SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahyu Cahyono
NIM 092110195
2016
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL PULANG KARYA
LEILA SALIKHA CHUDORI DAN PENERAPANNYA DALAM
PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahyu Cahyono
NIM 092110195
2016
i
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. kedua orang tuaku yang tak pernah lelah mendoakan aku;
2. istri dan anakku yang terus memberikan semangat;
3. seluruh dosen PBSI UMP yang telah membagikan banyak ilmu.
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini. Berkat petunjuk dan pertolongan-Nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan yang berarti.
Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sungguh banyak kesulitan
yang penulis hadapi selama menyusun skripsi ini. Namun, atas bantuan berbagai
pihak, khususnya pembimbing, penulis dapat menyelesaikan kesulitan itu. Oleh
karena itu, penulis merasa berkewajiban menyampaikan ucapan terima kasih
kepada beberapa pihak di bawah ini.
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan
kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas
Muhammadiyah Purworejo;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;
3. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini;
4. Dr. H. Khabib Sholeh, M.Pd. selaku pembimbing I dan Suci Rizkiana, M.Pd.
selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dengan
penuh kesabaran, ketulusan, dan kesungguhan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini;
5. seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah memberikan ilmu kepada penulis selama kuliah di Universitas
Muhammadiyah Purworejo;
vi
ABSTRAK
Cahyono, Wahyu. 2016. “Analisis Nilai Moral dalam Novel Pulang Karya Leila
Salikha Chudori dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.” Skripsi.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel
Pulang, (2) nilai-nilai moral novel Pulang, dan (3) penerapan pembelajaran novel
Pulang karya Leila S. Chudori di SMA.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian berupa kalimat-
kalimat atau kutipan-kutipan yang berhubungan dengan unsur intrinsik dan nilai
moral. Sumber data penelitian ini adalah teks novel Pulang. Subjek penelitian ini
adalah novel Pulang karya Leila S. Chudori yang diterbitkan oleh Gramedia tahun
2013. Objek penelitian ini adalah tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut
pandang, amanat, dan sikap atau perilaku tokoh-tokoh dalam novel yang
mengandung nilai moral. Data dikumpulkan menggunakan metode baca dan catat
dengan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama. Validitas data dilakukan
dengan teknik triangulasi teori. Data dianalisis menggunakan metode analisis isi
(content analysis) dan hasilnya dipaparkan menggunakan metode informal.
Hasil penelitian ini adalah (1) unsur intrinsik novel Pulang meliputi tema,
yakni tentang nasionalisme kaum ekstapol; penokohan yang ada dalam novel ini
begitu menonjol terutama pada tokoh utama yaitu Dimas dan Lintang; alur yang
digunakan adalah alur campuran; latar yang terdapat dalam novel Pulang dapat
dideskripsikan ke dalam unsur tempat yaitu Jakarta dan Paris, unsur waktu yaitu
tahun 1965-1998, dan unsur suasana yaitu suasana tegang dan mencekam; sudut
pandang pada novel ini adalah sudut pandang campuran; amanat novel ini adalah
manusia harus memiliki prinsip dalam hidup, mencintai tanah air, dan bertanggung
jawab terhadap keputusan yang telah diambil. (2) Nilai-nilai moral novel meliputi (a)
nilai moral dalam hubungan manusia dengan Tuhannya yang berupa kepercayaan
terhadap Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, dan memanjatkan doa; (b) nilai moral
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang berupa teguh pada pendirian,
optimis, dan penyesalan; (c) nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia
lain dalam lingkup sosial, yakni berupa peduli sesama, berterima kasih, menghargai
orang lain, dan jujur. (3) Penerapan pembelajaran novel di SMA dilakukan dengan
tiga tahap, yakni (a) tahap perencanaan (guru melakukan pelacakan pendahuluan,
menentukan sikap praktis, membuat RPP, menyusun instrumen penilaian, dan
menyiapkan media serta sumber belajar), (b) tahap pelaksanaan dilaksanakan dengan
langkah-langkah: tahap pengantar: menyampaikan gambaran umum novel dan
bagian-bagian menarik dalam novel, tahap penyajian: uraian materi secara
komprehensif, meliputi unsur-unsur intrinsik novel dan macam-macam nilai moral
dalam novel, diskusi: pemberian masalah untuk didiskusikan dalam kelompok
belajar, pengukuhan: tugas mandiri; (c) kegiatan akhir, meliputi: guru menyimpulkan
hasil pembelajaran, memotivasi siswa untuk mengambil nilai moral dalam novel
Pulang. Pada tahap refleksi, guru menganalisis dan merenungkan proses pelaksanaan
pembelajaran, menganalisis hasil evaluasi belajar siswa, membuat soal remidi dan
materi pengayaan jika diperlukan, dan menyusun rencana perbaikan atau
penyempurnaan untuk pembelajaran mendatang.
Kata kunci: unsur intrinsik, nilai moral, novel Pulang, penerapan pembelajaran di SMA
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ........................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv
PERNYATAAN.......................................................................................... v
PRAKATA .................................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
E. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................ 7
ix
g. Media Pembelajaran ..................................................... 41
h. Sumber Belajar ............................................................. 41
i. Alokasi Waktu .............................................................. 42
j. Evaluasi ........................................................................ 42
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Sajian Data Unsur Intrinsik Novel Pulang ............................ 49
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Kartu Bimbingan Skripsi ....................................................... 128
xii
ABSTRAK
Cahyono, Wahyu. 2016. “Analisis Nilai Moral dalam Novel Pulang Karya Leila
Salikha Chudori dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.” Skripsi.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) unsur intrinsik novel
Pulang, (2) nilai-nilai moral novel Pulang, dan (3) penerapan pembelajaran novel
Pulang karya Leila S. Chudori di SMA.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data penelitian berupa kalimat-
kalimat atau kutipan-kutipan yang berhubungan dengan unsur intrinsik dan nilai
moral. Sumber data penelitian ini adalah teks novel Pulang. Subjek penelitian ini
adalah novel Pulang karya Leila S. Chudori yang diterbitkan oleh Gramedia tahun
2013. Objek penelitian ini adalah tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut
pandang, amanat, dan sikap atau perilaku tokoh-tokoh dalam novel yang
mengandung nilai moral. Data dikumpulkan menggunakan metode baca dan catat
dengan peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data utama. Validitas data dilakukan
dengan teknik triangulasi teori. Data dianalisis menggunakan metode analisis isi
(content analysis) dan hasilnya dipaparkan menggunakan metode informal.
Hasil penelitian ini adalah (1) unsur intrinsik novel Pulang meliputi tema,
yakni tentang nasionalisme kaum ekstapol; penokohan yang ada dalam novel ini
begitu menonjol terutama pada tokoh utama yaitu Dimas dan Lintang; alur yang
digunakan adalah alur campuran; latar yang terdapat dalam novel Pulang dapat
dideskripsikan ke dalam unsur tempat yaitu Jakarta dan Paris, unsur waktu yaitu
tahun 1965-1998, dan unsur suasana yaitu suasana tegang dan mencekam; sudut
pandang pada novel ini adalah sudut pandang campuran; amanat novel ini adalah
manusia harus memiliki prinsip dalam hidup, mencintai tanah air, dan bertanggung
jawab terhadap keputusan yang telah diambil. (2) Nilai-nilai moral novel meliputi (a)
nilai moral dalam hubungan manusia dengan Tuhannya yang berupa kepercayaan
terhadap Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, dan memanjatkan doa; (b) nilai moral
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang berupa teguh pada pendirian,
optimis, dan penyesalan; (c) nilai moral dalam hubungan manusia dengan manusia
lain dalam lingkup sosial, yakni berupa peduli sesama, berterima kasih, menghargai
orang lain, dan jujur. (3) Penerapan pembelajaran novel di SMA dilakukan dengan
tiga tahap, yakni (a) tahap perencanaan (guru melakukan pelacakan pendahuluan,
menentukan sikap praktis, membuat RPP, menyusun instrumen penilaian, dan
menyiapkan media serta sumber belajar), (b) tahap pelaksanaan dilaksanakan dengan
langkah-langkah: tahap pengantar: menyampaikan gambaran umum novel dan
bagian-bagian menarik dalam novel, tahap penyajian: uraian materi secara
komprehensif, meliputi unsur-unsur intrinsik novel dan macam-macam nilai moral
dalam novel, diskusi: pemberian masalah untuk didiskusikan dalam kelompok
belajar, pengukuhan: tugas mandiri; (c) kegiatan akhir, meliputi: guru menyimpulkan
hasil pembelajaran, memotivasi siswa untuk mengambil nilai moral dalam novel
Pulang. Pada tahap refleksi, guru menganalisis dan merenungkan proses pelaksanaan
pembelajaran, menganalisis hasil evaluasi belajar siswa, membuat soal remidi dan
materi pengayaan jika diperlukan, dan menyusun rencana perbaikan atau
penyempurnaan untuk pembelajaran mendatang.
Kata kunci: unsur intrinsik, nilai moral, novel Pulang, penerapan pembelajaran di SMA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan ekspresi dan
seorang pengarang dari hasil perenungan dan imajinasi. Hal tersebut dilakukan
difantasikan, dan disampaikan kepada khalayak melalui media bahasa. Hal inilah
yang membuat karya sastra dapat menjadi sebuah karya yang indah.
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berprilaku
yang baik. Novel juga merupakan ungkapan fenomena sosial dalam aspek-aspek
zamannya. Novel yang semakin bersinar di masa kini tak lain adalah cerita yang
yang kreatif.
1
2
karena itu, fiksi, menurut Altenbernd dan Lewis dapat diartikan sebagai “prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung
terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai
serta interaksinya dengan Tuhan. Pada dasarnya, prosa fiksi merupakan karya
imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas
sebagai karya seni. Oleh karena itu, fiksi merupakan sebuah cerita yang di
Karya sastra sebagai sebuah tiruan kehidupan sosial, budaya dan politik
oleh para pembacanya. Pesan moral dalam sebuah karya sastra biasanya
menceritakan pandangan hidup pengarang yang timbul karena konflik yang terjadi
dialaminya. Pesan moral dalam sebuah karya sastra biasanya ditampilkan secara
implisit sehingga pembaca dapat menyimpulkan sendiri baik buruk cerita dan
dampaknya di kemudian hari. Ajaran moral dalam karya sastra seringkali tidak
amoral. Misalnya novel, banyak sastrawan yang memberikan batasan atau definisi
novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut
dengan latar sejarah politik. Novel yang ditulis pada tahun 2006 dan selesai pada
tahun 2012 itu berisi tentang drama keluarga, persahabatan, cinta, sekaligus
1968, dan Indonesia Mei 1998. Cerita utama berpusat pada tokoh bernama Dimas
Suryo, seorang eksil politik, yang berada langsung saat gerakan mahasiswa
tragedi 1965 dari sudut pandang generasi pertama dan kedua. Tidak sekadar
mengajak kita menengok sejarah kelam yang penyelesaiannya belum juga tuntas
hingga saat ini, novel Pulang juga mengajak kita berpikir ulang mengenai paham-
paham yang selama ini dicekoki pemerintah Orde Baru, terutama mengenai
Perancis Mei 1968, dan tragedi reformasi di Indonesia pada bulan Mei 1998. Itu
4
semua tersaji dalam narasi yang tertata apik. Leila Salikha Chudori berhasil
masalah hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan diri sendiri,
dan hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial. Jenis
dan wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada
ajaran moral itu sendiri dapat mencakup masalah yang bisa dikatakan bersifat
Pulang. Dalam penelitian ini, akan diulas novel Pulang karya Leila Salikha
dalam karya-karyanya, salah satunya adalah Leila Salikha Chudori dalam novel
Pulang ini. Di dalam novel Pulang, Leila menyajikan cerita-cerita yang penuh
dengan nilai-nilai moral, budaya, dan politik, sehingga penulis tertarik untuk
mengulas novel ini lebih lanjut berdasarkan uraian-uraian di atas. Penelitian ini
akan mengulas nilai moral dalam novel Pulang. Nilai moral dalam novel ini
ukuran moral.
5
B. Rumusan Masalah
untuk kemudian diteliti dan diselidiki. Masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut.
2. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat di dalam novel Pulang karya Leila
Salikha Chudori?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang novel Pulang karya Leila Salikha Chudori ini bertujuan
untuk mendeskripsikan:
2. nilai moral yang terdapat dalam novel Pulang karya Leila Salikha Chudori;
kelas XI.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang novel Pulang karya Leila Salikha Chudori ini memiliki
1. Manfaat Teoretis
mendapat masukan pemikiran dari sisi moral karya sastra. Adapun gambaran
nilai-nilai moral tersebut merujuk pada nilai-nilai moral dalam novel Pulang
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Bagi guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih bahan dan
b. Bagi Siswa
serta aspek kesejarahan bangsa Indonesia sejak 1965 sampai reformasi yang
c. Bagi Pembaca
Bagi pembaca secara umum, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
salah satu sarana untuk memasyarakatkan karya sastra, khususnya novel yang
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
penyusunan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan nilai moral serta dapat
dijadikan motivasi untuk meneliti novel Pulang karya Leila Salikha Chudori
awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, halaman
prakata, daftar isi, serta daftar gambar, tabel, dan daftar lampiran.
Bagian isi terbagi ke dalam lima bab. Bab I adalah pendahuluan, berisi
merumuskan masalah khusus yang dibahas dalam skripsi ini. Selanjutnya, subbab
tujuan dan kegunaan penelitian berisi paparan tujuan yang ingin dicapai dalam
Bab II berisi tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Pada bab ini, peneliti
Bab III berisi metode penelitian. Metode penelitian objek penelitian, fokus
Bab IV berisi penyajian dan pembahasan data hasil penelitian. Dalam bab
Bab V adalah penutup. Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran-
penelitian ini.
keautentikannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka
sehingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian
yang akan penulis lakukan. Kajian terhadap nilai moral sebuah novel sudah
banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Pada bagian ini peneliti paparkan
beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang
berjudul “Nilai Moral dalam Novel Kubah Karya Ahmad Tohari.” Hasil
penelitian Nikmah diuraikan sebagai berikut. Pertama, wujud nilai moral dalam
novel Kubah karya Ahmad Tohari berupa hubungan manusia dengan Tuhan, yaitu
Hubungan manusia dengan diri sendiri, yaitu teguh pada pendirian, optimis, dan
sosial, yaitu peduli sesama, berterima kasih, menghargai orang lain, jujur,
bersikap sabar dan tolong menolong. Kedua, unsur cerita yang digunakan sebagai
sarana untuk menyampaikan nilai moral dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari
adalah penokohan. Unsur tokoh tersebut terdiri dari ajaran tokoh dan perilaku
menghadapi masalah berupa memberi nasihat, tidak putus asa, empati, berusaha,
9
10
kepada Tuhan. Ketiga, teknik penyampaian nilai moral dalam novel Kubah karya
tidak langsung. Teknik penyampaian langsung terdiri dari uraian pengarang dan
sama mengkaji sebuah novel dari segi nilai moral yang bersumber dari hubungan
manusia (tokoh) dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri. Perbedaannya, di dalam
penelitian tersebut Rahma tidak membahas penelitian unsur intrinsik seperti yang
moral yang tidak peneliti lakukan. Selain itu, penelitian Nikmah tidak dilengkapi
dengan skenario pembelajaran novel tersebut di SMA seperti pada penelitian ini.
Meskipun memiliki perbedaan dari banyak segi, termasuk objek novel yang
diteliti, peneliti banyak memperoleh inspirasi dalam hal teknik pengkajian nilai
moral dari teori-teori dan metode analisis yang dilakukan oleh Nikmah.
Penelitian tentang nilai moral karya sastra juga pernah dilakukan oleh
Damayanti (2013) dalam penelitian berjudul “Analisis Nilai Moral Novel Cinta
dalam novel Cinta Suci Zahrana jalin terjalin menyatu dengan nilai moral yang
terdapat di dalamnya, nilai moral novel Cinta Suci Zahrana mencakup tiga aspek,
termasuk dengan lingkungan alam, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan
kesimpulan.
mengkaji unsur intrinsik, nilai moral, dan skenario pembelajaran novel di SMA.
novel juga dilakukan oleh Valma (2012) dalam penelitian berjudul “Nilai Moral
dalam Novel Padang Bulan Karya Andrea Hirata sebagai Bahan Pembelajarannya
penelitian yang dilakukan oleh Valma mengambil subjek novel Padang Bulan
B. Kajian Teoretis
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji di dalam penelitian ini, teori yang
menjadi acuan penelitian ini meliputi teori hakikat novel, nilai moral karya sastra,
dan pembelajaran sastra di SMA. Di bawah ini uraian ketiga teori tersebut.
