Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERENCANAAN LAHAN KOLAM RETENSI

DI KAWASAN SEMANGGI KOTA SURAKARTA


Azis Nugroho1) Siti Qomariyah2) Koosdaryani3)
1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret
2) 3) Pengajar Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524.
Email : biakselembe@gmail.com

Abstract
Kali Premulung is one river of many rivers existing in the city of Surakarta. It is located at the southern part of the city.
High rainfall and decreased concervation area impact to flood inundation, especially in the Semanggi Area. One effort
to reducing the flood is by providing a retention pond. This study used a quantitative descriptive method by collecting
data from the catchment area of Kali Premulung. Rainfall data from 1990 to 2015 was used to analysis flood discharge
by Rational Method. The analysis of the peak discharge of 10 years return period resulted in the value of 131,68 m3/s.
The designed volume of the retention pond was 20000 m3. It can be fulfilled by water river after 152,6 minutes of raining
time. The retention pond will affect 6,61% of the peak value in 360 minutes. The area of the retention pond is 10000 m2.
Arround the pond, an office building of 5766 m2 and public areas of 10884 m2 were provided as well.
Keywords : Retention pond, Kali Premulung, Flood control, Green space

Abstrak
Kali Premulung merupakan salah satu sungai yang melintasi Kota Surakarta yang berada di bagian selatan.
Tingginya curah hujan dan kurangnya daerah resapan menyebabkan daerah aliran sungai (DAS) Kali Premulung di
Semanggi sering mengalami bencana banjir. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi volume banjir
adalah dengan kolam retensi. Studi ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif dengan cara pengumpulan data
daerah tangkapan air Kali Premulung dan perencanaan kolam retensi di Kawasan Semanggi. Analisis volume banjir
menggunakan data hujan dari tahun 1990 sampai 2015 dan debit banjir menggunakan Metode Rasional. Hasil
analisis mendapatkan nilai debit banjir puncak dengan kala ulang 10 tahunan adalah 131,68 m 3/detik. Kapasitas
kolam retensi dengan kedalaman 2 meter adalah 20.000 m3. Kapasitas tersebut dapat tercapai setelah menit ke
152,6 dan efektivitas kolam retensi terhadap debit banjir puncak pada menit ke 360 adalah 6,61%. Luas
perencanaan kolam retensi secara keseluruhan adalah 26.650 m2. Luasan diperuntukkan kolam penampungan
adalah 10.000 m2, bangunan pengelola seluas 5.766 m2, serta taman dan wahana seluas 10.884 m2.
Kata kunci : Kolam retensi, Kali Premulung, Penanganan banjir, Perencanaan

PENDAHULUAN
Sebagian besar daerah-daerah di Indonesia yang mengalami musim kemarau dan penghujan dan pada saat musim
penghujan sering terjadinya fenomena banjir. Hal ini diakibatkan banyak faktor dan sering menimbulkan dampak
yang merugikan. Banjir terjadi karena daya tampung aliran tidak mampu menampung kelebihan air yang disebabkan
faktor-faktor seperti kondisi tangkapan air hujan, durasi, land cover, kondisi topografi dan kapasitas jaringan drainase.
Curah hujan Kota Surakarta berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (2015) termasuk pada golongan
sedang yakni 2200 mm. Kota ini berada di daerah cekungan dari dua sisi gunung berapi serta dilintasi tujuh sungai.
Keadaan ini menyebabkan beberapa daerah di Kota Surakarta termasuk daerah dengan tingkat kerawanan banjir
yang cukup tinggi. Data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta (2012) menyebutkan bahwa daerah-daerah
yang mengalami genangan akibat debit banjir antara lain sebagian besar kelurahan yang berada di Kecamatan
Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan Jebres. Wilayah tersebut merupakan area tangkapan air yang
mengarah Sungai Bengawan Solo, sehingga rawan terhadap luapan banjir.
Kelurahan Semanggi yang termasuk pada Kecamatan Pasar Kliwon masuk pada kategori kerawanan terhadap
dampak banjir yang sangat tinggi. Kawasan ini terdapat lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya dalam
mengurangi dampak banjir yang berada di area Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi Kota Surakarta. Kondisi
eksisting masih berupa lahan belum terbangun dan bersebelahan dengan muara Kali Premulung menuju sungai
utama Bengawan Solo.Hal inilah yang melatarbelakangi studi perencanaan kolam retensi di kawasan tersebut.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1147


