Proposal ini disusun guna penyelesaian tugas pengganti Ujian Tengah Semester (UTS)
mata kuliah Kesehatan Masyarakat Pesisir
Dosen Pengampu : Idham Latief, SKM.,M.Epid.
Disusun oleh :
ABDULRAHMAN FAJAR MUSTOPA
ATIROH
DISYA HANNA RAHAYU
ENO NURJANAH
M. WISNU ADAM
SUMI MAYADA
WATI ISTIKOMAH
DAFTAR ISI
RINGKASAN PROPOSAL
BAB I
PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Desa Karangsong merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Indramayu
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat yang luas wilayahnya 24340,469 Ha. Dengan
perincian desa 243.067 Ha, luas tanah perumahan 7.862 Ha, luas tanah perempangan 204.067
Ha, luas tanah pekarangan 23872 Ha, luas tanah wakaf 0,50 ha, luas tanah kuburan 3 ha dan
luas tanah lain lan 10 Ha. Desa ini terletak disebelah timur pusat Kota Indramayu dengan batas
desa yakni sebelah utara Desa Pabean Udik sebelah selatan Desa Tambak sebelah timur Laut
jawa sebelah barat Kelurahan Paoman, di Desa Karangsong terdapat tempat pelelangan ikan
(PPI) dan wisata pantai yang dikembangkan kelompok penggerak wisata (Kompepar) praja
gumiwang dan ada wisata mangrove yang dikelola oleh kelompok pantai lestari.
Menurut data buku potensi Desa Karangsong tahun 2014, dinyatakan bahwa masyarakat
yang tinggal di desa ini berjumlah 5751 orang dengan memiliki jenis-jenis mata pencaharian
yang bervariasi setiap orangnya. Penduduk yang menetap di Desa Karangsong sebagian besar
adalah penduduk asli dan hanya sebagian kecil yang berasal dari luar desa. Adanya yang
bekerja sebagai nelayan, petani, buruh tani, jasa, pertukangan, wiraswasta atau perdagangan,
pegawai negeri sipil, swasta dan ABRI. Namun, dari beragamnya jenis-jenis mata pencaharian
yang dimiliki oleh masyarakat Desa Karangsong, mata pencaharian sebagai nelayan adalah
mata pencaharian dengan jumlah tertinggi yaitu 1621 nelayan atau buruh. Baik itu bekerja
dengan menggunakan perahu yang mereka miliki atau bekerja sebagai anak buah kapal atau
buruh. pekerjaan sebagai nelayan atau buruh nelayan bukan hanya dilakukan oleh orang tua
atau orang dewasa melainkan anak-anak yang masih bersekolah juga bekerja sebagai buruh
nelayan. Usia anak-anak yang bekerja sebagai buruh nelayan ini pun beragam, dimulai dari
anak usia 8 tahun hingga 12 tahun.
Pendapatannya sangat bergantung pada sistem bagi hasil yang ditetapkan oleh pemilik
kapal dan pemilik modal (juragan bakul). Oleh karena itu, penghasilan orang tua dari anak
buruh nelayan yang minim dan tidak mencukupi perekonomian keluarga membuast anak-anak
ini bekerja menjadi buruh nelayan.
Di Desa Karangsong Indramayu notabene daerahnya masih mengalami permasalahan
kemiskinan, nelayan nelayan yang ada di Desa karangsong Kecamatan Indramayu masih
berada dibawah garis kemiskinan, laut yang mempunyai sumber daya sangat melimpah
seharusnya bisa dijadikan sebagai peluang untuk keluar dari permasalahan tersebut. Kenyataan
nya keluarga keluarga nelayan masih banyak hidupnya yang masih berada dibawah garis
kemiskinan, kondisi keluarga nelayan desa Karangsong tersebut khususnya nelayan kecil
termasuk dalam keluarga pra sejahtera. Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari pun masih
serba kekurangan. Sehingga menimbulkan banyak permasalahan lainnya. Hal tersebut
disebabkan adanya ketidakseimbangan antara penduduk pesisir dengan sumber daya yang
melimpah.
2. Permasalahan Mitra
Masalah kependudukan masyarakat yang dihadapi dalam penelitian kali ini mengenai
pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa Karangsong yang notabene adalah masyarakat
pesisir pantai yang bermata pencaharian nelayan .
Permasalahan yang didapatkan dari jurnal “Analisis Deskriptif masalah kesehatan
masyarakat pesisir desa karangsong mengenai hal kependudukan adalah di permasalahan
pendidikannya yang masih banyaknya masyarakat pesisir karangsong berpendidikan hanya
tamat di bangku SD bahkan tidak tamat SD, sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai hal kesehatan seperti, memliki jamban sehat. Berdasarkan jurnal tersebut
tingkat pendidikan masyarakata yang masih rendah juga mempengaruhi penghasilan
masyarakat desa karangsong, karena jika pendidikan rendah masyarakat hanya bisa bekerja
secara fisik tidak dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga penghasilan rendah ini sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi walaupun bukan hanya
faktor ekonomi saja masyarakat karangsong yang mempengaruhi kebutuhan gizi oleh karena
itu akan mempersulit untuk mensejahterakan kesehatannya.
Untuk mengatasi masalah kependudukan khususnya tentang masalah ekonomi
masyarakat Desa Karangsong, maka kami mahasiswa Program,Studi Sarjana Kesehatan
Masyarakat STIKes Indramayu akan mengadakan Pelatihan mengenai “Pengasapan Ikan di
Desa Karangsong”. Pelatihan tersebut berguna untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang pengelolaan ikan sehingga dapat dijual dengan harga yang mahal serta dapat
meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam bidang ekonomi.