1. Hakikat Novel
a. Definisi Novel
Novel termasuk fiksi (fiction) karena novel merupakan hasil khayalan atau
sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Selain novel, ada pula roman dan cerita
pendek. Menurut Waluyo (2002:36), novel berasal dari bahasa latin novellas yang
kemudian diturunkan menjadi novies, yang berarti baru. Perkataan baru ini
dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi (fiction)
yang muncul belakangan di bandingkan dengan cerita pendek (short story) dan
roman.
bahwa istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan
istilah Indonesia novellet (Inggris; novellet), yang berarti sebuah karya prosa fiksi
yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek.
dalam Bahasa Inggris dan yang kemudian masuk ke Indonesia berasal dari Bahasa
Italia novella (yang dalam Bahasa Jerman:novella). Secara harfiah novella berarti
“Sebuah barang baru yang kecil”, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek
Menurut Robert Lindell dalam Waluyo (2006:6) karya sastra yang berupa
13
novel, pertama kali lahir di Inggris dengan judul Pamella yang terbit pada tahun
pembantu rumah tangga kemudian berkembang dan menjadi bentuk prosa fiksi
novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat tegang dan
pemusatan kehidupan yang tegas. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkap
dunia yang juga terdegradasi, pencarian itu dilakukan oleh seorang hero yang
problematik. Ciri tematik tampak pada istilah nilai-nilai otentik yang menurut
Goldmann merupakan totalitas yang secara tersirat muncul dalam novel, nilai-
nilai yang mengorganisasikan sesuai dengan model dunia sebagai totalitas. Atas
Istilah novel berasal dari bahasa latin novellas yang kemudian diturunkan
menjadi novies, yang berarti baru. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan
bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul belakangan dibandingkan
atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia, novellet
14
yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu
panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Meskipun dengan panjang yang cukupan
tersebut.
Dengan kata lain, novel merupakan salah satu bentuk fiksi dalam bentuk
prosa yang memiliki panjang cukupan dalam arti tidak terlalu panjang dan juga
tidak terlalu pendek serta di dalamnya terkandung 3 hal yang berkaitan dengan isi
cerita novel, antara lain:(1) perubahan nasib tokoh cerita; (2) ada beberapa
episode dalam kehidupan tokoh utamanya; (3) biasanya tokoh utama yang
diceritakan tidak sampai mati. Secara garis besar, novel merupakan sebuah
Hal tersebut sejalan dengan definisi novel yang terdapat di dalam The
American College Dictionary dalam Tarigan (2003:120) novel adalah (1) cabang
dari sastra yang menyusun karya-karya narasi imajinatif, terutama dalam bentuk
prosa; (2) karya-karya dari jenis ini, seperti novel/ dongeng-dongeng; (3) sesuatu
atau cara seseorang memandang hidup ini. Jadi karya fiksi memang bukan nyata,
tetapi karya sastra juga bukan kebohongan karena fiksi adalah suatu jenis karya
sastra bukan hanya sebuah khayalan semata, tetapi juga merupakan sebuah
refleksi dari suatu hal yang dirasakan, dilihat, bahkan mungkin juga dialami oleh
penulis.
15
terdegradasi akan nilai-nilai yang otentik yang dilakukan oleh seorang hero yang
problematik dalam sebuah dunia yang juga tergradasi. Nilai-nilai otentik yang
dimaksud tersebut adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah novel yang
adalah suatu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi dalam ukuran yang
kehidupan para tokohnya secara lebih mendalam dan halus. Selain tokoh-tokoh,
b. Ciri-Ciri Novel
yaitu adanya:(1) perubahan nasib dari tokoh cerita; (2) beberapa episode dalam
kehidupan tokoh utamanya; (3) biasanya tokoh utama tidak sampai mati.
lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang
lebih kompleks. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel
itu.
16
berkisar antara 35.000 buah sampai tak terbatas jumlahnya. Dengan kata lain,
sehalaman kertas kuarto jumlah barisnya ke bawah 35 buah dan jumlah kata
dalam satu baris 10 buah, maka jumlah kata dalam satu halaman adalah 35 x 10 =
350 buah. Selanjutnya dapat kita maklumi bahwa novel yang paling pendek itu
c. Jenis-Jenis Novel
yaitu novel serius dan novel populer. Pembedaan novel tersebut sering mengalami
bahwa novel yang ditulis oleh beberapa penulis tertentu dan penerbit tertentu yang
Novel serius merupakan novel yang mengandung unsur sastra yang kental. Novel
ini juga harus sanggup memberikan hal yang serba mungkin terjadi, dan itulah
Berdasar pada pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa novel serius lebih
mengarah pada suatu bentuk karya yang di dalamnya terdapat sebuah pelajaran
17
berharga yang dapat diambil oleh para penikmat sastra melalui pemahaman yang
mendalam.
ketinggalan zaman, dan tidak dapat memaksa pembacanya untuk membaca sekali
Selain itu, novel popular juga cepat ditinggalkan oleh pembacanya setelah
muncul novel yang lebih baru dan popular (Nurgiyantoro, 2005:16). Novel ini
secara lebih mendalam atau dengan kata lain tidak berusaha meresapi hakikat
kehidupan. Apabila hal tersebut terjadi dalam penulisan novel popular maka novel
akan menjadi lebih berat, menjadi novel serius, dan bisa dimungkinkan akan
Goldman dalam Faruk (2010:31) membagi novel menjadi tiga jenis, yaitu
novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel pendidikan. Novel jenis
pertama menampilkan sang hero yang penuh optimisme dalam petualangan tanpa
menyadari kompleksitas dunia. Dalam novel jenis kedua sang hero cenderung
Sedangkan dalam novel jenis ketiga sang hero telah melepaskan pencariannya
novellah karya sastra yang berhasil merekonstruksi struktur mental dan kesadaran
sosial secara memadai, yaitu dengan cara menyajikannya melalui tokoh-tokoh dan
Penikmat sastra harus membedah struktur yang dimiliki suatu karya sastra
strukturrelation, yaitu struktur yang terikat oleh sistem bahasa pengarang terikat
oleh bahasa yang dipakainya; kedua intern strukturrelation, yaitu struktur dalam
dunia sekunder, yaitu model dunia yang dibangun oleh pengarang, dunia fantasi
ekstrinsik yang saling berkaitan dengan makna karya sastra, yaitu biografi
tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel pendidikan.
Fiksi modern di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu, bacaan hiburan, cerita
merupakan cerita yang masih berpegang pada aturan atau konvensi sastra yang
konvensi atau aturan sastra yang telah ada. Pembedaan tersebut sedikit berbeda
(2010:31), dapat dibedakan novel ke dalam tiga jenis, yaitu novel idealism
beberapa jenis, antara lain roman avontur, roman psikologis, roman detektif,
yaitu roman sosial, roman bersejarah, roman tendens, roman keluarga, roman
garis besar novel terbagi menjadi dua, yaitu novel serius dan novel popular. Novel
serius merupakan sebuah karya sastra yang memiliki kadar kesastraan yang tinggi
Novel serius cenderung mengangkat tema-tema yang lebih “berat”, seperti tema
sebuah karya sastra yang berfungsi sebagai sebuah sarana hiburan. Meskipun
hanya sebagai sebuah sarana hiburan, novel popular tak lantas mengabaikan
20
sastra yang ada dan juga memiliki nilai estetis yang dapat dinikmati oleh pembaca
Karya sastra yang berupa fiksi naratif seperti novel memiliki dua unsur,
yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang
ada di dalam teks sastra itu, baik tersurat, maupun tersirat. Sebaliknya, unsur
ekstrinsik merupakan unsur yang ada di luar teks sastra itu yang meliputi
cerita rekaan, termasuk novel, terdiri dari beberapa unsur, di antaranya tema,
tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat. Di bawah ini
a. Tema
makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Masih menurut Stanton, tema
bersinonim dengan ide utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose).
gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di
atau perbedaan-perbedaan.
Tema merupakan salah satu unsur penting yang turut membangun sebuah
21
cerita. Dalam pengertian yang sederhana, tema adalah makna cerita, gagasan
sentral atau dasar cerita. Dengan kalimat lain, tema adalah gagasan pokok yang
dialog kunci yang ada dalam cerita. Ketiga, melihat persoalan yang paling
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok
atau ide sentral yang ada dalam cerita, baik eksplisit (tersurat) maupun implisit
dialog yang penting, dan (3) menentukan permasalahan paling menonjol yang
Tokoh pelaku dalam cerita fiksi, termasuk cerita pendek, merupakan salah
satu aspek penting dalam membangun sebuah cerita. Dalam membaca atau
kemudian terjadi, tetapi yang sering dipertanyakan adalah “peristiwa yang terjadi
itu menimpa siapa” atau “siapa tokoh pelakunya”. Tokoh menurut Sudjiman
Fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi tokoh sentral atau
utama dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peranan penting disebut tokoh
menentukan tokoh utama bukan pada frekuensi kemunculan tokoh itu, melainkan
bangun cerita. Unsur penokohan dapat dijadikan pengarang untuk melukiskan apa
yang dilihat, didengar, dipikirkan, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh yang
diceritakannya.
“penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh”. Sementara
pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita”. Penggambaran tokoh-tokoh dalam cerita itu hendaknya logis atau masuk
gambarkan setiap tokoh cerita sehingga dapat membantu pembaca untuk meng-
menggambarkan secara langsung sifat-sifat tokoh; (2) melalui dialog antara tokoh
yang bersangkutan dengan tokoh lain; (3) melalui gerak-gerik atau perilaku tokoh
yang bersangkutan; (4) melukiskan lingkungan tempat tokoh itu tinggal (kamar,
tempat belajar, kolong jembatan, dsb.); dan (5) pandangan-pandangan tokoh lain
23
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku cerita
atau yang mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh terbagi menjadi dua,
yakni:(1) tokoh utama dan (2) tokoh tambahan. Sementara itu, penokohan adalah
dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung (melalui dialog, gerak-gerik,
c. Alur
Alur cerita atau plot merupakan unsur intrinsik yang fundamental dalam
sebuah cerita sehingga sering disebut juga sebagai jiwa atau ruhnya sebuah cerita
awal sampai akhir dalam sebuah cerita. Alur menurut Sudjiman (1991:4) adalah
rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama, yang menggerakkan
jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan selesaian. Jalinan peristiwa yang
peristiwa itu dapat diwujudkan oleh hubungan temporal (waktu) dan hubungan
adalah struktur gerak atau peristiwa dalam sebuah cerita rekaan dan setiap
Tahapan alur menurut Nurgiyantoro (1988:142) ada tiga, yakni: (1) tahap
awal, (2) tengah, dan (3) akhir. Tahap awal berisi sejumlah informasi penting
yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan (penyituasian) serta
24
tengah disebut juga tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan atau konflik
yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya; pada tahap ini, klimaks
ditampilkan, yaitu ketika konflik utama mencapai titik intensitas tertinggi. Tahap
akhir disebut juga tahap peleraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai
akibat klimaks.
Berdasar kriteria urutan waktu, alur terbagi menjadi tiga: (1) alur progresif
(lurus), yakni alur yang berjalan secara kronologis, (2) alur sorot balik (flash
back), yakni yang tidak kronologis atau cerita tidak dimulai dari kisah yang
menurut logika menajadi tahap awal, dan (3) campuran yang memadukan antara
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alur adalah struktur gerak
atau peristiwa dalam sebuah cerita rekaan dan setiap peristiwa yang terjadi dalam
Berdasarkan urutan waktunya, alur terbagi menjadi tiga, yakni: (1) alur maju
(progresif), (2) alur mundur (flash back), dan (3) alur campuran.
d. Latar
berkaitan dengan penggambaran tentang tempat, waktu, dan suasana kejadian atau
Sementara itu, menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998:216) latar atau setting
disebut juga sebagai landasan tumpu yang merujuk pada pengertian tempat,
Latar dapat memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini
tidak hanya memberi gambaran yang jelas tentang sesuatu yang terjadi, tetapi
pembangun cerita yang merupakan tempat, waktu, dan keadaan sosial yang
macam, yakni: (1) latar tempat, (2) latar waktu, dan (3) latar sosial.
e. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan salah satu unsur intrinsik yang menjadi sarana
cerita. Sudut pandang dalam cerita pendek membicarakan hubungan yang terdapat
antara pengarang dan alam kreatif imajinasinya atau antara pengarang dan
perasaan pembacanya. Dengan kalimat lain, sebuah cerita ada yang menceritakan
dan ada yang diceritakan. Untuk itu, pengertian sudut pandang menurut Sudjiman
tokoh dalam ceritanya (pencerita akuan) dan boleh jadi berada di luar cerita
(pencerita diaan).
yakni:sudut pandang persona ketiga atau “dia”, sudut pandang orang persona
26
pertama atau “aku”, dan sudut pandang campuran. Sudut pandang persona ketiga
berarti pengarang berada di luar cerita. Sudut pandang persona ketiga terbagi
menjadi dua, yakni “dia” mahatahu dan “dia” terbatas. “Dia” mahatahu berarti
pengarang dapat menceritakan apa saja mengenai hal yang menyangkut tokoh,
pengamat, yang terbatas pada seorang tokoh saja atau beberap tokoh yang
“aku” orang pertama dan “aku” tokoh tambahan. Adapun sudut pandang
sebagai “aku” juga sebagai “dia”. Dengan demikian, pencerita adalah orang yang
membawakan kisahan atau cerita di dalam sebuah karya sastra dan ia tidak selalu
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah posisi
pengarang dalam bercerita, apakah pengarang ada di luar cerita atau terlibat di
dalam cerita. Sudut pandang terbagi menjadi tiga, yakni: (1) sudut pandang
persona ketiga atau “dia”, (2) sudut pandang orang persona pertama atau “aku”,
f. Amanat
Amanat merupakan pesan atau hikmah yang dapat diambil dari sebuah
cerita untuk dijadikan sebagai cermin maupun panduan hidup. Melalui cerita,
sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh itulah pembaca diharapkan dapat mengambil
(Nurgiyantoro, 2000:322).
terkadang disampaikan secara tersurat melalui teks yang ada di dalam novel, baik
melalui narasi secara langsung atau pun melalui dialog antartokoh. Namun, lebih
banyak amanat disampaikan pengarang secara tersirat yang dapat dipahami dari
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa amanat adalah pesan atau
hikmah yang dapat diambil dari sebuah cerita. Amanat dapat disampaikan
moral, dan nilai moral di dalam karya sastra. Ketiga hal tersebut diuraikan dalam
a. Hakikat Nilai
Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa, 2007:1004) diartikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau
sebagai value is any idea, a concept, about what some one think is important in
life ‘nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang
28
penting atau berguna bagi kemanusiaan. Nilai selain berfungsi sebagai landasan
Nilai juga merupakan sikap seseorang terhadap suatu hal yang baik dan
yang buruk yang telah ada dalam diri manusia yang berguna sebagai tolok ukur
baik dan buruk demi peningkatan kualitas sehingga berguna bagi kehidupan
manusia. Dalam kamus Purwodarminto dikatakan bahwa nilai adalah harga, hal-
sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan suatu kualitas, dan berguna bagi
kehidupan manusia. Sifat-sifat tersebut yang bisa sebagai tolok ukur baik atau
buruk demi peningkatan kualitas sehingga bisa berguna bagi manusia itu sendiri.
b. Hakikat Moral
Bahasa, 2007:1974), moral diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk yang
dengan akhlak, budi pekerti, dan susila. Selain itu, moral diartikan juga sebagai
berdisiplin, dsb.
dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk
mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk
29
suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan,
dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan, dan
alam sekitar. Termasuk ke dalam nilai moral antara lain tanggung jawab, jujur,
tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban
dan sebagainya; akhlak; budi pekerti; susila. Menurut Rogers dalam Hastuti
(2012:25), moral adalah kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku
merupakan standar baik dan buruk yang ditentukan bagi individu oleh nilai-nilai
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah perilaku atau
kaidah pada diri manusia. Moral dapat dijadikan sebagai tolok ukur suatu perilaku
pembaca, tentunya banyak sekali jenis dan wujudnya. Dalam karya fiksi yang
panjang, sering terdapat lebih dari satu pesan moral. Jenis moral dalam sastra
sangat bervariasi dan tidak terbatas jumlahnya. Segala persoalan hidup dan
sendiri dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan, bersifat tak terbatas. Ia
30
dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupannya itu dapat dibedakan
lebih kasus.
hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan (1)
sendiri, dan (3) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial.
merupakan nilai yang didasarkan pada posisi manusia sebagai hamba Tuhan.
