Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BISNIS INTERNASIONAL

“ Hubungan CSA – FSA Matrix dengan Porter’s Five Force Of


Competition Model “
Dosen Pembimbing : Ahmad Herzy

Anggota Kelompok :
Dwi Eka Susanti 1341258
Helena 1341147
Meliyana 1341226
Meliyani 1341227
Winda Agustina 1341241

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS INTERNATIONAL BATAM ( UIB )
BATAM, KEPULAUAN RIAU
THE COUNTRY SPECIFIC ADVANTAGES – FIRM SPECIFIC
ADVANTAGES MATRIX

1. COST LEADERSHIP
Strategi Biaya Rendah (​cost leadership​) menekankan pada upaya memproduksi produk
standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang
maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (​price sensitive​) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan.
Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang
termasuk dalam kategori perilaku ​low-involvement,k​ etika konsumen tidak (terlalu) peduli
terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Strategi ini membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga bahkan menjadi
pemimpin pasar ​(market leader)​ dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan
pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan
kefektifan biaya.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi
persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (​resources​) dan organisasi. Strategi ini hanya
mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di ​bidang ​sumber daya perusahaan, yaitu:
kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (​process engineering​), pengawasan yang ketat,
mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi,
perusahaan harus memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi
pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil).
2. QUIT OR RESTUCTURE
Strategi Quit artinya pemilik organisasi memilih keluar dari sebuah industri. Strategi
restrukturisasi digunakan untuk mencari jalan keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang,
sakit atau adanya ancaman bagi organisasi, atau industri diambang pintu perubahan yang
signifikan. Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim unit manajemen, perubahan
strategi, atau masuknya teknologi baru dalam perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi
untuk membangun bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna mengurangi biaya
akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau merupakan transformasi
industri.Strategi restrukturisasi memerlukan tim manajemen yang mempunyai wawasan untuk
melihat ke depan, kapan perusahaan berada pada titik undervalued atau industri pada posisi yang
matang untuk transformasi. Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan. Contoh strategi restukturisasi adalah akuisisi, merger,
takeover, leverage buy out, dan joint venture.
3. COST LEADERSHIP AND DIFFERENTIATION
Strategi ini digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar
yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan
besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi
biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh
pemasok “​niche market​” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai
ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size),
terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam
rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut).
Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu
yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi
ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market), wilayah geografis
tertentu, atau produk — barang atau jasa — tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
konsumen secara baik, excellent delivery.
Strategi ini, perusahaan memusatkan usahanya untuk melayani sebagian kecil segmen pasar
dan tidak melayani pasar secara luas. Usaha ini dilakukan dengan mengenali secara detail pasar
yang dituju dan menerapkan keunggulan biaya menyeluruh atau diferensiasi pada segmen kecil
tersebut. Sesuai dengan namanya, focus berarti menyasar kelompok konsumen yang lebih sempit
atau dalam pemasaran lazim dikenal dengan istilah ceruk pasar. Ceruk pasar adalah kelompok
konsumen yang memiliki kombinasi kebutuhan atau sumber daya yang lebih spesifik.
4. DIFFERENTIATION
Strategi Pembedaan Produk (​differentiation​), mendorong perusahaan untuk sanggup
menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke
pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman kepuasan
(secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai
kemudahan pemeliharaan, ​features​ tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya
yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa
ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (​price insensitive​).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak
memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang
beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat
melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada
produk barang yang bersifat tahan lama (​durable)​ dan sulit ditiru oleh pesaing.
Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk
tersebut ternyata tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka
pesaing yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah
merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan
Pengembangan sangatlah berperan.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam
rangka mencapai keunggulan bersaing (​competitive advantage​) terhadap para pesaingnya pada
semua pasar. Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi ketika perusahaan
memutuskan untuk memanfaatkan strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (​resources​) dan bidang
organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk menerapkan strategi ini dibutuhkan
kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal: pemasaran produk, kreativitas dan bakat,
perekayasaan produk (​product engineering)​ , riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan
ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk
melakukan: koordinasi antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang
berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif.

