Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa
adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa
Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat
dan bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa
tersebut. Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam
menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini diungkapkan lagi
oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, pada kesempatan berbuka puasa
dengan para pejuang kemerdekaan pada tanggal 13 Agustus 2010 di istana Negara. Empat
pilar tersebut adalah (1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) NegaraKesatuan
Republik Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika . Meskipun hal ini telah
menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada
yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar berupa slogan-slogan,
sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna dalam menghadapi era
globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai
jargon politik. Yang diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan
dalam persaingan menghadapi globalisasi. Untuk itulah perlu difahami secara memadai
makna empat pilar tersebut, sehingga kita dapat memberikan penilaian secara tepat, arif
dan bijaksana terhadap empat pilar dimaksud, dandapat menempatkan secara akurat dan
proporsional dalam hidup bermasyarakat, berbangsadan bernegara.
Berikut disampaikan secara singkat (a) arti pilar, (b) pilar Pancasila, (c) pilar
UUD1945, (d) pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia, (e) pilar Bhinneka Tunggal
Ika, serta (f) peran dan fungsi empat pilar dimaksud dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa danbernegara. Namun sebelumnya, ada baiknya bila kita merenung sejenak
bahwa di atas empat pilartersebut terdapat pilar utama yakni Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama tersebut tidak
akan timbul adanya empat pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika dilukiskansecara indah dan nyata dalam lambang negara
Garuda Pancasila. Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan Peraturan Pemerintah No.
66 tahun 1951, menetapkan lambang negara bagi negara-bangsa yang diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD
1945 pasal 36A yang menyebutkan: ” Lambang Negara  ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka TunggalIka”. Lambang negara Garuda Pancasila mengandung
konsep yang sangat esensial danmerupakan pendukung serta mengikat pilar-pilar

1
dimaksud. Burung Garuda yang memiliki 17 bulu pada sayapnya, delapan bulu pada
ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu pada badan dibawah perisai, menggambarkan
tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila Pancasila
sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sementara
itu Garuda mencengkeram pita yang bertuliskan ”Bhinneka Tunggal ika”
menggambarkan keanekaragaman komponen bangsa yang harus dihormati, didudukkan
dengan pantas dan dikelola dengan baik. Dengan demikian terjadilah suatu kesatuan
dalam pemahaman dan mendudukkan pilar-pilar tersebutdalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep dan prinsip
yang sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia dari segala macam
penjajahan. Tidak hanya merdeka atau bebas dari penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam
makna yang sangat luas, bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama,
bebas dari rasa takut,dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern. Konsep
kebebasan ini yangmendasari pilar yang empat dimaksud.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengertian dari empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara?
2.      Mengapa disebut empat pilar kebangsaan?
3.      Bagaimana sejarah terbentuknya empat pilar?
4.      Apa saja yang termasuk empat pilar kebangsaan?
5.      Bagaimana peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut :
1.      Menjelaskan pengertian dari empat pilar kebangsaan.
2.      Mengetahui dasar penamaan empat pilar kebangsaan.
3.      Mengetahui sejarah terbentuknya empat pilar kebangsaan.
4.      Mengetahui empat pilar kebangsaan.
5.      Mengetahui peran empat pilar kebangsaan membentuk karakter bangsa.
1.4 Manfaat
Dari tujuan diatas duharapkan memperoleh manfaat sebagai berikut :
1.       Memberikan pemahaman kepada para pembaca lebih mendalam mengenaiempat
pilar kebangsaan.
2.       Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya empat pilar
kebangsaan dalam membentuk karakter bangsa.
3.      Memberikan informasi serta dapat dijadikan pedoman bagi tenaga kependidikan
mengenai peranan penerapan empat pilar kebangsaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Setelah ada amanat UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD pasal 15 ayat
1 hurup e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang-Undang
Dasar. Sertamerta berbagai wacana baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi politik
dan kemasyarakatan, mulai mengungkap bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. “
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. BIla tiang ini
rapuh maka bangunan akan mudah roboh. Empat tiang penyangga ditengah ini disebut soko
guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram dan
memberi kenikamtan. Empat pilar itu pula, yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam
hidup bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga merasa tenteram dan
bahagia.
Empat pilar tersebut juga fondasi / dasar dimana kita pahami bersama kokohnya suatu
bangunan sangat bergantung dari fondasi yang melandasinya. Dasar atau fondasi bersifat
tetap, statis sedangkan pilar bersifat dinamis. Salah satu tugas dari MPR adalah Sosialisasi
Empat pilar bernegara yang diamanatkan dalam UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR,
DPD dan DPRD Pasal 15 ayat (1) huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk
memasyarakatkan Undang Undang Dasar.