LANDASAN TEORI
Air yang merupakan senyawa penting bagi kehidupan di bumi terjadi akibat siklus hidrologi. Siklus ini memiliki
unsur penting berupa hujan dengan tingkat intensitas yang berbeda di masing-masing daerah. Jumlah hujan diukur
dengan alat ukur berupa penakar hujan atau rain gauge dengan satuan milimeter. Penentuan hujan wilayah juga
dilakukan berdasarkan kondisi daerah dengan pemilihan metode sehingga mendapatkan hasil yang akurat. Beberapa
metode yang sering digunakan dalam penentuan hujan wilayah berupa metode rerata aljabar, garis isohyet, dan
poligon thiessen.
Probabilitas intensitas hujan yang beragam maka diperlukan analisis frekuensi untuk mengetahui nilai-nilai kritis
dan ekstrim yang dapat mempengaruhi setiap perencanaan. Penentuan distribusi dapat dilakukan dengan beberapa
metode sesuai dengan persyaratan nilai parameter statistik berupa standar deviasi (𝑆𝑑 ), koefisien vasiasi(𝐶𝑣 ),
koefisien skewness(𝐶𝑠 ), dan koefisien kurtosis (𝐶𝑘 ).
Selanjutnya membandingkan parameter hasil sebaran dan pengamatan sehingga saling berkaitan antara teoritis dan
probabilitas yang terjadi. Pengujian ini bergantung pada jumlah data (𝑛) serta derajat kegagalan (𝛼) yang
dibandingkan dengan nilai kritis (∆𝑐𝑟 ). Hasil distribusi probabilitas menghasilkan hujan rencana yang dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
𝑌𝑇 = 𝑥̅ + 𝐾𝑆𝑑 .................................................................................................................................................... [1]
(Suripin, 2004)
dimana,
𝑌𝑇 = hujan rencana
𝑆𝑑 = standar deviasi
Besarnya debit rencana yang melewati penampang sungai dengan periode ulang tertentu ditentukan oleh curah
hujan bersera aliran. Debit banjir dapat dihitung dengan persamaan berikut.
𝑄 = 0,278𝐶𝐼𝐴............................................................................................................................................................ [2]
(Suripin, 2004)
 Intensitas curah hujan (𝐼)

24 𝑅 24 2 3
𝐼 = 24 × ( 𝑡 ) .............................................. ................................................................................................. [3]
 Waktu konsentrasi (𝑡) dengan Metode Kirpich
0,385
0,87×𝐿2
𝑡=( ) .............................................. ................................................................................................... [4]
1000×𝑆
dimana,
𝑄 = debit banjir rencana (m3/detik)
𝐶 = koefisien pengaliran (run off)
𝐼 = intensitas curah hujan selama periode
= ulang 𝑡 tahun (mm/jam)
𝐴 = luas daerah aliran (km2)
𝑅24 = curah hujan rencana maksimum dalam 24 jam (mm)
𝑡 = waktu konsentrasi (jam)
𝑆 = kemiringan sungai
𝐿 = jarak dari ujung daerah hulu sampai titik yang ditinjau (km)
Koefisien pengaliran bergantung dari jenis tanah, kemiringan, luas dan bentuk pengaliran.
Kapasitas saluran yang direncanakan dihitung dengan memperhitungkan parameter untuk mengatur dan
mendesain ulang. Rencana penampang dihitung dengan persamaan berikut.
𝑄 = 𝐴 × 𝑉......................................................................................................................................................................... [5]
1
𝑉 = 𝑛 × 𝑅 2⁄3 × 𝐼 1⁄2 .............................................. ................................................................................................... [6]
𝑄×𝑛
𝑅 2⁄3 = 𝐼1⁄2 ×𝐴 ........................................................... ...................................................................................................... [7]
(Bambang Triatmodjo, 1993)
dengan
𝑄 = debit (m3/detik)
𝐴 = luas penampang basah saluran (m2)
𝑉 = kecepatan aliran (m/detik)
𝑛 = koefisien kekasaran manning
𝑅 = jari-jari hidrolis (m)
𝑃 = keliling basah (m)