Moralitas pada aspek ini dimulai dengan melaksanakan tugas perhambaan dengan
melalui keimanan dan konsisten kepada ajaran agama. Bentuk nilai moral dari
potensi yang dimiliki untuk kebaikan, dan senantias memanjatkan doa kepada
Tuhan.
Jenis nilai moral yang selanjutnya adalah nilai moral yang berhubungan
dengan diri sendiri. Nilai ini meliputi nilai teguh pada pendirian, optimis, dan
Jenis nilai moral selanjutnya adalah nilai moral yang bersumber dari
hubungan antarsesama manusia (hablum min an-naas). Nilai ini bentuknya dapat
berupa peduli sesama, berterima kasih, menghargai orang lain, dan jujur. Oleh
karena itu, orang-orang yang menanamkan nilai moral dalam ruang lingkup ini
akan menjadi motor penggerak gotong-royong dan kerja sama dalam segala
oleh pembaca. Hal ini berhubungan dengan cara pembaca mengapresiasi isi cerita.
tingkat intensitasnya. Hal itu tentu saja tidak lepas dari hubungan antar sesama
manusia dan manusia dengan Tuhan. Pemisahan itu hanya untuk memudahkan
masalah seperti eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu,
dendam, kesepian, kebimbangan antara beberapa pilihan, dan lain-lain yang lebih
bersifat melibatkan ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu. Pesan moral
yang berkaitan dengan hubungan antar sesama dan hubungan sosial meliputi
Menurut Darma dalam Wiyatmi (2004: 111), ajaran moral dalam karya
sastra seringkali tidak secara langsung disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang
seringkali bersifat amoral dulu. Hal ini sesuai dengan apa yang dikenal dengan
32
tahap katarsis pada pembaca karya sastra. Katarsis adalah pencucian jiwa yang
tetapi juga sekaligus muak. Jadi untuk menuju moral, seringkali penonton harus
melalui proses menyaksikan adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan moral.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan moral dalam
karya sastra berarti suatu sikap atau perilaku yang bisa menjadi tolok ukur
manusia yang ada di dalam suatu karya sastra. Apakah berisi yang bisa membuat
sikap manusia berubah menjadi lebih baik atau tidak. Nilai moral meliputi nilai
moral yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dan dengan sesama.
kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (definisi
Effendi);
2) apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian
nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman
yang sadar dan kritis (definisi Tarigan);
3) apresiasi sastra ialah proses (kegiatan) pengindahan, penikmatan,
penjiwaan, dan penghayatan karya sastra secara individual dan memen-
tan, subjektif dan eksistensial, rohaniah dan budiah, serta intensif dan
total supaya memperoleh sesuatu daripadanya sehingga tumbuh, ber-
kembang, dan terpiara kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan, dan
keterlibatan terhadap karya sastra (definisi Saryono).
manfaatnya yang dilakukan secara sadar dan kritis dan bersifat individual karena
berperan sangat penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal itu terbukti
dalam kurikulum 1968 sampai sekarang (KTSP dan Kurikulum 2013), apresiasi
sastra merupakan materi pembelajaran yang harus diajarkan kepada siswa mulai
berdasarkan karya sastra itu. Sebagai contoh, untuk memperoleh teori tentang
unsur-unsur dalam roman/novel atau karya sastra lain, seorang guru harus
siasinya.
rambu yang telah disediakan guru dan harus sesuai dengan pengajaran yang telah
ditentukan. Artinya, mengajarkan karya sastra itu jangan melenceng dari aturan
yang disediakan dalam kurikulum sekarang. Oleh karena itu, guru sastra harus
dapat membawa siswanya kepada karya sastra yaitu dengan adanya komunikasi
kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan oleh subjek didik setelah
standar kompetensi berguna untuk memandu guru atau pengembang silabus dalam
kemampuan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran materi pokok mata pelajaran tertentu yang berguna untuk
35
Kompetensi Dasar menyatakan tingkah laku yang harus diperlihatkan oleh siswa
dari Kompetensi Dasar) yang sangat penting untuk mencapai Kompetensi Dasar.
Indikator yang baik bersifat (1) spesifik dan jelas:mempunyai satu arti saja,
menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah laku siswa yang diharapkan,
(2) berorientasi pada siswa:tingkah laku yang diharapkan pada siswa di akhir
kegiatan pembelajaran, dan bukan tingkah laku apa yang dilakukan guru dalam
mengajar, serta (3) menggunakan kata kerja yang menunjukkan tingkah laku yang
karena dapat menjadi media untuk siswa dalam hal keterampilan menyimak,
mendengarkan suatu karya sastra yang dibacakan oleh guru, teman, atau rekaman.
Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu
36
dengan menulis sebuah karya sastra seperti menulis sebuah cerpen atau puisi yang
pengarang atau kebudayaan tempat yang menjadi latar di dalam cerita. Oleh
karena itu, pembelajaran sastra dapat mengantar para siswa mengetahui budaya-
budaya yang ada dalam suatu masyarakat yang diangkat di dalam “dunia” cerita.
sosial (Moody dalam Endraswara, 2005:57). Hal itu disebabkan di dalam karya
sastra, terutama cerita, banyak terdapat aneka problem atau situasi yang
dalam cerita.
manfaat untuk mengembangkan karakter atau watak siswa. Hal ini disebabkan
karya sastra terdiri dari tokoh yang memiliki karakter positif yang dapat diteladani
oleh siswa.
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan
kegian belajar mengajar (KBM), baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta
siswanya pada suatu tahapan pada pengajaran tertentu. Guru harus dapat memilih
minat dan kebutuhan siswa yang berkarakteristik khas, serta selaras pula dengan
tujuan pembelajaran sastra dan pendidikan di jenjang sekolah tersebut. Untuk itu
perlu penyeleksian yang ketat terhadap setiap karya yang dicalonkan sebagai
aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan
pemebelajaran sastra, yaitu aspek bahasa, kematangan jiwa (psikologi) dan latar
belakang budaya.
Dari dua pendapat di atas, penulis menemukan lima hal yang menjadi
1) Kriteria Sastra
Novel yang akan diajarkan kepada siswa harus memiliki kadar dan bobot
sastra. Kadar ini dapat terlihat dari kuat atau lemahnya pengaruh karya sastra
terhadap siswa sebagai penikmatnya. Karya sastra adalah karya yang apabila
bergetar dan seluruh jiwa kita menjadi penuh kegembiraan dan kesegaran
(Sumardjo, 1998:16). Hal ini dapat terjadi pada diri siswa jika karya sastra (novel)
2) Kriteria Bahasa
tidak hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-
faktor lain seperti:cara penulisan yang dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra
pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang diinginkan
pengarang.
39
Dari sudut bahasa, karya sastra (novel) yang diajarkan kepada siswa
hendaknya bertitik tolak dari penguasaan bahasa siswa. Dengan demikian, karena
faktor bahasa, kemampuan siswa dalam memahami karya sastra akan lebih baik.
idenya lewat jalinan kata, cara bertutur, dan idiom yang digunakan serta aspek
ketatabahasaannya.
3) Kriteria Pendidikan
Sastra yang diajarkan di sekolah tidak boleh lepas dari konsep pendidikan.
Dengan begitu, sastra dapat mengarah kepada pembentukan pribadi siswa yang
memiliki kesiapan untuk berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa, yaitu
juga harus mampu mendukung ke arah terpenuhinya tiga ranah kemampuan siswa
yaitu terbentuk dan terbinanya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang
menuntut pemikiran kita untuk memiliki pertimbangan yang matang, karya sastra
40
yang mengandung faktor mana yang layak diajarkan kepada siswa. Karya sastra
yang dipilih tentu saja yang berkultur budaya Indonesia dan memiliki kandungan
nilai yang bermanfaat bagi siswa dalam kedudukannya sebagai manusia, juga
karya sastra berdasarkan tingkat kematangan jiwa anak didik. Menurutnya, karya
sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya sesuai dengan tahap psikologis
pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja, tidak semua siswa dalam satu kelas
novel yang akan dijadikan bahan pembelajaran apresiasi sastra adalah novel-novel
3) dapat memberikan kesenangan, hiburan, dan kesan pada diri siswa sehingga
e. Langkah-Langkah Pembelajaran
masing guru sesuai dengan model/metode yang digunakan. Namun, secara garis
besar langkah pembelajaran terbagi menjadi tiga, yakni pendahuluan, inti, dan
penutup. Pada tahap inti, dilakukan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).
f. Media Pembelajaran
menjadi perantara pesan dalam proses belajar mengajar dari sumber informasi
kepada kepada penerima informasi sehingga terjadi proses belajar yang kondusif.
Dengan demikian, media pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu yang
pembelajaran, baik yang termasuk visual seperti gambar, termasuk audio, seperti
g. Sumber Belajar
dijadikan rujukan untuk mencapai kompetensi dasar. Oleh karena itu, sumber
belajar yang dipilih hendaknya diselaraskan dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai. Sumber belajar dapat berupa buku teks, buku pendamping, koran,
h. Alokasi Waktu
jelas membutuhkan waktu relatif lebih banyak daripada pembelajaran puisi dan
cerpen. Hal ini berkaitan dengan novel yang merupakan karya sastra yang
i. Evaluasi
prinsip keberkelanjutan.
mana latar, apa tema cerita, dan lainnya. Evaluasi ranah afektif dilakukan dengan
penghayatan dan perenungan yang lebih dalam daripada tes kognitif, misalnya
melafalkan dengan intonasi yang tepat, sampai pada produksi karya satra.
kompetensi yang sesuai dengan kurikulum dan materinya terkait langsung dengan
(Mulyasa, 2007:79-80).
penting dalam evaluasi, yaitu (1) teknik evaluasi, (2) bentuk instrumen, dan (3)
contoh instrumen. Teknik evaluasi bisa berbentuk tes dan nontes, sedangkan
bentuk instrumen bisa berupa tes tertulis (esai/uraian, pilihan ganda, isian, dan
menjodohkan), tes lisan, tes unjuk kerja, tes simulasi, penugasan, wawancara, dan
portofolio.
BAB III
METODE PENELITIAN
tidak menggunakan statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Pendapat lain tentang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
Metode penelitian ini meliputi data dan sumber data, objek penelitian,
permasalahan penelitian. Data penelitian ini adalah teks dalam novel Pulang karya
Sumber data adalah asal dari mana data diperoleh (Arikunto, 2009:114).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer.
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli,
sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber-sumber lain
Sumber data primer penelitian ini adalah novel Pulang karya Leila Salikha
Chudori. Sementara itu, sumber data sekunder penelitian ini adalah teks-teks dari
44
45
berbagai sumber yang diperoleh secara online berkaitan dengan resensi novel
atau hal yang melekat pada objek atau variabel penelitian. Berdasarkan pengertian
tersebut, subjek penelitian ini adalah novel Pulang karya Leila Salikha Chudori
atau sifat atau nilai dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai variasi tertentu
Objek penelitian ini adalah: (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh dan
penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan amanat novel (2) nilai moral yang
bersumber dari hubungan antara manusia dengan manusia, alam, dan Tuhan, dan
(3) penerapan pembelajaran novel Pulang karya Leila Salikha Chudori di SMA
media belajar.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
46
human instrument, yakni penulis yang menjadi isntrumen penelitian dengan alat
sebagai berikut:
2. mencatat unsur intrinsik dan moral yang ditemukan di dalam teks novel pada
kartu data.
berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian, terdapat triangulasi sumber,
dengan satu atau lebih teori. Di pihak lain, Patton berpendapat lain, yaitu bahwa
47
hal ini dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival
explanation).
sistematis (Holsti dalam Ibrahim, 2009:97). Objektif berarti menurut aturan atau
prosedur yang apabila dilaksanakan oleh orang atau peneliti lain dapat
Untuk kepentingan analisis data pada penelitian ini, metode analisis isi
1. mengidentifikasi unsur intrinsik dan nilai moral pada data yang telah terkumpul
2. mendeskripsikan unsur intrinsik dan nilai moral pada data dengan uraian yang
memadai;
3. menyimpulkan hasil analisis unsur intrinsik dan nilai moral pada novel Pulang
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk kelas X SMA;
1993:145-146). Hasil analisis isi yang berupa unsur intrinsik dan nilai-nilai moral
novel Pulang karya Leila Salikha Chudori disajikan secara verbal, tidak
A. Hasil Penelitian
tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam mengkaji novel Pulang karya Leila S.
Chudori, hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, unsur intrinsik novel Pulang
karya Leila S. Chudori, kedua, nilai-nilai moral dalam novel Pulang karya Leila S.
Chudori, dan ketiga, penerapan pembelajaran novel Pulang karya Leila S. Chudori
di SMA kelas XI. Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk tabel-tabel yang
Tabel 1
Unsur Intrinsi Novel Pulang karya Leila S. Chudori
49
50
Tabel 2
Nilai Moral dalam Novel Pulang Karya Leila S. Chudori
pelaksanaan pembelajaran, dan refleksi. Di bawah ini disajikan tabel data ketiga
tahap tersebut.
Tabel 3
Sajian Data Penerapan Pembelajaran Novel
No. Tahap Pulang di SMAKegiatan
mengenai unsur intrinsik, nilai moral, dan penerapan pembelajaran novel Pulang
karya Leila S. Chudori di SMA kelas XI. Pembahasan hasil penelitian sebagai
berikut ini.
mengangkat tema dianggap tabu dan tak biasa pada zaman Soeharto. Namun,
tema ini berhasil diramu dengan baik dan menjadikan sebuah novel roman sejarah
yang memukau. Novel ini memaparkan tentang kehidupan para ekstapol dalam
positif dan dianggap mustahil bila orang-orang yang dinilai negatif memiliki rasa
mengangkat tema tentang nasionalisme kaum ekstapol yang hingga sampai saat
ini golongan ini masih dianggap sebagai pengkhianat bangsa. Rasa nasionalisme
para ekstapol tampak dari hal-hal yang mereka lakukan selalu berhubungan
dengan Indonesia meskipun berada di Paris. Contohnya adalah ketika Dimas dan
kawan-kawannya akan memulai usaha maka yang mereka pilih adalah membuka
Dimas Suryo, Risjaf, Nugroho Dewantoro, dan Tjai Sin Soe adalah eksil
politik Indonesia di Paris. Mereka bertahan meski terbuang jauh di negeri orang,
diburu dan dicabut paspor Indonesianya karena dianggap sebagai bagian dari
berjuang menjadi orang Indonesia di tengah penolakan rezim Orde Baru. Di Paris,
mereka tetap mencintai Indonesia, bertahan hidup layak sambil memberi manfaat
bagi Indonesia dengan mengelola Restoran Tanah Air, sebuah restoran Rue
keinginan akhirnya adalah ia hanya ingin pulang dan menyatu dengan tanah
b. Penokohan
Karakter para tokoh dalam novel ini kuat dan vokal, ada dua tokoh utama
yaitu Dimas Suryo dan Lintang Utara, juga tokoh tambahan yaitu Vivienne
Deveraux, Segara Alam, Hananto Prawiro, Bimo Nugroho, Nugroho, Risjaf, dan
Tjai. Tokoh-tokoh utama seperti biasa adalah tokoh yang paling dominan
suaranya, sedangkan tokoh tambahan juga sangat berpengaruh kuat dalam cerita
secara langsung dengan prahara 1965. Sedangkan Lintang sebagai juru bicara
generasi kedua, generasi yang terkena imbas masa silam dan diharuskan ikut
menanggung beban sejarah disisi lain ia juga menjadi saksi mata reformasi yang
terjadi di Indonesia.
1) Tokoh Utama
a) Dimas Suryo
Dimas Suryo adalah tokoh utama periode awal yaitu tahun 1965. Dia
memiliki sifat plin-plan dan sungguh manusia yang suka cari aman atau mungkin
dapat dikatakan sedikit pengecut. Terbukti dengan dia lebih memilih tidak
memihak aliran kanan ataupun kiri saat teman-teman kantornya mendukung aliran
kiri. Dimas juga tampaknya tidak begitu suka berpolitik, dia lebih tertarik pada
bacaan sastra dan dapat berbincang dengan siapa saja yang menurutnya nyaman
untuk bertukar pikiran. Ia juga memiliki sisi flegmatis ketika dia mengalami
memikirkan orang yang ada di sekitarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
menjadi kekasih Surti, ia selalu memberikan puisi-puisi kepada Surti. Begitu pula
mereka.
Keromantisan Dimas juga tercermin dengan cara dia memilih nama untuk
ketiga anak Surti dan anaknya sendiri, Lintang. Dimas memiliki sisi melankolis
yang tegambar ketika dia begitu teratur menyajikan bumbu-bumbu untuk restoran
pula dari cara dia memperlakukan buku-buku dengan teratur, meracik bumbu
dengan hati-hati, dan simpati yang berlebihan pada kisah Bima dan Ekalaya. Hal
Sebagai Ayah, dia adalah Ayah yang luar biasa. Dimas juga sangat
Mereka sering berbagi cerita dan bertukar pikiran dalam berbagai hal.
