Sarana Air Bersih Rumah Sakit
Sarana Air Bersih Rumah Sakit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit merupakan
tempat tindakan dan perawatan orang sakit, maka kualitas dan
kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat agar tidak mengakibatkan
sumber infeksi baru bagi penderita.
Rumah sakit memerlukan mutu air lebih dari mutu untuk keperluan
sehari-hari. Air sumur atau PAM mungkin cukup untuk kebutuhan air pada
umumnya tetapi untuk keperluan khusus perlu diperlakukan pengolahan
tambahan. Unit-unit pelayanan yang memerlukan mutu air secara khusus
antara lain: laboratorium, farmasi, CSSD, unit perawatan, bedah, laundry
dan peralatan mekanis tertentu (misalnya: unti pembuatan larutan
intravenous, cairan irigasi, pencucian gelas dan perlengkapan
laboratorium, irigasi selama prosedur bedah, melembabkan incubator
perawatan bayi), dan lain-lain.
Tergantung pada kelas rumah sakit dan berbagai jenis pelayanan
yang diberikan mungkin beberapa rumah sakit harus melakukan
pengolahan tambahan terhadap air minum dan air bersih yang telah
memenuhi standar nasional, misalnya bila air bersih digunakan sebagai
bahan baku air untuk dianalisa pada proses mesin pencuci ginjal
.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah sebagai penunjang pembelajaran sanitasi air
bersih Rumah Sakit.
1
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus adalah :
1. Sebagai pedoman dalam upaya peningkatan Sanitasi Air Bersih
di Rumah Sakit
2. Terselenggaranya peningkatan Sanitasi di Rumah Sakit
terutama pada penyedian Air Bersih.
C. Ruang Lingkup
Pembahasan dalam makalah ini meliputi :
1. Pengertian Sanitasi, Rumah Sakit, dan Sanitasi Rumah Sakit.
2. Kebutuhan Air Minuman dan Air Bersih Rumah Sakit.
3. Sumber Air Bersih Rumah Sakit.
4. Pengelolaan Air Bersih Rumah Sakit.
5. Pengawasan Kualitas Air di Rumah Sakit
6. Sistem Distribusi Air dalam Bangunan Rumah Sakit
7. Instrumen Instalasi sanitasi Air Bersih Rumah Sakit.
8. Sistem Pendataan Sanitasi Air Bersih Rumah Sakit .
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai
'pemelihara kesehatan'. Menurut WHO, sanitasi lingkungan
(environmental sanitation) adalah upaya pengendalian semua faktor
lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkem- bangan fisik,
kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Rumah sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI, 2004).
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang di dalamnya
terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung)
dan kegiatan pelayanan kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak
positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan
memberikan keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga
pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak
negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sampah dan
limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,
sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan serta
pemulihan penderita.
Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya
pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di
RS yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh
buruk terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi
masyarakat di sekitar RS.
3
Dari pengertian di atas maka sanitasi RS merupakan upaya dan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di RS
dalam memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya.
4
D. Pengelolaan Air Bersih Rumah Sakit.
Pengolahan air bervariasi tergantung pada karakteristik asal air dan
kualitas produk yang diharapkan, mulai dari cara paling sederhana, yaitu
dengan chlorinasi sampai cara yang lebih rumit. Makin jauh penyimpangan
kualitas air yang masuk terhadap Permenkes No. 146 tahun 1990 semakin rumit
pengolahan yang dilakukan.
Pengolahan-pengolahan yang mungkin dipertimbangkan adalah sebagai berikut
a. Tanpa pengolahan (mata air yang dilindungi).
b. Chlorinasi.
c. Pengolahan secara kimiawi dan chlorinasi (landon air).
d. Penurunan kadar besi dan chlorinasi (air tanah).
e. Pelunakan dan chlorinasi (air tanah).
f. Filtrasi pasir lambat (FPL) dan chlorinasi (sungai daerah pegunungan).
g. Pra-pengolahan → FPL → Chlorinasi (air danau/waduk).
h. Koagulasi → Flokulasi → Sedimentasi →Filtrasi →Chlorinasi (sungai).
i. Aerasi →Koagulasi →Flokulasi →Sedimentasi →Filtrasi →Chlorinasi
(sungai/danau dengan kadar oksigen terlarut rendah).
j. Pra-pengolahan →Koagulasi →Flokulasi →Sedimentasi →Filtrasi
→Chlorinasi (sungai yang sangat keruh).
k. Koagulasi →Flokulasi →Sedimentasi →Filtrasi →Pelunakan
→Chlorinasi (sungai).
5
diolah (apabila rumah sakit membuat pengolahan sendiri) sampai air yang
keluar dari kran-kran dimana air diambil.
Kegiatan pokok pengawasan kualitas air adalah sebagai berikut :
a. Inspeksi Sanitasi
b. Pengambilan Sampel
6
aktivitasnya maka frekuensi pengambilan sampel untuk pemeriksaan
bakteriologik air dapat dilakukan setiap bulan sekali sedangkan untuk unit-
unit yang dianggap cukup rawan seperti kamar operasi, unit IGD, ICCU
serta dapur (tempat pengolahan makanan dan minuman) maka
pengambilan sampel dapat dilakukan setiap seminggu sekali. Untuk
pengambilan sampel pemeriksaan kimiawi, frekuensi pengambilan
dilakukan setiap 6 bulan sekali.
c. Pemeriksaan Sampel
d. Tenaga Pengelola
7
F. Sistem Distribusi Air dalam Bangunan Rumah Sakit
a. Jenis Sistem Distribusi
Air dalam rumah sakit didistribusikan secara horizontal dan vertikal. Kran
biasanya dipasang pada tiap dasar sambungan vertikal atau sambungan
horizontal sehingga saluran bisa ditutup bila sedang diadakan perbaikan.
Sambungan Langsung dari Sumber
Sambungan paling sederhana adalah sambungan langsung dari
sumber, dimana tekanan air dari pipa induk digunakan sebagai sumber
tekanan untuk mendistribusikan air ke seluruh gedung rumah sakit.
Dengan cara ini mungkin bisa melayani sampai tingkat 2 atau 3. Bila
tekanan tidak memadai atau bangunan bertingkat jamak maka perlu
tekanan tambahan (booster).
Sambungan Langsung dan Booster
Sistem Reservoir
8
harus disediakan “air gap” atau pipa inlet dipasang kira-kira 10 cm
diatas pipa tumpahan. Bila tangkai juga disediakan untuk pemadam
kebakaran, outlet untuk keperluan air bersih dipasang agak ke atas
dari dasar reservoir sehingga reservoir akan tetap tersedia air untuk
keperluan pemadam kebakaran. Tinggi tangki ditetapkan berdasarkan
tekanan minimum yang diperlukan pada outlet tertinggi/terjauh.
Kadang-kadang perlu dipasang penahan tekanan untuk mencegah
tekanan berlebihan pada jaringan distribusi di lantai bagian bawah.
Ukuran tangki reservoir tergantung pada jumlah yang ingin ditandon
untuk keperluan sehari-hari dan pemadam kebakaran, siklus
pemompaan, lamanya kebutuhan puncak dalam gedung dan kecepatan
supply air ke dalam gedung selama penggunaan puncak.
Sistem ini terdiri dari pompa air kompresor udara dan tangki tertutup.
Kira-kira 2/3 tangki berisi air dan seperti berisi tekanan udara. Air dari
tangki langsung didistribusikan. Sistem ini biasanya digunakan bila
tidak mungkin menggunakan sistem reservoir atau jumlah air yang
diperlukan kurang dari 100 gram. Bila menggunakan sistem ini di
bangunan yang tinggi, tekanan udara tinggi dalam tangki
menyebabkan air mengabsorpsi udara yang akan kemudian dilepaskan
dalam sistem air panas. Karena efek tersebut, sistem ini kurang
disukai.
Jumlah
Perlu diperkirakan jumlah air bersih dan jumlah air panas yang
dibutuhkan. Angka ini sangat bervariasi untuk setiap rumah sakit
(American Society of Heating, Refrigerator and Air Condition
Engineers 1967, menyarankan sekitar 300 – 400 liter per tempat
tidur).
Persyaratan Suhu
9
Untuk kebutuhan normal, 40°C merupakan suhu maksimal untuk
bathtubs dan shower. Bila suhu air yang disediakan melebihi 40°C
harus dipasang kran pengendali dan kran pencampur air panas dan
dingin. Disarankan suhu air panas tidak melebihi 60°C. Bila
diperlukan air lebih panas misalnya untuk keperluan dapur dan
laundry, perlu dipasang sistem air lain atau ditambah booster pemanas.
10
Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin
,bewarna terang, dan mudah dibersihkan
Pada setiap unit ruangan harus tersedia toliet ( jamban,
peturasan, dan tempat cuci tangan )tersedia khususnya unit
rawat inap dan kamar karyawan harus tersedia kamar mandi
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi
dengan penahan bau (water seal)
Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dapur
,kamar operasi, dan ruang khusus lainnya
Lubang penghawaan harus berhubungan dengan udara luar
Toliet harus terpisah antara toilet pria dan wanita,unit rawat
inap, dan karyawan,karyawan dan toilet pengunjung
Tidak terdapat genangan air yang dapat menjadi tempat
perindukan nyamuk
c. Kualitas air yang digunakan di ruang khusus
Ruang Operasi
Bagi rumah sakit yang menggunakan air yang sudah diolah
seperti air PDAM, Sumur bor,dan sumber lain untuk keperluan
operasi dapat melakukan pengolahan dengan catridge filter dan
dilengkapi dengan desinfeksi menggunakan ultraviolet (UV)
Ruang Farmasi dan hemodialis
Air yang digunakan untuk penyiapan obat penyiapan Injeksi dan
pengenceran dalam hemodialisis..
11
Pengambilan, pengiriman,dan pemeriksaan air bersih
Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan
laboraturium dan
Tindak lanjut berupa perbaikan antara sarana dan kualitas air,
b. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah
sakit minimal 1 tahun sekali. Petunjuk teknis inspeksi sanitasi
sarana penyediaan air sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan
Direktorat Jendral PPM dan PL Departemen Kesehatan.
c. Pengambilan sampel air pada sarana penyediaan air minum dan
atau air bersih rumah sakit tercantum dalam tabel.
12
Tabel 2.1 Jumlah sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologik menurut
jumlah tempat tidur
13
i. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan
kualitas air untuk pengukuran sisa klor bila menggunakn
desinfektan kaporit,pH,dan kekeruhan air minum atau air bersih
yang berasal dari sistem perpipaan atau pengolahan air pada
titik/tempat yang dicurigai rawan pencemaran.
j. Petugas sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehtan
lingkungan melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan
laboraturium.
k. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter
yang menyimpang dari standar,maka harus dilakukan pengolahan
sesuai parameter menyimpang.
l. Apabila ada hasil Inspeksi sanitasi menunjukkan tingkat resiko
pencemaran amat tinggi harus dilakukan perbaikan sarana.
14
pada setiap
tempat
kegiatan
2. Kualitas 5 a. Bakteriolog
80
is
b. Kimia 15
c. Fisika 5
3. Sarana 3 a. Sumber
PDAM, air 50
tanah diolah
b. Distribusi
30
tidak bocor
c. Penampung
20
an tertutup
5
Keputusan Menteri Kesehatan RI, No RI No
1204/MENKES/SK/X/2004, Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit,hlm . 55.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya
pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS
yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk
terhadap kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi
masyarakat di sekitar RS.
B. Saran
Sudah seharusnya sanitasi Rumah Sakit mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan RI, No RI No 1204/MENKES/SK/X/2004, Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, namun pada realita dan
kenyataannya sebagaian Rumah Sakit masih mengesampingkan peraturan
tersebut, seperti masih ditemukan bakteri coli diatas nilai ambang batas
pada air bersih Rumah Sakit yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan
baru pada pasien,pengunjung,maupun petugas kesehatan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sabarguna, B.S.,dkk.2011. Sanitasi Air dan Limbah Pendukung Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Jakarta:Salemba Medika.
http://izhalruztam.blogspot.com/2011/09/hygiene-sanitasi-rumah-sakit.html
http://verawatyawaludin.blogspot.com/2012/02/sanitasi-rumah-sakit.html
http://nurjanahmatkul.blogspot.com/2013/12/sanitasi-rs.html
http://ocw.ui.ac.id/mod/resource/view.php?id=255.
17