Anda di halaman 1dari 73

PENINGKATAN KOMPETENSI WRITING TEKS NARRATIVE

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE DAN PENILAIAN


PORTOFOLIO DI SMA NEGERI 6 BAUBAU

KARYA TULIS

Oleh:

ARIFUL TAJAL, S.Pd


NIP: 19781216 200604 1 011

DINAS PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SMA NEGERI 6 BAUBAU
TAHUN 2019

i
ii
iii
ABSTRAK

PENINGKATAN KOMPETENSI WRITING TEKS NARRATIVE


MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS GENRE DAN PENILAIAN
PORTOFOLIO DI SMA NEGERI 6 BAUBAU

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat


meningkatkan kompetensi menulis teks narrative serta kendala-kendala yang
mereka hadapi melalui pendekatan pembelajaran berbasis genre dan model
penilian potofolio.
Kegiatan awal penelitian tindakan kelas menulis teks narrative melalui
pendekatan pembelajaran berbasis ‘Genre’ dan bentuk penilian portofolio adalah
mendiskusikan apa dan bagaiamana teks narrative. Kemudian mendorong siswa,
dengan teks narrative yang diberikan, agar mampu menemukan sendiri struktur
teks arrative, langkah-langkah penulisan serta grammatical features (unsur
lingusitikyang dominan) yang terdapat dalam teks tersebut. Langkah berikut
memberikan latihan menulis teksnarrative secara bersama (groupwork)., dan
kemudian diberikan tugas untuk menulis teks narrative secara mandiri
Dari tugas pada tahapan pertama itu, siswa baru diharapkan untuk
termotivasi menulis. Dari data penelitian ini, siswa menunjukkan hasil teks
narrative, diukur
berdasar pada Standar Kompetensi Belajar Minimal (SKBM) 60, hanya 9
siswa (25%) yang dapat mencapainya dan nilai rata-rata kelasnya sebesar 45,69.
Pencapaian nilai tersebut menggambarkan bahwa kompetensi siswa kelas X IPA 2
dalam menulis teks narrative belum memadai.
Salah satu faktor yang dapat penulis temukan dari kondisi yang demikian
ialah rendahnya kompetensi lingusitik siwa, yang merupakan aspek pendukung
penulisan teks narrative. Dengan kondisi tersebut ‘treatment’ yang penulis pilih
dan lakukan ialah memberikan pembelajaran dan latihan-latihan grammatical
features (Past Tense, -Present, Continuous, Perfect- Direct-Indirect Sentences dan
pemakaian Conjunction. Melalui tes awal dapat diketahui bahwa penguasaan
siswa terhadap grammar point terebut setelah diberikan tes grammar dua kali
diperoleh hasil; 21 orang siswa tuntas langsung dengan nilai rata-rata 61,29, dan
15 siswa lainnya tuntas melalui remidi. Dari ketuntasan penguasaan linguistik ini,
siswa diberikan tugas menulis teks narrative secara berkelompok (grourpwork)
dan nilai rata-rata kelas dicapai sebasar 52. Ini menunjukkan adanya peningkatan
kompetensi dengan nilai sebesar 7, 69 dibanding hasil tulisan awal.
Pada tahapan berikut pembelajaran Reading- Writing teks narrative
diberikan untuk kedua kalinya dengan langkah-langkah sama seperti tahapan
pertama dengan penambahan dan pemantapan pemahan terhadap struktur teks
narrative, langkah-langkah pengembangan teks narrative dan pemberian motivasi
yang lebih besar. Dan hasil yang dicapai ialah bahwa siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 18 siswa dengan nilai rata-rata kelas sebesar 56,25. Akhirnya
dari penelitian ini, peneliti berkesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran

iv
writing teks nartive berbasis genre dan dengan penilian portofolio efektif, karena
dapat meningkatkan kompetensi menulis.
Adapun temuan lainnya ialah bahwa siswa yang sudah tuntas dalam
penguasaan dalam kategori cukup terhadap grammar melalui remidi belum
berkompetensi untuk menggunakan kompetensi yang cukup lewat remidi dalam
menulis teks narrative. Kiranya dapat dipahami bahwa kompetensi menulis teks
narrative menuntut adanya penguasaan grammar yang mantap atau dengan kata
lain siswa yang penguasaan grammarnya belum mantap belum berkompetensi
atau memiliki kendala atau kesulitan dalam menulis teks narrative.
Akhirnya, perlu diketahui bersama pula bahwa siswa yang belum tuntas
untuk writing teks narrative tidak berarti bahwa mereka tidak tuntas dalam
pelajaran bahasa Inggris untuk KD teks narrative. Karena nilai Writing masih
digabungkan dengan nilai grammar dan nilai Speaking teks narrative Karena nilai
pelajaran bahasa Inggris yang terdiri dari dua nilai, yaitu Listening dan Reading
masuk pada nilai PPK (Pengetahuan dan Pemahaman Konsep)satu nilai dan nilai
lainnya Speaking dan Writing masuk nilai Praktek. Apabila nilai Writing ,
Speaking dan Grammarnya digabung kemudian dibagi tiga bisa mendapat
mencapai nilai SKBM, siswa tersebut dinyatakan kompeten atau tuntas untuk KD
teks narrative.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

dengan segala hidayah, rakhmat serta inayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini setelah melakukan penelitian yang menyita banyak

waktu dan energi.

Penulis bekerja keras dan menumpahkan segala kemampuan yang dimiliki

untuk menyelesaikan penelitian ini. Namun, penulis sangat menyadari bahwa

yang penulis sajikan dalam karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, dari lubuk hati terdalam dan tulus, penulis mengharap saran serta kritik

yang konstruktif guna perbaikan karya tulis ini di waktu yang akan datang.

Terima kasih disampaikan kepada Bapak Kepala SMA Negeri Baubau,

Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 6 Baubau serta seluruh staf TU yang telah

banyak memberikan sumbangan selama pelaksanaan penelitian ini. Dan juga

keluarga penulis yang telah kehilangan banyak perhatian selama penulis

melaksanakan penelitian. Semoga mereka semua selalu mendapat kebaikan dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Akhirnya, penulis berharap bahwa karya tulis ini dapat menambah koleksi

perpustakaan dan bermanfaat bagi para pembaca. Dan juga harapan besar penulis

kepada Bapak dan Ibu Guru khususnya Guru bahasa Inggris agar kiranya karya

tulis ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi motivasi untuk melaksanakan

penilitian tindakan kelas yang sebenarnya. Karena dengan melakukan penilitian

tindakan kelas sesunggunya seorang guru telah banyak belajar dan juga

vi
membuktikan dirinya berusaha menjadi guru yang sejati, guru yang tulus

melaksanakan tugas profesionalnya.

. Baubau, April 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. ii
DAFTAR PENERIMAAN PERPUSTAKAAN .........……………………… iii
ABSTRAK………………………………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………… vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………... viii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1
A. Latar Balakang…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………
3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN …… 6
A. Kajian Pustaka …………………………………………. 6
1. Amanat Kurikulm 2004 …………………………. 6
2. Hakekat Writing…………………………………. 7
3. Kompetensi………………………………………. 8
4. Obyek Penelitian…………………………………. 8
5. Pembelajaran Berbasis Genre dan Teknik EGRA...
11
6. Penilian ortofolio…………………………………. 13
B. Rencana Tindakan Kelas………………………………… 14
BAB III METODAPENELITIAN
A. Setting Penelitian ………………………………………... 15
B. Persiapan Penelitian……………………………………… 16
C. Siklus Penelitian…………………………………………. 17
D. Instrumen Penelitian……………………………………... 18
BAB IV RENCANA TINDAKAN DAN HASIL PENELITIAN…… 21
A. Refleksi Awal……………………………………………. 21
B. Siklus 1 …………………………………………………… 23
C. Siklus 2…………………………………………………… 27
D. Siklus 3………………………………………………….. 31
E. Siklus 4…………………………………………………… 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………….. 42
A. Kesimpulan ……………………………………………… 42
B. Saran…………………………………………………….. 42
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 44
LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa internasioal adalah telah

diakui di Indonesia dan bahkan diakui secara internasional pula. Ini artinya

bahwa bahasa Inggris diakui keberadaan dan peranannya sebagai alat

komunikasi antar bangsa. Sangatlah disadari bahwa banyak manfaat yang

dapat diperoleh dari hubungan antar bangsa, hingga banyak negara termasuk

Indonesia yang memasukkan bahasa internasional ini dalam kurikulum

sekolah. Dengan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai,

siswa diharapkan dapat memperoleh kesempatan yang cukup luas dan

kemudahan untuk menjalin hubungan dengan bangsa lain.

Namun kenyataannya, kompetensi bahasa Inggris yang dicapai oleh

sebagian besar lulusan SMA masih jauh dari harapan. Banyak faktor yang

menjadi penyebab permasalahan tersebut. Dalam upaya meningkatkan

kompetensi bahasa Inggris anak didiknya, peneliti mencoba menggali

permasalahan yang ada di sekolah tempat melaksanakan tugas.

Dengan melakukan observasi langsung selama semester ganjil dalam

tahun pelajaran 2018/2019 terhadap siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 6

Baubau, penulis menemukan bahwa sebagian besar siswa kelas X IPA 2

menginginkan untuk bisa berbahasa Inggris. Kendala yang mereka hadapi

adalah sulitnya memahami dan mengaplikasikan tata bahasa dan miskinnya

perbendaharaan kata. Keadaan demikian diakui oleh para siswa yang sering

1
menyatakan bahwa mereka memiliki banyak kesulitann setiap mendapat tugas

‘Writing’. Ini mencerminkan tidak hanya rendahnya penguasaan tata bahasa

dan kosakata, tetapi juga ejaan dan pengembangan langkah-langkah

retorikanya. Fakta ini mendorong peneliti untuk melanjutkan penelitiannya

dengan memilih judul “Peningkatan Kompetensi Writing Narrative Siswa

Kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau Melalui Pembelajaran Berbasis Genre

dan Penilaian Portofolio”. Dipilihnya ‘Writing Narrative’ sebagai judul

penelitian ini adalah karena penulis yakin bahwa :

a. Kegiatan “Writing Narrative” sangat menantang atau tidak mudah

sebab selain melibatkan unsur-unsur bahasa (tata bahasa, kosakata,

spelling, dan sebagainya) dan pengorganisasian langkah-langkah retorika

sebuah teks, diperlukan kemampuan berimajinasi. Kebebasan berimajinasi

inilah akan mendorong anak beregerak bebas membangun tulisannya.

Kendala-kendala yang sering dihadapi siswa ini dapat diimbangi dengan

kebebasan siswa berimajinasi dalam mengembangkan kemampuan tulis

mereka.

b. Melalui writing dapat dikembangkan ketiga ketrampilan bahasa lainnya

(Listening, Reading, Speaking).

c. ‘Writing’ mencakup 2 sisi pembelajaran bahasa yakni : Ilmu dan

Keterampilan yang dalam Krashen’s L2 Acquisition Theory disebut

Learning and Acquisition.

2
d. ‘Writing’ mampu menjawab tidak hanya perolehan Output (mis : Nilai

Ujian) tetapi juga Outcome (Ketrampilan Bahasa Dalam Kehidupan

Nyata).

