Anda di halaman 1dari 21

Match Factor (Faktor Keserasian)

A. Faktor Keselarasan Kerja (Match Factor)


Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali–muat dan alat
angkut, maka produksi alat gali – muat harus sesuai dengan produksi alat angkut.
Faktor keserasian alat gali – muat dan alat angkut yang dinyatakan dengan match
factor. Menurut para ahli (Hartman. 1992), faktor keselarasan kerja antara alat gali
muat dengan alat angkut dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Produksi alat gali muat = Produksi alat angkut
Sehingga perbandingan antara alat angkut dan alat gali muat mempunyai nilai
sama dengan satu.
produksi alat angkut
1 = produksi alat gali−muat
3600
x n x Cb x Ff x Sf x MA x EU x Na
Cta
1= 3600
x Cb x Ff x Sf x MA x EU x Nm
Ctm

nCtmxNa
1= CtaxNm

n Ctm merupakan waktu yang dibutuhkan oleh alat gali muat untuk mengisi penuh
satu unit alat angkut (Ctm). Sehingga persamaannya menjadi :

Na x CTm
MF = Nm x CTa..................................................... ( 1 )

Keterangan :
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm = waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat
Cta = waktu edar alat angkut , Menit

Sedangkan untuk dump truck dengan kapasitas yang berbeda persamaannya


menjadi :

[𝐶𝑡𝑎2 𝑥(𝐶𝑡𝑚1)𝑥𝑁𝑎1 ] +[𝐶𝑡𝑎1 𝑥(𝐶𝑡𝑚2)𝑥𝑁𝑎2]


MF = .........................................( 2 )
𝐶𝑡𝑎 1.2 𝑥𝑁𝑚

Keterangan :
MF : Faktor keselarasan (match factor)
Na : Jumlah dump truck dalam kondisi bekerja (unit)
Nm : Jumlah alat gali muat excavator dalam kondisi bekerja
n : Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
Cta : Waktu edar alat angkut (detik)
Ctm : Waktu edar alat gali muat (detik)
CTm : Lamanya waktu pemuatan ke alat angkut, yaitu jumlah pemuatan
dikalikan dengan waktu edar alat gali muat (n Ctm)
Harga match factor :
1. MF < 1
Artinya alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja 100%
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat.
2. MF = 1
Artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak terjadi
waktu tunggu bagi kedua alat itu.
3. MF > 1
Artinya alat gali – muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari 100%
sehingga terjadi antrian.
Contoh :
 Diketahui terdapat 8 dump truck disuatu pit penambangan dengan CT setiap dump
truck adalah 16 menit lalu terdapat juga alat gali-muat sebanyak 1 unit dengan CT nya
adalah 0.4 menit, jumlah pengisian alat gali-muat di setiap satu unit dump truck
sebanyak 5 kali. Hitunglah nilai Match factornya ?
Dik : Cta = 12 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0.4 menit
= 2 menit
Na = 8 unit
Nm = 1 unit
Dit : MF ?
Jawab :
Na x CTm
MF = Nm x CTa
8 x 2
=1 x 16
16
= 16

=1
Jadi, jumlah MF = 1 artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga
tidak terjadi waktu tunggu bagi kedua alat itu.

B. Waktu Tunggu Alat Muat dan Alat Angkut


Apabila nilai match factor kurang atau lebih dari satu maka akan terjadi waktu
tunggu untuk alat muat atau alat angkut yang menyebabkan terhambatnya waktu
produksimaka diperoleh pula rumus Turunan untuk mendapatkan waktu tunggu alat
muat ataupun waktu tunggu alat angkut adalah sebagai berikut :

Na x (CTm+Tm)
Nm x CTa

Nm x CTa = Na x (CTm + Tm )
Nm x CTa
= ( CTm + Tm )
Na

Lalu didapatlah rumus untuk perhitungan waktu tunggu Alat Gali-Muat

Nm x CTa
Tm = – CTm .....................................................( 3 )
Na

