Match Factor
Match Factor
nCtmxNa
1= CtaxNm
n Ctm merupakan waktu yang dibutuhkan oleh alat gali muat untuk mengisi penuh
satu unit alat angkut (Ctm). Sehingga persamaannya menjadi :
Na x CTm
MF = Nm x CTa..................................................... ( 1 )
Keterangan :
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm = waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Keterangan :
MF : Faktor keselarasan (match factor)
Na : Jumlah dump truck dalam kondisi bekerja (unit)
Nm : Jumlah alat gali muat excavator dalam kondisi bekerja
n : Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
Cta : Waktu edar alat angkut (detik)
Ctm : Waktu edar alat gali muat (detik)
CTm : Lamanya waktu pemuatan ke alat angkut, yaitu jumlah pemuatan
dikalikan dengan waktu edar alat gali muat (n Ctm)
Harga match factor :
1. MF < 1
Artinya alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja 100%
sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat.
2. MF = 1
Artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak terjadi
waktu tunggu bagi kedua alat itu.
3. MF > 1
Artinya alat gali – muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari 100%
sehingga terjadi antrian.
Contoh :
Diketahui terdapat 8 dump truck disuatu pit penambangan dengan CT setiap dump
truck adalah 16 menit lalu terdapat juga alat gali-muat sebanyak 1 unit dengan CT nya
adalah 0.4 menit, jumlah pengisian alat gali-muat di setiap satu unit dump truck
sebanyak 5 kali. Hitunglah nilai Match factornya ?
Dik : Cta = 12 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0.4 menit
= 2 menit
Na = 8 unit
Nm = 1 unit
Dit : MF ?
Jawab :
Na x CTm
MF = Nm x CTa
8 x 2
=1 x 16
16
= 16
=1
Jadi, jumlah MF = 1 artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga
tidak terjadi waktu tunggu bagi kedua alat itu.
Na x (CTm+Tm)
Nm x CTa
Nm x CTa = Na x (CTm + Tm )
Nm x CTa
= ( CTm + Tm )
Na
Nm x CTa
Tm = – CTm .....................................................( 3 )
Na
Keterangan :
Tm = Waktu tunggu Alat Muat
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Dan untuk Waktu Tunggu Alat Angkut rumus turunannya adalah sebagai berikut :
Na x CTm
Nm x ( CTa+Ta)
Nm x ( Cta + Ta ) = Na x CTm
𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚
CTa + Ta = 𝑁𝑚
Keterangan :
Ta = Waktu tunggu Alat Angkut, Menit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
Di suatu pit penambangan terdapat 6 unit Dump truck dan 1 unit excavator back hoe
dengan CT setiap alat angkut adalah 18 menit dan CT back hoe adalah 0,4 menit
dengan setiap satu pengisian dump truck adalah sebanyak 5 kali. Hitunglah waktu
tunggu alat muat atau alat angkut nya ?
Dik : Cta = 18 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,4 menit
= 2 menit
Nm = 1 unit
Na = 6 unit
Dit : Waktu tunggu alat muat atau angkut ?
Jawab :
Na x CTm
MF = Nm x CTa
6 x 2
=1 x 18
12
= 18
= 0,6
MF < 1 artinya alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat.
Nm x CTa
Tm = – CTm
Na
1 𝑥 18
= –2
6
18
= –2
6
=3-2
= 1 menit
Jadi, waktu tunggu untuk alat gali-muat adalah 1 menit.
Keterangan :
+A = Penambahan Alat Angkut, Unit
-A = Pengurangan Alat Angkut, Unit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
Di suatu pit penambangan terdapat 14 unit Dump truck dan 1 unit excavator back hoe
dengan CT setiap alat angkut adalah 18 menit dan CT back hoe adalah 0,2 menit
dengan setiap satu pengisian dump truck adalah sebanyak 5 kali. Hitunglah berapa
jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat angkut nya ?
Dik : Cta = 18 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,2 menit
= 1 menit
Nm = 1 unit
Na = 14 unit
Dit : Jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat angkut nya ?
Jawab :
CTm x Na
MF = CTa x Nm
1 x 14
= 18 x 1
14
= 18
= 0,7
MF < 1 artinyaalat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat, berarti harus dilakukan
penambahan untuk alat angkut.
Nm x CTa
+A = – Na
CTm
1 x 18
= – 14
1
18
= – 14
1
= 18 – 14
= 4
Jadi, perlu dilakukan penambahan sebanyak 4 unit alat angkut. Setelah
dilakukan penambahan lalu dibuktikan dengan Perhitungan MF lagi .
CTm x Na
MF = CTa x Nm
1 x 18
= 18 x 1
18
= 18
=1
MF = 1 Artinya alat gali – muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak
terjadi waktu tunggu bagi kedua alat itu.