PORTER’S THE FIVE FORCES OF COMPETITION MODEL

1. THREAT OF NEW ENTRANTS


Masuknya perusahaan pendatang baru akan menimbulkan sejumlah ancaman bagi
perusahaan lama yang telah ada, misalnya terjadi perebutan pangsa pasar, sumber daya yang
terbatas dan sebagainya​.
Threats of new entrant : barrier to entry
- Economies of scale ​= Yaitu bertambahnya jumlah barang yang diproduksi dalam suatu
periode sehingga mengakibatkan biaya produksi perunit menjadi turun. Dengan cara ini
memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang
keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dengan konsekuensi akan beroperasi
dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan.
- Product differentiation = ​Yaitu perusahaan tertentu mempunyai indentifikasi merk dan
loyalitas pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk
dimasa lampau atau sekedar merupakan perusahaan pertama yang memasuki industri. - Unique
products, Customer loyalty,Products at competitive prices.
- Capital requirements = ​Kebutuhan untuk melakukan investasi sumberdaya keuangan
yang besar agar dapat bersaing menciptakan suatu hambatan masuk, khususnya apabila modal
yang diperlukan untuk pengeluaran tidak dapat diterima kembali. - Physical facilities,
Inventories, Marketing activities, Availability of capital
- Switching costs ​= Yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari
produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. - New equipment, Retraining employees,
Psychic costs of ending a relationship
- Access to distribution channels = Makin terbatas saluran pedagang besar atau pengecer
untuk suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan
semakin berat usaha untuk masuk kedalam industri. - Stocking or shelf space, Price breaks,
Cooperative advertising allowances
- Cost disadvantages independent of scale = ​Perusahaan yang telah mapan mungkin
mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk
tidak peduli berapaun besarnya dan berapapun pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru
ini. -Proprietary product technology, Favorable access to raw materials,Desirable locations
- Government policy = ​Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya
industri dengan melakukan pengendalian dan pengawasan. - Licensing and permit
requirements,Deregulation of industries
- Expected retaliation = ​Balas dendam
2. BARGAINING POWER OF SUPPLIERS
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan
mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu atau produk jasa yang dibeli.
Kondisi-Kondisi yang membuat pemasok dikatakan kuat jika terdapat hal-hal berikut :
-jumlah pemasok sedikit
-tidak tersedia produk subtitusi
- Produk/ servis yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar.
-Pemasok memperlihatkan ancaman yang menyakinkan untuk melakukan integrasi maju
-Industri tidak merupakan pelanggan yang penting bagi kelompok pemasok
-Produk pemasok merupakan Input penting bagi bisnis pembeli
Dalam merumuskan kekuatan tawar-menawar pemasok, kita juga harus memperhitungkan tenaga
kerja, tenaga kerja harus dipandang sebagai pemasok,bahkan merupakan pemasok yang
mempunyai kekuatan besar pada beberapa bisnis.
3. BARGAINING POWER OF BUYERS
Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk
menurunkan harga produk, meningkatkan mutu servis serta mengadu perusahaan dengan
kompetitornya. Kelompok pembeli dikatakan kuat, jika situasi berikut terjadi :
-Produk yang dibeli dari industri merupakan bagian dari biaya atau pembelian yang cukup besar
dari pembeli
-Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil
-​Pembeli mempunyai informasi yang lengkap, dimana bila pembeli mempunyai informasi
lengkap tentang permintaan, harga pasar yang aktual, dan bahkan biaya pemasok, biasanya posisi
tawar menawar mereka lebih kuat daripada bilamana informasi yang mereka memiliki tidak
lengkap.
-Kelompok Pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah besar relative terhadap penjualan pihak
penjual
-Pembeli menunjukan untuk melakukan integrasi balik
Mengubah Kekuatan Pembeli, terjadi pada pilihan perusahaan mengenai kepada kelompok
pembeli mana perusahaan akan menjual perlu dilihat sebagai keputusan strategis yang sangat
penting. Perusahaan dapat memperbaiki posisi strategis dengan mendapatkan pembeli
yangmemiliki kekuatan paling kecil untuk mempunyai pengaruh yang merugikan, atau bisa
disebutkan sebagai seleksi pembeli.
4. THREAT OF PRODUCT SUBSTITUTES
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan
produk pengganti. Walaupun karakteristik berbeda barang substitusi dapat memberikan fungsi
atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat bilamana :
-konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit
-jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah
-kualitas sama bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.
5. INTENSITY OF RIVALRY AMONG COMPETITORS
Rivalitas di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan
posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan,introduksi
produk,dan meningkatakan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.Persaingan terjadi karena
satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki
posisi. Industry rivalry meningkat ketika :
-Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang .
-Pertumbuhan Industri yang Lamban
-Biaya tetap atau Biaya Penyimpanan yang Tinggi
-​Ketiadaan Diferensiasi atau Biaya Peralihan yang rendah
-Taruhan Strategis yang Besar
-Hambatan Pengunduran Diri yang tinggi
CONTOH HUBUNGAN PORTER’S THE FIVE FORCES OF
COMPETITION MODEL DENGAN THE CSA – FSA MATRIX

