DISUSUN OLEH
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari
tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Perusahaan untuk memperoleh sumber Utang jangka panjang biasanya
timbul karena adanya kebutuhan
ekonomi yang akan digunakan membelanjai kegitan khususnya yang bersifat
dana untuk pembelian tambahan
jangka panjang, perusahaan dapat mengeluarkan sertifikat berarti membuat aktiva tetap, menaikkan jumlah
modal kerja permanen, membeli
perjanjian hutang, menyatakan pembuat bersedia membayar bunga atas pinjaman perusahaan lain atau mungkin juga
untuk melunasi utang – utang yang
tersebut secara periodik selama jangka waktunya. Pembayaran dilakukan dengan
lain.
kas namun dapat diganti dengan asset tertentu.
Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah
dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari
hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus
dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh
tempo menjadi hutang jangka pendek
Ada 2 jenis utang jangka panjang
1. Utang Hipotik
Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam
penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi
pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang. Adalah
penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin pembayaran hutang dengan ketentuan
bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat
hipotek, dia juga bisa diansur, dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.
Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan
mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh
hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik
2. Utang Obligasi
Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan emisi saham baru, dapat
dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang. Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber,
perusahaan dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan cukup baik dan
dipandang akan tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya obligasi tersebut karena harga jual obligasi tergantung pada
tarif bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin
rendah tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga – lembaga keuangan.
PENCATATAN PENGELUARAN OBLIGASI
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat
Obligasi yang keluar
dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap,
dicatat dalam rekeningnya
pencatatnya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat
sebesar nilai nominal.
sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan
Dalam hal harga jual
dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jula
obligasi tidak sama dengan
obligasi atau harga pasar aktiva tetap dijadikan dasar pencatatn utang obligasi itu tidak sama
nominal, selisihnya dicatat
dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio atau disagio obligasi.
tersendiri yaitu bila dijual di
atas nominal selisihnya Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara, yaitu :
dicatat dalam rekening agio a) Yang dicatat hanya obligasi yang terjual; atau
obligasi, jika harga jualnya b) Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.
di bawah nominal,
selisihnya dicatat dalam
rekening disagio obligas.
CONTOH SOAL :
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Manophos merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp1.000.000,00 dengan bunga
10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda – beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya
transaksi penjualan yang terjadi seperti di bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
1 Januari 2005
Tidak ada junal
Merencanakan pengeluaran obligasi 10%, Rp1.000.000,00
1 April 2005 Kas Rp735.000,00
Obligasi nominal Rp700.000,00 dijual dengan kurs 105 Utang obligasi Rp700.000,00
Agio obligasi 35.000,00
18 Juli 2005 Kas Rp99.000,00
Obligasi nominal Rp100.000,00 dijual dengan kurs 99% Disagio obligasi 1.000,00
Utang obligasi Rp100.000,00
2. Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat
Transaksi Jurnal
1 Januari 2005
Merencanakan pengeluaran obligasi 10%, Obligasi yang belum terjual Rp1.000.000,00
Rp1.000.000,00 Otorisasi utang obligasi Rp1.000.000,00
1 April 2005
Obligasi nominal Rp700.000,00 dijual dengan kurs Kas Rp735.000,00
105 Obligasi yang belum terjual Rp700.000,00
Agio obligasi 35.000,00
18 Juli 2005
Obligasi nominal Rp100.000,00 dijual dengan kurs Kas Rp99.000,00
99% Disagio obligasi 1.000,00
Obligasi yang belum terjual Rp100.000,00
membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal Merencanakan pengeluaran obligasi
10%, Rp1.000.000,00 (nominal @
Tidak ada jurnal
tertentu. Dalam penjualan obligasi melalui pesanan, surat Rp1.000,00)
dapat dilihat dari contoh berikut ini : obligasi sebanyak 75 lembar Piutang pesanan obligasi Rp40.450,00
= 60% x 75 x Rp1.010,00
= Rp40.450,00
1 Juli 2005
75 lembar obligasi diserahkan kepada Utang obligasi dipesan Rp75.000,00
pesanan Utang obligasi Rp75.00,00
2. Obligasi yang terjual ataupun yang belum terjual dicatat
Apabila pada tanggal penyusunan neraca masih
Transaksi Jurnal
1 Mei 2005
rekening piutang pesanan obligasi dilaporkan dalam
Diterima pesanan 200 lembar obligasi Kas Rp80.800,00
dengan kurs 101. Pembayaran pertama Piutang pesanan obligasi 121.200,00
kelompok aktiva lancar jika akan dilunasi dalam
sebesar 40% Utang obligasi Rp200.000,00
Agio obligasi 2.000,00
wkatu satu tahun. Apabila pelunasannya lebih dari
satu tahun dilaporkan dalam kelompok aktiva lain –
lain.
