Tugas Karya Ilmiah Rancang Bangun Menggunakan Motor Listrik
Tugas Karya Ilmiah Rancang Bangun Menggunakan Motor Listrik
oleh
Andrie Awaludin HT
13110013
oleh
Andrie Awaludin HT
13110013
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
tugas Bahasa Indonesia ini dengan judul “Rancang Bangun Alat Pengiris Bawang
bimbingan serta dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini dimasa
yang akan datang. Penulis berharap proyek ini bermanfaat bagi penulis dan pihak-
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 2
1.4. Tujuan .............................................................................................. 2
1.5. Manfaat ........................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1. Motor Kapasitor ............................................................................. 4
2.2. Proteksi ............................................................................................ 6
2.3. Perancangan Konstruksi Alat........................................................... 7
2.4. Daya dan Faktor Daya ..................................................................... 8
2.5. Penyelidikan Beban Dari Segi Dinamika ........................................ 9
2.6. Menentukan Daya Motor ................................................................. 10
2.7. Komponen Rangkaian Kontrol ........................................................ 11
BAB III.PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
3.1. Prinsip Kerja .................................................................................... 25
3.2. Perencanan Pemilihan Motor ........................................................... 25
3.3. Pembuatan Konstruksi Alat ........................................................... 30
3.4. Perancangan Komponen Rangkaian Kontrol ................................. 31
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
(UKM) yaitu membuka usaha pembuatan bawang goreng siap saji yang dapat
dipasarkan, sehingga dapat menambah pendapatan dan nilai jual (berdasarkan
berita acara jelang siang di Trans TV tgl 20 juni 2011, 1 kg bawang goreng di
pasarkan dengan harga Rp 90.000)
Untuk itu penulis merencanakan membuat sebuah alat pengiris bawang
merah menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggerak yang bisa
beroperasi secara otomatis dan manual. Alat ini prinsip kerjanya
menggunakan sebuah piringan pisau pengiris yang diputar oleh motor listrik,
sehingga bawang merah yang terdapat pada corong penampung akan turun
menuju pisau pengiris dan akan teriris, ketebalan irisan bawang dapat diatur
dengan cara mengatur jarak mata pisau terhadap landasannya.
Sehubungan dengan hal diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
suatu Proyek yang berjudul “Rancang Bangun Alat Pengiris Bawang
Menggunakan Motor Listrik”
1.4 Tujuan
Merancang dan membuat alat pengiris bawang yang dapat beroperasi
secara otomatis dan manual, dengan menggunakan motor listrik sebagai
tenaga penggerak.
8
1.5 Manfaat
1.5.1 Alat ini dapat membantu usaha kecil yang bergerak dibidang pembuatan
bawang goreng akan kebutuhan bahan baku (bawang iris) dalam waktu
yang cepat.
1.5.2 Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
perkuliahan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Rotor
Rotor berfungsi untuk merubah daya listrik menjadi daya mekanik
(daya putar), rotor berputar karena kumparan stator menghasilkan medan
putar yang memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada
kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl), karena kumparan rotor
merupakan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi tersebut akan
menghasilkan arus. Adanya arus didalam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) yang menyebabkan rotor berputar
(Soelaiman,1984:123), adapun bentuk konstruksi rotor motor kapasitor
dapat dilihat pada gambar 2.
11
Kapasitor
I1
E1 Im
Kumparan
utama Rotor sangkar
2.2. Proteksi
Pengaman hubung singkat (sekring) berguna untuk memberikan
pengamanan kepada rangkaian kontrol dan motor terhadap arus yang tiba-tiba
sangat tinggi, seperti keadaan kegagalan isolasi pada kumparan karena
kenaikan suhu yang mengakibatkan terjadinya hubung singkat, waktu respon
pengaman hubung singkat (sekring) relatif jauh lebih cepat dari pengaman
beban lebih, adapun skema peralatan proteksi motor kapasitor dapat dilihat
pada gambar 4.
kontaktor
Motor
kapasitor
Catu daya
M
220 VAC 1
Pengaman
lebur
2.3.2 Puli
Daya yang diperlukan untuk menggerakan pisau pengiris
dipindahkan dari motor listrik melalui puli, tujuan penggunaan puli adalah
untuk memperkecil putaran pada mesin beban (piringan pisau pengiris),
skema perpindahan daya melalui puli dapat dilihat pada 5.
D1 D2
N1 N2
Gambar 5. Puli
(Soelaiman, 1984:233)
Faktor daya yang terjadi pada motor induksi berkisar antara 60%
sampai 90% dan mempunyai karakteristik arus tertinggal dari tegangan.
14
Simbol dioda
Arah maju
Arus bocor
V
Tegangan lutut = 0,7 V
Arah balik
D1
V in CT
220VAC
V in
B R
D2
(a)
(b)
Gambar 7. Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda dan Bentuk
Gelombang Masukan/Keluaran
(a) Penyearah Gelombang Penuh Dua Dioda
(b) Bentuk Gelombang Masukan dan Keluaran Penyearah
(Sutanto, 1999:17)
18
2.7.1.2 Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen yang dibuat untuk mendapatkan
kapasitansi tertentu, kapasitor terbuat dari dua plat konduktor yang
dipisahkan oleh suatu lapisan isolator, seperti yang terlihat pada
gambar 8.
Koduktor
isolator
D1
220VAC V in
CT
V in
D2
C
R
(a)
(b)
Gambar 9. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penapis Kapasitor
dan Bentuk Tegangan Keluaran
(a). Penyearah Gelombang Penuh Dengan Penapis kapasitor
(b). Tegangan Keluaran Penapis Kapasitor
(Sutanto, 1999:18)
3 V = 10 V
10
2
10
1
10 LUX
10 10 10 10 10 E
0 1 2 3 4
2.7.2.2. Transistor
Transistor terdiri dari logam semi konduktor yang mengandung
bahan tipe N dan tipe P secara bergantian, terbuat dari lapisan
germanium dan silicon, apabila lapisan tipis jenis P diselipkan diantara
dua lapisan jenis N struktur yang terbentuk disebut transistor NPN, dan
jika lapisan jenis N diselipkan diantara dua lapisan jenis P struktur yang
terbentuk disebut transistor PNP. Bagian tengah dari transistor
dinamakan basis sedangkan dua bagian yang ujung dinamakan emitor
dan kolektor, susunan kedua lapisan ini ditunjukkan pada gambar 11.
21
Kolektor Kolektor
P N
Basis N Basis P
P N
Emiter Emiter
C C
B B
E E
Ic
IB
IE
B arus
C
V E
On Off
Ada Ib B C Tidak ada Ib B C
E E
arus atau arus yang mengalir sangat kecil dalam kaki basis, transistor
tidak bekerja dan arus yang kecil tersebut (mendekati nol) mengalir
lewat kolektor ke emitor. Apabila tegangan dipakai makin besar,
lebih besar dari tegangan barier (0,7 untuk transistor silicon) dan
diberikan di antara kaki basis dan ground, maka arus mengalir lewat
kaki basis transistor mengakibatkan transistor akan bekerja seperti
halnya sebuah saklar, untuk mengetahui karakteritik sebuah
transistor silicon dapat dilihat pada gambar 15.
tahanannya berfariasi mulai dari nol ohm sampai nilai maksimum yang
tertulis pada body mekanik trimpot, unutk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 16.
