Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ENDAPAN HASIL PELAPUKAN
No. Sampel : 01
Warna : Kuning mentega keemasan
Pecahan : Hackly
Belahan : Tidak ada
Cerat : Kuning
Kilap : Metallic
Kekerasan : 2,5 - 3
Tenacity : Malleable
Berat Jenis : 16 – 19,3
Kejernihan : Opaque
Komposisi Kimia : Au
Bentuk Mineral : Granular
Sistem Kristal : Isometrik ( Hexoctahedral )
Golongan Mineral : Native Element
Tekstur Khusus : Veinlet
Nama Mineral : Gold
Asosiasi Mineral : quartz, nagyagite, calaverote, sylvanite, krennerite, pyrite, dan mineral
sulfida lainnya.
Potensi : meliputi California dan South Dakota, USA; Siberia, Rusia; Afrika
Selatan; Kanada; dan lokasi-lokasi lainnya di seluruh dunia.
Ganesa : Genesa emas dikatagorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan
endapan plaser. Emas terdapat di alam dalam dua tipe deposit, pertama sebagai urat (vein) dalam
batuan beku, kaya besi dan berasosiasi dengan urat kuarsa. Lainnya yaitu endapan atau placer
deposit, dimana emas dari batuan asal yang tererosi terangkut oleh aliran sungai dan
terendapkan karena berat jenis yang tinggi.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ENDAPAN HASIL PELAPUKAN

No. Sampel : 02
Warna : Whitish steel gray, Steel gray, Dark
gray
Pecahan : Hackly
Belahan : Tidak ada
Cerat : Abu-abu keputihan
Kilap : Metallic
Kekerasan : 4 – 4,5
Tenacity : Ductile & Malleable
Berat Jenis : 14 - 22
Kejernihan : Opaque
Komposisi Kimia : Pt
Bentuk Mineral : Amorf
Sistem Kristal : Isometrik ( Hexoctahedral )
Golongan Mineral : Native Element
Tekstur Khusus :-
Nama Mineral : Platinum
Ganesa : Platina (Pt), Bijih platina terjadi secara konsentrasi magmatik didalam
batuan beku ultra basa. Bijih platina placer (Endapan sekunder) terbentuk karena proses
pengendapan kembali dari hasil pelapukan / erosi terhadap endapan bijih primer.
Asosiasi mineral : berasosiasi dengan olivin, piroksen, kromit dan magnetit.
Kegunaan : Selain sebagai konduktor panas yang baik, platina juga dikenal resisten
terhadap korosi dari hampir semua jenis bahan kimia. Hal itu yang menyebabkan platina banyak
dipakai pada industri kimia, sebagai katalis pada proses kimia organik maupun anorganik. Pada
industri yang lain pun platina sangat dibutuhkan terutama untuk pembuatan peralatan elektronik
karena sifat konduktornya dan titik lelehnya yang tinggi.
Potensi : ditemukan pada tanah alluvial di pegunungan Ural Kolumbia, dan di
negara bagian Amerika sebelah barat.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ENDAPAN HASIL PELAPUKAN

No. Sampel : 03

Warna : Putih kebiruan

Pecahan : Hackly

Belahan : Tidak ada

Cerat : Abu-abu metallic

Kilap : Logam

Kekerasan :4-5

Tenacity : Malleable

Berat Jenis : 7,8-8,2 gr/cm3

Kejernihan : Opaque

Komposisi Kimia : Ni

Bentuk Mineral : Massive

Sistem Kristal : Isometrik

Golongan Mineral : Native Element

Tekstur Khusus :-

Nama Mineral : Nikel

Ganesa : Bijih nikel yang utama antara lain Millerit (NiS), Smaltit (Fe,Co,Ni)As,
Nikolit (Ni)As, Pentlandite (Ni,Cu,Fe)S, Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O. Konsentrasi bijih Nikel
disebabkan karena proses pelapukan yang berkepanjangan dimana bagian-bagian dari batuan
dasar (bed rock) yang dapat larut akan terlarutkan dan akan menghasilkan residual enrichment
dari unsur nikel yang tidak mudah larut.

Proses pelapukan dan pelindian (lixivication) antara lain menyebabkan sangat


berkurangnya Al dan Ca dalam batuan asal. Sebaliknya kadar Fe, Cr, Ni dan Co meninggi. Ni
yang larut dalam proses pelapukan dan pengurasan itu, bersama unsur Mg dalam batuan
kemudian di endapkan kembali dan membentuk mineral hydrosilikat, antara lain gamerit-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

H4(MgNi)3SiO4 atau H2(NiMg)SiO4n H2O. Mineral bentukan baru ini kemudian mengisi celah
ataupun retakan dalam batuan. Selain garnerit, krisopras dapat terbentuk.

Secara umum, mineral bijih di alam ini dibagi dalam 2 (dua) jenis yaitu mineral sulfida
dan mineral oksida. Begitu pula dengan bijih nikel, ada sulfida dan ada oksida. Masing-masing
mempunyai karakteristik sendiri dan cara pengolahannya pun juga tidak sama. Proses
pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa, dalam hal ini adalah
batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi,
mineral-mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami proses pelapukan.
Proses pelapukan dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), dimana
batuan ini banyak mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat,
yang pada umumnya mengandung 0,30 % nikel. Batuan tersebut sangat mudah dipengaruhi oleh
pelapukan lateritik (Boldt ,1967).
Proses laterisasi adalah proses pencucian pada mineral yang mudah larut dan silika dari
profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk
konsentrasi endapan hasil pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co
(Rose et al., 1979 dalam Nushantara 2002).

Menurut Hasanudin,dkk, 1992, air permukaan yang mengandung CO2 dari atmosfir dan
terkayakan kembali oleh material – material organis di permukaan meresap ke bawah
permukaan tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah berlangsung. Akibat
fluktuasi ini air tanah yang kaya CO2 akan kontak dengan zona saprolit yang masih mengandung
batuan asal dan melarutkan mineral – mineral yang tidak stabil seperti olivin / serpentin dan
piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa sesuai dengan aliran air tanah dan akan
memberikan mineral – mineral baru pada proses pengendapan kembali .Endapan besi yang
bersenyawa dengan oksida akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan
magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun selama
suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses
pelapukan dan pelindihan/leaching.

Pada proses pelapukan lebih lanjut magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel (Ni) akan
tertinggal di dalam larutan selama air masih bersifat asam . Tetapi jika dinetralisasi karena
adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut akan cenderung mengendap
sebagai mineral hidrosilikat (Ni-magnesium hidrosilicate) yang disebut mineral garnierit
[(Ni,Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral pembawa Ni (Boldt, 1967).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar, maka Ni yang
terbawa oleh air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat turun
lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar(bedrock). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan
Mg, SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia (Ni, Mg)
Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka yang akan terjadi adalah
proses pengkayaan supergen/supergen enrichment. Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di
zona Saprolit. Dalam satu penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona
pengkayaan yang lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu
berubah-ubah, terutama tergantung dari perubahan musim.

Di bawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak
terpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai zona batuan
dasar (bed rock). Biasanya berupa batuan ultramafik seperti Peridotit atau Dunit.

Potensi : pada New Caledonia, Australia, Kuba, Indonesia, Kanada, Rusia, dan
Meteor Crater, Arizona, San Diego County, California, USA.

Kegunaan : digunakan banyak di bidang industri dan produk konsumen, meliputi


stainless steel, pembuatan magnet, uang logam (koin) dan logam campuran spesial.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL


ENDAPAN HASIL PELAPUKAN

No. Sampel : 04
Warna : Putih, Abu-abu, Kuning Berkarah,
Orange kemerahan, Pink, Coklat atau
Besi Kekuning.
Pecahan : Tidak ada
Belahan : Tidak ada
Cerat : Putih, Putih kehitaman
Kilap : Earthy luster (kilap tanah)
Kekerasan :1–3
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2 – 2,5
Kejernihan : Opaque
Komposisi Kimia : Variabel tetapi selalu kaya alumunium oksida dan alumunium
hidroksida
Bentuk Mineral : Globular
Sistem Kristal : Isometrik kelas Oktahedral
Golongan Mineral : Oksida dan Hidroksida
Tekstur Khusus : Vuggy
Nama Mineral : Bauxite
Potensi : Australia , Cina , Brasil ,India ,Guinea , Jamaika , Rusia , Kazakhstan ,
Suriname dan Yunani.
Kegunaan : Bauksit memiliki banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Kandungan alumina yang terdapat di dalam mineral bauksit dapat dimanfaatkan sebagai
penyangga (buffer) katalis yang digunakan dalam proses Hydrotreating yang bertujuan untuk
menghilangkan pengotor-pengotor yang masih terdapat pada minyak bumi seperti senyawa
sulfur, nitrogen dan logam. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk membuat perabotan rumah
tangga seperti wajan, panci dan lain-lain. Bauksit juga dapat digunakan sebagi bahan industry,
keramik, logan dan abrasive. Bauksit juga merupakan sumber alumunium yang utama.
Ganesa : Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan
tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

slate, kaolinitic, shale, limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami
pelapukan, mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral alkali,
sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan terakumulasikan. Di daerah
tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan lempung akan
terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi
terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup dan produk
pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik. Kandungan alumunium
yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi
yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.
Metode Eksplorasi : Tahapan eksplorasi bauksit meliputi pengukuran dan pemetaan,
pembuatan sumur uji, pengambilan contoh laterit bauksit, perhitungan cadangan, ketebalan
tanah penutup (OB) swell factor dan factor konkresi.
Metode Penambangan : Tambang bauksit berupa surface mining. Endapan bauksit di setiap
lokasi mempunyai kadar yang berbeda-beda, sehingga penambangannya dilakukan secara
selektif dan pencampuran (blending) merupakan salah satu cara untuk memenuhi persyaratan
ekspor.
Sistem Penambangan : Metode dan urutan penambangan bijih bauksit secara umum adalah : 1.
Pembersihan local (land clearing) dari tumbuh – tumbuhan yang terdapat diatas endapan bijih
bauksit. 2. Pengupasan lapisan penutup (stripping OB) yang umumnya memiliki ketebalan 0.2
meter. Untuk pengupasan lapisan digunkan bulldozer. 3. Penggalian (digging) endapan bauksit
dengan excavator dan pemuatan bijih digunakan dump truck.

Anda mungkin juga menyukai