1 Juli 2005
Diterima uang sisa pesanan 60% dari Kas Rp40.450,00
obligasi sebanyak 75 lembar Piutang pesanan obligasi Rp40.450,00 Rekening agio obligasi dilaporkan menambah
= 60% x 75 x Rp1.010,00
= Rp40.450,00 utang obligasi dalam neraca dan disagio obligasi
dilaporkan mengurangi utang obligasi.
1 Juli 2005
75 lembar obligasi diserahkan kepada Utang obligasi dipesan Rp75.000,00
pesanan Obligasi yang belum terjual Rp75.000,00
PROSEDUR AMORTISASI AGIO DAN
DISAGIO OBLIGASI
Apabila penjualan obligasi
menimbulkan agio, maka agio
ini merupakan pengurangan
Penjualan obligasi dengan harga yang lebih terhadap biaya bunga obligasi
besar atau lebih kecil dari nilai nominal yang dibayar selama umur
obligasi dan dikreditkan ke
menimbulkan agio atau disagioi obligasi. Agio atau rekening biaya bunga obligasi.
Amortisasi agio atau disagio
disagio merupakan penyesuaian terhadap tarif obligasi dapat dilakukan
bunga nominal karena tarif bunga obligasi tidak dengan cara garis lurus atau
bungan efektif.
sama dengan tingkat bunga di pasar. Dengan kata
lain, agio atau disagio obligasi kapitalisasi dari
CONTOH SOAL 1:
perbedaan tarif bunga obligasi dengan tingkat
bunga umum selama umur obligasi. Apabila dalam
Misalnya PT Risa Fadila mengeluarkan obligasi nominal
penjualan timbul disagio, maka disagio ini akan
Rp1.000.000,00 umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan
ditambahkan pada biaya bunga obligasi yang
tiap setengah tahun. Obligasi tersebut dijual dengan harga
dibayarkan selama umur obligasi dan dikreditkan ke
Rp1.050.00,00. Tabel perhitungan amortisasi obligasi nampak
rekening disagio obligasi.
sebagai berikut
TABEL PERHITUNGAN AMORTISASI AGIO METODE GARIS LURUS
Rp50.000 Rp1.050.000
1 Rp50.000 Rp5.000 Rp45.000 45.000 1.045.000
1
2 50.000 5.000 45.000 40.000 1.040.000
3 50.000 5.000 45.000 35.000 1.035.000
2
4 50.000 5.000 45.000 30.000 1.030.000
5 50.000 5.000 45.000 25.000 1.025.000
3
6 50.000 5.000 45.000 20.000 1.020.000
7 50.000 5.000 45.000 15.000 1.015.000
4
8 50.000 5.000 45.000 10.000 1.010.000
9 50.000 5.000 45.000 5.000 1.005.000
5
10 50.000 5.000 45.000 - 1.000.000
Rp75.000 Rp 925.000
1 Rp50.000 Rp7.500 Rp57.500 67.500 932.500
1
2 50.000 7.500 57.500 60.000 940.000
3 50.000 7.500 57.500 52.500 947.500
2
4 50.000 7.500 57.500 45.000 955.000
5 50.000 7.500 57.500 37.500 962.500
3
6 50.000 7.500 57.500 30.000 970.000
7 50.000 7.500 57.500 22.000 977.500
4
8 50.000 7.500 57.500 15.000 985.000
9 50.000 7.500 57.500 7.500 992.500
5
10 50.000 7.500 57.500 0 1.000.000
Selain menggunakan metode garis lurus untuk amortisasi agio atau disagio, perusahaan dapat menggunakan METODE BUNGA
EFEKTIF. Metode bunga efektif memberikan hasil perhitungan yang lebih teliti dibandingkan dengan metode garis lurus, walaupun
perhitungannya lebih rumit. Bila digunakan metode bunga efektif, maka biaya bunga efektif tiap periode tidak sama besarnya. Biaya
bunga setiap periode dihitung dengan mengalikan tarif bunga efektif dengan nilai buku obligasi. Nilai buku obligasi adalah nominal
obligasi ditambah agio atau dikurangi disagio obligasi yang belum diamortisasi.