57
merasa cemburu dan menjadikan perang dingin antara Dimas dan Lintang.
Namun, tetap saja Dimas tak pernah berdaya jika harus berdebat dengan Lintang.
Dengan gemetar, sembari melirik Maman yang yang sibuk di dekat pintu
dengan wajah gusar, aku mengambil buku itu. Buru-buru aku membuka,
dan sekilas kulihat ada nama Shrikand dan juga Ekalavya. Aku mendekati
Ayah sembari menahan air mata yang nyaris menggelinding. Aku berbisik
buku itu penting sekali kumiliki. Khawatir air mataku merusak sampul
buku, aku buru-buru mengelap pipiku dengan lengan. Hanya dengan
waktu lima detik, Ayah mengambil kembali buku itu dan langsung ke kasir
membayarnya. Maman hanya mendelik, tetapi aku tahu apa yang akan
terjadi. (Pulang, 2013: 194-195)
tertutup dan stigmatis. Dia jarang menceritakan hal pribadi ke pada orang lain
sendiri tentang sosok dan apa yang ada dalam pikiran Dimas. Mungkin karena
pulang kembali ke tanah air. Begitu pula perdebatan yang terjadi antara ia dan
Vivienne yang sudah tak tahan melihat kesedihan Dimas ketika berkali-kali di
tolak saat mengajukan visa untuk pulang. Dia juga lebih suka menyimpan segala
sesuatu di dalam hati saja, termasuk ketika kesal pada orang lain. Hal tersebut
b) Lintang Utara
idealisme dan rasa percaya diri yang tinggi. Sifatnya terbentuk karena lingkungan
tuanya. Lintang digambarkan sebagai perempuan korelis yang sanguis dan sedikit
berbicara, dan dapat bergaul dengan siapa saja. Bagaimana dia tega tidak
berbicara pada Ayahnya karena pilihannya tidak dihargai adalah salah satu ciri
korelis. Begitu pula saat pendapatnya ditentang habis-habisan oleh Alam yang
membuat jatuh harga dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
Alam dan Nara. Sosok Nara yang selalu berada di sampingnya dengan penuh
perhatian dan kesabaran. Sedangkan Alam adalah sosok yang tiba-tiba hadir dan
mengguncang hidupnya. Sikap Alam yang meneyelbalkan dan acuh tak acuh
malah membuat Lintang semakin penasaran dengan laki-laki ini. Lintang yang tak
pernah percaya dengan le coup de foudre akhirnya harus menyerah pada sosok
Alam yang membuat hatinya tidak karuan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
59
Aku sudah memiliki Narayana, yang sama sekali bukan halilintar atau
petir dalam hidupku. Nara adalah sebuah payung besar yang melindungi
hidupku dari hujan dan badai. Jadi, apa peduliku dengan halilintar atau
petir. Namun ternyata le coup de foudre itu menghantamku dalam bentuk
seorang Alam. Segara Alam. (Pulang, 2013:364)
perempuan mandiri dan sedikit naif. Namun kenaifannya begitu saja hilang
benar merasakan diskriminasi dan tekanan dari beberapa orang “kanan” karena
statusnya sebagai anak ekstapol yang tidak pernah ia alami di Paris. Meskipun
dengan masalah. Contohnya saat Lintang diajak oleh keluarga pamannya dalam
acara makan malam dengan calon besan pamannya yang akhirnya harus berakhir
dengan putusnya hubungan Rama dan kekasihnya. Hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan berikut.
“La piye, sarang komunis ndak bisa disentuh-sentuh. Kamu gak paham
politik, maunya makan nasi saja,” Pak Pri menggerutu seolah Rannita
masih berumur 12 tahun. “PKI-PKI itu malah jadi terkenal, sukses, ditulis
di mana-mana, padahal makanannya begitu-begitu juga. Cuma nasi goreng
dan telur ceplok.” Dia tertawa berderai-derai.
“Bukan hanyanasi goreng!” tiba-tiba Lintang menyela dengan mata
menyala.
“Oh begitu yah?”Pak Pri menatap Lintang dengan takjub.
“Suka ke sana, Nak?”
“Tentu saja saya sering ke sana. Bukan hanya sering, saya ikut
menyaksikan berdirinya restoran itu. Ayah saya adalah pendiri dan koki di
Restoran Tanah Air.”(Pulang, 2013: 358)
membutuhkan kasih sayang dan kehangatan keluarga. Itu yang tidak ia dapatkan
60
dalam keluarganya. Meskipun kasih sayang kedua orang tuanya selalu tercurah
untuknya, namun kehangatan keluarga yang ia rindukan telah hilang sejak kedua
orang tuanya bercerai. Hal yang selalu ia cari. Akhirnya Lintang temukan pada
keluarga Nara membuatnya betah untuk selalu bercengkrama dengan mereka. Hal
2) Tokoh Tambahan
a) Vivienne Deveraux
Vivianne adalah seorang wanita dan istri yang luar biasa. Dia sebenarnya
bukan tokoh kunci di kisah ini. Namun sosok Vivienne menambah manis kisah
ini. Kisah cintanya dengan Dimas adalah kisah cinta romantis. Vivienne adalah
seorang wanita yang tumbuh dan besar dalam keluarga yang mengedepankan
nalar dan akademis. Sama halnya seperti kebanyakan orang barat lainnya yang
adalah sesuatu yang fana dan otomatis akan berhenti jika manusia meninggal. Hal
Aku lahir dari keluarga Laurence Deveraux yang memilih untuk mengikuti
nalar; yang percaya bahwa hidup akan selesai setelah selang pernafasan
penyangga hidup di cabut. Segala kisah tentang kehidupan setelah
kematian, untuk kami, adalah romantisme mereka yang percaya bahwa
61
Ia adalah seorang aktivis wanita yang cerdas, mandiri, dan tegas. Ia tahu
bagaimana cara mengambil sikap dan menjaga dirinya sendiri. Hal tersebut dapat
mendekati seseorang dengan baik terutama bagi Dimas yang begitu asing, penuh
curiga, dan menderita tentang masa lalunya. Dia juga merupakan wanita yang
perhatian, peduli, dan penyayang kepada siapapun termasuk Dimas dan kawan-
kawannya. Vivienne tetap peduli terhadap Dimas, meskipun saat itu Dimas sudah
menjadi mantan suaminya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
Kedua sepupuku tak terlalu paham, cintaku pada Dimas bukan karena
ingin menjelajah ke wilayah asing, eksotis, dan penuh ketidaktahuan.Sama
sekali bukan. Ada rasa kehilangan dalam dirinya yang ingin kuraba dan
kugenggam. Ada kesedihan di matanya yang ingin kusembuhkan. (Pulang,
2013: 203)
b) Segara Alam
Sikapnya yang seenaknya saja, tak ingin ditindas dan bahkan berani menghajar
anak populer demi membela sahabatnya Bimo adalah ciri khas para korelis.
62
berdebat dengan Lintang. Sikapnya yang cuek dan dingin memang menyebalkan,
namun itu pula yang menjadi daya tariknya di mata para gadis termasuk Lintang.
Ketika suatu siang aku melihat Bimo diikat pada sebatang tiang dan
dikencingi beramai-ramai, aku tidak bisa membiarkannya. Denny tak
boleh merasa bisa melakukan apa saja hanya karena dia bisa. Denny dan
kelima hambanya habis mejadi bubur. Aku menghajar mereka semua dan
mengubur sumpah karate dan ajaran sampai Daniel. Aku diskors dua
pekan dan diwajibkan meminta maaf pada Denny serta kelima hambanya.
(Pulang, 2013: 295)
c) Narayana Lavebrvre
Nara adalah salah satu tokoh yang kuat, tetapi absurd. Ia adalah anak
sangat berbeda dengan Lintang. Bisa dikatakan Nara merupakan lelaki yang
memiliki segalanya, mulai dari wajah yang rupawan perpaduan sempurna dari
dan kehidupan keluarga yang sangat didambakan semua orang. Hal tersebut dapat
“Ya, Om. Arsitektur kotanya sudah tidak jelas. Bukan hanya mal, tetapi
juga jalan-jalan tol dibangun, yang dimiliki oleh anak presiden itu,
semakin malang-melintang.
”Nara menjawab dengan nada kritis. Jawaban ini mulai mengambil hati
Ayah. Dia memandang Nara lalu melirik padaku. Aku bisa melihat sinar
mata Ayah mulai ramah. Biarpun Nara anak orang kaya, dia tidak dungu
seperti anak-anak Indonesia yang mengendarai Ferari atau Porsche hanya
untuk pamer hasil korupsi ayahnya. (Pulang, 2013: 172)
63
sosok yang angkuh dan menyebalkan sebaliknya ia adalah seorang laki-laki yang
baik hati, sabar, pengertian, dan pemaaf. Nara adalah payung besar yang siap
melakukan apapun demi melihat gadis yang ia cintai bahagia. Sikap pengertiannya
selalu dapat menenangkan Lintang. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
d) Nugroho
Nugroho adalah salah satu pendiri empat pilar tanah air. Ia sosok yang
narsistik dan optimis. Namun dialah yang selalu membawa kesegaran dan
Hanya Mas Nug yang yang masih gembira menembus segala cuaca.
Musim panas yang luar biasa gerah dan berhasil mengelupas kulit: musim
gugur yang menyebarkan segala serbuk yang membuat kami bersin-bersin:
musim digin yang menggerogot tulang melayu kami yang manja: atau
musim semi yang kami anggap seperti remaja pancaroba: kadang dingin
berangin, kadang hangat. Satu-satunya momen Mas Nug tak bisa
mengontrol kesedihannya adalah ketika dia menerima surat cerai dari
Rukmini. Selebihnya, dia adalah seorang yang sangat optimistik dan
mencoba mencari hikmah dalam bencana apa pun yang menimpanya.
(Pulang, 2013: 91)
64
e) Risjaf
Mereka bersahabat sejak masih kuliah di Jakarta dan juga merupakan teman satu
kos. Risjaf adalah seorang lelaki tampan, namun pemalu dan sisi melankolisnya
membuatnya larut dalam situasi dan selalu butuh orang yang mendampingi untuk
menegarkannya. Karena sifatnya yang penurut dan lembut maka Risjaf sering
dianggap sebagai adik bungsu oleh teman- temannya. Dia memiliki hati yang
lembut dan juga sangat menyayangi kawan-kawannya. Hal tersebut dapat dilihat
Risjaf terlalu sedih untuk bicara: dia berdiri di samping kiriku sembari
memegang sebuah harmonika. air matanya terus menerus mengalir hingga
aku harus menggenggam tangannya dan berbisik, “Om, tenang, lihatlah,
Ayah duduk di sana menertawakan kita, “ Sambil menunjukkan ke arah
pemakaman nun di ujung sana. Om Risjaf tampak belum bisa menangkap
humorku yang kelabu.Dia semakin tak bisa menahan isaknya. Ah, ramalan
ayah selalu benar. (Pulang, 2013: 448)
f) Tjai
Satu lagi tokoh dari empat pilar tanah air yaitu Tjai seorang keturunan
Tionghoa yang memiliki sifat realistis dan perfeksionis. Mungkin karena sifat
perfeksionisnya itu maka ia dengan percaya diri menjadi yang dominan di antara
sesuatu tanpa perhitungan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
sangat percaya pada analisa dia yang tidak bias dan cenderung dingin.
Termasuk penilaian pada serangkaian mimpi kami untuk bebisnis bersama,
aku jengkel dengan sambutannya. Tapi mengakui Tjai hampir selalu benar.
Diskusi langsung mati akibat algojo Tjai yang rasional.Apa boleh buat,
memang dialah kalkulator kami. (Pulang, 2013: 98-99)
g) Hananto
Hananto adalah tokoh yang menjadi kunci awal dari segala kejadian yang
dialami dimas dan kawan-kawannya. Dia adalah orang yang benar-benar “kiri”
dalam kisah ini. Walaupun begitu dia tidak dapat disalahkan sepenuhnya karena
pilihan “kiri”-nya itu. Meskipun Hananto dan Dimas sering berselisih paham dan
bahkan pernah bersaing untuk mendapatkan hati Surti, namun mereka tetap
bersahabat baik. Hananto sangat pengertian dan percaya pada Dimas seoalah-olah
kutipan berikut.
Sepanjang jalan Mas Hananto bercerita bagamana dia dan Mas Nug kini
sudah meningkatkan frekuensi berkorespondensi dengan orang-orang
penting di sekeliling Andres Pascal Allende.
“Keponakan Salvador Alende?” tanyaku seperti orang dusun yang
mendengar nama selebriti. (Pulang, 2013: 33-34)
Dia adalah sosok yang bebas dalam hal apapun termasuk soal cinta. Hal itu
h) Surti Anandari
Surti adalah isteri Hananto dan merupakan cinta tak sampai Dimas. Sosok
dan tangguh. Meskipun cobaan yang ia rasakan sangat berat namun ia berusaha
anaknya. Sisi melankolisnya yang begitu tampak adalah ia masih begitu terikat
dengan masa lalunya bersama Dimas, yaitu kisah cinta yang ia jalin dengan Dimas
semasa muda dulu. Kenangan itu yang membuatnya dapat bertahan sampai saat
i) Bimo Nugroho
Tumbuh menjadi sosok yang tertutup dan pesimis dikarenakan statusnya sebagai
anak seorang ekstapol dan tekanan yang ia dapatkan dari ayah tirinya Prakosa.
Meski sama-sama menjadi anak dari ekstapol, tetapi Bimo berbeda dengan Alam
67
yang terlihat agresif. Dia lebih terlihat kalem dan melankolis. Hal tersebut dapat
Aku paham, Alam sudah seperti saudara bagiku. Dia ingin aku juga sama
jantannya dengan dia menghadapi tantangan apapun.Tapi aku tidak terlahir
dengan badan bertulang baja dan lidah yang sembarangan seperti dia.
(Pulang, 2013:313)
j) Aji Suryo
Aji Suryo adalah adik laki-laki dari Dimas Suryo. Dia juga mendapat
imbas dari Dimas yang dicap sebagai ekstapol. Aji adalah seorang anak, adik, dan
suami yang baik.Kebaikan hati dan kepeduliannya begitu dirasakan keluarga Surti
Surti semampunya layaknya keluarga sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan berikut.
Aku tak terlalu paham mengapa Om Aji selalu merasa bertanggung jawab
membantu keluarga kami.Setiap kali kami dalam keadaan darurat, Om
Aji segera terbang ke samping kami seperti induk burung elang yang
memeluk anak-anaknya dengan sayapnya yang luas. (Pulang, 2013: 292)
Dia adalah seseorang yang berpikiran positif atas segala masalah yang
dihadapi.Ia juga tidak pernah punya ambisi berlebih cukuplah dengan kehidupan
yang tenang. Aji sadar status keluarga mereka bukanlah seperti keluarga pada
umumnya, maka ia selalu berusaha untuk berada di jalur aman, agar kehidupan
yang di jalani tetap tenang. Namun ia tidak pernah menyalahkan kakaknya atas
imbas yang ikut ia terima bersama keluarganya. Hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan berikut.
tidak berdiam di rumah bak istana seperti kawan-kawan sekolah Rama dan
juga tidak mengendarai mobil mewah, meski diakui kehidupan mereka
tidak mendekati miskin.Malah jauh dari kata melarat. Aji lulusan Teknik
Industri ITB yang mengepalai Laboratorium Pengelolaan Material
Research and Development sebuah pabrik ban terkemuka itu berpeng-
hasilan cukupan, meski tak berkilat-kilat amat. (Pulang, 2013: 331)
k) Rama
Rama adalah anak Aji dan Retno. Ia merupakan salah satu tokoh yang
tidak bias menerima status keluarganya yang memiliki hubungan dengan ekstapol.