1. Cost Leadership
Contoh : ​Wal-Mart Stores, Inc. adalah perusahaan Amerika Serikat yang
mengoperasikan jaringan department store. Menurut Fortune Global 500 2008, Wal-Mart adalah
perusahaan publik terbesar di dunia berdasarkan pendapatan. Didirikan oleh Sam Walton pada
tahun 1962, Wal-Mart mulai mencatatkan sahamnya di Bursa Saham New York pada tahun
1972. Wal-Mart beroperasi di Argentina, Brasil, Britania Raya (dengan nama ASDA), Jepang
(dengan nama Seiyu), Kanada, Meksiko (dengan nama Walmex), Puerto Riko, dan RRC.
Wal-Mart pernah beroperasi di Jerman namun akhirnya tutup pada tahun 2006 karena merugi.
Selain itu, Wal-Mart pernah membuka tokonya di Indonesia (di Supermal Karawaci) pada
pertengahan tahun 1990-an namun ditutup karena kurang menguntungkan. Walmart juga
merupakan perusahaan retail terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 3700 toko di Amerika
Serikat dan telah beroperasi di 14 negara.Strategi Walmart : Walmart yaitu menjual produk
bermerk dengan harga yang lebih murah. Walmart menjangkau berbagai lapisan konsumen
dengan membagi usahanya menjadi beberapa segmen yaitu walmart discount stores, walmart
super center, walmart neigbourhood market, marketside, dan walmart.com. Walmart Strategy
Untuk mewujudkan “ save money live better“, strategi yang digunakan oleh Walmart yaitu
menjual produk bermerk dengan harga rendah melalui penerapan sistem supply chain yang
efektif dan efisien yang didukung oleh infrastruktur dan teknologi informasi yang canggih.
Ancaman pendatang baru​, Adalah jika perusahaan yang ada sebagai pemimpin biaya,
pendatang baru harus mengurangi biaya secara besar-besaran sebelum mereka masuk. Seringkali
pendatang baru masuk menggunakan strategi bisnis lain (diferensiasi atau aliansi) daripada
mencoba untuk bersaing di biaya. Pesaing baru perlu melakukan hal itu, karena pada umumnya
pesaing baru masih belum mencapai skala ekonomis yang baik jika dibandingkan dengan
perusahaan pemain lama. Kemampuan untuk melakukan strategi deferensiasi menjadi penting
bagi sebuah perusahaan baru.
Ancaman pesaing​, ancaman ini direduksi melalui dua pilihan strategi pemberian harga,
yaitu dengan menawarkan pada harga tinggi atau harga rendah. Pemimpin biaya dapat
menetapkan harga sama dengan atau lebih dari harga para pesaing. Dengan melakukan ini, maka