Sebagai contoh perhitungan amortisasi agio dengan tarif efektif, misalnya PT Risa Fadila mengeluarkan obligasi nominal Rp1.000.000,00,
umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal peiode dengan harga Rp1.081.105,00. Pembeli
mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8 %. Harga jual obligasi sebesar Rp1.081.105,00 dapat dihitung sebagai
berikut :
Nilai jatuh tempo obligasi Rp1.000.000,00
1) 2) Rp1.081.105,00
1 1 Rp43.244.20 Rp6.755,80 Rp50.000,00 1.074.349,20
2 42.973,97 7.026,03 50.000,00 1.067.323,17
2 1 42.692,92 7.307,07 50.000,00 1.060.016,10
2 42.400,64 7.599,36 50.000,00 1.052.416,80
3 1 42.096,67 7.903,33 50.000,00 1.044.513,50
2 41.780,54 8.219,46 50.000,00 1.036.294,10
4 1 41.451,76 8.548,24 50.000,00 1.027.745,90
2 41.109,84 8.890,16 50.000,00 1.018.855,80
5 1 40.754,23 9.245,77 50.000,00 1.009.610,10
2 40.384,40 9.615,60 50.000,00 1.000.000,00*)
1) Rp1.081.105,00 x 8% x 6 = Rp43.244,20
12
Bila obligasi dijual dengan disagio, perhitungan amortisasinya dilakukan dengan cara
yang sama seperti dalam tabel diatas. Perbedaan yang ada adalah sebagai berikut :
Rp1.045.666,67
Pada tanggal 1 November 2006 PT Risa Fadila akan membayar bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai
berikut :
Transaksi Jurnal
1 November 2006
Pembayaran bunga obligasi Biaya bunga obligasi Rp50.000,00
6/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Kas Rp50.000,00
Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan (adjustment) buku – buku. Jurnal penyesuaian yang berhubungan dengan
utang obligasi ada 2 yaitu untuk : 1) Mencatat bunga berjalan.
Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut :
Transaksi Jurnal
Bunga berjalan (1 November - 31
Desember) Biaya bunga obligasi Rp16.666,67
(1)
= 2/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Utang bunga obligasi Rp16.666,67
= Rp16.666,67
Amortisasi agio (1 Juli – 31 Desember)
(2) 6 bulan x Rp500,00 = Rp3.000,00 Agio obligasi Rp3.000,00
Biaya bunga obligasi Rp3.000,00
Pada tanggal 1 Januari 2007 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang bunga obligasi, agar nanti
pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 2007 dapat dicatat dengan cara biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut
Transaksi Jurnal
1 Januari 2007
Jurnal pembalikan Utang bunga obligasi Rp16.666,67
Biaya bunga obligasi Rp16.666,67
Transaksi Jurnal
1 Mei 2007
Bunga = 6/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Utang bunga obligasi Rp50.000,00
= Rp50.000,000 Kas Rp50.000,00
1 November 2007
Bunga = 6/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Biaya bunga obligasi Rp50.000,00
= Rp50.000,00 Kas Rp50.000,00
Pada tanggal 31 Desember 2007 dibuat jurnal penyesuaian untuk :
Transaksi Jurnal
Mencatat bunga berjalan
1 = 2/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Biaya bunga obligasi Rp16.666,67 Jika agio atau disagio obligasi diamortisasi
= Rp16.666,6 Utang bunga obligasi Rp16.666,67 selama umur obligasi, maka pada saat jatuh
Mencatat amortisasi agio temponya, pelunasan obligasi akan dicatat
2 = 12 x Rp500,00 Agio obligasi Rp6.000,00 dengan mendebit rekening uang obligasi dan
= Rp6.000,00 Biaya bunga obligasi Rp6.000,00 mengkredit rekening kas seperti dalam jurnla
di atas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh
temponya tidak dilakukan pelunasan, maka
Untuk tahun – tahun berikutnya (sampai dengan tahun 2011) dibuat jurnal
rekening utang obligasi harus ditutup dan
yang sama seperti dalam tahun 2007. Pada tanggal 1 Mei 2011 yaitu pada saat dipindahkan ke rekening obligasi yang sudah
jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam
obligasi jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut :
kelompok utng lancar. Tetapi jika
pelunasannya akan dilakukan dari dana
Transaksi Jurnal pelunasasn obligasi maka tidak dapat
Mencatat bunga obligasi dan pelunasan Utang obligasi Rp1.000.000,00 dilaporkan dalam utang lancar, tetapi dalam
1 obligasi Biaya bunga obligasi 50.000,00 kelompok utang – utang lain.
