Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

‘’ 4 PILAR KEBANGSAAN‘’

Disusun Oleh :

Suci Rahmawati

Kelas – XI– TKJ

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)


YPI TANJUNG BINTANG
LAMPUNG SELATAN
TP. 2023 /2024
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : Suci Rahmawati

KELAS : XI-TKJ

JUDUL : 4 PILAR KEBANGSAAN

Menyetujui Tanjung Bintang,01 Desenber


2023
Pembina Pramuka Guru Kelas

KAKAK SIRWOKO Nur Fajar, A.Md

Mengetahui
Kepala SMK YPI Tanjung Bintang

TOTOK YULIANTONO, S.T


NUPTK. 0040747649200033

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, atas segala


limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Empat Pilar Kebangsaan” ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini. Kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul
guna penyempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.

Walaikumsalam Wr. Wb.

Hormat kami,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMANPENGESAH ............................................................................... ii
KATAPENGANTA ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Empat Pilar Kebangsaan .......................................................... 4
2.2 Dasar Penamaan Empat Pilar Kebangsaan ............................................... 4
2.3 Sejarah Terbentuknya Empat Pilar Kebangsaan ....................................... 5
2.4 Empat Pilar Kebangsaan ............................................................................ 11
2.5 Peran Empat Pilar Kebangsaan Membentuk Karakter Bangsa .................. 14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 17
3.2 Saran .......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi
kesepakatan bangsa adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi negara-bangsa Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan
organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan bertekad untuk berpegang
teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa tersebut.
Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam
menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini
diungkapkan lagi oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, pada
kesempatan berbuka puasa dengan para pejuang kemerdekaan pada tanggal
13 Agustus 2010 di istana Negara. Empat pilar tersebut adalah
(1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) NegaraKesatuan Republik
Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika . Meskipun hal ini telah
menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia,
masih ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar
berupa slogan-slogan, sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak
bermakna dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan
bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai jargon politik. Yang diperlukan
adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan dalam persaingan
menghadapi globalisasi. Untuk itulah perlu difahami secara memadai makna
empat pilar tersebut, sehingga kita dapat memberikan penilaian secara tepat,
arif dan bijaksana terhadap empat pilar dimaksud, dandapat menempatkan
secara akurat dan proporsional dalam hidup bermasyarakat, berbangsadan
bernegara.
Berikut disampaikan secara singkat (a) arti pilar, (b) pilar Pancasila, (c)
pilar UUD1945, (d) pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia, (e) pilar
Bhinneka Tunggal Ika, serta (f) peran dan fungsi empat pilar dimaksud dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Namun sebelumnya, ada

1
baiknya bila kita merenung sejenak bahwa di atas empat pilartersebut terdapat
pilar utama yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal
17Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama tersebut tidak akan timbul adanya
empat pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika dilukiskansecara indah dan nyata dalam lambang
negara Garuda Pancasila. Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan
Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, menetapkan lambang negara bagi
negara-bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD 1945 pasal 36A
yang menyebutkan: ” Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka TunggalIka”. Lambang negara Garuda Pancasila
mengandung konsep yang sangat esensial danmerupakan pendukung serta
mengikat pilar-pilar dimaksud. Burung Garuda yang memiliki 17 bulu pada
sayapnya, delapan bulu pada ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu pada
badan dibawah perisai, menggambarkan tanggal berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sementara itu Garuda mencengkeram pita yang bertuliskan
”Bhinneka Tunggal ika” menggambarkan keanekaragaman komponen bangsa
yang harus dihormati, didudukkan dengan pantas dan dikelola dengan baik.
Dengan demikian terjadilah suatu kesatuan dalam pemahaman dan
mendudukkan pilar-pilar tersebutdalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep
dan prinsip yang sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia
dari segala macam penjajahan. Tidak hanya merdeka atau bebas dari
penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam makna yang sangat luas, bebas dalam
mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama, bebas dari rasa takut,dan
bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern. Konsep kebebasan ini
yangmendasari pilar yang empat dimaksud.