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
1. Solusi
a. Mengadakan pelatihan mengenai pengelolaan sumber daya alam hasil laut yang tersedia
di karangsong, agar memiliki daya jual tinggi guna menunjang perekonomian serta
pengetahuan dalam pengelolaan hasil laut di masyarakat desa karangsong agar lebih
sejahtera.
b. Melakukan kelas edukasi terkait pengelolaan sumber daya alam hasil laut yang tersedia
di desa karangsong dengan menghadirkan tenaga pendidik khusus dibidangnya.
c. Permasalahan kepemilikan jamban sehat yang masih banayak masyarakat yang belum
memilikinya bisa dilakukan dengan pendekatan dan memberikan pemahaman betapa
pentingnya jamban bagi kesehatan keluarga, dan memberikan edukasi kesehatan
mengenai syarat dan ketentuan pembuatan jamban sehat bukan hanya jamban namun
bagaimana rumah yang sehat juga. Serta mengusulkan program arisan pembangunan
jamban sehat di desa karangsong.
Dari ketiga usulan tersebut kami mengambil salah satu program yang sekiranya cocok
dikembangkan untuk masyarakat pesisir desa karangsong. Yaitu di point satu dimana
“Mengadakan pelatihan” disini kami akan mengadakan pelatihan terkait Pengasapan Ikan ini
dikarenakan banyaknya masyarakat pesisir desa Karangsong yang bermata pencarian nelayan
sangat sayang ketika mereka hanya menjualnya dalam keadaan mentah. Jadi diharapkan
program “Pelatihan Pengasapan Ikan” ini dapat membantu permasalahan ekonomi yang terjadi
di masyarakat pesisir desa karangsong.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
2. Metode Pendekatan
Peran yang dilakukan oleh masyarakat Desa Karangsong nantinya dalam pelaksanaan
program adalah masyarakat ikut dan terjun langsung dalam proses pelatihan Pengasapan Ikan
Laut, supaya kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya hasil laut dapat
meningkat.
4. Evaluasi Program
Evaluasi program ini akan dilakukan dengan cara melakukan controling secara langsung
yaitu mengumpulkan kembali masyarakat di tempat yang sebelumnya sudah disepakati akan
menjadi lahan untuk melaksanakan program Pengasapan Ikan Laut dalam hal ini masyarakat
sudah harus bisa melakukan pengasapan ikan secara mandiri tanpa dibantu dalam proses
pembuatannya dan melihat juga apakah perekonomian masyarakat sudah lebih mebaik dari
sebelumnya.
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
1. Pengabdian kepada Masyarakat, adalah kegiatan yang berorientasi pada pelayanan masyarakat
dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan seni terutama dalam menyelesaikan permasalahan
masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa. Hal ini ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SN DIKTI), yang kemudian dikuatkan kembali melalui Peraturan Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
dalam Bab I Ketentuan Umum pada pasal 1 dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan Tinggi
adalah satuan standar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Nasional
Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Dalam upaya mengarahkan
Perguruan Tinggi untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) khususnya dalam
pelaksanaan dharma Pengabdian kepada Masyarakat, setiap perguruan tinggi diharapkan dapat
mengelola kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang memenuhi delapan standar sebagai berikut :
a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal hasil pengabdian
kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan
teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal tentang kedalaman
dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat.
c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal tentang
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
kegiatan.
d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal tentang
penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat.
e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal
kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal
tentang sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada masyarakat
dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat.
g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat, yaitu merupakan kriteria
minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengarahkan kegiatan
Pengabdian kapada Masyarakat di perguruan tinggi agar dilaksanakan dengan mengikuti standar dan
tujuan di atas. Penerapan Standar Pengabdian kepada Masyarakat tersebut diharapkan menjadi
pendorong bagi perguruan tinggi untuk dapat:
Penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi telah dilakukan tiga kali, yaitu kinerja penelitian
periode 2007-2009, periode 2010-202, dan periode 2013-2015. Sebagaimana penilaian kinerja
penelitian, penilaian kinerja pengabdian kepada masyarakat dilakukan setiap tiga tahun sekali
berdasarkan indikator capaian yang ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Penilaian kinerja pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi telah mulai dilaksanakan pada
tahun 2016 untuk periode kinerja tahun 2013-2015 dan penilaian berikutnya untuk periode kinerja tahun
2016-2018. Proses penilaian kinerja pengabdian kepada masyarakat diilustrasikan sebagaimana pada
Gambar 1. Penilaian kinerja pengabdian kepada masyarakat dilakukan dari hasil olahan data kinerja
pengabdian kepada masyarakat yang diisikan secara secara daring (online). Pengisian dilakukan oleh
operator perguruan tinggi dengan memasukkan data standar nasional
2. Tulisan/naskah bersumber dari karya mahasiswa pada bidang akademik seperti Praktek Lapang,
Kuliah Kerja Nyata, Magang, Penelitian (bagi mahasiswa yang membentuk Kelompok Studi/Riset
misalnya), Studi Kasus Kelompok dalam rangka Tugas Khusus Mata Kuliah tertentu, serta kegiatan
lain seperti PKM-P, PKM-T, PKM-K, PKM-M dan Penelitian Inovatif terkait dengan kegiatan Program
IM HERE atau sejenisnya. Karya tersebut telah dilaksanakan kelompok mahasiswa yang
menuliskannya. Jumlah anggota kelompok 3 s/d 5 orang dan merupakan mahasiswa program S1 atau
Diploma yang masih aktif. Dari 1 kelompok tersebut terdiri dari ketua, anggota kelompok dan dosen
pembimbing.
BAB V
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
Tabel 5.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya Program PKM Yang Diajukan
4 Pengadaan Media
Promosi Pelatihan
5 Menjalankan Pelatihan
6 Pemasaran Produk
Referensi