Anda di halaman 1dari 60

Macam - Macam Profil Baja dan Tabel Profil

Baja
Kebutuhan konstruksi secara permanen, kokoh, dan stabil secara kualitas menjadi prioritas utama
terselenggaranya pembangunan yang mapan, dan menjadi dasar misi utama proyek - proyek
pembangunan konstruksi milik pemerintah maupun pihak swasta. Salah satunya adalah dalam
pemilihan profil baja dan dimensinya akan ikut menentukan apakah struktur bangunan tersebut akan
kokoh maupun tidak. Berikut merupakan jenis bahan baja utama yang biasa dipakai di Indonesia
sesuai kebutuhan konstruksi.

1. Wide Flange ( WF )

WF biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada truss,
composite beam atau column, kantilever kanopi, dll.

Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

Profil Baja WF

2. Equal Angle

Equal Angle ini biasany digunakan untuk struktur rangka atap baja ringan, struktur pada jembatan rel
kereta, kolom maupun balok. Selain itu profil equal angle ini juga dapat digunakan untuk mengganti
tulangan pada kolom beton apabila dirasa dengan tulangan biasa kurang.

istilah lain: Profil L, Profil Siku


Profil Baja L

3. Lipped Channel (CNP)

Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup
dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.

Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

Profil Baja C

4. Double Angle

Double Angle biasanya digunakan untuk struktur rangka kuda - kuda suatu bangunan. Selain itu sering
juga digunakan sebagai balok.
Istilah lain: Profil Double L

Profil Double Angle

4. Double Channel / Double C

Profil Double C

5. I Beam

Profil I Beam biasany digunakan sebagai struktur rangka atap suatu bangunan maupun pabrik, usuk
dan bisa sebagai kolom maupun balok.
Berikut ini saya berikan table profil baja dengan berbagai bentuk profil dan dimensinya
Struktur Baja

Posted by dangzt iman At Kamis, Januari 22, 2015


Definisi / Pengertian Baja, Sifat-sifat Umum Baja, Syarat baja menjadi bahan bangunan,
praktek hal penting yang berhubungan dengan sifat baja, Baja bangunan

DEFINISI
- Seluruh macam besi yang dengan tidak dikerjakan terlebih dahulu lagi, sudah dapat ditempa.
- Adalah bahan yang serba kesamaannya (homogenitasnya) tinggi, terdiri terutama dari Fe
dalam bentuk kristal dan C.
Pembuatannya dilakukan sebagai pembersihan dalam temperatur yang tinggi dari besi mentah
yang didapat dari proses dapur tinggi.
besi mentah tidak dapat ditempa.

3 Macam besi mentah :


- Besi mentah putih
- Besi mentah kelabu
- Besi mentah bentuk antara

Ikhtisar singkat dari Proses pembuatan baja :


Proses Bessemer.
Proses thomas.
Proses Martin.
Proses dengan dapur elektro.
Proses dengan mempergunakan kui
Proses aduk (proses puddle).

Sifat - sifat umum dari baja bangunan :


Sifat – sifat umum dari baja yaitu teristimewa kekakuannya dalam berbagai macam keadaan
pem- bebanan atau muatan terutama tergantung :
- Cara meleburnya.
- Macam dan banyaknya logam campuran
- Cara (proses) yang digunakan waktu pembuatannya.
- Dalam proses pembuatan baja maka logam campuran baja itu sebagian sudah ada dalam
bahan mentah itu namun masih perlu ditambahkan pada waktu pembuatan baja seperti : C, Mn,
Si termasuk bahan utama S dan P.

Sifat – sifat utama baja untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan :
- Keteguhan (solidity) artinya mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
- Elastisitas (elasticity) artinya kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas
pembebanan tertentu, sesudahnya pem- bebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
- Kekenyalan / keliatan (tenacity) artinya kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima
perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian- kerugian berupa cacat atau
kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
- Kemungkinan ditempa - (maleability) sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan
plastis sehingga dapat dirubah bentuknya
- Kemungkinan dilas (weklability) artinya sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu
sama lain dengan memakai atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat
keteguhannya
- Kekerasan (hardness) Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Dalam praktek hal penting yang berhubungan dengan sifat baja adalah :
- Penentuan syarat – syarat minimum harus dicantumkan dalam kontrak pemesanan, pembelian
dan penyerahan bahan
- Garansi adanya sifat-sifat yang merata melalui dari pengetesan pada waktu bahan datang
- Tuntutan – tuntutan yang tinggi yang tidak diperlukan sebaiknya tidak dicantumkan karena tidak
ekonomis
- Sifat-sifat baja harus selalu terjamin ada untuk kondisi pengerjaan dari baja misalnya
pemotongan, pengeboran pengelasan.
- Sebaliknya pada saat pengerjaan baja maka dijaga sedemikian rupa sehingga sifat – sifat baja
tidak hilang
- Bentuk - bentuk bagian dari kon- struksi bangunan dan sambungan - sambungan tidak
mengakibatkan sifat - sifat baja menjadi berubah.

Baja bangunan terbagi menjadi dua bagian :


- Baja wals (gilling) tidak dengan campuran logam.
- Baja wals dengan campuran logam

BAJA GOL.1
Yang termasuk dalam golongan 1 adalah baja St 37 yang lazim diguna-kan di Eropa dan
Indonesia.Baja ini dibuat melalui proses thomas dan Martin.
Angka 37 berarti bahwa minimum keteguhan putus tarik adalah 37 Kg/mm2.
Baja St 00 juga termasuk dalam golongan 1 dengan kwalitas perdagangan.
Dipergunakan untuk konstruksi gedung-gedung yang kurang penting sehingga pengetesan tidak
diperlukan cukup hanya melalui pengelihatan

BAJA GOL.2
Keuntungan :
- Digunakan bila konstruksi memerlukan bahan yang ringan.
- Lebih tahan terhadap pertukar-an beban.
- Menjadikan tegangan sekunder lebih kecil.

Kerugian :
- Harganya lebih tinggi.
- Sifatnya lebih getas.
- Mengerjakannya lebih sulit karena lebih keras
- Jika digunakan jembatan menjadi tidak kaku atau lendutannya besar.

Pada dasarnya untuk kekuatan konstruksi persyaratan yang


Diperlukan adalah:
- syarat kekuatan
- syarat kekakuan

Dengan mengetahui kerugian dari type baja ini maka untuk


konstruksi jembatan perlu adanya penyesuaian penyesuaian
sbb :
- tinggi jembatan dibuat lebih untuk mengimbangi adanya lendutan yang besar
- Tegangan yang diizinkan tidak digunakan sepenuhnya sehingga perhitungan boros/ mahal.

Percobaan-percobaan dari baja bangunan adalah :


- Percobaan tarik
- Percobaan lentur
- Penetapan kekerasan menurut brinell
- Percobaan tarik pukul lentur
- Percobaan tarik pukul

PROFIL BAJA
Ada 2 macam bentuk profil baja berdasarkan cara
pembuatannya :
- Hot Rolled Shapes (mengandung residual stress).
- Cold Formed Shapes (light gage cold form steel).
Standard Rolled Shapes

Beberapa Cold Formed Shapes

Standard yang digunakan untuk perencanaan struktur baja


Beberapa standar yang digunakan untuk
perencanaan struktur baja
- PPBBI : Penentuan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
- AISC : American Institut of Steel Construction
- ASTM : America Society for Teding Material
- DIN : Denteh Industrial Narmen

Prosedur Design
Prosedur Design :
1. Design fungsional
2. Design kerangka baja

Design fungsional akan menjamin


tercapainya yang dikehendaki seperti :
- Areal kerja yang lapang dan cukup
- Ventilasi dan pengkoordinasian udara yang tepat
- Transportasi yang memadai
- Pencahayaan
- Estetika

Design kerangka kerja : pemikiran susunan serta ukuran


elemen-elemen struktur yang tepat, sehingga beban-beban
bangunan bekerja aman

Prosedur Design (samb)


1. Perencanaan
Penentuan fungsi-fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan Menentukan
kriteria-kriteria untuk mengukur apakah desain yang ditentukan optimum

2. Konfigurasi Struktur Pendahuluan


Susunan dari elemen-elemen yang akan melampaui fungsi-fungsi langkah 1

3. Pemilihan batang pendahuluan


Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria obyektif, seperti berat atau biaya minimum
yang dilakukan atas dasar keputusan dari langkah 1,2,3

4. Penentuan bahan-bahan yang harus dipikul


- Beban mati
- Beban hidup
- Beban angin
- Beban gempa
- Beban lain-lain
5. Analisis
Analisa struktural dengan membuat model beban-beban dan kerangka kerja struktural untuk
mendapatkan gaya internal dan defleksi yang dikehendaki

6. Evaluasi
Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan telah terpenuhi dan apakah hasilnya
optimum

7. Redesain
Hasil evaluasi maka jika perlu dilakukan pengulangan pada bagian mana yang harus di redesain

Demikianlah sedikit informasi tentang Struktur Baja yang Civil Kitau dapat bagikan pada
kesempatan kali ini. Karena terbatasnya ilmu yang di miliki admin, kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan supaya lebih baik di masa mendatang. EttzZZ jangan
kemana-mana dulu baca juga Agregat kasar

Definisi / Pengertian Baja, Sifat-sifat Umum Baja, Syarat baja menjadi bahan bangunan,
praktek hal penting yang berhubungan dengan sifat baja, Baja bangunan

DEFINISI
- Seluruh macam besi yang dengan tidak dikerjakan terlebih dahulu lagi, sudah dapat ditempa.
- Adalah bahan yang serba kesamaannya (homogenitasnya) tinggi, terdiri terutama dari Fe
dalam bentuk kristal dan C.
Pembuatannya dilakukan sebagai pembersihan dalam temperatur yang tinggi dari besi mentah
yang didapat dari proses dapur tinggi.
besi mentah tidak dapat ditempa.
3 Macam besi mentah :
- Besi mentah putih
- Besi mentah kelabu
- Besi mentah bentuk antara

Ikhtisar singkat dari Proses pembuatan baja :


Proses Bessemer.
Proses thomas.
Proses Martin.
Proses dengan dapur elektro.
Proses dengan mempergunakan kui
Proses aduk (proses puddle).