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian dari empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara?
2. Mengapa disebut empat pilar kebangsaan?
3. Bagaimana sejarah terbentuknya empat pilar?
4. Apa saja yang termasuk empat pilar kebangsaan?
5. Bagaimana peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari empat pilar kebangsaan.
2. Mengetahui dasar penamaan empat pilar kebangsaan.
3. Mengetahui sejarah terbentuknya empat pilar kebangsaan.
4. Mengetahui empat pilar kebangsaan.
5. Mengetahui peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa.

1.4 Manfaat
Dari tujuan diatas duharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman kepada para pembaca lebih mendalam
mengenaiempat pilar kebangsaan.
2. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya empat
pilar kebangsaan dalam membentuk karakter bangsa.
3. Memberikan informasi serta dapat dijadikan pedoman bagi tenaga
kependidikan mengenai peranan penerapan empat pilar kebangsaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Setelah ada amanat UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan
DPRD pasal 15 ayat 1 hurup e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR
untuk memasyarakatkan Undang-Undang Dasar. Sertamerta berbagai wacana
baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi politik dan kemasyarakatan,
mulai mengungkap bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangsa
dan bernegara. Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika. “
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara
kokoh. BIla tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Empat tiang
penyangga ditengah ini disebut soko guru yang kualitasnya terjamin sehingga
pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram dan memberi kenikamtan.
Empat pilar itu pula, yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup
bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga merasa tenteram
dan bahagia.
Empat pilar tersebut juga fondasi / dasar dimana kita pahami bersama
kokohnya suatu bangunan sangat bergantung dari fondasi yang melandasinya.
Dasar atau fondasi bersifat tetap, statis sedangkan pilar bersifat dinamis.
Salah satu tugas dari MPR adalah Sosialisasi Empat pilar bernegara yang
diamanatkan dalam UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan
DPRD Pasal 15 ayat (1) huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR
untuk memasyarakatkan Undang Undang Dasar.

2.2 Dasar Penamaan Empat Pilar Kebangsaan


Pilar Bhineka Tinggal Ika sebagai perekat kehidupan berbangsa bernegara
karena :
1. Empat pilar tersebut melambangkan aspek- aspek penting tercapainya
kesatuan dan persatuan baik pada masa penjajahan, mempertahankan
kemerdekaan hingga saat ini.

4
2. Empat pilar tersebut merupakan harga mati kehidupan berbangsa
bernegara, yangmenjadikan dan menyadarkan kita bahwa kita adalah
warga Negara Republik Indonesia.
3. Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara - bangsa
Indonesia yang pluralistikdan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu
mengakomodasi keanekaragaman yangterdapat dalam kehidupan
negara - bangsa Indonesia.
4. Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara memiliki konsep,prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi
dari belief system yang terdapat di seantero wilayah Indonesia, sehingga
memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilarkehidupan
berbangsa dan bernegara.
5. Undang-Undang Dasar suatu negara ialah bagian dari hukum dasar
negara itu. dan hukumlahyang mengatur agar kehidupan masyarakat
menjadi tertib, tenteram dan damai.- Terbentuknya Negara Kesatuan
merupakan cita-cita para pendiri bangsa.

2.3 Sejarah Terbentuknya Empat Pilar Kebangsaan

A. Sejarah berdirinya NKRI


1. Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu dan Perbedaan
Pendapat Antara Golongan Tua dan Muda Yang Melahirkan
Peristiwa Rengasdengklok.
Pada Agustus 1945 setelah mengetahui bahwa Jepang telah menyerah
terhadap sekutu,maka golongan pemuda segera menemui Bung Karno
dan Bung Hatta di Jln.Pegangsaan Timur 56 Jakarta.Dengan juru
bicara Sutan Syahrir, para pemuda meminta agar Bung Karno dan
Bung Hatta segera memperoklamasikan kemerdekaan saat itu juga,
lepas dari campur tangan Jepang. Bung Karno tidak menyetujui usul
para pemuda karena Proklamasi Kemerdekaan ituperlu dibicarakan
terlebih dahulu dalam rapat PPKI, sebab badan inilah yang ditugasi
untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menolak