Keterangan :
Tm = Waktu tunggu Alat Muat
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit

Dan untuk Waktu Tunggu Alat Angkut rumus turunannya adalah sebagai berikut :
Na x CTm
Nm x ( CTa+Ta)

Nm x ( Cta + Ta ) = Na x CTm
𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚
CTa + Ta = 𝑁𝑚

Lalu didapatlah rumus untuk perhitungan waktu tunggu Alat Angkut


𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚
Ta = – Cta ..................................................................( 4 )
𝑁𝑚

Keterangan :
Ta = Waktu tunggu Alat Angkut, Menit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
 Di suatu pit penambangan terdapat 6 unit Dump truck dan 1 unit excavator back hoe
dengan CT setiap alat angkut adalah 18 menit dan CT back hoe adalah 0,4 menit
dengan setiap satu pengisian dump truck adalah sebanyak 5 kali. Hitunglah waktu
tunggu alat muat atau alat angkut nya ?
Dik : Cta = 18 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,4 menit
= 2 menit
Nm = 1 unit
Na = 6 unit
Dit : Waktu tunggu alat muat atau angkut ?
Jawab :
Na x CTm
MF = Nm x CTa
6 x 2
=1 x 18
12
= 18

= 0,6
MF < 1 artinya alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat.
Nm x CTa
Tm = – CTm
Na
1 𝑥 18
= –2
6
18
= –2
6

=3-2
= 1 menit
Jadi, waktu tunggu untuk alat gali-muat adalah 1 menit.

C. Penambahan atau Pengurangan Alat Angkut


Apabila terjadi waktu tunggu untuk alat muat ataupun alat angkut artinya harus
dilakukan penambahan atau pengurangan dari alat angkut tersebut berikut Turunan
rumus untuk mendapatkan cara penambahan alat angkut atau pun pengurangannya :
(Na+A ) x CTm
Nm x CTa

(Na + A) + CTm = Nm x Cta


Nm x CTa
Na + A = CTm

Lalu didapatlah rumus untuk perhitungan :


( + )Penambahan Alat angkut
Nm x CTa
+A = – Na ...................................( 5 )
CTm

( - )Pengurangan Alat Angkut


Nm x CTa
-A = Na - ..................................... ( 6 )
CTm

Keterangan :
+A = Penambahan Alat Angkut, Unit
-A = Pengurangan Alat Angkut, Unit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
 Di suatu pit penambangan terdapat 14 unit Dump truck dan 1 unit excavator back hoe
dengan CT setiap alat angkut adalah 18 menit dan CT back hoe adalah 0,2 menit
dengan setiap satu pengisian dump truck adalah sebanyak 5 kali. Hitunglah berapa
jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat angkut nya ?
Dik : Cta = 18 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,2 menit
= 1 menit
Nm = 1 unit
Na = 14 unit
Dit : Jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat angkut nya ?
Jawab :
CTm x Na
MF = CTa x Nm
1 x 14
= 18 x 1
14
= 18

= 0,7
MF < 1 artinyaalat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat, berarti harus dilakukan
penambahan untuk alat angkut.
Nm x CTa
+A = – Na
CTm
1 x 18
= – 14
1
18
= – 14
1

= 18 – 14
= 4
Jadi, perlu dilakukan penambahan sebanyak 4 unit alat angkut. Setelah
dilakukan penambahan lalu dibuktikan dengan Perhitungan MF lagi .
CTm x Na
MF = CTa x Nm
1 x 18
= 18 x 1
18
= 18

=1
MF = 1 Artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak
terjadi waktu tunggu bagi kedua alat itu.

