Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya,
Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksana UKS akhirnya dapat diselesaikan.
Pedoman ini disusun sebagai panduan bagi Tim Pembina UKS mulai dari tingkat
Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota hingga tingkat Kecamatan dan Tim pelaksana di
Sekolah dalam melakukan percepatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wadah untuk berbagai kegiatan kesehatan
yang ada disekolah, telah lama diimplementasikan dan pertama kali diujicobakan
pada tahun 1956 melalui rintisan kerjasama Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan
di Jakarta dan UKS pedesaan Bekasi.
Hasil evaluasi selama ini menyatakan bahwa walaupun UKS telah dilaksanakan
sejak lebih dari 57 tahun yang lalu, pencapaian masing - masing Provinsi dan
Kabupaten/Kota sangat beragam dan sangat tergantung pada tingkat kepedulian
dan komitmen dari Gubernur dan Bupati/Walikota masing - masing terhadap UKS
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan upaya terobosan dengan
7 strategi Akselerasi UKS yaitu 1). Memperkuat dasar hukum, 2). Meningkatkan
kemampuan, peran, fungsi dan tanggung jawab kelembagaan dan kompetensi
personil TP UKS, 3). Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS 4).
Memantapkan peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan UKS, 5). Meningkatkan
peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar sekolah, 6).
Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dan 7). Memfasilitasi kearifan
lokal (lokal wisdom) yang dapat mempercepat pencapaian dari tujuan UKS.
Akhir kata, Kami menghargai dan berterima kasih atas kontribusi semua pihak
dalam penyusunan pedoman ini. Masukan dan saran dengan senang hati kami
terima untuk penyempurnaan buku ini.
i i
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Analisis Situasi .......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .......................................................................................... 5
D. Pengertian ................................................................................................ 6
E. Tujuan ....................................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 6.
F. Sasaran...................................................................................................... 6
ii iii
V. PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH ..........................................49
A. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Pusat ............................ 49
B. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi DKI Jakarta............................................................................. 55
C. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Provinsi D.I Yogyakarta........................................................................ 67
LAMPIRAN....................................................................................................86
A. Lampiran 1 : Kalender Kegiatan UKS ..................................................... 87
B. Lampiran 2 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pelaksana UKS Sekolah/
Madrasah.......................................................................... 89
C. Lampiran 3 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan ...... 99
D. Lampiran 4 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Kabupaten/Kota ...................................................... 109
E. Lampiran 5 : Format Daftar Tilik Supervisi Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, Tim Pembina
UKS Provinsi.................................................................... 121
F. Peraturan bersama antara Mendikbud, Menkes, Menag dan Mendagri
tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan wadah untuk berbagai program seperti
Kesehatan Reproduksi, Gizi, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA, Pengendalian
Penyakit, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pengobatan sederhana dan
lain – lain. Wadah ini menjadi penting dan strategis, karena pelaksanaan program
melalui UKS jauh lebih efektif dan efisien serta berdaya ungkit lebih besar.
UKS telah dikenal sejak lama, dan pertama kali diujicoba pada tahun 1956
melalui rintisan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Dinas Pendidikan dan
Departemen Dalam Negeri dalam bentuk proyek UKS perkotaan di Jakarta dan UKS
perdesaan di Bekasi. Sejak tahun 1984, pelaksanaan UKS dikukuhkan melalui Surat
Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri, dan kemudian
diperbaharui pada tahun 2003 sesuai dengan perkembangan di era Otonomi
Daerah. Mengikuti tuntutan kebutuhan dan perkembangan program, saat ini
sedang dilakukan proses revisi kedua terhadap SKB 4 Menteri tahun 2003 tersebut.
Anak Usia Sekolah merupakan bagian dari anak, berusia 6 sampai 18 tahun yang
jumlahnya mencapai seperempat dari total penduduk Indonesia, 80 % diantaranya
1 1
ada di sekolah, dan ini berarti mencakup lebih dari 50 juta peserta didik. Mereka
adalah sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, karena
selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik. Sifat keingin tahuan yang tinggi dan
kecenderungan untuk mencoba - coba, menyebabkan mereka mudah dimotivasi
dan cepat menerima serta mengadopsi hal-hal baru termasuk pesan – pesan
kesehatan. Selain itu mereka juga memiliki kemampuan untuk bertindak sebagai
agent of change (agen pengubah) di lingkungannya masing-masing.
Oleh karena itu, berbagai terobosan harus dilakukan untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya secara optimal yang difokuskan pada pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah yang Efektif (Focusing Resources on Effective School
Health – FRESH), karena hampir bisa dipastikan bahwa semua upaya kesehatan,
akan lebih cepat berhasil kalau dikembangkan di sekolah dan madrasah serta akan
berdaya ungkit besar, karena selain diadaptasi oleh peserta didik sendiri, juga akan
disebarluaskan ke masyarakat, khususnya di lingkungan keluarga peserta didik dan
masyarakat sekitar.
Untuk mendorong dan memacu pelaksanaan UKS, di tingkat sekolah dan madrasah
dibentuk Tim Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah, sementara di tingkat yang lebih
tinggi mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, dibentuk
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (TP UKS) yang bertugas untuk membina,
mendorong, memfasilitasi dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan UKS
di wilayah kerjanya. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan UKS, antara lain pelaksanaan Lomba Sekolah
Sehat yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan motivasi dan stimulasi
dalam rangka meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS oleh pemangku
kepentingan melalui TP UKS tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
Mengingat penting dan strategisnya pelaksanaan UKS ini, sejak tahun 2003
ditetapkanlah penjaringan kesehatan sebagai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UKS yang diatur berdasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457 tahun
2003 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota.
Oleh karena itu pelaksanaan penjaringan kesehatan sebagai salah satu kegiatan
UKS, wajib dilaksanakan di semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
2
Nasional tersebut, dan hasilnya harus dipertanggung-jawabkan oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota kepada rakyat melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
masing – masing.
Oleh karena itu bisa difahami hasil evaluasi yang menyatakan bahwa walaupun UKS
telah dilaksanakan sejak hampir 57 tahun yang lalu, pencapaian masing – masing
Provinsi dan Kabupaten/Kota, khususnya pelaksanaan penjaringan kesehatan
belum memenuhi target yang sudah disepakati, dengan hasil yang tidak merata
serta sangat tergantung pada tingkat kepedulian dan komitmen dari Gubernur dan
Bupati/Walikota masing – masing terhadap UKS.
B. Analisis Situasi
Pencapaian hasil pelaksanaan UKS sangat bervariasi antara satu Provinsi dengan
Provinsi lainnya, bahkan antar Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi. Untuk
cakupan penjaringan kesehatan di tingkat SD dan MI misalnya, pada tahun 2013
pencapaiannya secara nasional hanya sebesar 73,91%, dengan sebaran antar
Provinsi yang sangat tidak merata, berkisar antara 13,68 - 100%.
3 3
Pemerintah Daerah setempat. Untuk mendukung pelaksanaan UKS, di Kabupaten/
Kota tertentu di beberapa Provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DKI Jakarta dan lain lain, selain disediakan dana melalui APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota, juga telah berhasil digali pembiayaan dari masyarakat melalui
swasta termasuk Corporate Social Responsibility (CSR), LSM, Komite Sekolah, dana
mandiri dan lain – lain.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa, dari sisi sumber daya manusia diperoleh
gambaran antara lain: masih banyak guru pembina UKS belum dilatih, ada Kepala
Sekolah dan Madrasah tidak menunjang UKS, sekolah dan madrasah belum
memiliki dokter kecil atau kader kesehatan remaja, kurangnya motivasi guru
sebagai pelaksana UKS karena belum ada angka kredit untuk guru pembina UKS,
belum ada buku pedoman materi kesehatan untuk pegangan guru, dan masih
banyak tenaga kesehatan yang belum dilatih UKS.
Sementara ditinjau dari segi penyediaan sarana dan prasarana ditemukan bahwa
masih banyak sekolah yang belum memiliki ruang UKS (hanya ada pojok UKS); se-
kolah dan madrasah kesulitan air bersih; jamban tidak memadai (rasio dan ke-
bersihan); kantin sekolah dan madrasah yang tidak sehat; kesulitan penggandaan
4
format penjaringan kesehatan; belum semua sekolah dan madrasah memiliki Kit
UKS, media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), phantom (boneka model) kes-
ehatan reproduksi.
Berbagai hasil evaluasi seperti diuraikan tersebut diatas, perlu ditindak lanjuti dan
diintervensi melalui sejumlah strategi operasional dan langkah-langkah kegiatan
yang akan diuraikan secara rinci pada Bab III.
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian
5 5
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
F. Sasaran
1. Peserta didik mulai dari jenjang TK dan RA sampai SMA/SMK dan MA termasuk
Pondok Pesantren dan Kelompok Belajar yang setara.
2. Kepala Sekolah, Guru, Orang tua peserta didik, Komite Sekolah, dan mas-
yarakat.
3. Pemangku kepentingan.
4. Penentu kebijakan.
6
BAB II
STRATEGI OPERASIONAL
A. STRATEGI
Ada beberapa strategi yang perlu dilaksanakan secara simultan, sebagian besar
diantaranya merupakan strategi konvensional yang memang sudah dilaksanakan
selama ini dan dikombinasi dengan tambahan strategi baru sebagai upaya
terobosan. Strategi dimaksud adalah:
Strategi 1 sampai 6, adalah strategi konvensional yang selama ini sudah dilaksanakan
dan masih akan tetap digunakan untuk memacu Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS dengan berbagai penguatan dan lebih fokus dalam implementasi-
nya. Pelaksanaan ke enam strategi ini tidak dengan serta merta segera dapat
dilakukan, dan sangat tergantung pada komitmen penentu kebijakan terhadap
pelaksanaan dan penganggaran kegiatan. Strategi ke 7, merupakan upaya
terobosan karena dapat segera dilaksanakan dengan memanfaatkan segala potensi
masyarakat setempat, termasuk pemanfaatan CSR dunia usaha. Pelaksanaan
kegiatan dapat menggunakan potensi budaya, agama, adat istiadat dan nilai-nilai
lokal.
7 7
B. KEGIATAN
8
f Melaksanakan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas petugas lainnya
seperti orientasi, on the job training, pelatihan kalakarya dan lain-lain.
g Menunaikan peran masing-masing pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan pelatihan, orientasi dan pembinaan di jajarannya.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
a Meningkatkan peran aktif kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan
penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala, dan pelayanan
kesehatan lain.
b Meningkatkan peran guru dalam memberikan materi kesehatan dan
pemantauan PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik.
c Meningkatkan peran orang tua dalam pemantauan pelaksanaan PHBS dan
kompetensi psikososial anak.
d Meningkatkan peran Komite sekolah, dan masyarakat.
e Melibatkan institusi pendidikan kesehatan di wilayah kerjanya untuk
berperan aktif dalam pelaksanaan UKS.
f Memfasilitasi agar sekolah dan madrasah swasta mampu melaksanakan
UKS secara mandiri, termasuk penyediaan tenaga pelaksana, dibawah
koordinasi puskesmas.
g Memfasilitasi penyampaian pesan kesehatan melalui media tradisional,
acara-acara keagamaan dalam bentuk ceramah agama dan khutbah.
h Memasukkan kegiatan UKS ke dalam Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) dan
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)
9 9
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat
10
d Memfasilitasi sekolah swasta dan negeri yang mampu untuk melaksanakan
UKS secara mandiri termasuk penyediaan tenaga pelaksana, di bawah
koordinasi puskesmas.
e. Memfasilitasi sekolah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi
dalam rangka penerapan PHBS dan kompetensi psikososial peserta didik
(misalnya pendekatan lewat ceramah keagamaan, media sosial, tayangan
dan siaran TV dan radio lokal, konsultasi interaktif dan media tradisional)
f. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan dalam rangka
peningkatan PHBS dan kompetensi psikososial
g. Memanfaatkan nilai-nilai lokal, budaya lokal dan acara keagamaan.
h. Membuat kebijakan inovatif lokal yang memiliki daya ungkit terhadap
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS.
11 11
12
BAB III
PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN PEMANGKU KEPENTINGAN
TERKAIT
Kemitraan dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS adalah suatu strategi bersama
antar pemangku kepentingan secara terintegrasi atas dasar prinsip – prinsip
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan dalam melaksanakan UKS
secara efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kondisi, dan
kemampuan masing – masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal.
Khusus untuk UKS wadah kemitraan ini sudah tersedia di semua tingkat
pemerintahan mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan melalui
TP UKS, dan di sekolah melalui Tim Pelaksana UKS.
A. PERAN PUSAT
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pengaturan pelaksanaan UKS melalui SKB
4 Menteri sudah tidak memadai lagi, sehingga upaya yang sedang dilakukan untuk
meningkatkan SKB menjadi Peraturan Presiden atau Peraturan Pemerintah menjadi
suatu langkah yang sangat strategis dalam menangkap aspirasi yang berkembang.
Secara garis besar, peranan masing – masing mitra dalam melaksanakan akselerasi
pembinaan dan pelaksanaan UKSdapat diuraikan sebagai berikut:
12 13
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler, mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat, serta menyediakan anggaran untuk penyediaan sarana dan
prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan
sekolah khususnya untuk sekolah – sekolah dan Kelompok Belajar Masyarakat yang
berada dibawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaanyang mencakup:
13
14
rangka mewujudkan peserta didik yang berkarakter.
k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
Provinsi untuk:
14 15
7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolah yang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
2. Kementerian Agama
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler, mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
madrasah sehat, serta menyediakan anggaran untuk pengadaan sarana dan
prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan
sekolah khususnya untuk madrasah dan pondok pesantren yang berada dibawah
binaan Kementerian Agama. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
15
16
g. Melaksanakan pembinaan, monitoring dan evaluasi; pengumpulan dan
pengolahan data; dan pemetaan UKS.
h. Menyusun, menggandakan prototip dan mendistribusikan buku-buku materi
pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya,
termasuk penyebarluasannya melalui berbagai media dan website/internet,
untuk memenuhi kebutuhan Madrasah di bawah binaan Kementerian Agama.
i. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelak-
sanaan UKS dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan
MoU
j. Mengembangkan metodologi, penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS dalam
rangka mewujudkan peserta didik yang berakhlaq mulia dan berkarakter.
k. Memfasilitasi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
Provinsi untuk:
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu;
maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman
dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
16 17
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model madrasah sehat, untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.
7) Menyediakan perlengkapan sarana madrasah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di madrasah yang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Kantor Kementerian
Agama tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
17
18
d. Memperkuat peran Provinsi dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
UKS di kabupaten/kota melalui TP UKS Provinsi.
e. Mengkoordinir pembinaan, optimalisasi fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Pusat.
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS
g. Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di tingkat pusat
bersama-sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Agama dan Kementerian Kesehatan.
h. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan
UKS dengan pemangku kepentingan terkait termasuk pembuatan MoU.
i. Memfasilitasi pemerintah daerah Provinsi dan kabupaten/kota untuk:
1) Menerbitkan Peraturan Daerah/peraturan lainnya di daerah tentang UKS.
2) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan, Kabupaten/
Kota, dan Provinsi.
3) Mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS dalam APBD berdasarkan
pedoman penyusunan APBD.
4) Membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS, sekretariat TP
UKS Provinsi/Kabupaten/Kota, termasuk penempatan personilnya.
5) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Daerah,
bersama-sama dengan Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas
Kesehatan.
4. Kementerian Kesehatan
18 19
c. Menyediakan pendanaan UKS melalui APBN Kementerian Kesehatan, dana
dekonsentrasi; dan mendorong penyediaan anggaran Provinsi dan Kabupaten/
Kota melalui APBD; serta mengoptimalkan pemanfaatan dana CSR dunia usaha
atau dana lain yang tidak mengikat.
d. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan, dengan menyelenggarakan
pelatihan bagi pelatih untuk pengelola UKS tingkat nasional.
e. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan
Kementerian Dalam Negeri.
f. Melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, pengawasan terpadu dalam
pelaksanaan dan pembinaan UKS dengan pemangku kepentingan termasuk
pembuatan MoU.
g. Melaksanakan pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi; pengumpulan dan
pengolahan data; dan pemetaan UKS.
h. Melakukan dan memfasilitasi persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan penyediaan semua vaksin.
i. Berkoordinasi dengan sektor terkait untuk mendapatkan dukungan
penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
j. Memonitor, mengendalikan dan mengelola penjaringan Kesehatan,
pemeriksaan berkala dan mengevaluasi pelaksanaan rujukan kasus hasil
temuan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala.
k. Menyusun, menggandakan dan mendistribusikan prototipe media KIE dan
buku-buku materi kesehatan, buku-buku UKS, dan media penyuluhan lainnya,
serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk
menggandakannya dan menyebarluaskannya melalui berbagai media termasuk
melalui website/internet.
l. Melakukan kerjasama dalam hal pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan
UKS dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk pembuatan MoU
m. Mengembangkan metodologi, penelitian dan pengembangan dalam
pendidikan, pembinaan dan pelaksanaan UKS serta pembudayaan PHBS dalam
rangka mewujudkan yang berkarakter.
n. Memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui Dinas Kesehatan
Provinsi untuk:
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/
Kota dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah/madrasah melalui pemberdayaan guru pembina
UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam
melakukan TRIAS UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
19
20
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS, kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll) terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu;
maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman
dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling).