2.2 Dasar Penamaan Empat Pilar Kebangsaan


Pilar Bhineka Tinggal Ika sebagai perekat kehidupan berbangsa bernegara karena :
1.    Empat  pilar tersebut melambangkan aspek- aspek penting tercapainya kesatuan dan
persatuan baik pada masa penjajahan, mempertahankan kemerdekaan hingga saat ini.
2.    Empat pilar tersebut merupakan harga mati kehidupan berbangsa
bernegara, yangmenjadikan dan menyadarkan kita bahwa kita adalah warga Negara
Republik Indonesia.
3.    Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara - bangsa Indonesia yang
pluralistikdan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasi
keanekaragaman yangterdapat dalam kehidupan negara - bangsa Indonesia.
4.    Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki
konsep,prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di
seantero wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila
sebagai pilarkehidupan berbangsa dan bernegara.

3
5.    Undang-Undang Dasar suatu negara ialah bagian dari hukum dasar negara itu. dan
hukumlahyang mengatur agar kehidupan masyarakat menjadi tertib, tenteram dan damai.-
Terbentuknya Negara Kesatuan merupakan cita-cita para pendiri bangsa.

2.3       Sejarah Terbentuknya Empat Pilar Kebangsaan

1 Sejarah berdirinya NKRI


A.    Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu dan Perbedaan Pendapat Antara Golongan
Tua dan Muda Yang Melahirkan Peristiwa Rengasdengklok.
Pada Agustus 1945 setelah mengetahui bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu,maka
golongan pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jln.Pegangsaan Timur 56
Jakarta.Dengan juru bicara Sutan Syahrir, para pemuda meminta agar Bung Karno dan
Bung Hatta segera memperoklamasikan kemerdekaan saat itu juga, lepas dari campur
tangan Jepang. Bung Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena Proklamasi
Kemerdekaan ituperlu dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat PPKI, sebab badan inilah yang
ditugasi untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menolak pendapat Bung
Karno sebab PPKI itu buatan Jepang, menyatakan kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap
oleh Sekutu bahwa kemerdekaan itu hanyalah pemberian Jepang,para pemuda tidak ingin
kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah dari Jepang. Bung Karno berpendapat lain,
bahwa soal kemerdekasan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil
perjuangan bangsa Indonesia sendiri, tidaklah menjadi soal,karena Jepang toh sudah
kalah. Masalah yang lebih penting adalah menghadapi sekutu yang berusaha
mengambalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan
kemerdekaan Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi, atas dasar itulah Bung
Karno menolak usul para pemuda. Dikarenakan perbedaan pendapat tersebut, maka pada
tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 04.00 dini hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa
ke Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di pantai utara Kabuoaten Krawang Jawa Barat,
dengan tujuan untuk mengamankan kedua tokoh pimpinan tersebut agar tidak mendapat
tekanan atau pengaruhdari Jepang, inilah yang dimaksud dengan peristiwa
Rengasdengklok. Keberangkatan SukarnoHatta ke Rengasdengklok dikawal oleh Sukarni,
Yusuf Kunto,dan Syodanco Singgih. Rengasdengklok dipilih karena dianggap aman dan
daerah tersebut telah dikuasai oleh tentara PETA dibawah pimpinan Codanco
Subeno. Sementara itu di Jakarta terjadi perundingan antara para pemuda dengan Mr.
Ahmad Subardjo selaku wakil golongan tua yang menjabat sebagai penasehat dalam tubuh
PPKI. Dalam perundingan tersebut dicapai kata sepakat bahwa proklamasi akan dilaksanakan
di Jakarta.Pada sore harinya, tanggal 16 Agustus 1945 Mr.Ahmad Subardjo datang ke
Rengasdengklok dan mendesak para pemuda agar membawa kembali Sukarno Hatta ke
Jakarta. Setelah ada jaminandari Mr.Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan

4
dilaksanakan esok hari selambat-lambatnya jam 12, maka para pemuda bersedia membawa
kembali kedua tokoh tersebutkembali ke Jakarta.

