Anda di halaman 1dari 106

T

I E

t UJ
J\, l'
1'
o
I
J

ITI
!3
3
D
E H F w
ITI
E m t I

N
T (#T
-
F
o
H
F
-
e
CA
*

f, D
B tF
?
*
te)
*,
IT
f

Bahan Tayang Materi Sosaalisasi Empat pilar MpR RI


Pancasila, UUD NRr rahun 1945 serta Ketetapan MpR Rr, NKRr dan Bhinneka Tunggal rka
Edisi Revisi

Cetakan Pertama : Maret 2005


Cetakan Kedua : Maret 2006
Cetakan Ketiga : Maret 2007
C-etakan Keempat : Mei 2008
Cetakan Kelima : Oktober 2008
Cetakan Keenam : Mei 2009
Cetakan Ketujuh : Oktober 2009
Cetakan Kedelapan : Januari 2010
Cetakan Kesembilan : Juni 2010
Cetakan Kesepuluh : Februari 2011
Cetakan Kesebelas : Januari 2012
Cetakan Keduabelas : November 2012
Cetakan KeUgabelas : April 2013
Cetakan Keempatbelas : Maret 2014
Cetakan Kelimabelas : Juni 2015
Cetakan Keenambelas : Aprll 2016
Cetakan Ketujuhbelas : April 2017
vlii + 100 halaman

Sekr€tafat Jenderal MPR RI


ll. Jend. Gatot Subroto No.6 Jakarta - 10270

I
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBUK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Sesuai amanat Pasal 5 huruf a dan huruf b Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan Undang
Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3), Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
ditugasi untuk memasyarakatkan Ketetapan MPR, Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal lka kepada masyarakat di seluruh wilayah tanah air.
Dalam rangka melaksanakan tugas sesuai amanat Undang Undang Nomor 17 Tahun 20t4 jo. Undang Undang Nomor 42
Tahun 2014 tersebut, maka Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia melaksanakan pemasyarakatan empat pilar MPR yang
terdiri dari pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal lka sebagai semboyan negara.
pemasyarakatan empat pilar MPR RI harus dapat dipahami secrra utuh dan menyeluruh oleh seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu pemyampaian materi empat pilar MPR RI oleh para narasumber sosialisasi harus dilakukan melalui metode dan bahasa
yang sesuai dengan segmentasi masyarakat, sehingga materi sosialisasi empat pilar MPR RI mudah dipahami oleh masyarakat.
Buku bahan tayang materi sosialisasi empat pilar MPR RI yang berisi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik
Indonelia sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggat lka sebagai semboyan negara adalah alat bantu bagi para narasumber
sosialisasi dalam menyampaikan materi sosialisasi empat pilar MPR RI.

(l
semoga penerbitan buku bahan tayang empat pitar MPR RI ini dapat mempermudah masyarakat dalam memahami materi
sosialisasi empat pilar MPR RI.

Jakarta, April 2017


SEKRETARIS JENDERAI,

MA?UF CAHYONO, SH.MH.

.{

*
i

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAI(AT


REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN
PIMPINAN BADAN SOSIALISASI
MA' ELIS PERM USYAWARATAN RAI(YAT RE PU BLIK IN DON ESIA
Assalam u'a la ikum Wara hmatullahi Waba rakatuh

Untuk lebih memberikan pemahaman dan wawasan tentang kebangsaan, MPR memasyarakatkan nilai Kehidupan
Bermasyaraka! Berbangsa, dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sefta
Ketetapan MpR, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. Pemasyarakatan ini sangat penting agar nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya dapat hidup ditengah-tengah masyarakat.
Mengingat pentingnya nilai-nilai luhur budaya bangsa tersebut, sesuai dengan amanat Pasal 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2Ot4 jo Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD; MPR membentuk Badan Sosialisasi yang salah
satu tugasnya memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Usaha untuk mewujudkan cita-cita reformasi dan pelaksanaan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara
secara konsekuen sefta untuk mengakhiri berbagai persoalan yang terjadi saat ini, jelas memerlukan kesadaran dan komitmen
seluruh warga masyarakat untuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional, yang hanya dapat dicapai apabila setiap warga
masyarakat mampu hidup dalam kemajemukan dan mengelolanya dengan baik.
pancasita, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka
Tunggal Ika, serta Ketetapan MPR merupakan modal untuk membangun bangsa yang majemuk. Oleh Karena itu, pemahaman yang
komprehensif terhadap materitersebut merupakan suatu keharusan dan kebutuhan.
Dalam rangka memudahkan menyampaikan materi sosialisasi, Badan Sosialisasi sebagai Alat Kelengkapan MPR yang beftugas
menyusun materi dan metodologi serta memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan pemasyarakatan secara menyeluruh,
telah menyusun dan menerbitkan buku Bahan Tayang Materi Sosialisasi. Bahan Tayangan ini merupakan
alat bantu unfuk
memudahkan narasumber atau Anggota MPR dalam menyampaikan dan menjelaskan miteri, agar dapat dengan
mudah dipahami
oleh masyarakat. oleh karena itu, penggunaan bahan tayangan ini tetap mengacu kepada oa'nai-uanan y.ng 6tun
oiteroittan oen
MPR RI.

Buku ini memuat 5 (lima) materi, yaitu :

1, Pancasila;
2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Bhinneka Tunggal Ika;
5. Ketetapan MPR.
Menjadi harapan Badan Sosialisasi MPR, buku ini dapat mendukung peran Anggota MPR dalam melaksanakan tugas sosialisasi.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Januailz}!7
PIMPINAN BADAN SOSIALIASI MPR RI,
Ketua,

Dr. H. AHMAD BASARAH, M.H.


Wakil Ketua Wakil Ketua,

IT. ALIMIN ABDULI.AH EDHY M.M., M.B.A.


W Ketua, Wakil Ketua

Prof r. BACHTIAR MA. Drc. H. ZAINUT TAUHID SA,ADI, M.Si.


MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBI.IK INDONESIA

SAMBUTAN
PIMPINAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA PERIODE 2OL4.2OL9

Assa la m u'a la ik u m Wa ra h ma tu Ila h i Wa ba ra ka tu h

Nilai-nilai Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan nilai dan norma bangsa yang
harus dipahami masyarakat yang menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Upaya yang perlu dilakukan agar dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh komponen masyarakat adalah dengan melakukan
penyebarluasan materi tersebut kepada masyarakat. Untuk itu, kegiatan pemasyarakatan (sosialisasi) nilai-nilai luhur bangsa menjadi
suatu kebutuhan.
Sesuai dengan amanat Pasal 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 20t4 jo Undang-Undang Nomor 42Tahun 2014 tentang MPR,
DPR, DPD, dan DPRD yang menetapkan bahwa tugas Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia adalah memasyarakatkan
Ketetapan MPR; memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika; mengkaji sistem ketatanegaraan, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, sefta pelaksanaannya; dan menyerap aspirasi masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014, disusun buku bahan tayang yang memuat materi
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal
Ika dan Ketetapan MPR.
Bahan Tayangan ini merupakan alat bantu untuk memudahkan narasumber atau Anggota MPR dalam menjelaskan materi
sosialisasi agar dapat dengan mudah dipahami oleh masyarakat. Oleh karena
itu, penggunaan bahan tayangan ini haruslah tetap
mengacu kepada buku-buku yang telah diterbitkan oleh MPR.

('a
Akhirnya, semoga penerbitan buku Bahan Tayangan Materi Sosialisasi ini agar dapat mendukung tenruujudnya pemahaman
yang utuh dan lengkap mengenai nilai-nilai luhur bangsa oleh berbagai elemen masyarakat.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wa barakatuh

Jakarta, Januari 2017


PIMPINAN MPR RI,
Ketua,

a ./

Dr. (H.C.) H. ZULKIFLI HASAN, S.E., M.M.

Wakil Ketua, Ketua,

EVERT ERNEST MANGTNDAAN, S.I.P. H. MAHYUDIN, T., M,M.


Wakil Ketua,

Dr. (H.C.) OESMAN SAPTA


I

MA'EIIS PERMUSYAWARATAN RAI(YAT


REPUBUK INDONESIA

BAHAN TAYANG
MATERI SOSIATISAS EMPAT P tAR MPR RI

PANCASILA, UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN I945


SERTA KETETAPAN MPR RI, NEGARA KESATUAN REPUBTIK NDONESIA DAN BHINNEKA
TUNGGAT IKA

SEKRETARI,AT JENDERAL MPR RI


TAHUN 2OL7

(!.
1
SOSIAL SASI EMPAT PILAR
MPR RI
Pancasila sebagai Dasar dan
Ideo ogi Negara

Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun L945 sebagai Konstitusi
Negara serta Ketetapan MPR

Negara Kesatuan Republik Indonesia


sebagai Bentuk Negara

hinneka Tunggal lka sebagai


Se oyan Negara
2
(i DASAR HUKUM SOSIALISASI EMPAT PILAR MPR I

TUGAS dan
PERATURAN MPR RI NOMOR l TAHUN KEWAJ IBAN
2Ot4 Tentang ANGGOTA MPR
Tata Tertib MPR Rl MEMASYARAKATKAN
{1
Pasal 6 hurufa dan b, Pasal 13 hurufc EMPAT PILAR MPR RI
tr

C.
3
TANTANGAN KEBANGSAAN
Menurut TAP MPR No.Vt Tahun 2001 Tentang Etika Keh dupan Berbangsa

Kurangnya keteladanan da am sikap dan perilaku


sebagian pemimpin dan tokoh bangsa.