akan mengurangi kesempatan pesaing-pesaing yang akan meniru perusahaan yang low-cost.
Namun, menjaga harga tetap sama dengan harga pesaing akan mengorbankan pangsa pasar dan
volume penjualan. Pada harga yang kompetitif ini, pemimpin harga mendapatkan keuntungan
diatas penghasilan normal. Cara yang lain adalah perusahaan yang low-cost dapat menghargai
barang atau jasanya di bawah pesaing-pesaingnya yang high-cost. Harga yang lebih rendah dari
perusahaan low-cost akan menarik sejumlah konsumen dan meningkatkan pangsa pasar dan
volume penjualannya, tapi akibatnya pendapatannya lebih rendah. Strategi ini memberi sinyal
kepada para pesaing untuk menurunkan harga serendah mungkin. Sinyal ini akan memotivasi
para pesaing untuk mencoba menurunkan biaya-biaya mereka.
Ancaman produk substitusi​, pemimpin biaya mempunyai kemampuan untuk menjaga
produk atau jasanya relatif terhadap substitusinya. Kemampuan melakukan branding pada
produk subsitusi ini akan sangat mempengaruhi eksistensi perusahaan yang menjalankan strategi
biaya. Pesaing jenis ini pada umumnya dapat membalikkan perusahaan sebagai pesaing
substitusi juga.
Ancaman pemasok​, pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan dengan
membebankan harga yang lebih tinggi untuk barang dan jasa yang mereka pasok atau dengan
cara mengurangi kualitas dari barang atau jasa tersebut. Namun, ketika pemasok menjual ke
pemimpin biaya, perusahaan tersebut mempunyai fleksibilitas yang lebih bagus dalam menyerap
pemasok dengan biaya lebih tinggi daripada perusahaan high-cost. Biaya pasok yang lebih tinggi
dapat memusnahkan semua keuntungan diatas normal bagi perusahaan high-cost tapi masih
memungkinkan perusahaan cost-leader untuk mendapat penghasilan diatas normal.
Ancaman pembeli​, cost leadership juga dapat mengurangi ancaman dari pembeli.
Pembeli yang sangat kuat adalah ancaman bagi perusahaan ketika mereka bersikeras pada harga
rendah atau kualitas tinggi dan pelayanan dari pemasok mereka. Harga rendah dapat mengancam
kestabilan penghasilan perusahaan. Kualitas yang lebih tinggi dapat meningkatkan biaya
perusahaan. Pemimpin biaya bisa mendapati penghasilan mereka dikurangi oleh ancaman
pembeli dan etap mendapat penghasilan normal atau diatas normal. Perusahaan ini juga dapat
menyerap biaya yang lebih besar dari peningkatan kualitas atau pelayanan dan bisa tetap
memiliki keuntungan biaya dari persaingan mereka.