B.     Perumusan Teks Proklamasi


            Setelah sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta mengumpulkan para anggota
PPKI dangolongan pemuda. Meraka berkumpul di Jln. Imam Bonjol no.1, dirumah
Laksamana Mudamaeda, kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta.Dalam pertemuan
di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno Hatta menemui Mayjen Nisyimura yang menjabat
sebagai kepala pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang untuk menjajagi sikap resmi
Jepang terhadap rencana proklamasi kemerekaan Indonesia. Ternyata Nisyimura tetap
memegang teguh tugasnya menjaga status Quo di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak
boleh ada perubahan apapun di Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan jepang hanya
akan menyerahkan kekuasaan kepada Sekutu. Akhirnya Sukarno Hatta  kembali
kerumah Maeda dan mengadakan pertemuan dengan hasil keputusan Proklamasi kemerdekaan
akantetap dilaksanakan dengan atau tanpa persetujuan Jepang.
Melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia, diputuskan dua
halsebagai berikut :
Pertama : Diputuskan untuk segera merumuskan teks/naskah proklamasi ,adapun
yangmerumuskan adalah Sukarno, Hatta dan Ahmad Subardjo,setelah naskah selesai
dirumuskan dan disetujui isinya, terjadilah perdebatan tentang siapa yang akan
menandatangani naskah proklamasi, yang akhirnya atas usul pemuda Sukarni, teksproklamasi
ditandatangani oleh Sukarno Hatta atas nama bangsa Indonesia, naskahkemudian diketik oleh
Sayuti Melik dengan beberapa perubahan dari hasil tulisantangan Sukarno sebagai konsep,
yaitu:
1.      Kata tempoh diubah menjadi tempo
2.      Djakarta 17-8-’05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
3.      Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama bangsa Indonesia.Naskah yang
diketik oleh Sayuti Melik inilah yang dianggap naskah yang otentik.
Kedua : diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh
Ir.Sukarno di kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.

C.     Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya


Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi kemerdekaan dibacakan di lapangan
Ikada(sekarang Monas), dengan maksud agar seluruh bangsa Indonesia mengetahuinya, akan
tetapi Ir.Sukarno tidak sependapat, karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang
bentrokan antara rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan alasan tsb, maka disepakati
proklamasi akan dilaksanakan di kediaman Ir. Sukarno dan dibacakan oleh Sukarno
Hatta.Tepat hari jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan peristiwa

5
sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sesudah naskah proklamasi selesai
dibacakan, acara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka merah putih oleh Pemuda Suhud
dan eks sudanco Latif Hendraningrat dengan disaksikan segenap yang hadir, upacara
diakhiridengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam suasana yang sangat sederhana itu
telah sampailah bangsa Indonesia ke ambang pintu kemerdekaannya. Satu persatu hadirin
meninggalkan tempat dengan tenang dan dengan tekat bulat untuk mempertahankan
kemerdekaan.
Meskipun hanya berlangsung singkat, namun peristiwa proklamasi kemerdekaan mengandung
arti yang sangat penting dan membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan
bangsaIndonesia, yaitu :