6
TANTANGAN KEBANGSAAN 4
Menurut TAP MPR No.Vl Tahun 2001 Tentang Etika Kehidupan Berbangsa

E Pengaru Globa isas


keh dupan yang sema in
e as dan persain a
a tar angsa yang
semak n tajam.

Makin Kuatnya intens tas


intervensi kekuatan
A global dalam perumusan
kebijakan nasional.

ta
( s
t'
I

-m

cII
c/\
-
z
!
D
zrl
2
F
jtl
! m
E
zf') o
D
g
2
r ln
7
I
z
I
-
m
o
F
o
o
ztn
o
v

o)
7
PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

Pancasila Sebagai Dasar Negara berarti Pancasila menjadi dasar untuk


mengatur penyelenggaraan negara dan seluruh warga negara lndonesia.

sar Negara Republik lndonesia Tahun


ila-sila Pancasila sebagai dasar negara
itulah dalam hukum positif lndonesia
secara yuridis-konstitusional sah, berlaku, dan mengikat seluruh lembaga
negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara, tanpa kecuat[

Pancasila sebagai ideologi neg ara, dapat dimaknai sebagai sistem kehidupan
nasion al yang meliputi aspek etika/moral, politik, ekonom-i, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan dalam rangka penc apaian cita-cita dan tujuan 6angsa
yang berlandaskan dasar negara.

Sumber : Buku Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara ,2OL2, hal. 87 - 94
8
PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANITIA KECIL/PANITIA SIDANG PPKI


SEMBILAN (PANCAS|TA DArAM
(PANCASILA DALAM PEMBUKAAN
PIAGAM JAKARTA) uuD TAHUN 194s)
22 JUNr 194s 18 AGUSTUS 1945

Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 luni 1945 , 22 Juni ,:g4', hingga
teks final 18 Agustus 1945, dapat dimaknai sebagai satu kesatuan dalam proses kelahiran pancasila
sebagai dasar negara. (Sumber: Buku Empat Pilar MPR, 2OL2, hal 41)
I SEJARAH PEMBENTUKAN
BADAN PENYEL D K USAHA.USAHA PERS APAN
KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI)
Dimasa Akhir Perang Asia Timur Raya Tahun L945, Pada Tanggal 29 Apri L945,
Dibentuk Suatu Badan Yang Diberi Nama BPUPKI Yang Bertugas Untuk Menyelidiki
Ha -hal Penting Yang Berhubungan Dengan Berbagai Hal Yang Diperlukan untuk
Kemerdekaan Bangsa lndonesia.

SUSUNAN PENGURUS
BPUPKI TERDIRI DARI
69 ORANG + 7
ANGGOTA ISTIMEWA.
KETUA BPUPKI
MASA S DANG ADALAH MASA S DANG II
( 29 Mei - l Juni 1945)
DR. K.R.T RADJIMAN (10 - 17 Juli 1945
WEDIODININGRAT

MEMBICARAKAN
MEMBAHAS
PERUMUSAN DASAR
RANCANGAN UNDANG-
NEGARA INDONES!A
UNDANG DASAR
MERDEKA
10
SUSUNAN PENGURUS BPUPKI
Ketua : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
WakilKetua I : ltjibangase Yosio
WakilKetua ll : Raden PanjiSoeroso
Anggota Anggota Anggota Tambahan
Masa Sidang I (29 Mei - 1 Juni 1945) Masa Sidang I (29 Mei - 1 Juni 1945) Masa Sidang ll (10 - 17 Juli 1945)

1 A.R.Baswedan 31 Mr. K.R.M.T Wongsonagoro 6'1 Abdul Kaffar


2 Abdoel Kadir 32 Mr. Mohammad Yamin 62 B.K.P.A Soerjo Hamidjojo
3 A. Kahar Moezzakir 33 Mr, R. Ahmad Soebardjo 63 Pangeran Mohammad Noor
4 AbikoesnoTjokrosoejoso 34 'Mr, R. Hindromartono 64 K.H. Abdul Fatah Hasan
5 Agus Muhsin Dasaad 35 Mr, R. Mas Sartono 65 Mr. Mas Besar Martokoesoemo
6 Bendoro Pangeran Hario Poeroebojo 36 Mr R. Pandji Singgih 66 R. Asikin Natanegara
7 Bendoro Pangeran Hario Bintoro 37 Mr R. Samsoedin
8 R. Boentaran Martoatmodjo 38 Mr R. Sastromoeljono
Anggota lstimewa
9 Dr.Samsi Sastrawidagda 39 Mr R. Soewandi
10 Dr.SoekimanWirjosandjojo 40 Mr. Soesanto Tirtoprojo
1 lde Teitiro
"11 Drs. K.R.M Ario Sosrodiningrat 41 Mr. Tan Eng Hoa
2 Itagaki Masamitu
12 Drs. Mohammad Hatta 42 Ny. Mr. Maria Ulfa Santoso
3 Masuda Toyohiko
'13 KH. Abdoel Wachid HasYim 43 Ny. R. Soekaptinah S. Mangoenpoespito
4 Matuura Mitikiyo
14 H. Agus Salim 44 Oei Tiang Tjoei
5 Miyano Syoozoo
15 lr. R. Ashar Sutedjo Moenandar 45 Oei Tjong Hauw
6 Tanaka Minoru
16 lr.R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo 46 P.F. Dahler
7 Tokonomi Tokuzi
17 lr. Soekarno 47 Parada HarahaP
18 K.H Abdoel Halim 48 Prof. Dr.Mr. R. SoePomo
'19 K.H Ahmad Sanoesi 49 Prof. Dr. Pangeran Ario Housein Djajadiningrat
20 K.H. Mas Mansoer 50 Prof. Dr. R. Asikin Widjajakoesoema
21 K.H. Masjkoer 51 Prof. lr. R. Rooseno
22 K.R.M.T Hario Woerjaningrat 52 R.A.A Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
23 Ki Bagoes Hadikoesoemo 53 R.A.A Wiranatakoesoemah
24 Ki Hadjar Dewantara il R. Abdoelrahim PratalYkrama
25 Lim Koen Hian 55 R.M Margono Djojohadikoesoemo
26 Mas Aris 56 R.M .T Ado Soerjo
27 MasSoetardjoKartohadiekoesoemo 57 R. Otto lskandardinata
28 Mr. A.A Maramis 58 R. Roeslan Wongsokoesoemo
29 Mpt.Dr-RKoesomaatmadja 59 R. Soedirman
30 Mr. J. Latuharhary 60 R. Soekardjo Wirjopranoto

Sumber : Setjen tVIPR Rl, Konstitusi dan IVPR Dalam Dinamika Sejarah, 2014, hal 61-62
lIl
fitI
N
tll
sG
N
F
o
N

z
G
L
G
- ol
(u

f
-?
tr
L
(,
tr
tr
G
F !
rE

o 5
gl

zu,
E
oLG
o
tr
E
G
5
c
Y E
s(,
EI v
o
CD
-L
g
G
a-

fl
G

o 4
E
ut
I
ko Y
:
tr
L
(,
J

-o- U'
E
I
YI

zo
o-

r
i-
]

1A
E
IJ
tr X
o
nt
tr 9F= FT
\J
t'
E
tr
AqETH
--
!^.
l'f .' DIA
tv
'J l+i !
lrt
3 q3' ch
ol.
pc D
!!I
?
at
E
H
a'> p
H
2
I
-r
$
rl
)
V (./
g
E'
)
-/o\ {
J
q
tr
!qr
f
o
tr E'
rl
u nl
1l
f
lo
5 l-
g
$
D
o
5
tr !
o
rl
f
o
lo
D
!r
lr
!t
N
0
t
N
J
Ir
IT
UI
Ft
V
A
fI- .Fl
rF{
t- L.
,IY
An
bY$ FfY - d- lE.-
A VA. i.( /t

=$
.\ a U
--l h
,i.11 AF- rlr -!
dJ(
iI: r-.4
I "l'" F' tt
xul hu \rrl NG
Eo{Jq i/vil sE
at
VF l-
a Ns -a:ocq
.i 4-
,ryA il
G
!-o -{
1:tA * E
:TE
.H vtJfr{
a\ N
fiE
.;g
a

t-c "- g il,--..


