Diluar pendapatan dari bidang akademik, Desa Bahasa Borobudur juga memiliki berbagai
sumber pendapatan lainnya. Berikut adalah beberapa Non-Teaching Revenue yang dimiliki Desa
Bahasa Borobudur:
3. Wisata Edutaiment
Seperti namanya, program ini memadukan antara edukasi dan entertaiment (hiburan).
Fasilitas yang didapatkan berupa angklung 3 lagu, fun magic, edutaiment, fun game,
sound of angklung Borobudur. Harga untuk wisata edutaiment sebesar 60 ribu rupiah
sudah termasuk tiket masuk.
4. Instragamable Spot Desa Bahasa
Desa Bahasa juga mendapat pendapatan dari Instagramable Spot Desa Bahasa.
Pengunjung dapat berfoto dan mengeksplor tempat-tempat Instagramable di Desa
Bahasa yang meliputi magic photo, hobbit, bambu lightning, miniatur, fun magic,
mini kids fun, dan ruang belajar intearktif. Biaya yang dikenakan yaitu sebesar 15
ribu rupiah.
5. Homestay Halal
Desa Bahasa Borobudur juga menyewakan kamar yang terdiri dari 3 tipe: standard
room, family room dan dormitory room. Untuk VVIP room fasilitas yang didapatkan
sudah seperti pelayanan kamar hotel. Tersedia AC, Wifi, air panas, sound system,
laptop, LCD, tenaga kebersihan dan juga mendapat sambutan perkusi angklung.
Untuk VVIP room, menginap 6 hari dikenakan biaya 5,5 juta rupiah dan untuk 10
hari 6 juta rupiah.
6. Toko Suvenir
Desa Bahasa Borobudur juga menyediakan banyak suvenir untuk siswa atau
pengunjung mereka. Suvenir yang dijual meliputi baju trademark Desa Bahasa, baju
adat jawa, iket, kacamata, hiasan dinding dream catcher, miniatur candi borobudur,
pin dan buku kecakapan hidup. Di toko suvenir ini juga dijual buku modul Desa
Bahasa Borobudur seperti buku ER Keajaiban (Rp 60 ribu), ER tenses (Rp 60 ribu),
ER vocabulary (Rp 60 ribu). ER cas cis cus (Rp 20 ribu) dan buku Grammar (Rp 30
ribu).
7. Kedai 3 Bahasa
Desa Bahasa Borobudur juga memiliki kantin yang memiliki nama "Kedai 3 Bahasa"
dengan berbagai pilihan makanan dan minuman. Di tempat ini siswa dapat lebih
mengembangkan kemampuan bahasa Inggris mereka karena layanan dan komunikasi
di Kedai 3 Bahasa menggunakan 3 bahasa (Indonesia, Jawa dan Inggris).
8. Undangan Seminar
Desa Bahasa Borobudur juga mendapat penghasilan dari menghadiri undangan untuk
mengisi seminar. Mr Hani Sutrisno (pendiri Desa Bahasa Borobudur) kerap pergi ke
berbagai daerah untuk menjadi pembicara seminar tentang konsep yang diterapkan di
Desa Bahasa. Salah satu contohnya, beliau pernah diundang mengisi seminar di
rumah bahasa aceh yang ingin mengadopsi metode yang diterapkan Mr Hani pada
Desa Bahasa Borobudur. Untuk memenuhi undangan menjadi pembicara, Mr Hani
mendapat perolehan income sebesar 20-40 juta/ harinya.