Karena keadaan dan status keluarganya itu Rama tumbuh menjadi laki-laki yang
rendah diri dan penakut. Sikapnya yang selalu mengeluh membuat ia tidak bisa
l) Andini
Andini adalah adik Rama yang memiliki jarak 5 tahun. Meskipun berasal
dari darah yang sama, tetapi sifat mereka sangat bertolak belakang. Dia
merupakan sosok gadis yang mandiri dan tangguh bahkan pantang untuknya
mengeluh tentang masalah yang ia hadapi. Sikapnya yang cuek dan ceplas-ceplos
sering membuat kakaknya jengkel. Berbeda dengan Rama yang begitu terbebani
hanyalah sebagian kecil tantangan yang akan membantunya menjadi lebih dewasa
Berbeda dengan abangnya yang selalu tegang, Andini yang lahir sebagai
anak yang riang, lincah, dan tangkas hampir tak pernah mempersoalkan
penghargaan setelah ia berhasil meraih prestasi. Andini sangat menikmati
proses yang dilaluinya. (Pulang, 2013: 332)
2. Alur/Plot
Novel ini menceritakan masa periode 1965 dengan tokoh yang menjadi
sorotan adalah Dimas. Diceritakan dari masa Dimas sebelum serangan G30S PKI,
masa dia saat menjadi mahasiswa Sastra di fakultas Sastra UI, masa dia menjadi
wartawan bersama Hananto, masa kisah cintanya dengan Surti, masa pelarian di
Paris, dan akhirnya memiliki sebuah keluarga kecil di Paris. Menuju ke masa
saat di Paris dan Indonesia. Hanya saja di novel ini ceritanya tidak akan disajikan
secara berurutan dari waktu ke waktu. Karena alur yang digunakan pada novel
acak.
dan kehidupan Dimas sebagai pelarian di Paris dengan diwarnai kabar keadaan
Indonesia yang sedang porak poranda. Bertemu dengan Vivienne dan mengalami
le coup de foudre, cinta pada pandangan pertama. Pada bagian ini diceritakan pula
pertemuan antara Dimas dengan Vivienne yang terjadi di tengah unjuk rasa
Tiba-tiba aku melihat sepasang kaki lain, sepasang kaki yang mengenakan
sepatu kets berwarna biru tua dan celana jins pudar. Perlahan pandanganku
naik ke atas. Dan mata hijau campur biru itu kini berada di hadapanku.
Begitu dekat.
“Ca va…,” mata hijau biru itu bisa tersenyum.
Dia datang seperti selarik puisi yang sudah genap. Melengkapi nafasku
yang mendadak berhenti. (Pulang, 2013: 12)
masa Dimas yang nantinya memiliki kaitan sampai periode kedua yaitu masa
masih kuliah di Jakarta. Lalu pekenalannya dengan Surti hingga kisah cinta segita
yang dia alami. Selain itu diceritakan juga bagaimana awal mula dari klimak yang
Berita Nusantara yang dekat dengan Partai Komunis tak luput digulung tentara.
Risjaf adalah lelaki kelahiran Riau yang begitu tampan, berambut ombak,
dan bertubuh tinggi besar namun sayang sikapnya sangat pemalu. Padahal
dia sendiri sebetulnya adalah perwakilan dari segala kejantanan. Nugroho
Dewantoro, lelaki asal Yogyakarta yang berkumis Clark Gable dan selalu
gembira serta berhati baja.
Tjae Sin Soe (yang terkadang dikenal dengan nama Tjahjadi Sukarna)
yang lekat dengan kalkulator di tangan kirinya jauh melebihi nyawanya
sendiri, lebih banyak berbuat, berpikir cepat dari pada coa-coa. (Pulang,
2013: 50)
71
Pada bagian ini mulai diceritakan perumitan dan pertikaian yang terjadi
dalam kehidupan si tokoh utama yaitu Dimas. Dimulai dari Dimas beserta ketiga
Tanah Air. Dimas, Nugroho, Tjai, dan Risjaf dikenal sebagai empat pilar Tanah
Air. Walaupun Dimas sudah menikah dengan wanita Prancis dan dikaruniai
seorang putri bernama Lintang Utara, ia tidak merasa Paris telah menjadi rumah
baginya. Dan seringnya konflik antara Dimas dengan Vivienne yang tak kunjung
usai hingga pada puncaknya harus berakhir dengan perceraian. Selain itu ceritakan
pula bagaimana usaha Dimas dan kawan-kawannya yang berusaha untuk pulang
namun tidak pernah mendapatkan hasil. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
Pada saat itulah aku tahu: aku tak pernah dan tak akan bisa memiliki
Dimas sepenuhnya. Saat itu pula aku tahu mengapa dia selalu ingin pulang
ke tempat yang begitu dia cintai.Di pojok hatinya, dia selalu memiliki
Surti dengan segala kenangannya. Yang kemudian dia abadikan di dalam
stoples itu. Surti adalah lambang aroma kunyit dan cengkih. Itu semua
menjadi satu di dalam Indonesia. Malam itu, aku mengatakan pada Dimas,
aku ingin berpisah darinya. (Pulang, 2013: 216)
Selain itu ada pula pertikaian Dimas dengan Lintang yang terjadi karena
sikap Dimas yang tidak bersahabat terhadap Nara yang merupakan kekasih
dengan Dimas selama 5 bulan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
dengan Lintang yang akhirnya mau berbaikan dengan ayahnya karena desakan
Mamannya dan juga mengetahui bahwa ayahnya sedang sakit. Selain itu Lintang
lain Lintang Utara mendapatkan tugas akhir untuk membuat film dokumenter.
ke dalam dirinya dan lebih menggali akarnya, Indonesia. Maka dimulailah kisah
tentang perjalanan Lintang ke Indonesia, yang bukan hanya sebagai tugas akhir
tetapi juga untuk mencari jati dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
bicara dengan ayahya nampaknya telah membuat Lintang lebih banyak berpikir.
Atau itu memang didikan Universitas Sorbonne. Dimas juga tak tahu bagaimana
harus bereaksi terhadap keinginan Lintang yang terdengar begitu impulsif untuk
pergi jauh ke Indonesia, tanah airnya yang selama ini “menolak” untuk di sentuh
oleh dirinya.
kebiadabannya sampai akhir. Dulu Indonesia merupakan sesuatu yang asing bagi
Lintang, namun kini ia mengenal pada sisi gelap dari Indonesia. Namun, di lain
pihak Lintang juga merasakan bahwa Indonesia adalah sesuatu bagian dari
73
dirinya. Suatu tempat di mana ia ingin tinggal dan menetap. Hal tersebut dapat
Lalu ending untuk menutup novel ini adalah “pulang”-nya Dimas ke tanah
air yang selama ini sangat ia rindukan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
berikut.
“Dan hanya dalam beberapa detik, semua bangunan itu menjelma menjadi
barisan makam kecil, berderet, berbaris. Lintang memicingkan matanya.
Tepat di tengah deretan makam itu, Lintang melihat sebuah gundukan
tanah segar yang belum dibungkus semen, dengan papan dan nama
sederhana: Dimas Suryo, 1930-1998.” (Pulang, 2013: 284)
c. Latar/Setting
unsur tempat, waktu, dan suasana. Berikut ini dijelaskan ketiga unsur tersebut.
1) Latar Tempat
Dalam novel ini beberapa tempat yang menjadi latar, namun Prancis
(Paris) dan Indonesia (Jakarta) merupakan setting utama dari novel ini. Dominasi
yang digunakan sebagai latar belakang cerita dari novel Pulang. Indonesia
khususnya Kota Jakarta digunakan sebagai awal mula kisah kehidupan Dimas dan
bersama sahabat- sahabatnya, yaitu Rinjaf dan Tjai. Ia bekerja menjadi wartawan
74
yang asing meskipun ia mengenal Indonesia dari cerita ayah dan ketiga kawan
ayahnya. Bagi Lintang, Indonesia adalah topik yang selalu ingin ia hindari.
Namun tidak ada pilihan lain bagi Lintang, ia harus mengenal Indonesia
sejarah hidup ekstapol. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
terdapat di Paris, sehingga Paris terlihat sebagai satu kesatuan dengan novel ini.
Di mulai dari pertemuan antara Dimas dan Vivienne saat terjadi demonstrasi
Shaskepere & co, dan Sungai Sienne merupakan tempat yang sering dikunjungi
makam yang cantik dan megah tempat favorit Dimas dan Lintang untuk saling
Vaugirard tempat berdirinya restoran Tanah Air. Hal tersebut dapat dilihat dari
kutipan berikut.
sebelah kanan Sungai Seine, yang dianggap sebagai sisi yang populer dan
disukai turis. (Pulang, 2013: 17-18)
Ada pula beberapa tempat yang dikunjungi Dimas saat konflik mulai
memutuskan untuk hijrah ke Paris. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
2) Latar Waktu
Diawali pada tahun 1968 dengan pelarian Dimas ke Paris untuk mencari
tempat yang aman baginya.Di sanalah ia bertemu dengan Vivienne dan akhirnya
merintis usaha restoran yang di beri nama restoran Tanah Air. Namun, bagi
kembali pulang ke tanah air. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
Paris, 1968
Dia muncul seperti selarik puisi yang belum selesai.
Di antara ribuan mahasiswa Sorbonne yang baru saja mengadakan
pertemuan, aku melihat dia berdiri di bawah patung Victor Hugo. (Pulang,
2013: 9)
kota Jakarta tahun. Bercerita tentang kehidupan masa muda Dimas bersama
76
teman-temannya. Diwarnai dengan kisah cinta segitiga, antara Dimas, Surti, dan
3) Latar Suasana
Suasana tegang dan mencekam yang digambarkan pada tahun 1968 sangat
nyata. Bagaimana kisah pembantaian para pengikut aliran “kiri” yang dilakukan
menjadi merah.
Selain itu, diceritakan pula ketakutan dan trauma yang dialami para
Aku iri. Aku cemburu. Pertarungan di Paris saat ini sungguh jelas
keinginannya. Jelas siapa yang dituntut dan siapa yang menggugat.
Perseteruan ini antara mahasiswa dan buruh melawan pemerintah De
Gaulle. Di Indonesia, kami akrab dengan kekisruhan dan kekacauan tetapi
tak tahu siapa kawan dan siapa lawan. (Pulang, 2013: 10)
Setting Jakarta di tahun 1998 juga merupakan setting yang luar biasa. Di
terangkan secara detail bagaimana keadaan Kampus Trisakti dengan suasana yang
begitu panas dan kacau. Begitu pula beberapa tempat di Jakarta yang mengalami
membakar semangat para anak muda. Di situ pula akhirnya Lintang sadar di
Tiba di gedung DPR, di sana sudah penuh dengan mahasiswa dan tokoh-
tokoh yang sama seperti di Kampus Trisakti beberapa hari yang lalu.
Mereka berorasi dengan isi yang sama: reformasi dan Presiden Soeharto
turun. Aku berjalan dengan perasaan enteng.Aneh sekali, suasana di DPR
siang itu terasa agak festive. Rasanya aku tak percaya baru beberapa hari
yang lalu telah tejadi kerusuhan dan kekejian di negeri ini. (Pulang, 2013:
437)
d. Sudut Pandang
bersifat campuran itu didalam ceritanya. Sudut pandang campuran pada novel ini
dapat dilihat dari teknik campuran antara pesona pertama dan ketiga, antara ”aku”
dan ”dia” sekaligus. Teknik pengamat pesona pertama dengan teknik ”aku”
sebagai tokoh utama dan ”aku” tambahan atau sebagai saksi setelah itu
rahasia batin dari tokoh utama yaitu rasa rindu seorang ekstapol terhadap tanah
pada inti cerita novel ini yaitu tentang kehidupan para ekstapol dan keluarganya.
Aku sering menyusuri sebelah kanan Sungai Seine, yang dianggap sebagai
sisi yang populer dan disukai turis. Kami berempat–Mas Nug, Tjai, Risjaf,
dan aku–pernah saling berjanji ingin menikmati seluruh Prancis sebelum
bisa pulang ke tanah air (entah kapan). (Pulang, 2013: 18)
e. Amanat
Amanat yang dapat dipetik dari novel ini adalah hendaknya kita
mempunyai prisip dalam hidup, bahwa kita harus mencintai tanah air kita. Dalam
novel ini sikap nasionalisme yang digambarkan dari sosok Dimas. Meski berkali-
kali ditolak tanpa tahu apa yang ia perbuat, tak pernah melunturkan rasa cintanya
“Makam di Paris memang luar biasa. Dibangun bukan sekedar untuk rasa
ingin melanjutkan hubungan dengan merka yang sudah “menyeberang” ke
alam yang tak kita ketahui, tetapi sekaligus untuk memelihara melankoli.
Tetapi, Ayah rasa, Ayah akan lebih bahagia jika bias dikubur di Karet.
Satu rumah dengan Chairil Anwar.” (Pulang, 2013: 274-275)
perlindungan. Tuhan sebagai tempat mengadu dan berkeluh kesah. Tuhan sebagai
zat Yang Maha Sempurna tempat segala sesuatu bergantung. Dalam novel ini
terhadap Tuhan. Wujud kepercayaan terhadap Tuhan dalam novel Pulang ini
antara lain dapat ditunjukkan dalam diri tokoh Bang Amir. Sikap politik yang
dipindahkannya Bang Amir dari jabatan wartawan ke bagian pemasaran dan iklan.
Tetapi Bang Amir tidak cepat putus asa. Bang Amir percaya dengan beribadah
kepada Tuhan, Bang Amir bisa mengatasi persoalan yang dihadapinya. Hal
apapun, termasuk ketika Bang Amir dipindahkan ke bagian pemasaran dan iklan.
Bang Amir percaya, ketika mendapat kesulitan Tuhan akan selalu memberikan
dapat berpikir jernih dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut dapat
kesulitan, dia selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan khusyu’’
sehingga nanti dia memahami apa yang terjadi dan mendapatkan jawaban atas
Dalam novel Pulang ini, rasa syukur kepada Tuhan dapat diwujudkan
melalui tutur kata dan tindakan. Pada dasarnya bersyukur adalah berterima kasih.
Bersyukur kepada Tuhan berarti berterima kasih atas nikmat yang telah Tuhan
berikan. Nikmat yang dikaruniakan hakikatnya adalah cobaan. Tokoh boleh saja
memilih untuk bersyukur atau tidak. Bersyukur secara batiniyah memang tidak
nampak. Rasa syukur kadang muncul seperti sebuah kelegaan di dalam hati tokoh.
“Aku bersyukur Ibu didampingi oleh Aji dan Retno, isteri Aji yang indah
di hati...” (Pulang, 2013:70)
81
sedang berada jauh dengan ibunya. Dimas cukup lega dan tidak khawatir karena
ibunya didampingi dan dijaga dengan aman oleh Aji, adiknya. Dimas sedang
berada di luar negeri, karena di tanah air sedang gencar perburuan terhadap PKI,
kerabat maupun yang sekedar dekat dengan PKI sejak meletusnya peristiwa 30
September meletus dan Dimas masuk dalam daftar pencarian orang. Rasa syukur
kadang muncul seperti sebuah ketenangan dalam hati tokoh ketika menghadapi
“Syukurlah Pakde No, kakak Ibu, adalah seorang kiai yang cukup
dihormati di Solo sehingga Ibu tetap dilindungi.” (Pulang, 2013: 73)
mengetahui bahwa ibu dan adiknya aman dan dilindungi oleh Pakde No meskipun
sempat diinterogasi namun ibu dan Aji tidak ditahan. Pakde No merupakan
seorang kiai yang cukup dihormati di Solo. Rasa syukur memberikan kelegaan
memeriksakan penyakit yang dideritanya. Atas bujukan dan paksaan Lintang dan
keadaannya ke dokter dan dokter dapat mendiagnosa penyakit yang diderita oleh
82
Dimas. Rasa syukur yang muncul sebagai wujud kegembiraan dalam diri tokoh.
Tanah Air karena pidato pengunduran diri presiden Soeharto. Mereka berteriak-
teriak kegirangan hingga suasana Restoran Tanah Air menjadi riuh. Akhirnya
kabar baik yang dinanti-nanti oleh Dimas dan kawan-kawan tiba. Dimas dan
3) Memanjatkan Doa
Pada diri tokoh, memanjatkan doa merupakan aktivitas yang tidak pernah
Meminta, memohon, dan mengadu layaknya hanya kepada Tuhan. Meminta suatu
kebaikan agar dirinya mendapatkan kebaikan adalah yang utama dilakukan ketika
perlindungan merupakan bagian dari permohonan doa. Hal ini dapat dilihat dalam
yang disiksa. Dia merasa kasihan dan berdoa kepada Tuhan agar teriakan mereka
didengar oleh Tuhan. Aji menyadari bahwa dia tak bisa menyelamatkan mereka
83
sehingga hanya berdoa kepada Tuhan yang bisa dia lakukan dan berharap Tuhan
dan berharap orang itu mendapatkan kebaikan dan keselamatan dari Tuhan. Hal
“Saya ikut berduka cita atas kepergian Ibunda, Dimas. Saya bersujud dan
berdoa pada Allah agar Beliau segera memeluknya. Semoga engkau dan
kawan-kawan lain sehat dan tetap kuat di negeri jauh.” (Pulang, 2013:
248)
sungkawa atas meninggalnya ibunda Dimas. Bang Amir mendoakan agar ibunya
Dimas mendapatkan tempat terbaik disisi Tuhan. Bang Amir juga mendoakan
agar Dimas dan kawan-kawannya selalu sehat dan kuat menghadapi cobaan yang
sedang dialami oleh Dimas dan kawan-kawannya. Lintang tetap berdoa untuk
keselamatan ayahnya meskipun keadaan yang dialami Lintang sedang sulit. Hal
“Jaga kesehatan Ayah. Di antara suhu panas ini, saya tetap berdoa agar
Ayah rajin berobat. Ciumku untuk Maman dan Ayah.” (Pulang, 2013:
413)
ayahnyam meskipun lintang juga sedang menghadapi situasi sulit. Lintang berdoa
agar ayahnya tetap rajin berobat agar kesehatan ayahnya cepat membaik.