3) Menyediakan biaya transport pertugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk pembinaan kegiatan promotif dan preventif.
4) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
5) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan dan pemerksaan
kesehatan berkala, bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah
darah.
6) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian
yang bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
20 21
Pelaksanaan upaya kesehatan yang dititik beratkan pada aspek promotif dan
preventif yang didukung aspek kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas merupakan
tanggung jawab utama dari Kementerian Kesehatan. Upaya dimaksud antara lain
mencakup:
21
22
Peran mereka sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dapat diformulasikan
dalam bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
1. Provinsi
Jajaran Sekretariat Daerah Provinsi bersama – sama dengan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, Kantor Wilayah Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan Provinsi
berkewajiban untuk mengamankan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan UKS diProvinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan;
serta melaksanakan monitoring dan evaluasi. Peran Sekretariat Daerah Provinsi
secara rinci adalah:
22 23
Bupati/Walikota untuk menghkoordinir pelaksanaan UKS termasuk melakukan
Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di daerahnya.
c. Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan, dan pembinaan TP
UKS Provinsi ke Kabupaten/Kota.
d. Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan dinas pendidikan dan Kebudayaan, Kantor Kementerian Agama tingkat
Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi
e. Mengkoordinir pembinaan UKS, revitalisasi dan optimalisasi fungsi dan peran
TP UKS dan sekretariat TP UKS Provinsi termasuk penyediaan personilnya.
f. Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS di Kabupaten/Kota.
g Memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk:
1) Memperkuat dasar hukum dan kelembagaan UKS termasuk TP UKS
Kabupaten/Kota dan Kecamatan melalui penetapan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota, Peraturan Bupati/Walikota atau Keputusan Bupati/
Walikota, MoU, dan lain-lain.
2) Membuat surat edaran kepada camat untuk mengkoordinir Akselerasi
Pembinaan dan pelaksanaan UKS termasuk kewajiban pelaksanaan
penjaringan kesehatan pada saat penerimaan peserta didik baru dan
pemeriksaan kesehatan semua kelas secara berkala sekali tiap enam bulan.
3) Membuat surat penegasan berdasarkan surat dari sektor terkait kepada
semua pemangku kepentingan dan Camat untuk mendukung pelaksanaan
Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
4) Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan dan pembinaan
TP UKS Kabuoaten/Kota.
5) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
6) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui Musrenbang, mulai
tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota.
7) Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap semua
Camat diwilayahnya.
8) Melakukan revitalisasi dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS.
9) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap
pelaksanaan UKS di semua kecamatan.
10) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.
23
24
2) Dinas Pendidikan Provinsi
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan dan/atau memfasilitasi penyediaan anggaran
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk sekolah – sekolah
dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada dibawah binaan Dinas Pendidikan
mencakup:
24 25
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Kementerian Agama tingkat Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan dan
Sekretariat Daerah
2) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua
b. Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c. Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model sekolah sehat, untuk dapat direplikasikan di
sekolah lain.
7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolahyang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota
25
26
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
madrasah sehat; serta menyediakan dan/atau memfasilitasi penyediaan anggaran
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk madrasah dan
pondok pesantren. Kegiatannya termasuk:
26 27
i. Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.
j. Mengembangkan model madrasah sehat untuk dapat direplikasi di madrasah
lain.
k. Memfasilitasi Kanwil Kementerian Agama tingkat Kabupaten/Kota untuk :
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Dinas Kesehatan dan Sekretariat
Daerah
2) Memfasilitasi madrasah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam melakukan TRIAS
UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah.
c) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
3) Melaksanakan pelatihan guru UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya.
4) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa
ruang UKS, formulir penjaringan kesehatan dan buku pemantauan
kesehatan peserta didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
5) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan
kesehatan lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru
dokter kecil, dan KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi
serta tanggungjawab masing-masing.
6) Mengembangkan model madrasah sehat,untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.
27
28
7) Menyediakan perlengkapan sarana sekolah sehat.
8) Melaksanakan upaya penyehatan lingkungan di sekolahyang dilakukan
di bawah bimbingan tenaga kesehatan Puskesmas dan Dinas Pendidikan
tingkat Kabupaten/Kota
9) Menerapkan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di madrasah.
10) Menyusun program pembinaan, pelatihan, dan pengembangan UKS
28 29
pemeriksaan kesehatan berkala, dan kejadian yang bersifat insidentil ke
Puskesmas dan Rumah Sakit.
j. Melakukan dan memfasilitasi persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
k. Berkoordinasi dengan sektor terkait tingkat provinsi untuk mendapat dukungan
penyelenggaran Pemberian MAkanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)
l. Menyediakan dan menyebarluaskanmedia KIE melalui berbagai media dan
website/internet, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan.
m. Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
n. Memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk Memfasilitasi
Puskesmasdengan melibatkan guru, dokter kecil, dan KKR sesuai dengan
kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab masing-masing
untuk :
1) Melaksanakan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS bersama sama
dengan Sekretariat Daerah, Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/
Kota dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kabupaten Kota.
2) Memfasilitasi sekolah/madrasah melalui pemberdayaan guru pembina
UKS, dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya / pendidik sebaya dalam
melakukan TRIAS UKS sesuai dengan kapasitasnya untuk:
a) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan
reproduksi remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan
makanan, Kesehatan lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap
masyarakat sekolah termasuk pengelola kantin, produsen/penjaja
makanan, peserta didik, guru, orang tua.
b) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan
penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan
pendengaran; program kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan
Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet
tambah darah
c) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian
faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan
sanitasi bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
pengelolaan sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali
seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
3) Menyediakan biaya transport petugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk kegiatan promotif dan preventif.
4) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang baru
29
30
masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap seluruh
peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan kesehatan
lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru dokter kecil, dan
KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing.
5) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan berkala,
bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah darah.
6) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian yang
bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
Pemangku kepentingan dapat berperan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
serta dapat dilibatkan dalam keanggotaan TP UKS Provinsi. Kerjasama yang lebih
intens dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan yang dirumuskan dalam
bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
II. Kabupaten/Kota
30 31
Untuk mengamankan penyelenggaraan UKS sesuai dengan SPM dimaksud, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersama mitra kerja lainnya berkewajiban untuk
mengarusutamakan UKS di wilayahnya antara lain dengan memfasilitasi penerbitan
Peraturan Daerah (Perda) tentang UKS, sehingga pembiayaan pengembangan,
pembinaan, dan pelaksanaan UKS lebih terjamin dalam APBD Kabupaten/Kota.
Potensi masyarakat ini mungkin bisa muncul dari Komite Sekolah, LSM, Swasta,
Usaha Mandiri Sekolah misalnya kebun sekolah, kolam sekolah, usaha produktif
lainnya, CSR dan lain – lain.
31
32
d) Menyediakan anggaran koordinasi, fasilitasi, pengawasan dan pembinaan TP
UKS Kabuoaten/Kota.
e) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, bersama-sama
dengan Dinas Pendidikan, Kanwil Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
f) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui Musrenbang, mulai
tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota.
g) Melaksanakan orientasi atau sosialisasi tentang UKS terhadap semua Camat
diwilayahnya.
h) Melakukan revitalisasi dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS dan
sekretariat TP UKS Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Tim Pelaksana UKS.
i) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS di semua kecamatan.
j) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS.
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan anggaran untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah
khususnya untuk sekolah – sekolah dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada
dibawah binaan Dinas Pendidikan. Kegiatannya mencakup:
32 33
e) Memfasilitasi sekolah melalui pemberdayaan guru pembina UKS, dokter
kecil, KKR, dan konselor sebaya dalam melakukan TRIAS UKS sesuai dengan
kapasitasnya untuk:
33
34
n) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta menyediakan anggaran melalui APBN Kementerian Agama
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk madrasah dan
pondok pesantren. Kegiatannya mencakup:
34 35
Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah.
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
g) Menyediakan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan sederhana.
h) Menyediakan buku-buku materi pendidikan kesehatan, buku-buku UKS, dan
media penyuluhanlainnya, termasuk penyebarluasannya melalui berbagai
media dan website/internet, untuk memenuhi kebutuhan sekolah umum
dibawah binaan Dinas Pendidikan
i) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang
baru masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap
seluruh peserta didik di semua kelas, dan pelayanan kesehatan lainnya melalui
kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru, dokter kecil, dan KKR sesuai
dengan kewenangann, tugas pokok dan fungsi tanggung jawab masing-masing.
j) Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi terhadap sekolah
dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat .
k) Mengembangkan model madrasah sehat untuk dapat direplikasikan di
madrasah lain.
l) Menyediakan sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta
didik terpenuhi
m) Menyediakan sarana cuci tangan, sabun dan air mengalir sesuai jumlah kelas
n) Memfasilitasi madrasah untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat, orang
tua, guru, dokter kecil, KKR dan konselor sebayadalam pelaksanaan UKS.
0) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
35
36
Kota, mengembangkan UKS melalui jalur ekstrakurikuler, serta mengembangkan
dan melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Perannya secara rinci
adalah:
36 37
o) Memfasilitasi Puskesmas dengan melibatkan guru, dokter kecil, dan KKR sesuai
dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi, serta tanggungjawab masing-
masing untuk :
1) Melaksanakan pendidikan kesehatan (materi PHBS,kesehatan reproduksi
remaja, Kesehatan gigi dan mulut, gizi dan keamanan makanan, Kesehatan
lingkungan, kesehatan jiwa, dll)terhadap masyarakat sekolah termasuk
pengelola kantin, produsen/penjaja makanan, peserta didik, guru, orang
tua.
2) Melaksanakan pelayanan kesehatan (membantu pelaksanaan penjaringan
kesehatan, pemeriksaan berkala, pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS), pengendalian penyakit; pelayanan kesehatan gigi dan
mulut, reproduksi, jiwa, indera penglihatan dan pendengaran; program
kecacingan; P3K; P3P, penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan
Anak Sekolah (PMT-AS) dan tablet tambah darah
3) Melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat (pengendalian faktor
risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara lain higiene dan sanitasi
bangunan, pangan; penyediaan air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan
sampah dan limbah; penghijauan; dan PSN sekali seminggu; maupun
lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan rasa aman dan nyaman,
menyediaan layanan bimbingan dan konseling).
p) Menyediakan biaya transport petugas kesehatan ke sekolah dan madrasah
untuk kegiatan promotif dan preventif.
q) Melaksanakan penjaringan kesehatan pada peserta didik kelas satu yang baru
masuk, pemeriksaan kesehatan berkala sekali enam bulan terhadap seluruh
peserta didik di semua kelas dan jenjang pendidikan,dan pelayanan kesehatan
lain, melalui kerjasama tim antara tenaga kesehatan, guru dokter kecil, dan
KKR sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi serta tanggungjawab
masing-masing.
r) Menyediakan anggaran untuk pengadaan reagen untuk pemeriksaan
hemoglobin guna kebutuhan penjaringan kesehatan, dan pemeriksaan berkala,
bahan habis pakai dan penyediaan tablet tambah darah.
s) Menyediakan biaya yang diperlukan untuk tindak lanjut dan rujukan kasus
hasil temuan penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kejadian yang
bersifat insidentil ke Puskesmas dan Rumah Sakit.
37
38
BKKBN Kabupaten/Kota, Kepolisian Resort, Dinas, TP PKK, LSM, Swasta termasuk
dunia usaha, dan lain-lain.
Pemangku kepentingan dapat berperan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
serta dapat dilibatkan dalam keanggotaan TP UKS Kabupaten/Kota. Kerjasama
yang lebih erat dapat dituangkan dalam bentuk kesepakatan yang dirumuskan
dalam bentuk MoU baik secara bilateral, maupun secara multilateral.
III. Kecamatan
Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan pengelola UKS di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota,ternyata tidak banyak kecamatan yang memiliki anggaran yang
memadai untuk pelaksanaan UKS melalui APBD Kabupaten/Kota, oleh sebab itu
agar pelaksanaan UKS di Kecamatan dapat berhasil dengan baik, perlu diupayakan
alokasi anggaran dalam APBD dan berbagai sumber lainnya.
a. Sekretariat Kecamatan
Sekretariat kecamatan bersama – sama dengan Unit Pelaksana Teknis
Daerah(UPTD) Dinas Pendidikan,Pengawas Pendidikan Madrasah, dan Puskesmas,
berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan teknis pengembangan, pembinaan
dan pelaksanaan UKS di Kecamatan,Sekolah dan Madrasah; serta melaksanakan
monitoring, evaluasi dan pelaporan. Peranan Pemerintah Kecamatan secara rinci
adalah:
38 39
5) Memasukkan UKS dalam perencanaan daerah melalui forum Musrenbang
tingkat Kecamatan.
6) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Kecamatan,
bersama-sama dengan Puskesmas, UPTD Dinas Pendidikan dan Pengawas
Pendidikan Madrasah.
7) Mengkoordinir pemangku kepentingan dalampelaksanaan UKS.
8) Melakukan pembinaan dan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan
UKS dikecamatan, sekolah dan madrasah.
9) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
Kegiatan yang dilakukan oleh UPTD adalah kegiatan UPTD tingkat Sekolah Dasar
(SD), bila disuatu daerah ternyata tidak ada UPTD, maka kegiatan pada UPTD
melekat pada DInas kesehatan Kabupaten/Kota.
UPTD Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan
sekolah sehat; serta mengusulkan penyediaan anggaran APBD Kabupaten/Kota
untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengelolaan/pelaksanaan kegiatan,
pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah khususnya untuk sekolah – sekolah
dan Kelompok Belajar Masyarakat yang berada dibawah binaan UPTDDinas
Pendidikan. Kegiatannya mencakup:
1) Meneruskan usulan sederhana ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
mendistribusikannya ke sekolah umum yang memerlukan:
• kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
• sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kela
• kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
• penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
• sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
2) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di kecamatan
bersama-sama camat, puskesmas dan pengawas pendidikan madrasah.
3) Menyampaikan kebijakan Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam memastikan
pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara
lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah; penyediaan
39
40
air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
ekstrakurikuler; mengembangkan dan melaksanakan pembi naan lingkungan
sekolah sehat; serta mengusulkan penyediaan anggaran APBN Kementerian
Agama dan APBD Kabupaten/Kota, untuk pengadaan sarana dan prasarana,
pengelolaan/pelaksanaan kegiatan, pelatihan guru dan kader kesehatan sekolah
khususnya untuk madrasah dan pondok pesantre. Pelaksanaan kegiatan tersebut
diatas diserahkan sepenuhnya kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/
Kota, dengan menugaskan pejabat KUA kecamatan, atau pengawas pendidikan
Madrasah, atau Pejabat lainnya yang ditunjuk.
Kegiatannya mencakup:
1) Meneruskan usulan sederhana ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan
mendistribusikannya ke sekolah umum yang memerlukan:
• kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
• sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
• kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
• penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
• sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
2) Melaksanakan akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di kecamatan
bersama-sama camat, puskesmas dan pengawas pendidikan madrasah.
3) Menyampaikan kebijakan Dinas pendidikan kabupaten/kota dalam memastikan
pelaksanaan pengendalian faktor risiko lingkungan baik lingkungan fisik antara
lain higiene dan sanitasi bangunan, pangan; pengelolaan sampah; penyediaan
air bersih dan sarana sanitasi; pengelolaan limbah; penghijauan; dan PSN
sekali seminggu; maupun lingkungan mental sosial, misalnya menciptakan
rasa aman dan nyaman, menyediakan layanan bimbingan dan konseling, di
lingkungan sekolah oleh Tim Pelaksana UKS.
4) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
40 41
d. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kesehatan (Puskesmas)
41
42
9) Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di Puskesmas,
denganmenyelenggarakan pelatihan kala karya, on the job training, dan
sosialisasi.
10) Mengusulkan kebutuhan pelatihan tenaga kesehatan di Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
11) Menggunakanmedia KIE, pedoman dan buku-buku tentang materi kesehatan
dalam pelaksanaan UKS.