Sifat - sifat umum dari baja bangunan :


Sifat – sifat umum dari baja yaitu teristimewa kekakuannya dalam berbagai macam keadaan
pem- bebanan atau muatan terutama tergantung :
- Cara meleburnya.
- Macam dan banyaknya logam campuran
- Cara (proses) yang digunakan waktu pembuatannya.
- Dalam proses pembuatan baja maka logam campuran baja itu sebagian sudah ada dalam
bahan mentah itu namun masih perlu ditambahkan pada waktu pembuatan baja seperti : C, Mn,
Si termasuk bahan utama S dan P.

Sifat – sifat utama baja untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan :
- Keteguhan (solidity) artinya mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
- Elastisitas (elasticity) artinya kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas
pembebanan tertentu, sesudahnya pem- bebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
- Kekenyalan / keliatan (tenacity) artinya kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima
perubahan perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian- kerugian berupa cacat atau
kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
- Kemungkinan ditempa - (maleability) sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan
plastis sehingga dapat dirubah bentuknya
- Kemungkinan dilas (weklability) artinya sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu
sama lain dengan memakai atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat
keteguhannya
- Kekerasan (hardness) Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.

Dalam praktek hal penting yang berhubungan dengan sifat baja adalah :
- Penentuan syarat – syarat minimum harus dicantumkan dalam kontrak pemesanan, pembelian
dan penyerahan bahan
- Garansi adanya sifat-sifat yang merata melalui dari pengetesan pada waktu bahan datang
- Tuntutan – tuntutan yang tinggi yang tidak diperlukan sebaiknya tidak dicantumkan karena tidak
ekonomis
- Sifat-sifat baja harus selalu terjamin ada untuk kondisi pengerjaan dari baja misalnya
pemotongan, pengeboran pengelasan.
- Sebaliknya pada saat pengerjaan baja maka dijaga sedemikian rupa sehingga sifat – sifat baja
tidak hilang
- Bentuk - bentuk bagian dari kon- struksi bangunan dan sambungan - sambungan tidak
mengakibatkan sifat - sifat baja menjadi berubah.

Baja bangunan terbagi menjadi dua bagian :


- Baja wals (gilling) tidak dengan campuran logam.
- Baja wals dengan campuran logam

BAJA GOL.1
Yang termasuk dalam golongan 1 adalah baja St 37 yang lazim diguna-kan di Eropa dan
Indonesia.Baja ini dibuat melalui proses thomas dan Martin.
Angka 37 berarti bahwa minimum keteguhan putus tarik adalah 37 Kg/mm2.
Baja St 00 juga termasuk dalam golongan 1 dengan kwalitas perdagangan.
Dipergunakan untuk konstruksi gedung-gedung yang kurang penting sehingga pengetesan tidak
diperlukan cukup hanya melalui pengelihatan

BAJA GOL.2
Keuntungan :
- Digunakan bila konstruksi memerlukan bahan yang ringan.
- Lebih tahan terhadap pertukar-an beban.
- Menjadikan tegangan sekunder lebih kecil.

Kerugian :
- Harganya lebih tinggi.
- Sifatnya lebih getas.
- Mengerjakannya lebih sulit karena lebih keras
- Jika digunakan jembatan menjadi tidak kaku atau lendutannya besar.

Pada dasarnya untuk kekuatan konstruksi persyaratan yang


Diperlukan adalah:
- syarat kekuatan
- syarat kekakuan

Dengan mengetahui kerugian dari type baja ini maka untuk


konstruksi jembatan perlu adanya penyesuaian penyesuaian
sbb :
- tinggi jembatan dibuat lebih untuk mengimbangi adanya lendutan yang besar
- Tegangan yang diizinkan tidak digunakan sepenuhnya sehingga perhitungan boros/ mahal.

Percobaan-percobaan dari baja bangunan adalah :


- Percobaan tarik
- Percobaan lentur
- Penetapan kekerasan menurut brinell
- Percobaan tarik pukul lentur
- Percobaan tarik pukul

PROFIL BAJA
Ada 2 macam bentuk profil baja berdasarkan cara
pembuatannya :
- Hot Rolled Shapes (mengandung residual stress).
- Cold Formed Shapes (light gage cold form steel).
Standard Rolled Shapes

Beberapa Cold Formed Shapes

Standard yang digunakan untuk perencanaan struktur baja


Beberapa standar yang digunakan untuk
perencanaan struktur baja

- PPBBI : Penentuan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia


- AISC : American Institut of Steel Construction
- ASTM : America Society for Teding Material
- DIN : Denteh Industrial Narmen

Prosedur Design
Prosedur Design :
1. Design fungsional
2. Design kerangka baja
Design fungsional akan menjamin
tercapainya yang dikehendaki seperti :
- Areal kerja yang lapang dan cukup
- Ventilasi dan pengkoordinasian udara yang tepat
- Transportasi yang memadai
- Pencahayaan
- Estetika

Design kerangka kerja : pemikiran susunan serta ukuran


elemen-elemen struktur yang tepat, sehingga beban-beban
bangunan bekerja aman

Prosedur Design (samb)


1. Perencanaan
Penentuan fungsi-fungsi yang akan dilayani oleh struktur yang bersangkutan Menentukan
kriteria-kriteria untuk mengukur apakah desain yang ditentukan optimum

2. Konfigurasi Struktur Pendahuluan


Susunan dari elemen-elemen yang akan melampaui fungsi-fungsi langkah 1

3. Pemilihan batang pendahuluan


Pemilihan ukuran batang yang memenuhi kriteria obyektif, seperti berat atau biaya minimum
yang dilakukan atas dasar keputusan dari langkah 1,2,3

4. Penentuan bahan-bahan yang harus dipikul


- Beban mati
- Beban hidup
- Beban angin
- Beban gempa
- Beban lain-lain

5. Analisis
Analisa struktural dengan membuat model beban-beban dan kerangka kerja struktural untuk
mendapatkan gaya internal dan defleksi yang dikehendaki

6. Evaluasi
Apakah semua persyaratan kekuatan dan kemampuan telah terpenuhi dan apakah hasilnya
optimum

7. Redesain
Hasil evaluasi maka jika perlu dilakukan pengulangan pada bagian mana yang harus di redesain
Demikianlah sedikit informasi tentang Struktur Baja yang Civil Kitau dapat bagikan pada
kesempatan kali ini. Karena terbatasnya ilmu yang di miliki admin, kritik dan saran yang
membangun sangat kami butuhkan supaya lebih baik di masa mendatang. EttzZZ jangan
kemana-mana dulu baca juga Agregat kasar

ARSITEKTUR BENTANG LEBAR

MAY 24

Posted by adampriyadi
A. Pengertian Bangunan Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas
kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2
yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti
bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan
teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar
kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk
dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang
lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa
gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran
atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan
yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu :

1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.


2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3. Struktur Plan dan Grid
4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)
5. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

 Struktur ruang, yang terdiri atas :

– Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)

– Struktur rangka ruang


 Struktur permukaan bidang, terdiri atas :

– Struktur Lipatan

– Struktur Cangkang

– Membran dan Struktur Membran

– Struktur Pneumatik

 Struktur Kabel dan Jaringan

B. Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

a. Form Active Structure System


1. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang berfungsi
sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya horizontal dengan
asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang bekerja pada
berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi yang berada
adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung tingginya.
Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin
kecil gaya horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan
mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431)

Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran
pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran
(internal rigid structures) dengan cara memberikan volume dalam membran sampai pada batas
maksimal yang juga didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur
membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang digunakan
pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang ditumpu udara
(air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-infalated structure).
Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup ruang yang beguna secara
fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.
Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar
tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban yang
lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk (misalmya
pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu
struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan, struktur
yang digelembungkan udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar dari pada
yang dbutukkan oleh struktur yang ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak
dapat langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk
memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara dapat
mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.