Memanjatkan doa untuk orang yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosa
dan diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan. Hal ini terlihat dalm kutipan berikut.
memimpin doa untuk kakaknya. Aji mendoakan kakaknya agar diampuni dosa-
dosanya dan diberikan tempak terbaik di sisi Tuhan. Pengucapan doa Aji terlihat
bersikap, beberapa tokoh berpegang teguh pada pendirian yang berasal dari hati
nurani, memiliki prinsip yang kuat dan tidak tergoyahkan meskipun dipengaruhi
sikap tokoh lain dan bertanggung jawab terhadap pilihan. Hal tersebut dapat
kuat dan keyakinan yang bulat untuk menjadi seorang wartawan. Keinginannya
seakan tak bisa ditolak dan tak tergoyahkan oleh apapun. Baginya profesi
keteguhan hati bisa berubah bentuk. Dalam konteks yang sama namun dengan
peristiwa yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.
“Kami tak peduli pekerjaan macam apa yang harus kami lakukan, yang
penting harus bisa mencari nafkah.” (Pulang, 2013: 73)
dalm bidang apapun agar tetap bisa mempertahankan hidup, meskipun harus
berkali-kali harus berganti pekerjaan. Keteguhan hati yang tidak tergoyahkan dan
tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi di sekitarnya. Hal ini terlihat dalam
kutipan berikut.
“Aku melotot.“Aku tidak percaya paket! Aku tidak percaya format. Aku
tidak percaya presentasi makanan membuat penikmat akan melupakan isi.
Lidah sangat menentukan. Isi dan rasa adalah segalanya.”” (Pulang, 2013:
114)
sebuah makanan bahwa melalui proses pengolahan yang secara tradisional sebuah
masakan akan menjadi lebih lezat daripada melalui proses pengolahan yang lebih
menyarankan untuk mengolah dengan cara modern agar lebih cepat. Keteguhan
hati seperti keinginan untuk tetap bertahan pada pendirian meskipun rintangan
Menjelang usiaku yang ke-12, segala penolakan visa dan upacara mencium
bau cengkih dan memainkan wayang kulit Ekalaya berulang, aku me-
nyimpulkan: Ayah adalah seorang Ekalaya. Dia ditolak tapi dia akan
bertahan meski setiap langkahnya penuh jejak darah dan luka. (Pulang,
2013: 197)
untuk mengajukan visa setiap tahun, meskipun berulang kali ditolak Dimas tak
menyerah. Setiap kali pengajuan visa Dimas ditolak, dia mencium bau cengkih
dan kunyit yang dia letakan dalam stoples di atas meja kerjanya kemudian
memainkan wayang kulit Ekalaya. Meskipun terus ditolak Dimas berusaha untuk
86
depan. keteguhan hati yang kuat tidak akan mudah tergoyahkan, meskipun belum
tentu tindakan yang di ambil seseorang tersebut merupakan tindakan yang tepat.
rumahnya meskipun situasi di Jakarta saat itu sedang memanas. Walaupun Ibunya
hati ibarat memperturutkan keinginan yang berasal dari hati nurani. Hal ini
…Ayah tak akan banyak berkomentar dan tak akan intervensi. Yang aku
ingin utarakan adalah: kau tak boleh menyeret-nyeret nasib dan perasaan
orang hingga hati orang itu tercecer ke mana-mana. Kau harus berani
memilih dengan segala risikonya. Ayah tahu kau masih muda. Memilih
tak berarti harus menikah besok. Tidak memilih Nara atau Alam juga
berarti memilih. Memilih untuk sendiri dan sunyi. (Pulang, 2013: 446)
Lintang agar dia berani memilih dalam hidupnya. Menentukan pilihan yang akan
di ambil tanpa terpengaruh oleh apapun. Pilihan yang didasarkan pada keteguhan
dan keinginan hati nurani. Berani memilih dengan segala resiko yang diakibatkan
oleh pilihannya.
87
2) Optimis
Beberapa tokoh memiliki sikap optimis yang dalam dirinya ada sikap percaya
terhadap diri sendiri. Dengan pencapaian hasil, proses merupakan hal yang perlu
perubahan atau melakukan kesalahan besar, dia tidak begitu saja menyerah, tetapi
justru semakin kuat keinginan untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik. Hal ini
pada orang lain dan tidak akan diketahui oleh isterinya, Surti. Sikap optimis
memberikan dorongan moral terhadap seseorang untuk berpikir positif. Hal ini
“Setelah aku pulang nanti, aku yakin kalian sudah baik kembali,” aku
mencoba menghibur. “Tak mungkin Surti meninggalkanmu, Mas. Dia
hanya sedang marah saja. Percayalah.” (Pulang, 2013: 47)
terselesaikan dan semua akan baik-baik saja. Dimas meyakinkan Mas Hananto
bahwa Surti tidak akan mungkin meninggalkannya dan menganggap Surti hanya
seseorang untuk berani mengambil sikap. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
berikut.
adalah bunga melati yang ingin ia petik dan ia simpan di hati. Dimas begitu yakin
seseorang untuk berani mengambil sikap. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
Risjaf dalam hal mendekati Rukmini. Dimas yakin tanpa perlu menggunakan
puisi atau kata-kata rayuan, Risjaf akan berhasil mendapatkan Rukmini. Sikap
“Sementara itu, aku tahu Mas Nug kehilangan kontak dengan Rukmini
dan putera mereka, Bimo, yang baru berusia setahun. Mas Nug cukup
yakin Rukmini pasti aman mengungsi ke rumah orang tua atau kakaknya.”
(Pulang, 2013: 71)
akan aman meskipun ia kehilangan kontak dengan anak dan isterinya. Ia cukup
yakin bahwa Rukmini dan Bimo puteranya sudah mengungsi ke rumah orangtua
dan dukungan kepada seseorang sehingga orang tersebut yakin akan kemampuan
“Dimas sudah jelas kepala koki dan yang menetukan menu apa saja. Kita
semua tahu apa saja yang diolah tangan Dimas akan keluar makanan
yang luar biasa, seperti halnya kata-kata apa saja yang keluar dari
mulutnya akan menjadi sebuah puisi.” (Pulang, 2013: 102)
memiliki rasa percaya diri dan keyakinan terhadap kemampuan memasak yang
kepada Lintang bahwa teman-teman muda Nara adalah diplomat junior yang
pemikirannya sudah berbeda dari pejabat-pejabat tua yang berada di KBRI. Sikap
tersebut memiliki keberanian untuk mengambil sikap. Hal ini terlihat dalam
kutipan berikut.
meninggal. Mas Hananto percaya, Kenanga adalah anak gadisnya yang bisa
3) Penyesalan
kesehariannya, para tokoh bersosialisasi dengan alam dan makhluk lain. Pada
kenyataannya dalam diri tokoh itu terdapat sikap yang disebut dengan menyesal.
mengulangi perbuatan itu lagi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan berikut.
padahal Dimas mengetahui bahwa undangan itu untuk Mas Hananto dan Mas
Nug. Tetapi Mas Hananto berkehendak Dimas dan Mas Nug yang berangkat, dan
dia akan tetap di Jakarta. Kesadaran Dimas memang datang terlambat, namun itu
jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Penyesalan terhadap sikap yang tidak
dan Adiknya, Aji beberapa kali diinterogasi meskipun tak ditahan, setelah
meskipun Aji tak terlibat dengan kegiatan Dimas. Lintang mendapat diskriminasi
Lintang anak seorang ekstapol. Penyesalan terhadap sesuatu yang telah terjadi
dan tak bisa kembali terkadang memberatkan kehidupan seseorang. Hal ini dapat
“…Ibuku tetap sudah berpulang dan aku tak bisa mencium dahinya untuk
mengucapkan perpisahan. Suaraku tetap tak keluar.” (Pulang, 2013: 83)
telah meninggal dan Dimas tidak bisa bertemu untuk terakhir kalinya dan
dan Dimas tidak bisa kembali ke Indonesia. Situasi pada saat itu juga sedang tidak
aman, perburuan terhadap para tapol masih berlangsung. Penyesalan selalu datang
pada akhir suatu peristiwa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
Dari kutipan di atas tergambar penyesalan Mas Nug yang tidak menyadari
akan maksud penolakan isterinya, Rukmini untuk menyusul Mas Nug ke Paris.
Ternyata Rukmini meminta cerai dengan Mas Nug dan akan segera menikah
dengan tentara teman ayah Rukmini, yang bernama Pak Prakosa. Yang selalu
Penyesalan terhadap tindakan yang kurang berkenan yang mungkin dapat melukai
92
makan malam keluarga Om Aji dan keluarga Pak Priasmoro dalam rangka
membicarakan pernikahan Rama dan Rininta. Acara makan malam menjadi kacau
karena Pak Pri mengejek Restoran Tanah Air adalah sarang komunis. Lintang
berbicara lantang menentang perkataan Pak Pri sambil menangis. Akibat dari
tindakan Lintang, penyamaran Rama terbongkar, bahwa Rama keluarga dari eks
tapol.
1) Peduli Sesama
Namun beberapa tokoh berusaha menjadi baik dari sebelumnya. Banyak hal yang
dilakukan tokoh agar kehidupan terasa lebih bermakna. Pada dasarnya para tokoh
digambarkan sebagai makhluk sosial. Sekaya apapun seseorang, dia tetap saja
tidak dapat hidup sendirian. Dia akan membutuhkan bantuan orang lain.
Jangankan untuk hal-hal yang besar, untuk sesuatu yang sederhana saja dia tidak
darurat, orang lain membutuhkan bantuan orang lain. Sikap simpati dan empati
93
terhadap orang lain perlahan dipupuk dalam diri masing-masing pribadi tokoh.
“Vivienne menatapku dengan mata yang basah. Untuk waktu yang lama
kami berpelukan tanpa kata-kata.” (Pulang, 2013: 23)
Dimas membacakan surat yang dikirim oleh Aji dan Kenanga tentang kondisi
mereka dan beberapa sanak saudara pasca diinterogasi. Aji bercerita dalam
mengepel bekas darah. Vivienne tidak tega mendengar cerita dari Dimas.
…Ketika Bang Amir yang sangat vokal dan salah satu wartawan kami
yang terbaik itu malah disingkirkan ke bagian pemasaran dan iklan, aku
bukan hanya merasa heran, tetapi terhina. Tentu saja pemasaran dan iklan
adalah bagian bagian yang sangat penting dalam perusahaan apa pun.
Tetapi Bang Amir adalah wartawan andalan kami. Dialah yang paling
luwes dan dikenal oleh semua kalangan partai—kecuai Partai Komunis
Indonesia yang biasa menjadi narasumber Mas Hananto—dan yang
menulis dengan cepat dan efektif, sesuai fitrah tulisan sebuah kantor berita.
(Pulang, 2013: 32)
pemindahan Bang Amir dari wartawan ke bagian pemasaran dan iklan, hanya
karena Bang Amir berbeda pemikiran dengan Pemimpin Redaksi kantor berita
Dimas, Bang Amir adalah wartawan terbaik, luwes, dikenal banyak kalangan
partai, kecuali PKI, dan wartawan yang menulis dengan cepat dan efektif, sesuai
94
karena seseorang merasa perlu mengingatkan orang lain tentang kebaikan. Hal ini
“Mas, ini terakhir kali aku mencampuri urusanmu. Tapi hidup di antara
keluargamu dengan Marni dan perempuan lainnya, menunjukkan kau tak
konsisten.” (Pulang, 2013: 41)
Hananto bahwa saat itu terakhir kalinya Dimas ikut campur urusannya. Dimas
merasa bahwa memiliki hubungan khusus dengan perempuan lain itu tidak baik
jika telah berkeluarga. Dimas menganggap Mas Hananto tidak konsisten, karena
Mas Hananto telah berkeluarga dengan Surti, tetapi masih memiliki hubungan
terlahir karena sesorang mengetahui kebiasaan buruk orang lain dan mencoba
kepada Dimas agar dia disiplin dengan waktu. Mas Hananto mengetahui
kebiasaan buruk Dimas yang dating tidak tepat waktu, sehingga Mas Hananto
memberikan arlojinya dan berharap dengan begitu Dimas akan terbiasa displin
dengan waktu. Peduli sesama dapat berwujud seperti menghibur terhadap sesama
yang sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Hal tersebut dapat dilihat dalam
kutipan berikut.
Di hari Minggu siang itu aku berjanji memasak ikan pindang serani untuk
menghibur hari Risjaf yang masih saja didera dukalara. Ini resep masakan
ibuku yang biasa menghibur aku dan Aji di kala kami sedih karena rindu
95
Bapak yang sering bepergian. Aku berharap mungkin saja Risjaf cepat
beres dan perhatiannya beralih ke perempuan lain… (Pulang, 2013: 59)
menghibur Risjaf yang sedang patah hati dengan membuat masakan ikan pindang
serani. Resep ini dari ibu Dimas, yang dpercaya ampuh untuk mengobati
caranya, sehingga masalah yang sedang dihadapi orang lain menjadi lebih ringan.
hal apapun, berusaha untuk menemani Dimas yang sedang dalam suasana hati
yang tidak baik, pada saat ibunda Dimas meninggal. Dimas tidak bisa menemui
ibunya untuk terakhir kalinya, karena saat itu Dimas masih dalam masa perburuan
satu wujud kepedulian terhadap sesama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
berikut.
tentang kesehatan Dimas yang makin memburuk. Tjai dan Mas Nug beberapa kali
memarahi Dimas karena dia sering malas untuk pergi ke dokter dan
sungguh luar biasa. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
“Kami sudah sepakat kau harus istirahat dulu. Ambil hasil tes, apa pun
hasilnya, kau harus berobat. Kalau tidak, kau akan kutusuk dngan seribu
jarum!” suaranya mengancam.” (Pulang, 2013: 128)
beristirahat, mengambil hasil tes diagnose dokter dan berobat. Mas Nug
mengancam akan menusuk Dimas dengan seribu jarum jika Dimas tidak
salah salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama. Hal ini dapat diketahui dalam
kutipan berikut.
“Aku khawatir karena kau tak mengangkat tetepon. Aku tahu kau sedang
menulis proposal. Dan aku tahu kau juga harus segera ke kampus.”
(Pulang, 2013: 252)
Lintang, karena Lintang tidak menjawab telepon Nara dan Nara akhirnya
Lintang dalam keadaan baik-baik saja, karena lintang harus segera ke kampus
…Ketika suatu siang aku melihat Bimo diikat pada sebatang tiang dan
dikencingi beramai-ramai, aku tak bisa membiarkannya. Denny tak boleh
merasa bisa melakukan apa saja hanya karena dia bisa. Denny dan kelima
hambanya habis menjadi bubur… (Pulang, 2013: 295)
Dari kutipan di atas tergambar Alam yang begitu marah dan langsung
Bimo. Alam merasa terhina, sahabatnya diperlakukan seperti itu. Denny di hajar
97
habis-habisan oleh Alam yang begitu murka. Memberi nasihat agar seseorang
menjadi lebih baik atau berjalan ke arah yang lebih baik merupakan salah satu
bentuk kepedulian terhadap sesama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
alam agar selalu berhati-hati. Mereka sudah cukup trauma setelah kehilangan
sesosok ayah, mereka tak mau kehilangan lagi. Kadang Surti dan Kenanga sampai
harus memarahi Alam agar tak berurusan dengan bahaya. Memberi ketenangan
terhadap seseorang yang sedang dalam suasana kecemasan merupakan salah satu
bentuk kepedulian terhadap sesama. Hal tersebut dapat terlihat dalam kutipan
berikut.
