Judul :
Pengaruh Variasi Konsentrasi Gula Merah Kelapa dan Bonggol Brokoli (Brassica oleracea
L.) pada Pembuatan Water Kefir
Gula kelapa memiliki kelebihan, yaitu dapat digunakan sebagai pemanis alami yang
ramah bagi penderita diabetes. Menurut Trinidad sebagaimana yang dikutip dalam Flores
(2010), gula kelapa memiliki indeks glikemik 35. Indeks glikemik suatu bahan makanan
dinyatakan rendah jika memenuhi kisaran 0-55, sehingga dapat dinyatakan gula kelapa
memiliki indeks glikemik yang rendah (Failasufa, 2015).
Indonesia merupakan negara agraris yang pada tahun 2010 dari 108,21 juta
penduduknya yang bekerja, 38% bergelut dalam bidang pertanian (Riwanti, 2011). Salah
satu produk pertanian yang menjadi unggulan untuk dikembangkan di Indonesia adalah
brokoli. Brokoli (Brassica oleracea L. var. italica Plenck.) merupakan tanaman sayuran
yang termasuk ke dalam suku Brassicaceae atau kubis-kubisan. Diperkirakan brokoli
masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an (Dalmadi, 2010). Pangsa pasar brokoli di
Indonesia dengan sasaran pasar modern meningkat 15-20% per tahun (Asril, 2009). Brokoli
disukai karena kaya zat gizi, diantaranya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3,
vitamin C, dan juga mengandung senyawa isotiosianat yang memiliki aktivitas antikanker
(Dalmadi, 2010).
Gabungan kuntum bunga yang berwarna hijau mengandung antioksidan, provitamin
A, vitamin C, asam folat. Kandungan sulforafane yang ada dapat membunuh bakteri-
bakteri resisten H. pylori yang dikenal sebagai penyebab kanker lambung yang cukup
mematikan. Brokoli memperlancar saluran pencernaan dan mencegah kesulitan BAB atau
konstipasi. Kandungan lainnya yaitu karotinoid yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh. Flavonoid yang berguna sebagai anti peradangan dan juga anti kanker, glukosinolate
aitu anti kanker dan pencegah infeksi, lutein sebagai zat yang menjaga kesehatan mata, dan
juga fenolic sebagai zat anti kanker dan pencegah penyakit jantung (Jusup, 2007).
Secara umum, masyarakat mengkonsumsi brokoli dengan cara memisahkannya
dengan bonggol brokolinya sehingga bonggol brokoli dibuang dan menjadi limbah.
Padahal menurut Journal of Agricultural and Food Chemistry, bonggol maupun bunga
brokolinya memiliki kandungan gizi yang sama. Dengan memproduksi water kefir dari
bonggol brokoli diharapkan bermanfaat dalam mengolah limbah bonggol brokoli serta
kesehatan tubuh.
Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah pengaruh variasi konsentrasi gula merah kelapa dan bonggol brokoli
terhadap karakteristik kimia (gula total, gula reduksi, asam laktat, total asam tertitrasi,
pH) dan biologi (mikroorganisme probiotik dan antibakteri) water kefir?
2. Bagaimanakah pengaruh variasi konsentrasi gula merah kelapa dan bonggol brokoli
terhadap organoleptik (rasa asam dan manis, warna, dan viskositas) water kefir?
3. Bagaimana pengaruh interaksi antar variabel (konsentrasi gula kelapa dan konsentrasi
bonggol brokoli) terhadap karakteristik kimia (gula total, gula reduksi, asam laktat,
total asam tertitrasi, pH) water kefir?
Oktavia Natasia / 170116041
Felicia Christina / 170116059
Tujuan :
1. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi gula merah kelapa dan bonggol brokoli
terhadap karakteristik kimia (gula total, gula reduksi, asam laktat, total asam tertitrasi,
pH) dan biologi (mikroorganisme probiotik dan antibakteri) water kefir.
2. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi gula merah kelapa dan bonggol brokoli
terhadap organoleptik (rasa asam dan manis, warna, dan viskositas) water kefir.
3. Mengetahui pengaruh interaksi antar variabel (konsentrasi gula kelapa dan konsentrasi
bonggol brokoli) terhadap karakteristik kimia (gula total, gula reduksi, asam laktat,
total asam tertitrasi, pH) water kefir.
Skema Kerja :
Bonggol Brokoli
dicuci bersih dan dikupas bagian
luar yang keras
Bonggol Brokoli Bersih
Bagian Dalam
Diinkubasi pada suhu
Ditimbang, diiris, diblender dengan ruang selama 24 jam
penambahan air (1:1, 1:2, 1:3), dan disaring
Daftar Pustaka :
Bahar, B. 2008. Kefir Minuman Fermentasi degan Segudang Khasiat untuk Kesehatan. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Failasufa, M.N., W. Sunarto, dan W. Pratjojo. 2015. Analisis Proksimat Yoghurt Probiotik
Formulasi Susu Jagung Manis Kedelai dengan Penambahan Gula Kelapa (Cocos
nucifera) Granul. Indo. J. Chem. Sci. 4(2) (2015).
Gunawan, G.A., P.K. Atmodjo, dan B.B.R. Sidharta. 2015. Variasi Kismis dan Sukrosa
Terhadap Pertumbuhan Asam Laktat, dan Alkohol Kristal Alga. Fakultas
Tekhnobiologi. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.
Harun, N., Rahmayuni, dan Y. E. Sitepu. 2013. Penambahan Gula Kelapa dan Lama
Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah (Phaesolus vulgaris
L.). SAGU, September 2013 Vol. 12 No. 2 9-14. ISSN 1412-4424.
Michael., B. B. R. Sidartha, dan L. M. E. Purwijantiningsih. 2014. Potensi Kefir Sebagai
Anti Bakteri Propionibacterium acnes. Jurnal Penelitian Fakultas Teknobiologi,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Sampurno, A. dan A. N. Cahyanti, 2012. Variasi Jenis Gula Tebu Terhadap Derajat Brix,
pH, Total Asam dan kesukaan Panelis pada Water Kefir. Jurnal Teknologi Pangan
dan Hasil Pertanian. Vol.11 No.2 Halamaan 34-39.
Suter, I. K. 2013. Pangan Fungsional dan Prospek Pengembangannya. Makalah Disajikan
Pada Seminar Sehari dengan tema “ Pentingnya Makanan Alamiah (Natural Food)
Untuk Kesehatan Jangka Panjang” yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar, 18 Agustus 2013 di
Denpasar.
Utami, M. F. 2008. Studi Pengembagan Usaha Gula Merah Tebu di Kabupaten Rembang.
www. scribd.com. Diakses : 20 Agustus 2016.
Oktavia Natasia / 170116041
Felicia Christina / 170116059