Anda di halaman 1dari 12

KARAKTERISASI DAN KEKERABATAN 20 KULTIVAR

MANGGA (Mangifera indica L.) BERDASARKAN


MORFOLOGI POHON DI KABUPATEN SUBANG, JAWA
BARAT
Siti Nurlailatul Badriah*1, Nurillah Novia Hermaniawati2, Ulfatul Hasanah3, Tri Cahyanto4, Ateng
Supriyatna5
1.2
UIN Sunan Gunung Djati Bandung; Jln. A.H. Nasution 105 Bandung 40614
Tlpn. 022-7800525 Faks. 022-7803936
3
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati, Bandung 40614
e-mail: 1sitinurlailatulbadriah@gmail.com, 2hermaniawati@gmail.com,
3
hasanahulfatl714@gmail.com, 4tri_cahyanto@uinsgd.ac.id, 5atengsupriatna@uinsgd.ac.id

Abstrak. Mangga (Mangifera indica L.) merupakan tanaman buah yang potensial untuk dikembangkan
karena memiliki keragaman jenis, di Kabupaten Subang terdapat 20 kultivar mangga yang bervariasi
jenisnya. Tanaman mangga belum banyak dikembangkan dalam bidang pemuliaan tanaman karena kesulitan
yang dihadapi dalam pemuliaan tanaman mangga adalah sedikitnya jumlah plasma nutfah yang diperoleh.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakter morfologi pohon dan hubungan kekerabatan dari 20
kultivar mangga (Mangifera indica L.) di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan
Januari-Februari 2018 di Kabupaten Subang, dilakukan di tiga Kecamatan diantaranya adalah Kecamatan
Ciasem, Pamanukan, dan Tambakdahan. Penelitian ini menggunakan metode accidental sampling. Data yang
didapatkan dari hasil penelitian kemudian dianalisis hubungan kekerabatannya yang diketahui dari analisis
similaritas menggunakan metode UPGMA dengan aplikasi NTSYS versi 2.02. Hasil penelitian terdapat 20
kultivar yang bervariasi diantaranya adalah arumanis, apel, kidang, madu keraton, nanas, kasur, gincir,
cengkir, gedong gincu, simanalagi, cengkir gajah, golek, budiraja, TO 1, TO 2, golek benhur, bapang, dodol,
gori, dan rante. Hasil analisis hubungan kekerabatan mangga berdasarkan morfologi pohon terdapat tiga
kelompok dan 11 sub-kelompok dengan nilai koefisien kemiripan sekitar 0,27-0,83. Hubungan kekerabatan
terdekat dengan nilai koefisien 0.83 atau nilai presentase kemiripan 83% terdapat 10 kultivar, diantaranya
adalah kultivar simanalagi dengan cengkir gajah, kultivar TO 2 dengan gori, kultivar gincir dengan gedong
gincu, kultivar arumanis dengan apel, kultivar cengkir dengan budiraja.

Kata kunci: mangga, morfologi, pohon, Subang.