4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan bangsa
Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan yang
besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan padat
yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan bahan
bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat mengakibatkan
keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan kekuatan struktur yang
baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat (bracing) pada bagian
dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan luas bentang busur
dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

b. Bulk Active Structure System


1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku
vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari
panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya.
Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok
akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara transversal, sehingga balok sering
disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada
umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan
balok tungga di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok
menerus merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di
atas dua tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari batang-batang
yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya Bentuk kontruksi
rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan kekokohan; dan
kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara rasional dlm
bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal, berfungsi
sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal yg
berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-kebutuhan
terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk hidup
manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan dinding-
dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak struktural.
Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yg
tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak digunakan baja
dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang relatif
rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi berat
sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien
untuk bentangan besar dan juga dapat didesain sesuai selera.

a) Struktur Plat
(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:

Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid. perbedaannya adalah bahwa pada
struktur plat, berbagi aksi terjadi secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya pada titik- titik
tumpuan. Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan
dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya.

Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat dibayangkan
sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu
sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang diterima oleh jalur balok,
maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan itu dikurangi dengan adanya
hubungan antara jalurjalur tersebut. Torsi juga terjadi pada jalur tersebut. Pada jalur yang
semakin jauh dari jalur dimana beban terpusat bekerja, torsi dan geser yang terjadi akan
semakin berkurang di jalur yang mendekati tepi plat. Hal ini berarti momen internal juga
berkurang. Jumlah total reaksi harus sama dengan beban total yang bekerja pada seluruh arah
vertikal. Jumlah momen tahanan internal yang terdistribusi di seluruh sisi plat juga harus sama
dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas tinjauan keseimbangan dasar.

Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan yang relatif
kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan balok-
balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok. Momen
negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang ada,
yaitu sebagai berikut:

– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom

b) Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang sisi
kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan ke tumpuan.
Apabila balok-balok tersebut tidak identik maka bagian terbesar dari beban akan dipikul oleh
balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang yang tidak sama, maka balok yang
lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar dibandingkan dengan beban yang
diterima oleh balok yang lebih panjang. Hal ini karena balok yang lebih pendek akan lebih kaku.
Kedua balok tersebut akan mengalami defleksi yang sama di titik pertemuannya karena
keduanya dihubungkan pada titik tersebut. Agar defleksi kedua balok itu sama, maka diperlukan
gaya lebih besar pada balok yang lebih pendek. Dengan demikian, balok yang lebih pendek
akan memikul bagian beban yang lebih besar. Besar relatif dari beban yang dipikul pada struktur
grid saling tegak lurus, dan bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen grid tersebut.
Pada grid yang lebih kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi. Semua elemen
berpartisipasi dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur dan
kekuatan torsi. Defleksi yang terjadi pada struktur grid yang terhubung kaku akan lebih kecil
dibandingkan dengan defleksi pada struktur grid terhubung sederhana.

C. Vector Active Structure System


1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara
keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.
2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan. Sistem
struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem fame work. Sistem ini dapat
mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada hanggar bangunan
pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara
keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang
membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja.
Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang.

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara
modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-
modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling mengatkan, sehingga sistem struktur ini
tidak mudah goyah.

D. Surface Active Structure System


1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah yang
diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi besar
pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar.

Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif
rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari bidang
tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya jika tekuk
lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat akan selalu
dapat dikekang pelat sebelahnya.

Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar karena momen
energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk segitiga.

3.Rotational Shell System


Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung yang datar
diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga yaitu,
Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan arah
lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan
dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.

PENGANTAR STRUKTUR BENTANG LEBAR


04.12 Teknik Sipil 1 comment

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

1. Pengertian Struktur dan Konstruksi

Teknik Sipil - Sebelum mengenal lebih jauh struktur bentang lebar, perlu dipahami dulu kata-
kata yang selalu mengikut di depannya, yaitu kata Struktur dan konstruksi. Dua kata ini
merupakan hal sederhana, namun sering harus diulang untuk menghindari kesalahpahaman
penggunaan kata. Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban
dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat
didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami
sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang
didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek,
1998:3). Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban (Macdonald,
2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi
mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep arsitektural.

Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta penyusunannya bangunan.
Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan mengolah sumber
daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya
struktur adalah susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga
dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi mencakup secara
keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari tersebut adalah struktur.

Penafsiran yang lebih luas tentang struktur adalah yang didalamnya alat-alat penopang dan
metode-metode konstruksi dianggap sebagai faktor intrinsik dan penentu bentuk dalam proses
perancangan bangunan. (Snyder&Catanese,1989:359)

Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28), struktur dan konstruksi
dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:

Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan daya tahan, masa
pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.

Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara konstruksi dan bentuk.
Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada teknik, struktur berpengaruh pada
kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar maupun bebannya sendiri yang dapat
mengakibatkan perubahan bentuk atau robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari segi
keindahan gedung secara intergral dan kualitas arsitektural.

2. Definisi Struktur Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas
kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan
secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang
lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa
sistem struktur bentang lebar.

3. Contoh-Contoh Bangunan Bentang Lebar, Baik Sederhana Maupun Kompleks.

Berdasarkan penertian yang diuraikan, seara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar sederhana
dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

4. Guna dan fungsi bangunan bentang lebar.

Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-


kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah
raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan
pameran atau gedung exhibition.
5. Tingkat kerumitan, masalah dan teknik pemecahan masalah dlm bangunan bentang lebar,
dan struktur yang digunakan pada bangunan bentang lebar

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan
yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang
akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar
dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)

Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:

a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang

b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung

c. Struktur Plan dan Grid

d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)

e. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:

a. Struktur ruang, yang terdiri atas:

- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)

- Struktur Rangka Ruang

b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:

- Struktur Lipatan

- Struktur Cangkang

- Membran dan Struktur Membran

- Struktur Pneumatik

c. Struktur Kabel dan jaringan

6. Struktur dan Konstruksi ditinjau dari segi Islam

Struktur dan konstruksi merupakan suatu bagian dari ilmu arsitektur dengan fungsi seperti yang
dikemukakan sebelumnya sebagai pendukung pencapaian bentuk dalam arsitektur. Sebagai
sebuah ilmu, merupakan suatu hal yang penting untuk menpelajari dan mendalaminya. Dalam
Al. Alaq ayat 1, Allah memerintahkan kita untuk membaca. Ayat ini sudah ditafsirkan dengan
berbagai versi yang intinya satu, untuk terus belajar di dalam hidup.

Penguasaan struktur dan konstruksi sangat penting, mengingat peranannya sebagai penentu
kekuatan bangunan. Bangunan yang lemah, dapat menjadi musibah bagi penghuni yang ada di
dalamnya. Apalagi mengingat bentang lebar dengan perkiraan minimal orang yang diwadahi
sekitar dua ribu orang. Belajar ilmu struktur bentang lebar, berarti belajar untuk menghargai
hidup orang lain. Bangunan yang kokoh akan memberikan ketenangan bagi orang yang ada di
dalamnya. Dengan penguasaan ilmu struktur dan konstruksi juga, manusia bisa lebih berhemat
dan tidak menjadi mubatsir dalam mengaplikasikan sistem struktur dan konstruksinya, guna
pemenuhan target kearsitekturalannya.

Struktur Rangka Batang

Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi
segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban
eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen
tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi. Sedangkan
batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya
terjadi pada titik hubung.

Prinsip – prinsip Umum Rangka Batang

a. Prinsip Dasar Triangulasi

Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul beban
adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada
bentuk segiempat atau bujursangkar, bila struktur tersebut diberi beban, maka akan terjadi
deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur ini diberi beban, maka akan
membentuk suatu mekanisme runtuh (collapse), sebagaimana diilustrasikan pada gambar
berikut ini. Struktur yang demikian dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya
perubahan pada panjang setiap batang. Sebaliknya, konfigurasi segitiga tidak dapat berubah
bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk ini stabil.

Pada struktur stabil, setiap deformasi yang terjadi relatif kecil dan dikaitkan dengan perubahan
panjang batang yang diakibatkan oleh gaya yang timbul di dalam batang sebagai akibat dari
beban eksternal. Selain itu, sudut yang terbentuk antara dua batang tidak akan berubah apabila
struktur stabil tersebut dibebani. Hal ini sangat berbeda dengan mekanisme yang terjadi pada
bentuk tak stabil, dimana sudut antara dua batangnya berubah sangat besar.
Pada struktur stabil, gaya eksternal menyebabkan timbulnya gaya pada batang-batang. Gaya-
gaya tersebut adalah gaya tarik dan tekan murni. Lentur (bending) tidak akan terjadi selama
gaya eksternal berada pada titik nodal (titik simpul). Bila susunan segitiga dari batang-batang
adalah bentuk stabil, maka sembarang susunan segitiga juga membentuk struktur stabil dan
kukuh. Hal ini merupakan prinsip dasar penggunaan rangka batang pada gedung. Bentuk kaku
yang lebih besar untuk sembarang geometri dapat dibuat dengan memperbesar segitiga-segitiga
itu. Untuk rangka batang yang hanya memikul beban vertikal, pada batang tepi atas umumnya
timbul gaya tekan, dan pada tepi bawah umumnya timbul gaya tarik. Gaya tarik atau tekan ini
dapat timbul pada setiap batang dan mungkin terjadi pola yang berganti-ganti antara tarik dan
tekan.

Penekanan pada prinsip struktur rangka batang adalah bahwa struktur hanya dibebani dengan
beban-beban terpusat pada titik-titik hubung agar batang-batangnya mengalami gaya tarik atau
tekan. Bila beban bekerja langsung pada batang, maka timbul pula tegangan lentur pada batang
itu sehingga desain batang sangat rumit dan tingkat efisiensi menyeluruh pada batang menurun.

b. Analisa Kualitatif Gaya Batang

Perilaku gaya-gaya dalam setiap batang pada rangka batang dapat ditentukan dengan
menerapkan persamaan dasar keseimbangan. Untuk konfigurasi rangka batang sederhana, sifat
gaya tersebut (tarik, tekan atau nol) dapat ditentukan dengan memberikan gambaran bagaimana
rangka batang tersebut memikul beban. Salah satu cara untuk menentukan gaya dalam batang
pada rangka batang adalah dengan menggambarkan bentuk deformasi yang mungkin terjadi.
Mekanisme gaya yang terjadi pada konfigurasi rangka batang sederhana dapat dilihat pada
Gambar 4.2. Metode untuk menggambarkan gaya-gaya pada rangka batang adalah berdasarkan
pada tinjauan keseimbangan titik hubung. Secara umum rangka batang kompleks memang
harus dianalisis secara matematis agar diperoleh hasil yang benar.

Analisa Rangka Batang

a. Stabilitas

Langkah pertama pada analisis rangka batang adalah menentukan apakah rangka batang itu
mempunyai konfigurasi yang stabil atau tidak. Secara umum, setiap rangka batang yang
merupakan susunan bentuk dasar segitiga merupakan struktur yang stabil. Pola susunan batang
yang tidak segitiga, umumnya kurang stabil. Rangka batang yang tidak stabil dan akan runtuh
apabila dibebani, karena rangka batang ini tidak mempunyai jumlah batang yang mencukupi
untuk mempertahankan hubungan geometri yang tetap antara titik-titik hubungnya.
Penting untuk menentukan apakah konfigurasi batang stabil atau tidak stabil. Keruntuhan total
dapat terjadi bila struktur tak stabil terbebani. Pola yang tidak biasa seringkali menyulitkan
penyelidikan kestabilannya. Pada suatu rangka batang, dapat digunakan batang melebihi jumlah
minimum yang diperlukan untuk mencapai kestabilan. Untuk menentukan kestabilan rangka
batang bidang, digunakan persamaan yang menghubungkan banyaknya titik hubung pada
rangka batang dengan banyaknya batang yang diperlukan untuk mencapai kestabilan (lihat sub
bab 3.6).

Aspek lain dalam stabilitas adalah bahwa konfigurasi batang dapat digunakan untuk
menstabilkan struktur terhadap beban lateral. Gambar 4.4 menunjukan cara menstabilkan
struktur dengan menggunakan batangbatang kaku (bracing). Kabel dapat digunakan sebagai
pengganti dari batang kaku, bila gaya yang dipikul adalah gaya tarik saja. Tinjauan stabilitas
sejauh ini beranggapan bahwa semua elemen rangka batang dapat memikul gaya tarik dan
tekan dengan sama baiknya. Elemen kabel tidak dapat memenuhi asumsi ini, karena kabel akan
melengkung bila dibebani gaya tekan. Ketika pembebanan datang dari suatu arah, maka gaya
tekan atau gaya tarik mungkin timbul pada diagonal, sesuai dengan arah diagonal tersebut.
Suatu struktur dengan satu kabel diagonal mungkin tidak stabil. Namun bila kabel digunakan
dengan sistem kabel silang, dimana satu kabel memikul seluruh gaya horisiontal dan kabel
lainnya menekuk tanpa menimbulkan bahaya terhadap struktur, maka kestabilan dapat tercapai.

b. Gaya Batang

Prinsip yang mendasari teknik analisis gaya batang adalah bahwa setiap struktur atau setiap
bagian dari setiap struktur harus berada dalam kondisi seimbang. Gaya-gaya batang yang
bekerja pada titik hubung rangka batang pada semua bagian struktur harus berada dalam
keseimbangan, seperti pada Gambar 4.5. Prinsip ini merupakan kunci utama dari analisis rangka
batang.

c. Metode Analisis Rangka Batang

Beberapa metode digunakan untuk menganalisa rangka batang. Metode-metode ini pada
prinsipnya didasarkan pada prinsip keseimbangan. Metode-metode yang umum digunakan untuk
analisa rangka batang adalah sebagai berikut :

Keseimbangan Titik Hubung pada Rangka Batang

Pada analisis rangka batang dengan metode titik hubung (joint), rangka batang dianggap
sebagai gabungan batang dan titik hubung. Gaya batang diperoleh dengan meninjau
keseimbangan titik-titik hubung. Setiap titik hubung harus berada dalam keseimbangan.
Keseimbangan Potongan

Prinsip yang mendasari teknik analisis dengan metode ini adalah bahwa setiap bagian dari suatu
struktur harus berada dalam keseimbangan. Dengan demikian, bagian yang dapat ditinjau dapat
pula mencakup banyak titik hubung dan batang. Konsep peninjauan keseimbangan pada bagian
dari suatu struktur yang bukan hanya satu titik hubung merupakan cara yang sangat berguna
dan merupakan dasar untuk analisis dan desain rangka batang, juga banyak desain struktur lain.

Perbedaan antara kedua metode tersebut di atas adalah dalam peninjauan keseimbangan
rotasionalnya. Metode keseimbangan titik hubung, biasanya digunakan apabila ingin mengetahui
semua gaya batang. Sedangkan metode potongan biasanya digunakan apabila ingin
mengetahui hanya sejumlah terbatas gaya batang.

Gaya Geser dan Momen pada Rangka Batang Metode ini merupakan cara khusus untuk
meninjau bagaimana rangka batang memikul beban yang melibatkan gaya dan momen
eksternal, serta gaya dan momen tahanan internal pada rangka batang.

Agar keseimbangan vertikal potongan struktur dapat dijamin, maka gaya geser eksternal harus
diimbangi dengan gaya geser tahanan total atau gaya geser tahanan internal (VR), yang
besarnya sama tapi arahnya berlawanan dengan gaya geser eksternal. Efek rotasional total dari
gaya internal tersebut juga harus diimbangi dengan momen tahanan internal (MR) yang
besarnya sama dan berlawanan arah dengan momen lentur eksternal. Sehingga memenuhi
syarat keseimbangan, dimana :

E R M = M atau ? = 0 E R M M (4.1)

d. Rangka Batang Statis Tak Tentu

Rangka batang statis tak tentu tidak dapat dianalisis hanya dengan menggunakan persamaan
kesimbangan statika, karena kelebihan banyaknya tumpuan atau banyaknya batang yang
menjadi variabel. Pada struktur statis tak tentu, keseimbangan translasional dan rotasional
(????Fx=0, Fy=0, dan Mo=0) masih berlaku. Pemahaman struktur statis tak tentu adalah struktur
yang gaya-gaya dalamnya bergantung pada sifat-sifat fisik elemen strukturnya.

e. Penggunaan Elemen (Batang) Tarik Khusus : Kabel

Selain elemen batang yang sudah dibahas di atas, ada elemen lain yang berguna, yaitu elemen
kabel, yang hanya mampu memikul tarik. Secara fisik, elemen ini biasanya berupa batang baja
berpenampang kecil atau kabel terjalin. Elemen ini tidak mampu memikul beban tekan, tetapi
sering digunakan apabila hasil analisis diketahui selalu memikul beban tarik. Elemen yang hanya
memikul beban tarik dapat mempunyai penampang melintang yang jauh lebih kecil dibanding
dengan memikul beban tekan.
f. Rangka Batang Ruang

Kestabilan yang ada pada pola batang segitiga dapat diperluas ke dalam tiga dimensi. Pada
rangka batang bidang, bentuk segitiga sederhana merupakan dasar, sedangkan bentuk dasar
pada rangka batang ruang adalah tetrahedron. Prinsip-prinsip yang telah dibahas pada analisis
rangka batang bidang secara umum dapat diterapkan pada rangka batang ruang. Kestabilan
merupakan tinjauan utama. Gaya-gaya yang timbul pada batang suatu rangka batang ruang
dapat diperoleh dengan meninjau keseimbangan ruang potongan rangka batang ruang tersebut.
Jelas bahwa persamaan statika yang digunakan untuk benda tegar tiga dimensi, yaitu

Apabila diterapkan langsung pada rangka batang ruang yang cukup besar, persamaan-
persamaan ini akan melibatkan banyak titik hubung dan batang. bahkan tidak dikehendaki.
Apabila kondisi titik hubung aktual sedemikian rupa sehingga ujung-ujung batang tidak bebas
berotasi, maka momen lentur lokal dan gaya aksialnya dapat timbul pada batang-batang. Apabila
momen lentur itu cukup besar, maka batang tersebut harus didesain agar mampu memikul
tegangan kombinasi akibat gaya aksial dan momen lentur. Besar tegangan lentur yang terjadi
sebagai akibat dari titik hubung kaku umumnya ?? 20% dari tegangan normal yang terjadi. Pada
desain awal, biasanya tegangan lentur sekunder ini diabaikan. Salah satu efek positif dari
adanya titik hubung kaku ini adalah untuk memperbesar kekakuan rangka batang secara
menyeluruh, sehingga dapat mengurangi defleksi. Merencanakan titik hubung yang kaku
biasanya tidak akan mempengaruhi pembentukan akhir dari rangka batang.

