Anda di halaman 1dari 2

Hadis{ Musalsal

Oleh Riḍāllāh ‘Ismat

Alhamdulillah, tahadduts binni’mah malam itu adalah malam bersejarah dalam hidup kami. Bertahun-
tahun belajar hadis baru kali ini sanadnya bersambung dari guru ke guru, dari guru ke guru sampai pada
Rasulullah saw. Ya, itulah malam haul Ulama besar Mekkah Al Mukarramah asli Indonesia tepatnya kota
Minangkabau, yakni Shaikh Ya>sin Al Fada>ni. Melalui wasilah KH Zakwan pimpinan Pondok
Pesantren Al Kholidin Blok M Jakarta, kami dan seluruh jama’ah yang saya lihat kebanyakan asa>tidz
(bentuk plural dari ustadz) dan kyai di Jakarta mendapatkan hadis musalsal itu. Setidaknya ada 4 hadis
yang kami diijazahkan kepada kami.

Shaikh Manna Al Qattan menjelaskan bahwa hadis musalsal adalah hadis yang sanadnya tersambung
antara satu perawi dengan perawi selanjutnya dengan melakukan hal yang sama baik berupa perkataan
perbuaytan maupun keduanya. Referensi lain dalam kitab at-Taqrib, Imam an-Nawawi menjelaskan
bahwa hadits musalsal ini bisa terkait perbuatan, keadaan atau sifat pada diri perawi, atau bisa juga terkait
dengan cara penyampaian haditsnya. Agar lebih mudah difahami pembaca, kami rangkum dengan bahasa
sederhana sebagai berikut: “Hadis musalsal adalah hadis yang tersambung dengan Rasulullah dimana para
perawi awal sampai dengan perawi akhirnya menirukan bulat-bulat terkait kondisi dan situasi yang
dilakukan oleh Rasulullah ketika mengeluarkan hadis tesebut. Seperti contoh yang akan saya berikan
dibawah nanti dimana Rasulullah memberikan hadis ini sambil memegang kepala dengan tangannya,
maka perawi hadis tersebut dari zaman Rasulullah sampai perawi yang terakhir ketika meriwayatkan
hadis ini pun melakukan hal yang serupa yakni sambil memegang kepalanya.

adapun 4 hadis musalsal yang kami peroleh, sebagai berikut:

Hadis pertama yakni hadis musalsal bil awwaliyyah. KH Ahmad Mus}tafa Bisri yang akrab disapa Gus
Mus pernah bilang hadits berantai yg setiap rawinya mengatakan, "Inilah hadits pertama yang aku dengar
dari Rasulullah” disebut dengan hadis musalsal bil awwaliyah. Bunyi teks hadis yang kami dapatkan
pertama adalah:

ِ ‫ ا ِْر َح ُم ْوا َم ْن فِي األ َ ْر‬، ‫اركَ َوت َ َعالَى‬


"‫ض يَ ْر حم ُك ْم َم ْن فِي السَّماِء‬ َ َ‫الرحْ َم ُن تَب‬
َّ ‫الراحِ ُم ْونَ يَ ْر َح ُم ُه ُم‬
َّ

Orang-orang yang memiliki sifat kasih sayang akan disayang oleh Allah yang Maha Penyayang,
sayangilah semua yang ada di bumi, maka akan menyayangimu semua yang ada di langit.

Hadis kedua yakni hadis musalsal biwad}’i al yaddi ‘ala al ra’si. Hadis ini disampaikan oleh Rasulullah
sambil memegang kepala beliau dengan tangannya. Adapun bunyi hadis tersebut adalah:

" ‫ "وال أنا إال أن يتغمدني هللا برحمته وفضله‬: ‫ قال‬، " ‫ "وال أنت يا رسول هللا‬: ‫" ما منكم من أحد ينجيه عمله " قالوا‬

Tidak ada seorangpun dari kalian yang dapat diselamatkan oleh amalnya.” Para sahabat bertanya:
“Termasuk anda Ya Rasululloh?” Beliau bersabda: “Termasuk saya. Hanya saja Allah telah meliputi
saya dengan rahmat-Nya dan keutamaan-Nya”

Hadis ketiga hadis musalsal bi al ru’yah: al nazhr bi al ‘aini. Hadis ini disampaikan kepada perawi,
dimana perawi melihat sendiri dengan mata kepalanya ketika Rasulullah memberikan hadis ini.
‫ فمن رأنى أو رأى من رأنى أو رأى من رأى من رأنى دخل‬:‫ طوبي لمن لم يرني وامن بي (ثالثا) ثم قال‬,‫طوبي لمن راني وامن بي‬
‫الجنة‬

Beruntung bagi siapa saja yang pernah melihatku dan beriman pada ku, beruntung (juga) orang yang
belum pernah melihat ku dan beriman pada ku (pernyataan ini diulang 3 kali), lalu Rasul kembali
bersabda; siapa yang melihatku atau melihat orang yang pernah melihat ku atau melihat orang yang
pernah melihat orang yang melihatku sampai pada hari kiamat, maka masuk dalam surga.

Hadis keempat hadis musalsal bi khatmi al majlisi bi al du’a>i. hadis ini disampaikan dalam kondisi
rasul ingin menutup majelisnya sebelum beliau bangun beliau sampaikan doa dibawah ini:

، ‫ ال إله إال أنت‬،‫ أنت المؤخر‬، ‫ أنت المقدم‬، ‫ وما أنت أعلم به منا‬، ‫ وما أعلنا‬، ‫ وما أسررنا‬، ‫ وما تعمدنا‬،‫اللهم اغفر لنا ما أخطأنا‬

Ya Allah ampuni kesalahan kami baik yang kami sengaja, yang kami lakukan secara sembunyi-sembunyi
maupun yang kami lakukan secara terang-terangan. Dan segala perbuatan yang Engkau lebih
mengetahuinya, Engkau adalah dzat yang paling awal dan Engkau dzat yang terakhir, tiada tuhan yang
berhak untuk di sembah melainkan Engkau.

Demikian pembahasan kami tentang hadis musalsal. Apa yang kami sampaikan hanya sekedar berbagi
pengalaman spiritual dalam dimensi hadis. Bukan untuk hal lain, semoga kelak pembagian ijazah hadis
ini terus ada dan semarak dilakukan para Ulama di Jakarta.

Lahumul Fa>tihah.

Anda mungkin juga menyukai