I
R
V
:
Gambar 18. Karakteristik Tahanan Linier
(Wasito, 1979:56)
Pada tahanan linier antara arus dan tegangan memiliki
perbandingan yang lurus, sehingga berlaku rumus hukum Ohm,
25
3. Relay
a. Asas Operasi Relay
Pada dasarnya relay merupakan sebuah saklar elektromagnetik,
prinsip kerja relay adalah jika arus mengalir dalam kumparan, maka inti
besi akan menjadi magnet, sehingga jangkar yang terbuat dari besi lunak
tertarik oleh magnet tadi dan bergerak pada engselnya, dengan demikian
kontak-kontak yang tadinya terhubung (NC) menjadi terbuka (NO) dan
akan menghubung/memutuskan anak kontaknya.
Pada saat kumparan dialiri arus listrik, gaya magnet tersebut akan
mengalahkan gaya pegas, besarnya gaya magnet ditetapkan oleh kuatnya
medan yang ada pada celah udara diantara jangkar dan inti. Kuat medan
magnet juga ditetapkan oleh besarnya perlawanan magnet di dalam
sirkuit magnet.
Dari uraian diatas jelas bahwa relay mempunyai beberapa kontak
kontrol yang membuka dalam keadaan normal (NO) dan menutup dalam
keadaan normal (NC). Kontak NC yaitu kontak yang pada saat relay
tidak dialiri arus (saat normal) posisi anak kontaknya menutup, dapat
dilihat pada gambar 20.
26
(a) (b)
Gambar 22. Kontak Tukar dan Konstruksi Relay
(a) Kontak Tukar (NO-NC)
(b) Konstruksi Relay
(Wasito, 1979:200)
b. Konfigurasi Dasar
Kontak relay yang ada di pasaran tersedia dalam berbagai
konfigurasi, konfigurasi ini diidentifikasikan sesuai dengan jumlah kutub
27
(P) dan banyaknya posisi saklar (T). Jumlah kutub dan posisi ini dapat
didahului dengan huruf S untuk single dan huruf D untuk double atau
dengan angka, dari sini timbul konfigurasi relay SPST (satu kutub satu
posisi), atau banyak kutub (3PST atau 4PST). Sebuah kumparan relay
dapat menggerakan sebuah kontak atau sederetan kontak sekaligus.
c. Tipe Kumparan
Relay dapat digunakan dalam tegangan searah (DC) atau
tegangan bolak-balik (AC), pada waktu beroperasi dengan tegangan
bolak-balik waktu pensaklaran relay harus cukup lambat agar relay tidak
bergetar ketika tegangan melintasi nol. Kebanyakan relay AC untuk daya
dan penerapan umumnya sudah cukup lambat, sehingga dapat mengatasi
masalah ini.
Kumparan relay adalah sebuah induktor, karakteristiknya arus
berbeda fasa dengan tegangan sebesar 180o. Jangkar kerja kumparan
relay untuk operasi arus bolak-balik adalah lebih tinggi dari jangkar
kerja kumparan untuk operasi arus searah.
d. Sifat-Sifat Relay
Dalam pemilihan relay, harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1) Tahanan kumparan
Besarnya tahanan ini ditentukan oleh tebal kawat yang
dipakai dan banyaknya lilitan, besarnya perlawanan ini mulai dari 1
sampai 50 kΩ, ini bertujuan untuk memperoleh daya hantar listrik
yang baik.
2) Kuat arus yang diperlukan guna menjalankan relay
Besarnya arus relay sudah ditentukan oleh pabrik, relay
dengan tahanan kecil memerlukan arus besar pada saat beroperasi
dan sebaliknya relay dengan tahanan besar memerlukan arus yang
lebih kecil pada saat bekerja.
28
D. Kontaktor
Kontaktor merupakan suatu peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan suatu rangkaian listrik yang beberja secara otomatis
berdasarkan prinsip kerja elektromagnetik, apabila kumparan pada
kontaktor tersebut mendapatkan suplay arus listrik maka akan timbul
medan magnet yang kemudian bereaksi menginduksi logam yang terdapat
pada kumparan sehingga logam tersebut berubah menjadi magnet dan
bekerja selama kumparan tersebut masih bertegangan. Magnet sementara
tersebut kemudian menarik tuas untuk menggerakan kontak bantunya,
kontak bantu inilah yang dipergunakan sebagai saklar untuk
menghubungkan atau memutuskan rangkaian.
Kontaktor memiliki sejumlah anak-anak kontak yang digerakan
secara elektromagnetik, yang terdiri dari kontak utama dan kontak bantu,
yang terdiri dari dua macam posisi yaitu NO (normali open) dan NC
(normali close) dimana untuk pengoperasian anak-anak kontak tersebut,
kumparan magnet (coil) harus diberi tegangan, tegangan yang dipakai
untuk coil adalah tegangan searah atau bolak-balik. Kontaktor magnet
akan bekerja normal bila tegangan masukan coilnya mencapai 85 % dari
tegangan kerja, bila tegangan kerja turun maka kontaktor akan bergetar.
Kontaktor biasanya mempunyai 3 kontak utama dengan nomor
1,3,5 dan keluarannya 2,4,6 untuk sambungan kebeban, sedangkan kontak
29
bantunya diberi nomor 13 dan 14, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 23.
A1 1 3 5 13 21
Coil
A2 2 4 6 14 22
(a)
(b)
Gambar 23. (a) Skema Koil dan Anak Kontak Kontaktor
(b) Gambar Konstruksi Kontaktor
(Soelaiman, 1984:261)
30
BAB III
PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
a. Arus Motor
Besarnya arus listrik yang dipakai oleh motor dapat dicari
dengan persamaan berikut:
I = P
V.Cosφ
= 125
220.0,75
= 0,75 A
b. Perhitungan Putaran
Putaran Sinkron (Ns) = 120 x Frekuensi
Jumlah kutub
= 120 x 50
2
= 6000
2
= 3000 Rpm
Jadi motor yang dipakai adalah motor yang memiliki putaran singkron
sebesar 3000 Rpm.
c. Slip
Besarnya slip yang terjadi pada motor tak serempak adalah 5 -
10% dari putaran sinkron, karena putaran sinkron (Ns) dan putaran
beban penuh (N) telah diketahui, maka besarnya slip yang terjadi saat
motor hidup (bekerja) adalah:
S = Ns – N x 100 (%)
Ns
= 3000 – 2850 x 100 (%)
3000
= 5%
Besarnya slip yang terjadi pada motor sebesar 5%
d. Putaran Perdetik
Putaran rotor per detik dapat dicari dengan persamaan berikut:
v = Rpm
33
detik
= 2850
60
= 47,5 Rps
e. Daya Mekanik
Karena beban yang digunakan adalah beban geser dengan
koefisien geser 0,06 dan putaran beban penuh 2850 Rpm, maka daya
mekanik yang dibutuhkan untuk memutar piringan pengiris, dengan
berat beban 2 kg adalah:
Pm = 9.8. µ .w .v. 10ˉ³. 100
η
= 9,8 x 0,06 x 2 x 47,5x 10ˉ³ x 100
85
= 5,59
85
= 0,066 kW
= 66 watt
750
`= 4 x 3,8
`= 15,2 cm.
Dipakai puli mesin beban dengan diameter 16 cm
4. Piringan Pengiris
Piringan pengiris terbuat dari besi padu yang memiliki ketebalan
5 mm, piringan pengiris tersebut memiliki dua buah lobang berbentuk
persegi panjang yang dipasangi dua buah pisau, pisau pengiris terbuat dari
baja tahan karat (stainlesstel), diameter dari piringan pengiris ini adalah 14
cm, panjang lobang 5 cm, lebar 2 cm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar lampiran 3.
36
7. Panel Kontrol.
Panel kontrol merupakan tempat pemasangan komponen-
komponen elektronika yang berfungsi untuk pengontrolan motor, pada
panel ini juga dipasang alat pengaman hubung singkat (sekring), satu buah
saklar magnet dan dilengkapi tombol on/off. Konstruksi panel kontrol ini
terbuat dari besi plat dengan ketebalan 1 mm dengan ukuran panjang 11
cm, lebar 7 cm, dan tinggi 16 cm, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar lampiran 4.