Kiranya harus diakuai bahwa mengelola pembelajaran writing tidaklah

mudah. Masalah yang sering peneliti hadapi adalah bahwa dalam

pembelajaran writing perlu model dan banyak contoh, tahapan-tahapan dan

kesabaran karena menyita banyak waktu (time consuming), utamanya untuk

meneliti pekerjaan siswa. Untuk mengatasi hal itu , peneliti mencoba

mengatasinya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis

‘Genre’ dan penilaian portofolio yaitu penilaian yang bertahap. Pembelajaran

berbasis Genre ini terdapat 4 tahapan pembelajaran yaitu; Building of the

Knowledge (BKOF), Modeling of the Text (MOT), Joint Construction of the

Text (JCOT) dan yang terakhir Joint Construction of the Text (JCOT). Dengan

adanya. Modeling siswa mendapatkan kejelasan struktur teks yang dipelajari

dan ditulisnya. Dengan adanya Joint Construction siswa dapat terbantu

mengurangi kecemasan karena masih dapat bertanya bertukar fikiran dalam

meproduksi teks secara bersama. Sedang dengan Independent Construction of

the Text , siswa memang harus menulis sendiri teks narrative setelah

memahami tentang ‘struktur teks narrative dan lexicogrammatical

featurenya’ , mengamati contoh dan berlatih menulis dalam kelompok..

Dengan penilian portofolio, yaitu penilaian bertahap, siswa berkesempatan

untuk mengetahui kesalahan dan sekaligus memperbaikinya. Penilaian ini

3
diharapkan dapat memberikan kepercayaan diri siswa dan memberikan

motivasi yang efektif.

Melalui langkah-langkah penelitian disebutkan di atas, peneliti berharap dapat

meningkatkan kompetensi writing bahasa Inggris siswa kelas X IPA 2 SMA

Negeri 6 Baubau.

B. Rumusan Masalah.

Melalui pengamatan serta kegiatan mengoreksi produk writing teks-

teks Bahasa Inggris semester gasal, kompetensi siswa kelas X IPA 2 SMA

Negeri 6 Baubau masih belum memadai. Berdasarkan angket dan hasil

penilaian produk tulisan siswa, ditemukan bahwa terdapat kelemahan siswa

dalam penguasaan tata bahasa, pemilihan kata, ejaan, dan penggunaan

langkah-langkah retorika. Peneliti yakin bahwa masalah –masalah tersebut

dapat diatasi dengan cara mengintensifkan pembelajaran ‘Writing’. Oleh

sebab itu msalah yang diangkat adalah bagaimana meningkatkan kompetensi

Writing Narrative siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau melalui

pembelajaran berbasis /Genere’ dan penilian Portofoilo..

C. Tujuan Penelitian

Dengan penelitian ini, peneliti berharap akan dapat:

1. meningkatkan pemahaman siswa terhadap struktur teks tulis narrative,

langkah-langkah penulisan teks narrative dan pengembangannya serta

mampu menerapkannya dalam kegiatan menulis teks narrative.

4
2. meningkatkan pemahaman siswa terhadap unsur-unsur linguistik sebagai

kompetensi pendudukung utama dalam penulisan teks narrative serta

mampu menuangkan kemampuan itu dalam kegiatan menulis teks

narrative.

3. mengetahui seberapa besar peningkatakan kompetensi tulis yang bisa

siswa capai melalui pembelajaran ‘berbasis Genre’ dengan model

penilian Portofolio.

D. Manfaat Penelitian

Melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas penulisan teks narrative,

diharapkan akan diperoleh manfaat antara lain :

1. Bagi Guru

- meningkatkan profesionalisme guru

- termotivasi untuk melakukan penelitian lainnya

2. Bagi Siswa :

- meningkatkan kompetensi’ writing’siswa

- timbul rasa senang dan percaya diri

3. Bagi Pengembangan Kurikulum

- mengetahui efektifitas pendekatan pembelajaran berbasis Genre

dengan penilaian Portofolio.

- memberikan alternatif pendekatan pembelajaran lainnya

4. Bagi Ilmu Pengetahuan

- mengembangkan ilmu pengetahuan

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RENCANA TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakekat ’Writing’

‘Writing’ pada hakekatnya adalah mengungkapkan pikiran dan

perasaan melalui tulisan atau lambang-lambang yang orang lain

memahaminya.

Fan Yang Gang (1990) menyebutkan bahwa:

“Writing is a comprehensive ability involving grammar,


vocabulary, conceptions and other elements; it has everything to do
with Listening, Speaking, and Reading”.

Pendapat Fan Yang Gang tersebut memperkuat keputusan peneliti

untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari dan memahami unsur-

unsur bahasa, karena dalam kegiatan Writing tercakup penggunaan unsur-

unsur bahasa dan bahkan pengembangan langkah-langkah retorikanya.

Melalui ‘writing’ unsur-unsur bahasa tersebut dipelajari secara kontekstual

yakni digunakan dalam konteks dimana unsur-unsur tersebut harus

digunakan. Kegiatan writing melibatkan tiga keterampilan bahasa lainnya.

Sebagai contoh adalah dalam kegiatan Writing sering kita awali dengan

membaca, misalnya : membaca referensi, atau dengan berdiskusi dengan

orang lain.

6
2. Kompetensi

Kompetensi yang diamanatkan oleh Kurikulum Standar Kompetensi

Bahasa Inggris adalah kompetensi berkomukasi. Dan dijabarkan lebih

lanjut kompetensi tersebut adalah kompetensi berkomukasi yang

menerapkan aturan-aturan kebahasaan (linguistic) yang baik dan benar,

lancar serta berbudaya.

Kompetensi menulis teks adalah salah satu kompetensi

berkomunikasi yakni kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik

yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan. Dalam kurikulun KTSP

SMA, ketiga kompetensi itu sendiri tersebut lebih dikenal dengan kognitif,

psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan

berfikir yaitu kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisa, mensintesa, dan mengevaluasi. Ranah psikomotor adalah

ranah yang berhubungan dengan aktifitas fisik misalnya: lari, melukis,

menari, dan sebagainya.

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan watak dan

perilaku misalnya : sikap, minat, konsep diri, dan moral. Dalam semua

mata pelajaran selalu terkandung tiga ranah tersebut, namun penekanannya

yang berbeda. Dalam laporan hasil belajar siswa ada beberapa mata

pelajaran yang hanya melibatkan dua ranah saja. Mata pelajaran bahasa

Inggris misalnya, hanya melibatkan ranah kognitif dan afektif saja.

Sedangkan ranah afektif dapat dilihat melalui tanggapan siswa pada saat

dan sesudah melaksanakan kegiatan Secara kongkrit bagaimana

7
kompetensi afektif atau sikap siswa dalam pembelajaran teks narrative

ialah ditunjukkan lewat ketepatan waktu menyelesaikan dan menyerahkan

tugas. Ini berarti pula mereka menunjukkan kerja keras atau kesungguhan

mereka dalam menyelesaikan tugas menulis teks narrative. Inilah yang

seringkali disebut motivasi belajar.

Kompetensi writing didukung pula oleh kompetensi lingusitik. Lebih

jelas lagi kompetensi linguistik ialah kompetensi memahami aturan-aturan

menyusun kata menjadi frase dan frase menjadi kalimat yang dikenal

dengan grammar. Kemudian dari apa yang dipahami itui dapat digunakan

atau diperlukan untuk menyusun atau menulis kalimat yang bermakna

dan berterima. Pada ahirnya siswa dapat menyusun teks narrative.

Tugas guru tentunya harus mampu meningkatkan faktor-faktor yang

dapat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan kata lain guru

dituntut selalu memotivasi siswa. Misalnya : menumbuhkan rasa senang,

rasa percaya diri, dan sebagainya; dan memperkecil faktor yang dapat

merintangi keberhasilan siswa dalam belajar, misalnya : rasa malu, takut,

segan, dan sebagainya. Untuk dapat mengatasi hal tersebut , Depdiknas

menyelanggrakan berbagai workshop ’Pembelajaran Berbasis Genre’ bagi

guru bahasa Inggris serta memberikan rekomendasi mengimplementasikan

pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif pilihan dari model-model

lainnya yang sudah dikuasai guru bahasa Inggris.

8
3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 6

Baubau Mereka berusia rata-rata 15 – 16 tahun. Dalam penelitian ini usia

siswa ikut dipertimbangkan, karena peneliti yakin bahwa perubahan usia

anak sangat berpengaruh pada proses belajar bahasa asing. Berkaitan

dengan masalah usia, Krashen membuat hipotesa yang kemudian dikenal

dengan nama The Acquisition - Learning Hypothesis.

Dalam hipotesanya Krashen menyebutkan bahwa :

”There are two distinct ways of developing competence in second


language. The first way is via language acquisition, that is, by using
language for real communication. It is the natural way to develop
linguistic ability, and is a subconscious process. The second is by language
learning. It is knowing about language, or formal knowledge of a language.
It is a conscious process”.

Cara pertama biasa digunakan oleh anak-anak dalam belajar bahasa

dan cara kedua biasa digunakan oleh orang dewasa. Dalam kaitannya

dengan hipotesa Krashen tersebut, peneliti menggambarkan posisi siswa

SMA adalah berada diantara posisi anak-anak dan orang dewasa, dan

dalam strata pendidikan berada diantara siswa SD dan Mahasiswa. Secara

grafis posisi tersebut dapat digambar sebagai berikut:

9
ACQUISITIONS

LEARNING

SD SMP SMA MAHASISWA

Gambar tersebut menunjukkan bahwa, siswa SMA masih mungkin

belajar bahasa asing dengan cara Acquisition dan Learning. Proses ini

perlu diperhatikan oleh guru didalam menyusun, menentukan bahan ajar

dan memilih pendekatan-pendekatan pengajaran. Dengan dasar itulah,

peneliti memilih pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Writing.

Dengan dipilihnya pendekatan kontekstual berarti dilibatkan dua sisi

penting bahasa yaitu sebagai “Skill” yang diperoleh melalui latihan

menggunakan “Acquisition” dan “Knowledge” yang diperoleh dengan

cara belajar ( Learning ).

4. Pembelajaran Berbasis Genre dan Teknik EGRA

Judy Hardy memberikan difinisi genre sebagai berikut:

“A genre is a staged, purposeful, cultural activity. It is a social


activity,
which has a purpose or goal, which has recognizable structure of
pattern
and which is a product of the culture”. (Judy Hardy, 1990)

10
Kurikulum KTSP Bahasa Inggris mengamanatkan guru bahasa

Inggris mengajarkan berbagai macam genre atau berbagai teks baik lisan

maupunn tulis. Dengan kata lain kompetensi komumikasi yang dibangun

pada siswa benuansa genre. Di kelas X diajarkan lima macam teks yaitu:

recount, narrative, procedure, news item dan report. Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil teks narrative.

Model pembelajaran berbasis genre atau pelajaran writing adalah

pembelajaran yang terpandu atau ‘guided writing’. Ada 4 tahapan yang

harus dilalui terlebih dahulu oleh siswa sebelum mereka memulai menulis.

Siswa perlu mendapatkan pengetahauan tentang apa dan bagaimana teks

narrative itu,. Tahapan ini disebut building knowledge of the field

(BKOF). Tahapan kedua siswa perlu mendapatkan contoh teks narrative,

yang mana tahapan ini disebut ‘modeling’. Pada tahapan ini siswa dipandu

untuk bengetahui tentang struktur, langkah-langkah, unsur grammar yang

dominan. Kemudian tahapan ketiga yaitu ‘Joint Construction of the Ttext

(JCOT) dimana siswa berlatih secra berkelompok mulai menulis teks

narrative. Pada tahapan terakhir , Independent Construction of the Text

(ICOT), siswa memulai menulis teks narrative secara mandiri.

