Anda di halaman 1dari 5

Gangguan Keinginan dan Gairah Seksual

Gangguan Keinginan dan Gairah Gangguan Orgasme


Seksual
Definisi Kondisi ketika terjadi penurunan Gangguan orgasme pada laki-laki
respon maupun keinginan secara yaitu terhambatnya atau tidak
seksual tercapainya orgasme yang
bersifat persisten atau berulang
setelah memasuki fase
rangsangan (excitement phase)
selama melakukan aktivitas
seksual.
Gangguan orgasme pada
perempuan adalah lambatnya atau
tidak tercapainya klimaks seks
(orgasme) walaupun rangsangan
seksual cukup lama dan kuat
dimana hambatan tersebut
berulang atau menetap
Etio Conditioning→objek non
patogenesis seksual dipakai sering dan
diulang-ulang untuk aktivitas
seksual→objek tersebut
menjadi sexually arousing.
Kepercayaan diri yang
rendah.
Ada dua macam gangguan yaitu:
Hypoactive Sexual Disorder
(HSD)→penderita kehilangan
minat terhadap berbagai aktifitas
seksual dan bukan diukur dari
pada frekuensi (jarang / sering)
hubungan seksualnya.
Sexual Aversion Disorder
(SAD)→kelanjutan dari HSD,
penderitanya bukan saja tidak
ada hasrat seksual, termasuk
juga pikiran tentang seks.
Faktor penyebab:
 Depresi
 Sistem saraf
 Gagal ginjal
 Cedera tulang belakang
 Efek mengonsumsi obat tekanan
darah tinggi
 Gangguan emosional khususnya
terkait dengan persoalan
hubungan dengan pasangan
 Traumatis akibat pelecehan
seksual.
Gejala klinis 1. Rendahnya keinginan Pada Perempuan:
untuk berhubungan seks. -ketidakmampuan perempuan
2. Tidak adanya respon mendapatkan orgasme melalui
bahkan saat terjadi masturbasi atau hubungan
rangsangan seksual. seksual.
3. Gairah yang mudah - Perempuan dengan gangguan
berubah drastis. orgasme seumur hidup tidak
4. Sulit mencapai orgasme. pernah mengalami orgasme
5. Merasa sakit saat dengan stimulasi apapun
beraktivitas seksual. -dapat memiliki keluhan pelvis
seperti nyeri perut bagian bawah,
gatal dan keputihan serta
meningkatnya ketegangan,
iritabilitas dan lelah.

Pada laki-laki →sering disebut


ejakulasi dini:
-Sangat sulit atau bahkan tidak
dapat memperoleh ejakulasi saat
berhubungan seksual.
-Dengan gangguan orgasme
seumur hidup tidak pernah
mampu ejakulasi saat
berhubungan intim.
-Mengalami ejakulasi, tetapi
mengeluhkan berkurangnya atau
tidak adanya perasaaan subjektif
akan kenikmatan saat
pengalaman orgasme (anhedonia
orgasmik).
Catt: Didalam ejakulasi dini, laki-
laki secara berulang atau menetap
mencapai orgasme dan ejakulasi
sebelum menginginkannya.

Diagnosis 1. Anamnesis Kriteria Diagnostik DSM-IV-


2. Evaluasi Medis TR Gangguan Orgasme Pada
Dapat dilihat adanya Perempuan
riwayat penggunaan obat A. Penundaan atau tidak
yang bias mengganggu adanya orgasme setelah fase
gairah dan fungsi seksual gairah seksual normal yang
seperti obat yang diberikan berulang/menetap. Diagnosis
pada kasus hipertensi atau gangguan orgasme pada
pada pasien cemas dan perempuan harus didasarkan
depresi. pada penilaian klinisi bahwa
Pemeriksaan Penunjang kapasitas orgasmik perempuan
1. Aliran darah genital. tersebut kurang daripada yang
2. Sensasi genital. sesuai dengan usianya,
3. Profil hormon. pengalaman seksual dan
stimulasi seksual adekuat yang
ia terima.
B. Gangguan ini
menimbulkan penderitaan yang
nyata atau kesulitan
interpersonal.
C. Disfungsi orgasme tidak
lebih mungkin disebabkan oleh
gangguan aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain) dan tidak
hanya disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (contoh
penyalahgunaan obat,
pengobatan) atau keadaan medis
umum.
Tentukan tipenya
Tipe seumur hidup
Tipe didapat
Tentukan tipenya
Tipe menyeluruh
Tipe situasional
Tentukan
Akibat faktor psikologis
Akibat kombinasi faktor
Kriteria Diagnostik DSM-IV-
TR Gangguan Orgasme Pada
Laki-Laki1
A. Penundaan atau tidak
adanya orgasme, yang terjadi
berulang atau menetap setelah
fase gairah seksual normal saat
aktivitas seksual yang oleh
klinisi diperhitungkan menurut
usia orang sebagai adekuat
dalam fokus, intensitas, dan
durasinya.
B. Gangguan ini
menimbulkan penderitaan yang
nyata atau kesulitan
interpersonal.
C. Disfungsi orgasme tidak
lebih mungkin disebabkan oleh
gangguan aksis I lain (kecuali
disfungsi seksual lain) dan tidak
hanya disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat (contoh
penyalahgunaan obat,
pengobatan) atau keadaan medis
umum
Kriteria Diagnostik DSM-IV-
TR Ejakulasi Dini
A. Ejakulasi berulang atau
menetap dengan stimulasi
seksual yang minimal sebelum
pada saat atau segera setelah
penetrasi dan sebelum orang
tersebut menginginkannya.
Klinisi harus
mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhi durasi fase
gairah, seperti usia pasangan
seksual yang baru/tidak
berpengalaman, situasi dan
frekuensi aktivitas seksual baru-
baru ini.
B. Gangguan ini
menimbulkan penderitaan yang
nyata atau kesulitan
interpersonal.
C. Ejakulasi dini tidak hanya
disebabkan efek langsung suatu
zat (contoh : putus zat opioid).
Tentukan tipenya
Tipe seumur hidup
Tipe didapat
Tentukan tipenya
Tipe menyeluruh
Tipe situasional
Tentukan
Akibat faktor psikologis
Akibat kombinasi faktor

Diagnosis Banding  Depresi Berat


 Gangguan Kepribadian
Problem Perkawinan atau
Problem Hubungan
Interpersonal lainnya
Tatalaksana Terapi psikososial→ singkat Terapi berfokus pada penggalian
dan langsung. Terapinya konflik yang tidak disadari,
melibatkan pasangan yang motivasi, fantasi dan berbagai
dysfunction dan diadakan secara kesulitan interpersonal
intensif selama 2 minggu Terapi Seks-Dual→pasangan
berturut-turut. (pendidikan dan Teknik dan Latihan Khusus
pengetahuan tentang fungsi seks, Hipnoterapi
menggali mitos mitos tentang Terapi Kelompok
seks, dan meningkatkan
komunikasi). Tujuan terapis
terutama mengurangi kecemasan
yang menjadi faktor penghalang.

Latihan. →pasangan belajar


melakukan intercourse atau
genital caressing dan secara
sederhana mengeksplore dan
enjoy dengan tubuhnya masing-
masing melalui touching,
kissing, hugging, massaging dan
tingkah laku lainnya.

Terapi medis→hampir
seluruhnya difokuskan pada
kasus ejakulasi dini.
Prognosis Prognosis terhadap perbaikan Gangguan orgasme dapat bersifat
disfungsi seksual akan sangat sementara, bisa bertahun-tahun
buruk apabila terdapat hubungan dan bahkan seumur hidup.
pasangan yang saling Prognosis dapat menjadi baik,
menyakitkan dan merusak. jika faktor psikologis dapat
teratasi dan pasangan saling
mendukung satu sama lain dan
menjalani psikoterapi
Edukasi Saat tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai