Pemain :
1. Narator :
2. Sunan Muria :
3. Rinangku :
4. Cibolek :
5. Dewi Nawangsih :
ADEGAN PERTAMA
Sunan muria : Alhamdulillah, santri pengikut yang menuntut ilmu di padepokanku kini
semakin banyak. Bahkan dari kerajaan matarampun turut berguru
kesini.Namun ada yang menggangu perasaanku, keberadaan putri
kesayangankuyang semakin hari semakin tumbuh dewasa yang sudah tentu
pasti semakin menarik perhatian para santriku yang mayoritas laki-laki dan
tentu itu cukup merepotkanku. Semoga kecantikannya membawa berkah dan
tidak membawanya terjerumus pada kelaknatan. Semoga Allah SWT
melindungimu nak..
Rinangku : Hamba telah berhasil melaksanakan tugas yang diperintahkan kanjeng sunan
kepadaku, dan hamba pula membawa seorang santri yang ingin berguru
disini.
Sunan muria : Bagus, bagus rinangku, kau telah berhasil melaksanakan tugasmu dengan
baik. Namun, ada satu tugas lagi untukmu.
Rinangku : Sendiko dawuh kanjeng sunan, hamba siap melaksanakan tugas yang akan
anda berikan kepada hamba.
Sunan muria : Baiklah rinangku, aku menugaskan sekali lagi kepadamu untuk menjaga
burung-burung yang sedang makan bulir padi di sawah.
Sunan muria : Ada apa cibolek?ada apa?tenanglah dan ceritakan ada apa sebenarnya.
Cibolek : Anu..anu kanjeng sunan..raden ayu dewi nawangsih putri dalem kanjeng, di
bawa raden bagus rinangku ke perbukitan, dan disana mereka
melakukan.........perbuatan yang tidak senonoh!
Sunan muria : (Terkejut) Hai cibolek bicara yang benar! Kamu jangan selalu mengadukan
yang tidak-tidak. Raden bagus rinangku itu santri yang baik, satu-satunya
muridku yang cerdas dan mumpuni disetiap ilmu yang dia pelajari.
Sunan muria : Cibolek! Jika kata-katamu itu tidak bisa dipertanggung jawabkan kamu minta
hukuman apa?
Sunan muria : Baik cibolek, jika yang kamu katakan itu memang benar..coba buktikan!
Rinangku : Alhamdulillah, apa yang ditugaskan kanjeng sunan kepadaku untuk menjaga
burung yang memakan bulir padi ini dapat aku laksanakan dengan baik.
Semoga allah memberkahi segalanya.
Rinangku : Oh di ajeng, ternyata kamu, ada gerangan apa yang membuatmu dating
kemari diajeng?
Sunan muria : Waalaikum Salam, salammu aku terima, namun kenapa ini?kenapa kau
biarkan bulir padi yang telah menguning ini di makan burung?
Sunan muria : Rinangku, kau tidak perlu memamerkan kesaktianmu itu, dan kau
nawangsih, menjauh dari rinangku, kalian bukanlah muhrim..
Raden bagus rinangku muridku, perlu kamu ketahui, saya tidak pernah
mengajarkan perbuatan yang dilaranng agama dan kurang terpuji seperti
ini.
Rinangku : Ampun kanjeng, hamba disini tidak melakukan apa-apa, hamba disini
hanya melaksanakan tugas yang diberikan kanjeng. Justru diajeng dewi
nawangsihlah yang datang kesini untuk menghampiri hamba.
Nawangsih : Romo, yang dikatakan kakang mas bagus rinangku benar room. Saying
yang dating kesini menghampiri kakang mas bagus rinangku, tetapi kami
tidak melakukan apa-apa room. Ini kesalahan saya room.
Sunan muria : Hai bagus rinangku, kamu tidak pantas menjadi muridku lagi, maka kamu
harus dihukum dan apakah kamu dapat menahannya dengan kesaktianmu
itu. Kepercayaanku sudah kamu khianati.
Sunan muria : Sudahlah, semua ini sudah terjadi, dari kejadian ini aku mengumumkan
kedua jenazah ini untuk dimakamkan disini. Dan perlu diingat kematian
anakku dan muridku raden bagus rinangku berada dikawasan desa masin.
Mulo mbesuk ing rejaning zaman desa lan makam iki tak jenakno
“MASIN”.
Dan kalian para prajurit kenapa kalian hanya berdiri saja..kalian bagaikan
pohon jati.
SEKETIKA PARA PRAJURIT ITU PUN MENJADI POHON JATI YANG BESAR
YANG SEKARANG KEBERADAANNYA DI SEKITAR MAKAM DEWI AYU
AWANGSIH DAN RADEN BAGUS RINANGKU DAERAH KANDANGMAS DI DESA
MASIN KUDUS.