Untuk pembelajaran Grammar, peneliti menggunakan teknik EGRA

(Exposure, Generalization, Reenforcement, Aplication) Teknik ini

sebenarnya berbassi pada dari pembelajaran kontekstual atau CTL

( Contextual Teaching and Learning ). Untuk itu Nurhadi menyatakan:

“Lima strategi pendidik dalam rangka menerapkan pembelajaran


kontektual. yang disingkat REACT. Relating: Belajar dikaitkan dengan

11
kehidupan nyata. Experiencing: Belajar dikaitkan dengan penggalian,
penemuan dan penciptaan. Applying: Belajar dikaitkan dengan
pemanfaatan. Cooperating: Belajar dikaitkan dengan komunikasi
interpersonal, pemakaian bersama. Transferring: Belajar dikaitkan dengan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dengan situasi atau konteks baru.”
(Nurhadi, 2004)

Pengetahuan tentang aturan-aturan kebahasaan akan dapat dikuasai

oleh siswa dan diterapkannya secara baik dalam berkomkasi secara lisan

maupun tulis, bilamana guru menerapkan strategi pemeblajaran yang tepat.

Oleh sebab itu dalam penelitian ini dalam pemebalajaran Grammar

digunakannya tehnik pemebelajaran EGRA.

Dalam implementasinya, guru menyajikan teks (exposure) kemudian

siswa diarahkan pada gramar poin yangakan dipelajari. Kemudian guru

memandu agar siswa mampu memberikan generalisasi (generalization).,

dalam hal ini siswa dapat memahami pemakaian grammar poin tersebut.

Kemudian generalisasi yang dibuat siswa dibenarkan oleh guru

(reenforecement). Akhirnya siswa mempraktekannya dalam kontek baru

(applying).

Dengan pemilihan teknik pembelajaran tersebut, peneliti bertujuan

memberdayakan siswa, membangun rasa senang dan rasa percaya diri

siswa dalam belajar.

5. Penilaian Portofolio

Penilaian yang digunakan adalam penelitian ini adalah penilaian

portofolio. Penilian ini dipilih karena dapat meningkatakan motovasi

siswa. Penilian portofolio ailah penilian yang berkelanjutan.

Penilian portofolio dinyatakan sebagai berikut:

12
“Portofolio penilian bukan hanya sekedar kumpulan hasil kerja
siswa, melainkan kumpulan hasil kerja siswa yang sengaja dibuat untuk
menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan pencapaian
siswa dalam mata pelajaran tertentu. Portofolio juga kumpulan informasi
yang perlu diketahui guru sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa”.
( Depdikbud, 2004)

Penilian dimana setelah penilian dilakukan guru dan siswa

berdiskusi untuk melihat pekerjaan siswa, dalam penelitian ini guru

mendiskusikan penilian hasil tulisan narrative awal siswa . Hasil diskusi

digunakan untuk meningkatkan tulisan narrative sebagai hasil kerja

kelompok. Dari diskusi penilian hasil kerja kelompok digunakan untuk

memperbaiki tugas akhir menulis teks narrative.

Adapun penilaian teks naartive digunakan kriteria: Kriteria:

Content, Organization of idea, Vocabulary, Grammar dan Mechahic

Skala penilian 1 s/d 4 untuk masing-masing criteria. Adapun yang

menjadi alat untuk mengkur peningkatan atau keberhasilan hasil belajar

ialah nilai rata-rata kelas, Standar Kompetensi Belajar Minimal

(SKBM) serta panjang teks narrative yang dihasilkan.

B. Rencana Tindakan.

Guna meningkatkan kemampuan penulisan teks narrative siswa kelas X

IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau, peneliti malaksanakan pembelajaran ‘ Reading-

Writing dan Grammar. Untuk Grammar dipilih gramnmtical features yang

dominant dalam teks narrative yaitu Past Tense (Simple, Continuous serta

Perfect) , Direct Indirect Sentences serta pemakaian Conjucntions.

13
Adapun pembelajaran yang digunakan ialah pembelajaran berbasis genre.

Melalui pembelajaran ini kompetesi menulis teks narrative siswa dibangun

melalui tahap-tahapn tertentu. Dan dalam pembelajaran grammar, guru

menggunakan teknik EGRA dimaksudkan agar siswa dapat membangun

kompetensi linguistic (kebahasaaan) mereka melalui kondisi pemberdayaan,

rasa senang dan percaya diri.

Dengan treatment sebagaimana diurakan di atas, peneneliti berasumsi

bahwa kompetensi menulis teks narrative siswa dapat meningkat seacra optimal.

Adapun uraian secara rinci rencana tindakkan penelitian ini disajikan pada BAB

IV.

14
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian yang peneliti laksanakan ialah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini memiliki karakteristik untuk mengatasi masalah-masalah yang

terjadi di kelas sehingga bisa bertujuan untuk meningkatkan motivasi,

mengoptimalkan hasil belajar atau mengetahui efektifitas pembelajaran atau

bahan ajar. Sedangkan PTK yang peneliti lakukan saat ini ialah untuk

mengoptimalkan hasil belajar.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau. Di

kelas tersebut terdapat 21 orang siswa, yang terdiri dari 11 putra dan 10 putri.

Dari dokumen SMA Negeri 6 Baubau, diperoleh data yang menunjukkan

bahwa latar belakang orang tua siswa hanya 2 siswa yang orang tuanya

berpendidikan S1, sedangkan selebihnya yaitu dari sebanyak 19 siswa, 8 siswa

orang tuanya berlatar belakang pendidikan SMA dan 11 lainnya SLTP dan SD.

Sedang rata–rata Nilai Ujian Nasional siswa yang masuk ke SMA Negeri 6

Baubau ialah kurang lebih 60 atau katgori cukup. Data ini sedikit banyak dapat

menunjukkan bahwa siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau berlatar

belakang dari keluarga menengah kebawah dan dengan nilai Nilai Ujian Nasional

cukup sering kali terlihat kondisi motivasi belajarnya tidak cukup kuat.

15
B. Persiapan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang kedua yang dilaksanakan oleh

peneliti. Oleh sebab itu peneliti cukup mengetahui peta kompetensi bahas Inggris

siswa kelas X IPA 2. Materi Kurikulum mememberikan 5 (lima) macam teks

pembelajaran ‘writing’, yang terdiri dari teks recount, procedure, news item,

report dan narrative . Penelitian yang dilaksanakan pada semester ganjil yaitu

pembelajaran teks recount yang mana terdapat persamaan dengan teks narrative,

yang sedang peneliti ambil sebagai bahan penelitian.

Persamaannya ialah bahwa teks recount mengungkapkan serangkain

kegiatan di waktu lampau, yang mana grammatical features yang dominan ialah

past tense demikian pula pada teks narrative. Sedang perbedaanya, struktur teks

narrative relatif lebih sulit dari pada teks recount sebab selain grammar points

lebih banyak (direct indirect sentences, compound sentences dan lainnya.),

struktur teks narrative lebih komplek yaitu terdapat evaluation, complication

yang tidak mudah bagi sebagian besar siswa kelas X IPA 2.

Untuk persiapan penelitian ini, peneliti telah menyusun renca

pembelajaran dalam bentuk 4 (empat) Lesson Plan . Kempat Lesson Plan tersebut

meliputi Pokok Bahasan Reading-Writing Narrative 1, Grammar tentang

pemakaian Past Tense, Grammar tentang pemakaian Direct Indirect Sentences

dan Conjunction dan Reading-Writing Narrative 2. Selain itu telah dipersiap

form-form penilaian dan juga telah dipersiapkan instrumen-instrumen penelitian.

16
C. Siklus Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakkan kelas (PTK) yang

menggunakan 4 siklus. Dari keempat siklus tersebut berdasarkan pada karakter

serta tujuannya diklasifikasikan manjadi dua, yaitu Siklus 1 dan 4 disebut siklus

Reading –Writing sedang Siklus 2 dan 3, Siklus Grammar, yakni siklus dimana

siswa dibangun kompetensi dalam memahami aturan-aturan menyusun kata-kata

manjadi kalimat. Dan siswa, pada Siklus 3 dan 4, berlatih secara intensif

menerapkan pemahaman tersebut untuk lebih trampil menggunakan aturan-aturan

itu dalam berkomunikasi secara tulis, yaitu memproduksi teks tulis narrative.

Berikut ini akan diuraikan lebih rinci siklus per siklus.

Pada Siklus 1, peneliti membangun pemahaman awal siswa terhadap

struktur teks narrative , proses penulisan teks narrative, pengembangan

penguasaan vocabulary serta pemahaman awal terhadap grammatical features

yang dominan dalam teks tersebut kemudian siswa diberi latihan menulis teks

narrative sebagai tugas awal. Dari produk awal penulisan teks narrative, dapatlah

diketahui kompetensi awal siswa dalam menulis teks narrative.

Sedangkan pada siklus ke dua dan ketiga, yaitu siklus pemantapan

kompetensi Grammar siswa. peneliti bermaksud memantapkan pemahaman serta

memantapkan kemampuan sebagaian besar siswa yang masih lemah dalam

mengguanakan Past Tense (Simple, Continuous, Perfect) Direct – Indirect

Sentences serta Conjunction. Pemantapan atau penguatan kompetensi Grammar

siswa ini sangat diperlukan dalam menulis teks apapun termasuk teks narrative.

Pemantapan kompetensi ketiga macam Grammar point tersebut diperlukan karena

17
sangat dominan kebaradaanya dalam teks narrative. Sehingga apabila dikuasai

secara baik akan dapat meningkatkan kualitas teks narrative yang ditulis atau

dihasilkan siswa.

Kemudian sebagai siklus penutup, Sikulus 4, peneliti memantapkan

kembali kompetensi siswa yang dibangun pada Siklus 1. Kompetensi yang

dimaksud adalah beberapa kompetensi yang diperlukan dalam menulis teks

narrative yaitu kompetensi memahami dan membuat struktur teks narrative dalam

bentuk draft teks narrative, kemudian kompetensi mengembangkan draf menjadi

teks serta mengembangkan kompetensi penggunakan kata-kata (vocabulary)

secara lebih tepat.

Ada satu hal yang penting dalam hubungan Siklus 2 , Siklus 3 dan Sklus 4

yaitu bahwa siswa harus tuntas terlebih dahulu untuk Siklus 2 dan 3 sebelum

mengikuti tugas akhir menulis teks narrative. Yaitu bahwa siswa harus mencapai

nilai SKBM terlebih dahulu sebelum melakukan tugas menulis tugas akhir teks

narrative.

Maka dengan pembelajaran yang telah diikuti pada Siklus 1,2 , 3 dan 4,

siswa duharapkan akan menunjukkan pencapaian kompetensi writing yang

optimal. Ini artinya bahwa ada peningkatan nilai yang signifikan pada nilai

writing teks narrative akhir dibanding dengan writing teks narrative awal.