PENDAHULUAN tanaman karena kesulitan yang dihadapi


Mangga merupakan tanaman dalam pemuliaan tanaman mangga adalah
potensial untuk dikembangkan karena sedikitnya jumlah plasma nutfah yang
mempunyai tingkat keragaman genetik yang diperoleh (Nilasari et al., 2013). Tanaman
tinggi dan keragaman jenis di Indonesia mangga dapat tumbuh baik di daerah tropis
khususnya di Pulau Jawa, disukai oleh hampir dan subtropis. Mangga banyak tumbuh pada
semua lapisan masyarakat dan memiliki pasar ketinggian 600 m di atas permukaan laut.
yang luas. Tanaman mangga belum banyak Suhu yang optimal untuk pertumbuhan
dikembangkan dalam bidang pemuliaan
tanaman mangga berkisar antara 24o27oC Berdasarkan informasi data dari
(Purnomosidhi et al., 2002). Balai Penelitian Tanah (2008) bahwa sentra
Tanaman mangga tumbuh dalam produksi mangga di Indonesia khususnya di
bentuk pohon berbatang tegak bercabang Jawa Barat diantaranya Indramayu, Cirebon,
banyak, serta bertajuk rindang dan hijau dan Majalengka. Namun informasi penelitian
sepanjang tahun. Tinggi tanaman dewasanya terbaru dari Cahyanto et al., (2017)
bisa mencapai 1040 m dengan umur bisa menyatakan bahwa Subang memiliki jenis
mencapai 100 tahun. Morfologi tanaman mangga yang beragam. Dengan demikian,
mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan walaupun Subang bukan termasuk sentra
bunga. Akar tunggang tanaman mangga produksi mangga akan tetapi memiliki
panjang, yakni bisa mencapai kedalaman 6 keragaman jenis mangga yang dapat dilihat
meter. Batang tanaman mangga tumbuh tegak berdasarkan dari karakter morfologi.
dengan dahan yang bercabang dan beranting Tujuan penelitian ini adalah
banyak. Cabang dan ranting mangga tersebut menganalisis karakter morfologi pohon dan
ditumbuhi oleh daun lebat dengan tajuk hubungan kekerabatan dari 20 kultivar
berbentuk kubah, oval, atau memanjang mangga (Mangifera indica L.) di Kabupaten
(Pracaya, 2011). Subang, Jawa Barat.
Identifikasi, karakterisasi, dan
evaluasi belum terlaksana dengan baik BAHAN DAN METODE
khususnya di daerah luar Pulau Jawa. Hal ini A. Alat dan Bahan
dikarenakan terdapat jenis-jenis mangga yang a. Alat
belum diidentifikasi sehingga hampir punah Alat-alat yang digunakan
akibat eksploitasi lahan. Beberapa kultivar dalam penelitian ini adalah alat tulis,
mangga di Pulau Jawa telah diidentifikasi kamera, meteran, dan haga meter.
berdasarkan karakter morfologi (Fitmawati et b. Bahan
al., 2010).Taksonomi untuk klasifikasi dan Bahan-bahan yang digunakan
filogeni dapat diperoleh dari seluruh bagian dalam penelitian ini adalah objek
tumbuhan, karena pada berbagai tahap pohon mangga ada di Kabupaten
perkembangannya dapat memberikan Subang diantaranya yaitu mangga
informasi yang lengkap dan jelas tentang apel, kidang, simanalagi, T.O 1, T.O 2,
karakter taksonomi. Karakter morofolgi gincir, nanas, madu keraton, cengkir
adalah cara yang paling mudah, sederhana, gajah, kasur, arumanis, gedong gincu,
dan cepat untuk identifikasi keanekaragaman budiraja, cengkir, golek, golek benhur,
pada tumbuhan (Irawan et al., 2013). bapang, rante, dodol, dan gori.
B. Waktu dan Tempat Penelitian dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan
Penelitian dilakukan pada bulan membuat deskripsi morfologi berdasarkan
Januari-Februari 2018 di Kabupaten parameternya, sehingga terlihat karakter
Subang, dilakukan di tiga Kecamatan morfologi pohon mangga sebanyak 20
diantaranya adalah Kecamatan Ciasem, kultivar di Kabupaten Subang.
Pamanukan, dan Tambakdahan.
D. Analisis Data
C. Metode Penelitian
Data yang didapatkan dari hasil
Penelitian ini menggunakan
penelitian kemudian dianalisis hubungan
metode accidental sampling. Pelaksanaan
kekerabatannya yang diketahui dari
penelitian ini meliputi survei tempat
analisis similaritas menggunakan metode
dilanjutkan dengan karakterisasi morfologi
UPGMA dengan aplikasi NTSYS versi
dengan variasi kultivar pohon mangga
2.02.
yang ditemukan di lapangan. Morfologi

E. Parameter Pengamatan
Karakter Deskripsi Parameter Skor
Diamati tipe
Semaian/ipukan 0
Tipe pohon bentuk pohon
Grafted/cangkokan 1
secara langsung
0
Diukur tinggi Pendek (≤ 6,0)
1
Tinggi pohon pohon dengan Sedang (6,1 – 9,0)
2
(m) menggunakan alat Tinggi (9,1 – 12,0)
3
ukur meteran Sangat tinggi (≥12,0)

≤ 20,0 0
Diukur pada 50
Lingkar batang 20,1 – 70,0 1
cm di atas
(cm) 70,1 – 120,0 2
permukaan tanah
≥ 120,0 3
Bujur
Diamati secara
langsung pada
Bentuk kanopi
pohon bentuk 0
kanopi
Piramida

Semi melingkar

2
Bulat

Tegak

Dilihat arah
Pertumbuhan pertumbuhan
Menyebar
pohon pada pohon
mangga 1

Layu 2
Diamati secara
Jarang 0
langsung
Kerapatan daun Sedang 1
keberadaan daun-
Padat 2
daun pada pohon

HASIL DAN PEMBAHASAN Kultivar cengkir gajah dengan tipe


Kabupaten Subang memiliki pohon cangkokan, tinggi pohon 5.7 m,
keragaman kultivar mangga yang lingkar batang 0.86 m, bentuk kanopi
tinggi. Berdasarkan hasil penelitian piramida, pertumbuhan pohon layu,
ditemui 20 kultivar mangga di tiga dan kerapatan daun sedang. Kultivar
Kecamatan di Kabupaten Subang madu keraton dengan tipe pohon
yaitu Kecamatan Ciasem, Pamanukan cangkokan, tinggi pohon 4.3 m,
dan Tambakdahan berdasarkan lingkar batang 0.26 m, bentuk kanopi
karakter morfologi pohon. Hasil bulat, pertumbuhan pohon menyebar,
penelitian menunjukkan bahwa pada dan kerapatan daun padat. Kultivar
pengamatan morfologi pohon terdapat cengkir dengan tipe pohon semaian,
variasi dari 20 kultivar yang tinggi pohon 7.2 m, lingkar batang
ditemukan di lapangan. 0.59 m, bentuk kanopi piramida,
Analisis karakter morfologi pertumbuhan pohon layu, dan
pohon mangga berdasarkan parameter kerapatan daun jarang. Kultivar golek
dari IPGRI terdapat enam parameter, dengan tipe pohon cangkokan, tinggi
diantaranya adalah tipe pohon, tinggi pohon 8.4 m, lingkar batang 1.12 m,
pohon, lingkar batang, bentuk kanopi, bentuk kanopi bujur, pertumbuhan
pertumbuhan pohon, dan kerapatan pohon menyebar, dan kerapatan daun
daun. Kultivar simanalagi dengan tipe sedang.
pohon cangkokan, tinggi pohon 5.3 m, Kultivar arumanis dengan tipe
lingkar batang 0.84 m, bentuk kanopi pohon cangkokan, tinggi pohon 5.5 m,
piramida, pertumbuhan pohon lingkar batang 0.45 m, bentuk kanopi
menyebar, dan kerapatan daun sedang. piramida, pertumbuhan pohon
menyebar, dan kerapatan daun jarang. pohon semaian, tinggi pohon 10.5 m,
Kultivar bapang dengan tipe pohon lingkar batang 0.97 m, bentuk kanopi
cangkokan, tinggi pohon 6.7 m, semi melingkar, pertumbuhan pohon
lingkar batang 0.61 m, bentuk kanopi menyebar, dan kerapatan daun sedang.
bujur, pertumbuhan pohon tegak, dan Kultivar nanas dengan tipe pohon
kerapatan daun padat. Kultivar TO 1 semaian, tinggi pohon 9.8 m, lingkar
dengan tipe pohon semaian, tinggi batang 1.10 m, bentuk kanopi
pohon 5.5 m, lingkar batang 0.65 m, piramida, pertumbuhan pohon layu,
bentuk kanopi piramida, pertumbuhan dan kerapatan daun sedang. Kultivar
pohon tegak, dan kerapatan daun golek benhur dengan tipe pohon
sedang. Kultivar budiraja dengan tipe cangkokan, tinggi pohon 4.1 m,
pohon semaian, tinggi pohon 4.3 m, lingkar batang 1.01 m, bentuk kanopi
lingkar batang 0.42 m, bentuk kanopi semi melingkar, pertumbuhan pohon
piramida, pertumbuhan pohon layu, menyebar, dan kerapatan daun sedang.
dan kerapatan daun jarang. Kultivar Kultivar gedong gincu dengan tipe
apel dengan tipe pohon cangkokan, pohon semaian, tinggi pohon 11.8 m,
tinggi pohon 3.8 m, lingkar batang lingkar batang 2.36 m, bentuk kanopi
0.39 m, bentuk kanopi bujur, piramida, pertumbuhan pohon
pertumbuhan pohon menyebar, dan menyebar, dan kerapatan daun sedang.
kerapatan daun jarang. Kultivar kidang dengan tipe
Kultivar TO 2 dengan tipe pohon pohon semaian, tinggi pohon 5.3 m,
semaian, tinggi pohon 10.3 m, lingkar lingkar batang 2.60 m, bentuk kanopi
batang 1.08 m, bentuk kanopi bulat, pertumbuhan pohon menyebar,
piramida, pertumbuhan pohon dan kerapatan daun padat. Kultivar
menyebar, dan kerapatan daun sedang. rante dengan tipe pohon semaian,
Kultivar kasur dengan tipe pohon tinggi pohon 11.4 m, lingkar batang
semaian, tinggi pohon 8.4 m, lingkar 2.36 m, bentuk kanopi semi
batang 0.25 m, bentuk kanopi bujur, melingkar, pertumbuhan pohon
pertumbuhan pohon menyebar, dan menyebar, dan kerapatan daun jarang.
kerapatan daun jarang. Kultivar gincir Kultivar dodol dengan tipe pohon
dengan tipe pohon semaian, tinggi semaian, tinggi pohon 11.3 m, lingkar
pohon 11.7 m, lingkar batang 1.98 m, batang 0.92 m, bentuk kanopi bujur,
bentuk kanopi bujur, pertumbuhan pertumbuhan pohon tegak, dan
pohon menyebar, dan kerapatan daun kerapatan daun sedang.
sedang. Kultivar gori dengan tipe
Menurut Tjitrosoepomo (2003), yang ditemui bentuk kanopi semi
bentuk kanopi dapat mempengaruhi melingkar hanya ada 3 jenis kultivar
intersepsi cahaya oleh tanaman. diantaranya adalah kultivar gori, golek
Bentuk kanopi yang mempunyai benhur, dan rante. Ketiga kultivar
penampang lebar akan tersebut yang memperoleh serapan
menguntungkan tanaman karena cahaya lebih banyak daripada kultivar
cahaya yang akan diserap oleh lain yang bentuk kanopinya tidak
tanaman juga akan semakin besar. berpenampang lebar.
Dalam penelitian ini dari 20 kultivar
Hasil analisis kekerabatan 20 kultivar mangga (Mangifera indica L.) berdasarkan
morfologi pohon ditunjukkan pada dendogram berikut :