2. Quit Or Restructure
Contoh : ​PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) melaksanakan restrukturisasi
perusahaan-perusahaan semen nasional menjadi satu grup perusahaan yang kuat.
Semen Indonesia telah menjadi contoh restrukturisasi BUMN. Karena berhasil membuktikan
betapa mudahnya pembangunan dilakukan dengan bersatunya pabrik semen-pabrik semen
tersebut ke dalam Semen Indonesia. Semen Indonesia telah menjadi holding perusahaan semen
nasional yang terdiri dari PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT Semen Gresik dan Semen
Tanglong di Vietnam. ​Keberhasilan restrukturisasi tersebut dibuktikan dengan terus berlanjutnya
pembangunan grup perusahaan semen nasional ini menjadi perusahaan semen berskala
internasional yang mampu bersaing dengan perusahaan sejenisnya di seluruh dunia.
Ancaman Pesaing ​Untuk pasar persemenan di Indonesia, SI masih menjadi penguasa
pasar dengan menguasai 42,23% dari seluruh kapasitas domestik. Berdasarkan artikel berita
semen di Worldcement.com, pasar semen di Asia
Tenggara dikuasai oleh Indonesia, Thailand dan Vietnam yang terhitung menguasai 3/4 dari
jumlah konsumsi semen di Asia Tenggara. Di Vietnam
sendiri, perusahaan yang paling unggul dalam produksi semen yaitu Vietnam Cement Industry
Corporation (Vicem). Sedangkan di Thailand, industri didominasi oleh tiga produser
(Siam Cement, Siam City Cement, dan TPI Polene) yang memegang 85% dari pasar di Thailand.
Ancaman Pendatang Baru ​walaupun banyaknya modal yang diperlukan mendisinsentif
produsen baru untuk memasuki pasar semen,
namun realitanya banyak pemain baru yang bermunculan di pasar semen di Indonesia,
seperti Wilmar dengan merk semen merah putih, Siam Cement Thailang yang sedang
membangun pabrik di Jawa Barat, Anhui dari China dan lainnya. Sehingga ancaman ini cukup
tinggi.
Ancaman Produk Substitusi ​Hingga kini masih belum ditemukan barang substitusi dari
semen, sehingga ancaman dari barang substitusi ini kecil.
Ancaman Pembeli Dengan peningkatan PDB perkapita untuk negara- negara di Asia
Tenggara, membuat terjadinya peningkatan jumlah yang signifikan dalam investasi yang akan
dibangun dan dalam mengimprovisasi infrastruktur. Seiring meningkatnya kesejahteraan yang
digambarkan dari meningkatnya PDB perkapita, membuat permintaan akan housing projects
meningkat. Di Indonesia sendiri permintaan terhadap semen sangat tinggi bahkan Indonesia
mengalami kekurangan pasokan semen untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Namun di
lain sisi,banyaknya merek semen di Asia Tenggara membuat ancaman bagi SI. Sehingga dalam
poin ini, daya tawar pembeli semen di Indonesia rendah, sedangkan daya tawar pembeli di Asia
Tenggara sedang (moderate).
Ancaman Pemasok Untuk daya tawar supplier, bahan baku mungkin bukan
permasalahan utama.
Permasalahan utama ada pada modal pembuatan pabrik baru yang membutuhkan
investasi dana sebesar US $138 per ton. Jikasetiap tahun konsumsi naik 10%, maka Indonesia
akan mengalami krisis semen yang juga disebabkan karena semakin terkurasnya ketersediaan
alam akan bahan baku pembuatan semen. Sehingga ancaman dari daya tawar supplier cukup
tinggi.