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1148


𝐼 = kemiringan

METODE
Studi ini menggunakan metode deskriftif kuantitatif. Penggunaan metode ini dengan cara pengumpulan data,
analisis data yang akan menginterprestasikan hasil analisis untuk mendapatkan informasi. Hasil akhir dari informasi
analisis akan dijadikan kesimpulan. Lokasi perencanaan berada di Kelurahan Semanggi tepatnya berada di kompleks
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi Surakarta.
Tahapan penilitian dimulai dengan survei serta investigasi lahan rencana. Data hujan yang berasal dari Balai Besar
Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) Surakarta dianalisis menjadi debit banjir sesuai dengan kala ulang rencana.
Perangkat lunak yang digunakan adalah Microsoft Excel dalam perhitungan tersebut. Hasil perhitungan kemudian
dipadukan dengan ketersediaan lahan dan penentuan wilayah untuk hujan dengan perangkat lunak AutoCAD serta
pengaturan teknis perencanaan kolam retensi yang dapat diketahui pengaruh dari rencana serta bentuk
pengembangan kawasan di sekitar kolam retensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kelurahan Semanggi merupakan salah satu kelurahan di Kota Surakarta dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Kelurahan ini masuk pada daerah bantaran kali karena bersebelahan dengan muara Kali Premulung yang mengarah
ke Sungai Bengawan Solo.
Keadaan kelurahan yang berdekatan dengan bantaran sungai mengakibatkan Kelurahan Semanggi masuk pada
kategori tingkat kerawanan banjir sangat tinggi. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta (2007)
menunjukkan daerah terdampak banjir dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1 Peta Genangan Banjir Kota Surakarta Tahun 2007


(DPU Kota Surakarta, 2007)

Kondisi banjir yang terjadi di Kelurahan Semanggi diakibatkan meluapnya Kali Premulung dan terjadinya volume
yang tinggi dari Sungai Bengawan Solo. Kali Premulung merupakan sub DAS dari Bengawan Solo memiliki area
tangkapan berupa DAS Kali Premulung seluas 84,27 km2.
Data hujan untuk DAS Kali Premulung diambil dari 5 stasiun. Rentan data selama 26 tahun dari tahun 1990 sampai
2015.. Hasil rekapitulasi uji kepanggahan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Uji Kepanggahan Stasiun Hujan untuk DAS Kali Premulung
Stasiun 𝑸𝑨𝑩𝑺 𝑸/√𝒏 Nilai Kritis 90% Keterangan
Pabelan 4,32 0,85 1,112 PANGGAH
Grogol 2,46 0,62 1,080 PANGGAH
Wonosari 0,95 0,35 0,735 PANGGAH
Kant Depertan 1,33 0,47 0,840 PANGGAH
Wd Cengklik 2,93 0,76 1,075 PANGGAH

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1149


Penentuan hujan wilayah menggunakan metode Poligon Thieseen dengan 5 stasiun hujan. Sedangkan diantaranya
terdapat data-data kosong sehingga poligon tersebut menyesuaikan ketersediaan data. Penggambaran dan
penentuan luas menggunakan perangkat lunak AutoCAD dengan peta layout Google Maps yang dapat dilihat pada
Gambar 2.

Pabelan Grogol Wonosari Kant Depertan Wd Cengklik


5 stasiun 0,344 0,194 0,122 0,165 0,175
4 stasiun 0,538 - 0,122 0,165 0,175
3 stasiun 0,415 0,194 - - 0,391
3 stasiun 0,609 - - 0,167 0,224
2 stasiun 0,609 - - - 0,391
1 stasiun 1,000 - - - -

Gambar 2 Poligon dan KoefisienThiessen DAS Kali Premulung


Parameter statistik hasil analisis hidrologi mendapatkan nilai sebagai berikut.
Rata-rata (𝑥̅ ) = 4,59
Standar deviasi (𝑆𝑑) = 0,203
Koefisien skewness (𝐶𝑠) = 0,178
Koefisien kurtosis (𝐶𝑘) = 2,654
Koefisien variasi (𝐶𝑣) = 0,044
Nilai tersebut menentukan jenis distribusi berupa Log Pearson type III dan selanjutnya hasil perhitungan hujan
rencana beserta intensitas yang terangkum dalam tabel berikut.
Tabel 2 Hujan Rencana dan Intensitas Hujan
Kala Ulang Hujan Rencana Harian Intensitas Hujan Harian
(Tahun) (mm/hari) (mm/jam)
2 98,152 11,282
5 116,934 13,440
10 128,605 14,782
20 140,257 16,121
25 142,712 16,403
50 152,833 17,567
100 162,734 18,705
Kala ulang yang digunakan berdasarkan syarat tipologi daerah perkotaan adalah hujan 10 tahunan.Penentuan
koefisien limpasan dilakukan dengan pengelompokkan tata guna lahan sesuai citra satelit dan ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 3 Koefisien Limpasan DAS Kali Premulung