1.    Proklamasi merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untukmencapai


kemerdekaannya
2.    Dengan proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untukmenentukan
nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
3.    Proklamasi merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Teks proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus 1945 dan dibacakan tanggal
7 Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke kantor pusat
pemberitaan pemerintah jepang yang bernama Domei (sekarang kantor berita antara). Para
pejuang dikantor berita Domei antara lain Adam Malik, Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan. P.
Lubis.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan kantor berita Domei yang
bernamanSyarifudin berhasil masuk ke gedung siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang
RRI), uantukmenyampaikan teks proklamsi dan pada pukul 19.00 berhasil disiarkan.Berita
Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui media surat kabar atau pers.
“Harian Suara Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang menyiarkan
proklamasi. Kemudian disusul oleh “Harian Cahaya Bandung” yang memuat pembukaan
UUD. Para pemuda yang berjuang lewat pers antara lain BM DiAH, Sukarjo Wiryopranoto,
Iwa KusumaSumantri, KiHajar Dewantoro, Otto Iskandar Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam
Malik, Sayuti Melik, MadikinWonohito, Sumanang SH, Manai Sopiaan, Ali Hasyim dan lain
lainnya. Usaha usaha lain untuk menyebarkan berita proklamasi adalah melalui penyebaran
danpemasangan pamflet, plakat, poster, coretan coretan pada tembok dan kereta api. Dengan
demikian dalam waktu yang tidak lama berita proklamasi kemerdekaan Indonesia
segeratersebar ke seluruh Indonesia dan ke dunia luar.

6
D.     Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, maka para
pejuangbangsa Indonesia mulai menata kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menyusun
alatkelengkapan Negara. Usaha menyusun alat kelengkapan Negara antara lain dilakukan
melalui :
a.       Sidang PPKI yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya setelah proklamasi
dengankeputusan :1. Mengesahkan UUD 19452. Memilih presiden dan wakil presiden3.
Untuk sementara waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b.      Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19 Agustus 1945 ,dengan keputusan :1. menetapkan
12 kementrian2. membagi wilayah RI menjadi 8 propinsi yang dikepalai oleh
Gubernurc. Sidang PPKI yang ketiga, tanggal 22 Agustus 1945, dengan keputusan :
1.      Membentuk Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi sebagai Dewan
PerwakilanRakyat yang berkedudukan di Jakarta, dengan ketuanya Mr. Kasman
Singodimejo.
2.      Membentuk Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai satu satunya partai
diIndonesia, namun hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan
yangmenghendaki agar masyarakat diberi kebebasan untuk mendirikan partai
politik, hal ini mendorong keluarnya maklumat pemerintah tanggal 3 Nopember
1945 no X yang berisitentang pembentukan partai partai politik.
3.      Membentuk Badan Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para pemuda bekas
HEIHO, PETA dan KNIL, dan anggota anggota badan semi militer lainnya. Pada
tanggal 5 oktober 1945 pemerintah membentuk Tentara keamanan Rakyat (TKR),
sebagai panglimanya diangkat Supriyadi, namun karena tidak pernah muncul,
makaposisinya digantikan oleh Sudirman, sedangkan sebagai kepala staf umum
diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama TKR kemudian diubah menjadi Tentara
Republik Indonesia (TRI), sesuai dengan maklumat pemerintah 26 Januari 1946,
dan pada tanggal 7 Juni 1947nama TRI diubah menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).

2.4  Empat Pilar Kebangsaan


2.4.1        Pancasila
Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki
fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal yang mengharuskan seluruh
peraturan perundang-undangan berlandaskan pada Pancasila (sering disebut sebagai sumber
dari segala sumber hukum), Pancasila juga bersifat filosofis. Pancasila merupakan  dasar
filosofis dan sebagai perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan falsafah negara dan
pandangan/cara hidup bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar negara dan 

7
sebagai pandangan hidup. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan
dipedomani oleh seluruh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.  Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter
masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi negara dan bangsa
Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa, Pancasila merupakan landasan utama.
Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan
karakter bangsa memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang berkarakter
Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki ciri dan
watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan rakyat.
Nilai-nilai fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam pendidikan
karakter bangsa. 

