Proposal Penelitian Tindakan Kelas I. Pe
Proposal Penelitian Tindakan Kelas I. Pe
JUDUL
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor
23 Tahun 2006 tentang Standar Kelulusan, maka sejak tahun …………... telah
menerapkan Permendiknas tersebut.
Namun berdasarkan hasil pengamatan di ……… tahun 2007 terhadap cara
mengajar, masih terbiasa, guru ceramah, sehingga proses kurang memiliki daya tarik
bagi siswa, yang pada akhirnya hasil belajar PKn siswa kelas VIII rendah. Hal ini bisa
dicermati hasil rata-rata nilai raport tengah semester gasal hanya 6,25. Pada hal batas
bawah Nilai Ujian Nasional yang bisa masuk di ………….. Tahun 2006 adalah 7,50.
Disisi lain, Didasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2006 Pasal 19 ayat
1 dinyatakan bahwa: (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju ke arah tersebut memerlukan disain
atau rencana pembelajaran yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat. Oleh
karena itu untuk upaya peningkatan hasil belajar PKn yang rendah bagi siswa kelas
……………. digunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Slavin, 1990, menyebutkan
bahwa pembelajaran kooperatif hasil belajar lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Penelitian ini dilakukan berulang-ulang hingga 45 kali, tetap menunjukkan hasil yang
lebih tinggi.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya
dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL)
menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana siswa
belajar da n bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin. Esensinya
terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa
tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan secara positif.
Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam kelompok akan
berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar,
bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk macam tujuan yang
telah ditetapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimungkinkan sesuai dengan
tuntutan Peraturan Pemerintah tersebut adalah rencana pelaksanaan pembelajaran
yang disusun berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Slavin,
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka upaya peningkatan hasil belajar
PKn digunakan strategi kooperatif teknik think paire and sharre pada siswa kelas VIII
di ………………. Tahun 2008.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas maka masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar PKn siswa Kelas ……………… Tahun 2008? .
C. Tujuan Penelitian
Seperti apa yang dijelaskan pada latar belakang dan rumusan permasalahan di
atas, tujuan penelitian ini
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar PKn melalui penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif siswa kelas …………….. Tahun 2008.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa , PTK ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar PKn
2. Bagi Guru ,khususnya peneliti bermanfaat untuk mengembangkan kegiatan
pembelajaran PKn sesuai dengan yang dikehendaki KTSP .
3. Bagi Sekolah merupakan upaya inovasi dalam pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan Sekolah , khususnya dalam meningkatkan hasil belajar .
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, maka hikpotesis tindakan adalah “ Ada peningkatan hasil
belajar PKn melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif Siswa………….. Cipanas
Tahun………...
II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi dalam kamus Poerwodarminto, artinya siasat perang. Konsep strategi ini
memang pada mulanya banyak digunakan dalam bidang militer. Clausewits dalam karya
instrumentalnya mengenai peperangan mendefinisikan strategi sebagai seni penggunaan
peperangan untuk memperoleh tujuan perang. Dengan kata lain dikatakan bahwa strategi
adalah membentuk rencana-rencana perang, memetakan atau menggambarkan jalannya
tentara yang berbeda dan menyusun peperangan serta mengatur pertempuran yang harus
diperjuangkan.
Berdasarkan pengetian tersebut strategi pembelajaran dapat diartikan: sebagai pola
rencana dan pelaksanaan program pembelajaran yang menggambarkan perbuatan guru dan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dalam aplikasi strategi pembelajaran selalu terkait dengan pendekatan,
metode, teknik pembelajaran.
Untuk lebih memahami strategi pembelajaran sekaligus sebagai bahan
perbandingan, berikut ini kutipan beberapa pengertian strategi menurut para ahli:
1) Dick dan Carey (1978:106)
Suatu strategi pengajaran itu memerincikan komponen-komponen umum dari seperangkat
bahan/materi pengajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan terhadap materi
tersebut guna mengungkapkan hasil-hasil belajar tertentu dari siswa.