D. Penambahan atau Pengurangan Alat Gali-Muat


Turunan rumus untuk mendapatkan cara penambahan alat Gali- Muat atau pun
pengurangannya adalah sebagai berikut :
Na x CTm
(Nm + M)𝑥 CTa
Na x CTm = ( Nm + M ) x Cta
Na x CTm
= Nm + M
CTa

Lalu didapatlah rumus untuk perhitungan :


( + )Penambahan Alat Gali-Muat
Na x CTm
+M = – Nm .....................................( 7 )
CTa

( - )Pengurangan Alat Gali-Muat


Na x CTm
- M = Nm - - ........................................( 8 )
CTa

Keterangan :
+M = Penambahan Alat Muat, Unit
-M = Pengurangan Alat Muat, Unit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
 Diketahui terdapat 18 dump truck disuatu pit penambangan dengan CT setiap dump
truck adalah 15 menit lalu terdapat juga alat gali-muat sebanyak 1 unit dengan CT nya
adalah 0.3 menit, jumlah pengisian alat gali-muat di setiap satu unit dump truck
sebanyak 5 kali. Hitunglah berapa jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat
muat nya ?
Dik : Cta = 15 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,4 menit
= 2 menit
Nm = 1 unit
Na = 18 unit

Dit : Jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat muat nya ?


Jawab :
CTm x Na
MF = Cta x Nm

2 x 18
= 15 𝑥 1
30
= 15

=2

MF > 1 Artinya alat gali – muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari
100% sehingga terjadi antrian. Berarti harus menambahkan alat muat.

Na x CTm
+M = – Nm
CTa

15 x 2
= –1
15

30
= –1
15

=2–1

=1

Agar menjadi ideal maka harus ditambahkan 1 unit alat muat lagi.

1. Contoh Soal
a. Diketahui CT Dump Truck 4 menit dan CT back hoe 0,2 menit, jumlah Dump Truck
yang digunakan 4 buah dan pengisian yang dilakukan oleh back hoe u setiap dump
truck adalah 4 kali Berapa lama alat muat atau alat angkut harus menunggu? dan
berapa jumlah ideal Dump Truck atau back hoe nya?

Diketahui : Cta = 4 menit

CTm = n x CTm

= 4 x 0,2

= 0,8 menit

Na = 4 unit

Nm = 1 unit

Dit : a. Tm ?

b. Jumlah ideal dump truck atau backhoe nya ?

Jawab :
Pertama hitung terlebih dahulu nilai match factor nya

CTm x Na
MF = Cta x Nm

0.8 x 4
= 4𝑥1

3.2
= 4

= 0.8

Jadi, nilai match factor nya < 1 berarti alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan
alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat. Setelah
mendapat nilai MF nya kemudian dapat diketahui bahwa yang selanjutnya akan dihitung
adalah Waktu tunggu bagi Alat Gali- Muat
Nm x CTa
Tm = – CTm
Na
1x4
= – 0.8
4
4
= – 0.8
4

= 1- 0.8
= 0.2 menit
Ketika alat gali-muat menunggu berarti yang harus dilakukan adalah penambahan dari alat
angkut .
Nm x CTa
+A = – Na
CTm
1x4
= –4
0.8
4
= –4
0.8

=5–4
=1
Jadi, harus dilakukan penambahan alat angkut sebanyak 1 unit.dan untuk
membuktikannya dilakukan perhitungan ulang untuk MF nya dengan jumlah angkut 5 unit
setelah dilakukan penambahan .
CTm x Na
MF = CTa x Nm
0.8 x 5
= 4x1
4
= 4

=1
Nilai match Factor nya = 1 artinya antara alat gali muat dan alat angkut sudah dalam
keadaan ideal.
PERHITUNGAN BIAYA OPERASI

Dasar Teori

Secara keseluruhan biaya alat dapat diperinci sebagai berikut :

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam menghitung ongkos produksi suatu alat
mekanis, yaitu :

1. Ongkos Pemilikan (ownership cost), yang terdiri dari :


a. Depresiasi (depreciation).

Yaitu dihitung dengan menjumlahkan harga beli alat, ongkos angkut, ongkos muat, ongkos
bongkar, dan ongkos pasang, dibagi dengan umur alat yang bersangkutan.

A+B+C+D+ E
Depresiasi = n

Keterangan :
A = Harga beli alat (Rp)
B = Ongkos angkut (Rp)
C = ongkos muat (Rp)
D = Ongkos bongkar (Rp)
E = ongkos pasang (Rp)
n = Umur alat (Rp)

b. Bunga, pajak dan asuransi. Diambil 10%(bunga 6%, pajak 2% dan asuransi 2%).
Dari persamaan modal tahunan yang dapat dihitung dengan rumus berikut :
 Penanaman Modal Tahunan (PMT)
(1+n)x 100%
PMT = 2n

Dimana, n = Umur Alat (tahun)

 Bunga, Pajak, Asuransi & sewa gudang :


10% 𝑥𝑃𝑀𝑇𝑥𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝐴𝑙𝑎𝑡 (𝑅𝑝)
= 𝐽𝑎𝑚𝑏𝑒𝑟𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

2. Ongkos Operasi (operation cost), yang terdiri dari :


a. Ongkos penggantian ban, yaitu harga ban baru dibagi dengan umurnya.
b. Ongkos reparasi ban, yaitu untuk perbaikan misalnya menambal.
Faktor utama yang mempengaruhi ausnya ban adalah :
- Cuaca
- Keadaan permukaan lapangan
- Ketrampilan operator
c. Ongkos reparasi umum, termasuk harga suku cadang (spare parts) dan
ongkos pasang serta ongkos perawatan.
d. Ongkos bahan bakar. Cara menghitung pemakaian bahan bakar untuk mesin
diesel rata-rata dibutuhkan 0,04/galon/HP/jam.
e. Ongkos minyak pelumas dan gemuk (grease), termasuk ongkos seluruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas oleh alat muat dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
𝐻𝑃𝑥 0,6 𝑥 0,006 𝑙𝑏𝑥𝐻𝑃/𝑗𝑎𝑚 𝑐
Q= x1
7,4 𝑙𝑏/𝑔𝑎𝑙𝑜𝑛

Keterangan :
Q = Jumlah minyak pelumas yang dipakai (gph)
HP = Kekuatan mesin (HP)
C = Kapasitas tangki
T = Jumlah jam penggantian pelumas (jam)
f. Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan.
Besarnya sangat tergantung dari tempat/lokasi pelaksanaan pekerjaan,
perusahaan yang bersangkutan dan peraturan-peraturan yang ada, yang
berlaku di lokasi tersebut dan yang berlaku antara operator dan perusahaan
yang bersangkutan.
3. Dana non budgeter (overhead cost )
Pembiayaan yang harus dikeluarkan diluar perhitungan secara teknis dan
ekonomis. seperti : Biaya penyambutan (uang sambutan ) pejabat, upeti kepada pejabat,
pungutan liar, pelican dll.Dalam memperoleh alat berat ada tiga cara yang umum digunakan
yaitu : membeli, sewa beli (leasing) dan menyewa. Perbedaan diantara cara-cara tersebut
terdapat pada biaya total untuk memperoleh alat dan bagaimana cara pembayaran biaya
tersebut selama periode tertentu.
1. Cara Sewa
Menyewa suatu peralatan dapat dikatakan ekonomis bila jumlah pekerjaan
terbatas/sedikit atau bila alat tersebut dibutuhkan hanya sesekali saja.Perhitungan biaya
dilakukan dengan mengalikan biaya sewa dengan jumlah peralatan dan lama waktu sewa.
Untuk cara ini biasanya terdapat minimal sewa alat, misalnya minimal sewa 200 jam/bln.
2. Cara Leasing
Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kepemilikan alat yang dilakukan
secara berkala dan biasanya dilakukan setiap bulan, kuartal dan setiap setengah tahun selama
jangka waktu tertentu. Apabila jangka waktu leasing tersebut telah habis, maka kontraktor
(pihak lease) mempunyai hak pilih untuk memiliki peralatan tersebut atau tidak selama
berlangsung perjanjian leasing, pihak lease tidak diperkenankan mengakhiri perjanjian
sebelum waktunya. Jika hal tersebut sampai terjadi, pihak lease harus mengganti ganti rugi
kepada pihak lessor. Pada akhir perjanjian leasing, pihak lease mempunyai hak pilih untuk
membeli barang tersebut seharga nilai sisa atau mengembalikan barang tersebut pada pihak
lessor untuk juga mengadakan perjanjian leasing lagi untuk tahap kedua atau barang yang
sama.
3. Cara Membeli
Pembelian alat berat meliputi pembiayaan awal oleh pembeli untuk memperoleh hak
pemilikan atas alat. Pembiayaan awal meliputi pembayaran tunai untuk :
1. Harga pembelian alat.
2. Pembayaran bea atau pajak impor bila diperlukan.
3. Pembayaran ongkos angkut ke tempat pemesanan.
4. Pembayaran ongkos pemeriksaan awal bila diperlukan.
5. Pembayaran untuk modifikasi, perbaikan awal atau perakitan bila diperlukan.
Perhitungan Rimpul dan CT