Keterangan :
+M = Penambahan Alat Muat, Unit
-M = Pengurangan Alat Muat, Unit
Na = jumlah alat angkut, unit
CTm= waktu edar alat muat, menit ( n x ctm )
Nm = jumlah alat muat, unit
Cta = waktu edar alat angkut , Menit
Contoh :
Diketahui terdapat 18 dump truck disuatu pit penambangan dengan CT setiap dump
truck adalah 15 menit lalu terdapat juga alat gali-muat sebanyak 1 unit dengan CT nya
adalah 0.3 menit, jumlah pengisian alat gali-muat di setiap satu unit dump truck
sebanyak 5 kali. Hitunglah berapa jumlah penambahan atau pengurangan untuk alat
muat nya ?
Dik : Cta = 15 menit
CTm = n x CTm
= 5 x 0,4 menit
= 2 menit
Nm = 1 unit
Na = 18 unit
2 x 18
= 15 𝑥 1
30
= 15
=2
MF > 1 Artinya alat gali – muat bekerja 100% dan alat angkut bekerja kurang dari
100% sehingga terjadi antrian. Berarti harus menambahkan alat muat.
Na x CTm
+M = – Nm
CTa
15 x 2
= –1
15
30
= –1
15
=2–1
=1
Agar menjadi ideal maka harus ditambahkan 1 unit alat muat lagi.
1. Contoh Soal
a. Diketahui CT Dump Truck 4 menit dan CT back hoe 0,2 menit, jumlah Dump Truck
yang digunakan 4 buah dan pengisian yang dilakukan oleh back hoe u setiap dump
truck adalah 4 kali Berapa lama alat muat atau alat angkut harus menunggu? dan
berapa jumlah ideal Dump Truck atau back hoe nya?
CTm = n x CTm
= 4 x 0,2
= 0,8 menit
Na = 4 unit
Nm = 1 unit
Dit : a. Tm ?
Jawab :
Pertama hitung terlebih dahulu nilai match factor nya
CTm x Na
MF = Cta x Nm
0.8 x 4
= 4𝑥1
3.2
= 4
= 0.8
Jadi, nilai match factor nya < 1 berarti alat gali – muat bekerja kurang dari 100% dan
alat angkut bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat gali–muat. Setelah
mendapat nilai MF nya kemudian dapat diketahui bahwa yang selanjutnya akan dihitung
adalah Waktu tunggu bagi Alat Gali- Muat
Nm x CTa
Tm = – CTm
Na
1x4
= – 0.8
4
4
= – 0.8
4
= 1- 0.8
= 0.2 menit
Ketika alat gali-muat menunggu berarti yang harus dilakukan adalah penambahan dari alat
angkut .
Nm x CTa
+A = – Na
CTm
1x4
= –4
0.8
4
= –4
0.8
=5–4
=1
Jadi, harus dilakukan penambahan alat angkut sebanyak 1 unit.dan untuk
membuktikannya dilakukan perhitungan ulang untuk MF nya dengan jumlah angkut 5 unit
setelah dilakukan penambahan .
CTm x Na
MF = CTa x Nm
0.8 x 5
= 4x1
4
= 4
=1
Nilai match Factor nya = 1 artinya antara alat gali muat dan alat angkut sudah dalam
keadaan ideal.
PERHITUNGAN BIAYA OPERASI
Dasar Teori
Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam menghitung ongkos produksi suatu alat
mekanis, yaitu :
Yaitu dihitung dengan menjumlahkan harga beli alat, ongkos angkut, ongkos muat, ongkos
bongkar, dan ongkos pasang, dibagi dengan umur alat yang bersangkutan.
A+B+C+D+ E
Depresiasi = n
Keterangan :
A = Harga beli alat (Rp)
B = Ongkos angkut (Rp)
C = ongkos muat (Rp)
D = Ongkos bongkar (Rp)
E = ongkos pasang (Rp)
n = Umur alat (Rp)
b. Bunga, pajak dan asuransi. Diambil 10%(bunga 6%, pajak 2% dan asuransi 2%).
Dari persamaan modal tahunan yang dapat dihitung dengan rumus berikut :
Penanaman Modal Tahunan (PMT)
(1+n)x 100%
PMT = 2n
Keterangan :
Q = Jumlah minyak pelumas yang dipakai (gph)
HP = Kekuatan mesin (HP)
C = Kapasitas tangki
T = Jumlah jam penggantian pelumas (jam)
f. Upah pengemudi termasuk asuransi dan tunjangan.
Besarnya sangat tergantung dari tempat/lokasi pelaksanaan pekerjaan,
perusahaan yang bersangkutan dan peraturan-peraturan yang ada, yang
berlaku di lokasi tersebut dan yang berlaku antara operator dan perusahaan
yang bersangkutan.