3. Cost Leadership and Differentiation


Contoh : ​PT. LionWings merupakan perusahaan yang menerapkan Integrated Cost
leadership / Differentiation business-level strategies. Hal ini dapat dilihat dari beragam produk
seperti hair care ( emeron shampoo, botanical shampoo, zinc shampoo, kodomo shampoo), oral
care(ciptadent pasta gigi & sikat gigi, komodo pasta gigi & sikat gigi, dll.), skin care, sabun
mandi cair, pembersih wajah, mama lime, mama lemon yang telah mengalami kesuksesan dalam
penjualannya. Selain dari diferensiasi produk, harga yang ditawarkan kepada pelanggan juga
terjangkau, karena bisa menekan biaya produksi.Misalnya saja untuk emeron shampoo dan zinc
shampoo tersedia ukuran sachet seharga Rp 250,00. Produk mama lime dan mama lemon juga
tersedia dengan ukuran ekonomis pula dengan harga kisaran Rp 4.000,00.
Ancaman Pesaing ​Dalam era perdagangan bebas saat ini, setiap perusahaan diberbagai
bidang usaha akan mengalami tingkat persaingan yang tinggi. Demikian pula persaingan usaha
di bidang usaha ​toiletries.​ Banyak perusahaaan yang bergerakdi bidang usaha ​toiletries i​ ni antara
lain : Unilever, P&G, dan Kao. Pesaing utama Grup Wings adalah PT Unilever Tbk, di mana
perusahaan ini telah mempunyai pengalaman selama 71 tahun dengan perkembangan yang
sangat pesat. PT Unilever Tbk .memproduksi tiga kelompok produk, yaitu : produk detergent,
produk makanan dan produk kosmetik. Di bidang industry ​toiletries,​ Unilever dikenal sebagai
market leader d​ engan produk-produk yang inovatif dan pangsa pasar yang besar.
Ancaman Produk Substitusi ​Untuk produk-produk ​toiletries sebenarnya tidak ada
produk pengganti. Tetapi kebanyakan konsumen tidak hanya terpaku pada satu merek saja. Jadi
walaupun tidak ada produk dengan merek yang biasa dipakainya, konsumen juga dapat
menggunakan produk dengan merek lain. Misalnya seorang konsumen biasa menggunakan
sabun mandi dengan dengan merek Lifebuoy, jika produk Lifebuoy tidak dapat ditemukan maka
konsumen tersebut bisa menggantinya dengan produk sabun mandi lain, seperti Nuvo.
Ancaman Pembeli ​Produk toiletries merupakan produk yang digunakan sehari-hari,oleh
karena itu konsumennya berjumlah besar karena setiap orang pasti menggunakan produk produk
tersebut setiap hari. Pada umumnya konsumen menginginkan produk yang murah dengan
kualitas yang baik. Untuk itu perusahaan bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dan harganya dapat dijangkau oleh konsumen. Selain itu Konsumen di Indonesia mempunyai
karakter yang menyukai publisitas. Oleh karena itu perusahaan juga harus bersaing menarik
minat konsumen dengan melakukan kegiatan promosi yang gencar. Semakin sering produk
dipromosikan terutama melalui iklan, semakin tertarik pula konsumen dengan produk tersebut.
Ancaman Pemasok ​Grup Wings merupakan perusahaan yang bergerak industry sabun,
toiletries dan​ personal care.​ Grup Wings dikenal telah menguasai industri dari hulu kehilir.
Salah satunya pada tahun 1983,bersama dengan sejumlah investor (termasuk Grup salim)
mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen ​alkylbenzene (bahan baku dasar
produk-produkdeterjen) di Indonesia. Dengan demikian Grup Wings dapat dengan mudah
memperoleh bahan baku tersebut dalam setiap proses produksinya. Selain itu pada tahun 2000,
Grup Wings bergabung dalam konsorsium yang membeli ​Ecogreen ​Oleochemical yang
merupakan produsen ​oleochemical terbesar di dunia. ​Oleochemical adalah bahan baku industri
perawatan tubuh, sabun, detergen, makanan, plastik, farmasi dan berbagai industry lain.
Keberadaan industri hulu tersebut menjadi jaminan keberlangsungan pasokannya di masa depan.
Ancaman Pendatang Baru ​Persaingan yang terjadi pada industry ​toiletries merupakan
persaingan monopolistik sehingga sebuah perusahaan bisa masuk kedalam industri ini dengan
mudah. Banyaknya pembeli yang bisa di jadikan target pasar dan perkembangan industry
toiletries sendiri yang semakin meningkat menyebabkan banyak perusahaan baik yang baru
muncul ataupun yang sudah lama berdiri tertarik untuk bergerak di industry ​toiletries.​ Misalnya
PT Sinar Antjol yang memproduksi B-29. Selain ancaman dari perusahaan baru, seiring dengan
perubahan kebutuhan, keinginan dan daya konsumen maka muncul pula produk baru atau produk
yang dikembangkan dari produk yang sudah ada. Seperti untuk produk shampoo, hampir setiap
perusahaan terus menerus mengeluarkan produk shampoo dengan berbagai variasi seperti varian
dan kemasan.