Bunga = 6/12 x 10% x Rp1.000.000,00 Kas Rp1.050.000,00
Rp50.000,00
Obligasi = Rp1.000.000,00
= Rp1.050.000,00
Mencatat amortisasi agio 4 bulan Agio obligasi Rp2.000,00
2
4 x Rp500,00 = Rp2.000,00 Biaya bunga obligasi Rp2.000,00
PELUNASAN OBLIGASI SEBELUM JATUH
TEMPO
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku
obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum
diamortisasi atau dikurang dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang
belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam
elemen – elemen luar biasa (extra ordinary).
200.000
x Rp500,00 = Rp100,00
1.000.000
OBLIGASI BERSERI
Obligasi yang pelunasannya dalam satu seri disebut obligasi berseri. Di saat jatuh tempo obligasi
tidak bersamaan, tetapi urut dalam jumlah – jumlah tertentu. Mungkin jumlah yang jatuh tempo selalu
sama, tetapi mungkin juga tidak sama. Masalah pencatatan obligasi berseri timbul jika obligasi ini dijual
dengan agio atau disagio.perhitungan amortisasi agio atau disagio setiap periode akan menurun sesuai
dengan penurunan jumlah utang obligasi. Amortisasi agio atau disagio dari obligasi berseri bila dilakukan
dengan cara garis lurus ataupun. Metode garis lurus yang dipakai untuk menghitung amortisasiagio atau
disagio obligasi berseri disebut METODE OBLIGASI BEREDAR (BONDS OUTSTANDING METHOD)
PT XYZ pada tanggal 1 Januari 2005 mengeluarkan obligasi sebesar Rp5.000.000,00. Obligasi
ini dijual dengan harga Rp5.045.000,00. Obligasi dengan nominal Rp1.000.000,00 jatuh tempo tiap
tanggal 1 Januari mulai tahun 2006. Bunga obligasi sebesar 10% per tahun. Tahun buku perusahaan
adalah sama dengan tahun kalender. Agio obligasi diamortisasi dengan menggunakan suatu
persentase yang dihitung sebagai berikut :
Nominal obligasi yang beredar dalam periode itu
Persentase amortisasi =
Jumlah nominal obligasi yang beredar seluruh periode
Perhitungan amortisasi agio setiap tahun dapat disusun dalam tabel sebagai berikut :
TABEL AMORTISASI – METODE OBLIGASI BEREDAR Perhitungan amortisasi agio setiap tahun dalam tabel di atas dilakukan sebagai
berikut :
Rp4.000.000,00
2006 Rp4.000.000,00 4/15 Rp45.000,00 Rp12.000,00
2006 = x Rp45.000,00 = Rp12.000,00
Rp15.000.000,00
2007 Rp3.000.000,00 3/15 Rp45.000,00 Rp9.000,00
Contoh 1 :
2001 (6 bulan) akan dicatat dalam rekening biaya Agio untuk tahun 2009 = x 3.000 = 1.500
Pertama kali dihitung dulu amortisasi agio tahunan untuk tiap pecahan obligasi :
Agio
=
Jumlah nominal obligasi yang beredar seluruh periode
Rp45.000,00
= = Rp0,003 per rupiah obligasi, *) jumlah dari obligasi
Rp15.000.000,00 Rp1.000.000,00
atau sama dengan Rp3.000,00 per Rp1.000.000,00 obligasi. menunjukkan berapa
bagian obligasi yang
Pembatalan agio kemudian dihitung sebagai berikut :
ditarik dibandingkan
Jumlah obligasi
Tahun x Agio tahunan x Waktu (tahun) = Jumlah dengan Rp1.000.000,00.