12) Mengembangkan dan memperluas jejaring kemitraan melalui TP UKS
42 43
9) Mengusulkan
a. kebutuhan pelatihan guru pembina UKS dan dokter kecil
b. sarana cuci tangan, sabun, dan air bersih yang mengalir sesuai dengan
jumlah kelas
c. kebutuhan buku-buku materi pendidikan kesehatan buku-buku UKS, dan
media penyuluhan lainnya
d. penyediaan fasilitas UKS yang meliputi sarana dan prasarana berupa ruang
UKS, formulir penjaringan kesehatan, buku pemantauan kesehatan peserta
didik, perlengkapan/obat-obatan.
e. sarana sanitasi sekolah sehingga rasio WC dengan jumlah peserta didik
10) Mengupayakan dan membina pelaksanaan sekolah sehat di sekolah dan
madrasah.
11) Memfasilitasi Komite Sekolah untuk dapat berperan aktif dalam pelaksanaan
UKS, misalnya dalam hal pendanaan, penyediaan tenaga, sarana dan prasarana.
43
44
BAB IV
PEMANTAUAN, PENILAIAN DAN PELAPORAN
1. Pemantauan
Pemantauan dapat dilakukan oleh tatanan administrasi yang lebih tinggi terhadap
tatanan administrasi yang ada di bawahnya melalui analisis laporan rutin atau
pengamatan lapangan.
2. Penilaian
Penilaian (evaluasi) adalah proses pengumpulan dan analisis data pada jangka
waktu tertentu dan fokus sasarannya lebih luas dan biasanya dilaksanakan pada
awal, pertengahan dan akhir tahun. Pelaksanaan penilaian Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS, lebih difokuskan pada penilaian terhadap keberhasilan dan
menemukan faktor – faktor yang merupakan kunci keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan akselerasi.
44 45
1. Format 1: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
untuk Tim Pelaksana UKS di Sekolah dan Madrasah.
2. Format 2: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
untuk TP UKS Kecamatan.
3. Format 3: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
untuk TP UKS Kabupaten/Kota.
4. Format 4: Daftar Tilik Supervisi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
untuk TP UKS Provinsi.
Keempat format di atas selain dapat digunakan oleh masing-masing TP UKS untuk
menilai TP UKS atau Tim Pelaksana UKS yang di bina, juga dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk melaksanakan penilaian mandiri terhadap kinerja masing-
masing. Misalnya, Format 1 tidak hanya dapat digunakan oleh TP UKS Kecamatan
untuk menilai Tim Pelaksana UKS di sekolah dan madrasah, akan tetapi juga bisa
bisa dimanfaatkan oleh Tim Pelaksana UKS untuk menilai kinerja secara mandiri dan
hasilnya langsung dimanfaatkan untuk perbaikan dan inovasi dalam pelaksanaan
akselerasi.
3. Pelaporan
4. Indikator keberhasilan
45
46
Variabel indikator yang akan ditetapkan sebagai indikator keberhasilan dipilih
yang paling sensitif, dapat diukur, tersedia datanya, dapat dipercaya, tepat waktu,
dan merupakan cerminan keberhasilan pelaksanaan akselerasi pembinaan dan
pelaksanaan UKS secara keseluruhan.
Oleh karena itu untuk akselerasi ini, ditetapkan beberapa indikator keberhasilan,
yaitu:
a. Semua TP UKS, Sekretariat TP UKS dan Tim Pelaksana UKS berfungsi.
b. Semua sekolah dan madrasah memiliki minimal 1 guru pembina UKS dan 10%
peserta didik sebagai kader kesehatan aktif.
c. Semua sekolah dan madrasah melaksanakan penjaringan kesehatan terhadap
semua peserta didik kelas 1 (SD dan MI), 7(SMP dan MTs, dan 10(SMA dan
MA).
d. 50 % sekolah memiliki ratio jamban dan peserta didik yang sesuai standar dan
berfungsi.
e. Semua sekolah memiliki sarana CTPS dan tempat sampah yang berfungsi di
semua kelas.
46 47
48
BAB V
PENGEMBANGAN MODEL AKSELERASI PEMBINAAN DAN
PELAKSANAAN UKS DI PUSAT DAN DAERAH
Kekuatan:
1. UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Pasal 170: anggaran kesehatan
pusat minimal 5%;pasal 171 anggaran kesehatan provinsi, Kabupaten/kota
minimal 10% - diluar gaji).
2. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 49, anggaran
pendidikan 20% dari APBN dan APBD diluar gaji).
3. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. Permendiknas no 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan sekolah sehat.
5. Permendiknas no 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
6. Permenkes No. 1429 Tahun 2006 tentang Lingkungan Sekolah Sehat.
7. Permenkes no 741 tentang SPM bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
8. Pedoman-Pedoman pelaksanaan UKS.
9. Pedoman Pemanfaatan CSR.
10. Modul Mandiri bagi Guru dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan bagi Siswa
SD.
11. Sentralisasi sektor agama (APBN Kementerian Agama).
12. Dana Dekonsentrasi Kementerian Kesehatan, Pendidikan dan Dalam Negeri.
13. Bantuan Operasional Kesehatan.
14. Biaya Operasional Sekolah.
15. Rapat Kerja Nasional UKS.
16. Lomba Sekolah Sehat.
17. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain.
18. Tersedia data kependudukan, sekolah, peserta didik.
19. Forum komunikasi Lintas Sektor dan Lintas Program terkait.
20. Tersedianya website yang dapat digunakan untuk menyebarluaskan informasi
mengenai UKS dan buku-buku tentang UKS termasuk pedoman.
Kelemahan:
1. Belum adanya sekretariat tetap TP UKS di tingkat Pusat.
2. Belum adanya angka kredit bagi guru Pembina UKS.
3. Pembinaan oleh 4 kementerian “mitra inti” UKS, belum dilaksanakan secara
sinkron, berkesinambungan dan terpadu.
47 49
4. Kesepahaman tentang UKS dari 4 kementerian “mitra inti” UKS masih belum
optimal.
5. Revisi SK Tim Pembina TP UKS Pusat pasca perubahan struktur organisasi
kementerian, belum dilaksanakan.
6. Belum optimalnya koordinasi internal masing-masing kementerian.
7. Kurangnya advokasi untuk pengalokasian anggaran.
8. Belum adanya panduan penyusunan anggaran yang memungkinkan UKS masuk
dalam APBN Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Kanwil Kementerian Agama
Kabupaten/Kota.
9. Pemanfaatan berbagai pedoman tentang UKS oleh sektor pendidikan belum
maksimal.
Peluang:
1. Memfasilitasi agar semua sekolah memasukkan kegiatan UKS kedalam Rencana
Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
2. Rencana kebijakan agar salah satu syarat untuk menjadi kepala sekolah adalah
terorientasi tentang UKS yang dibuktikan dengan sertifikat.
3. Kementerian Agama masih bersifat sentralistis dalam penentuan kebijakan
dan anggaran.
4. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Sekolah.
5. Rancangan Permenkes tentang Upaya Kesehatan Anak.
6. Disusunnya Pedoman Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS.
Tantangan:
1. Perubahan struktural unit penanggung jawab UKS, khususnya di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (di likuidasinya Pusat Kesegaran Jasmani)
2. Wilayah Indonesia yang sangat luas dan beragam.
3. Terlalu banyak daerah otonomi karena otonomi yang berbasis kabupaten/kota
dan bukan provinsi. (lebih dari 500 kabupaten/kota).
4. Materi pendidikan kesehatan terutama pendidikan kesehatan reproduksi
belum masuk kurikulum pendidikan.
48
50
d. Menyusun Rancangan Revisi SKB 4 Menteri tentang UKS (dimasukan
mengenai pedoman akselerasi UKS).
e. Surat edaran kemdikbud dan kemenag untuk memasukan UKS dalam RKS
dan RKAS secara berjenjang ke provinsi, kabupaten/kota hingga ke sekolah)
f. Mengembangkan MoU dengan PKK yang sudah ada.
g. Merevisi Permendiknas no 57 tahun 2009 tentang pemberian bantuan
sekolah sehat.
h. Membuat Kebijakan pengalokasian anggaran paket ruang kelas baru
dengan toilet/jamban sesuai standar, dan memaksimalkan pemanfaatan
jamban yang ada.
49 51
e. Menyusun Materi Kesehatan Reproduksi Remaja Pegangan Guru SD, SMP,
SMA sederajat.
f. Menyusun Modul Pelatihan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja
Pegangan Guru SD, SMP, SMA sederajat.
g. Menyusun Modul Mandiri bagi Guru SMP, SMA dan Sederajat tentang
pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi.
h. Membuat surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan Kementerian
Kesahatan ke jajaran masing-masing untuk memfasilitasi pelaksanaan
pelatihan sesuai peran, fungsi, dan tanggung jawabnya.
v. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Memasukan materi mengenai UKS dalam pendidikan dan pelatihan calon
kepala sekolah.
b. Memberikan penghargaan dalam bentuk angka kredit terhadap Kepala
Sekolah dan Guru Pembina UKS seperti halnya guru bidang studi lainnya.
c. Pemanfaatan Kurikulum.
d. Merancang kebijakan yang mempersyaratkan calon kepala sekolah untuk
mengikuti orientasi UKS.
e. Membuat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Kementerian Agama kejajaran masing-masing di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kota sampai ke sekolah dan madrasah; agar Kepala Sekolah
dan Madrasah mendorong dan memastikan keterlibatan guru, orang
tua peserta didik (Komite sekolah), masyarakat sekitar sekolah dalam
pelaksanaan UKS.
50
52
vi. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:
a. Mengupayakan kolaborasi dengan lembaga internasional dan donor (WHO,
UNICEF, UNFPA, AusAID).
b. Mengembangkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Sekolah dengan
metode pemicuan.
c. Sosialisasi pedoman pemanfaatan CSR secara masif dan totalitas.
d. Mengembangkan dan atau menyediakan website yang dapat digunakan
untuk menyebarluaskan informasi mengenai UKS, termasuk penyebarluasan
buku dan pedoman tentang UKS.
e. Menyusun Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Akselerasi UKS.
f. Menyusun RAN Promkes disekolah.
g. Membuat surat edaran dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan kementerian
Kesehatan, kejajaran masing-masing di tingkat Provinsi, Kabupaten/
Kota untuk memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat dengan
mendayagunakan semua potensi yan ada (misalnya: CSR, Institusi
Pendidikan dan Sarana Pelayanan Kesehatan, LSM).
51 53
Foto-foto kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS
di Pusat:
52
54
B. Model Akselerasi Pembinaandan Pelaksanaan UKSdi Provinsi DKI Jakarta
Kekuatan:
1. Peraturan Gubernur Nomor 839 Tahun 2012 tentang Tim Pembina UKS Tingkat
Provinsi berdasarkan perubahan struktur di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2. Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Remaja.
3. Peraturan Gubernur tentang kantin sehat.
4. Dana BOS untuk UKS.
5. Keterlibatan sektor lain diluar yang tercantum dalam SKB 4 Menteri, dalam TP
UKS Provinsi seperti Dinas Pertanian dan Kelautan, Dinas Pertamanan, Badan
Lingkungan Hidup Daerah, PMI, Dinas Kebersihan dan TP PKK Provinsi.
6. Penetapan sekretariat tetap TP UKS di Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
7. Cakupan penjaringan kesehatan tahun 2012 yang melebihi target cakupan
nasional (92%).
8. Akses, transportasi dan komunikasi relatif mudah.
9. Dukungan perlengkapan di ruang sekretariat TP UKS yang cukup memadai
seperti ruang rapat, meja rapat dan peralatan komputer.
10. Cukup banyak sumber potensial untuk penggalangan sponsor dalam kegiatan
UKS, termasuk unsur LSM.
11. Mayoritas petugas UKS di Puskesmas sudah terlatih.
12. Dukungan APBD di setiap Suku Dinas Kesehatan dan Puskesmas, relatif cukup
memadai untuk melakukan pelayanan kesehatan pada anak usia sekolah dan
remaja.
Kelemahan:
1. Pemahaman bebebrapa sektor terhadap visi dan misi UKS masih belum sama.
2. Keaktifan anggota TP UKS relatif baik hanya pada saat Lomba Sekolah Sehat.
3. Kesadaran mitra potensial dalam mendukung pelaksanaan UKS masih rendah.
4. Pembebasan biaya karena kebijakan wajib belajar menyebabkan dana
pembinaan dan pemeliharaan terkait kebersihan dan kesehatan lingkungan
sekolah berkurang.
5. Belum ada reward terhadap guru Pembina UKS dalam bentuk angka kredit.
Peluang:
1. Otonomi provinsi dan besarnya peluang APBD karena Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang tinggi.
2. Potensi CSR yang sangat besar.
53 55
3. Peluang bermitra dengan Institusi Pendidikan Kesehatan yang besar.
4. Potensi kearifan lokal cukup banyak.
Tantangan:
1. Kemajuan Iptek yang luar biasa.
2. Arus globalisasi yang sulit dibendung.
3. Jumlah sekolah yang sangat banyak.
4. Kompleksitas masalah kesehatan, khususnya pada anak usia sekolah dan
remaja.
54
56
Bangsa (YCAB) untuk Kampanye Global Warming.
e. Bekerjasama dengan Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)
Provinsi DKI Jakarta untuk pelatihan konselor sebaya.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Mendorong TP UKS Provinsi untuk melibatkan peran Kepala Sekolah dan
Guru dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS.
b. Dinas Pendidikan memfasilitasi pembinaan guru pembina UKS.
c. Inisiasi kebijakan kegiatan UKS masuk dalam orientasi calon kepala sekolah.
55 57
Akselerasi Pembinaandan Pelaksanaan UKSdi Kota Administrasi Jakarta Timur
Kekuatan:
1. Sudah terbentuk kemitraan dan forum komunikasi yang melibatkan semua
pemangku kepentingan.
2. Beberapa NGO dan perusahaan sudah membantu melalui CSR kepada pihak
sekolah, termasuk dalam peningkatan kualitas guru pembina UKS dan peserta
didik.
3. Pelatihan Guru pembina UKS dan Kepala sekolah dilaksanakan Sudin Pendidikan
Dasar dan Menengah secara rutin.
4. Sekretariat TP UKS Kota dan Kecamatan sudah memiliki ruang tersendiri.
5. Pembinaan Sekolah Sehat dilaksanakan secara terpadu, dengan dikoordinir
oleh Bagian Kesejahteraan Sosial Walikota.
Kelemahan:
1. Sekretariat TP UKS dianggap tidak penting, dan hanya berfungsi ketika ada
Lomba Sekolah Sehat.
2. Jumlah guru pembina UKS, dokter kecil, dan KKR terlatih; jumlah sekretariat TP
UKS Kecamatan aktif masih jauh dari target yang ingin dicapai.
3. Pemanfaatan dana BOS untuk UKS secara umum belum optimal karena
pemahaman yang kurang, dan UKS belum dimasukkan dalam RKS dan RKAS.
4. Penggalangan dana melalui Tanggung Jawab Sosial Perusahaan – Corporate
Social Responsibility (CSR) masih belum optimal dan fokus.
Peluang:
1. Jakarta Timur relatif sering menjadi Juara Nasional, yang memungkinkan untuk
selalu meningkatkan prestasinya dengan baik.
2. Jakarta Timur merupakan wilayah terbesar di Provinsi DKI Jakarta sebagai
sumber potensial dikembangkan sekolah sehatnya.
3. Juara Nasional dari sekolah sehat yang ada, menjadi rujukan sekolah-sekolah
lainnya untuk pembinaan.
Tantangan:
1. Mempertahankan prestasi lebih sulit daripada meraih prestasi.
2. Memelihara trust dan komitment relatif sulit dari semua sektor yang terlibat
dalam pembinaan sekolah sehat selama ini.
3. Rotasi pejabat yang cenderung beda visi dan misinya terhadap UKS.
56
58
Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Melibatkan guru dalam penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan
berkala, konseling dan promosi kesehatan di sekolah.
b. Melibatkan Komite Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan UKS.
c. Membentuk dan melaksanakan forum komunikasi UKS yang melibatkan
guru pembina UKS, Petugas Kesehatan dan Perwakilan Tokoh Masyarakat.
57 59
6. Memperkuat kemitraan dan peran serta masyarakat:
a. Kerjasama dengan perusahaan seperti Hers Protec untuk peningkatan
kualitas KKR di 1 (satu) SMP dan 1 (satu) SMA untuk setiap Kecamatan.
b. Kerjasama PT Unilever dan PT. Sosro dengan beberapa sekolah.
c. Memperluas kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga.
Keindahan dan keasrian menjadi impian dari SMPN 120 Penjaringan Jakarta Utara
yang secara geografis hanya berjarak 2 KM dari pantai, yang berarti suasananya
gersang, panas dan bau, serta jarang sekali adanya pohon atau tanaman.
Selain itu, ada 2 (dua) isu yang menjadi perhatian hampir semua pihak, khususnya
sektor kesehatan dan pendidikan yaitu permasalahan kantin sehat; permasalahan
kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan remaja yang begitu nyata dan
kompleks.