3. Dana non budgeter (overhead cost )
Pembiayaan yang harus dikeluarkan diluar perhitungan secara teknis dan
ekonomis. seperti : Biaya penyambutan (uang sambutan ) pejabat, upeti kepada pejabat,
pungutan liar, pelican dll.Dalam memperoleh alat berat ada tiga cara yang umum digunakan
yaitu : membeli, sewa beli (leasing) dan menyewa. Perbedaan diantara cara-cara tersebut
terdapat pada biaya total untuk memperoleh alat dan bagaimana cara pembayaran biaya
tersebut selama periode tertentu.
1. Cara Sewa
Menyewa suatu peralatan dapat dikatakan ekonomis bila jumlah pekerjaan
terbatas/sedikit atau bila alat tersebut dibutuhkan hanya sesekali saja.Perhitungan biaya
dilakukan dengan mengalikan biaya sewa dengan jumlah peralatan dan lama waktu sewa.
Untuk cara ini biasanya terdapat minimal sewa alat, misalnya minimal sewa 200 jam/bln.
2. Cara Leasing
Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kepemilikan alat yang dilakukan
secara berkala dan biasanya dilakukan setiap bulan, kuartal dan setiap setengah tahun selama
jangka waktu tertentu. Apabila jangka waktu leasing tersebut telah habis, maka kontraktor
(pihak lease) mempunyai hak pilih untuk memiliki peralatan tersebut atau tidak selama
berlangsung perjanjian leasing, pihak lease tidak diperkenankan mengakhiri perjanjian
sebelum waktunya. Jika hal tersebut sampai terjadi, pihak lease harus mengganti ganti rugi
kepada pihak lessor. Pada akhir perjanjian leasing, pihak lease mempunyai hak pilih untuk
membeli barang tersebut seharga nilai sisa atau mengembalikan barang tersebut pada pihak
lessor untuk juga mengadakan perjanjian leasing lagi untuk tahap kedua atau barang yang
sama.
3. Cara Membeli
Pembelian alat berat meliputi pembiayaan awal oleh pembeli untuk memperoleh hak
pemilikan atas alat. Pembiayaan awal meliputi pembayaran tunai untuk :
1. Harga pembelian alat.
2. Pembayaran bea atau pajak impor bila diperlukan.
3. Pembayaran ongkos angkut ke tempat pemesanan.
4. Pembayaran ongkos pemeriksaan awal bila diperlukan.
5. Pembayaran untuk modifikasi, perbaikan awal atau perakitan bila diperlukan.
Perhitungan Rimpul dan CT
Dasar Teori :
Menganalisis tenaga alat mekanis merupakan langkah penting yang harus dilakukan
sebelum menghitung produksi kerja alat mekanis terutama alat angkut seperti dump truck.
Tenaga alat mekanis akan menentukan sanggup tidaknya sebuah alat bergerak melintasi
permukaan lintasan, tenaga alat juga akan menentukan berapa lama waktu edar (cycle time)
alat angkut tersebut. Dalam perencanaan jalan tambang, harus mempertimbangan
kemampuan alat (tenaga alat) agar layout atau desain dari suatu jalan tambang tersebut sesuai
dengan kemampuan alat dan dapat membuat waktu edar (cycle time) alat angkut baik. Waktu
edar (cycle time) yang baik dapat meningkatkan produktivitas dari alat mekanis. Tenaga alat
mekanis dibagi menjadi :
1. Tenaga yang dibutuhkan (power required)
2. Tenaga yang tersedia (power alvailable)
Rimpull
Rimpull adalah tenaga tarik yang disediakan oleh mesin untuk menggerakkan alat.
Rumus yang digunakan adalah :
b. Daya Penghambat
Daya hambat adalah daya yang terjadi antara roda dan permukaan jalan yang biasanya
disebut total resistance, yang dipengaruhi oleh dua faktor :
Tahanan Gelinding (Rolling Resistance / RR)
Tahanan gelinding adalah daya hambat yang terjadi antara roda dan permukaan jalan.
Besarnya rimpull yang diperlukan untukmenghadapi tahanan gelinding ini dapat
dihitung dengan :
Jadi tenaga yang dibutuhkan untuk dapat menggerakkan alat yang dipengaruhi oleh
kedua daya penghambat tersebut dapat dihitung dengan rumus :
3. Contoh Soal
Sebuah dump truck model Komatsu HD 465 memiliki tenaga (HP) sebesar 715 HP
dengan berat kosong 47,14 ton mengangkut material overburden seberat 61 ton ke lokasi
disposal seperti pada gambar dibawah ini. Dengan Jarak A-B = 600m grade 8%, B-C= 400m
grade 0%, C-D=200m grade -5%.