5
pendapat Bung Karno sebab PPKI itu buatan Jepang,
menyatakan kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap oleh Sekutu
bahwa kemerdekaan itu hanyalah pemberian Jepang,para pemuda
tidak ingin kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari
Jepang. Bung Karno berpendapat lain, bahwa soal kemerdekasan
Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil
perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidaklah menjadi soal,karena
Jepang toh sudah kalah. Masalah yang lebih penting adalah
menghadapi sekutu yang berusaha mengambalikan kekuasaan Belanda
di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi, atas dasar
itulah Bung Karno menolak usul para pemuda. Dikarenakan
perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945
sekitar pukul 04.00 dini hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa
ke Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di pantai utara
Kabuoaten Krawang Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengamankan
kedua tokoh pimpinan tersebut agar tidak mendapat tekanan atau
pengaruhdari Jepang, inilah yang dimaksud dengan peristiwa
Rengasdengklok. Keberangkatan SukarnoHatta ke Rengasdengklok
dikawal oleh Sukarni, Yusuf Kunto,dan Syodanco
Singgih. Rengasdengklok dipilih karena dianggap aman dan daerah
tersebut telah dikuasai oleh tentara PETA dibawah pimpinan Codanco
Subeno. Sementara itu di Jakarta terjadi perundingan antara para
pemuda dengan Mr. Ahmad Subardjo selaku wakil golongan tua yang
menjabat sebagai penasehat dalam tubuh PPKI. Dalam perundingan
tersebut dicapai kata sepakat bahwa proklamasi akan dilaksanakan di
Jakarta.Pada sore harinya, tanggal 16 Agustus 1945 Mr.Ahmad
Subardjo datang ke Rengasdengklok dan mendesak para pemuda agar
membawa kembali Sukarno Hatta ke Jakarta. Setelah ada jaminandari
Mr.Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan
dilaksanakan esok hari selambat-lambatnya jam 12, maka para

6
pemuda bersedia membawa kembali kedua tokoh tersebutkembali ke
Jakarta.

2. Perumusan Teks Proklamasi


Setelah sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta
mengumpulkan para anggota PPKI dangolongan pemuda. Meraka
berkumpul di Jln. Imam Bonjol no.1, dirumah Laksamana
Mudamaeda, kepala perwakilan angkatan laut Jepang di
Jakarta.Dalam pertemuan di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno
Hatta menemui Mayjen Nisyimura yang menjabat sebagai kepala
pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang untuk menjajagi sikap
resmi Jepang terhadap rencana proklamasi kemerekaan Indonesia.
Ternyata Nisyimura tetap memegang teguh tugasnya menjaga status
Quo di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak boleh ada
perubahan apapun di Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan
jepang hanya akan menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu. Akhirnya
Sukarno Hatta kembali kerumah Maeda dan mengadakan pertemuan
dengan hasil keputusan Proklamasi kemerdekaan akantetap
dilaksanakan dengan atau tanpa persetujuan Jepang.
Melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia,
diputuskan dua halsebagai berikut :
Pertama : Diputuskan untuk segera merumuskan teks/naskah
proklamasi ,adapun yangmerumuskan adalah Sukarno, Hatta dan
Ahmad Subardjo,setelah naskah selesai dirumuskan dan disetujui
isinya, terjadilah perdebatan tentang siapa yang akan menandatangani
naskah proklamasi, yang akhirnya atas usul pemuda Sukarni,
teksproklamasi ditandatangani oleh Sukarno Hatta atas nama bangsa
Indonesia, naskahkemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan
beberapa perubahan dari hasil tulisantangan Sukarno sebagai konsep,
yaitu:
1. Kata tempoh diubah menjadi tempo

7
2. Djakarta 17-8-‟05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8
tahoen „05
3. Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa
Indonesia.Naskah yang diketik oleh Sayuti Melik inilah yang
dianggap naskah yang otentik.
Kedua : diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan
dibacakan oleh Ir.Sukarno di kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no
56 Jakarta.

3. Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya


Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan
dibacakan di lapangan Ikada(sekarang Monas), dengan maksud agar
seluruh bangsa Indonesia mengetahuinya, akan tetapi Ir.Sukarno tidak
sependapat, karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang
bentrokan antara rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan
alasan tsb, maka disepakati proklamasi akan dilaksanakan di
kediaman Ir. Sukarno dan dibacakan oleh Sukarno Hatta.Tepat hari
jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan
peristiwa sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Sesudah naskah proklamasi selesai dibacakan, acara dilanjutkan
dengan pengibaran Sang Saka merah putih oleh Pemuda Suhud dan
eks sudanco Latif Hendraningrat dengan disaksikan segenap yang
hadir, upacara diakhiridengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Dalam suasana yang sangat sederhana itu telah sampailah bangsa
Indonesia ke ambang pintu kemerdekaannya. Satu persatu hadirin
meninggalkan tempat dengan tenang dan dengan tekat bulat untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun hanya berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi
kemerdekaan mengandung arti yang sangat penting dan membawa
perubahan yang sangat besar dalam kehidupan bangsaIndonesia, yaitu
:

8
1. Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia
untukmencapai kemerdekaannya
2. Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan
untukmenentukan nasibnya sendiri sebagai bangsa yang
berdaulat.
3. Proklamasi merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat
yang adil dan makmur.

Teks proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus 1945 dan


dibacakan tanggal 7 Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil
diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan pemerintah jepang yang
bernama Domei (sekarang kantor berita antara). Para pejuang dikantor
berita Domei antara lain Adam Malik, Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan.
P. Lubis.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan
kantor berita Domei yang bernamanSyarifudin berhasil masuk ke
gedung siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang RRI),
uantukmenyampaikan teks proklamsi dan pada pukul 19.00 berhasil
disiarkan.Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga
disebarluaskan melalui media surat kabar atau pers. “Harian Suara
Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan
proklamasi. Kemudian disusul oleh “Harian Cahaya Bandung” yang
memuat pembukaan UUD. Para pemuda yang berjuang lewat pers
antara lain BM DiAH, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa KusumaSumantri,
KiHajar Dewantoro, Otto Iskandar Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam
Malik, Sayuti Melik, MadikinWonohito, Sumanang SH, Manai
Sopiaan, Ali Hasyim dan lain lainnya. Usaha usaha lain untuk
menyebarkan berita proklamasi adalah melalui penyebaran
danpemasangan pamflet, plakat, poster, coretan coretan pada tembok
dan kereta api. Dengan demikian dalam waktu yang tidak lama berita
proklamasi kemerdekaan Indonesia segeratersebar ke seluruh
Indonesia dan ke dunia luar.

9
4. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945, maka para pejuangbangsa Indonesia mulai menata kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyusun alatkelengkapan Negara.
Usaha menyusun alat kelengkapan Negara antara lain dilakukan
melalui :
a. Sidang PPKI yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya
setelah proklamasi dengankeputusan :1. Mengesahkan UUD
19452. Memilih presiden dan wakil presiden3. Untuk sementara
waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b. Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19 Agustus 1945 ,dengan
keputusan :1. menetapkan 12 kementrian2. membagi wilayah RI
menjadi 8 propinsi yang dikepalai oleh Gubernurc. Sidang PPKI
yang ketiga, tanggal 22 Agustus 1945, dengan keputusan :
1. Membentuk Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi
sebagai Dewan PerwakilanRakyat yang berkedudukan di Jakarta,
dengan ketuanya Mr. Kasman Singodimejo.
2. Membentuk Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai
satu satunya partai diIndonesia, namun hal ini menimbulkan
reaksi keras dari berbagai kalangan yangmenghendaki agar
masyarakat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik, hal
ini mendorong keluarnya maklumat pemerintah tanggal 3
Nopember 1945 no X yang berisitentang pembentukan partai
partai politik.
3. Membentuk Badan Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para
pemuda bekas HEIHO, PETA dan KNIL, dan anggota anggota
badan semi militer lainnya. Pada tanggal 5 oktober 1945
pemerintah membentuk Tentara keamanan Rakyat (TKR), sebagai
panglimanya diangkat Supriyadi, namun karena tidak pernah
muncul, makaposisinya digantikan oleh Sudirman, sedangkan

10
sebagai kepala staf umum diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama
TKR kemudian diubah menjadi Tentara Republik Indonesia
(TRI), sesuai dengan maklumat pemerintah 26 Januari 1946, dan
pada tanggal 7 Juni 1947nama TRI diubah menjadi Tentara
Nasional Indonesia (TNI).