Dasar Teori :
Menganalisis tenaga alat mekanis merupakan langkah penting yang harus dilakukan
sebelum menghitung produksi kerja alat mekanis terutama alat angkut seperti dump truck.
Tenaga alat mekanis akan menentukan sanggup tidaknya sebuah alat bergerak melintasi
permukaan lintasan, tenaga alat juga akan menentukan berapa lama waktu edar (cycle time)
alat angkut tersebut. Dalam perencanaan jalan tambang, harus mempertimbangan
kemampuan alat (tenaga alat) agar layout atau desain dari suatu jalan tambang tersebut sesuai
dengan kemampuan alat dan dapat membuat waktu edar (cycle time) alat angkut baik. Waktu
edar (cycle time) yang baik dapat meningkatkan produktivitas dari alat mekanis. Tenaga alat
mekanis dibagi menjadi :
1. Tenaga yang dibutuhkan (power required)
2. Tenaga yang tersedia (power alvailable)

1. Tenaga Yang Tersedia


Tenaga yang tersedia adalah tenaga yang dapat dihasilkan oleh mesin alat mekanis
untuk melakukan pekerjaan, dimana tenaga yang tersedia ini merupakan tenaga yang didesain
untuk sebuah alat mekanis agar mampu melakukan jenis pekerjaan tertentu atau kemampuan
maksimum alat untuk melakukan pekerjaan. Jika dalam pekerjaan tenaga yang tersedia lebih
kecil dari tenaga yang dibutuhkan maka alat tidak akan mampu untuk bergerak. Faktor yang
mempengaruhi tenaga yang tersedia adalah rimpull dan kecepatan tiap gear.

Rimpull
Rimpull adalah tenaga tarik yang disediakan oleh mesin untuk menggerakkan alat.
Rumus yang digunakan adalah :

Dimana : Rimpull = Tenaga tersedia (lb)


HP = Tenaga kuda (HP)
Kecepatan = mph
2. Tenaga Yang Dibutuhkan
Tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang diperlukan untuk mengerakkan alat
mekanis pada permukaan lintasan. Tenaga yang dibutuhkan dipengaruhi oleh dua faktor :
a. Berat Total Alat / Gross Vehicle Weight (GVW)
GVW Adalah berat kosong alat ditambah dengan berat muatan.Rumus yang digunakan
adalah :

b. Daya Penghambat
Daya hambat adalah daya yang terjadi antara roda dan permukaan jalan yang biasanya
disebut total resistance, yang dipengaruhi oleh dua faktor :
 Tahanan Gelinding (Rolling Resistance / RR)
Tahanan gelinding adalah daya hambat yang terjadi antara roda dan permukaan jalan.
Besarnya rimpull yang diperlukan untukmenghadapi tahanan gelinding ini dapat
dihitung dengan :