2.4.2       Undang-Undang Dasar 1945


Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu, landasan kedua yang harus
menjadi acuan dalam pembangunan karakter bangsa adalah norma konstitusional UUD 1945.
Nilai-nilai universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan
menjadi norma konstitusional bagi negara Republik Indonesia.
Keluhuran nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 memancarkan tekad
dan komitmen bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan pembukaan itu dan bahkan
tidak akan mengubahnya. Paling tidak ada empat kandungan isi dalam Pembukaan UUD 1945
yang menjadi alasan untuk tidak mengubahnya. Pertama, di dalam Pembukaan UUD 1945
terdapat norma dasar universal bagi berdiri tegaknya sebuah negara yang merdeka dan
berdaulat. Dalam alinea pertama secara eksplisit dinyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak
segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Pernyataan itu dengan tegas menyatakan
bahwa kemerdekaan merupakan hak segala bangsa dan oleh karena itu, tidak boleh lagi ada
penjajahan di muka bumi. Implikasi dari norma ini adalah berdirinya negara merdeka dan
berdaulatmerupakan sebuah keniscayaan. Alasan kedua adalah di dalam Pembukaan UUD
1945 terdapat norma yang terkait dengan tujuan negara atau tujuan nasional yang merupakan
cita-cita pendiri bangsa atas berdirinya NKRI.
Tujuan negara itu meliputi empat butir, yaitu (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia,  (2) memajukan kesejahteraan umum, (3)  mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan (4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Cita-cita itu sangat luhur dan tidak akan 
lekang oleh waktu. Alasan ketiga, Pembukaan UUD 1945 mengatur ketatanegaran Indonesia

8
khususnya tentang bentuk negara dan sistem pemerintahan. Alasan keempat adalah karena
nilainya yang sangat tinggi bagi bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagaimana tersurat
di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan dasar negara yaitu Pancasila.
Selain pembukaan, dalam Batang Tubuh UUD 1945 terdapat norma-norma konstitusional
yang mengatur sistem ketatanegaraan dan pemerintahan Indonesia, pengaturan hak asasi
manusia (HAM) di Indonesia, identitas negara, dan pengaturan tentang perubahan UUD 1945
yang semuanya itu perlu dipahami dan dipatuhi oleh warga negara Indonesia. Oleh karena itu,
dalam pengembangan karakter bangsa, norma-norma konstitusional UUD 1945 menjadi
landasan yang harus ditegakkan untuk kukuh berdirinya negara Republik Indonesia.

2.4.3       NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)


Kesepakatan yang juga perlu ditegaskan dalam pembangunan karakter bangsa adalah
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karakter yang dibangun
pada manusia dan bangsa Indonesia adalah karakter yang memperkuat dan memperkukuh
komitmen terhadap NKRI, bukan karakter yang berkembang secara tidak terkendali, apalagi
menggoyahkan NKRI. Oleh karena itu, rasa cinta terhadap tanah air (patriotisme) perlu
dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pengembangan sikap demokratis dan
menjunjung tinggi HAM sebagai bagian dari pembangunan karakter harus diletakkan dalam
bingkai menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme), bukan untuk
memecah belah bangsa dan NKRI. Oleh karena itu, landasan keempat yang harus menjadi
pijakan dalam pembangunan karakter bangsa adalah komitmen terhadap NKRI.

2.4.4      Bhineka Tunggal Ika


Landasan  selanjutnya yang mesti menjadi perhatian semua pihak dalam pembangunan
karakter bangsa adalah semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan itu bertujuan menghargai
perbedaan/keberagaman, tetapi tetap bersatu dalam ikatan sebagai bangsa Indonesia, bangsa
yang memiliki kesamaan sejarah dan kesamaan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang
“adil dalam kemakmuran” dan “makmur dalam keadilan” dengan dasar negara Pancasila dan
dasar konstitusional UUD 1945
Keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) merupakan suatu keniscayaan dan
tidak bisa dipungkiri oleh bangsa Indonesia.  Akan tetapi, keberagaman itu harus dipandang
sebagai kekayaan khasanah sosiokultural, kekayaan yang bersifat kodrati dan alamiah sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa  bukan untuk dipertentangkan, apalagi dipertantangkan
(diadu antara satu dengan lainnya) sehingga terpecah-belah. Oleh karena itu,
semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dapat menjadi  penyemangat bagi terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

9
2.5  Peran Empat Pilar Kebangsaan dalam Membentuk Karakter Bangsa
Karakter adalah  nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpateri dalam diri dan
terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah
hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter
merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan,
kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
            Karakter bangsa adalah  kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang
tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa dan bernegara
sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau
sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan
Indonesia yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku  berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma
UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dankomitmen terhadap
NKRI.

Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan


untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar  dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan
nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis,
berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi,
pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama  seluruh
komponen bangsa dan negara.
            Berikut ini merupakan beberapa sikap yang mencerminkan karakter bangsa,
diantaranya:
1.    Saling menghormati dan menghargai,
2.    Rasa kebersamaan dan tolong menolong,
3.    Rasa kesatuan dan persatuan, 
4.    Rasa peduli dalam bermasyarakat berbangsa dan Negara,
5.    Adanya moral dan akhlak dan di landasi nilai-nilai agama,
6.    Perilaku dan sifat-sifat kejiwaan dan saling menghormati dan menguntungkan,.
7.    Kelakuan dan tingkah laku menggambarkan nilai-nilai agama, hukum, dan budaya, serta 
8.    Sikap dan prilaku menggambarkan nilai-nilai kebangsaan, dan sebagainya.
Selain itu pula, untuk membangun karakter bangsa diperlukan sikap menjunjung tinggi
beberapa nilai, seperti:

10
 Nilai kejuangan,
 Nilai semangat,
 Nilai kebersamaan atau gotong royong,
 Nilai kepedulian atau solider,
 Nilai sopan santun ,
 Nilai persatuan dan kesatuan,
 Nilai kekeluargaan, serta
 Nilai tanggungjawab, dan sebagainya.

Faktor Membangun Karakter Bangsa, diantaranya sebagai berikut:


 Agama,
  Normatif (Hukum dan peraturan yang berlaku),
  Pendidikan,
  Ideologi,
  Kepemimpinan,
  Lingkungan,
  Politik,
  Ekonomi, dan
  Sosial Budaya.

11
BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Empat pilar kebangsaan merupakan suatu tiang dalam mengantisipasi kemajemukan bangsa
Indonesia ini. Hal ini sesuai dengan suatu rumusan sangat indah yang tertera dalam Penjelasan
UUD 1945 sebagai berikut:
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat
Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah di
seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke
arah kemajuan adab, budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Rumusan yang terdapat dalam Penjelasan UUD 1945 adalah sebagai prinsip dalam kita
mengantisipasi keanekaragaman budaya bangsa dan dalam mengantisipasi globalisasi yang
mengusung nilai-nilai yang mungkin saja bertentangan dengan nilai yang diemban oleh
bangsa sendiri. Semoga dengan berpegang teguh pada konsep dan prinsip yang terkandung
dalam Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia makin kokoh dan makin
berkibar.

3.2 Saran
Empat pilar kebangsaan ini diharapkan tidak hanya bersifat teoritis saja. Namun, harus di
implementasikan oleh bangsa kita. Agar tidak hanya seperti angin yang berlalu saja.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://elgibran91.blogspot.com/2011/12/empat-pilar-kebangsaan.html
http://javanese-education.blogspot.com/2011/01/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan.html
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=417:pema
syarakatan-empat-pilar-kehidupan-bernegara-kajian-dan-strategi-implementasinya-
bagian-kedua&catid=12:artikel&Itemid=85
http://javanese-education.blogspot.com/2011/01/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan.html
http://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/
http://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=416:pema
syarakatan-empat-pilar-kehidupan-bernegara-kajian-dan-strategi-
implementasinya&catid=12:artikel&Itemid=85
http://jogja.tribunnews.com/2012/11/03/empat-pilar-kebangsaan-penting-disosialisasikan/
http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/pancasila-sebagai-paradigma]
http://blogmhs.uki.ac.id/annery/2012/03/23/4-pilar-berbangsa-dan-bernegara-2/
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/09/18/75118/empat_pilar_kehidupan_bernegara
_harus_disosialisasikan_sejak_dini/
http://www.empatpilarkebangsaan.web.id/pancasila-sebagai-paradigma

13

Anda mungkin juga menyukai