a
b

I d
c
e
II f

g
III i h
j
k

Gambar 1. Kekerabatan 20 Kultivar Mangga (Mangifera indica L.) berdasarkan Morfologi Pohon

Berdasarkan hasil analisis kelompok a yaitu kultivar simanalagi


fenetik dapat dilihat dari dendogram di dengan cengkir gajah, hampir semua
atas terbagi 3 kelompok dan 11 sub- karakter dari 6 parameter sama yang
kelompok. Nilai koefisien dari membedakan hanya pertumbuhan
0.270.83, hubungan kekerabatan pohon pada kultivar simanalagi
terdekat dengan nilai koefisien 0.83 atau menyebar sedangkan kultivar cengkir
nilai presentase kemiripan 83% terdapat layu. Pada kelompok I sub-kelompok c
10 kultivar. Pada kelompok I sub- yaitu kultivar TO 2 dengan gori, hampir
semua karakter dari 6 parameter sama
yang membedakan hanya bentuk kanopi dengan budiraja, hampir semua karakter
pada kultivar TO 2 piramida sedangkan dari 6 parameter sama.
kultivar gori semi melingkar. Pada Persebaran luas dan keragaman
kelompok I sub-kelompok f yaitu jenis yang tinggi menyebabkan mangga
kultivar gincir dengan gedong gincu, memiliki variasi intraspesies yang
hampir semua karakter dari 6 parameter tinggi pula. Hal ini ditunjukkan dengan
sama yang membedakan hanya bentuk adanya variasi bentuk, ukuran, rasa, dan
kanopi pada kultivar gincir bujur daun yang tersebar di seluruh Indonesia,
sedangkan kultivar gedong gincu sehingga terdapat banyak jenis
piramida. Pada kelompok III sub- kelompok kultivar dari buah mangga ini
kelompok g yaitu kultivar arumanis (Agustin et al., 2013).
dengan apel, hampir semua karakter
dari 6 parameter sama yang
membedakan hanya bentuk kanopi pada
kultivar apel piramida sedangkan
kultivar gori bujur. Pada kelompok III
sub-kelompok k yaitu kultivar cengkir

Kultivar Bapang Kultivar Budiraja

Kultivar Cengkir Kultivar Gedong Gincu


Kultivar Golek Kultivar Madu Keraton

Kultivar Nanas Kultivar Apel

Kultivar Rante Kultivar Arumanis

Kultivar Simanalagi Kultivar Kidang


Kultivar Cengkir Gajah Kultivar TO 1

Kultivar TO 2 Kultivar Kasur

Kultivar Gincir Kultivar Golek Benhur

Kultivar Dodol Kultivar Gori


Gambar 2. Gambar Pohon Mangga 20 Kultivar di Kabupaten Subang
KESIMPULAN kemiripan 83% terdapat 10 kultivar,
Hasil penelitian karakterisasi diantaranya adalah kultivar simanalagi
dan kekerabatan morfologi pohon dengan cengkir gajah, kultivar TO 2
mangga di Kecamatan Ciasem, dengan gori, kultivar gincir dengan
Pamanukan, dan Tambakdahan gedong gincu, kultivar arumanis
Kabupaten Subang terdapat 20 dengan apel, kultivar cengkir dengan
kultivar yang bervariasi diantaranya budiraja.
adalah arumanis, apel, kidang, madu
keraton, nanas, kasur, gincir, cengkir,
UCAPAN TERIMA KASIH
gedong gincu, simanalagi, cengkir
Penulis mengucapkan terima
gajah, golek, budiraja, TO 1, TO 2,
kasih kepada Dr. Tri Cahyanto, M.Si
golek benhur, bapang, dodol, gori, dan
dan Dr. Ateng Supriatna, M.Si atas
rante. Analisis karakter morfologi dari
bimbingan, saran dan ide-ide
20 kultivar terdapat 17 kultivar dengan
cemerlang yang telah disampaikan
tipe pohon cangkokan dan 3 kultivar
selama penelitian ini dilaksanakan.
semaian, kultivar pohon tertinggi
Penulis juga mengucapkan terima
adalah gedong gincu dengan tinggi
kasih kepada Bapak Rahmat selaku
11.8 m dan yang terpendek adalah
aparat Desa Ranca Hilir Kecamatan
kultivar apel dengan tinggi 3.8 m.
Pamanukan sekaligus sebagai
Terdapat 9 kultivar dengan bentuk
pengepul (bandar) buah atas kontribusi
kanopi piramida, 6 kultivar bujur, 3
dan bantuan informasi selama
kultivar semi melingkar, dan 2 kultivar
penelitian, juga terima kasih kepada
bulat. Rata-rata pertumbuhan
seluruh pihak yang membantu
pohonnya menyebar, ada juga yang
khususnya di Kecamatan Ciasem,
tegak dan layu dan kerapatan daunnya
Pamanukan, dan Tambakdahan.
juga rata-rata sedang, ada juga yang
jarang dan padat. Hasil analisis
DAFTAR PUSTAKA
hubungan kekerabatan mangga
Agustin, N.N., H.J.B. Suwasono, dan T.
berdasarkan morfologi pohon terdapat
Wardiyati. 2013. Identification
tiga kelompok dan 11 sub-kelompok
Morphology Diversity of Mango
dengan nilai koefisien kemiripan
leaf (Mangifera indica L.) in
sekitar 0,27-0,83. Hubungan
Cross Plants between Arumanis
kekerabatan terdekat dengan nilai
143 Varieties and Podang Urang 2
koefisien 0.83 atau nilai presentase
Years. Universitas Brawijaya.
Jurnal Produksi Tanaman. 1 (1) : Nilasari, A.N, J.B Swasono Heddy, dan
61-69. Tatik Wardiyati. 2013.
Balai Penelitian Tanah. 2008. Tanaman Identifikasi Keragaman Morfologi
Mangga (Mangifera indica L.). Daun Mangga (Mangifera indica
Bogor. L.) Tanaman Hasil Persilangan
Cahyanto,T., Sopian, A., Efendi, M., dan antara Varietas Arumanis 143
Kinasih, I. 2017. Grouping of dengan Podang Urang Umur 2
Mangifera indica L. Cultivars of Tahun. Jurnal Produksi Tanaman.
Subang West Java by Leaves 1 (1).
Morphology and Anatomy Pracaya. 2011. Bertanam Mangga. Jakarta:
Characteristics. Biosaintifika. 9 PT. Penebar Swadaya.
(1) : 156-167. Purnomosidhi, Pratiknyo. 2002.
Fitmawati, Hartana, A., Purwoko, B. 2010. Perbanyakan dan Budidaya
Diversity of Indonesian Mango Tanaman Buahbuahan.979-3198-
(Mangifera indica) Cultivar Based 00-1. Bogor: ICRAF & Winrock
on Morphological and RAPD International.
Marker. Sabrao Journal of Tjitrosoepomo, G., 2003. Morfologi
Breeding and Genetic. 42 (2): 84- Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah
95. Mada Universiy Press.
IPGRI. 2006. Descriptor For Mango
(Mangifera indica). International
Plant Genetic Resources Institute
(IPGRI): Rome, Italy.
International Plant Genetic
Resources Institute.
Irawan, B., Sahal, M., & Adrian, R. 2013.
Karakterisasi Dan Kekerabatan
Tumbuhan Mangrove
Rhizophoraceae Berdasarkan
Morfologi, Anatomi Dan Struktur
Luar Serbuk Sari. Seminar
Nasional Sains dan Teknologi
Nuklir. Jurusan Biologi FMIPA
UNPAD.

Anda mungkin juga menyukai