58
60
Berdasarkan kedua issue dimaksud, Biro Kesejahteraan Sosial bersama SKPD
terkait pada tahun 2012 ini mulai menyusun rancangan peraturan gubernur
tentang penyelenggaraan kantin sehat dan penyelenggaraan kesehatan reproduksi
remaja yang diharapkan pada tahun 2013 ini sudah ditandatangani oleh Gubenur.
Ini adalah upaya terobosan atau kearifan lokal dalam bentuk kebijakan untuk
mewujudkan generasi sehat dan cerdas yang berkualitas.
Bentuk kemitraan yang sudah dikembangkan adalah dukungan CSR dari Yayasan
CInta Anak Bangsa (YCAB) terkait kampanye global warming dalam bentuk TOT
kepada 150 siswa dari SMP dan SMA terpilih se Provinsi DKI Jakarta. Dukungan
CSR lainnya adalah melalui NGO HKI mulai dari tahun 2011, bahkan untuk tahun
2013 terjadi peningkatan alokasi dana sebesar 1 juta dollar US untuk 1.000 siswa
SMP guna memenuhi kebutuhan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan, yang
penentuan sekolahnya berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan.
2. Langkah-langkah pelaksanaan;
a. Tahap persiapan
Persiapan untuk mendapatkan komitmen dari semua sektor diawali melalui
rapat koordinasi terkait Musrenbang dan lomba sekolah sehat, yang dikoordinir
langsung oleh Bagian Kesejahteraan Sosial Kantor Walikota Jakarta Timur. Setiap
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) terkait dengan UKS dipastikan memiliki
dukungan kegiatan melalui anggarannya masing-masing, sehingga mempermudah
dan meningkatkan percepatan pelaksanaan pembinaan sekolah sehat.
Inisiasi kebijakan Tingkat Provinsi terkait dengan rapergub kantin sehat dan
kesehatan reproduksi remaja dimulai sejak tahun 2012. Persiapan dikoordinasikan
oleh Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi DKI Jakarta yang melibatkan beberapa
SKPD seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPMPKB, Dinas Sosial, Biro Hukum
59 61
termasuk unsur Balai POM serta beberapa LSM terpilih. Fokus persiapan adalah
pemetaan peran dan tugas dari masing-masing SKPD terhadap judul rapergub.
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur mengawali inovasi lokal melalui rapat dengan
komite sekolah, guru, petugas Puskesmas, termasuk tokoh masyarakat sekitar
sekolah dengan melaksanakan advokasi terpadu yang fokus pada pembinaan
untuk menciptakan sekolah yang bersih, sejuk dan indah. Pada forum ini dibahas
pula maksud dan tujuan pemilihan rampak gendang sebagai rencana unggulan
kegiatan ekstrakurikuler Forum menyepakati: 1) pembelian alat musik rampak
gendang dibiayai oleh komite sekolah dan anggaran sekolah, 2) gerakan sadar
bersih berbasis peserta didik dan masyarakat sekolah berupa gerakan memungut
sampah mulai dari pintu gerbang sekolah sampai ke ruang kelas masing-masing, 3)
gerakan memungut sampah dilakukan saat masuk dan akan pulang sekolah.
Gerakan penghijauan di SMPN 120 Penjaringan Jakarta Utara disepakati oleh tim
Pembina UKS Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara yang menjadikan SMPN 120
sebagai sekolah percontohan di Jakarta Utara. Bagian Kesejahteraan Sosial Kantor
Walikota Jakarta Utara melakukan advokasi kepada Wakil Walikota.
Persiapan penggalangan dukungan melalui CSR dengan YCAB dan HKI diawali
dengan rapat koordinasi yang di pimpin oleh Biro Kesejahteraan Sosial Setda
Provinsi DKI Jakarta selaku Sekretaris TP UKS Provinsi bersama dengan TP UKS
Kabupaten/Kota.
b. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dengan menempatkan semua guru sebagai supervisor atau
pemantau gerakan memungut sampah yang harus berdiri di depan kelas masing-
masing saat siswa akan masuk kelas. Kemitraan dilakukan dengan pihak swasta
yaitu dari PT Unilever dalam bentuk penyediaan tempat cuci tangan di depan
semua ruang kelas.
Pemilihan siswa dari setiap kelas dilakukan oleh guru kelas untuk menjadi tim
dalam rampak gendang dengan jadwal latihan 2 kali seminggu yang dimainkan pada
awalnya hanya lagu nasional atau lagu daerah saja, selanjutnya didorong untuk
memasukkan beberapa lagu kesehatan seperti aku anak sehat, pemberantasan
sarang nyamuk dan trias UKS. Gerakan menanam pohon menjadi salah satu jenis
kegiatan menciptakan SMPN 120 sebagai oase ditengah-tengah lingkungan pinggir
pantai yang gersang, panas dan nyaris tidak ada pohon pelindung. Pelaksana
kegiatan melibatkan siswa dan Suku Dinas Pertanian Jakarta Utara.
60
62
Pelaksanaan kegiatan untuk kebijakan lokal berupa lahirnya peraturan gubernur
tentang kantin sehat dan kesehatan reproduksi remaja dilakukan melalui konsultasi
publik dan kegiatan seminar yang menghadirkan narasumber dari unsur akademisi,
praktisi dan pakar dalam bidangnya serta mengundang peserta dari hampir semua
pemangku kepentingan terkait, untuk mendapatkan masukan dan saran untuk
penyempurnaan rapergub dimaksud.
c. Tahap pembinaan
Pembinaan terhadap berbagai kegiatan selalu dilakukan yang dipantau langsung
oleh Kepala Sekolah yang melibatkan Puskesmas untuk lebih mengembangkan
bentuk dan jenis kegiatannya. Bentuk pembinaan antara lain mengadakan lomba
kebersihan kelas setiap tiga bulan, melakukan pengecekan tidak terjadual terhadap
beberapa kelas dan selalu mengingatkan peserta didik untuk memungut sampah
yang ada didekatnya. Pembinaan untuk kerindangan dan keasrian di SMPN 120
melibatkan PAM Jaya untuk penyiraman tanaman Pemantauan langsung dilakukan
oleh TP UKS Kecamatan Penjaringan.
Pengawalan terhadap pembinaan kebijakan dalam rangka menyonsong lahirnya
peraturan gubernur tentang kantin sehat dan kesehatan reproduksi remaja
dilakukan melalui sosialisasi dan mengusulkan kegiatan dan anggaran yang
mendukung isi peraturan gubernur tersebut. Sedangkan pembinaan terhadap
berjalannya beberapa gerakan sehat di Jakarta Timur dikoordinasikan melalui TP
UKS Kecamatan dan dibahas dalam forum komunikasi UKS dan rapat koordinasi di
tingkat Kecamatan dan tingkat Walikota.
Pemantauan tindak lanjut kerjasama dengan YCAB dan HKI dilakukan oleh guru
pembina UKS di setiap sekolah dan pemantauan dan tindak lanjut hasil skrining
refraksi dilakukan oleh petugas Puskesmas.
61 63
3. Hasil, daya ungkit dan kemungkinan pengembangan kedepan;
a. Pilihan kearifan lokal untuk Jakarta Timur kedepan adalah: gerakan
memungut sampah, gerakan sikat gigi bersama, gerakan PSN 30 menit
setiap Jum’at yang melibatkan kader jumantik anak sekolah, serta
kampanye anti narkoba di setiap sekolah.
b. Gerakan PSN 30 menit setiap Jum’at terbukti meningkatkan komitmen
Walikota Jakarta Timur yang menciptakan lagu PSN 30 menit version
Cucakrowo karya Didi Kempot yang dinyanyikan setiap Jum’at saat akan
dan sedang melakukan PSN. Hal ini mampu meningkatkan kemauan dan
semangat peserta didik dan masyarakat sekolah lain untuk melakukan
gerakan PSN.
c. Gerakan memungut sampah telah menjadi bagian dari budaya bersih di
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur.
d. Selama hampir 1 (satu) tahun setelah gerakan memungut sampah
dilakukan, terbukti sekolah tampak bersih dan indah.
e. Adanya kebanggan peserta didik yang mendapatkan sampah saat masuk
sekolah, karena merasa peduli terhadap kebersihan lingkungan.
f. Advokasi yang dilakukan khususnya kepada komite sekolah dan pihak
swasta cukup berhasil, yang dibuktikan dengan adanya pemberian tempat
cuci tangan, renovasi kamar mandi, tempat cuci tangan, dan rencana
pembuatan kantin sekolah yang lebih permanen.
g. Kegiatan rampak gendang cukup diminati dan terbukti mampu
meningkatkan semangat peserta didik untuk belajar.
h. Rampak gendang sering tampil dalam berbagai acara di sekolah dan di
Kantor Kecamatan, bahkan pada acara peringatan 17 Agustus di masyarakat
sekitar dan
i. akan dikembangkan untuk mengisi acara di Kantor Walikota dan acara lain.
j. Peserta didik terpilih yang ikut dalam tim rampak gendang menjadi pelopor
dalam belajar, khususnya berperilaku sehat dan bersih.
k. SMPN 120 menjadi sekolah atau lingkungan asri ditengah-tengah
lingkungan pinggir pantai yang cenderung panas dan gersang.
l. Siswa SMPN 120 lebih nyaman dalam belajar bahkan lebih “betah” di
sekolah yang terbukti tidak segera pulang ke rumah saat bel selesai
pelajaran sekolah berbunyi.
m. Pengembangan kearifan lokal yang paling ditunggu sebagai ending dari
proses akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta
adalah lahirnya peraturan daerah tentang UKS yang akan menjadi dasar
hukum pelaksanaan UKS. Peraturan gubernur tentang kantin sekolah dan
kesehatan reproduksi remaja dapat dijadikan sebagai batu loncatan untuk
penyusunan Raperda UKS.
62
64
n. Terfasilitasinya 1.000 kacamata bagi siswa SMP dari HKI berdasarkan hasil
skrining refraksi pada tahun 2012 untuk sekolah terpilih di Provinsi DKI
Jakarta.
63 65
Kumpulan foto akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS di Provinsi DKI Jakarta:
Tempat cuci tangan dari pihak ketiga di Toilet hasil kerjasama dengan komite
SDN 09 Pinang Ranti Jakarta Timur sekolah di SDN 09 Pinang Ranti Jakarta
Timur
64
66
C. Model Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di D.I. Yogyakarta.
Kekuatan:
1. Visi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta yang katalistik dan mendukung
terciptanya status kesehatan masyarakat DIY yang tinggi, serta sebagai pusat
pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermutu dan beretika.
2. Peraturan yang mendukung: UU No. 36 tahun 2009, UU No. 20 tahun 2003;
SKB 4 Menteri; SE Mendagri No. 441.5/1650/SJ/2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS di Daerah.
3. SK Gubernur Nomor 28/TIM/2013: tentang Pembentukan Tim Pembina UKS
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Surat Edaran Sekretaris Daerah 10/SE/2012 untuk optimalisasi pelaksanaan
penjaringan kesehatan SD/MI.
5. Dukungan pembiayaan peningkatan kesehatan anak usia sekolah melalui
dana APBD DIY, APBD Kabupaten/Kota, BOK, dan dana yang ada di lintas SKPD
sebagai unsur Tim Pembina UKS.
6. Cakupan Penjaringan peserta didik untuk tingkat SD/MI mencapai 100%
sekolah.
7. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain; data
kependudukan, sekolah, dan peserta didik.
8. Surat Keputusan Gubernur Nomor 42 tahun 2009 tentang Kawasan Dilarang
Merokok.
9. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2010 tentang Penanggulangan HIV dan
AIDS di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
10. Koordinasi dan kerjasama antar satuan kerja perangkat dearah (SKPD) dalam
Forum SKPD.
11. Potensi kemitraan dengan dunia usaha cukup besar (Unilever, hotel, restoran,
dan lain lain).
Kelemahan:
1. Belum optimalnyaperan dan fungsi TP UKS sebagai wadah koordinasi,
kemitraandan integrasi.
2. Belum optimalnya pembinaan TP UKS Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap
TP UKS Kabupaten/Kota dan Kecamatan.
3. Bentuk penghargaaan (reward) angka kredit bagi tenaga UKS belum diterapkan.
4. Kurang kuatnya komitmen Kepala Sekolah/guru termasuk orang tua murid.
5. Kurangnya pemahaman Kepala Sekolah/guru terhadap pentingnya kesehatan
bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar.
65 67
6. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi.
7. Hasil penjaringan kesehatan belum di tindak lanjuti dalam bentuk kebijakan
yang terintegrasi antar SKPD/TP UKS.
8. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana UKS terlatih di Puskesmas
dan sekolah.
9. Kurangnya intergasi dan sinergitas lintas program dalam upaya peningkatan
kesehatan anak sekolah di DIY.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana (KMS, Buku Pemantauan, UKS Kit, Ruang
UKS, dan lain-lain).
11. Rendahnya PHBS dan tingginya persentase perilaku berisiko terutama
kebiasaan merokok.
12. Faktor Lingkungan di sebagian wilayah yang kurang baik yang menyebabkan
terjadinya penyakit DBD, leptospirosis, diare, hepatitis A, flu burung, TBC.
13. Penerapan Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang faktor risiko
Lingkungan Sekolah belum optimal karena kebijakan pengadaan bangunan
fisik sekolah belum mengacu pada aturan ini.
Peluang:
1. Pendidikan kesehatan sangat memungkinkan untuk diintegrasikan dalam
kurikulum pendidikan mengacu kepada kompetensi dasar masing-masing
tingkat sekolah.
2. Wilayah DIY relatif tidak terlalu luas, serta penduduk DIY yang cukup kooperatif.
3. Pemberian reward yang mendukung akreditasi dan sertifikasi bagi guru
Pembina UKS.
4. Maksimalisasi pemanfaatan dana BOS, BOK Bantuan Sosial APBD, Anggaran
dekonsentrasi APBN dan sumber dana lainnya.
5. Pelaksanaan pelatihan dan implementasi kegiatan berkolaborasi dengan
Perguruan Tinggi/Institusi Pendidikan Kesehatan yang ada.
6. Potensi kemitraan dengan stakeholder lainnya cukup besar (Unilever, PT
Otsuka, PDGI, Perguruan tinggi, Lions Club, Rotary, Perdami dan lain lain).
7. Adanya Forum SKPD sebagai wadah koordinasi, advokasi, kemitraan, integrasi;
serta adanya sponsor dari lembaga swasta.
8. Integrasi pendidikan kesehatan ke dalam kurikulum pendidikan melalui
Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), maupun kurikulum 2013 yang akan
diterapkan.
9. Pengembangan media promosi kesehatan di sekolah selain dengan media
visual, dengan menggali kreasi serta peran aktif peserta didik.
10. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi, Rumah Sakit dan organisasi profesi dalam
peningkatan kesehatan sekolah melalui deteksi ketajaman mata, pendengaran
dan kesehatan gigi.
66
68
Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Perubahan gaya hidup anak dan remaja yang berisiko mengganggu kesehatan.
3. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.
4. Asuransi kesehatan Jamkesos DIY belum bisa mendukung dalam tindak lanjut
penjaringan kesehatan pada peserta didik.
67 69
h. Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk mendorong Kepala Sekolah dan
Komite Sekolah memasukkan UKS dalam RKS dan RKAS.
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga terlatih UKS
a. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan pengelola UKS Puskesmas dalam
penjaringan Kesehatan peserta didik di sekolah lanjutan (SMP/SMA).
b. Penguatan sekolah, guru dan dokter kecil melalui kemitraan dalam kegiatan
School Program berupa pelatihan bagi guru pembina UKS, fasilitasi
sanitasi sekolah, pelatihan duta sehat/dokter kecil, gerakan 21 hari (G21H)
cuci tangan dengan sabun, melibatkan PKK dan orang tua murid dalam
memantau pelaksanaan G21H.
c. Penguatan peran guru pembina UKS/kepala sekolah melalui orientasi
PHBS.
d. Workshop/Orientasi/Sosialisasi Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS terhadap Kepala Sekolah.
e. Penguatan integrasi pendidikan kesehatan dalam kurikulum pendidikan
bekerja sama dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
f. Bimbingan teknis terpadu ke TP UKS DIY ke TP UKS Kabupaten/Kota dan
Kecamatan lokasi Akselerasi UKS
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
a. Memfasilitasi TP UKS Kabupaten/Kota untuk mendorong peran TP UKS
Kecamatan dalam penguatan dan peningkatan peran Tim Pelaksana UKS.
b. Mendorong peningkatan Koordinasi TP UKS Kecamatan dan optimalisasi
pemanfaatan tenaga yang ada di TP UKS Kecamatan.
68
70
c. Mendorong penggalian sumber dana melalui Pagu Indikatif Wilayah
Kecamatan (PIWK) untuk peningkatan peran dan penguatan guru pembina
UKS. PIWK merupakan kebijakan Provinsi untuk menyediakan anggaran
yang di manfaatkan untuk kegiatan non fisik termasuk UKS disemua
kecamatan, dan untuk 2014 dimulai dari Kabupaten Gunung Kidul.
d. Mendorong sinkronisasi dan integrasi kegiatan dan perencanaan UKS di
tingkat Kecamatan.
e. Mendorong optimalisasi dan intensifikasi koordinasi di UKS TP Kecamatan
untuk akselerasi UKS di wilayahnya.
f. Mendorong peningkatan peran Kepala Sekolah dan guru dalam penjaringan
kesehatan.
g. Memfasilitasi peran guru memberikan materi PHBS dan kompetensi
psikososial yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran.
h. Mendorong peran orang tua dalam memantau PHBS dan kompetensi
psikososial anak melalui kegiatan school program.
69 71
d. Mendorong implementasi car free day pada hari hari tertentu, dan
implementasi Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe)
dapat diimplementasikan di seluruh wilayah DI Yogyakarta.
e. Mendorong pembentukan Pusat Pemulihan Gizi (PPG) untuk penanganan
peserta didik yang menderita gizi buruk dan gizi lebih di semua Kabupaten/
Kota.
f. Mendorong semua kabupaten/kota untuk meningkatkan kesehatan
lingkungan melalui Pengelolaan Lingkungan dengan metode reuse, recycle
terhadap sampah dan limbah limbah sekolah terutama air bekas wudlu,
serta pemanfaatan biopori sebagai resapan air.
g. Memfasilitasi Kabupaten/Kota untuk mendorong anak untuk dapat
memantau jentik di lingkungan sekolah dan di rumah.
h. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan PHBS dan kompetensi
psikososial yang terintegrasi dalam kurikulum pembelajaran pendidikan
agama.
i. Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kearifan lokal (Radio komunitas, lomba-lomba
kesenian tradisional: tari, langencarita dan lain lain).
Kekuatan:
1. Visi kota Yogyakarta dan Perda No. 7 tahun 2012 tentang RPJMD kota Yogyakarta
2012-2016.
2. Penunjukkan kota Yogyakarta sebagai percontohan Akselerasi UKS DIY
Yogyakarta.
3. Peraturan yang mendukung (UU No. 36 tahun 2009, UU No. 20 tahun 2003;
SKB 4 Menteri; SE Mendagri No. 441.5/1650/SJ/2010 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS di Daerah.
4. SK Walikota No. 146/KEP/2006 tentang Struktur organisasi dan sekretariat TP
UKS Kota Yogyakarta.
5. Surat Edaran Walikota No.440/um/349 tanggal. 14 Februari 2008 tentang
Pengelolaan Kantin Sehat.
6. Ada dukungan dana APBD Kota Yogyakarta, BOK, BOS.
7. Tersedia data SDM sektor kesehatan, sektor pendidikan dan sektor lain; data
kependudukan, sekolah, peserta didik.
8. Koordinasi dan kerjasama antar satuan kerja perangkat dearah (SKPD).
70
72
Kelemahan:
1. Belum optimalnya koordinasi dan pembinaan TP UKS Kota Yogyakarta,
Kecamatan dan Sekolah.
2. Belum optimalnya program kemitraan.
3. Bentuk penghargaaan (reward) angka kredit bagi tenaga UKS belum diterapkan.
4. Kurangnya komitmen Kepala Sekolah/guru termasuk orang tua murid.
5. Kurangnya etos kerja dan kedisiplinan.
6. Belum optimalnya penggunaan teknologi informasi.
7. Hasil penjaringan kesehatan belum di tindak lanjuti.
8. Terbatasnya jumlah dan kualitas tenaga pelaksana UKS di Puskesmas dan
sekolah.
9. Beban tugas petugas UKS belum merata.
10. Terbatasnya sarana dan prasarana (KMS, UKS Kit, Ruang UKS, dan lain-lain).
11. Rendahnya PHBS dan tingginya persentase perilaku berisiko terutama
kebiasaan merokok (56,3%).
12. Asuransi kesehatan belum mencakup semua peserta didik.
13. Kepmenkes No. 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang faktor risiko Lingkungan
Sekolah belum di implementasikan.
Peluang:
1. Wilayah tidak terlalu luas dan penduduk tidak terlalu banyak.
2. Adanya Forum SKPD sebagai wadah koordinasi, advokasi dan kemitraan, dan
sponsor lembaga swasta.
3. Maksimalisasi BOS, BOK Bantuan Sosial APBD, Anggaran dekonsentrasi APBN.
4. Melaksanakan pelatihan dan kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Institusi
Pendidikan Kesehatan.
5. Mengupayakan reward bagi pengelola TP UKS.
6. Menyempurnakan kurikulum kesehatan berkerjasama dengan Perguruan
Tinggi.
7. Mengembangkan media promosi kesehatan di sekolah dengan media visual
dan peran aktif peserta didik.
8. Mewajibkan sekolah untuk melaksanakan Pendidikan Kesehatan (Trias UKS).
Tantangan:
1. Mobilitas dan kepadatan penduduk yang tinggi.
2. Masih terjadi pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan bidang
kesehatan dan produk hukum lain.
3. Faktor Lingkungan kurang baik yang menyebabkan terjadinya penyakit DBD,
leptospirosis, diare, hepatitis A, flu burung, TBC.
4. Beban ganda penyakit yang diderita masyarakat.
71 73
Rencana Intervensi melalui 7 strategi dan kegiatan masing-masing strategi.
72
74
4. Memantapkan peran serta peserta didik dalam pelaksanaan UKS:
a. Melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
b. Memantapkan peran peserta didik dalam penjaringan dan pemeriksaan
kesehatan berkala pada Trias UKS.
c. Mendorong Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen pengubah.
d. Mendorong kerjasama organisasi peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan
UKS.
e. Mengembangkan program dari siswa untuk siswa.
5. Meningkatkan peran kepala sekolah, guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah:
a. Menyempurnakan SK pembentukan Tim Pelaksana UKS.
b. Meningkatkan koordinasi TP UKS Kecamatan untuk optimalisasi tenaga
yang ada di TP UKS Kecamatan.
c. Mengsinkronkan kegiatan dan perencanaan UKS di tingkat Kecamatan.
d. Melaksanakan optimalisasi dan intensifikasi koordinasi di TP Kecamatan
untuk mencapai target/indikator kinerja akselerasi.
e. Meningkatkan peran Kepala Sekolah dan guru dalam penjaringan
kesehatan.
f. Memfasilitasi peran guru memberikan materi PHBS dan kompetensi
psikososial.
g. Mendorong peran orang tua dalam memantau PHBS dan kompetensi
psikososial.
h. Meningkatkan peran Komite Sekolah, masyarakat dan Kelurahan Siaga.
73 75
7. Memfasilitasi kearifan lokal (local wisdom):
a. Jaminan pembiayaan tindak lanjut penjaringan kesehatan dan peserta didik
yang mengalami kecelakaan bersepeda oleh Jamkesda melalui Perwali No.
57 tahun 2012.
b. Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah (Selang
Semutlis) untuk kebersihan lingkungan kelas dan sekolah yang dilakukan
peserta didik.
c. Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (Sego Segawe) untuk
melestarikan transportasi tradisional menggunakan sepeda yang ramah
lingkungan dan sarat kegiatan fisik (Gerakan oleh peserta didik, pegawai
dan karyawan).
d. Penanganan peserta didik yang menderita gizi buruk dan gizi lebih di
Rumah Pemulihan Gizi (RPG) berdasarkan rujukan dari puskesmas.
e. Pengelolaan Lingkungan dengan metode reuse, recycle terhadap sampah
dan limbah limbah sekolah terutama air bekas wudlu, serta pemanfaatan
biopori sebagai resapan air.
f. Komunitas antar peserta didik bertujuan mengembangkan Yogya Sehat
Tanpa Tembakau (JSTT).
g. Upaya mencegah penyakit DBD dengan mengganti bak mandi/
penampungan air dengan ember dilengkapi kran untuk mengurangi
populasi jentik.
h. Peningkatan jejaring informasi UKS pada pelaporan antar Tim Pelaksana
UKS, TP UKS Kecamatan dan TP UKS Kota.
i. Pemanfaatan pendekatan keagamaan untuk pesan PHBS dan kompetensi
psikososial aktivitas: Pesantren Kilat di Sekolah; Kantin Kejujuran; Lomba
MTQ Sekolah; PKPR di Pondok Pesantren; Pelayanan psychologi klinis di
Puskesmas se Kota Yogyakarta termasuk bagi anak usia sekolah.
j. Memfasilitasi pelaksanaan inovasi lokal yang berpotensi untuk
dikembangkan menjadi kearifan lokal:
1) Memaksimalkan pemanfaatan CSR: RS Mata YAP bagi siswa Low Vision;
Etika Berlalulintas dengan Astra Motor; Bantuan kaca mata dengan
Rotary Club; Cuci Tangan dengan Tupperware; PHBS Sekolah dengan
Persada/Unilever.
2) Meningkatkan peran institusi pendidikan kesehatan dengan MoU
antara: SMPN 1 – FK UGM (NAPZA, PHBS); (KAHMI – SMPN 1 Pelestarian
Lingkungan Hidup); Stikes Aisyiah dengan Sekolah Muhammadiyah
3) Melibatkan institusi pelayanan kesehatan/praktik swasta: SMP N 1 –
PKU Muhammadiyah, Bethesda, Panti Rapih).
4) Mendorong UKS mandiri di sekolah swasta, antara lain: SD
Muhammadiyah Wirobrajan 3; SD Suronatan; SD Budya Wacana; SMA
74
76
Muhammadiyah I Yogyakarta ; SMP Muhammadiyah 3 Wirobrajan;
5) Memanfaatkan budaya lokal.
6) Mendorong lomba kreatif terkait kesehatan, seperti: Lomba Orasi
Berhenti Merokok untuk SMP; Lomba Orasi Peduli HIV/AIDS untuk
SMA; Lomba design STIKER untuk SMP; Lomba Krida SBH untuk SMP
dan SMA (Design poster dengan komputer; Lomba Jelajah Krida (5
Krida); Lomba PPGD; Lomba Menggambar untuk SD dan SMP.
7) Mencetuskan Petisi Pelajar “Remaja Sehat Bebas Rokok”.
8) Merumuskan kesepakatan “Gaya Hidup Sehat untuk Generasi Muda”.
9) Melaksanakan sarasehan Kesehatan Remaja untuk SMA/K.
10) Melaksanakan penyuluhan Reproduksi di Pondok Pesantren.
11) Mengembangkan posyandu remaja dengan sistim 5 meja yang
mengutamakan penyuluhan dan pendidikan “Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja” sekaligus sebagai pengkaderan bidang kesehatan.
12) Mengembangkan gerakan Laskar Berlian (Laskar Bersih Lingkungan Anti
Nyamuk), yang melaksanakan pemantauan jentik untuk meningkatkan
ABJ dan mencegah DBD yang dilakukan oleh peserta didik di lingkungan
sekolah (Kecamatan Danurejan).
13) Memanfaatkan radio sebagai media informasi, untuk mengembang-
kan pendidikan kesehatan sesuai karakter peserta didik (SMA
Muhammadiyah 1).
14) Mengembangkan kantin sehat termasuk penyelenggaraan kantin
kejujuran bekerja sama dengan BPOM.
15) “Pemantauan Terpadu” bersama Kelurahan Siaga sebagai upaya untuk
pemantauan lingkungan, perilaku masyarakat dan peserta didik di
sekitar sekolah, termasuk upaya mencegah tawuran dan peredaran
NAPZA. (Kecamatan Gondokusuman).
75 77
Kisah Keberhasilan (Success Story) Kota Yogyakarta:
SEGOSEGAWE
Gema tentang “sego segawe” (sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe) adalah
salah satu ikon terbesar dari masyarakat kota Yogyakarta. Inovasi yang diluncurkan
pada Oktober 2008 ini merupakan gerakan sehat yang di inisiasi oleh masyarakat.
Segera setelah diluncurkan, terlihat antusiasme warga masyarakat Yogyakarta yang
ditandai dengan tumbuhnya berbagai komunitas bersepeda. Inilah bentuk apresiasi
positif masyarakat Yogyakarta terhadap gerakan yang membangkitkan kesadaran
untuk hidup lebih sehat dan sekaligus mencintai lingkungan bersih dengan polusi
minimal. Sepeda adalah solusi alternatif terbaik dan merupakan moda transportasi
jarak dekat pilihan, baik bagi anak sekolah maupun untuk pekerja. Sego Segawe
sekaligus juga merupakan gerakan untuk melestarikan transportasi tradisional
menggunakan sepeda yang ramah lingkungan dan sarat kegiatan fisik. Gerakan ini
dipelopori oleh peserta didik/anak usia sekolah, pegawai dan karyawan.
Sego Segawe adalah gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana, khususnya
bagi generasi muda. Sego Segawe bukan untuk mengembalikan Yogya sebagai kota
sepeda, melainkan mendorong Yogya menjadi kota yang lebih humanis dan ramah
lingkungan. Sego Segawe bukan program, tapi merupakan gerakan berbudaya
yang didukung oleh banyak komunitas. Sebagai suatu gerakan bila ditemukan
banyak orang yang menggandrungi kegiatan ini karena sesuai dengan visi mereka,
tentu akan sangat berdampak positif terhadap kesinambungan pelaksanaannya.
Gerakan ini bersifat massal dan bukan perorangan, namun sebagian dari mereka
yang memiliki kemampuan leadership tinggi, diharapkan mampu menggerakkan
sebagian besar orang lainnya, dan ketokohan mereka diharapkan mampu
mempengaruhi orang banyak. Nilai ini harus digerakkan banyak pihak yang akan
terus mengobarkan semangat Sego Segawe.
76
78
kesehatan bagi: penyandang cacad (disable), Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak/
Balita (DDTKA/B), Penjaringan Anak Sekolah, HIV/AIDS/B20, TB Paru, Kusta, KDRT,
Korban Kerusuhan, Lansia, KtP/A, YES 118, dan Sego segawe. Penjaminan pelayanan
kesehatan bagi anak usia sekolah melalui Jamkesda merupakan kebijakan utama
Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertujuan mengurangi risiko dan beban biaya
akibat dari aktivitas Segosegawe termasuk tindak lanjut terhadap hasil penjaringan/
screening anak sekolah misalnya: gigi, penglihatan, pendengaran, dan sebagainya.
Moda transportasi untuk Sego Segawe adalah sepeda, meskipun Yogya punya
becak dan andong yang sama-sama ramah lingkungan. Andong dan becak
merupakan transportasi umum, sehingga penggunaan becak dan andong juga
harus di dorong, karena keduanya merupakan bagian dari moda transportasi yang
ramah lingkungan. Tujuan utama sego segawe adalah menjadikan sepeda sebagai
alternatif moda transportasi jarak dekat. Kalau misalnya untuk menempuh jarak
yang hanya sejauh 2-3 kilometer saja, dan cuaca enak serta tidak hujan, tentu lebih
baik naik sepeda.
Sego Segawe bagi anak sekolah adalah bicara nilai, dan butuh dukungan orang tua.
Coba bayangkan bila ada orangtua yang sampai membelikan sepeda motor untuk
anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Apa filosofi di balik itu? Ya, orangtua
sudah mengajari anak melanggar hukum, karena anak SMP tidak mungkin punya
SIM. Bagi kita penanaman sadar hukum adalah bahwa hukum itu tidak untuk
pribadi, hukum itu untuk keseimbangan sosial, pengaturan ketertiban sosial. Tapi
kalau mulai SMP sudah diajari melanggar hukum, terus bagaimana? Dan yang jauh
lebih penting bagi generasi muda adalah membentuk karakter kesederhanaan.
Karakter anak yang nanti akan menjadi pemimpin, harus mampu menghargai apa
yang dikerjakan, bukan menghargai atau menghormati orang lain dari apa yang
dikenakan dan apa yang dikendarai.
Kecintaan warga Yogya terhadap gerakan Sego segawe, terlihat dengan tumbuhnya
banyak komunitas sepeda dan juga maraknya berbagai event kebersamaan
menggunakan sepeda. Ini adalah bukti keberhasilan gerakan sego segawe. Berbagai
event ini dikemas dalam kegiatan “Fun Bike” yang mendapatkan dukungan
dan respon yang baik dari berbagai kelompok swasta/dunia usaha, instansi
pemerintahan, sekolah, akademisi, komunitas di masyarakat. Penyelenggaraan
event “Fun Bike” yang dilaksanakan pada hampir setiap minggu/hari libur di segenap
penjuru kota Yogyakarta, biasanya berkolaborasi dengan tampilan kreativitas
budaya masyarakat. Gerakan ini diperkuat dengan dijadikannya “Yogyakarta kota
yang berwawasan lingkungan” sebagai bagian dari visi pembangunan jangka
panjang dan menengah Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal ini dituangkan dalam
77 79
dokumen resmi yang di syahkan oleh DPRD, yang berarti bahwa ini adalah cita-cita
kota, dan cita-cita bersama seluruh masyarakat kota Yogyakarta.
Pada akhirnya masalah pemanasan global yang pasti akan berdampak pada semua
makhluk di planet bumi ini, ini menjadi tanggung jawab semua orang planet bumi.
Sedangkan dari segi agama ada ayat yang mengingatkan agar manusia jangan
sampai meninggalkan generasi yang lemah di kemudian hari. Ini berarti bahwa
sesungguhnya kita wajib mewariskan sesuatu yang lebih baik, termasuk lingkungan
dengan polusi minimal untuk generasi yang akan datang. Dengan konsep sego
segawe diharapkan kualitas lingkungan Yogya haruslah menjadi lebih baik, lebih
baik, dan lebih baik lagi … SEGO SEGAWE maju terus, Salam Yogya, Indonesia Jaya.
78
80
Foto-foto kegiatan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di Yogyakarta:
SEGOSEGAWE gerakan anak usia sekolah, pegawai dan masyarakat di Kota Yogyakarta
menumbuhkembangkan komunitas bersepeda dan membudayakan gaya hidup sehat dengan
beraktivitas serta moda transportasi ramah lingkungan.
Budaya Selang Semutlis (Sebelum Pulang Sepuluh Menit Untuk Lingkungan Sekolah) sebagai
upaya implementasi PHBS di Sekolah bagi anak didik menanmkan kebiasaan terus menerus
yang berdampak positif pada perilaku anak didik, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
Implementasi budaya Selang Semutlis antara lain Sekolah Bebas Jentik Nyamuk DBD (ABJ 100
%) dan kondisi sanitasi terutama kamar mandi dan jamban bersih tanpa adanya risiko jentik
nyamuk, yang ditandai dengan label “Bebas Jentik Nyamuk DBD”. Pemantauan dilakukan setiap
hari sebelum pulang sekolah oleh siswa.
79 81
82
VI. PENUTUP
Masalah kesehatan yang dihadapi anak usia sekolah saat ini dan masa depan adalah masalah
higiene perorangan pada periode pra-remaja dan masalah perilaku berisiko pada periode remaja
yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan fisik, mental dan sosial, perlilaku guru, orang tua dan
masyarakat. Penyelesaiannya memerlukan penanganan terpadu melalui kerjasama multisektoral
dan multi dimensional dengan intervensi utama pada aspek promotif dan preventif yang didukung
upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara komprehensif.
Anak usia sekolah merupakan calon orang tua, tenaga kerja dan pemimpin dimasa depan. Ini
berarti bahwa kepada merekalah kendali kualitas bangsa ini akan diserahkan. Oleh karena itu, sejak
dini mereka harus dipersiapkan dengan sebaik – baiknya agar dapat diharapkan menjadi sumber
daya manusia yang berkualitas sehingga mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik dan
bermartabat.
Untuk mewujudkannya tentu bukanlah merupakan hal yang mudah, melainkan memerlukan kerja
keras dan dukungan semua pihak, mulai dari penentu kebijakan, semua pemangku kepentingan,
pengelola program, masyarakat sekolah, swasta, LSM dan masyarakat secara keseluruhan.
Intervensi yang dilakukan melalui UKS selama ini, ternyata masih belum memberikan hasil yang
memadai. Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS yang dieksekusisecara sungguh-sungguh,
merupakan upaya terobosan dalam rangka mempercepatproses untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berkualitas tersebut.
Akhirnya keberhasilan UKS termasuk Pelaksanaan Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS di
suatu daerah, antara lain akan sangat tergantung pada seberapa besar perhatian dan komitmen
penentu kebijakan dan pengambil keputusan di daerah tersebut.
80 83
DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1. Departemen Kesehatan & Kesos RI, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Pedoman
Kemitraan Lintas Sektor dalam Pembinaan Usia Lanjut bagi Petugas Kecamatan, 2001
2. Depertemen Kesehatan RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Pelaksanaan
Pendidikan Ketrampilan Hidup Sehat (PKHS) Bagi Petugas Kesehatan, Tahun 2004.
3. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.
4. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Lanjutan, Tahun 2010.
5. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Gizidan Kesehatan Ibu dan Anak,Pedoman
untuk Tenaga Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
dan Pondok Pesantren, 2011.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan,
Tahun 2011.
7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Pedoman
Pelaksanaan UKS di Sekolah, Jakarta, 2012.
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar , Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta, 2012.
9. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/
SKB/VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26 Tahun 2003; tanggal 23 Juli 2003, tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah;
10. Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, Tahun 2010.Jakarta
2004.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.
12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan
81
84
TIM PENYUSUN:
PENASEHAT
DIrektur Bina Kesehatan Anak Dirjen Gizi KIA,
Kementerian Kesehatan RI
KONSULTAN
dr. Anasrul Said Rahman
TIM PENYUSUN
drg. Ratna Kirana, MS
drg. Melly Juwitasari, MKM
Childa Maisni, SKM, M.Kes
Dhito Pemi Aprianto, SKep
KONTRIBUTOR
Drs Abdul Mu’in (Kementerian Agama RI)
Drs Win Untoro (Kementerian Dalam Negeri)
Purwadi, SKep (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta)
Triswanto SKM (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
Syaifuddin SPd (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Rakean Sundaya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Ir Chandra Rudyanto MPH (Pusat Promosi Kesehatan Kemkes)
TIM SEKRETARIAT
Bayu Wijayanto
82 85
LAMPIRAN
83
86
LAMPIRAN 1
84 87
88
LAMPIRAN 2
Tanggal
Nama Sekolah/Madrasah
Alamat Sekolah/Madrasah
Kecamatan/Kabupaten/Kota
Provinsi
No. Telp/Fax
Email
85 89
PEMBINAAN UKS DI SEKOLAH/MADRASAH
1. KAJIAN SITUASI
Kajian Situasi AKTUAL
Y T
1.1 Kebijakan Sekolah
Apakah sekolah/madrasah memiliki:
1.1.1 Visi, Misi, dan program sekolah mendukung pelaksanaan UKS?
1.1.2 SK Tim Pelaksana (Tim Pelaksana) UKS?
1.1.3 Program kerja UKS?
1.2 Ketersediaan Data
Apakah Sekolah/Madrasah memiliki data tentang:
1.2.1 Jumlah peserta didik laki-laki dan perempuan?
1.2.2 Materi kesehatan yang diajarkan melalui intrakurikuler, ekstra-
kurikuler, Masa Orientasi Siswa, dan Muatan Lokal?
1.2.3 Jumlah kader kesehatan sekolah/madrasah (dokter kecil/kader
kesehatan remaja/konselor sebaya)?
1.2.4 Guru Pembina UKS terlatih?
1.2.5 Guru BP terlatih?
1.2.6 Hasil penjaringan kesehatan?
1.2.7 Tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan?
1.2.8 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penjar-
ingan kesehatan?
1.2.9 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pemer-
iksaan berkala?
1.2.10 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka BIAS?
1.2.11 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka penyu-
luhan kesehatan?
1.2.12 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pembi-
naan lingkungan sekolah sehat?
1.2.13 Kunjungan tenaga kesehatan puskesmas dalam rangka pe-
layanan kesehatan lainnya?
1.2.14 5 penyakit terbanyak anak usia sekolah dan remaja berdasar-
kan hasil penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan
berkala?
1.3 Sarana dan Prasarana mengacu pada standar UKS paripurna
Apakah sekolah/ madrasah memiliki:
86
90
1.3.2 Kantin Sehat?
1.3.3 Rekapitulasi absen dan persentase absen peserta didik karena
sakit?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 20
Tingkat pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di sekolah/madrasah ada:
2.1.1 Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Pelaksana UKS?
PROSES
Apakah pernah dilaksanakan:
2.1.2 Rapat internal yang membahas tentang Penyusunan rencana
kerja UKS?
2.1.3 Rapat koordinasi Tim Pelaksana UKS?
OUTPUT
Apakah:
2.1.4 Ada Program Kerja UKS?
2.1.5 Program Kerja UKS masuk dalam Rencana Kerja Sekolah (RKS)
dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS)?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 5
Tingkat Pencapaian ... %
87 91
2.2 PENINGKATAN KEMAMPUAN, PERAN, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB
KELEMBAGAAN DAN KOMPETENSI PERSONIL TP UKS
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di sekolah/madrasah memiliki:
2.2.1 Program Kerja UKS?
PROSES
Apakah sekolah/madrasah:
2.2.2 Pernah melaksanakan Rapat Tim Pelaksana UKS?
2.2.3 Memiliki rencana kerja tentang UKS?
2.2.4 Melaksanakan program kerja sesuai rencana?
OUTPUT
Apakah sekolah/madrasah membuat dan mengirimkan:
2.2.5 Laporan hasil kegiatan?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 5
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sekolah/madrasah memiliki:
2.3.1 Guru Pembina UKS terlatih?
2.3.2 Dokter kecil atau kader kesehatan remaja terlatih?
2.3.3 Konselor sebaya terlatih?
2.3.4 Kepala Sekolah yang telah mengikuti orientasi atau sosialisasi
tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.3.5 Kepala Sekolah mengikuti orientasi/sosialisasi UKS?
2.3.6 Guru yang mengikuti pelatihan UKS?
2.3.7 Peserta didik yang mengikuti pelatihan dokter kecil atau kader
kesehatan remaja?
2.3.8 Peserta didik yang mengikuti pelatihan konselor sebaya?
88
92
OUTPUT
Apakah sekolah/madrasah ini memiliki:
2.3.9 Kepala Sekolah yang aktif mengkoordinir pelaksanaan UKS?
2.3.10 Guru yang aktif berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.3.11 Jumlah dokter kecil atau kader kesehatan sekolah 10 % dari
jumlah peserta didik?
2.3.12 Jumlah konselor sebaya mencapai 10 % jumlah peserta
didik?
Hasil Penilaian Nilai Aktual 12
Tanggal: Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah peserta didik:
2.4.1 Ada yang sudah dilatih sebagai dokter kecil, kader keseha-
tan remaja, konselor sebaya?
2.4.2 Difasilitasi guru untuk memilih kegiatan yang ada di UKS
sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler?
2.4.3 Dimotivasi guru untuk menjadi kader kesehatan sekolah
(dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor se-
baya)?
PROSES
Apakah dokter kecil atau kader kesehatan remaja, dan
konselor sebaya sudah berperan aktif:
2.4.4 Mempersiapkan pelaksanaan penjaringan kesehatan, pe-
meriksaan berkala, dan pelayanan kesehatan lain?
2.4.5 Dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan
berkala, dan pelayanan kesehatan lain sesuai kapasitasnya?
2.4.6 Sebagai penerima curhat dan motivator bagi teman se-
bayanya?
2.4.7 Sebagai kader kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya
(misalnya kader posyandu)?
89 93
2.4.8 Dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan
UKS di sekolah masing-masing?
OUTPUT
Apakah dokter kecil atau kader kesehatan remaja, dan kon-
selor sebaya bersama tenaga kesehatan melaksanakan:
2.4.9 Penjaringan kesehatan untuk semua peserta didik kelas
1,kelas 7 atau kelas 10?
2.4.10 Pemeriksaan kesehatan berkala untuk semua kelas?
2.4.11 Kegiatan pelayanan kesehatan lain (misalnya Bulan Immu-
nisasi Anak Sekolah (BIAS), pemberian Makanan tambah-
an anak sekolah(PMT AS), Usaha kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS))?
2.3.12 Jumlah konselor sebaya mencapai 10 % jumlah peserta
didik?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sekolah/madarasah memiliki:
2.5.1 Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosial-
isasi UKS?
2.5.2 Guru Pembina UKS yang sudah dilatih?
2.5.3 Komite sekolah yang tersosialisasi UKS?
2.5.4 Masyarakat sekolah yang mendukung kegiatan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini ada:
2.5.5 Kepala Sekolah mengikuti pelatihan/orientasi?
2.5.6 Guru yang mengikuti pelatihan?
2.5.7 Masyarakat sekolah lainnya termasuk petugas kantin seko-
lah yang mengikuti pelatihan/orientasi?
90
94
2.5.8 Sosialisasi dan advokasi terhadap komite sekolah termasuk
dewan penyantun, untuk mendapatkan dukungan pelaksa-
naan kegiatan UKS?
2.5.9 Sosialisasi/orientasi UKS terhadap masyarakat di sekitar
sekolah?
OUTPUT
Apakah Kepala Sekolah, guru, orangtua peserta didik, dan
masyarakat yang sudah dilatih/diorientasi berperan aktif
pada persiapan dan pelaksanaan:
2.5.10 Penjaringan kesehatan?
2.5.11 Pemeriksaan kesehatan berkala?
2.5.12 Pelayanan Kesehatan lain?
2.5.13 Pendidikan Kesehatan?
2.5.14 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat?
2.5.15 Pemanfaatan media tradisional, acara keagamaan untuk
penyampaian pesan kesehatan?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 15
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sudah dilakukan inventarisasi:
2.6.1 Mitra potensial dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS?
2.6.2 Orang tua peserta didik yang memiliki potensi untuk men-
dukung pelaksanaan UKS (misalnya dokter atau tenaga
kesehatan lain, pengusaha, pengurus LSM)?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.6.3 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)?
91 95
2.6.4 Fasilitasi terhadap organisasi masyarakat (misalnya, PKK,
NU, Muhammadiyah), organisasi/wadah pemuda (misaln-
ya, karang taruna, remaja masjid, remaja gereja), institusi
pendidikan kesehatan agar memberikan dukungan pelaksa-
naan?
2.6.5 Pemanfaatan pertemuan Komite Sekolah untuk membahas
UKS?
2.6.6 Pendekatan kepada orang tua peserta didik dan alumni
sekolah yang berpotensi membantu pelaksanaan UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir:
2.6.7 Ada dunia Usaha yang membantu pelaksanaan UKS meng-
gunakan CSR?
2.6.8 Ada LSM dan organisasi masyarakat yang membantu pelak-
sanaan UKS?
2.6.9 Ada institusi pendidikan kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.10 Ada orang tua peserta didik yang berperan aktif dalam
pelaksanaan UKS?
2.6.11 Komite Sekolah berperan aktif dalam perencanaan, pelak-
sanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah:
2.7.1 Sudah dilakukan inventarisasi potensi pengembangan ke-
arifan lokal, misalnya perusahaan swasta; Bank Swasta dan
Pemerintah; BUMN dan BUMD; institusi pendidikan kes-
ehatan; institusi pelayanan kesehatan; dokter dan bidan
praktik swasta; yang dapat dilibatkan dalam pelaksanaan
UKS?
92
96
2.7.2 Ada seni tradisional dan acara keagamaan yang dapat di-
fasilitasi untuk berperan dalam penyebarluasan UKS?
2.7.3 Kegiatan rutin yang dapat disisipkan materi kesehatan
untuk peserta didik?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.4 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Kesehatan; Institusi pelayanan kesehatan; dokter, bidan,
perawat praktik swasta; Seni tradisional; dan tokoh agama,
yang memiliki potensi untuk berperan dalam pelaksanaan
UKS?
OUTPUT
Apakah pelaksanaan UKS di sekolah/madrasah:
2.7.5 Dibantu dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank,
BUMN, BUMD)?
2.7.6 Dibantu sekolah atau Institusi Pendidikan Tenaga Keseha-
tan; institusi pelayan kesehatan; dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.7 Dilakukan secara mandiri dan tetap berkoordinasi dengan
Puskesmas?
2.7.8 Dibantu orang tua peserta didik yang berprofesi sebagai
tenaga kesehatan?
2.7.9 Didukung oleh kebijakan inovatif sekolah yang mempunyai
daya ungkit terhadap pencapaian UKS?
2.7.10 Didukung oleh budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan
yang dimanfaatkan untuk penyebarluasan pesan tentang
kesehatan dalam rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 10
Tingkat Pencapaian ... %
93 97
Rekapitulasi Hasil Penilaian:
1. Kajian Situasi 20
2. Memperkuat dasar hukum 5
3. Meningkatkan kemampuan kelembagaan 5
dan kompetensi personil TP UKS
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas 12
tenaga terlatih UKS
5. Memantapkan peran aktif peserta didik 11
dalam pelaksanaan UKS
6. Meningkatkan peran kepala sekolah, 15
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
7. Memperkuat kemitraan dan peran serta 11
masyarakat
8. Memfasilitasi kearifan lokal (local wis- 10
dom)
89
94
98
LAMPIRAN 3
Tanggal
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim Pembina
(TP) UKS Kecamatan.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen kegiatan
berikut ini. Beri tanda ceklist (√)pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T) sesuai den-
gan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).
95 99
PEMBINAAN UKS DI TINGKAT KECAMATAN
1. KAJIAN SITUASI
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah selama ini sudah ada:
2.1.1 Surat Keputusan Camat tentang TP UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Camat tentang sekretariat TP UKS?
96
100
2.1.3 Kebijakan Camat tentang pelaksanaan UKS seperti Surat Edaran
Camat tentang pelaksanaan UKS dan Akselerasi Pembinaan dan
Pelaksanaan UKS; kepada TP UKS, semua pemangku kepentin-
gan, dan sekolah?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilaksanakan:
2.1.4 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningkatan
dasar hukum pelaksanaan UKS?
OUTPUT
Dalam setahun terakhir apakah ada:
2.1.5 Penerbitan Surat Keputusan Camat tentang pelaksanaan UKS;
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS; dan TP UKS?
2.1.6 Surat edaran dari Camat tentang pelaksanaan UKS termasuk
akselerasi pembinaan dan pelaksanaan UKS, kepada TP UKS,
seluruh pemangku kepentingan dan sekolah?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 6
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di Kecamatan ini:
2.2.1 TP UKS sudah terbentuk?
2.2.2 Sekretariat TP UKS sudah terbentuk?
PROSES
Apakah TP UKS Kecamatan:
2.2.3 Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/tahun?
2.2.4 Memiliki rencana kerja?
2.2.5 Melaksanakan Rapat Koordinasi Tahunan UKS?
2.2.6 Memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah TP UKS Kecamatan:
2.2.7 Melakukan pembinaan ke sekolah dan madrasah?
97 101
2.2.8 Memiliki personil yang mendukung kegiatan kesekretariatan TP
UKS?
2.2.9 Berhasil membentuk dan memfungsikan Tim Pelaksana UKS di
semua sekolah dan madrasah?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 9
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data tentang:
2.3.1 Jumlah tenaga kesehatan terlatih UKS dan PKPR?
2.3.2 Jumlah guru, dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor
sebaya terlatih?
2.3.3 Jumlah Kepala Sekolah yang telah mengikuti orientasi atau so-
sialisasi tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.3.4 Orientasi/sosialisasi kepada Kepala Sekolah?
2.3.5 Pelatihan guru pembina UKS?
2.3.6 Orientasi, on the job training, dan pelatihan kalakarya untuk
petugas kesehatan pelaksana UKS dan PKPR Puskesmas?
2.3.7 Pelatihan dokter kecil di sekolah?
2.3.8 Pelatihan dokter kecil di madrasah?
2.3.9 Pelatihan kader kesehatan remaja/konselor sebaya di sekolah
2.3.10 Pelatihan kader kesehatan remaja/konselor sebaya di madra-
sah?
2.3.11 Orientasi pengelola kantin di sekolah?
2.3.12 Orientasi pengelola kantin di madrasah?
2.3.13 Orientasi Orang Tua peserta didik tentang UKS dan kesehatan
OUTPUT
Adakah ada data tentang jumlah tenaga yang dilatih atau di
orientasi dalamsetahun terakhir?:
2.3.14 Kepala Sekolah yang telah di orientasi dan sosialisasi?
98
102
2.3.15 Guru yang dilatih UKS?
2.3.16 Tenaga kesehatan Puskesmas yang dilatih UKS?
2.3.17 Tenaga kesehatan Puskesmas yang dilatih PKPR?
2.3.18 Dokter kecil di sekolah?
2.3.19 Dokter kecil di madrasah?
2.3.20 Kader kesehatan remaja/Konselor sebaya di sekolah?
2.3.21 Kader kesehatan remaja/Konselor sebaya di madrasah?
2.3.22 Pengelola kantin sekolah yang telah di orientasi?
2.3.23 Pengelola kantin madrasah yang telah di orientasi?
2.3.24 Orang tua peserta didik yang diorientasi tentang UKS atau kese-
hatan?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 24
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data peserta didik:
2.4.1 Yang sudah pernah dilatih sebagai dokter kecil?
Yang sudah pernah dilatih sebagai kader kesehatan remaja/kon-
selor sebaya?
PROSES
Apakah TP UKS Kecamatan memfasilitasi sekolah dan madrasah
untuk:
2.4.4 Mempersiapkanpelaksanaan penjaringan kesehatan, pemerik-
saan berkala, dan pelayanan kesehatan lain?
2.4.5 Meningkatkan peran aktif dokter kecil, kader kesehatan remaja/
konselor sebaya dalam pelaksanaan penjaringan kesehatan, pe-
meriksaan berkala, dan pelayanan kesehatan lain sesuai kapasi-
tasnya?
2.4.6 Mendorong kader kesehatan sekolah/konselorsebaya berperan
sebagai penerima curhat dan motivator bagi teman sebaya?
2.4.7 Peran aktif kader kesehatan di lingkungan tempat tinggal (misal-
nya kader posyandu balita)?
99 103
OUTPUT
Apakah semua sekolah telah melibatkan kader kesehatan seko-
lah (dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konselor sebaya)
dan peserta didik dalam hal:
2.4.8 Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.9 Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berkala?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lain
(misalnya Bulan Immunisasi Anak Sekolah, pemberian PMT AS)?
2.4.11 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan UKS di sekolah
masing-masing?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data-data tentang:
2.5.1 Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosialisasi
UKS?
2.5.2 Guru pembina UKS yang sudah dilatih?
2.5.3 Kepala sekolah, guru, Komite sekolah, pengelola kantin sekolah
yang yang sudah mengikuti orientasi atau sosialisasi tentang UKS
atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini ada:
2.5.4 Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala Sekolah tentang UKS?
2.5.5 Pelatihan terhadap guru pembina UKS?
2.5.6 Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru, komite
sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:
2.5.7 Kepala Sekolah yang sudah di orientasi telah membentuk dan
memfungsikan Tim Pelaksana UKS?
100
104
2.5.8 Guru yang sudah dilatih UKS aktif mempersiapkan dan memban-
tu pelaksanaan Penjaringan kesehatan, Pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
2.5.9 Semua Komite Sekolah telah berperan aktif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi UKS ?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 9
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sudah dilakukan inventarisasi:
2.6.1 Mitra potensial dalam pembinaan dan pelaksanaan UKS?
2.6.2 Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advo-
kasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.6.3 Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi
UKS?
2.6.4 Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
2.6.5 Kerjasama dengan LSM dan Swasta?
2.6.6 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Corporate Social Responsibility (CSR)?
2.6.7 Kerjasama dengan media massa (misal TV, radio, koran,
majalah)
2.6.8 Kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan (misalnya:
PKK, NU, Muhammadiyah)?
2.6.9 Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada
di masya-rakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
2.6.10 Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(missal nya Akademi keperawatan, Akademi kebidanan,
FKM, STIKES)?
101 105
2.6.11 Surat edaran kepada semua sekolah agar memanfaatkan
pertemuan Komite Sekolah untuk membahas UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.12 Kegiatan UKS masuk APBD berdasarkan usulan Musren-
bang?
2.6.13 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.14 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS ?
2.6.15 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengemban-
gan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan terma-
suk CSR?
2.6.16 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi tentang
UKS?
2.6.17 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelak-
sanaan UKS?
2.6.18 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.19 Sekolah swasta/negeri yang melaksanakan UKS secara
mandiri dan tetap berkoordinasi dengan Puskesmas?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 19
Tingkat Pencapaian ...%
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengemban-
gan kearifan lokal tentang:
2.7.1 Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD?
2.7.2 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang dapat dilibat-
kan dalam pelaksanaan UKS?
102
106
2.7.3 Sekolah swasta dan negeri yang berpotensi melaksanakan
UKS mandiri?
2.7.4 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya dalam pelak-
sanaan UKS?
2.7.5 Media massa nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Ka-
bar, Majalah, media tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan informasi UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.6 Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya: perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya: sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
2.7.7 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksa-
naan UKS?
2.7.8 Pendekatan dan sosialisasi kepada Sekolah Swasta dan
Negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS Mandiri?
2.7.9 Pendekatan dan sosialisasi pada Institusi pelayanan kes-
ehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, berperan
dalam UKS?
2.7.10 Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal
(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradision-
al) yang dapat berperan dalam penyebarluasan informasi
UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.11 Dunia usaha (misal: perusahaan swasta, Bank, BUMN/
BUMD) yang aktif membina UKS (misalnya sebagai bapak
angkat, membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan
prasarana UKS)?
2.7.12 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berper-
an dalam pelaksanaan UKS?
2.7.13 Sekolah Swasta/Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri?
103 107
2.7.14 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat prak-
tik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.15 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Ka-
bar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan informasi UKS?
2.7.16 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terh-
adap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.17 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaat-
kan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
104
108
LAMPIRAN 4
Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim
Pembina UKS Kabupaten/Kota.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen
kegiatan berikut ini. Beri tanda ceklist (√)pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T)
sesuai dengan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).
105 109
PEMBINAAN UKS DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. KAJIAN SITUASI
106
110
2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah selama ini sudah ada:
2.1.1 Peraturan di Daerah (Perda Kabupaten/Kota, Peraturan
Bupati/Walikota) yang mengatur pelaksanaan UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang pelaksanaan UKS
dan TP UKS?
2.1.3 Kebijakan Bupati/Walikota tentang pelaksanaan UKS sep-
erti Surat edaran dari Bupati/Walikota tentang UKS terma-
suk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada
seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilaksanakan:
2.1.4 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningka-
tan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.2.5 Advokasi terpadu kepada Bupati/Walikota dan DPRD Ka-
bupaten/ Kota untuk meningkatkan dasar hukum pelaksa-
naan UKS?
2.1.6 Pengajuan draft Surat Keputusan kepada Bupati/Walikota
tentang pelaksanaan UKS termasuk Akselerasi Pembinaan
dan Pelaksanaan UKS?
2.1.7 Pengajuan Rancangan Peraturan di Daerah (Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Bupati/Walikota)?
2.1.8 Pengajuan surat edaran dari Bupati/Walikota tentang UKS
termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, ke-
pada seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.1.9 Peraturan di Daerah (Perda Kabupaten/Kota, Peraturan
Bupati/Walikota) tentang pelaksanaan UKS?
2.1.10 Penerbitan Surat Keputusan Bupati/ Walikota tentang
pelaksanaan UKS; Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS; dan TP UKS?
107 111
2.1.11 Surat edaran dari Bupati/Walikota tentang pelaksanaan
UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS,
kepada seluruh pemangku kepentingan dan Camat?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di Kabupaten/Kota:
2.2.1 TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
2.2.2 Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
2.2.3 Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota UKS yang melibatkan
pemangku kepentingan dan TP UKS Kecamatan pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Kabupaten/Kota:
2.2.4 Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/ta-
hun?
2.2.5 Memiliki rencana kerja?
2.2.6 Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kecamatan?
2.2.7 Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kecamatan?
2.2.8 Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah:
2.2.9 Semua kecamatan sudah memiliki TP UKS?
2.2.10 Semua kecamatan sudah memiliki Sekretariat TP UKS?
2.2.11 Semua TP UKS dan Sekretariat TP UKS sudah berfungsi?
108
112
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data tentang:
2.3.1 Jumlah dan sebaran tenaga kesehatan terlatih UKS dan
PKPR?
2.3.2 Jumlah dan sebaran guru, dokter kecil, kader kesehatan
remaja, dan konselor sebaya terlatih?
2.3.3 Jumlah dan sebaran Kepala Sekolah yang telah mengikuti
orientasi atau sosialisasi tentang UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
2.3.4 Orientasi/sosialisasi tentang UKS kepada Kepala Sekolah
2.3.5 Pelatihan guru pembina UKS?
2.3.6 Pelatihan tenaga pelaksana UKS Puskesmas?
2.3.7 Pelatihan tenaga pelaksana PKPR Puskesmas?
2.3.8 Pelatihan dokter kecil?
2.3.9 Pelatihan Kader Kesehatan Remaja/Konselor Sebaya?
OUTPUT
Apakah:
2.3.10 Semua Kepala Sekolah telah mengikuti orientasi atau so-
sialisasi tentang UKS?
2.3.11 Semua sekolah sudah memiliki guru Pembina UKS terlatih?
2.3.12 Semua Puskesmas memiliki tenaga UKS terlatih?
2.3.13 Semua Puskesmas PKPR memiliki tenaga terlatih PKPR?
2.3.14 Semua sekolah memiliki dokter kecil, kader kesehatan
remaja?
2.3.15 Sekolah di bawah binaan Puskesmas PKPR memiliki konsel-
or sebaya?
109 113
Hasil Penilaian Nilai Aktual 15
Tanggal: Nilai Harapan
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di Kabupaten/Kota ini tersedia data tentang:
2.4.1 Sekolah yang memiliki dokter kecil?
2.4.2 Sekolah yang memiliki, kader kesehatan remaja,?
2.4.3 Sekolah yang memiliki konselor sebaya?
2.4.4 Sekolah yang memiliki dokter kecil, kader kesehatan rema-
ja 10 persen dari jumlah peserta didik?
PROSES
Apakah TP UKS kabupaten/kota memfasilitasi:
2.4.5 TP UKS kecamatan untuk berkoordinasi dalam memper-
siapkan pelaksanaan penjaringan kesehatan, pemeriksaan
berkala, dan kegiatan UKS lainnya?
2.4.6 TP UKS Kecamatan untuk berkoordinasi dalam rangka pen-
capaian target penjaringan kesehatan, pemeriksaan berka-
la dan kegiatan UKS lainnya?
2.4.7 TP UKS Kecamatan untuk meningkatkan peran serta kon-
selor sebaya/kader kesehatan sekolah sebagai penerima
curhat dan sebagai motivator bagi teman sebayanya?
2.4.8 TP UKS Kecamatan untuk meningkatkan peran serta kader
kesehatan di lingkungan tempat tinggal, misalnya kader
posyandu ?
OUTPUT
Apakah semua sekolah sudah melibatkan kader kesehatan
sekolah (dokter kecil, kader kesehatan remaja, dan konsel-
or sebaya) dan peserta didik, dalam hal:
2.4.9 Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berka-
la?
110
114
2.4.11 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lain (misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah, pemberian
PMT AS)?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 12
Tingkat Pencapaian ... %
2.5 PENINGKATAN PERAN KEPALA SEKOLAH, GURU, ORANG TUA DAN MAS-
YARAKAT SEKITAR SEKOLAH
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data tentang:
2.5.1 Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosial-
isasi UKS?
2.5.2 Guru Pembina UKS yang sudah dilatih?
2.5.3 Guru selain guru Pembina UKS, Komite sekolah, pengelola
kantin sekolah yang yang sudah mengikuti orientasi atau
sosialisasi tentang UKS atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini dilaksanakan:
2.5.4 Orientasi dan sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah?
2.5.5 Pelatihan guru Pembina UKS?
2.5.6 Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru,
komite sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS
atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:
2.5.7 Semua TP UKS Kecamatan dengan Kepala sekolah yang tel-
ah terorientasi UKS telah membentuk dan memfungsikan
Tim Pelaksana UKS?
2.5.8 Semua TP UKS Kecamatan dengan Guru Pembina UKS yang
sudah dilatih aktif mempersiapkan dan membantu pelak-
sanaan Penjaringan Kesehatan, Pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
111 115
2.5.9 Semua TP UKS Kecamatan dengan komite sekolah berperan
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 9
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sudah dilakukan inventarisasi:
2.6.1 Mitra potensial dalam pelaksanaan UKS?
2.6.2 Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advo-
kasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir pernah dilakukan:
2.6.3 Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi?
2.6.4 Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
2.6.5 Kerjasama dengan LSM dan Swasta?
2.6.6 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR)?
2.6.7 Kerjasama dengan media massa (misalnya TV, radio, koran,
majalah)?
2.6.8 Kerjasama dengan organisasi masyarakat (PKK, NU, Mu-
hammadiyah, pramuka dan lain-lain)?
2.6.9 Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada
di masyarakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
2.6.10 Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(misalnya Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan,
FKM, STIKES, Poltekes)?
112
116
2.6.11 Surat edaran kepada semua TP UKS Kecamatan agar se-
kolah memanfaatkan pertemuan Komite Sekolah untuk
membahas UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.12 Kegiatan UKS masuk dalam APBD berdasarkan usulan
melalui Musrenbang?
2.6.13 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.14 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS?
2.6.14 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengemban-
gan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan terma-
suk CSR?
2.6.15 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi UKS?
2.6.16 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelak-
sanaan UKS?
2.6.17 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.18 Sekolah swasta atau negeri yang melaksanakan UKS mandi-
ri di bawah koordinasi Puskesmas?
2.6.19 Sejumlah Komite Sekolah yang berperan aktif dalam peren-
canaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 19
Tingkat Pencapaian ... %
113 117
2.7 MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengemban-
gan kearifan lokal tentang:
2.7.1 Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD yang dapat dilibatkan dalam pembinaan dan
pelaksanaan UKS?