:ET
FI
G
gr
ts\J o
l=l E
A L
o
E
E
t!
tr ,,,-_ IF.+
' i^'A{+-
st'. 1t
TE
5
o
E E
oGL
o
IIJ o
E
U' TE

tEa
I ft ao
{ rd- ,a.
rfi
\,
ta- -L
l-
i(I
-- G
L

l _d
dq
.! iF G
ta
=t
7 ^c0l- 4="ta
-!a
G
c

t
,irA- E
IU
-X
)l
r;;F I
. \t/
rEY
E{ \J
.
. Vri
Fiil
=
E
aa

a l-rl L
o
G
E
Il
UI

.t
i.-t
''r$

(o
F
14
PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan lndonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat lndonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara lndonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat lndonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darah lndonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
J(emerdekaan Kebangsaan lndonesia itu dalam suatu Undang'Undang Dasar Negara lndonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada : Ketuhanan denoan kewaii n menialankan svariat lslam baoi oemeluk-
pemeluknya , Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam . permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat lndonesia.
15
SUSUNAN PENGURUS
PANtflA PERS APAN KEMERDEI(tuAN INDONES A (ppKt)
o Ketua : Soekarno
a
Wakil Ketua : Drs. Moh. Hatta

1 Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat


2 Raden.Pandji Soeroso
3 AbdoelKadir
4 Bandoro Pangeran Hario poeroebojo
5 H. AbdoelWachid Hasjim
6 KiBagoesHadikoesoemo
7 Mas Soetardjo Kartohadikoesoemo
8 Prof. Dr. Mr. Soepomo
9 R. Otto lskandardinata
10 B.K.P.A Soerjo Hamidjojo
11 A.A. Hamidhan
12 Mr. J. Latuharhary
13 lGusti Ketut pudja
14 Sam Ratulangi
15 Andi Pangeran
16 Dr. Amir
17 Abdoellah Abas
18 Mr. T. Mohammad Hassan
19 Yap Tjwan Bing

Sumber: Setjen IVPR Rl, Konstitusi dan tVPR Dalam Dinamika Sejarah, 2}14,hal 95-g7

,
a
A?E
I
__.ap
n;r.
Eg
:t .tr
s

fr tF
iI

_.1, F,
O

* ,a-a .
o)

{
o ara,

.a
H
o
rL* a,
,
I

lf

J
17
PEMBUKAAN UUD TAHUN 1945
(Disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI)
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
trnuln, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebagsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Pers-atuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam pennusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewrriudkan
suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

NASKAH PEN,{BUKAAN UUD TAHT]N 1945 TERSEBUT


N4ERUPAKAN KESEPAKATAN FINAL, SAH DAN N4ENGIK,{T SELURUH I{AKYA'I DAN BANGSA
INDONESIA. SEJAK DISAI]KAN TANGGAL 18 AGUSTUS 1945, PANCASILA RESNII \4ENJADI
DASAR NEGARA
PRINSIP.PRINSIP DALAM PEMBUKAAN (PREAMBULE) 18
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Pengakuan Terhadap Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
Eksistensi Bangsa keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
lndonesia sebagai Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Negara yang ber Tuhan
Kemudian daripadaitu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
1. Hakikat Tujuan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Negara; Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
2. Cara Mencapai bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
Tujuan Negara kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Melalui Hukum Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Dasar dan Negara Indonesia, ydng terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Kedaulatan Rakyat; Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang
3. Prinsip Dasar Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
Penyelenggaraan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Negara. permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewuiudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
{9
I
TISAR NILA N LAI
YANG TERKANDUNG DALAM PANC S LA

S LA KETUHA
Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa fndonesia adalah

Pada Indonesia wajib untuk menyembah

Pada prinsipnyo, bangsa fndonesia melaksanakan perintah

bangsa Indonesia menjalankan perintatr


20

SILA KEN/ANUSI

Pada

Pada menegaskan bahwa Indonesia


adalah yang engh endaki a-b
dunia nilai-

Pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia


dari kemanusiaan universal
2:1

Pada pnya menegaskan bahwa kita mendirikan suatu

batrwa Persatrran Indonesia


yang melindungi

Pada menegaskan bahwa Persatuan Indonesia adalah

Pada prinsipnya .menegaskan Indonesia bukanlatl


22

SILA KERA
DALAIM P E Rt\/l U SYAWARATAN/P

Pada menegaskan bahwa negara Indonesia adalah

Pada rnen bahwa Indonesia

Pada pnya menegaskan bahwa Indonesia

tidak

Pada Ind.onesia dalam mengambil keputusan


23

SILA K
INDONES A

Pada Indonesia didirikan untuk

Pada dalam negara Indonesia setiap warga


untuk men aan

Pada prinsipnya Indonesia wajib menj amin setiap


KESEPAKATAN DASAR @
PERUBAHAN UUD 1945
BAHAN TAYANG
UNDANG.UNDANG DASAR
NEGARA REPUBTIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI


TAHUN 2OL7
25
UNDANG.UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 SEBAGAI HUKUM DASAR

UNDANG-UNDANG DASAR
mengatur 4 hal penting :

1. Prinsip kedaulatan rakyat


dan negara hukum.
2. Pembatasan kekuasaan
Or$Elll-Organ negara.
3. Mengatur hubungan antar
lembaga-lembaga negara.
4. Mengatur hubungan
kekuasaan antar lembaga-
lembaga negara dengan
warga negara.

Merupakan hukum dasar tertulis dan tertinggi


serta merupakan puncak dari seluruh
peratura n perundang-undangan.
26
SEJARAH PER'ALANAN UNDANG.UNDANG DASAR

UUD NRI
Tahun
1945 Hasi
Perubahan

1, Perubahan
pertama tahun
1999, dltetapkan
Tanggal 19
Oktober 1999.
2. Perubahan
kedua tahun
2000, ditetapkan
tanggal 1B
Agustus 2000.
3. Perubahan
ketiga tahun
2001, ditetapkan
tanggal 9
November 2001,
4. Perubahan
keempat tahun
2002, ditetapkan
tanggal 10
Agustus 2002.
27
PROSES PERUBAHAN
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
Tuntutan Sebetum Latar Belakang Tujuan Perubahan
Reformasi Perubahan Peru ba ha n
1. Menyempumakan aturan
Antara lain: Pembukaan 1, Kekuasaan tertinggi di tangan
dasar, mengenai:
1. Amandemen UUD 1945 2. Batang Tubuh MPR
- 16 bab 2. Kekuasaan yang sangat besar 1. Tatanan negara
2. Penghapusan doktrin pada Presiden 2. Kedaulatan Rakyat
- 37 pasal
Dwi Fungsi ABRI
- 49 ayat
3. PasaFpasal yang terlalu "luwes" 3. HAM
sehingga dapat menimbulkan 4. Pembagian kekuasaan
3. Penegakan hukum,
- 4 pasal Aturan mulUtaEir
HAM, dan 4. Kewenangan pada Presiden
5. Kesejahteraa n Sosial
Peralihan 6. Eksistensi negara demokrasi
pemberantasan KKN - 2 ayat Aturan untuk mengatur haFhal penting
dengan undang-undang dan negara hukum
4. Otonomi Daerah Tambahan 5. Rumusan UUD 1945 tentang 7. Hal-hal lain sesuai dengan
5. Kebebasan Pers 3. Penjelasan semangat penyelenggara perkembangan aspirasi dan
6. Mewujudkan kehidupan negara belum cukup didukung kebutuhan bangsa
demokrasi ketentuan konstitusi

Hasil Perubahan Sidang MPR Kesepakatan Dasar Dasar Yuridis


1. Pembukaan 1. Sidang Umum MPR 1999 1. ndak mengubah Pembukaan
UUD T945
1. Pasal 3 UUD 1945
2. Pasal-pasal: Tanggal 14-21 Okt 1999
2. Tetap mempertahankan 2. Pasf,l37 UUD 1945
- 21 bab 2. Sidang Tahunan MPR
Negara Kesatuan Republik
- 73 pasal 2000 Indonesia 3. TAP MPR No.DVMPR/1999
- 170 ayat Tanggal 7-18 Agt 2000 3. Mempertegas sistem 4. TAP MPR No.IX/MPR/2000
- 3 pasal Aturan Peralihan 3. Sidang Tahunan MPR presidensiil
2001 4. Penjelasan UUD 1945 yang s. TAP MPR No.XVMPR/2001
- 2 pasal Aturan memuat haFhal normatif akan
Tanggal 1-9 Nov 2001
Tambahan 4. Sidang Tahunan MPR dimasukan ke dalam pasal-
2002 pasal
Tanggal 1-11 Agt 2002 5. Perubahan dilakukan dengan
cara "adendum"
28 NASKAH RESMI UNDANG.UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN L945
Naskah Undang-Undang Dasar Negara Repub ik Indonesia Tahun Lg4S yang
ditetapkan pada tangga 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembati dengan
Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pia"
tangga! 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwaki an Rakyat (sebagaimana tercantum
dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