2) Taba (1965:48)
Strategi mengajar adalah sebagai pola dan tata urutan perilaku guru yang direncanakan untuk
mengakomodasikan semua variabel yang dianggap penting, dilakukan secara sadar dan
secara sistematis.
3) Joyce (1967:94)
Strategi instruksional merupakan keputusan-keputusan tentang bagaimana
mengorganisasikan siswa, materi pelajaran, dan ide-ide untuk meningkatkan belajar siswa.
Di dalam strategi ini ditentukan pula tujuan-tujuan pembelajaran kelas, hal-hal apa saja yang
akan dievaluasi….)
4) Raka Joni (1980:1)
Dalam konteks belajar mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru-guru dan sisa di
dalam perwujudan KBM. Keumuman pola dalam arti macam dan urutaan perbuatan yang
dimaksud, berarti bahwa ia nampak dipergunakan dan/atau diperagakan guru-siswa di dalam
bermacam-macam peristiwa belajar.
Konsep strategi dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan
perbuatan guru-siswa di dalam peristiwa belajar mengajar. Sedangkan rentetan perbuatan
guru-siswa dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu disebut prosedur
instruksional.
5) Ahmad Kosasih Djakiri (1982:8)
Secara umum pengertian strategi dapat diartikan:
a. Pola rencana (program) dan pola pelaksanaan (rencana pelaksanaan) dari suatu program,
jadi mencakup program dan rencana pelaksanaannya.
b. Pola rencana dan pelaksanaan suatu pengajaran atau rencana (perencanaan) pelaksanaan
pengajaran agar mencapai sasaran atau tujuan secara tepat guna, efektif, dan efisien.
6) Romiszowski, dalam Rianto, (2002:2)
Strategi pembelajaran adalah seperangkat metode yang dipilih dalam melaksanakan
suatu program pembelajaran
7). Wiranata, (2007)
Secara sederhana, strategi dapat diartikan sebagai serangkaian langkah yang dipilih
untuk mencapai tujuan atau target (a way of achieving target)
8) Degeng, 1997
Dalam bukunya berjudul “Strategi Pembelajaran” yang diterbitkan oleh IKIP
Malang mengemukanan bahwa strategi pembelajaran diacukan sebagai penataan cara-
cara ini sehingga terwujud suatu urutan langkah-langkah prosedural yang dapat dipakai
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya
dilaksanakan di kelas, karena pembelajaran kooperatif/ cooperative learning (CL)
menekankan sebagai pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil dimana
siswa belajar dan bekerjasama untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin.
Esensinya terletak pada tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga
diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku saling ketergantungan
secara positif. Dengan demikian menjadikan belajar melalui kerjasama dalam
kelompok akan berjalan seoptimal mungkin. Kondisi ini dapat mendorong siswa
untuk belajar, bekerja dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh untuk
macam tujuan yang telah ditetapkan
3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Manfaat pembelajaran cooperative learning bagi siswa:
a) Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi
b) Melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku
selama bekerja sama.
c) Mengurangi rasa kecemasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
d) Meningkatkan motivasi belajar, harga diri dan sikap perilaku yang positif.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai:
a) Hasil belajar akademik (kecakapan akademik)
Dengan meningkatnya kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik,
berarti membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit sehingga akan
meningkatkan kemampuan akademiknya.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu (kecakapan personal)
Dengan adanya perbedaan individu baik ras, budaya, kemampuan, maka
dengan pembelajaran kooperatif siswa akan tahu kedudukannya dan belajar
untuk saling menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial (kecakapan sosial)
Dengan pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan kecakapan
sosialnya
5 Teknik/model pembelajaran kooperatif.
B. Hasil Belajar
1. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah efek yang ditimbulkan karena penggunaan metode yang
berbeda dibawah kondisi yang berbeda. (Degeng, 1989). Setiap pembelajaran
membawa efek atau dampak, baik langsung maupun tidak langsung. Hasil belajar
langsung berupa nilai hasil pengujian terhadap siswa, berupa angka-angka atau
predikat-predikat tertentu, sedangkan efekt tidak langsung, hasil belajar yang
masih tersembunyi (disiredable).
Hasil belajar yang masih tersembunyi masih berupa harapan-harapan
perilaku atau sikap. Hal ini akan dapat diamati bila siswa sudah menunjukkan
perilaku sesuai dengan kompetensi/tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Hasil belajar pengetahuan, sikap dan ketrampilan
Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar bisa berupa pengetahuan
(kognitif), sikap (affektif) dan ketrampilan (psikomotor). Ketiga domain
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sebagai wujud kompetensi
seseorang.
Hasil belajar pengetahuan, lebih mengandalkan kognisi seseorang, Kognisi
ini merupakan dasar seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuati.Dalam pembelajaran yang berbasis kompetensi seperti Standar Isi,
kompetensi pengetahuan diperoleh dan dibangun melalui pengelaman belajar
yang dialami siswa. Pengalaman belajar lebih memberikan kesempatan kepada
siswa untuk melakukan aktivitas belajar, tidak diceramahi guru.
Sedangkan hasil belajar afektif, lebih memperlihatkan pada hasil belajar
sikap, intuisi, perasaan, olah rasa, oleh hati dan kecenderungan seseorang untuk
tidak berbuat atau berbuat sesuatu.
Hasil belajar psikomotor lebih memperlihatkan hasil belajar ketrampilan
seseorang melalukan, mengoperasional, mengurutkan prosedur, sesuatu yang ia
pelajari.
3. Tujuan Belajar PKn
Tujuan hasil belajar PKn adalah dimiliki sejumlah kompetensi dari mata
pelajaran PKn SMP sebagaimana yang ditutut dalam Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, yaitu:
A. Rancangan Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam PTK ini adalah siswa kelas………….. tahun pelajaran
2008 Penentuan kelas ini dilaksanakan peneliti berdasarkan hasil investigasi
terhadap kelas yang diajar oleh peneliti .
2. Waktu Lamanya Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan kurang selama tiga bulan sejak mulai kegiatan
persiapan hingga pelaksanaan tindakan, dengan rincian sebagai berikut
a. Refleksi awal dari hasil investigsi terhadap kelas yang menjadi subyek PTK.
Kegiatan ini peneliti laksanakan melalui studi dokumentasi, wawancara dan
angket kegiatan ini dilaksanakan mulai minggu kedua bulan Januari 2008.
b. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Januari sampai dengan 2 Februari 2008
dengan rincian: tanggal 21 pertemuan pertama, 22 pertemuan kedua, 28
pertemuan tiga, dan 2 Pebruari 2008 postes siklus I.
c. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 13 Februari 2008
dengan rincian: tanggal 5 pertemuan pertama, 6 pertemuan kedua, 12
pertemuan tiga, dan 13 postes siklus II.
d. Analisis data dilaksanakan mulai tentang 14 Februati hingga minggu pertama
Maret 2008.
e. Pelaporan disusun pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2008.
3. Tempat Penelitian
PTK dilaksanakan di kelas ……………Jl .........Kabupaten/kota.............
Propinsi Kaltim.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi kegiatan sebelum pelasanaan PTK berupa
refleksi awal (refleksi tahun pelajaran sebelumnya) dan invetigasi/observasi untuk
mengidentifikasi permasalahan yang terjdi di kelas, dilanjutkan dengan
pelaksanaan PTK selama dua siklus. Secara rinci kegiatan tersebut disampaikan
sebagai berikut.
I. Sebelum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (Pra PTK)
a. Refleksi Awal
Berdasarkan refleksi dari tahun pelajaran sebelumnya, maka dapat
peneliti sampaikan beberapa hal sebagai berikut (uraikan)……….
b. Observasi untuk Mengidentifikasi Permasalahan di Kelas
Kegiatan ini dilaksanakan melalui wawancara dan angket yang diberikan
kepada siswa kelas…………. sebelum dilaksanakan PTK, yang berisi
hal-hal berkaitan dengan pembelajaran ekonomi. Hasilnya dapat
dijabarkan sebagai berikut
II. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1) Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus, mulai dari tanggal 21
Januari sampai dengan 2 Februari 2008. Hasil refleksi siklus I digunakan
sebagai acuan dalam menentukan perbaikan tindakan pada siklus II.
Sedangkan hasil refleksi siklus I nantinya digunakan sebagai acuan untuk
rencana tindak lanjut pada pembelajaran selanjutnya.
2) Rincian Prosedur Penelitian Tindak Kelas
B. Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini hal-hal yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok-kelompok diskusi dan observasi dengan anggota
masing masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa.
b. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran
konstruktifistik dengan kegiatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1). Menyusun rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan yang didalamnya
memuat skenario pembelajaran sesuai dengan strategi yang dipilih yaitu
pembelajaran konstruktifistik dengan peta konsep kelompok (ada tiga
rencana pembelajaran).
2). Menyusun LKS sesuai dengan kegiatan pembelajaran pada setiap
pertemuan.
c. Menyusun instrumen pengumpul data yang berbentuk tes dan non tes,
langkah-langkahnya sebagai berikut: 1). Menyususn soal pretest dan posttest ,
2) menyusun angket untuk siswa .
d. Menyusun lembar observasi untuk siswa yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran selama PTK berlangsung, disertai dengan pedoman observasi.
e. Menyusun lembar observasi kinerja guru untuk setiap pertemuan. Lembar
observasi ini digunakan sebagai pedoman penilaian oleh observer tehadap
aktifitas siswa dalam pembelajaran
f. Mengisi jurnal kegiatan pembelajaran berupa catatan tentang berbagai hal yang
muncul saat tindakan pembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswa maupun
aktivitas guru.
Menyusun soal tes (pretes dan postes). Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu
peneliti menyusun kisi-kisi soal dan pedoman penilaian. Pretes dilaksanakan
sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan postes dilaksanakan setelah
pelaksanaan tindakan siklus I.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Langkah pelaksanaan tindakan yang akan diterapkan oleh peneliti tertuang dalam
rencana pembelajaran. Langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
Tabel 1
Tabel Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Kegiatan Guru dan Siswa Evaluasi
Ke-/Tanggal
I/21-01-2008 - Guru memberi motivasi pada Penilaian
siswa dengan menyampaikan performance siswa
kompetensi dasar yang ingin dicapai Dan pretest
melalui model pembelajaran
pembelajaran kooperatif teknik Think
paire and share
- Diadakan pretest
II/22-01-2008 - Guru membagikan lembar kegiatan Penilaian kinerja
siswa tentang badan usaha yang dalam diskusi
harus diselesaikan siswa melalui
pembelajaran kooperative serta
membagi kelas dalam 8 kelompok
- Siswa melakukan diskusi
menyelesaikan lembar kegiatan siswa
dan persiapan observasi di lapangan.
3. Tahap Observasi
Observasi dilaksanakan oleh Guru bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
siklus I mulai dan pertemuan pertama hingga keempat. Observasi ini digunakan untuk
merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan pembelajaran
kooperatif. Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan peneliti mengadakan
diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan selama tindakan
pembelajaran sebagai bahan refleksi. Hasil observasi selanjutnya dianalisis untuk
diperbaiki pada pertemuan berikutnya. Dalam melaksanakan observasi ini, Guru
menggunakan instrumen dan format observasi.
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi peneliti dilaksanakan di setiap akhir pertemuan selama siklus I.
Tahap ini merupakan tahap perenungan dari hasil mengamati secara rinci segala hal yang
terjadi di kelas baik berupa aktivitas siswa maupun kinerja guru. Hasil refleksi selama
empat pertemuan pada siklus I tersebut, peneliti gunakan sebagai dasar rencana perbaikan
tindakan pada siklus II. Dari rencana pembelajaran seperti yang tertulis pada Tabel 1,
berdasarkan refleksi khususnya pada implementasi pembelajaran pertemuan pertama,
ternyata belum sepenuhnya terealisasi. Hal ini merupakan kelemahan, dan kelemahan ini
peneliti diperbaiki pada pertemuan kedua, dan begitu selanjutnya. Paparan selengkapnya
peneliti diuraikan pada bab IV.