2.7.2 Institusi pendidikan tenaga Kesehatan yang dapat dilibat-
kan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.3 Sekolah Swasta dan Negeri yang berpotensi melaksanakan
UKS Mandiri di bawah koordinasi Puskesmas?
2.7.4 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya untuk pelak-
sanaan UKS?
2.7.5 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat
Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan informasi UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.6 Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
2.7.7 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan yang sudah berperan dalam pelaksa-
naan UKS?
2.7.8 Pendekatan dan sosialisasi kepada Sekolah Swasta dan
Negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS Mandiri
di bawah koordinasi Puskesmas?
2.7.9 Pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi pelayanan kes-
ehatan, dokter, bidan, perawat praktik swasta, yang dapat
berperan dalam pelaksanaan UKS?
114
118
2.7.10 Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal
(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, seni tradision-
al) yang dapat berperan dalam penyebarluasan informasi
UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir sudah ada:
2.7.11 Dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN,
BUMD) yang aktif dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai
bapak angkat, membiayai pelatihan, menyediakan sarana
dan prasarana UKS)?
2.7.12 Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berper-
an dalam pelaksanaan UKS?
2.7.13 Sekolah Swasta dan Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri?
2.7.14 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat prak-
tik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.15 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Ka-
bar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan UKS?
2.7.16 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terh-
adap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.17 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaat-
kan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 17
Tingkat Pencapaian ... %
115 119
Rekapitulasi Hasil Penilaian:
No. Aktivitas Nilai Tingkat Persentase
Harapan Pencapaian
1. Kajian Situasi 13
2. Memperkuat dasar hukum 11
3. Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi 11
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas 15
tenaga terlatih UKS
5. Memantapkan peran aktif peserta didik 12
dalam pelaksanaan UKS
6. Meningkatkan peran kepala sekolah, 9
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
7. Memperkuat kemitraan dan peran serta 19
masyarakat
8. Memfasilitasi kearifan lokal (local wis- 17
dom)
107
116
120
LAMPIRAN 5
Tanggal
Kabupaten
Provinsi
Alamat
No. Telp/Fax
Email
1. Objek supervisi adalah sumber daya, kegiatan dan hasil kegiatan Tim
Pembina UKS Provinsi.
2. Lakukan pengamatan dan penilaian terhadap komponen-komponen
kegiatan berikut ini. Beri tanda ceklist (√)pada kolom YA (Y) atau TIDAK (T)
sesuai dengan hasil pengamatan dan penilaian.
3. Isi kolom nilai aktual dengan menjumlahkan jawaban YA (Y).
117 121
PEMBINAAN UKS DI TINGKAT PROVINSI
1. KAJIAN SITUASI
118
122
2. PROSES AKSELERASI PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN UKS
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada:
2.1.1 Peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan Gubernur)
yang mengatur pelaksanaan UKS?
2.1.2 Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS Provinsi?
2.1.3 Surat dari Gubernur kepada seluruh Bupati/Walikota ten-
tang perlunya dasar hukum pelaksanaan UKS di Kabupat-
en/Kota diperkuat dengan menerbitkan Peraturan Daerah
atau Peraturan Bupati/Walikota?
2.1.4 Kebijakan Gubernur tentang pelaksanaan UKS seperti Surat
edaran dari Gubernur kepada seluruh pemangku kepentin-
gan dan Bupati/Walikota tentang UKS termasuk Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilaksanakan:
2.1.5 Pertemuan koordinasi yang membahas tentang peningka-
tan dasar hukum pelaksanaan UKS?
2.1.6 Advokasi terpadu kepada Gubernur dan DPRD Provinsi
untuk meningkatkan dasar hukum pelaksanaan UKS sudah
dilakukan?
2.1.7 Pengajuan draft Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.8 Pengajuan Rancangan Peraturan di Daerah (Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Gubernur) tentang UKS?
2.1.9 Pengajuan surat edaran dari Gubernur tentang Akselerasi
Pembinaan dan Pelaksanaan UKS, kepada seluruh pe-
mangku kepentingan?
2.1.10 Pengajuan Surat pertama atau susulan dari Gubernur
kepada seluruh Bupati/Walikota tentang perlunya dasar
hukum pelaksanaan UKS diperkuat dengan menerbitkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota atau Peraturan Bupati/
Walikota?
119 123
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.1.11 Penerbitan peraturan di Daerah (Perda Provinsi, Peraturan
Gubernur) tentang pelaksanaan UKS?
2.1.12 Penerbitan Surat Keputusan Gubernur tentang TP UKS
Provinsi?
2.1.13 Surat edaran dari Gubernur tentang pelaksanaan UKS ke-
pada seluruh pemangku kepentingan dan Bupati/Walikota?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 13
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di Provinsi:
2.2.1 TP UKS sudah terbentuk dan berfungsi?
2.2.2 Sekretariat TP UKS sudah terbentuk dan memiliki tenaga
tetap?
2.2.3 Rapat Kerja Daerah Provinsi UKS yang melibatkan pe-
mangku kepentingan dan TP UKS Kabupaten/Kota pernah
dilaksanakan?
PROSES
Apakah TP UKS Provinsi:
2.2.4 Melaksanakan pertemuan koordinasi minimal 2 kali/ta-
hun?
2.2.5 Memiliki rencana kerja?
2.2.6 Melakukan pembinaan terhadap TP UKS Kabupaten/Kota?
2.2.7 Melaksanakan Rapat Tahunan/Rapat Kerja Daerah UKS
dengan melibatkan pemangku kepentingan dan TP UKS
Kabupaten/Kota?
2.2.8 Membentuk dan memfungsikan Sekretariat TP UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir:
120
124
2.2.9 Diterbitkan Surat Keputusan Gubernur tentang pembentu-
kan TP UKS?
2.2.10 Diterbitkan Surat Keputusan Gubernur tentang pembentu-
kan Sekretariat TP UKS?
2.2.11 Semua kabupaten/ kota sudah memiliki TP UKS dan Sek-
retariat TP UKS yang berfungsi?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data tentang:
2.3.1 Jumlah dan sebaran tenaga kesehatan terlatih UKS dan
PKPR dari setiap kabupaten/kota?
2.3.2 Jumlah dan sebaran guru, dokter kecil, kader kesehatan
remaja, dan konselor sebaya terlatih dari setiap kabupat-
en/kota?
2.3.3 Jumlah dan sebaran Kepala Sekolah yang telah mengikuti
orientasi atau sosialisasi tentang UKS dari setiap kabupat-
en/kota?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
2.3.4 Pelatihan bagi pelatih guru Pembina UKS?
2.3.5 Pelatihan bagi pelatih tenaga pelaksana UKS Puskesmas
2.3.6 Pelatihan bagi pelatih tenaga pelaksana PKPR Puskesmas?
2.3.7 Pelatihan bagi pelatih dokter kecil, kader kesehatan seko-
lah, dan konselor sebaya?
OUTPUT
Apakah:
2.3.8 Semua Kabupaten/Kota sudah memiliki tenaga “pelatih
bagi pelatih” tenaga pelaksana UKS/PKPR di Puskesmas,
kader kesehatan sekolah/konselor sebaya, dan guru Pembi-
na UKS?
121 125
2.3.9 Semua Kepala Sekolah telah mengikuti orientasi atau so-
sialisasi tentang UKS?
2.3.10 Semua sekolah sudah memiliki guru Pembina UKS terlatih?
2.3.11 Semua Puskesmas memiliki tenaga UKS terlatih?
2.3.12 Semua Puskesmas PKPR memiliki tenaga terlatih PKPR?
2.3.13 Semua sekolah memiliki dokter kecil, kader kesehatan
remaja?
2.3.14 Sekolah di bawah binaan Puskesmas PKPR memiliki konsel-
or sebaya?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 14
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah di Provinsi ini tersedia data tentang:
2.4.1 Sekolah yang memiliki dokter kecil, KKR 10 persen dari
jumlah peserta didik?
2.4.2 Sekolah yang memiliki konselor sebaya?
PROSES
TP UKS Provinsi memfasilitasi TP UKS Kabupaten/Kota
untuk:
2.4.4 Berkoordinasi dalam mempersiapkan pelaksanaan penja-
ringan kesehatan, pemeriksaan berkala, dan kegiatan UKS
lainnya?
2.4.5 Berkoordinasi dalam rangka mengevaluasi pencapaian
target penjaringan kesehatan, pemeriksaan berkala dan
kegiatan UKS lainnya?
2.4.6 Meningkatkan peran serta konselor sebaya/KKR sebagai
penerima curhat dan motivator bagi teman sebaya
2.4.7 Meningkatkan peran serta kader kesehatan di lingkungan
tempat tinggal, misalnya kader posyandu?
OUTPUT
122
126
Apakah semua sekolah sudahmelibatkan kader kesehatan
sekolah (dokter kecil, KKR, dan konselor sebaya) dan peser-
ta didik, dalam hal:
2.4.8 Persiapan dan pelaksanaan penjaringan kesehatan?
2.4.9 Persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan berka-
la?
2.4.10 Persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
lain (misalnya Bulan Imunisasi Anak Sekolah, pemberian
PMT AS)?
2.4.11 Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS di sekolah
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 11
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah ada data-data tentang:
2.5.1 Kepala Sekolah yang sudah mengikuti Orientasi atau Sosial-
isasi UKS?
2.5.2 Guru pembina UKS yang sudah dilatih?
2.5.3 Kepala sekolah, guru, Komite sekolah, pengelola kantin
sekolah yang sudah mengikuti orientasi atau sosialisasi
tentang UKS atau kesehatan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ini dilaksanakan:
2.5.4 Orientasi dan sosialisasi tentang UKS terhadap Kepala
Sekolah?
2.5.5 Pelatihan UKS untuk guru?
2.5.6 Orientasi atau sosialisasi terhadap Kepala sekolah, Guru,
komite sekolah, pengelola kantin sekolah, tentang UKS
atau kesehatan?
OUTPUT
Apakah:
123 127
2.5.7 Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua Kepala
sekolah yang telah terorientasi UKS telah membentuk dan
memfungsikan Tim Pelaksana UKS?
2.5.8 Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua Guru
pembina UKS yang sudah dilatih aktif mempersiapkan dan
membantu pelaksanaan Penjaringan Kesehatan, Pemerik-
saan kesehatan berkala, dan pemeriksaan kesehatan lain?
2.5.9 Semua TP UKS Kabupaten/Kota dengan semua komite se-
kolah berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 9
Tingkat Pencapaian ... %
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah sudah dilakukan inventarisasi:
2.6.1 Mitra potensial dalam pelaksanaan UKS?
2.6.2 Forum/pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk advo-
kasi, koordinasi, dan menggalang kemitraan?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir dilakukan:
2.6.3 Pemanfaatan Musrenbang untuk advokasi dan sosialisasi
2.6.4 Forum Komunikasi dan Koordinasi Lintas Program/Lintas
Sektor?
2.6.5 Kerjasama dengan LSM dan Swasta serta memfasilitasi
Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama?
2.6.6 Kerjasama dengan Dunia Usaha dalam pemanfaatan dana
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR?
2.6.7 Kerjasama dengan media massa (misalnya TV, radio, koran,
majalah)?
2.6.8 Kerjasama dengan organisasi masyarakat (PKK, NU, Mu-
hammadiyah, pramuka dan lain-lain)?
124
128
2.6.9 Kerjasama dengan organisasi/wadah pemuda yang ada
di masyarakat (misalnya Karang Taruna, Remaja Mesjid,
Remaja Gereja)?
2.6.10 Kerjasama dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan
(misalnya Akademi Keperawatan, Akademi Kebidanan,
FKM, STIKES. Poltekes)?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.6.11 Kegiatan UKS masuk dalam APBD Provinsi berdasarkan
usulan melalui Musrenbang?
2.6.12 Kesepakatan kerja hasil pertemuan forum komunikasi dan
koordinasi?
2.6.13 LSM yang berperan dalam pembinaan dan pengembangan
UKS?
2.6.14 Dunia Usaha yang membantu pembinaan dan pengemban-
gan UKS menggunakan dukungan dana perusahaan terma-
suk CSR?
2.6.15 Media massa (misalnya TV lokal, Radio, Koran lokal) yang
aktif berperan dalam penyebarluasan informasi tentang
UKS?
2.6.16 Organisasi masyarakat dan pemuda yang membantu pelak-
sanaan UKS?
2.6.17 Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang berperan aktif
dalam pelaksanaan UKS?
2.6.18 Sekolah swasta atau negeri yang melaksanakan UKS mandi-
ri dibawah koordinasi Puskesmas?
2.6.19 Sejumlah Komite Sekolah yang berperan aktif dalam peren-
canaan, pelaksanaan, dan evaluasi UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 19
Tingkat Pencapaian ... %
125 129
2.7 MEMFASILITASI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM)
INPUT AKTUAL
Y T
Apakah telah dilakukan inventarisasi potensi pengemban-
gan kearifan lokal tentang:
2.7.1 Perusahaan swasta, Bank Swasta dan Pemerintah, BUMN,
dan BUMD yang dapat dilibatkan dalam pembinaan dan
pelaksanaan UKS?
2.7.2 Institusi pendidikan tenaga Kesehatan yang dapat dilibat-
kan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.3 Sekolah Swasta dan Negeri yang berpotensi melak-
sanakan UKS Mandiri dibawah koordinasi Puskesmas?
2.7.4 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat
praktik swasta, yang dapat diminta perannya untuk pelak-
sanaan UKS?
2.7.5 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat
Kabar, Majalah, seni tradisional) yang dapat memfasilitasi
penyebarluasan UKS?
PROSES
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.6 Surat edaran Gubernur yang mendorong Bupati/Walikota
untuk menggalakkan pemanfaatan kearifan lokal dalam
memacu Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS?
2.7.7 Kesepakatan atau Nota Kesepahaman (MoU) dengan dunia
usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN, BUMD)
dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai bapak angkat,
membiayai pelatihan, menyediakan sarana dan prasarana
UKS)?
2.7.8 Fasilitasi kepada Bupati/Walikota untuk melakukan
pendekatan dan sosialisasi kepada Institusi Pendidikan
Tenaga Kesehatan; institusi pelayanan kesehatan, dokter,
bidan dan perawat praktik swasta; sekolah swasta dan
negeri yang berpotensi untuk melaksanakan UKS mandiri;
untuk berperan dalam pelaksanaan UKS?
126
130
2.7.9 Pendekatan dan sosialisasi ke media massa Nasional/lokal
(misalnya: TV, Radio, Surat Kabar, Majalah, media tradision-
al) yang dapat berperan dalam penyebarluasan UKS?
OUTPUT
Apakah dalam setahun terakhir ada:
2.7.10 Dunia usaha (misalnya, perusahaan swasta, Bank, BUMN,
BUMD) yang aktif dalam pembinaan UKS (misalnya sebagai
bapak angkat, membiayai pelatihan, menyediakan saran
dan prasarana UKS)?
2.7.11 Intitusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang sudah berperan
dalam pelaksanaan UKS?
2.7.12 Sekolah Swasta dan Negeri yang sudah melaksanakan UKS
Mandiri dibawah koordinasi Puskesmas?
2.7.13 Institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan, perawat prak-
tik swasta, yang telah berperan dalam pelaksanaan UKS?
2.7.14 Media massa Nasional/lokal (misalnya: TV, Radio, Surat Ka-
bar, Majalah, seni tradisional) yang telah berperan dalam
penyebarluasan UKS?
2.7.15 Kebijakan inovatif lokal yang mempunyai daya ungkit terh-
adap UKS termasuk Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan
UKS?
2.7.16 Budaya/tradisi lokal, kegiatan keagamaan yang dimanfaat-
kan untuk penyebarluasan pesan tentang kesehatan dalam
rangka pelaksanaan UKS?
Hasil Penilaian Nilai Aktual
Tanggal: Nilai Harapan 16
Tingkat Pencapaian ... %
127 131
Rekapitulasi Hasil Penilaian:
No. Aktivitas Nilai Tingkat Persentase
Harapan Pencapaian
1. Kajian Situasi 13
2. Memperkuat dasar hukum 13
3. Meningkatkan kemampuan, peran, fungsi 11
dan tanggung jawab kelembagaan dan
kompetensi personil TP UKS
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas 14
tenaga terlatih UKS
5. Memantapkan peran aktif peserta didik 11
dalam pelaksanaan UKS
6. Meningkatkan peran kepala sekolah, 9
guru, orang tua dan masyarakat sekitar
sekolah
7. Memperkuat kemitraan dan peran serta 19
masyarakat
8. Memfasilitasi kearifan lokal (local wis- 16
dom)
106
106
128
132
I KH
LA S B E RA MA L