yang diinginkan tercapai sampai 99%, produk dikeluarkan
dengan menggunakan Pompa (P-003) menuju ke Heat Exchanger (HE-002) untuk
dipanaskan menjadi (T= 81°C). Hasil keluaran dari Heat Exchanger diumpankan
ke Menara Destilasi (D-001). Keluaran atas dari Menara Destilasi adalah bahan
baku berupa Ethylene Oxide yang bisa direcycle dengan mengalirkannya lewat
Pompa (P-004) menuju Heat Exchanger (HE-003) untuk didinginkan sampai (T =
10 oC, P = 1 atm) dan kemudian dimasukkan lagi ke Reaktor (R-001). Sedangkan
keluaran bawah dari Menara Destilasi (D-001) adalah produk Phenyl Ethyl Alcohol
yang dipompa dengan Pompa (P-005), lalu dialirkan ke Heat Exchanger (HE-004)
untuk mendinginkan suhunya menjadi (T= 30 oC, P =1 atm). Produk Phenyl Ethyl
Alcohol akan ditampung di Tangki Penyimpanan (TP-003).

Karakteristik bahan baku


Benzene
 Bersifat nonpolar
 Tidak berwarna, berbau khas (sifat aromatik), dan mudah menguap
 Karena bersifat nonpolar, kelarutannya semakin kuat pada pelarut
nonpolar, tetapi berkurang dalam pelarut polar seperti air
 Titik leleh dan didih benzena rendah
 Benzena tidak reaktif, tetapi mudah terbakar dan menghasilkan banyak
jelaga
 Bersifat toksik dan sedikit karsinogenik (bersifat menimbulkan kanker)
 Benzena tidak dapat dioksidasi oleh Br, air, dan KMnO4

Ethylene Oxide
 Senyawa yang sangat reaktif, dan digunakan secara industri sebagai zat antara
untuk banyak produk kimia.
 Merupakan senyawa eter siklik yang paling sederhana.
 Ethylene Oxide ini tidak berwarna, berbentuk dalam fase gas atau cairan dan
memiliki bau eterik yang manis.

Pemilihan lokasi pabrik

Gambar 2.1 Peta lokasi pabrik PEA


Pabrik Phenyl Ethyl Alcohol ini direncanakan akan didirikan di Kawasan
Industri Cilacap, yang terletak di daerah Sampang, Kabupeten Cilacap, Jawa
Tengah. Pengambilan bahan baku juga dekat dengan lokasi pabrik, seperti Benzene
yang diproduksi oleh PT. Pertamina Cilacap, Jawa Tengah dan Ethylene Oxide
yang diproduksi PT. Prima Ethycolindo Mera, Banten.

Pemasaran Produk
Daerah Cilacap adalah daerah industri kimia yang cukup besar dan
terus berkembang. Hal ini menjadikan Cilacap sebagai pasar yang baik bagi PEA.
Untuk pemasaran hasil produksi dapat dilakukan melalui jalan darat. PEA yang
dihasilkan dapat dipasarkan untuk industri-industri detergent, parfum, kosmetik,
dan lain-lain. Disamping itu, dekatnya lokasi pabrik dengan pelabuhan Merak akan
mempermudah pemasaran produk ke luar negeri. Produk Phenyl Ethyl Alcohol
dapat pasarkan di industri-industri dalam negeri, yaitu PT. Lion Wings, PT.
Priskila Prima Makmur, PT. Unilever Indonesia, dan lain-lain.

Hasil analisa ekonomi:


a. Modal investasi : Rp 932.188.267.261,37
b. Biaya Produksi : Rp 427.238.053.836,16
b. Hasil Penjualan : Rp 665.596.698.624
c. Laba Bersih : Rp 255.662.600.652,34
d. Profit Margin : 35.63%
e. Break Even Point : 45%
f. Return on Investment : 17,77%
g. Pay Out Time : 5 tahun
h. Return on Network : 30%
i. Internal Rate of Return : 37,41%

Anda mungkin juga menyukai