“Ini laptopmu juga aku ketemu di kursi panjang. Mungkin harus di-re-
boot, tapi jangan sedih dulu. Nanti kita urus satu per satu ya. Perkara
barang yang hilang, nanti kita urus,” Alam membujukku seperti berbicara
pada mahasiswa manja… (Pulang, 2013: 402)
mencoba berpikir jernih, dan mengatakan pada Lintang bahwa peralatan yang
rusak masih bisa diperbaiki dan untuk barang yang hilang akan diurus satu per
satu. Perhatian merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama. Hal
98
“Kamu capek, rebahan saja. Terserah mau di sofa boleh, di kamarku juga
boleh. Kamarku juga sekaligus ruang kerjaku kok. Ada laptop di atas
meja. Password SA65. Aku ganti password setiap pekan, so feel free,”
kata Alam berjalan menuju dapur dan sibuk memasak air. (Pulang, 2013:
404)
dan seseorang ikut merasakan penderitaan orang lain meskipun tidak kenal. Hal
“Saya tak mengenal mereka, tetapi saya tak bisa tak ikut remuk, Ayah. It
was very heartbreaking.” (Pulang, 2013: 412)
Kutipan di atas menggambarkan hati Lintang yang ikut remuk ketika dia
bernyawa di rumah sakit Sumber Waras. Lintang ikut tergetar, berduka dan
merasa hatinya remuk menyaksikan tragedi ini. Lintang tak mengenal mereka
salah satu bentuk kepedulian terhadap sesama. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
berikut.
mengikuti konferensi pers yang diadakan Panglima Kodam Jaya Mayjen Sjafrie
99
untuk berhati-hati dan waspada. Situasi di luar kampus Trisakti semakin memanas
oleh ulah beberapa kelompok orang tak dikenal yang mencoba memanaskan
kepedulian terhadap sesama. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.
bukan di halaman depan. Nara menyarankan Lintang agar segera pulang ke Paris
setelah tugas wawancaranya selesai karena Nara tidak ingin terjadi sesuatu
terhadap kekasihnya.
2) Berterima Kasih
bantuan orang lain. Syukur merupakan bagian dari ungkapan terima kasih. Seperti
halnya kutipan sebagai berikut. Ketika seorang tokoh mendapatkan kebaikan dari
orang lain kemudian dia akan mengucapkan terima kasih sebagai ungkapan untuk
menghargai orang lain dan rasa syukurnya. Seperti halnya kutipan sebagai berikut.
100
kekasih terbaik seperti Nara. Kebaikan dan pengertian Nara membuat Lintang
menanggap Nara seperti malaikat yang jatuh dan menyelamatkannya dari segala
dengan sepasang suami isteri pemilik restoran Vietnam, yang telah menjual
restoran itu lengkap dengan peralatan kepada Dimas dan kawan-kawannya. Surti
berterima kasih kepada Dimas dan kawan-kawannya atas pertolongan yang selama
“Dimas, saya menulis ini hanya ingin berbagi dan sekaligus berterima
kasih kau masih menyempatkan diri mengirim bantuan meski kalian pun
juga dalam kesulitan menjadi pengelana tanpa tujuan pasti.” (Pulang,
2013: 245)
selama itu diberikan oleh Dimas dan kawan-kawannya meskipun mereka juga
dalam kesulitan, menjadi pengelana tanpa tujuan yang pasti. Aji bersyukur berkat
Lintang, segalanya menjadi jelas dan tidak ditutup-tutupi. Sesuai dengan kutipan
berikut.
“…” Sama sekali tidak, Nak. Kamu sama sekali tidak merusak apa-apa.
Kamu malah membuat segalanya jadi terang benderang. Jangan sekali-
sekali meminta maaf untuk mempertahankan prinsip!” (Pulang, 2013: 360)
membuat segala yang ditutupi oleh anaknya, Rama, menjadi jelas. Makan malam
di rumah Pak Pri yang berakhir kacau karena Pak Pri mengejek Restoran Tanah
Air dan Lintang tidak terima atas tuduhan tersebut telah membongkar aib Rama
101
yang selama ini disembunyikannya dari Rininta dan keluarganya. Bahwa Rama
seorang keponakan tapol yang masih dalam perburuan pemerintah Indonesia. Aji
justru bersyukur dan berterima kasih kepada Lintang atas terbongkarnya rahasia
masa lalu. Rasa syukur Lintang karena Surti dengan tulus bersedia bercerita. Hal
“Aku berterima kasih juga karena dia dengan tabah menuturkan sebuah
cerita yang begitu kelam. Aku memeluk Tante Surti seerat-eratnya.”
(Pulang, 2013: 388)
Lintang, Karena Surti dengan tabah, rela menceritakan cerita masa lalu yang
terima kasih tidak selalu berupa ungkapan, tetapi tindakan. Sesuai dengan kutipan
berikut.
Tentu saja aku tidak menolak. Bukankah itu salah satu tujuan akhirku?
Mewawancarai Pramoedya Ananta Toer? Bagaimana mungkin aku
menolak. Quel dingue! Aku begitu girang hingga kucium pipinya. “Ini
kabar terbaik yang pernah terdengar sejak aku tiba di sini. Merci, merci.”
(Pulang, 2013: 389)
Dari kutipan di atas tergambar Lintang yang begitu senang ketika Alam
102
pipi Alam sebagai tanda terima kasih atas kabar baik yang dia dengar saat itu.
Ungkapan rasa syukur yang berupa tindakan termasuk salah satu ungkapan rasa
Alam datang membawa handycam-ku. Sudah agak peyot. Tapi masih utuh.
Oh, aku langsung memeluk Alam meski buru-buru melepas pelukanku
terutama melihat Odi tersenyum. Senyum pertama dini hari setelah teror
sialan ini. (Pulang, 2013: 402)
Kutipan di atas menunjukkan Lintang gembira atas kabar yang dia terima
saat itu. Lintang memeluk Alam sebagai ungkapan rasa terima kasih karena
Lintang merasa begitu senang dan memeluk Alam sebagai tanda terima kasih.
Saling menghargai dalam novel ini nampak terlihat dalam keseharian para
tokoh. Beberapa tokoh menyadari kelebihan yang dimiliki tokoh lain, dengan
begitu rasa penghargaan terhadap tokoh lain akan muncul. Sikap tokoh yang mau
menerima kelebihan tokoh lain menjadi hal yang dilakukan oleh tokoh-tokoh
dengan sikap bijaksana. Menerima pendapat tokoh lain dan tidak memaksakan
kehendak terhadap tokoh lain juga merupakan sikap menghargai orang lain. Hal
Tetapi yang luar biasa dari tubuh padat sintal berambut brunette itu adalah,
Vivienne tak memaksa aku untuk segera mengeluarkan seluruh rinci
sejarah kehidupanku versi ensiklopedik. Dia sengaja membiarkan aku
meneteskannya sedikit demi sedikit dari botol ingatanku. (Pulang, 2013:
16)
103
remeh sikap dan keputusan yang dimiliki orang lain. Menghargai perasaan orang
lain yang sedang tidak dalam keadaan baik. Seperti halnya kutipan sebagai
berikut.
yang sama. Malam itu hati Risjaf sedang kalut, karena wanita yang dia inginkan
toleransi terhadap orang lain. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.
kesabaran, karena Risjaf telah memainkan lagu yang sama untuk yang kelima
kalinya dan telinga Dimas merasa terganggu. Tetapi Dimas melihat Risjaf hampir
merebut harmonika tersebut. Dimas lebih memilih menemani dan diam, surat
cerai dari Rukmini membuat remuk hati Mas Nug. Hal ini dapat dilihat dalam
104
kutipan berikut.
“…Aku tahu dia menghargai bahwa aku menemani tanpa banyak tanya.
Aku bisa membayangkan betapa remuk hatinya.” (Pulang, 2013: 109)
Nug dengan diam tanpa banyak bertanya. Dimas memaklumi Mas Nug pasti
remuk hatinya. Surat cerai dari Rukmini membuat Mas Nug merasa terpukul.
Menghargai orang lain yang memiliki latar belakang yang berbeda, meskipun
anak seorang eksil politik. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
Gabriel dan Tante Jayanti tampak ingin toleran padaku. Nara, satu-satunya
putera yang mereka cintai, berhubungan dekat denganku, anak seorang
eksil politik dari Indonesia. Mereka tahu betul Ayah dan kawan-kawan
Ayah tidak berhubungan mesra dengan KBRI. (Pulang, 2013: 149)
Lintang, meskipun Lintang anak seorang eksil politik tetapi orang tua Nara tidak
melarang Lintang dan Nara untuk berhubungan. Orang tua Nara mengetahui
pengertian merupakan salah satu wujud toleransi terhadap orang lain. Sesuai
ingin menyentuh daerah pribadi ayahnya, apalagi dengan keadaan yang kurang
baik seperti itu. Menjaga perasaan orang lain merupakan salah satu bentuk wujud
Kini aku menekan tombol jeda. Aku tak berani merekam pengalaman
buruk ini. Aku teringat surat Tante Surti di apartemen Ayah. Hanya dua
baris kalimat, tetapi cukup membuat aku traumatik dan melotot sepanjang
malam sambil mengutuk-ngutuk kemanjaanku. Biarlah aku dikatakan
sineas dokumenter yang dungu. Tapi aku tak tahan menghadapi hati yang
gerudukan. (Pulang, 2013: 385)
merekam kesaksian Surti tentang masa lalunya yang kelam. Lintang merasa tidak
lain merupakan salah satu bentuk toleransi terhadap orang lain. Hal ini dapat
penuturan tentang bagian-bagian buruk masa lalu Surti yan kelam, di mana
Surti untuk berhenti, namun Surti tetap menolak. Surti ingin segera menyelesaikan
tindakan merupakan salah satu bentuk toleransi terhadap orang lain. Hal ini dapat
106
“Aku ingin memberi ruang untuk kamu, Lintang. Aku ingin, kamu
memutuskan hidupmu tanpa desakan siapa pun.” (Pulang, 2013: 440)
dengan memberikan ruang untuk berpikir kepada Lintang sehingga Lintang dapat
4) Jujur
Jujur merupakan sikap yang berarti tidak bohong, berkata apa adanya,
bertindak sesuai dengan kenyataannya. Beberapa tokoh bersikap jujur dalam novel
ini, mereka tidak menutup-nutupi kebenaran dalam berkata dan berperilaku. Jujur
merupakan perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kenyataan. Pada dasarnya
kelahiran tokoh dikaruniai sikap baik dan buruk dalam dirinya. Kejujuran berlaku
terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Lawan dari jujur adalah dusta, yakni
berkata tidak sebenarnya. Dimas tahu bahwa Hananto memiliki kekasih dimana-
mana. Tidak ingin berbohong merupakan salah satu wujud sikap kejujuran. Sesuai
“Aku bukan kacungmu. Dan aku tak mau berpura-pura dihadapan Surti.”
(Pulang, 2013: 39)
Kutipan di atas menunjukkan Dimas yang tidak ingin berbohong lagi dan
berpura-pura kepada Surti. Dimas sadar, dia bukan pembantu Hananto, dan Dimas
tuduhan polisi tentang restoran Tanah Air yang disinyalir sebagai tempat untuk
Air merupakan restoran masakan Indonesia biasa yang hanya sebagai tempat
wisata kuliner biasa, tidak ada sangkut paut dengan kegiatan politik. Keterbukaan
dapat memperjelas titik terang suatu permasalahan. Hal ini dapat dilihat dalam
kutipan berikut.
kepada ayahnya, tentang hal yang membuat Lintang nyaman berhubungan dengan
Nara. Lintang dengan jujur mengatakan bahwa dia merasa nyaman berada di
tengah-tengah keluarga Nara. Sikap terbuka kepada orang lain akan menimbulkan
kejelasan dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Hal ini dapat dilihat dalam
kutipan berikut.
“Aku mencintai ibumu untuk segala hal yang ada pada dirinya. Dan aku
mencintai dia karena telah memberikan mutiara terindah seperti dirimu.”
(Pulang, 2013: 279)
Rininta kepada orang tuanya dan mengenalkan orang tuanya kepada orang tua
Rininta. Kejujuran Lintang di acara makan malam di rumah Pak Pri ditimbulkan
akibat Pak Pri yang terus-menerus mengejek restoran Tanah Air sebagai sarang
“Tentu saja saya sering ke sana. Bukan hanya sering, saya ikut
menyaksikan berdirinya restoran itu. Ayah saya adalah pendiri dan koki di
Restoran Tanah Air.” (Pulang, 2013: 358)
kepada semua orang yang berasa di ruang makan rumah Pak Pri, karena Lintang
kesal Pak Pri trus menerus menghina restoran Tanah Air sebagai sarang komunis.
maksudnya untuk mencium Lintang. Alam begitu gelisah bukan karena ingin
merokok tetapi ingin mencium Lintang. Dan Alam berterus terang kepada Lintang
tentang keinginannya.
a. Perencanaan Pembelajaran
Pulang, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya. Selain itu, guru seyogianya
mampu mengukur kadar intelektual siswa dan latar belakang mereka sehingga
guru dapat menentukan apakah novel ini cocok untuk siswa, baik dari segi bahasa,
melalui pengajaran sastra itulah apresiasi sastra bisa diwujudkan secara nyata.
pengajaran sastra pun tidak bisa dipisahkan dari apresiasi sastra karena tujuan
akhirnya dan esensi pengajaran sastra adalah terbinanya sikap apresiatif para
siswa, dimilikinya sikap batin yang positif terhadap karya sastra, dimilikinya
mereka baca.
110
secara langsung cipta sastra pada siswa-siswi agar murid benar-benar akrab
kedalaman makna karya sastra, dan memetik nilai-nilai didik karya sastra. Tujuan
pembelajaran sastra di atas dapat di capai dengan menggunakan karya sastra yang
sastra yang isinya dekat dengan keseharian siswa dan mengedepankan nilai-nilai
kehidupan yang bermakna, menggugah empati siswa, serta bisa dijadikan contoh
Salah satu novel serius yang sarat akan nilai-nilai moral dan nilai
roman sejarah yang memukau. Novel ini memaparkan tentang kehidupan para
positif dan dianggap mustahil bila orang-orang yang dinilai negatif memiliki rasa
mengangkat tema tentang nasionalisme kaum ekstapol yang hingga sampai saat
ini golongan ini masih dianggap sebagai pengkhianat bangsa. Rasa nasionalisme
para ekstapol tampak dari hal-hal yang mereka lakukan selalu berhubungan
dengan Indonesia meskipun berada di Paris. Contohnya adalah ketika Dimas dan
111
kawan-kawannya akan memulai usaha maka yang mereka pilih adalah membuka
guru sebagai materi ajar dalam pembelajaran di kelas. Siswa mendapatkan teladan
karakter baik dan aplikasi nilai-nilai karakter dari tokoh dalam novel Pulang.
Kriteria novel yang patut untuk dijadikan materi pembelajaran adalah novel yang
memiliki nilai-nilai positif yang dapat dijadikan teladan bagi pembaca. Selain itu,
Nilai-nilai didik dalam novel Pulang adalah nilai-nilai moral yang positif.
Nilai-nilai didik tersebut selain bisa untuk menginspirasi juga bisa diterapkan
tersebut, guru dapat mengambil maka novel Pulang memiliki kesesuaian jika
Setelah novel Pulang dinilai relevan baik dari segi bahasa, psikologis,
maupun latar belakang siswa, guru melakukan practical decision. Pada tahap
dan sifat novel. Dalam pembelajaran novel Pulang yang sarat akan nilai moral
edukatif, guru dapat memberikan penekanan pada aspek karakter tokoh yang
dengan tebal novel yang lebih dari 300 halaman sehingga tidak mungkin harus
dibaca di dalam kelas selama pembelajaran. Oleh karena itu, pembacaan novel
112
Selain itu, mengingat novel merupakan karya sastra yang relatif mahal,
guru sebaiknya membagi siswa ke dalam kelompok belajar sehingga mereka dapat
akan membuat waktu lebih efisien sehingga setiap kelompok dapat menjelaskan
hasil analisisnya dihadapan kelompok lain dalam diskusi di kelas. Hal ini
berkaitan dengan sifat sastra yang memang multitafsir sehingga setiap kelompok
1) Standar Kompetensi
relevansi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
telah ditetapkan oleh Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) dalam Standar
Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk jenjang SMA. Standar
kompetensi yang menjadi acuan pembelajaran novel Pulang pada kelas XI SMA
adalah:
113
Membaca
2) Kompetensi Dasar
adalah:
15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh.
3) Indikator
subtujuan pembelajaran (rincian dari kompetensi dasar) yang sangat penting untuk
4) Tujuan Pembelajaran
adalah:
5) Bahan/Materi Ajar
6) Sumber Belajar
Sumber utama untuk belajar adalah novel Pulang karya Leila S. Chudori.