Adapun alokasi waktu masing-masing siklus sebagai berikut:

a. Siklus 1 : 4 X 45 menit

b. Siklus 2 : 2 X 45 menit

c. Siklus 3 : 2 X 45 menit

18
d. Ulangan Blok Siklus 2 dan 3 : 2 X 45 menit

e. Siklus 4 : 4 X 45 menit.

f. Total : 14 X 45 menit

Dalam melaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan tahapan pada masing-

masing siklus sebagai berikut:

A. Rancangan

B. Kegiatan dan Pengamatan

C. Refleksi

D. Revisi Rancangan

D. Instrumen penelitian

Instrumen yinstrumen yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Lesson Plan

Digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan

setiap

pokok bahasan (terlampir)

b. Bahan Ajar dan Perangkat Penilaian

Bahan ajar adalah bahan yang disajikan kepada siswa sesuai dengan

perancanaan yang peneliti buat dalam upaya membangun kompetensi

writing narrative siswa sejauh manana kompetensi siswa dapat

mencapainya diukur dengan perangkat penilaian.

c. Lembar Observasi

19
Merupakan daftar observasi pada tahapan membuka, menyajikan materi

dan menutup pembelajaran bagi guru, yang meliputi aspek-aspek proses

pembelajaran (terlampir) yang dilakukan oleh serorang pengamat atau

lebih. Dalam hal ini peneliti berkolaborasi dengan Abidin, S.Pd, yang

merupakan guru bahasa Inggris SMAN 6 Baubau.

d. Questionnaire

Merupakan instrument penelitian yang berisi seperangkat pertanyaan yang

menanyakan aspek-aspek kelas, materi atau metode pembelajaran. Dalam

penelitian ini questionnaire dipakai untk mengetahui kesulitan siswa

mengenai langkah-langkah penulian teks narrative , kosa kata , tata bahasa

yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran penulisan teks narrative

e. Skala Penilaian

Merupakan format untuk menilai hasil tulisan teks narrative dari hasil

kerja individual awal siwa, tulisan teks narrative dari hasil kerja kelompok

dan teks narrative dari hasil akhir keja individual. Instrumen ini digunakan

sebagai salah satu alat untk mengetahui kemajuan kompetensi writing

siswa. Instrumen-instrumen tersebut secara detail dapat dilihat pada

lampiran.

20
BAB IV

RENCANA TINDAKAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Refleksi Awal

Seperti yang telah disebutkan oleh peneliti pada bagian

sebelumnya bahwa Nilai Ujian Nasional siswa kelas X IPA 2 SMA Negeri

6 Baubau rata-rata nilai mereka waktu masuk ke SMA Negeri 6 Baubau

ialah 60, yaitu kategori cukup. Dan sebagian besar siswa dalam

pengamatan peneliti selama satu semester ganjil belum menampakan

tingkat motivasi belajar yang kuat. Dari kegiatan siklus 1, siswa

diharapkan memahami generic structure teks narrative dengan baik

sehingga mampu membangun teks narrative yang baik dan benar.

Kemudian dibangun juga penguasaan vocabulary dan pemantapan

kompetensi lingusitik. Karena sebenarnya kompetensi lingusitik sudah

mereka miliki dari pembelajan di semester sebelumnya maupun di SLTP.

Pada Siklus 1 pula, siswa sudah mendapatkan pemahaman

tentang fungsi sosial teks narrative (BKOF) Kemudian tahapan dimana

guru memebrikan contoh teks naritive kepada siswa kemudian memandu

siswa untuk menganalis teks. Tahapan ini disebut tahapan modeling of

the text disingkat MOT. Dari analisis itu siswa mengetahui struktur teks

(generic structure). mengetahui cara pengembangan teks serta grammar

point yang dominan dalam teks tersebut. Tahapan berikut siswa

mendapatkan tugas kelompok untuk menulis dan menghasilkan teks

21
narrative.(JCOT) Akhirnya dengan modal itu semua, siswa mendapatkan

tugas untuk menulis teks narrative secara mandiri, (ICOT). Hasil awal

tingkat kompetensi siswa dalam menulis teks narrative dapat dibaca pada

Table1 berikut ini:

Tabel 1

Nilai Writing Awal Teks Narrative

Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau

No Grade Jumlah Siswa %

1 A 0 0

2 B 2 9,52

3 C 3 14,29

4 D 11 52,38

5 E 5 23,81

Total 21 100

Dengan menggunakan SKBM (Standar Kompetensi Belajar Minimal)

sebagai alat ukur tingkat keberhasilan kompetensi menulis siswa, peneliti dapat

menyatakan bahwa 5 siswa, atau 23,81% , yang mencapai standar kompetensi

minimal (KBM). Tentu saja kondisi ini tidak memadai karena 16 siswa (76,19%)

tingkat kompetensi writing mereka rendah atau belum mencapai SKBM. Namun,

data awal ini menjadi informasi yang penting bagi peneliti untuk diketahui guna

22
menentukan tindakan-tindakan yang tepat dalam perencanaan Siklus 2. Untuk

pemaparan lebih rinci tentang Siklus 1, peneliti menyajikan urain berikut:

B. Siklus 1

1. Perencanaan

Siklus 1 berlangsung selama 4 X 45 menit dengan materi antara lain, teks

narrative, generic structure, unsur grammar yang dominan yang ada dalam teks

tersebut

dan vocabulary. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

a. Menyususn Silabus dan Lesson Plan

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Menyediakan Bahan Ajar dan Lembar Penilaian

d. Menyiapkan questionnaire

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan Siklus 1 , peneliti membagi menjadi 2 pertemuan

yang masing-masing 2 X 45. Pertemuan yang pertama untuk kegiatan Reading

dan yang kedua kegiatan Writing atau lebih tepatnya persiapan untuk ‘Writing”.

Sebab prinsip Pembelajaran Berbasis ‘ Genre’ memasukkan Reading dan Writing

menjadi satu siklus yaitu disebut “Written Cycle”.

Dalam Siklus 1 peneliti melakukan hal-hal berikut ini:

a. Memberi contoh membaca nyaring kemudian memberi kesempatan

3 siswa untuk membeca nyaring.

b. Mendiskusikan tentang isi bacaan

23
c. Memberi tugas kepada siswa untuk menjawab pertanyaan isi

bacaan dan memberi latihan ‘vocabulary.’

d. Memandu siswa agar dapat mengidentifikasi struktur teks

narrative.dan langkah-langkah mengembangkan teks narrative.

e. Memandu siswa agar dapat mengidentifikasi grammar poin apa

saja yang dominan dalam teks narrative..

f. Berlatih menulis kalimat dengan grammar yang relevan dengan

teks narrative.

g. Memberikan motivasi untuk berimajinasi dalam tugas menulias

teks narrative.

h. Memberi tugas menulis teks narrative dan dikumpulkan pada

Dalam pelaksanaannya poin (a) (b) dan (c) dimasukan ke kegiatan Reading dan

dilaksanakan pada pertemuan pertama sedang poin (d) sampai dengan (h)

dimasukkan dala kegiatan ‘writing’.yang dilaksanakan pada pertemuan kedua.

Dapatlah ditegaskan di sini bahwa pada Siklus 1 ini, peneliti baru pada

tingkat memotivasi siswa agar mau memulai menulis teks narrative. Belum

berharap agar mereka menghasilkan teks narrative yang berkualitas dan panjang,

karena untuk menulis teks narrative ada tuntutan yang lebih sulit dibanding

menulis teks lainnya, yaitu siswa dituntut berimajinasi untuk bisa menulis draft

dan mebangun cerita teks narrative.

3. Pengamatan

24
Pada akhir Siklus 1, questionnaire dibagikan kepada siswa. Ini

dimaksudkan untuk mengetahui respon atau kondisi siswa setelah mereka

mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan tugas menulis teks narrative.

Selanjutanya peneliti akan menggunakan data yang diperoleh dari

questionnaire untuk dapat mengungkapkan secara lebih rinci aspek-aspek kondisi

siswa yang terkait dalam proses penulisan teks narrative. Data lewat

questionnaire ini diambil setelah siswa selesai kegiatan Siklus 1 dan selesai dan

siswa sudah menyerahkan tugas menulis teks narrative.

Dari tabel berikut berikut akan terlihat tingkat komitemen/kepribadiaan

dan motivasi siswa dalam upaya guru meningkatkan kompetensi writing. Dari 21

siswa kelas X IPA 2 didapatkan data sebagai berikut:

Tabel 2
Prosentase Aspek-Aspek Kompetensi Writing, Kepribadian, Tingkat Motivasi
Siswa Kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau

Jawaban Pertanyaan
Total
Questionnair A b c

1 Jumlah Siswa 14 1 6 21

% 66,7 4,7 28,6 100

2 Jumlah Siswa 1 5 15 21

% 4,8 23,8 71,4 100

3 Jumlah Siswa 15 6 0 21

% 71,4 28,6 0 100

4 Jumlah Siswa 17 1 3 21

25
% 81,0 4,7 14,3 100

5 Jumlah Siswa 2 13 6 21

% 9,5 61.9 28,6 100

Data di atas diperiksa silang dengan Lembar Observasi dalam KBM yang

dilakukan oleh kolaborator, dan didapatkan informasikan sebagai berikut:

a. Dalam memandu pemahaman ‘Generic Structure’ dari text narrative,

perhatian guru/peneliti kurang menyeluruh sehingga ada sebagian siswa yang

tidak memahami istilah orientation, evaluation, complication, resolution, re-

orientation. Sebagai akibatnya siswa menjadi tidak memamahi konsep

‘generic structure’ dan juga langkah –langkah pengembangan penulisan teks

narrative.

b. Bagi sebagian siswa, guru memberikan penjelasan terlalu cepat.

c. Penjelasan yang oleh guru diberikan dalam bahasa Inggris oleh sebgian

siswa juga tidak dimengerti.

d. Latihan membuat kalimat yang diberikan Guru kurang banyak , terutama

latihan yang membuat kalimat dengan grammar point yang terkait .

4. Refleksi

Dari data yang diperoleh lewat questionnaire dan kemudian diadakan cross check

dengan pekerjaan tulisan siswa dapat disajikan refleksi sebgai berikut:

a. Peneliti mendapatkan temuan yang sangat mengejutkan. Temuan

dimaksud ialah bahwa sebanyak 8 siswa ( dari 21 siswa itu, menyalin dari

26
teks yang sudah ada. Memang penulis sengaja memberikan test awal ini

sebagai tugas menulis yang dikerjakan di rumah. Karena selain peneliti

ingin memberikan waktu yang cukup kepada siswa agar mereka dapat

menunjukkan kompetensi maksimal mereka, peneliti juga ingin mengukur

tingkat motivasi mereka.

b. Dan 2 dari 8 siswa itu, terbukti menyerahkan teks yang bukan teks

narrative sedang yang 5 siswa menyerahkan teks narrative.

c. Sebagian besar siswa masih belum memiliki pemahaman yang benar

tentang struktur (generic structure) teks narrative dan cara

pengembangnnya. Ini disebabkan peneliti kurang sabar atau pelan dalam

memberikan penjelasan. Latihan-latihan membuat kalimat yang diberikan

terkait dengan Grammar teks narrative terlalu singkat sehingga terdapat 17

siswa (80,9%) merasa masih mengalami kendala dengan granmmar dalam

menyusun teks narrative. Kedepan latihan ini perlu mnedapatkan porsi

lebih.