Rp1.000,000,00
Dalam contoh diatas, yang
2007 ½ Rp3.000,00 ½ Rp750,00
Bunga berjalan =
6/12 x 10% x Rp500.000,00 = Rp25.000,00
Contoh 2:
Kas Rp1.070.000,00
Jika obligasi berseri jatuh tempo pada tanggal yang berbeda dengan tahun buku perusahaan, maka perhitungan
amortisasi agio atau disagio harus memperhatikan lamanya jangka waktu peredaran dalam tiap tahun. Dalam setiap tahun
akan terdapat 2 jumlah obligasi yang beredar, dimana masing – masing jumlah itu jangka waktu peredarannya juga berbeda.
Oleh karena itu, dalam menghitung amortisasi tiap – tiap tahun perlu dipertimbangkan hal – hal tersebut.
Pada tanggal 1 Juni 2005, dikeluarka obligasii berseri dengan nominal Rp5.000.000,00 bunga 10%
CONTOH SOAL:
dengan harga Rp5.045.000,00. Setiap tanggal 1 April mulai tahun 2006, obligasi dengan nominal
Rp1.000.000,00 jatuh tempo. Agio sebesar Rp45.000,00 akan diamortisasi selama 1 Juni 2005 sampai
dengan 1 April 2010 yaitu selama 58 bulan. Amortisasi agio bisa disusun dengan tabel sebagai berikut :
TABEL AMORTISASI AGIO – TAHUN BUKU TIDAK SAMA DENGAN TAHUN OBLIGASI
Lamanya peredaran = 12 bulan, tetapi jumlah obligasi yang beredar ada 2, yaitu karena adanya pelunasan pada tanggal 1 April 2006
sebesar Rp1.000.000,00. Oleh karena itu, lamanya peredaran dan jumlah obligasi yang beredar dipisahkan menjadi 2.
1 Januari 2006 sampai dengan 1 April 2006 lamanya beredar = 3 bulan.
Obligasi yang beredar = Rp5.000.0000,00.
Jumlah obligasi x lamanya beredar = Rp5.000.000,00 x 3 = Rp15.000.000,00
1 April 2006 sampai dengan 31 Desember 2006.
Lamanya beredar = 9 bulan
Obligasi yang beredar = Rp4.000.000,00
Jumlah obligasi x lamanya beredar = Rp4.000.000,00 x 9 = Rp36.000.000,00
Jumlah obligasi x lamanya beredar obligasi selama tahun 2006 = Rp51.000.000,00
Rp51.000.000,00
Amortisasi agio = x Rp45.000,00
Rp170.000.000,00
= Rp13.500,00
Untuk tahun 2007 dan seterusnya, samapi obligasi sudah dilunasi semua, amortisasi agionya dihiutg seperti diatas.
PERTUKARAN OBLIGASI
Mencatat penbayaran bunga berjalan sebesar Rp10.000 Biaya bunga obligasi Rp10.000,00
Kas Rp10.000,00
Mencatat pertukaran obligasi Utang obligasi Rp1.000.000,00
Laba rugi pertukaran dihitung sebagai berikut : Modal saham Rp1.000.000,00
Harga pasar saham : Agio saham Rp10.000,00
100 lb x Rp10.000 = Rp1.000.000,00 Laba pertukaran obligasi Rp5.000,00
Nilai buku obligasi :
Nominal Rp1.000.000,00
Agio yang belum
Diamortisasi Rp15.000,00
Rp1.015.000,00
Laba pertukaran
obligasi Rp5.000,00
2) Laba-rugi Pertukaran Obilasi Tidak Diakui
Mencatat amortisasi agio untuk periode 1 Agio obligasi Rpxx
Dalam cara kedua nilai buku
Januari 2006 sampai dengan periode 30 Biaya bunga obligasi Rpxx
April 2006 obligasi sebesar Rp1.015.000,00
Mencatat penbayaran bunga berjalan Biaya bunga obligasi Rp10.000,00 dipakai sebagai dasar untuk
sebesar Rp10.000,00 Kas Rp10.000,00
mencatat saham yang
Mencatat pertukaran obligasi Utang obligasi Rp1.000.000,00
Agio obligasi Rp15.000 dikeluarkan sehingga tidak ada
Modal saham Rp1.000.000,00 laba atau rugi karena petukaran.