Dipilihnya novel tersebut sebagai sumber belajar sastra pada siswa kelas XI SMA
dengan pertimbangan:
a) novel Pulang merupakan salah satu dari novel roman sejarah yang banyak
b) novel Pulang menggunakan bahasa Indonesia yang relatif mudah dipahami dan
c) tema novel ini mengenai nasionalisme dan sejarah merupakan tema yang
Selain itu, sebagai sumber teori, digunakan juga buku teks bahasa
siswa dapat belajar secara mandiri mengenai materi unsur intrinsik dan nilai
7) Media Pembelajaran
berbasis komputer, yakni dengan laptop dan LCD dan menggunakan perangkat
lunak (software) microsoft office power point. Media tersebut dapat memudahkan
8) Alokasi Waktu
keluasan dan kedalaman materi. Seorang guru harus bisa mengatur dan
menggunakan waktu yang tepat dengan keluasan dan kedalaman materi. Materi
yang panjang dan memerlukan pendalaman perlu diberi waktu yang lebih lama.
Dalam pembelajaran novel Pulang, waktu yang digunakan adalah 2x45 menit
Unsur penilaian hasil belajar meliputi jenis, bentuk, dan contoh instrumen.
a) Jenis Penilaian
Jenis penilaian hasil belajar yang digunakan adalah tes. Dengan tes,
b) Bentuk Penilaian
yang mendalam tentang materi yang dikaji sehingga evaluasi yang tepat
intrinsik dan nilai edukatif pada novel Pulang adalah sebagai berikut.
argumenmu.
(2) Tuliskan kesanmu mengenai tokoh Dimas dan Lintang Utara! Sebutkan
sikap/sifat apa saja yang dimiliki kedua tokoh tersebut yang dapat kamu
teladani.
bawah ini.
Tabel 4
Rubrik Penilaian Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Nilai Moral Novel Pulang
Keterangan:
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Moody. Penerapan model Moody dalam pembelajaran novel Pulang pada siswa
1) Kegiatan Awal
video reformasi, dan berita-berita yang berkaitan dengan sejarah itu. Selain itu,
untuk memuaskan rasa ingin tahu, bukan karena terpaksa atau hanya karena
menyenangkan.
2) Kegiatan Inti
melalui enam tahap penyajian model pembelajaran sastra, yaitu: (1) preliminary
assessment, (2) practical decision, (3) introduction of the work, (4) presentation
of the work, (5) discussion, dan (6) reinforcement (testing). Di bawah ini
telah dilakukan dalam perencanaan pembelajaran. Oleh karena itu, hanya tahapn
kelas yang bertujuan agar siswa tertarik untuk membaca novel Pulang dan
Chudori sebagai seorang penulis juga turut mempengaruhi minat siswa untuk
119
membaca novel tersebut. Selain itu, pada tahap introduksi guru juga
RPP.
pembelajaran, yakni agar siswa memahami unsur intrinsik, nilai edukatif dalam
novel, dan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh. Kegiatan pada tahap ini
diawali dengan penjelasan materi mengenai unsur intrinsik novel dan nilai-nilai
tersebut. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan antara lain sebagai
berikut.
(4) Menurut kalian, apakah bab 1 dan bab 2 ini ceritanya sudah tersusun dengan
baik?
(5) Siapakah tokoh-tokoh cerita yang dihadirkan dalam novel bab 1 dan 2?
120
siswa. Setelah waktu dirasa cukup untuk menyelesaikan soal, guru dan siswa
c) Discussion
tahap ini siswa melakukan diskusi. Untuk memudahkan diskusi, guru dapat mem-
jawab. Berikut ini contoh panduan diskusi dalam pembelajaran novel Pulang.
(1) Bagaimananakah judul novel tersebut? Apakah judul tersebut sesuai dengan
isi cerita?
lompok. Pada diskusi tersebut, guru bertugas sebagai moderator sekaligus fasili-
d) Reinforcement (Testing)
dengan pemberian soal-soal esai yang dikerjakan secara mandiri dan dikerjakan di
rumah. Beberapa contoh soal dan tugas yang dapat digunakan sebagai evaluasi
(1) Buatlah simpulan hasil diskusi yang telah kalian lakukan di dalam kelas!
(2) Menurut kamu, aspek kepribadian apakah yang menonjol pada diri Segara
(3) Sebutkan contoh-contoh peristiwa yang menunjukkan nilai moral positif yang
(4) Bagaimanakah keindahan alur dalam novel tersebut? Jelaskan dan buatlah
diagramnya!
cerita!
pada minggu setelahnya. Guru mengarahkan agar siswa menjawab secara mandiri
c. Refleksi
Dalam tahap ini, guru merenungkan proses pembelajaran dan menganalisis hasil
pembelajaran agar diketahui apakah keduanya sudah optimal atau masih memiliki
kelemahan yang perlu direvisi. Dengan refleksi, guru senantiasa memperbaiki hal-
hal yang dirasakan kurang atau menghambat pembelajaran dan memutuskan untuk
A. Simpulan
1. Unsur intrinsik novel Pulang meliputi tema, yakni tentang nasionalisme kaum
ekstapol; penokohan yang ada dalam novel ini begitu menonjol terutama pada
tokoh utama yaitu Dimas dan Lintang; alur yang digunakan adalah alur
dalam unsur tempat yaitu Jakarta dan Paris, unsur waktu yaitu tahun 1965-
1998, dan unsur suasana yaitu suasana tegang dan mencekam; sudut pandang
2. Nilai moral dalam novel Pulang terdiri atas tiga bentuk. Pertama, nilai moral
Tuhan, bersyukur kepada Tuhan, dan memanjatkan doa. Kedua, nilai moral
dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yakni berupa teguh pada
manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, yakni berupa peduli
123
124
memotivasi siswa untuk mengambil nilai moral dalam novel Pulang. Pada
dan materi peng-ayaan jika diperlukan, dan menyusun rencana perbaikan atau
B. Saran
1. Novel Pulang yang sarat akan nilai moral relevan dijadikan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran sastra Indonesia bagi siswa SMA. Nilai-nilai moral yang
ada dalam novel tersebut diharapkan dapat membangun siswa yang memiliki
karakter atau akhlak mulia. Oleh karena itu, peneliti menyarakankan kepada
bahan ajar.
berkembang/berubah. Selain materi, inovasi dalam hal media dan metode juga
sastra dapat tercapai secara maksimal. Salah satu model pembelajaran sastra
yang secara teoretis efektif adalah model Moody. Model tersebut memiliki
enam langkah yang praktis dan sistematis yang terdiri dari tahap prapem-
pembelajaran novel.
tentang adanya berbagai teori dalam dunia sastra yang digunakan sebagai alat
penelitian sastra. Bagi peneliti sendiri, semoga penelitian ini menjadi langkah
sastra Indonesia.
126
4. Bagi calon peneliti, masih banyak alternatif penelitian yang dapat dilakukan
karyanya berupa cerita pendek, novel, dan skenario drama televisi. Leila
disebutnya dalam cerpen-cerpennya yang kita ketahui dari riwayat hidupnya ialah
mutlak nurani manusia, pengarang Irlandia James Joyce, yang terkenal dengan
Herman Jesse, Freud, Erich Fromm, A.S. Neill. Maka tidak mengherankan apabila
yang dalam dan hasrat jiwa yang bebas merdeka. Leila S. Chudori pun tak asing
menggunakan imajinasinya untuk meruyak ruang dan waktu, penuh ilusi dan
pararel dan simultan, berbaur susup menyusup untuk saling memperkuat kesan
terjadi dimensi baru dalam pengaluran cerita. Satu hal lain yang istimewa dalam
cerpen-cerpen Leila bahwa dia tidak ragu-ragu menceritakan hal-hal yang tabu
puitis. Banyak idiom dan metafor baru di samping pandangan falsafi baru karena
Development Studies dari Universitas Trent, Kanada. Sejak tahun 1989 hingga
kini bekerja sebagai wartawan majalah berita Tempo. Di tahun-tahun awal, Leila
Malacanang; Fang Lizhi seorang ahli Fisika dan salah satu pemimpin gerakan
Ramos di Manila pada tahun 1992, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad
di Jakarta, pada tahun 1992, Pemimpin PLO Yasser Arafat pada tahun 1992 dan
2002 di Jakarta, Nelson Mandela pada tahun 1992 di Jakarta, dan Pemimpin
Mozambique Robert Mugabe pada tahun 2003, di Jakarta. Kini Leila adalah
Kuncung, Kawanku, dan Hai. Pada usia dini ia menghasilkan buku kumpulan
cerpen berjudul "Sebuah Kejutan", "Empat Pemuda Kecil", dan "Seputih Hati
Andra". Pada usia dewasa cerita pendeknya dimuat di majalah Zaman, majalah
dan Tenggara (Malaysia). Buku kumpulan cerita pendeknya Malam Terakhir telah
Cerpen Leila dibahas oleh kritikus sastra Tinneke Hellwig “Leila S.Chudori and
kembali membahas buku terbaru Leila, “9 dari Nadira” dan mengatakan bahwa
Nama Leila Chudori juga tercantum sebagai salah satu sastrawan Indonesia dalam
FEMMES, Prancis, yang disusun oleh Jacqueline Camus. Kamus sastra ini berisi
data dan profil perempuan yang berkecimpung di dunia seni. Pada tahun 2001
Leila menjadi salah satu juri Festival Film Asia Pasifik yang diadakan di Jakarta.
Tahun 2002, Leila menjadi juri Festival Film Independen Indonesia SCTV. Tahun
2010 dan 2011, Leila juga menjadi juri Indonesian Movie Awards, sebuah festival
Leila pernah menjadi editor tamu untuk jurnal sastra berbahasa Inggris
Bambang Bujono, Leila juga menjadi editor buku Bahasa! Kumpulan Tulisan di
Majalah Tempo Leila adalah penggagas dan penulis skenario drama televisi
berjudul Dunia Tanpa Koma yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dan Tora
Sudiro ditayangkan di RCTI tahun 2006. Sejak awal Leila dan produser SinemArt
Leo Sutanto sama-sama sepakat serial TV ini harus dibuat serius dan hanya dibuat
Penulis Skenario Drama Televisi Terpuji pada festival dan tahun yang sama.
Terakhir, Leila menulis skenario film pendek Drupadi, sebuah tafsir dari kisah
terbarunya 9 dari Nadira (yang oleh banyak kritikus sastra dianggap sebagai
novel) dan penerbitan ulang buku Malam Terakhir oleh Kepustakaan Populer
Gramedia (KPG) yang dilangsir oleh harian Kompas sebagai “kembalinya anak
emas sastra Indonesia”. Dengan terbitnya kembali karya baru Leila, maka pada
Haag Belandapada bulan Januari 2012, dan Acara Sastra Soirée Leila Chudori
mengatakan bahwa kata “pulang” dari novel ini –yang mana juga menjadi judul,
dapat diartikan sebagai “a return” maupun “an exodus”. A return –pulang dalam
artian sebenarnya, yang mana dikehendaki oleh Dimas Suryo, dan an exodus –
sebuah petualangan atas tanah yang sama sekali belum dimengerti, bagi Lintang
Utara. Dan saya pribadi, tentu sangat setuju dengan pendapat tersebut. Saya pikir
Tema yang diambil oleh penulis untuk novel ini sendiri terbilang cukup
menarik, yakni kisah cinta yang dibungkus dengan isu politik. Kisah cinta antara
Lafebvre – Segara Alam, dan beberapa tokoh lainnya yang kisahnya tak kalah
rumit. Singkatnya, novel yang mengambil latar tempat di Indonesia dan Perancis
ini berkisah mengenai kehidupan Dimas Suryo dan juga teman-temannya yang
“ditolak” oleh negaranya sendiri. Dan seperti pada kutipan yang saya tuliskan
diawal, meskipun ditolak dia tetap akan bertahan meski setiap langkahnya penuh
Lalu, untuk konflik sendiri menurut saya cukup unik. Terkesan rumit dan
Penggambaran suasana chaos yang terjadi padah tahun 1965 –tragedi G 30 S PKI,
1968 –unjuk rasa terbesar di Perancis, dan 1998 –kerusuhan terbesar dan jatuhnya
Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun, tergambarkan dengan
Meski memang ada beberapa part yang ditulis dengan menggunakan sudut
pandang orang ketiga. Namun, secara keseluruhan novel ini cenderung lebih
Segara Alam, dan Bimo Nugroho. Dan hal tersebut tentu menjadi poin plus
tambahan bagi novel ini. Selain itu pula, meski ditulis dengan alur yang maju-
mundur serta banyak terdapat selipan fragmen-fragmen cerita dalam bentuk surat,
namun pembaca di sini tetap akan dengan mudah dapat mengetahui jalannya alur.
kemuraman nasib eksil politik dan para korban tragedi 1965, namun kita tetap
akan menjumpai bagian yang menyenangkan dan bahkan juga lucu. Seperti
depan Rama, kakaknya, hingga membuatnya jengkel. Singkat kata, emosi yang
dituliskan dalam novel ini dapat tersampaikan kepada para pembaca dengan
sangat baik.
pada interpretasi para pembaca. Tapi, kalau saya boleh menentukan akhir cerita,
maka akan saya tuliskan jika Lintang Utara lebih memilih Segara Alam. Bagi saya
penggambaran Lintang dengan Alam di sini lebih menarik ketimbang jika Lintang
bersama Nara. Menurut saya, Nara meski baik dan begitu sempurna untuk
dideskripsikan, adalah sosok yang too-good-to-be-true dan kurang cocok dengan
I. Indikator
1. Siswa menemukan unsur intrinsik novel Pulang.
2. Siswa menemukan nilai-nilai moral dalam novel Pulang.
3. Siswa menghubungkan nilai-nilai moral dalam novel Pulang dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
V. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Menyiapkan alat pembelajaran dan isntrumen penilaian/evaluasi.
2. Mengawali pembelajaran dengan salam, berdoa, absensi, dan motivasi.
3. Melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai novel-novel
Indonesia dan unsur intrinsik novel.
4. Menyampaikan informasi mengenai standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti
1. Eksplorasi
a. Menjelaskan mengenai unsur intrinsik novel dan nilai-nilai
pendidikan yang ada dalam sebuah novel.
b. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan
prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
c. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembel-
ajaran, dan sumber belajar lain.
d. Menfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik dengan guru,
lingungan, dan sumber belajar lainnya.
e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembel-
ajaran.
f. Menfasilitasi peserta didik dapat menganalisis unsur intrinsik dan
nilai edukatif novel Pulang.
2. Elaborasi
a. Siswa membentuk kelompok kecil 4-5 orang.
b. Setiap kelompok ditugaskan membaca sinopsis novel Pulang secara
bersamaan guna membuka ingatan siswa mengenai cerita novel
Pulang yang telah ditugaskan untuk dibaca di rumah sebagai PR
pada pertemuan sebelumnya.
c. Setelah membaca sinopsis novel tersebut, guru memberikan tugas
kepada setiap kelompok untuk memcahkan masalah yang berbeda:
masalah unsur intrinsik (tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, dan
sudut pandang), dan masalah nilai-nilai moral yang dapat dipetik
dari novel Pulang.
d. Setiap kelompok memajang hasil identifikasinya di majalah dinding
yang telah disediakan.
e. Selanjutnya, dilakukan diskusi antarkelompok agar permasalahan
yang telah disepakati dan dipecahkan oleh beberapa kelompok kecil
dapat didiskusikan bersama dan diketahui bersama.
f. Setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil identi-
fikasinya di depan kelas yang dilanjutkan dengan komentar
antarkelompok dan guru menjadi fasilatator sekaligus moderator
diskusi yang bertugas memancing permasalahan dan menjem-batani
diskusi antarkelompok.
g. Setelah diskusi antarkelompok selesai, dilakukan tahap meng-
himpun penunjang. Pada tahap ini, setiap kelompok diwajibkan
menulis laporan mengenai jawaban terhadap semua permasalahan
yang telah disepakati pada tahap awal. Hasil simpulan tiap
kelompok dikumpulkan sebagai dasar penilaian kelompok.
3. Konfirmasi
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,
tulisan, isyarat, maupun hadiah terhdap keberhasilan peserta didik
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagi sumber
c. Menfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan
d. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
e. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman
memberikan penguatan dan penyimpulan
C. Kegiatan Akhir
1. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
simpulan/rangkuman pembelajaran.
2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan secara konsisten dan terprogram.
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Memberikan tugas kepada siswa.
VII. Penilaian
1. Teknik: tes
2. Bentuk: tes tertulis/uraian
No. Kriteria penilaian Bobot Nilai
1 Mengidentifikasi unsur intrinsik novel Pulang
a. Tepat (3)
b. Kurang tepat (2)
c. Tidak tepat (1)
No. Kriteria penilaian Bobot Nilai
2 Mengidentifikasi nilai moral novel Pulang
a. Tepat (3)
b. Kurang tepat (2)
c. Tidak tepat (1)
Keterangan:
Skor maksimum : 2 (3 x 5) = 30