Desain Rangka Batang

a. Tujuan

Kriteria yang digunakan untuk merancang juga menjadi sangat bervariasi. Ada beberapa tujuan
yang menjadi kriteria dalam desain rangka batang, yaitu :

(1) Efisiensi Struktural

Tujuan efisiensi struktural biasa digunakan dan diwujudkan dalam suatu prosedur desain, yaitu
untuk meminimumkan jumlah bahan yang digunakan dalam rangka batang untuk memikul
pembebanan pada bentang yang ditentukan. Tinggi rangka batang merupakan variabel penting
dalam meminimumkan persyaratan volume material, dan mempengaruhi desain elemennya.

(2) Efisiensi Pelaksanaan (Konstruksi)

Alternatif lain, kriteria desain dapat didasarkan atas tinjauan efisiensi pelaksanaan (konstruksi)
sehubungan dengan fabrikasi dan pembuatan rangka batang. Untuk mencapai tujuan ini, hasil
yang diperoleh seringkali berupa rangka batang dengan konfigurasi eksternal sederhana,
sehingga diperoleh bentuk triangulasi yang sederhana pula. Dengan membuat semua batang
identik, maka pembuatan titik hubung menjadi lebih mudah dibandingkan bila batang-batang
yang digunakan berbeda.
b. Konfigurasi

Beberapa bentuk konfigurasi eksternal rangka batang yang umum digunakan seperti ditunjukan
pada Gambar 4.6. Konfigurasi eksternal selalu berubah-ubah, begitu pula pola internalnya.
Konfigurasi-konfigurasi ini dipengaruhi oleh faktor eksternal, tinjauan struktural maupun
konstruksi. Masing-masing konfigurasi mempunyai tujuan yang berbeda. Beberapa hal yang
menjadi bahasan penting dalam konfigurasi rangka batang adalah :

(1) Faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal memang bukanlah hal yang utama dalam menentukan konfigurasi rangka
batang. Namun faktor eksternal juga dapat mempengaruhi bentuk-bentuk yang terjadi.

(2) Bentuk-bentuk Dasar

Ditinjau dari segi struktural maupun konstruksi, bentuk–bentuk dasar yang digunakan dalam
rangka batang merupakan respon terhadap pembebanan yang ada. Gaya-gaya internal akan
timbul sebagai respon terhadap momen dan gaya geser eksternal. Momen lentur terbesar pada
umumnya terjadi di tengah rangka batang yang ditumpu sederhana yang dibebani merata, dan
semakin mengecil ke ujung. Gaya geser eksternal terbesar terjadi di kedua ujung, dan semakin
mengecil ke tengah.

(3) Rangka Batang Sejajar

Pada rangka batang dengan batang tepi sejajar, momen eksternal ditahan terutama oleh batang-
batang tepi atas dan bawah. Gaya geser eksternal akan dipikul oleh batang diagonal karena
batangbatang tepi berarah horisontal dan tidak mempunyai kontribusi dalam menahan gaya arah
vertikal. Gaya-gaya pada diagonal umumnya bervariasi mengikuti variasi gaya geser dan pada
akhirnya menentukan desain batang.

(4) Rangka Batang Funicular

Rangka batang yang dibentuk secara funicular menunjukan bahwa secara konsep, batang nol
dapat dihilangkan hingga terbentuk konfigurasi bukan segitiga, namun tanpa mengubah
kemampuan struktur dalam memikul beban rencana. Batang-batang tertentu yang tersusun di
sepanjang garis bentuk funicular untuk pembebanan yang ada merupakan transfer beban
eksternal ke tumpuan. Batangbatang lain adalah batang nol yang terutama berfungsi sebagai
bracing. Tinggi relatif pada struktur ini merupakan fungsi beban dan lokasinya.
c. Tinggi Rangka Batang

Penentuan tinggi optimum yang meminimumkan volume total rangka batang umumnya dilakukan
dengan proses optimasi. Proses optimasi ini membuktikan bahwa rangka batang yang relatif
tinggi terhadap bentangannya merupakan bentuk yang efisien dibandingkan dengan rangka
batang yang relatif tidak tinggi. Sudut-sudut yang dibentuk oleh batang diagonal dengan garis
horisontal pada umumnya berkisar antara 300 – 600 dimana sudut 450 biasanya merupakan
sudut ideal. Berikut ini pedoman sederhana untuk menentukan tinggi rangka batang berdasarkan
pengalaman. Pedoman sederhana di bawah ini hanya untuk pedoman awal, bukan digunakan
sebagai keputusan akhir dalam desain.

d. Masalah-masalah pada Desain Elemen

Beberapa permasalahan yang umumnya timbul pada desain elemen menyangkut faktor-faktor
yang diuraikan berikut ini.

(1) Beban Kritis

Pada rangka batang, setiap batang harus mampu memikul gaya maksimum (kritis) yang
mungkin terjadi. Dengan demikian, dapat saja terjadi setiap batang dirancang terhadap kondisi
pembebanan yang berbeda-beda.

(2) Desain Elemen, meliputi :

Batang Tarik

Batang Tekan

Untuk batang tekan, harus diperhitungkan adanya kemungkinan keruntuhan tekuk (buckling)
yang dapat terjadi pada batang panjang yang mengalami gaya tekan. Untuk batang tekan
panjang, kapasitas pikul-beban berbanding terbalik dengan kuadrat panjang batang. Untuk
batang tekan yang relatif pendek, maka tekuk bukan merupakan masalah sehingga luas
penampang melintang hanya bergantung langsung pada besar gaya yang terlibat dan teganagan
ijin material, dan juga tidak bergantung pada panjang batang tersebut.

(3) Batang Berukuran Konstan dan/atau Tidak Konstan

Bila batang tepi atas dirancang sebagai batang yang menerus dan berpenampang melintang
konstan, maka harus dirancang terhadap gaya maksimum yang ada pada seluruh batang tepi
atas, sehingga penampang tersebut akan berlebihan dan tidak efisien. Agar efisien, maka
penampang konstan yang dipakai dikombinasikan dengan bagian-bagian kecil sebagai
tambahan luas penampang yang hanya dipakai pada segmen-segmen yang memerlukan.

(4) Pengaruh Tekuk terhadap Pola

Ketergantungan kapasitas pikul beban suatu batang tekan pada panjangnya serta tujuan desain
agar batang tekan tersebut relatif lebih pendek seringkali mempengaruhi pola segitiga yang
digunanakan, seperti ditunjukan pada Gambar 4.7 berikut.

(5) Pengaruh Tekuk Lateral pada desain batang dan susunan batang.

Jika rangka berdiri bebas seperti pada Gambar 4.8, maka ada kemungkinan struktur tersebut
akan mengalami tekuk lateral pada seluruh bagian struktur. Untuk mencegah kondisi ini maka
struktur rangka batang yang berdiri bebas dapat dihindari. Selain itu penambahan balok
transversal pada batang tepi atas dan penggunaan rangka batang ruang juga dapat mencegah
tekuk transversa.

e. Rangka Batang Bidang dan Rangka Batang Ruang

Rangka batang bidang memerlukan material lebih sedikit daripada rangka batang tiga dimensi
untuk fungsi yang sama. Dengan demikian, apabila rangka batang digunakan sebagai elemen
yang membentang satu arah, sederetan rangka batang bidang akan lebih menguntungkan
dibandingkan dengan sederetan rangka batang ruang (tiga dimensi). Sebaliknya, konfigurasi tiga
dimensi seringkali terbukti lebih efisien dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan
untuk membentuk sistem dua arah. Rangka batang tiga dimensi juga terbukti lebih efisien bila
dibandingkan beberapa rangka batang yang digunakan sebagai rangka berdiri bebas (tanpa
balok transversal yang menjadi penghubung antar rangka batang di tepi atas).

KONTRUKSI DAN STRUKTUR BAGUNAN

KONTRUKSI DAN STRUKTUR BANGUNAN

A. KONTRUKSI BAGUNAN

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana.


Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai
bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara
ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara
keseluruhan dari struktur bangunan.

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu
bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya). Walaupun kegiatan konstruksi dikenal
sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan
yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain,
atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan
lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan,
tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif


sangatlah penting. Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan)
infrastruktur yang mempertimbangkan mengenai dampak pada lingkungan / AMDAL,
metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan / anggaran, disertai dengan jadwal
perencanaan yang baik,keselamatan lingkungan kerja, ketersediaan material bangunan,
logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh keterlambatan
persiapan tender dan penawaran, dll.