Dimana : RR = Roling Resistance (lb/ton)


GVW = Berat Total Kendaraan (ton)

 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance / GR)


Tahanan kemiringan adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantugerak
kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilalui. Jika jalur jalan itu naikdisebut
kemiringan positif, jika jalan itu turun disebut kemiringannegatif. Rimpull yang
diperlukan untukmenghadapi tahanan kemiringan ini dapat dihitung dengan :

Dimana : GR = Grade Resistance (20 lb/%ton)


GVW = Berat Total Kendaraan (ton)
% Kemiringan = Grade / Kemiringan Jalan

Jadi tenaga yang dibutuhkan untuk dapat menggerakkan alat yang dipengaruhi oleh
kedua daya penghambat tersebut dapat dihitung dengan rumus :
3. Contoh Soal
Sebuah dump truck model Komatsu HD 465 memiliki tenaga (HP) sebesar 715 HP
dengan berat kosong 47,14 ton mengangkut material overburden seberat 61 ton ke lokasi
disposal seperti pada gambar dibawah ini. Dengan Jarak A-B = 600m grade 8%, B-C= 400m
grade 0%, C-D=200m grade -5%.
• Kecepatan maksimum
Gigi 1 : 3,41 mph
Gigi 2 : 7,25 mph
Gigi 3 : 12,65 mph
Gigi 4 : 22,28 mph
Gigi 5 : 35,03 mph
• Efisiensi
Efisiensi mekanis = 85%
Rolling resistance = 70 lb/ton

Maka hitunglah waktu tempuh dari A – D ?

Penyelesaian
 Tentukan terlebih dahulu tenaga (rimpull) yang tersedia di tiap gear

Maka rimpul yang tersedia di setiap gear adalah sebagai berikut :

 Tentukan tenaga (rimpull) yang dibutuhkan untuk setiap segmen jalan


a. Segmen Jalan A-B
 Rimpull untuk menghadapi Rolling Resistance (RR)

Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb

 Rimpull untuk menghadapi Grade Resistance (GR)

Rimpull = GR x % kelandaian x GVW


Rimpull = 20 lb/%ton x 8% x 108,14 ton
Rimpull = 17.303 lb

 Total tenaga (rimpull) yang dibutuhkan

Total Rimpull = Rimpull untuk menghadapi RR + Rimpull untuk menghadapi GR


Total Rimpull = 7.570 lb + 17.303 lb
Total Rimpull = 24.873 lb

 Sehingga, digunakan Gigi 2 dengan Rimpull yang dihasilkan 31.435 lb (> 24.873
lb), dengan kecepatanmaksimal 7,25 mph atau 11,7 kph.

b. Segmen Jalan B-C


 Rimpull untuk menghadapi Rolling Resistance (RR)

Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb

 Rimpull untuk menghadapi Grade Resistance (GR)

Rimpull = GR x % kelandaian x GVW


Rimpull = 20 lb/%ton x 0% x 108,14 ton
Rimpull = 0 lb

 Total tenaga (rimpull) yang dibutuhkan

Total Rimpull = Rimpull untuk menghadapi RR + Rimpull untuk menghadapi GR


Total Rimpull = 7.570 lb + 0 lb
Total Rimpull = 7.570 lb

 Sehingga, digunakan Gigi 4 dengan Rimpull yang dihasilkan 10.229 lb (> 7.570
lb), dengan kecepatan 22,28 mph atau 35,9 kph.

c. Segmen Jalan C-D


 Rimpull untuk menghadapi Rolling Resistance (RR)

Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb

 Rimpull untuk menghadapi Grade Resistance (GR)

Rimpull = GR x % kelandaian x GVW


Rimpull = 20 lb/%ton x -5% x 108,14 ton
Rimpull = -10.814 lb

 Total tenaga (rimpull) yang dibutuhkan

Total Rimpull = Rimpull untuk menghadapi RR + Rimpull untuk menghadapi GR


Total Rimpull = 7.570 lb + (-10.814) lb
Total Rimpull = -3.244 lb

 Sehingga, digunakan Gigi 5 dengan Rimpull yang dihasilkan 6.506 lb (> -3.244
lb), dengan kecepatanmaksimal 24,85 mph atau 40 kph.
 Tentukan waktu tempuh setiap segmen
a. Segmen Jalan A-B
𝑆𝑎𝑏 600𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑎𝑏 = = 𝑥 𝑥 = 3,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑎𝑏 11,7 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚
b. Segmen Jalan B-C
𝑆𝑏𝑐 400𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑏𝑐 = = 𝑥 𝑥 = 0,7 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑏𝑐 35,9 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚
c. Segmen Jalan C-D
𝑆𝑐𝑑 200𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑐𝑑 = = 𝑥 𝑥 = 0,3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑐𝑑 40 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚

Sehingga, waktu tempuh dari titik A ke D dapat dilalui oleh dumptruck Komatsu HD 465
dalam:
T total = tab + tbc + tcd
T total = 3,1 + 0,7 + 0,3
T total = 4,1 menit
Perencanaan Jalan Tambang

Dasar Teori :
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur
yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai
penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant,
pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di
wilayah penambangan.Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut
di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang
sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang
sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer,
excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya. Untuk membuat jalan
angkut tambang diperlukan bermacam-macam alat mekanis, antara lain:
 bulldozer yang berfungsi antara lain untuk pembersihan lahan dan pembabatan, perintisan
badan jalan, potong-timbun, perataan dll
 alat garu (roater atau ripper) untuk membantu pembabatan dan meng-atasi batuan yang
agak keras
 alat muat untuk memuat hasil galian yang volumenya besar
 alat angkut untuk mengangkut hasil galian tanah yang tidak diperlukan dan membuangnya
di lokasi penimbunan
 motor grader untuk meratakan dan merawat jalan angkut
 alat gilas untuk memadatkan dan mempertinggi daya dukung jalan
Kemiringan Jalan Angkut

Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik
dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada saat alat angkut berisi muatan
maupun dalam keadaan kosong. Kemiringan jalan angkut dinyatakan dalam persen (%).
Dalam pengertiannya kemiringan () 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1
feet untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft. kemiringan (grade) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
h = beda tinggi antara dua titik yang diukur
x = jarak datar antara dua titik yang diukur
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat
angkut besarnya berkisar antara 18 % - 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun
pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4,5.
Lebar Jalan Angkut
Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi kelancaran operasi
penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Perhitungan lebar jalan angkut
didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut
yang digunakan maka operasi pangangkutan akan semakin aman dan lancar. Lebar jalan
angkut minimum yang dipakai pada Jalur ganda atau lebih. Lebar jalan angkut minimum
yang dipakai untuk jalur ganda atau lebih pada jalan lurus menurut “Aasho Manual Rural
High-Way Design” adalah :

dimana :
Lm = Lebar Jalan Minimum (m)
n = jumlah jalur
WT = Lebar alat angkut (m)
Lebar jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalan angkut
pada jalan lurus. Rumus yang digunakan untuk menghitung lebar jalan angkut minimum pada
belokan adalah :

dimana :
u = jarak jejak terluar roda depan dengan jejak terluar roda belakang kendaraan (meter)
Fa = lebar tonjolan (overhang) bagian depan (meter)
Fb = lebar tonjolan (overhang) bagian belakang (meter)
z = jarak sisi terluar truck ke tepi jalan (meter)
c = jarak antar truck (meter)

Anda mungkin juga menyukai