C. Siklus 2

1. Perencanaan

Siklus 2 berlangsung selama 2 X 45 menit dengan materi , Past Tense

yang terdiri dari Simple Past Tense, Past Continuous Tense dan Past Perfect

Tense, yang mana tenses tersebut sangat dominan dalam teks narrative. Adapun

kegiatan perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Menyusun Lesson Plan

27
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran

c. Menyediakan Bahan Ajar Past Tense beserta alat penilaiannya

d. Menyiapkan Angket Siswa

e. Menyiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan Siklus 2 , peneliti mengalokasikan waktu satu

pertemuan yaitu 2 X 45. Pertemuan ini merupakan pembelajaran Grammar:

Past Tenses (Simple, Continuous dan Perfect) dan model pembelajaran yang

digunakan yaitu discovery learning dengan teknik EGRA (Exposure,

Generalization, Re-enforcement, Application). Dalam Siklus 2, peneliti

melakukan hal-hal berikut ini:

a. Menyajikan teks dialog ataupun monolog yang didalamnya

terdapat kalimat-kalimat dalam bentuk Past Tense (Simple, Continuous

dan Perfect)

b. Memandu siswa untuk menggaris bawahi kalaimat-kalimat Past

Tense (Simple, Continuous dan Perfect)

c. Memandu siswa untuk minta siswa untuk menemukan beri tugas

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan isi bacaan dan memberi latihan

‘vocabulary.’

d. Memandu siswa agar dapat memberikan rumus

kalimat(memberikan generalisasi Past Tense( Simple, Continuous dan

28
Perfect) Contoh Simple Past Tense (SPT) is used to express the past

activities and the formula of SPT is S + V2 + O+ Adverb.

e. Memberikan penguataan (Re-enforcement) atau memberikan

pembenaran atau masih menyatakan ‘salah’.

f. Berlatih menulis kalimat dengan Past Tense( Simple, Continuous

dan Perfect) .

g. Memberikan motivasi untuk belajar menganalisis kalimat-kalimat

Past Tense dalam teks narrative.

h. Memberi tugas menulis teks narrative dan dikumpulkan untuk dinilai.

3. Pengamatan

Pada Siklus 2, peneliti ini membangun kompetensi linguistik siswa.

Karena peneliti melihat kelemahan yang dialamai oleh siswa dalam proses

menulis teks narrative ialah aspek kebahasaan, peneliti membuat treatment atau

tindakan untuk mengatasi hal tersebut dengan pembelajaran grammar yang

diperlukan atau diganakan pada teks narrative.

Teks narrative memiliki grammar features ang dominant, yaitu Past Tense.

Ketika latihan-latihan dilakukan dalam membuat kalimat maka kesalahan-

kesalahan yang siswa buat meliputi tiga hal yaitu agreement antara subjek dan

predikat, agreement antara article dan noun dan word order.

Data dari angket siswa menunjukkan masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan terhadap pemahaman aturan-aturan dalam tata bahasa (grammar)

khususnya dalam past tense Siswa terbanyak memiliki kesulitan dalam

pemakaian past perfect tense sebayak 14 siswa (66,7%) adapun yang bagi siswa

29
yang tidak sulit ialah pemakaian was dan were, yang mengalami kesulitan hanya 3

siswa (14,3 %)

Secara lengkap kondisi kopetensi siwa dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 3

Jumlah Siswa Yang Mengalami Kesulitan Dalam Penguasaan Grammatical

Features (Past Tense)

No Pertanyaan Ya Tidak Total


Jumlh % Jmlh % Jmlh %
1 Kesulitan membedakan 12 57,1 9 42,9 21 100
pemakaian V1 dan V2
2 Kesulitan membedakan 3 14,3 18 85,7 21 100
pemkaian was dan were
3 Kesulitan membedakan 10 47,6 11 52,4 21 100
pemkaian did
4 Kesulitan membedakan was were 9 42,9 12 57,1 21 100
dan did
5 Kesulitan mengubah kalimat 4 19,0 17 81,0 21 100
past tense positif ke negative
6 Kesulitan membedakan antara 13 61,9 8 38,1 21 100
pemakaian Simple Past Tense
dan Past Continuos
7 Kesulitan membedakan antara 14 66,7 7 33,3 21 100
pemakaian Simple Past Tense
dan Past Perrfect Tense

4. Refleksi

Refleksi dari siklus dua dapatlah dirangkum sebagai berikut:

1. Meskipun pembelajaran Past Tense beserta latihan sudah cukup intensif,

hasil tes baru 5 siswa yang dapat mencapai ketuntasan untuk siklus 2 ini.

30
2. Kelemahan sudah dapat diketahui yaitu pada tiga hal yaitu agreement

subjek – predikat, agreement pada artcle dan katabenda misal 5 teacher

yang seharusnya 5 teachers.

3. Selama latihan siswa cukup menunjukkan kemauan yang baik yakni

bersemangat mengikuti latihan-latihan.

4. Perlu pemberian tugas lebih banyak kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal past tense.

D. Siklus 3

1. Perencanaan

Siklus 2 berlangsung selama 2 X 45 menit dengan materi , Direct and

Indirect Sentences dan Conjunction., termasuk sangat dominan dalam teks

narrative. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

1. Menyusun Silabus dan Sistem Penilaian serta Lesson Plan

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran

3. Mereview Past Tense

4. Menyediakan Bahan Direct-Indirect Sentences dan Conjunction

penilaiannya

5. Menyiapkan Angket Siswa

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan Siklus 3, peneliti mengalokasikan waktu satu

pertemuan 2X 45 menit serta 2 X 45 menit lainya untuk ulangan harian

31
grammar blok untuk grammar Siklus 2 dan 3. Pertemuan ini merupakan

pembelajaran Grammar: Direct and Indirect Sentences dan Conjunction. dan

model pembelajaran yang diguankan yaitu discovery learning dengan teknik

EGRA (Exposure, Generalization, Re-enforcement, Application). Dalam

Siklus 2, peneliti melakukan hal-hal berikut ini:

a. Mereview Past Tense

b. Menyajikan teks dialog ataupun monolog yang di dalamnya terdapat

kalimat-kalimat dalam bentuk Direct and Indirect Sentences dan

Conjunction.

c. Memandu siswa untuk menggaris bawahi kalaimat-kalimat Direct and

Indirect Sentences dan Conjunction.

d. Memandu siswa untuk minta siswa untuk menemukan beri tugas kepada

siswa untuk menjawab pertanyaan isi bacaan dan memberi latihan

‘vocabulary.’

e. Memandu siswa agar dapat memberikan rumus kalimat atau memberikan

generalisasi Direct and Indirect Sentences dan Conjunction..

f. Memberikan penguataan (Re-enforcement) atau memberikan pembenaran

atau masih menyatakan ‘salah’.

g. Memberikan latihann menulis kalimat dengan Direct and Indirect

Sentences dan Conjunction.

h. Memberikan motivasi untuk dapat menganalisis kalimat-kalimat Direct

and Indirect Sentences dan Conjunction. Siswa diharapkan dapat

menggunakan kompetensi linguistik ini dalam menulis teks narrative.

32
i. Memberikan ulangan blok grammar ( grammar Siklus 1 dan 2)

j. Memberi tugas menulis teks narrative dan dikumpulkan.

3. Pengamatan

Pada Siklus 3, penelitian mencanagkan tujuan membangun kompetensi

linguistik siswa yang berbeda dengan Siklus 2. Karena peneliti melihat kelemahan

yang dialamai oleh siswa dalam proses menulis teks narrative ialah pada

kompetensi liguistik, peneliti membuat treatment atau tindakan untuk mengatasi

hal tersebut..

Teks narrative memiliki grammar features yang dominan selain Past

Tense, yaitu Direct - Indirect Sentences dan pemkaian Conjunction . Ketika

latihan-latihan dilakukan dalam membuat kalimat maka kesalahan-kesalahan yang

siswa buat ialah perubahan-perubahan tenses, adapun kesalahan pada perubahan

personal pronoun lebih kecil. Dan untuk Past Tense adan tiga hal kesalahan siswa,

yaitu meliputi tiga hal yaitu agreement antara subjek an predikat, agreement

antara article dan noun dan word order.

Pada siklus ini diberikan kepada siswa 2 macam angket. Yang pertama

digunakan untuk mencari data tetang kemajuan siswa dalam penguasaan Past

Tense yang dilakukan melalui review (pengulangan). Sedang yang kedua untuk

mencari data tentang tingkat penguasaan Direct Indirect Sentences dan

penggunaan Conjunction Data dari angket pertama menunjukkan bahwa

kelemahan penguasaan grammatical features bisa diperbaiki pada siklus 3. Ini

ditunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan pada Siklus 2 sudah

berkurang, yaitu yang mengalami kesulitan kurang dari 40% yang pada siklus

33
sebelumnya siswa yang mengalami kesulitan lebih dari 50%. Hal ini dapat

diperiksa pada tabel 4 berikut ini:

34
Tabel 4

Jumlah Siswa Yang Mengalami Kesulitan Pada Penguasaan Grammatical

Features (Past Tense) Pada Siklus 3

No Pertanyaan Ya Tidak Total


Jumlh % Jmlh % Jmlh %
1 Kesulitan membedakan 6 28,6 15 71,4 21 100
pemakaian Verb-1 dan
Verb-2
2 Kesulitan membedakan 3 14,3 18 85,7 21 100
pemkaian was dan were
3 Kesulitan membedakan 4 19,0 17 81,0 21 100
pemkaian did
4 Kesulitan membedakan was 6 28,6 15 71,4 21 100
were dan did
5 Kesulitan mengubah 4 19,0 17 81,0 21 100
kalimat past tense positif ke
negatif
6 Kesulitan membedakan 8 38,1 13 61,9 21 100
antara pemakaian Simple
Past Tense dan Past
Continuos
7 Kesulitan membedakan 8 38,1 13 61,9 21 100
antara pemakaian Simple
Past Tense dan Past Perrfect
Tense

Dengan memeriksa table di atas pula, kiranya dapat diktahui semakin

menurunnya prosentase siswa yang mengalami kesulitan dan semakin banyak

yang kompetensi lingusitiknya membaik, di atas 60%. Ini berarti treatment pada

siklus 3 cukup efektif memperbaiki kelemahan kompetensi linguistik (penguasaan

grammartical features) pada siklus 2. Adapun sebanyak 9 siswa yang belum

tuntas untuk siklus 3 ini akan diberikan treatment pemberian tugas sehingga

mencapai ketuntasan.

35
Latihan penulisan teks narrative dalam kelompok atau Joint Construction

of the Text (JCOT) yang merupakan akhir kegiatan pada Sikluis 3 ini. Ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas penulisan teks narrative sebesar 52.

4. Refleksi

Dari data lampiran 7 diperoleh informasi bahawa kompetensi linguistk,

kompetensi pendukung kompetensi tulis teks narrative, sampai pada Siklus 3

siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 siswa (57.1%) jauh lebih

baik dari Siklus 2 yang sejumlah 3 siwa yang mengalami ketuntasan (14.1%).

E. Siklus 4

1. Perencanaan

Siklus 4 berlangsung selama 4 X 45 menit dengan materi ‘Reading-

Wrting’ teks narrative. Tujuan pembelajaran pada Siklus 4 ialah agar siswa lebih

mantap mengetahui tentang struktur teks narrative, langkah-langkah

penulisannya. Jadi merupaklan pemantapan dari kompetensi yang dibangun pada

Siklus 1 Dan didukung pula oleh pemantapan lingusitik pada Siklus 2 dan 3,

diharapkan siswa mampu memproduksi teks tulis narrive lebih baik.

Secra nmyata tujuan tersebut dapat dicapai bila nilai rata-rata kelas

penulisan teks narrative di Siklus 4 lebih besar disbanding dengan nilai rata-rata

kelas penulisan teks narrative Siklus 1 dan juga lebih besar dari nilai rata-rata

kelas penulisan teks narrative kelompok pada akhir Siklus 3. Untuk mencapai itu

semua, peneliti melakukan perencanaan sebagai berikut:

1. Menyusun Lesson PlanReading – Wrting Teks Narrative 2

36
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran

3. Menyediakan Bahan Ajar Reading -Writing beserta alat penilaiannya

4. Menyiapkan questionnaire

5. Menyiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran.

Pada Siklus 1, peneliti membangun pemahaman awal siswa terhadap

struktur teks narrative, proses penulisan teks narrative, pengembangan

penguasaan vocabulary serta pemahaman awal terhadap grammatical features

yang dominan dalam teks tersebut kemudian siswa diberi latihan menulis teks

narrative sebagai tugas awal. Dari produk awal penulisan teks narrative, dapatlah

diketahui kompetensi awal siswa dalam menulis teks narrative.

Sedangkan pada siklus ke dua dan ketiga, yaitu siklus pemantapan

kompetensi Grammar siswa. peneliti bermaksud memantapkan pemahaman serta

memantapkan kemampuan sebagaian besar siswa yang masih lemah dalam

mengguanakan Past Tense (Simple, Continuous, Perfect) Direct – Indirect

Sentences serta Conjunction. Pemantapan atau penguatan kompetensi Grammar

siswa ini sangat diperlukan dalam menulis teks apapun termasuk teks narrative.

Pemantapan kompetensi ketiga macam Grammar point tersebut diperlukan karena

sangat dominan kebaradaanya dalam teks narrative. Sehingga apabila dikuasai

secara baik akan dapat meningkatkan kualitas teks narrative yang ditulis atau

dihasilkan siswa.

Akhirnya pada Sikulus 4, peneliti memantapkan kembali kompetensi

siswa yang dibangun pada Siklus 1. Kompetensi yang dimaksud adalah beberapa

kompetensi yang diperlukan dalam menulis teks narrative yaitu kompetensi

37
memahami dan membuat struktur teks narrative dalam bentuk draft teks narrative,

kemudian kompetensi mengembangkan draf menjadi teks serta mengembangkan

kompetensi penggunakan kata-kata (vocabulary) secara lebih tepat.

Ada satu hal yang penting dalam hubungan Siklus 2 , Siklus 3 dan Sklus 4

yaitu bahwa siswa harus tuntas terlebih dahulu untuk Siklus 2 dan 3 sebelum

mengikuti tugas akhir menulis teks narrative. Yaitu bahwa siswa harus mencapai

nilai SKBM terlebih dahulu sebelum melakukan tugas menulis tugas akhir teks

narrative.

Maka dengan terselesaikannya pembelajaran pada Siklus 1,2 , 3 dan 4,

siswa duharapkan akan menunjukkan pencapaian kompetensi writing yang

optimal. Ini artinya bahwa ada peningkatan nilai yang signifikan pada nilai

writing teks narrative akhir dibanding dengan writing teks narrative awal.

2. Pelaksanaan

Pada siklus 4 yang merupakan siklus terakhir, peneliti memberikan

pembelajaran ulang agar siswa lebih memahami apa dan bagaimana teks narrative.

Pelaksanaannya adalah siswa diberi pertanyaan pertanyaan-pertanyaan yang

memandu siswa lebih memahami tentang teks narrative, demikian pula peneliti

memandu pemahaman siswa tenatng teks narrative dalam kehidupan sehar-hari,

siswa dapat menghubungkannya antara konsep pembalajaran narrative dengan apa

yang mereka jumpai dalam kehidupan nyata.

Dari kegiatan membaca dari teks narrative yang kedua, yang pertama pada

Siklus 1, peneliti memberikan latihan-latihan pengembangkan kosa kata siswa dan

38
latihan-latiihan sebagai review untuk memantapkan kompetensi grammatical

features siswa melalui dari teks narrative ini.

Akhirnya mereka dapat melihat bahwa cerita film, cerita sinetron, cerita

rakyat, cerita pendek, novel adalah termasuk teks narrative. Kemudian lebih dari

itu siswa juga dapat dipandu untuk dapat menjelaskan bagaimana cerita atau teks

narrative dibangun atau dikembangkan. Satu ciri dalam teks narrative adalah

terdapatnya komplikasi atau puncak atau klimak yang merupakan satu unsur

penting.

3. Pengamatan

Untuk menjelaskan hasil pengamatan, peneliti manggunakan dua aspek

pengamatan yaitu, aspek proses penilaian dari angket siswa dan aspek ketepatan

siswa menyerahkan tugas. Secara rinci hasil pengamatan dimaksud dapat

disajikan sebgai berikut:

a. Proses penulisan

Dari lampiran 13 dapat diperoleh data bagaimana siswa menulis teks

narrative. Dan bagaimanakh tingkat kemandirian siswa dalam proses menulis teks

narrative dan seberapa banyak yang dapat merasa dapat menikmati hasil

tulisannya. Dari data lampiran 13, dapat dirangkum sebgai berikut:

Tabel 5

Prosentase Aspek-Aspek Proses Penulisan Teks Narrative

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Langsung menggunakan Bahasa Inggris 9 12
42.9% 57.1%

39
2 Mandiri dari ketergantungan dengan pada kamus 4 17
19,0% 81,0%
3 Mandiri dari ketergantungan pada teman 6 15
28,6% 71,4%
4 Sadar mampu menggunakan kompetensi grammar 4 17
(linguistik) 19,0% 81,0%
5 Merasa puas dengan hasil tulisan teks narrative 2 19
9.5% 90.5%

Sebagian besar siswa masih merasa kesulitaan dalam menyelesaikan tugas

menulis teks narrative. Jadi walaupun sebagaian besar siswa sudah mencapai

ketuntasan yaitu sebesar 12 siswa (57.1%) dalam menguasi Grammar tetapi belum

bisa menggunakan kompetensi linguistik secara signifikan dalam kegiatan

memproduksi teks narrative. Ini dapat dilihat pada table 5 pertanyaan nomor 5

yaitu sebanyak 2 (9,5%).

40
b. Ketepan Waktu Penyerahkan Tugas Menulis

Tabel 6

Tingkat Ketepatan Waktu Menyelesaikan Tugas Menulis Teks Narrative


Kelas X IPA 2 SMA Negeri 6 Baubau

No Tingkat Kerajinan Jumlah Siswa %

1 Menyerahkan tepat waktu 15 71,4

Menyerahkan tidak tepat waktu

2 (Terlambat 2 Hari) 3 14,3

3 Amat terlambat (1 Minggu) 3 14,3

  Total 21 100

Bahwa siswa yang mengkhsuskan waktunya atau besungguh-sungguh

menyelesaikan tugas menulisteks narrative tidak terlambat bisa menyelisaikan

tepat pada waktunya sebanyak 71.4%. Sedangkan yang terlambat dua hari

sebanyak 3 (14.3%) dan ang satu minggu sebanyak 3 siswa (14.3%)

4. Refleksi

Pada bagian refleksi Siklus ke 4, sebagai bagian akhir, peneliti telah

melakukan kalkulasi dari data penelitian angket siswa maupun pekerjaan atau

tulisan narrative siswa. Ini dimaksudkan agar peningkatan kompetensi ‘writing

narrative’ siswa dapat ditemukan atau ditunjukkan secara jelas. Angka-angka

peningkatan itu dapat dilihat pada table 7 dan 8.

41
1. Secara rinci hasil-hasil tersebut dapat dijelaskan sebgai berikut:

Tabel 7

Jumlah Siswa Yang Mengalami Kenaikan Nilai Penulisan Teks Narrative

Kelas X IPA 2 Negeri 6 Baubau

Kenaikan

Jumlah Siswa Jumlah Siswa (Penurunan)

Teks

Grade Predikat Teks Awal % Akhir % %

A Amat Baik 0 0 3 14,1 14.1 (K)

B Baik 1 4.8 2 9,5 4.7 (K)

C Cukup 5 23,8 7 33,3 9.5 (K)

D Kurang 9 42,9 6 28,6 14.3 (P)

E Amat Kurang 6 28,6 3 14,3 14.3 (P)

Total   21 100 21 100  

Kenaikan prosentase nilai dari kelompok predikat terlihat signifikan. Data

ini terlihat pada table 7. Kelompok Atas (A,B dan C) pada penulisan teks yang

jumlahnya awalnya hanya 6 siswa, pada penulisan teks akhir menjadi 12 dan

penurunan pada kelompok bawah( D dan E) yaitu yang awalnya 15 siswa menjadi

9. Ini membuktikan adanya peningkatan kompetensi writing individual yang

signifikan.

42
2. Adapaun tingkat kenaikan kompetensi secara klasikal dapat dilihat pada table 8

berikut ini.

Tabel 8

Tingkat Peningkatan Kompetensi Writing Teks Narrative Siswa Kelas X IPA 2

SMA 6 Baubau Dari Beberapa Hasil Penilian

No Kategori Awal Akhir Kenaikan

1 Nilai Rata-rata Kelas 45.69 56.25 11.44

2 Panjang Teks (halaman) Kelas 34.5 43.5 9 halaman

0.25

3 Panjang rata-rata per siswa 0,96 1.21 halaman

4 Prosentase Ketuntasan (SKBM)

Tuntas 9 (25%) 18 (50%) 9(25%)

Tidak Tuntas 27 (75) 18 (50%) 9(25%)

Catatan: Hasil Rekapitulasi Questionnaire lampiran 7

a. Dilihat dari nilai rata-rata , dengan membandingkan nilai awal dan akhir,

table diatas menunjukkan adanya yang cukup signifikan yaitu sebasar

11.44%.

b. Kenaikan panjang tekas secara klasikal sebanyak 9 halaman sedang

apabila dirata-rata kanikan per siswa mencapai 0,25 halaman.

c. Dari aspek ketuntasan, terbukti tidak semua siswa dapat mencapai

ketuntasan semua , namun disbanding dengan penulisan awal terdapat

kenaikan 50% yaitu dari 6 siswa menjadi 12 siswa. Dan untuk penuntasan

43
selanjutnya dapat dilakukan dengan pemberian tugas menulis teks

narrative sampai mereka mencapai ketuntasan.

44
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian-urain yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, sampailah peneliti

pada kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas (PTK) yang tujuan utamanya untuk meningkatkan

kompetensi writing teks narrative siswa melalui ‘model pembelajaran berbasis’

Genre’ dengan menggunakan penilaian portofolio menghasilkan beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis’ Genre’ dengan

menggunakan penilaian portofolio terbukti efektif untuk meningkatkan

kompetensi ‘writing narrative’ siswa. Model pembelajaran ini adalah sangat

dianjurkan karena kompetensi yang hendak dicapai lewat KTSP adalah

kompetensi berbahasa Inggris yang bernuansa Genre.

2. Kompetensi linguistik siswa yang dalam kategori cukup, mencapai SKBM,

yang ditunjukkan melalui uji kalimat-kalimat lepas terbukti belum bisa

mendukung menghasilkan kompetensi penulisan teks narative tulis dalam

kategori cukup pula.

3. Tinggi rendahnya motivasi belajar bahasa Inggris siswa terbukti berpengaruh

terhadap panjang pendek pendeknya (kuantitas) teks narrative yang

dihasilkan.

45
B. Saran

1. Guru Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) perlu

meningkatkan pemahaman terhad model pembelajaran bahasa Inggris

Berbasis Genre dan penilian potofolio dan selanjutnya terus berlatih untuk

mengaplikasikannya dalam tugas mengajar.

2. Guru Bahasa Inggris SMA diharapkan selalu sadar bahwa kompetensi

linguistik (penguasaan grammar) tetap harus dilatihkan atau dibangun

kepada siswa secara bertahap dan berkelanjutkan. Namun guru

hendaknya tidak berhenti melatihkan penguasaan grammar itu pada siswa

dengan kalimat-kalimat lepas saja, tetapi siswa perlu diberikan latihan

grammar secara intensif pula sampai pada tahap membangun kompetensi

berkomunikasi (memproduksi teks) baik lisan maupun tulis. Oleh sebab

itu kualitas kompetensi bahasa Inggris lulusan siswa SMA kita diharapkan

dapat mencapai kompetensi yang berterima secara internasional.

