Perusahaan memposisikan dirinya dalam industri melalui strength yang mereka miliki.
Strength yang mereka miliki tersebut diarahkan pada low-cost advantage dan
differtiation. Dalam aplikasinya ada tiga generic strategy:
COST LEADERSHIP
1. Perusahaan mengarahkan dirinya menjadi produsen yang low-cost dalam
industri untuk setiap level kualitas.
2. Ada dua strategi turunannya:
produk dijual dalam rata-rata harga industri untuk meraih keuntungan yang
lebih besar dari pesaing
produk dijual dibawah rata-rata harga industri untuk meraih market-share
yang lebih luas.
3. Saat terjadi perang harga perusahaan tetap dapat meraih keuntungan saat
perusahaan lain menderita kerugian
4. Saat industri memasuki fase mature dan decline perusahaan tetap meraih
keuntungan dalam jangka panjang
5. Cost leasership dapat diraih dengan:
o keputusan outsourcing dan verical integration yang optimal
o meningkatkan efisiensi dalam setiap value chain
o mendapatkan sumber input yang murah
6. Cirinya:
o memiliki capabilities keuangan yang kuat untuk berinvestasi dalam spesific
assets
o mampu mendesain proses produksi dengan efisien
o memiliki keahlian yang tinggi dalam industri karena learning/experience curve
yang tinggi
o jalur distribusi yang efisien
DIFFERENTIATION
1. perusahaan mengembangkan produknya sehingga memiliki keunikan yang
memberikan nilai tambah bagi konsumen sehingga konsumen berpersepsi
bahwa produknya berbeda dan lebih baik dari produk lain dalam industri.
2. perusahaan dapat mematok harga dengan lebih tinggi untuk keunikan yang
ditawarkannya. harga yang lebih tinggi tersebut dapat menutup tambahan cost
yang timbul karena menawarkan keunikan tersebut.
3. saat supplier menaikkan harga input, perusahaan tetap dapat membebankannya
pada konsumen yang merasa esulitan mencari barang subtitusinya.
4. cirinya:
leading dalam R&D
capabilities dan kreatifitas yang tinggi dalam pengembangan produk
sales yang tangguh dan baik dalam mengkomunikasikan keunggulan produk
images perusahaan yang baik dalam kualitas dan inovasi
FOCUS
1. perusahaan memfokuskan diri pada narrow segment baik melalui low-cost
maupun differentiation
2. perusahaan biasanya memiliki konsumen yang loyal sehingga membuat pesaing
sulit untuk bersaing secara langsung
3. karena fokus, maka volume produksinya kecil, sehingga bergaining power of
suppliernya tinggi. walaupun demikian perusahaan yang menerapkan
differentiation-focused strategy tetap dapat membebankannya pada konsumen
yang merasa esulitan mencari barang subtitusinya.
4. cirinya mengadopsi kelebihan dari produk-produk yang ada di dalam broad
market untuk kemudian dibawa ke dalam narrow market dengan
memodifikasinya melalui low-cost ataupun differentiation dengan sangat baik.
VALUE CHAIN
Value chain adalah suatu set aktifitas utama yang memberikan pertambahan nilai bagi
konsumen dan aktivitas lainnya yang mendukungnya. Value chain analysis berguna
bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan-keputusan strategic, seperti keputusan
outsourcing, make or buy, dll.
Dalam memahami aktivitas yang leading untuk mencapai kompetitif advantages dapat
dilakukan dengan cara: identifikasi spesific-activities yang relevant terhadap core
business perusahaan dari generic value chain yang ada. Lalu identifikasi hubungan
antara spesific-activities yang telah diidentifikasi untuk memahami lebih lanjut tentang
performa dan cost timbul karenanya.
Competitive advantage dapat dilahirkan dari optimalisasi dan mengkoordinasikan
hubungan antara akitivitas tersebut. pemahan tentang hubungan antar aktivitas dapat
memberikan perusahaan low-cost advantage serta differentiation advantage.
Manfaat
Diferensiasi memungkinkan perusahaan untuk mengenakan harga premium
Kepemimpinan biaya memungkinkan perusahaan untuk mengenakan harga terendah
Five Forces Analysis adalah alat yang memungkinkan manajer untuk mempelajari faktor-
faktor kunci dalam lingkunganindustri yang membentuk bahwa sifat persaingan:
(1) persaingan antara pesaing saat ini, (2) ancaman pendatang baru,
(3)pengganti dan pelengkap, (4 ) kekuatan pemasok, dan (5) kekuatan pembeli.
Kapan kita menggunakannya? Dalam analisis strategis, Five Forces
Analysis merupakan metode yang baik untuk membantu Anda menganalisis bagaimana kekuata
n kompetitif membentuksuatu industri untuk beradaptasi atau mempengaruhi sifat persaingan.
Secara kolektif, Five
Forces menentukan daya tariksuatu industri, potensi keuntungan, dan kemudahan dan daya tar
ik mobilitas dari satu posisi strategis yang
lain. Karena itu,analisis ini berguna ketika perusahaan membuat keputusan tentang masuk atau
keluar dari industri serta untukmengidentifikasi ancaman utama dan peluang dalam suatu indus
tri.
Mengapa kita menggunakannya? Analisis ini pada awalnya dikembangkan oleh Michael
Porter, seorang profesor Harvarddan otoritas dicatat pada strategi. Sementara semua perusaha
an beroperasi dalam lingkungan sosial ekonomi yang luas yang mencakup faktor-
faktor hukum, sosial, lingkungan, dan ekonomi, perusahaan juga beroperasi dalam lingkungan y
angkompetitif lebih cepat. Struktur lingkungan yang kompetitif ini menentukan baik daya tarik k
eseluruhan industri danmembantu mengidentifikasi peluang untuk menguntungkan posisi suat
u perusahaan dalam suatu industri.
Porter mengidentifikasi lima kekuatan utama yang menentukan lingkungan yang kompetitif:
(1) persaingan antara pesaingsaat ini, (2) ancaman pendatang baru,
(3) pengganti dan pelengkap, (4) kekuatan pemasok, dan (5) kekuatan pembeli.
Menurut Porter, manajer yang sukses melakukan lebih dari sekedar bereaksi terhadap lingkung
an ini; mereka bertindakdengan cara yang benar-
benar bentuk atau "memberlakukan" lingkungan yang kompetitif organisasi. Misalnya, pengena
lansuatu perusahaan produk atau jasa pengganti dapat memiliki pengaruh besar atas lingkunga
n yang kompetitif, dan padagilirannya ini mungkin memiliki dampak langsung terhadap daya tar
ik suatu industri, profitabilitas potensi, dan dinamikakompetitif.
Core competencies
Kompetensi inti, ini berarti:
Perusahaan harus meningkatkan kemampuan mereka untuk mengubah inovasi dan
teknologi baru menjadi produk komersial
Produk baru harus didasarkan pada kompetensi inti atau teknologi
Produk baru harus memenuhi kebutuhan sekarang atau masa depan
Case Starbucks
1. Starbucks merupakan bisnis dengan menjual minuman kopi. Dalam bisnisnya,
Starbucks memiliki kompetitor seperti Dunkin Donuts, MC Cafe, Peet’s Coffee
and Tea, Caribou Coffee, dll. Namun, Starbucks sendiri memiliki beberapa
strategi yang unik dan berbeda dari kompetitornya:
a. Dari segi model bisnis; Starbucks mulanya menjual biji kopi yang dikemas
dan dijual di Supermarket. Namun melihat adanya peluang pasar di
minuman kopi, Starbucks membuat gerai dengan European Style dengan
pangsa pasar penduduk Amerika. Model bisnis Starbucks tidaklah
franchise melainkan kepemilikan langsung dr Starbucks.
b. Dari segi operasional; Starbucks merekrut karyawannya yang friendly
sehingga dapat melayani konsumennya secara personal dengan baik dan
nature. Karena kekuatan Starbucks sebenarnya ada dalam pelayanannya
yang ramah. Selain itu, Starbucks mengakuisisi mesin roaster Clover dan
membeli mesin Mastrena karena dianggap desainnya yang kecil sehingga
konsumen dapat melihat langsung bagaimana barista membuat kopi
mereka. Starbucks juga membuat store-store mereka dengan desain yang
sudah di standarisasi namun menyesuaikan budaya di negara masing-
masing sehingga terbentuklah brand image. Selain itu, Starbucks
melakukan vertical integration dimana usaha Starbucks ini berbeda
dengan kompetitornya (penjelasan ada di halaman 19 paragraf 1
Operations)
c. Dari segi marketing; Starbucks lebih memilih kepada in-store experience
bukan pada word of mouth seperti yang dilakukan toko kopi lainnya.
Starbucks juga memberikan edukasi para konsumennya tentang gizi yang
terdapat pada minumannya. Starbucks juga menawarkan jenis minuman
yang berbeda pada setiap negara, sehingga tiap konsumen di negara
yang berbeda memiliki persepsi yang beda pula. Contohnya di Jakarta,
orang-orang yang minum starbucks adalah orang kaya.
d. Dari segi human resource; Starbucks melakukan training karyawannya
selama 3 hari berturut-turut. Selain itu, Starbucks juga mengcover seluruh
asuransi kesehatan karyawannya dimana kemudian hal ini menjadi contoh
bagi perusahaan lainnya.
2. Howard Schultz mengedukasi karyawannya dengan Mission Review (ada di
halaman 15-16)
Sebelum merinci faktor-faktor penentu keputusan make-or-buy yang penting, kita perlu
membuang lima argumen umum namun salah:
1. perusahaan harus membuat, daripada membeli, untuk menghindari membayar profit
margin kepada perusahaan independen (kesalahan ini sering diungkapkan dengan cara
ini "perusahaan kita harus mundur untuk menangkap keuntungan atau pemasok
kita untuk diri kita sendiri.”