B. Siklus II
3. Tahap Observasi
Sama seperti pada siklus I, observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan siklus II mulai dari pertemuan pertama hingga ke empat. Observasi ini
digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa dan kinerja guru selama tindakan
pembelajaran kooperatif teknik STAD berlangsung dengan menggunakan lembar
observasim yang telah diperbaiki . Setelah pembelajaran berakhir pada setiap pertemuan
peneliti mengadakan diskusi dengan para observer untuk mengetahui temuan-temuan
selama tindakan pembelajaran sebagai bahan refleksi.
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi peneliti lakukan di setiap akhir pertemuan selama siklus II.
Tahap ini merupakan tahap mengamati secara rinci segala hal yang terjadi di kelas baik
berupa aktivitas siswa maupun kinerja guru. Hasil refleksi selama empat pertemuan pada
siklus II ini peneliti gunakan sebagai rencana tindak lanjut pada pembelajaran
selanjutnya. Paparan selengkapnya dapat diikuti pada bab IV.
C. Pengumpulan Data
C. Instrumen Penelitian
Beberapa instrumen penelitian yang digunakan dalam PTK ini adalah lembar
observasi untuk aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan tindakan, soal
pretes dan postes, jurnal kegiatan pembelajaran, dan angket, … (ada dua macam,
angket pra tindakan dan setelah tindakan)dan pedoman wawancara
Jenis data, instrumen data, kriteria keberhasilan tindakan pembelajaran dapat
disampaikan pada Tabel berikut.
Tabel 2
D. Analisis Data
Analisis data peneliti lakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan langkah sebagai berikut.
1. Melakukan reduksi, yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah
terkumpul.
2. Melakukan interpretasi, yaitu menafsirkan selanjutnya diwujudkan dalam bentuk
pernyataan.
3. Melakukan analisis hasil observasi guru terhadap pelaksanaan diskusi
4. Melakukan analisis terhadap proses hasil pengamatan guru terhadap presentasi siswa
5. Melakukan analisis inferensi, yaitu menyimpulkan apakah dalam tindakan
pembelajaran ini terjadi peningkatan proses dan hasil belajar siswa atau tidak
berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan bersama observer.
6. Tahap tindak lanjut, yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus
berikutnya.
7. Pengambilan kesimpulan, diambil berdasarkan analisis hasil observasi yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk interpretasi
berupa kalimat pernyataan.
Dari ketujuh langkah tersebut di atas, selanjutnya menetapkan pedoman
peningkatan hasil belajar PKn kelas VIII SMP Negeri 1 Cipanas dengan indikator
sebagai berikut:
1. Hasil belajar meningkat jika skor postes siklus I meningkat dari pretes dan skor
postes siklus II meningkat dari postes siklus I, dengan standar ketuntasan belajar
secara individu sebesar 70.
2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui diskusi meliputi
keterampilan kognitif (kemampuan beragumentasi), psikomotorik (kemampuan
bekerja sama) dan afektif (kemauan menghargai orang lain) dinyatakan meningkat
jika mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.
3. Penilaian aktivitas siswa melalui penyelesian LKS, laporan hasil observasi , dan
pemahaman siswa terhadap aplikasi Badan Usaha , dinyatakan meningkat jika
mengalami peningkatan dari siklus ke siklus
4. Berdasarkan angket, respon siswa menyatakan setuju dengan tindakan pembelajaran
konstruktifistik tentang Badan Usaha sebesar 75%.
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Depdikbud. Dit. Jenderal
Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Gofur, Abdul, dan Priyanto, Anang, 2002. Pola Induk Pengembangan Silabus Berbasis
Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ditjen. Dikdasmen, Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Udin, Wiranata Putra, Prof. Dr. 2007. Pedoman Umum, Sekolah Sebagai Wahana Pengembangan
Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab melaluii Pendidikan
Kewarganegaraan, Jakarta: Ditjen. Mandikdasmen.
Reigeluth, CM. dan Stein, F.S. 1983. The Elaboration Thepry of Instruction”. Instructional
Design Theories and Models: An overview of their current status. Hillsdale, N.J.:
Lauwrence Erlbaum Associates.
Rianto, Milan, dan Al- Hakim, 2003. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan DD/CT.
Malang: Depdiknas. Ditjen. Dikdasmen. PPPG IPS dan PMP Malang.
Supriyadi, Saputro, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang