Anda di halaman 1dari 11

KEBIDANAN

PEMERIKSAAN LEOPOLD

Leopold Kegunaan Cara Pemeriksaan


Leopold I Untuk menentukan tinggi Pemeriksa
pundus uteri menghadap ke arah
muka ibu hamil
Leopold II Untuk menentukan letak Pemeriksa
punggung janin menghadap ke arah
muka ibu hamil
Leopold III Untuk menentukan bagian Pemeriksa
terbawah janin apakah menghadap ke arah
bagian tersebut sudah muka ibu hamil
masuk PAP atau belum
(jika belum, bagian
terbawah tersebut masih
dapat digoyangkan)
Leopold IV Untuk menentukan apa Pemeriksa
bagian terbawah janin menghadap ke arah
dan berapa jauh sudah kaki ibu hamil
masuh PAP

MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Rumus Usia Kehamilan


1
Usia Kehamilan = Tanggal kunjungan – HPHT x 4
3

HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir


Contoh 1 :
Tanggal kunjungan : 26 – 12 – 2007
HPHT : 12 – 6 – 2007
1
14 – 6 x 4
3
14 hari 24 2 hari
=2 mg
24 + 2 mg = mgg 2 hari
Jadi usia kehamilannya antara 26 – 27 mgg

Contoh 2 :
31 11 12bln -1=11
Tgl. Kunjungan : 4 – 5 – 2007
HPHT : 7 – 9 – 2006
1
28 7 x 4
3
= 4 mgg 28 2 sisa 1 diabaikan
Jadi usia kehamilanya antara 32 – 33 mgg

Cara lain untuk menentukan tuanya usia kehamilan yaitu dengan


menggunakan metlin, caranya ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
dari simpisis sampai fundus.

Menurut Mc Donald :

Jarak fundus – Sympisis = tuanya kehamilan dalam bulan


3,5
Hasil pemeriksaan TFU dengan menggunakan rumus di atas di
dapatkan hasil sebagai berikut:

Hasil Pemeriksaan Usia Kehamilan


24 25 cm di atas sympisis 22 – 28 mgg
26,7 cm di atas sympisis 28 mgg
29,5 - 30 cm diatas sympisis 30 mgg
29,5 - 30 cm diatas sympisis 32 mgg
31 cm di atas sympisis 34 mgg
32 cm di atas sympisis 36 mgg
33 cm di atas sympisis 38 mgg
34 cm di atas sympisis 40 mgg
Catatan :
Ingat Gunakan Metlin Secara Terbalik !

CARA MENGHITUNG DJJ/ BJF

Rumus Menentukan BJJ/BJF

Dihitung 3 x 5 detik secara berselang x 4

Contoh :
5 detik pertama : 11
5 detik kedua : 12
5 detik ketiga : 11 +
34 x 4 = 34 x/menit

Catatan :
Batas normal DJJ/BJF :120 – 160 x/menit
Jika < 120 atau > 160 x/ menit maka disebut Fetal Dystres
MENENTUKAN TAKSIRAN PERSALINAN

Rumus Menentukan Taksiran Persalinan

TP = Hari + 7, bulan – 3, tahun + 1

Contoh :
TP= 11 9 6
+7 -3 +1
18 6 07

Jika bulan pada HPHT tidak dapat dikurangi 3 maka


rumusnya menjadi :

TP = Hari + 7, bulan +9

Contoh :
TP= 11 2 7
+7 -9
18 11 7

MENGHITUNG TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN

Rumus I
Jika bagian terbawah belum masuk PAP
BB Janin = (Ukuran TFU 13) x 155

Jika bagian terbawah sudah masuk PAP


BB Janin = (Ukuran TFU 11) x 155
Rumus II
]
Jika bagian terbawah belum masuk PAP
BB Janin = (Ukuran TFU 13) x 135

Jika bagian terbawah sudah masuk PAP


BB Janin = (Ukuran TFU 11) x 135

Hasil perhitungan kedua rumus tersebut sebagai berikut :

Belum Masuk PAP


TFU (cm) 135 155
25 -13 1650 1860
26 -13 1755 2015
27 -13 1890 2170
28 -13 2025 2325
29 -13 2160 2480
30 -13 2295 2635
31 -13 2430 2790
32 -13 2656 2945
33 -13 2700 3100
34 -13 2835 3255
35 -13 2970 3410
36 -13 3105 3565
37 -13 3240 3720
38 -13 3375 3875
39 -13 3510 4030
40 -13 3645 4185
Belum Masuk PAP
TFU (cm) 135 155
25 -11 1890 2170
26 -11 2025 2325
27-11 2160 2480
28 -11 2295 2635
29 -11 2930 2790
30 -11 2565 2945
31 -11 2700 3100
32 -11 2835 3255
33 -11 2970 3410
34 -11 3105 3505
35 -11 3240 3720
36 -11 3375 3870
37 -11 3510 4030
38 -11 3645 4185
39 -11 3780 4340
40 -11 3915 4495