220 VAC
Trafo
12V 1A D1 C
R1 D3 R4
220 CT L2
R3
VAC Kontaktor
P Q1
D2 R2 Relai12 VDC
M
1
C L1
Q2
LDR
b. Dioda
Input = 12 VAC, 1A
Arus star = 7 x 1 = 7 A
Untuk itu digunakan dioda yang mempunyai kapasitas arus
yang melebihi arus start, hal ini bertujuan agar dioda tidak rusak pada
saat start awal, maka digunakanlah dioda jenis IN4001 yang
mempunyai kemampuan arus maksimum 50 amper. Dioda yang
digunakan adalah jenis silicon disebabkan dari segi kelistrikan
memiliki keuntungan menghantar setelah 0,7 volt dengan baik,
sehingga dioda awet dan tidak cepat rusak.
c. Kapasitor
40
Vin = 12 VAC
Vmax = 17 Volt
Vdc = 10,8 Volt
2I 2.1
Idc = max
0,636 Amper
3.14
Biasanya untuk catu daya riak yang diperbolehkan adalah 10%
dari tegangan masukan, jadi 10% dari 10,8 = 1,08 Volt.
I dc
Vrip=
fC
0,636
C= 648,14F
(100)(1,08)
Kapasitor yang digunakan 1000µF / 16Volt, jenis elektrolit.
d. Resistor
R1 berfungsi untuk mencegah tegangan yang masuk ke trimpot
menjadi 0 bila trimpot berada pada posisi 0, harga R1 dan R2 harus
lebih besar dari harga trimpot, karena harga trimpot 50 kΩ, maka R 1 =
56 kΩ. R2 berfungsi untuk melindungi transistor terhadap arus yang
besar yang melalui basis.
V p 7
Rb =
Ib
2 0,7
=
0,001
= 1,3 kΩ
Tahanan basis yang digunakan adalah sebesar 2k2 Ω.
e. Trimpot
Trimpot yang digunakan adalah sebesar 50 kΩ, pemilihan nilai
ini bertujuan untuk mengatur tegangan input yang masuk ke LDR,
sehingga dalam keadaan normal tegangan masuk tidak over atau under,
trimpot dapat diatur sesuai kebutuhan LDR.
41
f.. Transistor
Dari hasil pengukuran diketahui:
Ib = ImA, Ic = 80mA
β = β1.β2 karena transistor yang dipakai sama jenisnya maka,
β = 80.80
= 6.400 kali
Oleh sebab itu digunakan transistor tipe NPN dengan kode BC108.
g. LDR
LDR yang digunakan adalah LDR ORP12 selnya berupa
cadmium sulfida yang dilapisi damar bening, tahanannya saat terang
(disinari cahaya) sebesar 2 kΩ dan saat gelap sebesar 60 kΩ.
h. Relay
Tegangan beban yang digunakan pada rangkaian ini sebesar
12VDC, dan kemampuan arus kontak kontaktor yang akan digerakkan
relay adalah 10A maka digunakanlah relay DC 12V/10A.
i. Kontaktor
Kontaktor yang dipakai adalah kontaktor yang memiliki
tegangan sumber 220 VAC dengan kemampuan arus 10 A. Memiliki 3
buah tombol NO dan 1 buah tombol NC, kontaktor berfungsi sebagai
saklar elektromagnet untuk menghubung dan memutuskan sumber
tegangan yang masuk menuju motor kapasitor.
DAFTAR PUSTAKA
Soelaiman, Ts. Mhd. dan Mabuchi Magarisawa. 1984. Mesin Tak Serempak
Dalam Praktek. Jakarta: Pradnya Paramita.
42
Zuhal. 1995. Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika daya. Jakarta: PT. Pradniya
Paramitha.