Naska h Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945 (hasi! Sidang Umum MPR Tahun 1999), sebagaimana tercantum
dalam Lembaran Negara Nomor 11 Tahun 2006
Naska h Perubaha n Ked u a U nda ng- U nd a n9 Da sa r N egara Repu bt ik Indo nesia
Tahu n 1 945 (hasi I Sida n9 !a hu na n M PR Tah un 2 00 0 ), se ba 9ar man a terca ntu m
dalam Lem ba ran ra Nomor 1 2 Tah u n 2006
Naska h Peruba ha n Ketiga U nda ng-u ndang Da sa r N e9ara Repub! ik Indonesia
Tah un 1 945 (has I Sidang Tah una n M PR ta hu n 200 1 ), sebag ma na terca ntu m
d a la m Lem bara n N o m or 1 3 ta hu n 2006
Naskah Peruba ha n Keem pat u nda n9 u ndang Dasar N e9a ra Repu bl k I ndonesia
Tahu n 1 945 ( has I Sida ng !a h unan M P R ta hu n 2OO2), sebaga ima na terca ntu m
dala m Lem ba ran Nega ra Nomor t4 Ta hu n 2006
+

2
BENTUK DAN KEDAULATAN
BAB I
30
PENATAAN KEKUA AAN/LEMBAGA N ARA

UUD NRI TAHUN 1945 PUSAT

I
kpu BPK bank
sentra I
Presiden
kementerian
DPR MPR DPD MA MK KY
badan-badan lain
negara yang fungsinya
dewan ber kaitan dengan
pertimbangan
kekuasaan
TNI/POtRI kehakinran

Penruakilan Pemerintahan Daerah


BPK Provinsi Provinsi Lingkungan DAERAH
Gubernur Peradilan Umum
ngan
Peradilan Agama
Pemerintahan Daerah
n
Bupati/ Peradilan Militer
DPRD
Walikota
Peradilan TUN

Presf cJen
MAJ ELIS PERM USYAWARATAN RAKYAT 31
BAB II
ANGGOTA
DPR
d tambah
UTUSAN
DAERAH dan
GOLONGAN

Wewenang Sebelum Perubahan


1. Menetapkan dan mengubah UUD t945;
2. Menetapkan garis-garis besar daripada
haluan negara;
3. Memilih dan memberhentikan Presiden dan
Wakil Presiden;
4. Membuat Putusan yang tidak dapat
dibatalkan oleh lembaga negara lainnya;
5. Memberikan penjelasan/penafsiran
terhadap Putusan MPR;
6. Meminta peftanggungjawaban Presiden.
32
MEKANISME PERUBAHAN UNDANG-UNDANG D SAR

LEMBAGA YANG
BERWENANG PROSES PERUBAHAN OBJEK PERUBAHAN

Usul perubahan diajukan secara


diajukan oleh teftulis dan
ditunjukkan dengan
sekurang- jelas bagian yang
kurangnya 1/3 diusulkan untuk
dari jumlah diubah besefta
anggota MPR alasannya Yang tidak dapat
[Pasal 37 (1)x'r'<*x] [Pasal 37 (2)x*x*1 dilakukan perubahan

1. Pembukaan Undang-
Undang Dasar
Putusan dllakukan (Kesepakatan Dasar)
dengan perc€tuiuan sidang MPR dihadiri
sekurang-kurangnya oleh sekurang-
2. Bentuk Negara
Kesatuan Republik
50o/o f l anggota kurangnya 213 dari Indonesia
dari seluruh anggota jumlah anggota MPR
MPR [Pasal 37 (3)**xx1
[Pasal 37 (5)xxxx]
[Pasal 37 (4)xx**1
DEWAN PERWAKILAN RAI(YAT 33
BAB VII
anggota DPR
dapat
anggota DPR
dipilih melalui DPR
memegang
diberhentikan
dari jabatantryd,
yang syarat-
pem ihan umum kekuasaan syarat dan tata
IPasal 19 (1)'''x] membentuk UU caranya
IPasal 20 (1)x] diatur dalam
undang-undang
(Pasal 228'o*)

Fungsi, Wewenang, dan Hak


Antara lain tentang:
1, memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi 7. pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam
pengawasan [Pasal 20A (1)**] ; pemberian amnesti dan abolisi [Pasal La Q)*];
2. mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak 8. persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2));
menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ; 9. pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang diajukan
3. pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ;
Wakil Presiden [Pasal 78 (1)***] ;
4. persetujuan dalam menyatakan perang, membuat
10. pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan
pertimbangan DPD [Pasal 23F (t1'rx*1 '
perdamaian dan perjanjian
[Pasal fl (l) dan (2)****] ; 11. persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh l(Y
5. pemberian peftimbangan kepada Presiden dalam [Pasal 24A (3)***] ;
pengangkatan duta [Pasal 13 (2)x]; 12. persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota
6. pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam !(Y [Pasal 24B (3)***] ;
menerima penempatan duta negara lain 13. pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi
[Pasal 13 (3)x] ; [Pasal 24C (3)***] ;
@
MEKANISME PEMBENTUKAN UNDANG.UNDANG

Dalam hal RUU


tidak disahkan
dalam waktu
30 hari, RUU
tercebut sah
menJadi UU
mendapat dan wajib
DPD DPR persetujuan bensama diundangkan
[Pasal 20 (5)**]
dapat memegang
mengajukan RUU RUU dibahas
yang sesuai kekuasaan Presiden
dengan membentuk oleh DPR dan mengesahkan
kewenangannya UU Prcsiden untuk berhak UU
22D 20 1 mendapat mengajukan
persetujuan Pasal 20 4
RUU
ikut membahas Anggota bersama
dan memberikan [Pasal 5 (1)*]
berhak [Pasal 20 (2)*]
peftimbangan
atas RUU yang mengajukan tidak boleh
usul RUU tidak mendapat diajukan lagi
sesuai dengan persetujuan bersSita
kewenangannya (Pasa! 21*) dalam
22D percidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
PENYUSUNAN RANCANGAN
35
ANGGA N PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

memberi
Presiden pertimbangan
[Pasal 23 (2)xxx]
DPD
TIDAK

membahas Pemerintah Pemerintah


bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 23 (2;xxxl persetujuan YA .....+
APBN APBN
RAPBN
tahun lalu
[Pasal 23 (3)xxx]
36

PERATURAN PEMERINTAH SEBAGAI PENGGANTI UNDAN -UNDANG


(PERPU)

setuju menjad UU
Preside
Perpu itu
Dalam hal ihwal harus
kegent ngan yang mendapat
memaksa, berhak persetujuan
menetapkan DPR
Perpu [Pasal 22 (2)]
[Pasal 22 (t)]
t dak harus dicabut
setuju [Pasal 22 (3)]
37
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
BAB VIIA

Anggota DPD dipilih dari


setiap provinsi melalui pemilu Anggota DPD dapat
[Pasal 22C (1)x*x] diberhentikan dari
jabatannya/ yang syarat-
Anggota DPD dari setiap provinsi
jumlahnya sama dan jumlah
seluruh anggota DPD itu tidak
DPD syarat dan tata caranya
diatur dalam
undang-undang
lebih 1/3 jumlah
anggota DPR IPasal 22D (4)*x*l
[Pasal 22C (2)***]
38
KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH

KEWENANGAN DPD
I. RUU yang berkaitan dapat ikut memberi
dengan: mengajukan membahas pertimbangan a

i. Otonomi daerah o o o
2. Hubungan pusat dan daerah o o o
3. Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah o o o
4. Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya
ekonomi lainnya
o o o
5. Perimbangan keuangan pusat
dan daerah o o
6. RAPBN
o o
7. Pajak
o o
8. Pendidikan
o o
9. Agama
o o
II. Pemilihan anggota BpK o
SYARAT, MASA JABATAN, WEWENANG, KEWAJIBAN DAN
39
HAK PRESIDEN/WAKIL PRESIDEN
BAB III

Preside I
Wak
Presiden

Wewenang, Kewajiban, dan Hak


Antara lain tentang;
1. memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)];
2. berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*];
3. menetapkan peraturan
4. memegang t6guhUUD U dan peraturannya dengan selurus{urusnya serta berbaKi kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*];
5. memegang kekuasaan dan AU (Pasal 10);
6. menyatakin perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1;*x**1'
7. membuat perjanjian internasional lainnya... dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]'
8. me
9. me memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*];
10. me DPR [Pasal 13 (3)*];
11. me ra (1)*l;
tz. me 14 (2)*l;
13. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur der UU (Pasal 15)*;
L4. membentuk sJatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 161****'
15. pengangkatan dan pemberhentian
16. bembatrlsan dan pemberian perse sal 20 (2)xl serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)x];
77. hak menetapkan peraturan pemeri kegenUngan yang memaksa [Pasal 22(t)]i
18. pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan peftimbangan DPD [Pasal 23 (2)***];
19. perumian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)x*x];
20. penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 244 (3)***J;
2L. pengangkatan dan pemberhentian anggota l(Y dengan persetujuan DPR [Pasal Z4B (3)***];
22. pengajuan tjga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)xx*].
AA
PRESIDEN PERLU MENDAPAT PERSETUJUAN DAN PERTIMBANGAN DPR
SERTA PERTIMBANGAN MA

DPR Presiden
dengan menyatakan perang, membuat perdamaian dan
perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya
yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat
IPasal 11 (1)xxxx dan (2)**x]

menyatakan keadaan bahaya


(Pasal 12)
dengan
peftimbangan mengangkat dan menerima Duta
IPasal 13 (2)x dan (3)x]
---rrr}

dengarl
memberi grasi dan rehabilitasi peft mbangan
dengan IPasal 14 (1)x]
pert mbangan memberi amnesti dan abolisi
- - - r ->, [Pasal L4 (2)xl
memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda
kehormatan yang diatur dengan
undang-undang
15
1Il
^
3
m
=
{
lrl
! F
F{
-
o
o
z
CL Iil
=
=
o
2
tO
o o
o I
J
c J
o F
s1 o )1+
's3 CL o
-O 3 =olo
oion
sEe. s 5; oY,r
q?J= ^
I
qJ
\O t-
-!ct
(6
,^.12.=
EdEH
11 tD E
z
o='E
v?l )
-Nlo= a =.tr E7
tiO nr
ilE
{?l
-
=9Fo-) tooo
-o) J -o
r+
tr
Ei.
A
o z
=
!
m
F
{
l{
3
E
z
o
=

5
J
42
PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
Presiden dan Wakil Pres den dipi ih dalam satu
pasangan secara angsung oleh rakyat
[Pasal 64 (1)*xx1

d usulkan paftai politik atau gabungan paftai politik


pesefta pemilu sebelum pe aksanaan pemilu
[Pasal 6A (21 x*x1

mendapatkan suara )50o/o


jumlah suara dalam pemilu Presiden
dengan sedikitnya 2oo/o di
setiap provinsi yang tersebar di dan
febih dari ll2jumlah provinsi apres
[Pasal 64 (:;xxx1

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih

pasangan calon yang


memperoleh suara terbanyak
peftama dalam pemilu pasangan yang
memperoleh
pasangan ca on yang suara terbanyak
mempero eh suara terbanyak
kedua dalam pem lu
[Pasa 6A (4X(*x*]
PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DALAM HAL KEDUANYA BERHALANGAN TETAP SECARA BERSAMAAN
parpol atau gabungan [Pasal 8 (a1xx*x] Presiden
parpol yang pasangan calon dan
Presiden dan Wapresnya mengusulkan
meraih suara terbanyak +> pasangan calon Wapres
peftama dalam pemilu Presiden dan
sebelumnya Wapres

parpol atau gabungan


MPR
parpol yang pasangan calon selambat-lambatnya
Presiden dan Wapresnya mengusulkan dalam waktu 30 hari
meraih suara terbanyak pasangan calon menyelenggarakan
Presiden dan sidang MPR untuk
kedua dalam pemilu memilih
sebelumnya Wapres

AN WAKIL PRESIDEN DALAM HAL TER'ADI KEKOSONGAN WAKIL PRESIDEN

MPR
mengajukan selambat-lambatnya a
res
P sden dua calon
Wapres
dalam waktu 6O hari
menyelenggarakan
sidang MPR untuk
terp ih
memilih Wapres
[Pasal 8 (21xxx1
@
MEKANISME PENGUSULAN PEMBERHENTIAN
PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN

Presiden
dan/atau Wakil
Pendapat DPR bahwa Presiden DPR Presiden terus
dan/atau Wakil Presiden telah menyelenggarakan wajib menyelenggarakan menjabat
melakukan pelanggaran hukum sidang untuk memutuskan
sidang paripurna
ataupun telah tidak lagi usul DPR paling lambat 30
untuk meneruskan
memenuhisyarat usul pemberhentian
hari sejak usul diterima usul DPR tidak
[Pasal 78 (6)x*x] .diterima
[Pasal 78 (2)xxx] kepada MPR
[Pasal 78 (S;xxx1 Keputusan diambil dalam
Pengajuan permintaan DPR
kepada MK hanya dapat sidang paripurna, dihadiri
dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 3/4
sekurang-kurangnya 213 dari jumlah anggota, disetujui usul DPR
jumlah anggota yang hadir sekurang-kurangnya 2/3 diterima
dalam sidang paripurna yang jumlah yang hadir, setelah
dihadiri oleh sekurang- Presiden dan/atau wakil Presiden
presiden diberi kesempatan
kurangnya 213 darijumlah dan/atau Wakil
anggota menyampaikan penjelasan
Presiden
7B
[Pasal 78 (3)xxx] diberhentikan

terbulGl

wajib memeriksa, mengadili,


dan memutus paling lama 90 tidak terbulGi
hari setelah permintaan
diterima
[Pasal 78 (+;xxx1
@
PEMERINTAHAN DAERAH
BAB VI
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi
dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang fPasal 1B (1)xx]

Gubernur,
Bupati, PEMERINTAHAN DAERAH
Walikota dlpilih KEPALA PEMERINTAH
secara DAERAH
demokratis mengatur dan mengurus sendiri urusan
[Pasal 18 (+;xx1 pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 1Z;xx1
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan
sebagai urusan Pemerintah Pusat
xx1
[Pasal 18 (S;
berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan ain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan
[Pasal 18 (0;xx1
46 PEMERINTAHAN DAERAH
(Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah)

Republik Indonesiar y?hg diatur da am undang-undang


[Pasa! 18 B (2)**]
47
PEMILIHAN UMUM
BAB VIIB
Parpoll Gabungan Partai Politik Perseora nga n
Parpol
fPasal 22E (3)xxx] [Pasal 22E (4)xx*]
IPasal 6A (2)x*x]

kpu
[Pasal 22E (5)xxx]

Presiden dan a nggota a nggota a nggota


Wapres DPR DPRD DPD
KEKUASAAN KEHAKIMAN (MAHKAMAH AGUNG)
BAB IX

Militer

Kewajiban dan Wewenang

1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-


undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal24A (1;xr,x].
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)xx*];
3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi
[Pasal 14 (1)x].
KOMISI YUDISIAL
BAB IX

ewenang
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal24B (1)***];
2. Mempunyai wewenang a n da am rangka menjaga dan
menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta
perilaku hakim fPasal 248 (1)***].
50
KEKUASAAN KEHAKIMAN (MAHKAMAH KONSTITUSI)
BAB IX
Hakim konstitusi
harus memiliki integritas mempunyai
dan kepribadian yang sembilan orang anggota
tidak tercela, adil, hakim konstitusi yang
negarawan yang menguasai ditetapkan oleh Presiden,
konstitusi dan
ketatanegaraan, serta tidak
MK yang diajukan masing-
masing tiga orang oleh MA,
merangkap sebagai pejabat tiga orang oleh DPR dan tiga
negara orang oleh Presiden
IPasat24C (5)...] [Pasat24C (3).."]

Wewenang dan Kewajiban


1. berurenang mengad_ili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bercifat final untuk menguji undang-undang terhadap -Unling-unaang
Dasar, memutus sengketa kewenangan tembaga negara yang
kewenangannya diberikan oteh undang-Undang oasarf memutrs
pembubaran paftai politi!9 dan memutui perselisihan tentang hasil
Pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];
2. wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran ol rh preiiden dan/atau Wakil presiden
menurut Undang-Undang Dasar [pasal 24C (Z1x*x1.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BAB VIIIA)
51
(Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang)

BPK
@ PA,AIT PUNGU.TIN LAIN, MACAM
DAN HARGA MATA UANG,
DAN HAL.HAI LAIN MENGENAI
KEUANGAN NEGARA
Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk kepertuan nega.a
(Pasal 23A*xx)

diatur an

Undang-Undang
diatur dengan
ditetapkan dengan
Hal-hal lain
mengenai BANK SENTRAL Macam dan harga
keuangan negara BAB VIII mata uang
(Pasal 23C*xx (Pasal 23Bxxxx)
bank sentra
Pasal 23D xxx*

susunan kedudukan kewenangan Tanggung jawab independensi

diatu r dengan unda ng-undang


WARGA NEGARA DAN PENDUDUK 53
BAB X
warga negara ialah
orang-orang bangsa Penduduk ialah
Indonesia asli dan warga negara
orang-orang bangsa
WARGA Indonesia dan orang
lain yang disahkan
dengan undang-
N ARA AN asing yang
bertempat tinggal di
undang sebagai PENDUDUK Indonesia
warga negara
fPasal 26 (Z)xx]
[Pasal 26 (1)]

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemer ntahan tu
dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (L)]
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan [Pasal 27 (2)]
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut sefta dalam upaya
pembelaan negara [Pasal 27 (3)**]
Kemerdekaan berserikat dan berkumpu , mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tul san dan sebaga nya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)
,6
c_rtr EC q
-9 os .=F GrU
ai
f
P'b (o*.'g=lY
=
h. orE
9-.rd
-rvL-m
,E;' V= rrl
_ul-_
FroXc -*c!'l: lU-
nt lu E.(1J.5P..Z E
lu,^Y-+
-
tEhcErolu:
)-ll=6t(o--
-v-lU--.
I
Gj:Q,ia =:- = EH=o.,gPH
tt-E=-;..1
O)ru! luco
E',; >r d', s6-
L. V IULd
.srgHV'" - ^-nr
cii ,o c+=
>rJ-i;.ly= "C.<o-
E
or ro
= S _-" 3
E
vl:'-^
v-^-
lUJmv tr*:R!0-
ro F o -; -
f-roc.i-Y
J\--
+JC=L i ---.q c
C ro.i 9 tt E:'Xi -
(u E r:/r
gro_t or3 > It:
El( 6-V
t =;]f
-L-J o=
6F6
qJ

@ 6.= .c
EY* a-
o
l{
o C Ql ro
z
(o rtr
T)
= roo 6.E X
tr
oJ! 'x
q'7 :+ =CC
q.r x; \7
-
x CL- (o->
=
ErZ
H o-a
r=
(:
'fijc
- !- r,L

t={ o f o.t

oE
.--ut!
! rO C; IU-L
J€
q a) i;
(u j4 f6
: HTE.;
_vvLtu
JU
L E -,o -o-
o
I'L
trE i ._-
cq) OA5)
E oy-_
Y !ttsL

I
I '69 l

lioo
ctE! trE E
r Clt
d' rE
C
G: tri(oH:eo!
-L(U'irn.- olu.-
;-GE+= f oE oE
TE*E E ro J iiE (, x
.H€+
(ororu
LTL

E* EE =!1f
o.) tr o
-P:-tU-fJ
.-- o
t!J-!Z b bPs
-_ruL
.- '. r 0J tU tn Y.=.-
H gl og.l *tr*
-:r -ll!1 ru
En=
=stB
P tr +{ or-
61 EL trL
o- -.E d - *
(o H< EE*
tY;Ise=.
.=!E0J(tr(nv"
iIrno)
(J ji
X ro-:l e*
^
a)

-^=.!3tr"d e(u_7iLJro;=
i'; 3:
!--=^
\, ..t- h! rr !
J (U._

E - ^ l- -! roU
E'F g.E E --Lv-!'vt
.::llJ,uOJOJ{u-co
>.! ELr- - (Jo cO

EEP5fr ^= ^ - \/ 6-
(O ro ro c-c6 - a{ tu J _)z a{
o E-tr-o 9=
eo=(!Ei; .! # ro >.=
eUllEa-
tr ELtr > o x f ar:vt:';
--rUL--ltd _lY!-19
g-L..-6
Ec> OJ (u P *C (o

9*'9 6 eg e-LLJ=J^ E flr


tr I! a6 O^-
Et g= o"-P3
= = =n)Ud
grt- F rF .6:--p-.=
Gt-
ED -H =
0)SJpErtr!-
5 rE =.EoEn
)-aF o d P g.ES qJo
O(EG Y'= e
-L-- O.o-H'- -13 9ro
E .=t;sl = f Eis !2 Q fr ro F-fE

otroEo (ull i5 IL JLU!

.Et ='r
o-o !q
gvLT^LvL

-ctrtsIcclf
L_.L rO rO
L^:v
or; *
CL CL oJ
-Qo rz

l-Tl
llol
a

BAB

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa


fPasal 29 (1)] i

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap


penduduk untuk memeluk agamanya masing
masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu
[Pasal 29 (2)]
56
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
BAB XII

Pertahanan dan
Keamanan Negara Usaha peftahanan dan
keamanan negara
Tiap-tiap warrga negara TNI (AD, AL, AU) POLRI dilaksanakan melalui
berhak dan wajib sistem peftahanan dan
selta dalam usaha sebagai alat negara keamanan rakyat
peftahanan dan sebagai alat negara
bertugas yang menjaga semesta oleh TNI dan
keamanan negara keamanan dan POLRI, sebaga
mempertahankan,
[Pasal 30 (1)xx] ketertiban masyarakat kekuatan utama, dan
melindungi, dan bertugas melindungi, rakyat, sebagai
memelihara keutuhan mengayomi, melayani kekuatan pendukung
dan kedaulatan negara masyarakat, serta [Pasal 30 (Z;xx1
IPasal 30 (3)xx] menegakkan hukum

[Pasal 30 (4)xx]

Susunan dan kedudukan TI\I, POLRI, hubungan


kewenangan TNI dan pOLRI, syarat-syara[
keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dqn keam-anan-negara, serta hal-hal
yang terkalt dengan pertahanln dan keamanan
diatur dengan r_ ndang-undang
IPasal 30 (5)xx]
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 5
BAB XIII
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan sefta
akhlak mulia da am rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan
undang-undang [Pasal 31 3
*

Setiap warga negara Negara memprioritaskan anggaran


pendidikan sekurang-kurangnya
wajib meng kuti
2oo/o dgri APBN dan APBD untuk
pendidikan dasar dan
memenuh kebutuhan
pemerintah waj b penyelenggaraan pendidikan
membiayainya nasiona [Pasal 31 (4)*xx*]
[Pasal 31 (2)*xxx] IDI
DAN Pemer ntah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan
Setiap warga
menjunjung tinggi nilai-n lai agama
negara berhak dan persatuan bangsa untuk
Mendapatkan kemajuan peradaban sefta
pendid kan kesejahteraan umat manusia
[Pasal 31 (l1xxxx1 [Pasa! 31 (51*'t'xx1

Negara memajukan kebudayaan


nasional Indonesia di tengah Negara menghormati dan
peradaban dunia dengan menjamin memelihara bahasa daerah sebagai
kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan kekayaan budaya nasional
nilai-nilai budayanya [Pasal 32 (21**x*1
[Pasal 32 (l;xxx*i
58
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTER/tuAN sosrAl
BAB XIV

Cabang-cabang produksi yang Bumi dan air dan kekayaan alam yang
penting bagi negara dan terkandung di dalamnya dikuasai oleh ,

menguasai hajat hidup orang negara dan dipergunakan untuk


banyak dikuasai oleh negara sebesar-besar kemakmuran rakyat
IPasal 33 (2)] IPasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas


demokrasi ekonomi dengan prinsip
disusun sebagai usaha bersama kebersa maan, efisiensi
berdasar atas asas ONAt berkead ilan, berkela njuta n,
kekeluargaan DAN berwawasan lingkungan,
IPasal 33 (1)] kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kema;uan
dan kesatuan ekonomi nasional
[Pasal 33 (4;xxxxl

Negara mengembangkan sistem jaminan Negara bertanggung ;awab


Fakir miskin dan anak- atas penyediaan fasilitas
sosial bagi seluruh rakyat dan
anak yang terlantar pelayanan kesehatan dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan
dipelihara oleh negara fasilitas pelayanan umum
tidak mampu sesuai dengan martabat
IPasat 34 (1)x't'xr'1 kemanusiaan
yang layak
[Pasal 34 (3)*i.r.'t1
IPasal 34 (21++'+*1
BENDERA, BAHASA, IAMBANG NEGARA, 59
DAN LAGU KEBANGSAAN
BAB )O/

1, Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)


2. Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)
3. Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bh nneka Tunggal Ika (Pasal 36A1 xx
4. Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 368; xx

Bendera, Bahasa, Dan Lambang Neg arat Serta Lagu Kebangsaan.


(Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009)
z

=
F
z
d
F
BAHAN TAYANG
N EGARA KESATUAN REPUBTIK IN DONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI


TAHUN 2OL7
61
PILIHAN BENTUK NEGARA
Dalam sidang BPUPKI yang membahas rancangan Undang-Undang Dasar,
mengenai pilihan bentuk negara. Ada anggota yang mengusulkan bentuk
Negara Kesatuan (unitarisme) dan ada yang mengusulkan bentuk Negara
Serikat (Federalisme)

-+

+
62
BENTUK NEGARA INDONESIA
63
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BATAS WILAYAH
tI
I BATAS ZEE
r

4{r

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang
(Pasal 25A; xx
65
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
DALAM UNDANG.UNDANG DASAR
Negara rndonesia ialah Negara Kesatuanr y?ng berbentuk Republik
[Pasal 1 (1)]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
I Pasal 18 (1)x*]

Negara mengaku dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang


bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang
[Pasa! 188 (1)x*]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
besefta hak-hak tradisiona nya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik fndonesia,
yang diatur dalam undang-undang
18B (2)**l
Negara Kesatuan Republik rndonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya d tetapkan dengan
undang-undang.
(Pasal 25A** )
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik rndonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
37 ,<r(
BAHAN TAYANG
BHINNEKA TUNGGAT IKA

SEKRETARIAT JENDERAL MPR


RI
TAHUN 2OI7
KEANEKARAGAMAN SUMPAH PEMUDA

1. Bangsa yang majemuk


1. Kami putra dan putri
memiliki jumlah penduduk
yang cukup besar Indonesia mengaku
beftumpah darah yang
2, Memiliki bahasa daerah yang '::1
satu, tanah air Indonesia
berbeda beda
L
3. Mempunyai suku bangsa yang
beragam
2. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku
4. Mempunyai agama yang berbangsa yang satu,
berbeda bangsa Indonesia
5. Warna kulit bermacam macam

6. Adat istiadat dan

7. Banyak lagi perbedaaan


lainnya I
JUMLAH
PENDUDUK
! 255 IUTA
IIWA IBPS
201s) 2500
BAHASA
DAERAH r' 11:!: il

,_,,-1|'
rtF.IYl
(BPS 2010)

{^z !- ,.(i.
l:a
.r- 1t-J-t

BERAGAM
L.340
ADAT SUKU IJ

ISTIADAT *Y$rrn BANGSA


5
IBPS 2O1O)
13,!i

BE
Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah
suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden
lPasal 6A (3)***J
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten
dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang.
I Pasal 18 (r1**1
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa
yang diatur dengan undang-undang.
[Pasal 188 (1)**]
Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.
lPasal 18B (2)**I
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
(Pasal 25A**)
Yang menjadi warga negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan undang-undang sebagai warga negara.
lPasal 26 (t)x*1
Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
lPasal 29 (211
Negara memajukan kebudayaan nasional lndonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
[Pasal 32 (1)****]
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
lPasal 32 (2)****I
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
(Pasal 36A**)
BAHAN TAYANG
KETETAPAN MPR RI

SEKRETARTAT JENDERAL MPR RI


IAHUN 2017
70

KETETAPAN MPR RI NOllllOR I/MPR/2003


TENTANG
PENINJAUAN TERHADAP MATERI DAN STATUS
HUKUM KETefaPAN MPRs DAN MPR RI
TAHUN 1960 SAMPAI DENGAN TAHUN 2OO2
71

1. Pasal lAturan Tambahan uuD NEGARA RI TAHUN 1945

2. Pasa! lAturan Peralihan uuD NEGARA Rt rAHUN 1945


"sesata peraturan perundans ,lgixfi!,Iii!re!fr;i3;,! setima betum diadakan yans baru
E?Irb.e5laku

3. Pasa! ll Aturan Peralihan uuD NEGARA Rt rAHUN 1945


"semtta lembaga nqara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang unfuk melaksnakan
ketentuan
undang-undang Dasar dan fulum dbdakan yang baru menurut Undang-undang
Dasar ini,,

4' TAP MPR Rl Nomor IlIMPRltggg sampai dengan perubahan yang


ketima tahun aqqa tentang peraturan
Tata Terttb MPR Rl

5' TAP MPR Rl Nomor tlUMPRl2OO2 tentang Penetapan Felaksanaan


Sidang Tahunan MFR RI Tahun zoos
t

T
.I'
=
n
@
+
1'
l,
n
q)
J
(o
o-
J

0)
q)
il,
t
F
q)

1'
o
q) a
u t-
o N
a
q)
x
o.
o
(o
il
o)

xo
o

o
(.)
x
o
o
q,
E
g)

{
73

PASAL T
TAPMPRS/TAP MPRYANG DICABUT DAN DINYATAIGN
TIDAKBERLAKU

Ada 8 (delapad TAP, yaitu:


1. Ketetapan MPRS RI Nomor X/MPRS/1966 tentang Kedudukan Semua Lembaga-Lembaga Negara
Tingkat Pusat dan Daerah pada Posisi dan Fungsi yang Diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
2. Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR 1L973 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-kerja Lembaga
Tertinggi Negara dengan/atau antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara.
3. Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPRIlg73 tentang Keadaan Presiden dan/atau Wakil Presiden
Republik Indonesia Berhalangan.
4. Ketetapan MPR RI Nomor III/MPR/1978 tentang Kedudukan dan Hubungan Tata-Kerja
Lembaga Tertinggi NegAra dengan/atau Antar Lembaga-Lembaga Tinggi Negara.
5. Ketetapan MPR Rr Nomor rrr/MpR/lggg tentang pemitihan umum.
6. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/l99S tentang Pembatasan Masa Jabatan presiden dan.
Wakil Presiden Republik Indonesia.
Ketetapan MPR RI Nomor XIV/MPR/1998 tentang Perubahan dan Tambahan atas Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor III/MPR/1988 tentang pemilihan Umum.
8. Ketetapan MPR RI Nomor XI/IIIMPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.

Kedelapan TAP tersebut telah berakhir masa berlakunya dan/atau telah diatgr
di dalam Undang-Undang Dasar N egara Republik Indonesia Tahun 1945
!"r !r, !- o-
g)
(J.J

F 5F S++F s.
)q

f; flf;
m=
ss-gf; FD

3 53 A:eFp=
-J
= q3 -U
!
X dX ErtX 3
-=7 !
n
z z jx:-
OD
c+
7
o
I
f,
3 =qgl
g E:u6
_ o_ x;E.g
o +=.P J
\

Hil
7
E S qe8i l-
XlE
(o H ik
U F;3q{E
I

I
I
I
i

a' E Fr{a
q gq *i,3 I H2E
OTIIN
:
i
i

tEsE
o E qgsg 22
. -x =P EE X
b
I

i3 x g**s
d
=o
q6=+
=:
EI
{
EI
z
or J e-= =oi
v {z
I
=
E
oJ A=e-s
3 rP
= Yo=
ilU.
CJ
,rd
-r
d q do
=
=
=o,l=
co
J
,(OJC=
- a'
_)
q=
-(,
rl

s{
75
Pasal 2

1. TAP MPRS No. )O(V IMPRS 11-966


!
o
!
o
o=
orr o
I
Xo
-A
N
A-t
- O
$=
lhJ-
.?.'
X N
r
q)
fn(J :l
il
rl

d$ e
'l il
r.l

ii or !
3N
i,]

rl
ii
ll -' 0) 3
J
(o
x0, !
F
z
+ P
-uo LL^F
o
;r
+
m
x
o
= =E
g,: =
1

H - H aE sqd -o
\
qF I m
3
HI TD
€ s fr s =
e.E E
g s [E 3 "] [ q n d n
*it

iJ

= R ? = o-d i = x
l-
!
; 1.t li

+;3 = q 3 3 fiE =q C o
7
L\

=
n F u q 5; ia fq $ zm H
I
,
;; 3=t
E 33 s
o rC)
X o - ;':'3 0) z
t
p * di E ro
I
=
= ry [i r- x-<
= x
m
i
F :9 fif, tfr E + {m
9,P dd R; xrc6 d z
o)D
= =ol;1 3; o ol:+co C
-===
=
o)

{
ct)
N
G
ut
rG
t\
r\
!
7

{
@
0.

o
t,
0.

0.
f,

o)
r\
80
Pasal 4

1. TAP MPRS Nomor XXIXIM_PRS/1966 Tentang


Pengangkatan Pahlawan Ampera

Substansi:
Setiap korban perjuangan menegakkan dan melaksanakan Amanat Penderitaan Rakyat
dalam melanjutkan pelaksanaan Revolusi 1945 mencapai masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila adalah Pahlawan Ampera.
81
Pasal 4

2. TAP MPR Nomor xr lylPR/1998 Tentang


Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN

Substansi:
Perlu berfungsinya lembaga-lembaga negara dan penyelen ggara
negara, menghindarkan praktek KKN serta upaya pemberantasan KKN harus dilakukan secara
tegas terhadap siapapun juga.
82

3. TAp MpR Nomor nt tMpR/1998 tentang Penyelenggaraan otonomi


Daerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya
Nasional yang Berkeadilan;,Se_tta Perimbangan Keuangan Pusat _

dan oaerih oalaml,Kerangka Negara Kesatuan Republik rndonesia


Subs tansi:
penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas,
nyata dan bertanggung jawab di daerah secara proporsional diwujudkan
dengan pengaturan, pemblgiun, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan
serta perrmbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintahan daerah.

AMANAT TAP MPR NO. I/MPR/2003:


undang-undang tentang pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan oleh
Pasat 18, 18A, dan 188 UUD Negara RI Tahun 1945.

Hasil Kai ian:


Karena amanat dari Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 belum seluruhnya dituangkan
ke
dalam undang-undang maka ketetapan ini tetap berlaku
(memiliki daya laku/ validlty dan daya guna/ effrcacy)

J
?
-
G
t,?
E
I
J
J I
J
+
I =
o
6
N
c
L a
o !a
H
g,

{r
IU
o E 6
G d
c.
Esa
Ec
ut
q H
o
z
D
=G
UlElt
oE
rlU
L-
G=
*,L
E=
g5 d
2
o=
Or
c H a.

og
o=
e
a
a
= H
N= F
\i0lo
rr
Ec
:=
l sro O)
C
co.')
\G
htL
CJ
ro !
ro
C
E - =
TIE crE E O)
O) I

crU roc
rG c
0.) ! O)

eb
tro. u)
L
U ! o-
-o C ro
C C
ro f

O- G Ot f !

zE
I
th C O) ro
-o ro C L
(U
o
\f NE rU
L
!
C O)
!
CJ

-G o.i {D
O]
OJ
= C
L
c) ro
o_ E
o Z.
C :l
C
o o.
== Fl
rU
O) ru
L
O)
I

c, ro l
C
<E
_o ! ro ro
E L !
FF J
q) 0l C
a- f
c.;
+
CY)
@
@
Pasal 4

5. TAP MPR Nomor V IMPRI2OOO Tentang


Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional
s bstans
Ketetapan ini mempertegas perlunya kesadaran dan komitmen yang kuat
untuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional dalam menghadapi berbagai
masalah bangsa mencapai tujuan nasional.

Amanat TAP MPR No. I/ MPR/ 2003:


perlu diwujudkan persatuan dan kesatuan nasional antara lain melalui pemerintahan yang mampu
mengelbla kehidupan secara baik dan adil, serta mampu mengatasi berbagai permasalahan
sesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaan dalam TAP MPR RI No. V/MPR/2000.
i iii t i 1 : r: !17.:X1ra;a.31;':5i:;rrrl : :at'rrr.l -ri

Hasi I Kaiian:
Berbagai amanat yang terdapat dalam ketetapan ini tetap diperlukan sebagai
pedoman datam penyusunan berbagai kebijakan maupun penyusunan peraturan perundang-u ndangan
untuk mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Nasional sefta menjamin keutuhan NKRI
maka ketetapan ini tetaP berlaku
(memiliki daya laku/ validity dan daya gunalefficacy)
85

6. TAP MPR NomorYtlMPR/2OOO Tentang P misahan


Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia

Substansi:
Mengamanatkan pemisa han lembaga TNI dan polRl, menentukan peran
dan fungsi
masing-masing, serta tenuujudnya kerjasama dan sating membantu.

t
@
Pasal 4

7. TAP MPR RI Nomor VII/MPR/2000 Tentang


Peran TNI dan Peran POLRI

Substansi:
Ketetapan ini mengamanatkan tentang jati diri, peran, susunan dan kedudukan, tugas bantuan,
dan keikutsertaan TNI dan POLRI dalam penyelenggaraan negara.
87
Pasal 4

8. TAP MPR Nomor vr tlylpR/ 2oo1 Tentang


Etika Kehidupan Berbangsa
S ubsta
Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang
beriman, bertaqwa, dan
berahklak mulia serta berkepri badian Indonesia da lam kehidupan
berbangsa Pokok-pokok etika
kehidupan berbangsa mengacu pada cita-cita persatu an dan kesatuan,
ketahanan, kemandirian,
keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian t ingku ng an yang
dijiwai oleh nilai-nilai agama dan
nilai-nilai I hur ban sa.

Amanat TAP MpR No. l/MpR/2003:


Perlu diteg a kka n Etika Keh id u pa n Be rba ngsa ya ng meliputi
eti ka sosial da n budaya I eti ka pol iti k da n
pemerintaha n , etika ekono mt dan bisn s eti ka penegakka
I n hukum yang berkeadi lan dan
berkesetaraan, etika keilmua n, da n etika n g ku n a n u ntuk
Penyel e ngga ra a n keh idupa n berba ngsa d a n bernegara
I d Uadi kan acu a n dasa r da lam
sesua dengan ara h kebija kan dan ka d a h
pe laksa naa n nya sefta menj rwa sel u ru h pem bentu
kan u ndang-u nda n g

ad kbn
peru n da
Etika Keh id u pa n da n Bernega ra maka Keteta pa n n r aku
m laku/
88
Pasal 4

9. TAP MPR Nomor VII/MPR/2001 Tentang Visi


Indonesia Masa Depan

Amanat TAP M PR No. l/MPR/2003:


Perlu diwujudkan masyarakat Indonesia'yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara
sesuai dengan arah kebijakan dan kaidah pelaksanaan

Hasil Kaiian:
Dengan dijadikan TAP IVIPR Rl No. Vll/l\4PR/2001tentang Visi lndonesia lVlasa Depan
sebagai salah satu landasan operasional dari Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan
Jangka panjang Nasional Tahun 2005-2025, bahkan menjadi sumber inspirasi, motivasi, kreativitas,
serta arah kebijakan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara maka
ketetapan ini tetap berlaku (memiliki daya laku/validity dan daya guna/efficacy).
tt

89
Pasal 4

10. Ketetapan MPR Nomor vIlltMPR lzilo1 Tentang


Rekomendasi Arah Kebijakan Pemberantasan dan
Pencegahan KKN
Substansi:
Keteta pa n n m en g a manatka n untu k mempercepat da n le bi h me nja
m n efektivitas pemberanta san
KKN sebagaimana diama natka n dala m TAP M PR No XI/M PR/1
998 tentang Pen yelen gg afa Nega fa
yang Bers ih d a n B ebas KKN serta berbagai peratu fa n pe rundang-undangan
yang terka it.

Me me ri nta h ka n pemben tukan undang-undang serta peratura n pe


a ksanaann ya u ntu k
pe rcepata n da n efe ktivitas pembera ntasa n da n pencega
ha n KKN sampa
te rla ksa n a nya sel uru h kete ntua n dala m ketetapa n n

,;
t

, @
11. Ketetapan MPR Nomor IXIMPR/2001 Tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya AIam
Substansi:
. Ketetapan ini mendorong pembaharuan agraria melalui proses yang berkesinambungen berkenaan dengan
penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya agraria, dilaksanakan
dalam rangka tercapainya kepastian dan perlindungan hukum;
. Pengelolaan sumber daya alam yang terkandung di daratan, laut dan angkasa dilakukqn secara optimal, adil,
berkelanjutan, dan ramah lingkungan untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruh ra(ys1 lndonesia.
a

Amanat TAP MPR No. |/MPR/2003:


3
Memerintahkan pembentukan undang-undang untuk mendorong pembaharuah qglqlia dan
pengelolaan sumber daya alam yang harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keutuhan NKRI, HAM,
supremasi hukum, KESRA, demokrasi, kepatuhan hukum, partisipasi rakyat, keadilan termasuk kesetaraan gender,
pemeliharaan sumber agraria/sumber daya alam, memelihara keberlanjutan untuk generqsi kini dan generasi
yang akan datang, memperhatikan daya tampung dan daya dukung lingkungan,keterpaduan
dan koordinasi antar sektor dan antar daerah, menghormati dan melindungi hak masyarakat hukum adat,
desentralisasi, keseimbangan hak dan kewajiban negara, pemerintah, masyarakat dan individu sesuai dengan
arah kebijakan sampaiterlaksananya seluruh ketentuan dalam Ketetapqn ;ni.

I
n
daya alam secara OIeh tnt

r
,
91
?

Ke ima TAP MPR yang terdapat di da am Pasal 5 tentang


a

Peraturan Tata Teftib MpR, yaitu: ,


1. TAP MPR No. IIlMpR/1999
'2. TAP MPR No. IIMPR/2000
3. TAP MPR No. II/MPR/2000
4. TAP MpR No. VIMPR/2001
5. TAP c

sudah tida
karena telah te'rbe
,,

,
,

I
) 92

SAL6
P MPRS,/TAPMPRYA G DIN KAN TIDAK
PERLU LAGI DILAKUKANTINDAKA UKUM LEBIH
LA JUT, AIK RE A BERSI FI AL (ETNMALI@,
TELAH DICABUT, MAUPUN TELAH SEL SAI
,
DILAKSA AKAN
L
l

Ketetapan di dalam pasal ini


berjumlah LO4 KetetaPan.

)
ta a a
a

Anda mungkin juga menyukai