KALA PERSALINAN

Kala
Definisi
Persalinan
Kala I Waktu untuk pembukaan serviks sampai
menjadi pembukaan lengkap 10 cm. Kala
I terbagi 2 fase :
Fase Latin  Dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap.
 Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.
 Biasanya berlangsung kurang dari 8
jam.
Fase Aktif  Frekuensi dan lama kontraksi uterus
umunya meningkat (kontraksi
dianggap adekuat/ memadai jika
terjadi 3 x atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40
detik/ lebih.
 Serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm.
 Terjadi penurunan pada bagian
terbawah janin.
Kala II Kala pengeluaran janin
Kala III Kala untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta
Kala IV Mulai dari lahirnya placenta selama 1 – 2
jam

KALA I

Memantau kontraksi uterus (HIS)


Gunakan jarum detik yang ada pada jam dinding/ jam tangan
untuk memantau kontraksi uterus, letakan tangan diatas uterus
dan rasakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit.
Tentukan durasi/ lama setiap kontraksi berlangsung. Pada fase
aktif minimal terjadi 2 kali kontraksi dalam waktu 10 menit, lama
kontraksi dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik atau lebih.
Penurunan Kepala Janin
Presentasi Definisi
5/5 Kepala di atas PAP, mudah digerakkan
4/5 Bagian terbesar kepala belum masuk
panggul
3/5 Bagian terbesar kepala belum masuk
panggul
2/5 Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
1/5 Kepala didasar panggul
0/5 Diperineum

Bidang Hodge

Hodge I Promotorium pinggir atas simfisis


Hodge II Pinggir bawah simfisis
Hodge III Spina ischiadika
Hodge IV Ujung coccygeus

Pemantauan Kala I Persalinan


Frekuensi
Parameter
Fase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 mnt Setiap 30-60 mnt
DJJ Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
KALA II

Tanda dan Dorongan meneran


gejala kala Tekanan anus
II Perineum menonjol
persalinan Vulva-vagina dan sfringterani terlihat terbuka
Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakan atas dasar hasil


pemeriksaan dalam yang menunjukan
 Pembukaan serviks telah lengkap
 Terlihatnya kepala bayi pada intraitus vagina

Catatan:
Posisi ibu untuk tidak terlentang saat hendak bersalin,
karena jika ibu berbaring terlentang, maka berat uterus dan
isinya akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat
menyebabkan kekurangan aliran darah dari ibu ke
placenta, sehingga menyebabkan hipoksia/ defisienci
oksigen pada janin, juga akan memperlambat kemajuan
dan menyulitkan ibu untuk meneran.

Efisiotomi
Indikasi Dilakukan Efisiotomi
 Gawat janin
 Penyulit (sungsang, distosia bahu, ekstraksi forcep, ekstraksi
vakum)
 Adanya jaringan parut pada perineum atau vagina yang
memperlambat kemajuan persalinan
KALA III

Manajemen kala III terdiri dari :


Pemberian oksitoksin
Melakukan PTT
Massage fundus uteri

Keuntungan manajemen kala II


Kala III perrsalinan lebih singkat
Mengurangi jumlah kehilangan darah
Mengurangi terjadinya retensio placenta

Tanda-tanda lepasnya plasenta


Fundus membundar
Tali pusat menjulur
Terlihat masa di introtus
Semburan darah tiba-tiba
Catatan :
Jika dalam waktu 15 menit setelah persalinan uterus tidak berkontraksi
dengan baik dinamakan atonia uteri.

NIFAS

Nifas dibagi dalam 3 periode:


Periode Nifas Definisi
Puerperium dini Masa 40 hari pasca persalinan
Puerperium intermedia Masa 6-8 mingggu pasca persalinan
Remote puerperium Keadaan sehat sempurna pasca
persalinan
LOCHEA

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina secret dalam masa nifas terdiri dari :

Lochea Definisi
Lochea rubra Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseasa lanuga dan
meconium. Selama 2 hari pasca perrsalinan
Lochea sanguine Berwarna merah kuning berisi darah dan
lenta lender. Harri ke 3-7 pasca persalinan
Lochea serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi.
Hari ke 7-14 pasca persalinan.
Locea alba Cairan putih selama 2 minggu
Locea purullenta Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah
berbau bususk
Locheastatis Lochea tidak lancer keluarnnya
Sumber : Perubahan fisiologis Post Partum menurut Rubin (1977) :

Periode Nifas Definisi


Fase Taking In 1-3 har,i tergelantung
Fase Taking Hold 4-10 hari, belajar dan praktek
Fase Letting 3-4 minggu, mampu sendiri

Anda mungkin juga menyukai