Hasil pengelompokkan warna dan perhitungan terhadap perbandingan luas mendapatkan nilai koefsien 0,3803
sehingga debit banjir rencana yang dihitung dengan Metode Rasional dilihat pada perhitungan berikut.
𝐴 = 84,27 km2
𝐼10 = 14,782 mm/jam
𝐶 = 0,3803
𝑄10 = 0,278𝐶𝐼𝐴
= 0,278×0,3803×14,67×84,27
= 131,68 m3/detik

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1150


Luas lahan rencana yang berada di komplek IPAL Semanggi adalah 26.650 m2. Layout secara keselurahan tergambar
seperti berikut.

Gambar 4 Layout Kolam Retensi Semanggi


Penggunaan lahan yang diperuntukkan kolam tampungan seluas 10.000 m2 dengan kedalaman rencana 2 meter
sehingga volume tampungan adalah 20.000 m3. Penggunaan lahan yang digunakan sebagai bangunan pengelola
sebagai pelaksana teknis kolam retensi direncanakan 5.766 m2. Lahan yang masih tersedia digunakan sebagai
pengembangan wilayah berupa kawasan wisata dan wahana bagi pengunjung. Penentuan volume berdasarkan
ketersediaan lahan yang ada di kawasan ini.
Waktu pengaliran dan konsentrasi terhadap intensitas serta debit menghasilkan grafik hubungan yang dapat
diketahui pengaruh adanya rencana kolam retensi ini. Grafik hubungan dapat dilihat pada gambar di bawah.
m3/detik
DEBIT

160
120
131,68
80
40 0 0
0
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
WAKTU
tc tc + td Menit

Gambar 5 Grafik Hidrograf Aliran Kali Premulung


𝑡𝑑 = 294,3 menit
𝑡𝑐 = 314,3 menit
Kumulatif aliran masuk selama waktu pengaliran terekapitulasi pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3 Kumulatif Aliran Masuk dengan Perbandingan 𝑄𝑖𝑛 dan 𝑡𝑐
Kumulatif Waktu Aliran Masuk Rata-rata Volume Kumulatif Volume
menit m3/detik m3/detik m3 m3
0 0,00 0,00 0,00 0,00
40 16,76 8,38 20110,95 20110,95
80 33,52 25,14 60332,84 80443,78
120 50,28 41,90 100554,73 180998,51
160 67,04 58,66 140776,62 321775,14
200 83,80 75,42 180998,51 502773,65
240 100,55 92,18 221220,41 723994,06
280 117,31 108,93 261442,30 985436,36
320 130,45 123,88 297313,49 1282749,85
400 113,14 117,46 281915,96 1867353,61
440 104,48 108,81 261144,11 2128497,72
480 95,83 100,16 240372,25 2368869,97
520 87,17 91,50 219600,40 2588470,37
560 78,52 82,85 198828,55 2787298,92
600 69,86 74,19 178056,70 2965355,62

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1151


dilanjutkan
Lanjutan
Kumulatif Waktu Aliran Masuk Rata-rata Volume Kumulatif Volume
menit m3/detik m3/detik m3 m3
640 61,21 65,54 157284,84 3122640,46
680 52,55 56,88 136512,99 3259153,45
720 43,90 48,23 115741,14 3374894,60
760 35,24 39,57 94969,29 3469863,88
800 26,59 30,92 74197,44 3544061,32
840 17,93 22,26 53425,58 3597486,90
880 9,28 13,61 32653,73 3630140,64
920 0,62 4,95 11881,88 3642022,52
960 0,00 0,31 747,98 3642770,49
1000 0,00 0,00 0,00 3642770,49
Efektivitas kolam retensi terhadap debit puncak yang terjadi pada menit ke 360 adalah 6,61% serta volume kolam
dapat tercapai maksimum setelah pada menit ke 152,6. Kapasitas infiltrasi daerah Semanggi dengan adanya kolam
retensi ini akan menyebabkan air meresap sebanyak 4.800 m3/hari.
Saluran inlet berupa penampang trapesium terbuka dengan lebar 3 meter tinggi basah 1,25 meter. Kecepatan dan
debit yang direncanakan pada kondisi maksimum mencapai 1,35 m/detik serta 6,11 m3/detik. Sedangkan saluran
oulet berupa pompa karena perencanaan ini bertujuan mengurangi dampak banjir dan air yang ditampung akan
diresapkan. Penggunaan pompa ini bertujuan mengatur tampungan sehingga menghindari kondisi maksimum dan
terdapat juga di saluran inlet yang berguna menghindari kondisi kritis yang akan menyebabkan bau tidak sedap.
Pemanfaatan ruang selain digunakan fungsi kolam retensi dan bangunan pengelola ditambah dengan taman beserta
fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan oleh para pengunjung.
Penggunaan ruang beserta luasan keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Luasan Penggunaan Lahan
Jenis Pemanfaatan Luas Persentase
m2 %
Kolam tampungan 10000 37,5
Bangunan pengelola selatan, pintu air, saluran inlet 3780 14,2
Bangunan pengelola utara, saluran outlet 1986 7,5
Taman rekreasi dan di sempadan kolam, pedestrian 4428 16,6
Wahana, foodcourt dan panggung 3130 11,7
Parkir dan akses masuk 3326 12,5
Total 26650 100,0
Berikut tampilan rencana dari fasilitas dan taman yang direncanakan di sekitar kolam retensi.

Gambar 6 Kolam Tampungan Beserta Taman (kiri) dan Fasilitas Foodcourt (kanan)

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1152


Gambar 7 Panggung Wahana (kiri) dan Pintu Masuk serta Parkir Kendaraan (kanan)

SIMPULAN
Studi dan perencanaan kolam retensi di Kawasan Semanggi ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.
1. Kawasan Semanggi merupakan salah satu kelurahan di Kota Surakarta dengan kepadatan penduduk yang tinggi
dan merupakan kawasan yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Kali Premulung dengan tingkat kerawanan
banjir yang sangat tinggi.
2. Intensitas hujan harian yang terjadi di DAS Kali Premulung dengan kala ulang 10 tahunan adalah 14,782
mm/jam. Debit banjir kala ulang 10 tahunan yang terjadi di lokasi perencanaan dengan nilai koefisien aliran
DAS Kali Premulung 0,3803 adalah 131,68 m3/detik.
3. Luas rencana kolam retensi adalah 26.650 m2 dan penggunaan lahan fasilitas yang dapat dimanfaatkan sebagai
wisata dengan luas 10.884 m2.
4. Volume tampungan air adalah 20.000 m3 dengan debit banjir puncak Kali Premulung terjadi pada menit 314,3
menit dan efektivitas kolam retensi terhadap debit puncak sebesar 6,61%. Kapasitas maksimum kolam dapat
tercapai setelah menit ke 152,6. Keberadaan kolam retensi dapat meresapkan air sebanyak 4.800 m 3 per hari.
5. Sistem rencana kolam retensi melakukan pengambilan air dari Kali Premulung dengan pintu air yang dapat
diatur debit masuknya air yang melalui saluran terbuka dan sebisa mungkin ditahan dan meresapkannya.
Penggunaan pompa dilakukan untuk menghindari volume maksimum dan volume kritis dari tampungan
rencana.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Ir. Siti Qomariyah MSc., dan Ibu Ir. Koosdaryani M.T., yang telah
membimbing serta memberi arahan, masukan dalam studi ini.

REFERENSI
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2015. Kota Surakarta dalam Angka Tahun 2015. Badan Pusat Statistik Kota
Surakarta, Surakarta.
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS) Surakarta, 2012. Publikasi Peta DAS Bengawan Solo. Balai PSDA
Kota Surakarta, Surakarta
Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Buku Panduan Sistem Drainase Mandiri Berbasis Masyarakat Yang Berwawasan
Lingkungan (Tata Cara Pembuatan Kolam Retensi dan Polder dengan Saluran-saluran Utama). Departemen Pekerjaan
Umum Direktorat Jenderal Cipta Karta, Jakarta.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. 2007. Data-data Drainase dan Genangan Banjir Kota Surakarta. Dinas
Pekerjaan Umum Kota Surakarta, Surakarta.
Kodoatie, Robert J. & Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Mulyanto, HR. 2013. Penataan Drainase Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data. Aditya Bakti. Bandung.
Sosrodarsono, Suyono & Masateru Tominaga. 1994. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sri Harto, BR. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Suyono, S. 2006. Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta.
Triatmodjo, Bambang. 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset, Yogyakarta.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/September 2017/1153

Anda mungkin juga menyukai