Agio saham Rp15.000,00
PELUNASAN OBLIGASI DENGAN MENGGUNAKAN DANA YANG
DIPEROLEH DARI PENGELUARAN OBLIGASI BARU
Obligasi yang jatuh tempo bisa dilunasi dengan dana yang tersedia dalam
perusahaan. Dana ini sumbernya bisa bermacam – macam seperti :
Penggunaan salah satu dari ketiga sumber dana tersebut tidak menimbulkan
masalah baru dalam pencatatannya. Obligasi yang dilunasi dicatat dengan cara yang
sudah dijelaskan di muka, dan jika dilunasi dengan dana yang berasal dari
pengeluaran obligasi baru ini dicatat seperti dalam cara yang telah dijelaskan di
muka. Masalah yang timbul dalam pelunasan obligasi dengan dana dari
pengeluaran obligasi baru ialah apabila terdapat disagio dan biaya penjualan
obligasi lama belum diamortisasi.
Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk memperkenalkan disagio dan biaya penjualan
obligasi alam yang belum diamortisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Disagio atau biaya penjualan yang belum diamortisasi dibebankan ke rugi/laba sebagai kerugian
(loss) pada saat pelunasan.
2. Disagio atau biaya penjualan yang belum diamortisasi akan diamortisasikan selama sisa umur
obligasi lama.
3. Disagio atau biaya penjualan yang belum diamortisasi akan diamortisasikan selama sisa umur
obligasi baru.
Dari ketiga cara di atas, amortisasi selama umur obligasi baru (c) adalah tidak layak. Karena
disini biaya obligasi lama dibebakan kepada obligasi yang baru. Amortisasi selama sisa umur obligasi
lama dapat dibenarkan karena alasan sebagai berikut :
“ Disagio atau biaya penjualan yang belum diamortisasi hanya dapat diamortisasi selama periode
yang memperoleh manfaat dari disagio dan biaya penjualan tersebut. Manfaat ini akan dirasakan
paling lama selama umur obligasi lama. Oleh karena itu, amortisasinya paling lama juga selama sisa
Prosedur pencatatn terhadap
disagio dan biaya penjualan umur obligasi yang lama. Sedangkan prosedur untuk membebankan disagio dan biaya penjualan
bisa dilihat dari contoh yang belum diamortisasi sebagai kerugian pada saat pelunasan (a) dibenarkan karena disagio dan
berikut :
biaya penjualan itu sudah tidak memberikan manfaat lagi, karena obligasinya sudah dilunasi”.
Obligasi seri A dengan nominal Rp750.000,00 bunga 12% dilunasi dengan dana yang diterima dari
pengeluaran obligasi seri B, nominal Rp1.000.000,00 bunga 10%. Umur obligasi A masih selama 7 tahun
dan disagio belum diamortisasi sebesar Rp14.000,00 dan ditarik dengan kurs 103. Obligasi B umurnya 10
tahun dan dijual dengan kurs 99. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut :
Setiap akhir periode, biaya pelunasan obligasi A akan diamortisasi. Jika amortisasinya selama
sisa umur obligasi A, yaitu 7 tahun, maka setiap akhir periode di samping jurnal untuk mencatat
bunga berjalan, dan amortisasinya disagio obligasi B, dibuat juga jurnal intik mencatat amortisasi
biaya pelunasan obligasi A sebesar Rp36500,00 : 7 = Rp5.071,43 sebagai berikut :