• Kecepatan maksimum
Gigi 1 : 3,41 mph
Gigi 2 : 7,25 mph
Gigi 3 : 12,65 mph
Gigi 4 : 22,28 mph
Gigi 5 : 35,03 mph
• Efisiensi
Efisiensi mekanis = 85%
Rolling resistance = 70 lb/ton
Penyelesaian
Tentukan terlebih dahulu tenaga (rimpull) yang tersedia di tiap gear
Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb
Sehingga, digunakan Gigi 2 dengan Rimpull yang dihasilkan 31.435 lb (> 24.873
lb), dengan kecepatanmaksimal 7,25 mph atau 11,7 kph.
Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb
Sehingga, digunakan Gigi 4 dengan Rimpull yang dihasilkan 10.229 lb (> 7.570
lb), dengan kecepatan 22,28 mph atau 35,9 kph.
Rimpull = RR x GVW
Rimpull = 70 lb/ton x 108,14 ton
Rimpull = 7.570 lb
Sehingga, digunakan Gigi 5 dengan Rimpull yang dihasilkan 6.506 lb (> -3.244
lb), dengan kecepatanmaksimal 24,85 mph atau 40 kph.
Tentukan waktu tempuh setiap segmen
a. Segmen Jalan A-B
𝑆𝑎𝑏 600𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑎𝑏 = = 𝑥 𝑥 = 3,1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑎𝑏 11,7 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚
b. Segmen Jalan B-C
𝑆𝑏𝑐 400𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑏𝑐 = = 𝑥 𝑥 = 0,7 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑏𝑐 35,9 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚
c. Segmen Jalan C-D
𝑆𝑐𝑑 200𝑚 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑚
𝑡𝑐𝑑 = = 𝑥 𝑥 = 0,3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑐𝑑 40 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 1 𝑗𝑎𝑚 1000 𝑚
Sehingga, waktu tempuh dari titik A ke D dapat dilalui oleh dumptruck Komatsu HD 465
dalam:
T total = tab + tbc + tcd
T total = 3,1 + 0,7 + 0,3
T total = 4,1 menit
Perencanaan Jalan Tambang
Dasar Teori :
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur
yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai
penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant,
pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di
wilayah penambangan.Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut
di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang
sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang
sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer,
excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya. Untuk membuat jalan
angkut tambang diperlukan bermacam-macam alat mekanis, antara lain:
bulldozer yang berfungsi antara lain untuk pembersihan lahan dan pembabatan, perintisan
badan jalan, potong-timbun, perataan dll
alat garu (roater atau ripper) untuk membantu pembabatan dan meng-atasi batuan yang
agak keras
alat muat untuk memuat hasil galian yang volumenya besar
alat angkut untuk mengangkut hasil galian tanah yang tidak diperlukan dan membuangnya
di lokasi penimbunan
motor grader untuk meratakan dan merawat jalan angkut
alat gilas untuk memadatkan dan mempertinggi daya dukung jalan
Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut baik
dalam mengatasi tanjakan maupun dalam pengereman pada saat alat angkut berisi muatan
maupun dalam keadaan kosong. Kemiringan jalan angkut dinyatakan dalam persen (%).
Dalam pengertiannya kemiringan () 1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1
feet untuk setiap jarak mendatar sebesar 100 meter atau 100 ft. kemiringan (grade) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
h = beda tinggi antara dua titik yang diukur
x = jarak datar antara dua titik yang diukur
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat
angkut besarnya berkisar antara 18 % - 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun
pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4,5.
Lebar Jalan Angkut
Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi kelancaran operasi
penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Perhitungan lebar jalan angkut
didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut
yang digunakan maka operasi pangangkutan akan semakin aman dan lancar. Lebar jalan
angkut minimum yang dipakai pada Jalur ganda atau lebih. Lebar jalan angkut minimum
yang dipakai untuk jalur ganda atau lebih pada jalan lurus menurut “Aasho Manual Rural
High-Way Design” adalah :
dimana :
Lm = Lebar Jalan Minimum (m)
n = jumlah jalur
WT = Lebar alat angkut (m)
Lebar jalan angkut minimum pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalan angkut
pada jalan lurus. Rumus yang digunakan untuk menghitung lebar jalan angkut minimum pada
belokan adalah :
dimana :
u = jarak jejak terluar roda depan dengan jejak terluar roda belakang kendaraan (meter)
Fa = lebar tonjolan (overhang) bagian depan (meter)
Fb = lebar tonjolan (overhang) bagian belakang (meter)
z = jarak sisi terluar truck ke tepi jalan (meter)
c = jarak antar truck (meter)