3. Guru bahasa Inggris yang berminat melakukan PTK disarankan bisa

melanjutkan penelitian ini yaitu penelitian yang bertujuan memberikan

solusi terhadap kesulitan siswa dalam menggunakan kompetensi linguistik

mereka untuk menulis teks, atau dengan kata lain, berkomunikasi secara

tulis.

46
DAFTAR PUSTAKA

Gang, F.Y. , 1990, Writing. Forum English Magazine, Edition January,


Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran Bahasa Inggris, Edisi 2003, Pusat Kurikulum–Badan
Penelitian Dan Pegembangan, Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Pedoman Khusus Pengembangan


Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Direktorat
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,

Djohari, BA, dkk, 2003, Tehnik Menyusun Karya Tulis dan Sinopsis, P.T. Bina
Ilmu, Surabaya, Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004-
SMA, Jakarta,

Hardy, Judi and Klarwein, Damien, 1999, Written Genre in Secondary School,
Peninsula Region Resource, Department of Education, Queensland,

Nurhadi, M.Pd., Dr., Burhan Yasin, Dip Bis.Ad, M.Ed. Dr., Agus Gerrad
Senduk, M.Ed., 2004, Pembelajaran Kontekstual, Universitas Negeri
Malang

Thea Kusuma, Dra, dan Mariana Karim, Dra, MA, 1986, Bahan Materi Pokok
Pengelolaan Pengajaran Bahasa Inggris I, Penerbit Karunika, Jakarta
Utara, Krashen, S.D,1982, Principles And Practice In Second
Language Acquisition, Pergamon Press Ltd, Oxford

47
LESSON PLAN 1

Unit Pembelajaran : NARRATIVE


Pokok Bahasan : WRITTEN CYCLE
Sub Pokok Bahasan : 4.3 READING
: 4.4 WRITING
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit
Kelas : X-4
Alat Bantu : Handout

Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai dengan lancar
dan akurat dalam wacana interaksional dan /atau monolog terutama berkenaan dengan
wacana berbentuk narrative, prosedur, spoof /recount dan news item

Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative ”.
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative ”.

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. READING
a. Menemukan ide utama paragraph ‘Why Do the Hawks Hunt the Chicks
(WDHHC).
b. Menemukan informasi rinci yang tersirat dari teks.
c. Menemukan informasi rinci yang tersurat.
d. Menjelaskan pesan penulis teks narrative.
e. Menjelaskan manfaat membaca cerita teks narrative.
2. WRITING
a. Mengidentifikasi generic structure teks narrative.
b. Mengidentifikasi Grammatical features yang terdapat dalam teks narrative.
c. Membuat langkah-langkah penulisan.
d. Menulis teks berbentuk narrative.
e. Menulis teks berbentuk narrative sebagai ‘TUGAS”(Homework)

II. Materi Pembelajaran


a. Teks narrative ‘Ali Baba’
b. Informasi rinci , Main idea, Reference, Vocabulary, Inference
c. Generic structure of the Narrative Text
III. Pendekatan/ Metode Pembelajaran
1. Genre-Based Teaching
2. Diskusi Kelas
3. Pemberian Tugas
IV. Penilaian
1. Portofolio
2. Analytical Writing Assessment
3. Holistic Writing Assessment
V. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan

48
a. Mendiskusikan kembali (dalam oral cycle didiskusikan) contoh-contoh teks
narrative baik teks lisan maupun tulis dalam kehidupan sehari-hari) (BKOF)
b. Beberapa siswa diminta memberikan tanggapan tentang kegiatan dan hasil
diskusi tentang teks narrative

2. Kegiatan Inti
a. Membaca nyaring teks narrative WHHC.
b. Mendiskusikan isi bacaan( Modeling)
c. Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
d. Menganalisis teks narrative untuk menemukan generic structure.
e. Mendiskusikan proses proses penulisan teks narrative.
f. Memperagakan penulisan teks narrative sederhana (Orientation, Evaluation,
Complication, Resolution, Reorientation).
g. Latihan menulis teks narrative sederhana dalam kelompok (JCOT

VI. Penutup
1. Membuat rangkuman
2. Memberikan homework ‘Writing of Narrative Text’ (ICOT)

---oo000oo---

49
LESSON PLAN 2

Unit Pembelajaran : NARRATIVE


Pokok Bahasan : Grammar Points
Sub Pokok Bahasan : 4.4 .1 Past Tense
4.4. 1. 1 Simple Past Tense
4.4. 1. 2 Past Continuous
Tense
4.4. 1. 3. Past Perfect Tense
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Kelas : X-4
Alat Bantu : Handout

Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai
dengan tata bahasa yang benar lancar dan akurat dalam wacana
interaksional dan /atau monolog terutama berkenaan dengan wacana
berbentuk narrative, prosedur, spoof /recount dan news item

Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah
pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi pemakaian Past Tense (Simple,


Continous,Perfect)
2. Siswa dapat menggunakan pemakaian Past Tense (Simple,
Continuous,Perfect)

II. Materi Pembelajaran

1. Text Narrative
2. Past Tense
3. Direct Indirect Sentences
4. Conjunction

III. Pendekatan/Metode Pembelajaran

4. Contextual Teaching and Learning (CTL)


5. EGRA (Exposure)

50
6. Diskusi Kelas
7. Pemberian Tugas

IV. Kegiatan Pembelajaran

3. SIMPLE PAST TENSE


a. Menyajikan dan mengidentifikasi pemakain Simple Past Tense
(Exposure)
b. Memandu siswa untk menemukan cera pemakian Simple Past
Tense (Generalization)
c. Mengoreksi banar atau salah generalisasi pemakaian Simple Past
Tense( yang dibuat siswa (Reenforcement)
d. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan Simple Past
Tense (Application)

4. PAST CONTINOUS TENSE


a. Menyajikan dan menguidentifikasi pemakain Past Continuous
Tense (Exposure)
b. Memandu siswa untk menemukan cera pemakian Past Continuous
Tense t (Generalization)
c. Mengoreksi banar atau salah generalisasi pemakaian Past
Continuous Tense (Reenforcement)
d. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan Past
Continuous Tense (Application)

5. PAST PERFECT TENSE


a. Menyajikan dan menguidentifikasi pemakain Past Perferct Tense
(Exposure)
b. Memandu siswa untk menemukan cera pemakian Past Perferct
Tense (Generalization)
c. Mengoreksi banar atau salah generalisasi yang dibuat siswa Past
Perferct Tense (Reenforcement)
d. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan Past
Perferct Tense (Application)

IV. Penilaian
4. Completion
5. Uraian (Membuat kalimat)

V. Penutup
3. Membuat rangkuman
4. Memberikan homework

51
LESSON PLAN 3

Unit Pembelajaran : NARRATIVE


Pokok Bahasan : Grammar Points
Sub Pokok Bahasan : 4.4. 2 Direct Indirect
4. 4. 3 Conjunction
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Kelas : X-4
Alat Bantu : Handout

Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai
dengan tata bahasa yang benar lancar dan akurat dalam wacana
interaksional dan /atau monolog terutama berkenaan dengan wacana
berbentuk narrative, prosedur, spoof /recount dan news item

Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah
pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.

I. Tujuan Pembelajaran

3. Siswa dapat mengidentifikasi pemakaian, Direct Indirect Sentences,


Conjunction
4. Siswa dapat menggunakan pemakaian Direct Indirect Sentences,
Conjunction

II. Materi Pembelajaran

5. Text Narrative
6. Direct Indirect Sentences
7. Conjunction

III. Pendekatan/Metode Pembelajaran

8. Contextual Teaching and Learning (CTL)


9. EGRA (Exposure)
10. Diskusi Kelas
11. Pemberian Tugas

IV. Kegiatan Pembelajaran

52
6. DIRECT- INDIRECT SENTENCES
e. Menyajikan dan menguidentifikasi pemakain Direct – Indirect
(Exposure)
f. Memandu siswa untk menemukan cera pemakian Direct – Indirect
(Generalization)
g. Mengoreksi banar atau salah generalisasi pemakaian Direct –
Indirect yang dibuat siswa (Reenforcement)
h. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan Direct –
Indirect (Application)

7. CONJUNCTION
e. Menyajikan dan menguidentifikasi pemakain conjunction dalam
teks narrative (Exposure)
f. Memandu siswa untk menemukan cera pemakian conjunction
conjunction (Generalization)
g. Mengoreksi banar atau salah generalisasi yang dibuat siswa
(Reenforcement)
h. Siswa berlatih membuat kalimat dengan menggunakan
conjunction (Application)

IV. Penilaian
6. Completion
7. Uraian (Membuat kalimat)

V. Penutup
5. Membuat rangkuman
6. Memberikan homework

53
LESSON PLAN 4

Unit Pembelajaran : NARRATIVE


(SANGKURIANG)
Pokok Bahasan : WRITTEN CYCLE
Sub Pokok Bahasan : 4.3 READING
: 4.4 WRITING
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit
Kelas : X-4
Alat Bantu : Handout

Standar Kompetensi:
Berkomunikasi lisan dan tertulis menggunakan ragam bahasa yamg sesuai
dengan lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan /atau monolog
terutama berkenaan dengan wacana berbentuk narrative, prosedur, spoof
/recount dan news item

Kompetensi Dasar:
4. 3 Memahami nuansa makna dengan langkah-langkah pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.
4 .4 .Mengungkapkan nuansa makna dengan langkah-langkah
pengembangan
retorika yang benar di dalam teks tertulis yang berbentuk “narrative
”.

I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
8. READING
a. Menemukan ide utama paragraph ‘Sangkuriang”.
b. Menemukan informasi rinci yang tersirat dari teks.
c. Menemukan informasi rinci yang tersurat.
d. Menjelaskan pesan penulis teks narrative.
e. Menjelaskan manfaat membaca cerita teks narrative.
9. WRITING
a. Mengidentifikasi generic structure teks narrative.
b. Mengidentifikasi Grammatical features yang terdapat dalam teks
narrative.
c. Membuat langkah-langkah penulisan.
d. Menulis teks berbentuk narrative.
e. Menulis teks berbentuk narrative sebagai
‘TUGAS”(SANGKURIANG

II. Materi Pembelajaran


d. Teks narrative ‘SANGKURIANG’

54
e. Informasi rinci , Main idea, Reference, Vocabulary, Inference
f. Generic structure of the Narrative Text

III. Pendekatan/ Metode Pembelajaran


12. Genre-Based Teaching
13. Diskusi Kelas
14. Pemberian Tugas
IV. Penilaian
8. Portofolio
9. Analytical Writing Assessment
10. Holistic Writing Assessment
V. Kegiatan Pembelajaran

3. Pendahuluan
c. Mendiskusikan kembali (dalam oral cycle didiskusikan)
contoh-contoh teks narrative baik teks lisan maupun tulis dalam
kehidupan sehari-hari) (BKOF)
d. Beberapa siswa diminta memberikan tanggapan tentang
kegiatan dan hasil diskusi tentang teks narrative

4. Kegiatan Inti
h. Membaca nyaring teks narrative SANGKURIANG.
i. Mendiskusikan isi bacaan( Modeling)
j. Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan.
k. Menganalisis teks narrative untuk menemukan generic
structure.
l. Mendiskusikan proses proses penulisan teks narrative.
m. Memperagakan penulisan teks narrative sederhana
(Orientation, Evaluation, Complication, Resolution,
Reorientation).
n. Latihan menulis teks narrative sederhana dalam kelompok
(JCOT

VI. Penutup
7. Membuat rangkuman
8. Memberikan homework ‘Writing of Narrative Text’ (ICOT)

---oo000oo---

55
Bahan Ajar Narrative

Topic : Narrative
Subject : English
Class/Semester : XI/I

ORAL CYCLE

A. Building Knowledge of the Field (BKoF)


1. Do you know the moon and the sun ?
2. What are they like ?
3. When do you see them ?
4. Why are they useful for people ?
5. Categorise the different characteristic of the sun ?