KONTRUKSI BAGUNAN ANTARA LAIN

1. PONDASI BANGUNAN

Pondasi merupakan komponen/ struktur paling bawah dari sebuah bangunan, meski
tidak terlihat secara langsung saat bangunan sudah selesai, namun secara fungsi struktur,
keberadaan pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu perencanaan yang matang, karena salah
satu faktor yang mempengaruhi keawetan atau keamanan bangunan adalah pondasi.

Dalam menentukan jenis, ukuran, dan konstruksi pondasi harus memperhatikan jenis
bangunan, beban bangunan, kondisi tanah, dan faktor-faktor lain yang berpengaruh secara
langsung maupun tidak langsung. Karena fungsi pondasi adalah sebagai perantara untuk
meneruskan beban struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah
pendukung bangunan tersebut. Dengan demikian, sebaiknya perlu perhitungan matang dan
tidak hanya berdasar kebiasaan setempat. Karena sering ditemui, banyak yang membuat
rumah hanya didasari dari kebiasaan masyarakat.

Sebagai contoh: Sebuah rumah sudah mengalami retak pada dindingnya, padahal
konstruksinya sudah sangat kuat, mulai dari sloof, kolom, dinding, semua menggunakan konstruksi
yang kuat. Tapi ada yang terlupakan, tanah yang dipergunakan untuk membangun rumah saat ini
adalah bekas sawah, sehingga kondisi tanah belum stabil, sedangkan pondasi yang digunakan adalah
pondasi yang biasa digunakan diwilayah tersebut.

Pondasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Seperti sebagai berikut:

Pondasi dangkal

Jenis pondasi dangkal kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter
masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa
pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom
bangunan ke tanah keras. Berikut yang termasuk pondasi dangkal diantaranya:

 Pondasi Umpak. Biasanya jenis pondasi ini digunakan pada rumah adat, rumah
kayu, atau rumah tradisional jaman dulu.
 Pondasi Batu Bata / rollag bata. Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu
bata. Dalam pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat
bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah. Pada awalnya
pondasi rollag bata merupakan pondasi yang diaplikasikan untuk menopang berat beban
pada bangunan. Namun, pada saat ini pondasi rollag bata telah lama ditinggalkan.Selain
mahal, pemasangannya pun membutuhkan waktu yang lama serta tidak memiliki kekuatan
yang bisa diandalkan. Akan tetapi, pondasi ini tetap digunakan untuk menahan beban
ringan, misalnya pada teras.
 Pondasi Batu Kali. Jenis pondasi yang bahan dasarnya batu kali.Pondasi batu kali sering kita
temuin pada bangunan – bangunan rumah tinggal.Pondasi ini masih digunakan, karena selain kuat,
pondasi ini pun masih termasuk murah.Bentuknya yang trapesium dengan ukuran tinggi 60 – 80 Cm,
lebar pondasi bawah 60 – 80 Cm dan lebar pondasi atas 25 – 30 Cm. Bahan lain yang murah sebagai
alternatif pengganti pondasi batu kali adalah memanfaatkan bongkaran bekas pondasi tiang pancang (
Bore Pile ) atau beton bongkaran jalan. Bekas bongkaran tersebut cukup kuat digunakan untuk
pondasi, sebab mutu beton yang digunakan ialah K-250 s/d K-300.Permukaannya yang tajam dan
kasar mampu mengikat adukukan semen dan pasir.Bila dibandingkan dengan pondasi rollag bata,
tentu bongkaran bekas beton jauh lebih kuat. Ukurannya rata – rata 30 x 30 cm.
 Pondasi bor mini (Strauss Pile). Pondasi bor mini atau strauss pile ini digunakan pada kondisi
tanah yang jelek, seperti bekas empang atau rawa yang lapisan tanah kerasnya berada jauh dari
permukaan tanah.Pondasi ini bisa digunakan untuk rumah tinggal sederhna atau bangunan dua lantai.
Kedalamannya 2 – 5 meter. Ukuran diameter pondasi mulai dari 20, 30 dan 40 Cm. Pengerjaannya
dengan mesin bor atau secara manual.Di atas pondasi bor mini ada blok beton ( pile cap ).Pile cap ini
merupakan media untuk mengikat kolom dengan sloof.
 Pondasi Telapak/ Footplat
 Dll
2. PONDASI TIANG PANCANG

Jenis pondasi dalam digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati


lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya
antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat
berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya. Sebagai bagian dari pondasi dalam
diantaranya:

 Pondasi tiang pancang (driven pile). Tiang pancang pada dasarnya sama dengan bore pile,
hanya sja yang membedakan bahandasarnya.Tiang pancang menggunakan beton jadi yang langsung
ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.Karena ujung tiang pancang
lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran.
 Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi yang kedalamannya lebih dari 2
meter.Digunakan untuk pondasi bangunan – bangunan tinggi.Sebelum memasang bore pile,
permukaan tanah dibor terlebih dahulu dengan menggunakan mesin bor. Hingga menemukan daya
dukung tanah yang sangat kuat untuk menopang pondasi.Setelah itu tulang besi dimasukan kedalam
permukaaan tanah yang telah dibor, kemudian dicor dengan beton.Pondasi ini berdiameter 20
Cmkeatas.Dan biasanya pondasi ini terdiri dari 2 atau lebih yang diatasnya terdapat pile cap.

Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh
para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya
dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam
perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total
(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial (sebagian pondasi saja
yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya. Daya
dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung
pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana
ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-
perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik
membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.

Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjad

 Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban
akibat gaya angin pada dinding.
 Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
 Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
 Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
 Gaya gempa
 Gaya angkat air
 Momen
 Torsi
3. SLOOF

Sloof adalah struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof
berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang
tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai
pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan tanah. Sebagai
tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka disempurnakan pada
ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan angker dengan beri diameter
12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini dapat berubah untuk bangunan yang lebih
besar atau bangunan bertingkat banyak.

Secara singkat, Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal di atas
pondasi. Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada seluruh
pondasi. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara dinding pondasi dengan kolom.

Dimensi sloof yang sering digunakan pada bangunan rumah tinggal lantai satu ,
lebar 15 cm, tinggi 20 cm, besi beton tulangan utama menggunakan 4 buah diameter 10 mm
(4 d 10 ) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak
15 cm ( d 8 – 15).Dibawah ini gamabar sloof untuk bangunan rumah tinggal lantai satu.

Secara garis besar sloof merupakan bagian dari beton bertulang yang diletakkan secara
horizontal di atas pondasi. Sloof biasanya terbuat dari konstruksi beton bertulang. Namun berdasarkan
konstruksinya ada beberapa macam sloof,antara lain :

1. Konstruksi Sloof dari Kayu. Pada konstruksi rumah panggung dengan


pondasi tiang kayu (misalnya di atas pondasi setempat), sloof dapat dibentuk
sebagai balok pengapit. Jika sloof dari kayu terletak di atas pondasi lajur dari batu
atau beton, maka dipilih balok tunggal
2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata. Rolag dibuat dari susunan batu bata yang
dipasang secara melintang dan yang diikat dengan adukan pasangan ((1 bagian
portland semen : 4 bagian pasir). Konstruksi rolag tidak memenuhi syarat untuk
membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang. Konstruksi sloof ini dapat digunakan di
atas pondasi batu kali apabila pondasi tersebut dimaksudkan untuk bangunan tidak
bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding kurang lebih 3 m.
Ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang adalah >15 / 20 cm. Konstruksi sloof dari
beton bertulang juga dapat dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
Adapun fungsi sloof adalah sebagai berikut :

1. Sebagai pengikat kolom.


2. Meratakan gaya beban dinding ke pondasi.
3. Menahan gaya beban dinding.
4. Sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang disalurkan dari pondasi lajur
4. KOLOM

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari
balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total
collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,

1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan


yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.

Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah
bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke
kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di
bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan
jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar
sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya
ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah
bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi
gempa tidak mudah roboh.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan,
sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam
struktur beton memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

Jenis-Jenis kolom Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:

1.Kolom ikat (tie column)

2.Kolom spiral (spiral column)

3.Kolom komposit (composite column)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom
beton bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang
tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga
mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi
momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.

Kolom Utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang
berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar
dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan
dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi
beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10
begel d 8-20.

Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai atas, artinya
letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah
kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh
makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin
kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur
kolom mempunyai kekakuan yang sama.

Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok portal merangkai kolom-
kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat lantai dan
meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu
suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal.
Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh
ditambah tebalnya.

5. KONSTRUKSI DINDING BANGUNAN

Pengertian Dinding
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang
dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam
terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary),
serta dinding penahan (retaining).

Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap danlangit-langit,
membagi ruangan, serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding
privasi, dinding penanda batas, serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan
dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan
dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk
ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi
(tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi
yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-
ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya,
antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
Jenis jenis dinding dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, sebagai berikut:

a) Dinding Batu Bata

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat
digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi
standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah).
Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan
min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat
dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan
bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai
pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus
sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya.
b) Dinding Batako

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang
tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC.
Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa
menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila
dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan
plesteran+acian lagi untuk finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:

a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.

b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan
air.

c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.

d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.

e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok
beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-
sudut, pertemuan dan persilangan

c) Dinding kayu

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di


eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding
struktural.
d) Dinding kayu biasa

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan
digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal
dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal
dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam
: 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/
hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami pemuaian dan susut.
e) DINDING SIRAP

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam
penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik
terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap
dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis
tergantung kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
f) Dinding batu alam

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas.
Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus
dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras
untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian
dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min.
30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

6. LANTAI

Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting
untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara
umum adalah: menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika
orang berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah: tahan lama, tidak licin dan
berwarna netral (tidak dominan). Lantai rumah digunakan untuk meletakkan barang-barang
seperti kursi, meja, almari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti
berjalan, anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.
Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,
misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti almari dengan cara menyeretnya.
Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari
barang-barang dan aktivitas di atasnya.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk
karakter ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun
sesuai karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik
tradisional, modern minimalis, retro dan sebagainya.

· Syarat material lantai

Karena fungsi setiap ruang dalam hunian beragam, maka beragam pula desain
lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah
dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah:
karpet, parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah: marmer, keramik,
granit .

Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar,
seperti: kamar mandi, teras dan garasi. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering
terkena air, sehingga licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula
dengan teras ketika terkena tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar
untuk mengindari resiko pengguna terpeleset. Pada garasi, tekstur kasar berfungsi
menghindari selip akibat gesekan antara ban dan muka lantai, terutama ketika kendaraan
sehabis kehujanan. Untuk ruang dapur memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta
tidak meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu
keindahan lantai. Ruang tamu, ruang keluarga dan kamar tidur dapat memakai bahan lantai
dengan permukaan licin dan mengkilap.

· Ukuran material lantai

Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso (tegel), akan
berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (ruang tidur, kamar
mandi), ukuran bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan.
Sementara untuk ruangan berukuran luas (ruang tamu, ruang keluarga), bahan berukuran
besar akan membantu menyeimbangkan kesan luas ruang.
Jenis material lantai

Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya
sebagai pertimbangan aplikasi pada ruan

 Plester (concrete)

Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan
seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan
perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus dan
mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan cenderung lebih
gelap.

Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas
ruang, memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus
ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun penerapan
dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada tidak sedapnya
pandangan estetika.

 Keramik

Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi
dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian rumah. Selain kuat, lantai rumah dari
bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.
Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual di
pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik bertekstur
marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya

 Marmer

Marmer banyak disukai karena lebih memiliki karakter dan berkelas mewah. Tekstur
dan pola yang tidak teratur serta persediaan alam yang terbatas menjadikan material ini.
Material marmer memiliki kesan dingin dan kuat. Kelemahan marmer adalah memiliki pori-
pori relatif besar. Marmer yang berpori-pori relatif besar membutuhkan perawatan ekstra.
Hal ini karena marmer mudah menyerap cairan dan layaknya karpet, meninggalkan noda
jika tidak cepat dibersihkan.

Selain mahal harganya, marmer juga mahal dalam perawatannya dan diperlukan
cara khusus untuk membersihkannya. Pantaslah jika marmer merupakan material lantai
yang berkelas dan mewah, sehingga hanya pengguna yang memiliki dana berlebih yang
sanggup mengaplikasikannya dalam hunian.
 Granit

Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang lebih
kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan berkesan kokoh.
Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan dengan
perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan motif yang
lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

 Kayu

Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kataparquetry.
Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan parket
saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu laminate yang
merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

 Batu

Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali
lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman atau
ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini cukup tahan
terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih seragam tidak mudah,
ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal itu justru menambah ruang
menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan dingin.

9. PELAT LANTAI (FLOOR PLATE)

Pengertian Plat Lantai

Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai
tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung
oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai
ditentukan oleh :

 Besar lendutan yang diinginkan


 Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukun
 Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian
yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan
plat lantai ditentukan oleh : beban yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar
bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan,
berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang
beban tak terduga seperti gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.

Fungsi Plat Lantai

Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut

1. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas

2. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas

3. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah

4. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah

5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal

Konstruksi Plat Lantai Berdasarkan Materialnya

Konstruksi untuk plat lantai dapat dibuat dari kayu, beton, baja dan yumen (kayu semen).

1. Plat Lantai Kayu

Plat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukan menjadi
kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.

· Ukuran umum

a. Lebar papan : 20-30cm

b. Tebal papan : 2-3cm

c. Jarak balok-balok pendukung : 60-80cm

d. Ukuran balok : 8/12, 8/14, 10/14

e. Bentangan : 3-3,5 m
Balok-balok kayu ini dapat diletakkan diatas pasangan bata 1 batu atau ditopang

Keuntungan plat lantai kayu:

· Harganya relatif murah, berarti biaya bangunan rendah

· Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai

· Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi

Kerugian plat lantai kayu:

· Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan beban ringan

· Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki dari penghuni atas dapat
mengganggu penghuni di lantai bawahnya

· Sifat bahan rembes air, jadi tidak dapat dibuat km/wc di lantai atas

· Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur diatasnya

· Dapat dimakan bubuk/serangga, berarti keawetan bahan terbatas

· Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas dan hujan), jadi hanya cocok untuk
bangunan yang terlindung

Plat Lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya dicor ditempat, bersama-sama balok penumpu
dan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan diperoleh hubungan yang kuat yang
menjadi satu kesatuan, hubungan ini disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang
tulangan baja pada kedua arah, tulangan silang, untuk menahan momen tarik dan lenturan.
Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit, tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada
tulangan balok penumpu.

Perencanaan dan hitungan plat lantai dari beton bertulang harus mengikuti
persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991.

· Beberapa persyaratan tersebut antara lain :


· Plat lantai harus mempunyai tebal sekurang-kurangnya 12cm, sedang untuk plat atap sekurang-
kurangnya 7cm;

· Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja lunak atau baja sedang;

· Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan rangkap atas bawah;

· Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5cm dan tidak lebih dari 20cm atau dua kali
tebal plat, dipilih yang terkecil;

· Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1cm, untuk melindungi baja
dari karat, korosi, atau kebakaran;

· Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila untuk lapis kedap air
dibuat dari campuran 1pc:1,5psr:2,5kr + air secukupnya.

Plat lantai dari beton mempunyai keuntungan antara lain :

§ Mampu mendukung beban besar

§ Merupakan isolasi suara yang baik

§ Tidak dapat terbakar dan dapat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh dibuat dapur dan km/wc

§ Dapat dipasang tegel untuk keindahan lantai

§ Merupakan bahan yang kuat dan awet, tidak perlu perawatan dan dapat berumum panjang. Untuk
menghindari lenturan yang besar, maka bentangan plat lantai jangan dibuat terlalu lebar, untuk ini
dapat diberi balok-balok sebagai tumpuan yang juga berfungsi menambah kekakuan plat. Bentangan
plat yang besar juga akan menyebabkan plat menjadi terlalu tebal dan jumlah tulangan yang
dibutuhkan akan menjadi lebih banyak, berarti berat bangunan akan menjadi besar dan harga
persatuan luas akan menjadi mahal.

Elemen-elemen pembebanan untuk plat lantai :

· Beban hidup (untuk rumah tinggal) = 0,200 t/m2

· Beban hidup (untuk bangunan umum) = 0,250 t/m2

· Pasir urug dibawah tegel tiap cm tebal = 0,018 t/m2

· Berat tegel+perekat = 0,120 t/m2

· Berat plafon+penggantung = 0,020 t/m2


· Berat dinding pasangan bata tebal ½ batu = 0,250 t/m2 pas

· Berat jenis beton = 2,4 t/m3

Konstruksi plat lantai baja

Konstruksi ini biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-
komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi
permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

Konstruksi plat lantai yumen (Kayu Semen)

Plat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil yang
kemudian dicampur semen dengan ukuran 90 cm x 80 cm. Plat lantai yumen ini masih
jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan baru. Dan yumen ini buatan dari pabrik
semen gresik.

Cara pemasangan yumen :

· Sebelum dipasang yumen, dack yang akan digunakan harus dipasangin kayu bangkirai 5/7dengan
panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer itu ditumpangi ringbalk dan dicor.

· Setelah itu lembaran yumen dipasang berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut.

10. RANGKA ATAP BANGUNAN

Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh
ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk
keperluan perlindungan. Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan
pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang
dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap
atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada
dasarnya konstruksi kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga.
Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–
kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu
kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya
tanpa mengalami perubahan.

Pada bagian konstruksi atap terdapat berbagai bagian penting sebagai pendukung
utama berdirinya konstruksi atap tersebut, seperti berikut :

a. Gording

Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada
proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban
angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kuda-kuda.

Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda.
Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda,
sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia.
Bahan- bahan untuk Gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada
gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod
untuk memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan
sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording.

Gording kayu biasanya memiliki dimensi : panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 8
cm s.d. 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.
2,5 m.Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyi
dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 s.d. 12 cm dan tebal sekitar 2,5
mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 s.d. 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 s.d. 12 cm dan tebal
sekitar 0,5 cm.

b. Jurai

Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu


atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai
luar.

c. Sagrod

Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua
ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).

d. Usuk / kaso
Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke
gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk
dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus
gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku.

Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah
pada ujung-ujung usuk.

e. Reng

Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng
menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan
penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan
penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak
lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng).

f. Penutup Atap

Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap.


Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air
selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan
rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan
beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap
air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara
lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain.

Kuda-kuda dari type bahan yang dipakai ada sebagian jenis diantaranya :

1. Kuda-kuda berbahan kayu

2. Kuda-kuda berbahan beton

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

4. Kuda-kuda baja

A. Baja konvensional iwf, canal, siku

B. Baja ringan
Untuk mengetahui secara detail bentuk ataupun gambaran dari rencana tersebut
yaitu berikut detailnya:

1. Kuda-kuda berbahan kayu

Untuk bentang 15 meter, bentuk seperti bentang 9 meter akan tetapi di mensi kayu 8/12 di
ganti dengan 8/15, sedangkan 5/10 diganti dengan 6/12.

Gambar di bawah adalah kuda-kuda dari kayu dengan bentang 15 m

SAAT EREXTION KUDA-KUDA DG MENGGUNAKAN 1 BOX

SELESAI EREXTION
SAMBUNGAN KUDA-KUDA DAN GORDING

REGEL,RANGKA DINDING,PERTEMUAN KUDA-KUDA DAN KOLOM

2. Kuda-kuda berbahan beton


yaitu kuda-kuda yang terbuat dari beton bertulang, pada catatan ini yang kami tampilkan
yaitu kuda-kuda yang biasa dipakai untuk tempat tinggal, dengan jarak tumpuan bebas 4
mtr., namun jika jarak tumpuan kian lebih 4 mtr., maka dibutuhkan perhitungan susunan.

3. Kuda-kuda berbahan pasangan bata

kuda-kuda yang terbuat dari pasangan bata umumnya disebut gunungan, serta kerap
dipakai pada atap jenis pelana, atau pada atap jenis lain namun posisi kuda-kuda diletakan
di bagian sedang.

4. Kuda-kuda baja dibagi mejadi 2 , yakni :


A. Baja konvensional iwf, canal, siku

Kuda-kuda baja kerap dipakai untuk bangunan pabrik atau gudang, karna bentang pada
tumpuan bias lebi dari 15 mtr., bahan yang dipakai iwf, c ( canal ), l ( siku ). Dimensi iwf
untuk kuda kuda umumnya ( baiknya susunan dihitung ) bentang 15 mtr. menggunakan iwf
200, bentang 20 mtr. menggunakan uwf 250, bentang 25 mtr. menggunakan iwf 275,
bentang 30 mtr. iwf 350, dari pengalaman kami bentang yang sangat besar yaitu 30 mtr..

kuda-kuda iwf 350 bentang 30 meter


kuda-kuda menggunakan siku

kuda-kuda menggunakan canal

B. Baja ringan

kuda-kuda baja mudah, terbuat dari baja anti karat, pertarama kali dikembangkan olen pryda
australia, dahulu kerap dimaksud dengan atap pryda, perhitungan cost yakni m2 luas atap.
untuk menentukan atap baja mudah baiknya pakai perusahaan yang telah populer dibidang
atap baja mudah. janganlah asal tentukan, karna atap baja mudah sistemnya yaitu cremona
hingga jika kesalahan saat menyambung componen dapat menyebabkan fatal.

B. STRUKTUR BAGUNAN

STRUKTUR BANGUNAN

Seni bangunan atau arsitektur adalah seni sejak adanya manusia dan disebut seni
terikat, karena bangunan gedung dipakai oleh manusia dan bahan-bahan bangunan yang
sifatnya dibatasi kemampuannya. Seni bangunan adalah seni dan teknik dengan
mengikutsertakan faktor-faktor falsafah, religi, tradisi, seni dan ilmu pengetahuan.

Struktur bangunan adalah komponen penting dalam arsitektur. Tidak ada bedanya
apakah bangunan dengan strukturnya hanya tempat untuk berlindung satu keluarga yang
bersifat sederhana, ataukah tempat berkumpul atau bekerja bagi banyak orang, seperti
perkantoran, gedung ibadah, hotel, gedung bioskop, stasiun dan sebagainya. Maka fungsi
dari struktur ialah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahaya-bahaya
yang ditimbulkan alam dan menyalurkannya semua macam beban ke tanah. Beban-beban
yang dipikulnya, berat bahan dari elemen-elemen beserta berat strukturnya sendiri
disalurkan oleh struktur atau kerangka bangunan kekulit bumi. Kecuali beban tersebut,
struktur harus dapt memikul beban lain akibat dari angin dan gempa bumi.

Struktur Bangunan Gedung adalah oganisasi daripada elemen-elemen ataupun


komponen-komponen bangunan yang mendukung dapat berfungsinya bangunan gedung
dengan baik. Sistem struktur adalah bentuk organisasi daripada elemen-elemen struktur
yang ditujukan untuk menyalurkan beban secara karakteristik.

Konstruksi

· Pelaksanaan.

· Hubungan antara elemen struktur.

konstruksi merupakan jaminan untuk stabilitas sistem struktur


Sistem konstruksi adalah cara bagaimana struktur bangunan gedung dilaksanakan (masalah
kekuatan, sambungan-sambungan per elemen/bagian yang disambung secara detail).

Pembebanan struktur bangunan adalah beraneka ragam dan rumit (kompleks).


Bangunan menampung orang-orang yang hidup, barang-barang yang dapat dipindahkan,
beban angin yang berubah-ubah, berat struktur dan bahan-bahan bangunan yang statis
semuanya dipikul ileh struktur atau kerangka bangunan dan sisalurkan ketanah melalui
pondasi.

Menurut sistem penyaluran bebannya struktur bangunan gedung dibagi sebagai


berikut:

· Struktur Utama adalah organisasi dari elemen-elemen ataupun komponen- komponen bangunan yang
menyalurkan beban ketanah dan tanpa adanya struktur ini bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik

· Struktur pendukung adalah susunan elemen-elemen ataupun komponen bangunan yang mendukung
struktur utama supaya dapat melaksanakan fungsinya dengan baik

Banyak variasi pembebanan pada struktur bangunan. Beban-beban tersebut diatas


dapat ditentukan dan diberi kode atau tanda dalam perencanaan struktur. Beban dibedakan
menjadi:

· Beban Mati adalah beratnya struktur sendiri.

· Beban hidup adalah berat beban yang dapat berpindah-pindah atau berubah arah seperti mesin,
orang, penyekat fleksibel (partition), air hujan, salju, dsb.

· Beban Angin. STRUKTUR KONSTRUKSI I Lilik Setiawan

· Beban Termis.

· Gerakan bangunan akibat gerakan tanah.

· Goyangan bangunan akibat gempa bumi.

· Beban Dinamis.

4 faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan bangunan:

1. Estetika, sebagai dasar keindahan dan keserasian bangunan yang mampu memberikan rasa bangga
kepada pemilknya.

2. Fungsional, disesuaikan dengan pemanfaatan dan penggunaannya sehingga dalam pemakaiannya


dapat memberikan kenikmatan dan kenyamanan.
3. Struktural, mempunyai struktur yang kuat dan mantap yang dapat memberikan kenikmatan dan
kenyamanan.

4. Ekonomis, pendimensian elemen bangunan yang proporsional dan penggunaan bahan bangunan yang
memadai sehingga bangunan awet dan mempunyai umur pakai yang panjang.

BAHAN-BAHAN UNTUK STRUKTUR BANGUNAN

Batu Alam dan Bata Buatan Batu alam adalah bahan yang tertua dipakai manusia sejak
mulai membangun rumah dan gedung-gedung pada jaman dahulu. Pengelmpokan batu
alam menurut asal jadinya adalah sebagai berikut: Batu-batuan dari pembekuan lahar. ƒ
Batu-batuan dari endapan. ƒ Batu-batuan dari salah satu yang disebut tadi atau campuran
setelah mengalami perubahan.

Kemudian disusul dengan batu buatan misalnya dari Portland Cement (PC) dan pasir atau
bata dari tanah liat. Guna meringankan berat dinding ada yang dibuat dengan lubang
ditengahnya, dengan lubang kecil biasa disebut dengan hollow bricks.

Kayu Adalah bahan konstruksi sejak jaman dahulu, kayu dimanfaatkan juga sebagai bahan
penghias interior.

Baja Adalah bahan bangunan yang sangat diperlukan sekali baik sebagai struktur utama
maupun sebagai pendukung tambahan dalam beton bertulang. Bahan baja dibuat dalam
bermacam- macam bentuk dan ukuran untuk elemen-elemen struktur bangunan. Hal-hal
yang kurang menguntungkan perubahan bentuk relatif (akibat panas ermis), tidak tahan
panas api dan korosif, perawatan memerlukan biaya yang besar.

Alumunium Campuran alumunium pada waktu sekarang belum dapat mengambil alih semua
macam baja sebagai struktur bangunan.

Beton Telah dikenal Bangsa Romawi pada abad sebelum Masehi

Anda mungkin juga menyukai