4. Differentiation
Contoh : Dalam hal ini Indomaret menerapkan strategi-strategi yang membuatnya
berbeda dari pesaingnya, yaitu:
– Harga Heboh: promosi mingguan yang memberikan harga sangat murah untuk produk-produk
kebutuhan sehari-hari
-Super Hemat: Leaflet edisi dua mingguan yang mempromosikan produk-produk dengan hemat
sebagai panduan bagi konsumen untuk belanja hemat
-Promosi Bulan Ini: promosi bulanan atas produk tertentu daam bentuk pembelian langsung atau
potongan harga.
Untuk jangka panjang, Indomaret juga menerapkan berbagai program yang berkaitan dengan
loyalitas atau potongan harga.
Ancaman Pesaing Persaingan dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini
dan persaingan tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya minimarket
waralaba dan non-waralaba mandiri baru yang merupakan kategori pengecer dan semakin
bertambahnya pendirian cabang-cabang gerai baru oleh perusahaan ritel. Tingkat
pertumbuhan industri ritel, setiap tahunnya pun mengalami kenaikan. Ketiadaan
diferensiasi produk dalam industri ritel, dapat digolongkan produk yang hampir sama.
Maka pemilihan produk oleh pembeli didasarkan harga dan pelayanan yang diberikan. Dalam hal
persaingan, diantara ritel-ritel modern, pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah
Alfamart, Alfamidi, Circle-K, dan lain- lain. Dari semua kompetitor dengan kategori peritel yang
sama sangat memungkinkan berbeda yang dilihat dari kenyamanan saat berbelanja, keamanan,
kemudahan, variasi produk yang semakin beragam, kualitas produk yang terus meningkat, harga
produk yang menjadi lebih murah. Sehingga di sekitar lokasi perusahaan ritel terdapat
beberapa bisnis yang menjadi pesaing sejenis. Pesaing- pesaing yang berada disekitar
Indomaret Binus misalnya, terdapat Alfamart dan Seven Eleven, sedangkan supermarket dan
hypermarket seperti Carrefour Permata Hijau adalah pesaing-pesaing yang sifatnya tidak
langsung karena kategori ritelnya memang berbeda. Jadi dengan adanya para pesaing pesaing
baru dari bisnis ritel yang terus bermunculan, maka persaingan di dalam industri ini
cenderung cukup tinggi.
Ancaman Pendatang Baru ​Dalam bisnis ritel, kemungkinan masuknya pesaing baru
dapat dikatakan tidak mudah. Karena hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar. Hal ini
disebabkan karena untuk masuk ke dalam industri bisnis ritel ini, pesaing baru memerlukan
modal yang cukup besar dalam berinvestasi, kebutuhan akan diferensiasi produk yang banyak
(beraneka ragam), dan memperoleh akses untuk masuk ke dalam saluran distribusi yang luas.
Contoh dengan adanya pesaing baru yaitu dengan adanya Lawson yang berada disekitar kampus
Syahdan.
Ancaman Produk Subtitusi ​Pada Industrl ritel khususnya minimarket, ancaman produk
substltusinya adalah para peritel tradisional. Hal ini dapat dengan jelas dikatakan bahwa, para
peritel tradisional memiliki banyak produk beragam sebagai barang pengganti. Penjualan
makanan, daging, sayuran serta produk-produk makanan lainnya, serta melakukan pembatasan
penjualan terhadap produk-produk nonmakanan, seperti produk kesehatan, kecantikan dan
produk-produk umum lainnya. Para peritel tradisional dapat menjadi produk substitusi karena
peritel tradisional merupakan pasar tradisional yang menyediakan segala kebutuhan
barang-barang yang dibutuhkan konsumen secara lebih lebih lengkap bila dengan Indomaret.
Indomaret hanya menjual beberapa produk seperti, kebutuhan sembako, makanan kemasan,
nonmakanan dll.
Ancaman pembeli ​Kekuatan posisi tawar menawar pembeli lebih kuat dibandingkan
perusahaan ritelnya. Ini dikarenakan perusahaan menjual produk kebutuhan sehari-hari dengan
konsumennya adalah konsumen akhir. Konsumen yang membeli produk kebutuhan
sehari-hari pada saat ini peka terhadap harga dikarenakan keadaan perekonomian negara
yang masih belum stabil. Jadi, perusahaan harus menetapkan harga yang tepat dan memberikan
pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kekuatan yang dimiliki pembeli
mampu memaksa harga turun, peningkatan pelayan dan kualitas, dalam hal menetapkan harga
pada Indomaret ini tidak secara langsung menentukan harga, harga sepenuhnya ditentukan oleh
franchisor-nya Indomaret dan harga yang ditawarkan merupakan harga mati yang tidak dapat
ditawar yang sifatnya tetap (fix). Dan dalam hal ini, kekuatan tawar menawar pembeli ataupun
konsumen bisa dikatakan sangat rendah.
Ancaman Pemasok ​Dalam hal ini, Indomaret memiliki posisi baik dalam menentukan
produk yang akan dijualnya. Dilihat dari jumlah pemasok yang banyak, pembelian barang
dengan skala yang besar, produk pemasok terdiferensiasi.

Anda mungkin juga menyukai