B. Model of the Text (MoT)

Here’s the story to read!

“Why do the Sun and the Moon Live in the Sky?”

Long time ago, there was no …………….. (1). It was


always dark and always ……………. (2). This was because the Kachina, a
very ……………….. (3) people had ………………. (4) the Sun and the
Moon and locked them away in the box. In the ………………… (5),
Coyote and eagle, two friends ……………… (6) the desert. Coyote and
eagle had always …………………. (7) together, but Coyote could not
hunt anymore because he could not see at night. Coyote suggested that
they went to ……………………… (8) the Sun and the Moon and made
them light up the world. Eagle was worried. He ………………. (9) Coyote
that the Sun and the Moon were very strong and it was ………………..
(10) to try to trick them. In the end, eagle agreed to help Coyote. While the
Kachina were sleeping, Coyote and eagle ………………. (11) into their
village, stole the Sun and the Moon, and headed into the hills. Coyote told
eagle that he wanted to open the box containing the Sun and the Moon.
Eagle said, “No.” They must wait after their travels and opened it with
their eyes closed. Coyote ………………….. (12). He couldn’t wait to see
what was in the box. Finally, he grew to curious that he threw it open. The
light of the Sun was so bright that it …………………….. (13) coyote’s
eyes. The Sun and the moon …………………….. (14) and
…………………… (15) far away, up into the sky where they are today.

56
a. 1. What is the text about ?
2. Why couldn’t Coyote hunt anymore?
3. What finally helped Coyote?
4. What happened while the Kachina ware sleeping?
5. Why did Coyote want to open the box?

b. 1. in your opinion , was Coyote right ?


2. Do you have the same story as the above one in your region ?
3. What narrative values can you find in the text ?

C. Joint Construction of the Text (JCoT)


Make a group in the number of four or five!
1. Read the text carefully!
2. Make a dialogue based on the story ?

D. Individual Construction of the Text (ICoT)

- Retell the story above using your own words!

WRITTEN CYCLE

A. Building Knowledge of the Field (BKOF)

Answer the following questions!


1. Have you ever read a novel or a short story?
2. Is it interesting or not?
3. What does it actually tell about?
4. Why do most teenagers like reading novels or short stories?

B. Model of the Text (MOT)

Why do the Hawk Hunt Chicks?

Once upon a time, a hawk fell in love with a hen. The hawk flew down

from the sky and asked the hen, “Will you marry me?”

57
The hen loved the brave, strong hawk and wished to marry him.
But she said, “I cannot fly as high as you can. If you give me time, I may
learn to fly as high as you. Then we can fly together. “
The hawk agreed. Before he went away, he gave the hen a ring. “This is to show
that you have promised to marry me, “said the hawk.
It so happened that the hen had already promised to marry a rooster. So when the
rooster saw the ring, he became very angry. “Throw that ring away at once!” shouted
the rooster. The hen was so frightened at the rooster’s anger that she threw the ring
immediately.
When the hawk came a few months later, the hen told him the truth. The hawk
was so furious that he cursed the hen, “Why didn’t you tell me earlier? Now, you’ll
always be scratching the earth, and I’ll always be flying above to catch your children,
“ said the hawk.

Answer the following questions!


1. What does the story tell about?
2. What did the hawk say after flying down the sky?
3. What characteristics of the hawk did the hen like?
4. Why did the hawk give a ring to the hen?
5. Why was a rooster angry?
6. What did the hawk do to show his anger?
7. The word “furious” (paragraf 5 Line 2 ) is closest in meaning to
………..

C. Joint Construction of the Text (JCOT)


Identity the following items :
1. Language focus used !
2. The characteristics of narrative
a. ……….
b. ……….
c. ……….
d. ……….
3. Noun Formation

No. Adjective Verb Noun


1. Strong
2. promise
3. love
4. High
5. Show
6. anger
7. Furious
8. Happen

58
4. Find the references of narrative stories in the library and make
the summaries !

D. Individual Construction of the Text (ICOT)


Make an essay of narrative story (for a free topic ) consist of 150
words !

59
Bahan Ajar Grammar

 Direct Indirect Sentences (DS& IS)


 Conjunction

Grammar di atas dilatihkan siswa untuk mendukung kemampuan siswa


menulis teks narrative

1. Direct Indirect Sentences

a. Penyajian

a) After I had finished singing, Yudi said to me, “ Your singing


technique is very good”
And I just answered, “Thanks.”
b) Before mother died, she had said to me,” You must look after your
sister, Linda.”
c) At 9 AM, I started writing the financial report. I was very sad
when I found my files affected by virus then I asked Ridwan if he
could help me with it.
d) He said that he could do it. It took him about 25 minutes to
apply the anti virus application. When Ridawan had removed the
virus, I started working again.

b. Identifikasi:
a) Direct sentences:
 Yudi said to me, “ Your singing technique is very good”
 I just answered, “Thanks.”
 …. she had said to me,” You must look after your sister,
Linda.”
b) Indirect Sentence
 … then I asked Ridwan if he could help me with it
 He said that he could do it.

c. Generalisasi:
 He said “ Please put your book on my desk. (DS)
He asked me to put my book on his desk. (IS)
 Rina said,” I was sick yesterday
Rina said that she had been sick the day before.

Rules: Perubahan DS menjdi IS


o Imperative (DS) menjadi (IS) =S + asked + orang
yang disuruh + to infinitive etc.

60
o Pronoun my (male) (DS) menjadi = his (ID)
o Pronoun I (female) (DS) menjadi = She
o Etc.

d. Penguatan (Re-enforcement)

 No, please repeat.


 Yes, you’re right.

e. Latihan (Application)

 Please do exercise page … number …


2. Conjunction

a. Penyajian

a) I sang a Javanese song at Ani’s birthday party because her father


had asked me to do it. (because of her father’s request)
b) Although Yani cried, I continued watering the flowers.
c) They didn’t take my advice so their teacher asked them to
apologize to me.

b. Etc. ….

---oo00oo---

61
Bahan Ajar Pembelajaran Narrative
Unit Pembelajaran : Narrative
Pokok Bahasa : Reading & Writing
Sub Pokok Bahasa : 4.3. Reading Narrative
4.4. Writing Narrative
Alokasi Waktu : 4 X 45 Menit
Kelas : X-4
Alat Bantu : Handout

I. ORAL CYCLE

A. Building Knowledge of the Field (BKOF)


1. Do you know the moon and the sun ?
2. What are they like ?
3. When do you see them ?
4. Why are they useful for people ?
5. Categorise the different characteristic of the sun ?

B. Model of the Text (MOT)

Here’s the story to read!

“Why do the Sun and the Moon Live in the Sky?”

Long time ago, there was no …………….. (1). It was


always dark and always ……………. (2). This was because the Kachina, a
very ……………….. (3) people had ………………. (4) the Sun and the
Moon and locked them away in the box. In the ………………… (5),
Coyote and eagle, two friends ……………… (6) the desert. Coyote and
eagle had always …………………. (7) together, but Coyote could not
hunt anymore because he could not see at night. Coyote suggested that
they went to ……………………… (8) the Sun and the Moon and made
them light up the world. Eagle was worried. He ………………. (9) Coyote
that the Sun and the Moon were very strong and it was ………………..
(10) to try to trick them. In the end, eagle agreed to help Coyote. While the
Kachina were sleeping, Coyote and eagle ………………. (11) into their
village, stole the Sun and the Moon, and headed into the hills. Coyote told
eagle that he wanted to open the box containing the Sun and the Moon.
Eagle said, “No.” They must wait after their travels and opened it with
their eyes closed. Coyote ………………….. (12). He couldn’t wait to see
what was in the box. Finally, he grew to curious that he threw it open. The
light of the Sun was so bright that it …………………….. (13) coyote’s

62
eyes. The Sun and the moon …………………….. (14) and
…………………… (15) far away, up into the sky where they are today.

Answer the following questions based on the above text

1. What is the text about ?


2. Why couldn’t Coyote hunt anymore?
3. What finally helped Coyote?
4. What happened while the Kachina ware sleeping?
5. Why did Coyote want to open the box?
6. In your opinion , was Coyote right ?
7. Do you have the same story as the above one in your region?
8. What narrative values can you find in the text ?

C. Joint Construction of the Text (JC0T)


Make a group in the number of four or five!
3. Read the text carefully!
4. Make a dialogue based on the story ?

D. Individual Construction of the Text (IC0T)

- Retell the story above using your own words!

II. WRITTEN CYCLE

A. Building Knowledge of the Field (BKOF)

Answer the following questions!


1. Have you ever read a novel or a short story?
2. Is it interesting or not?
3. What does it actually tell about?
4. Why do most teenagers like reading novels or short stories?

B. Model of the Text (MOT)

Why do the Hawk Hunt Chicks?

Once upon a time, a hawk fell in love with a hen. The hawk flew down

from the sky and asked the hen, “Will you marry me?”

63
The hen loved the brave, strong hawk and wished to marry him. But she said,
“I cannot fly as high as you can. If you give me time, I may learn to fly as high as
you. Then we can fly together. “
The hawk agreed. Before he went away, he gave the hen a ring. “This is to show that you
have promised to marry me, “said the hawk.
It so happened that the hen had already promised to marry a rooster. So when the rooster
saw the ring, he became very angry. “Throw that ring away at once!” shouted the rooster. The
hen was so frightened at the rooster’s anger that she threw the ring immediately.
When the hawk came a few months later, the hen told him the truth. The hawk was so
furious that he cursed the hen, “Why didn’t you tell me earlier? Now, you’ll always be
scratching the earth, and I’ll always be flying above to catch your children, “ said the hawk.

Answer the following questions!


1. What does the story tell about?
2. What did the hawk say after flying down the sky?
3. What is the main idea of paragraph 1?
4. What characteristics of the hawk did the hen like?
5. Why did the hawk give a ring to the hen?
6. Why was a rooster angry?
7. What did the hawk do to show his anger?
8. The word “furious” (paragraf 5 Line 2 ) is closest in meaning to
………..
C. Joint Construction of the Text (JCOT)
Identity the following items :
1. Language focus used !
2. The characteristics of narrative
a. ……….
b. ……….
c. ……….
d. ……….
3. Noun Formation

No. Adjective Verb Noun


1. Strong
2. promise
3. love
4. High
5. Show

4. Find the references of narrative stories in the library and make


the
summaries !
5. What do the dominant grammatical features the above text
contain?
6. Which sentence belongs to the past tense?

64
7. Which sentence belongs to the direct indirect?
8. Which sentence has a conjunction in it?
9. Which sentence belongs to the indirect sentence?
10. What lesson can you get after reading this narrative text.
D. Individual Construction of the Text (ICOT)
Make an essay of narrative story (for a free topic ) consist of 150
words !

--oo000oo—

65

Anda mungkin juga menyukai