2.4 Empat Pilar Kebangsaan


A. Pancasila
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis
formal yang mengharuskan seluruh peraturan perundang-undangan
berlandaskan pada Pancasila (sering disebut sebagai sumber dari segala
sumber hukum), Pancasila juga bersifat filosofis. Pancasila merupakan dasar
filosofis dan sebagai perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan
falsafah negara dan pandangan/cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar negara dan sebagai pandangan
hidup. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan
dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila
sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila
menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi
negara dan bangsa Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa,
Pancasila merupakan landasan utama. Sebagai landasan, Pancasila merupakan
rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam pembangunan karakter bangsa.
Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan karakter bangsa
memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang berkarakter
Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia
memiliki ciri dan watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan
mengutamakan kesejahteraan rakyat. Nilai-nilai fundamental ini menjadi
sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa.

11
B. Undang-Undang Dasar 1945
Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang
terdapat dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu,
landasan kedua yang harus menjadi acuan dalam pembangunan karakter
bangsa adalah norma konstitusional UUD 1945. Nilai-nilai universal yang
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan menjadi
norma konstitusional bagi negara Republik Indonesia.
Keluhuran nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
memancarkan tekad dan komitmen bangsa Indonesia untuk tetap
mempertahankan pembukaan itu dan bahkan tidak akan mengubahnya. Paling
tidak ada empat kandungan isi dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi
alasan untuk tidak mengubahnya. Pertama, di dalam Pembukaan UUD 1945
terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya sebuah negara yang
merdeka dan berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit dinyatakan
bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan
bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak
boleh lagi ada penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah
berdirinya negara merdeka dan berdaulatmerupakan sebuah keniscayaan.
Alasan kedua adalah di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat norma yang
terkait dengan tujuan negara atau tujuan nasional yang merupakan cita-cita
pendiri bangsa atas berdirinya NKRI.
Tujuan negara itu meliputi empat butir, yaitu (1) melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, (2) memajukan kesejahteraan
umum, (3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Cita-cita itu sangat luhur dan tidak akan lekang oleh waktu.
Alasan ketiga, Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaran Indonesia
khususnya tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan. Alasan keempat
adalah karena nilainya yang sangat tinggi bagi bangsa dan negara Republik

12
Indonesia, sebagaimana tersurat di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat
rumusan dasar negara yaitu Pancasila.
Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat norma-norma
konstitusional yang mengatur sistem ketatanegaraan dan pemerintahan
Indonesia, pengaturan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia, identitas
negara, dan pengaturan tentang perubahan UUD 1945 yang semuanya itu
perlu dipahami dan dipatuhi oleh warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
dalam pengembangan karakter bangsa, norma-norma konstitusional UUD
1945 menjadi landasan yang harus ditegakkan untuk kukuh berdirinya negara
Republik Indonesia.

C. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)


Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa
adalah komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karakter yang dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter
yang memperkuat dan memperkukuh komitmen terhadap NKRI, bukan
karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi menggoyahkan
NKRI. Oleh karena itu, rasa cinta terhadap tanah air (patriotisme) perlu
dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pengembangan sikap
demokratis dan menjunjung tinggi HAM sebagai bagian dari pembangunan
karakter harus diletakkan dalam bingkai menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan bangsa (nasionalisme), bukan untuk memecah belah bangsa dan
NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi pijakan dalam
pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI.

D. Bhineka Tunggal Ika


Landasan selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam
pembangunan karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Semboyan itu bertujuan menghargai perbedaan/keberagaman, tetapi tetap
bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang memiliki
kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat

13
yang “adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar
negara Pancasila dan dasar konstitusional UUD 1945
Keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu
keniscayaan dan tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi,
keberagaman itu harus dipandang sebagai kekayaan khasanah sosiokultural,
kekayaan yang bersifat kodrati dan alamiah sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa bukan untuk dipertentangkan, apalagi dipertantangkan (diadu
antara satu dengan lainnya) sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi penyemangat bagi
terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

2.5 Peran Empat Pilar Kebangsaan dalam Membentuk Karakter Bangsa


Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau
berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap
lingkungan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga,
serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter
merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan.
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang
khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa
dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa
Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang
khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal
Ika, dankomitmen terhadap NKRI.

14
Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu
negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara
yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta
potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global
yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis,
berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses
sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan
kerja sama seluruh komponen bangsa dan negara.
Berikut ini merupakan beberapa sikap yang mencerminkan karakter
bangsa, diantaranya:
1. Saling menghormati dan menghargai,
2. Rasa kebersamaan dan tolong menolong,
3. Rasa kesatuan dan persatuan,
4. Rasa peduli dalam bermasyarakat berbangsa dan Negara,
5. Adanya moral dan akhlak dan di landasi nilai-nilai agama,
6. Perilaku dan sifat-sifat kejiwaan dan saling menghormati dan
menguntungkan,.
7. Kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum,
dan budaya,serta
8. Sikap dan prilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan, dan
sebagainya.

Selain itu pula, untuk membangun karakter bangsa diperlukan sikap


menjunjung tinggi beberapa nilai, seperti:
 Nilai kejuangan,
 Nilai semangat,
 Nilai kebersamaan atau gotong royong,
 Nilai kepedulian atau solider,
 Nilai sopan santun ,

15
 Nilai persatuan dan kesatuan,
 Nilai kekeluargaan, serta
 Nilai tanggungjawab, dan sebagainya.

Faktor Membangun Karakter Bangsa, diantaranya sebagai berikut:


 Agama,
 Normatif (Hukum dan peraturan yang berlaku),
 Pendidikan,
 Ideologi,
 Kepemimpinan,
 Lingkungan,
 Politik,
 Ekonomi, dan
 Sosial Budaya.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Empat pilar kebangsaan merupakan suatu tiang dalam mengantisipasi
kemajemukan bangsa Indonesia ini. Hal ini sesuai dengan suatu rumusan
sangat indah yang tertera dalam Penjelasan UUD 1945 sebagai berikut:
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha
budinya rakyat Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya,
persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing
yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Rumusan yang terdapat dalam Penjelasan UUD 1945 adalah sebagai
prinsip dalam kita mengantisipasi keanekaragaman budaya bangsa dan dalam
mengantisipasi globalisasi yang mengusung nilai-nilai yang mungkin saja
bertentangan dengan nilai yang diemban oleh bangsa sendiri. Semoga dengan
berpegang teguh pada konsep dan prinsip yang terkandung dalam Bhinneka
Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia makin kokoh dan makin
berkibar.

3.2 Saran
Empat pilar kebangsaan ini diharapkan tidak hanya bersifat teoritis saja.
Namun, harus di implementasikan oleh bangsa kita. Agar tidak hanya seperti
angin yang berlalu saja.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://elgibran91.blogspot.com/2011/12/empat-pilar-kebangsaan.html
http://javanese-education.blogspot.com/2011/01/empat-pilar-kehidupan-
berbangsa-dan.html
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&i
d=417:pema syarakatan-empat-pilar-kehidupan-bernegara-kajian-dan-strategi-
implementasinya- bagian-kedua&catid=12:artikel&Itemid=85
http://javanese-education.blogspot.com/2011/01/empat-pilar-kehidupan-
berbangsa-dan.html
http://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara/
http://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-
bernegara/
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&i
d=416:pema syarakatan-empat-pilar-kehidupan-bernegara-kajian-dan-strategi-
implementasinya&catid=12:artikel&Itemid=85
http://jogja.tribunnews.com/2012/11/03/empat-pilar-kebangsaan-penting-
disosialisasikan/
http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/pancasila-sebagai-paradigma]
http://blogmhs.uki.ac.id/annery/2012/03/23/4-pilar-berbangsa-dan-bernegara-2/
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/18/75118/empat_pilar_kehidupa
n_bernegara _harus_disosialisasikan_sejak_dini/
http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/pancasila-sebagai-paradigma

Anda mungkin juga menyukai