Anda di halaman 1dari 19

Makalah Tentang Empat Pilar Kebangsaan

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


EMPAT PILAR KEBANGSAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zaman sudah berubah, banyaknya pengaruh arus globalisasi yang kuat menuntut kita untuk
mendapatkan format yang lebih ideal dan mudah dicerna tentang faham berbangsa dan
bernegara untuk sekedar merefres / menyegarkan ingatan kita. Syukur-syukur setelah
mendapatkan format informasi ideal yang kita harapkan pada akhirnya kita punya kemauan
untuk mentransfer pengetahuan kita untuk kebaikan kehidupan berbangsa dan bernegara kita
sebagai warga negara suatu bangsa.

Perkembangan terakhir kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara kita saat ini sangat
memilukan dan memprihatinkan, banyak terjadi kekacauan, kerusuhan antar kelompok agama,
kelompok masyarakat, antar pelajar, demonstrasi mahasiswa di luar toleransi atau sudah
menjurus anarkisme bahkan kriminalitas. Aspirasi yang mereka bawa dalam tuntutan
demontrasi tidak murni lagi, mudah dihasut oleh orang atau kelompok yang tidak
bertanggungjawab demi kepentingan orang atau kelompok tersebut, hal itu salah satu
sebabnya kurangnya pengetahuan, pemahaman mereka para generasi muda, atau para
pemuda harapan bangsa terhadap maknaPancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal Ika,
serta kurangnya pemahaman mereka terhadap nilai-nilai persatuan, kurang mewarisi semangat
perjuangan, pudarnya rasa nasionalisme, maupun rasa patriotisme serta hilangnya rasa cinta
terhadap tanah air, bangsa, dan Negara.
Semua fenomena negatif yang selama ini kita lihat dan rasakan harus diakhiri dengan
membangkitkan semangat, pengetahuan kita mengenai pentingnya empat pilar kehidupan
berbangsa dan bernegara sebab dengan adanya sosialisasi dari MPR RI kita mendapat
pengetahuan sebagai bekal kedepan dalam mendampingi dan mengisi kemerdekaan serta
mempertahankan NKRI ini.

Revitalisasi, reaktualisasi dan transformasi nilai-nilai yang terkandung dalam 4 pilar


kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila sebagai dasar negara, falsafah dan pandangan
hidup bangsa ; UUD Negara Republik Indonesia Tahun. 1945 sebagai landasan kostitusional
dalam bernegara ; NKRI sebagai konsensus yang harus dijaga keutuhannya ; Bhineka Tunggal
Ika sebagai semangat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, harus senantiasa kita
lakukan meskipun kita memiliki berbagai perbedaan).

Bung Karno pernah menyatakan, arus sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua
bangsa memerlukan suatu konsepsi dan cita-cita. ”Jika mereka tidak memilikinya atau jika
konsepsi dan cita-cita menjadi kabur dan usang, bangsa itu berada dalam keadaan yang
berbahaya,”

Maka melalui reformating dan refresing 4 pilar tersebut kita diingatkan dan ditumbuhkan
tentang cita-cita luhur para pendahulu kita, tentang konsepsi pendirian negara kita, bahwa kita
adalah bangsa yang besar dengan berbagai perbedaan, keberagaman yang harus disyukuri dan
diikat dengan nilai-nilai 4 pilar yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita.

Akhirnya, semoga juga partai politik lebih bisa berperan dalam mengaktualisasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam 4 pilar kebangsaan ini, sehingga terdapat sinergi dalm kehidupan
berbangsa dan bernegara. Tentunya dengan mengesampingkan perannya yang terkesan selama
ini hanya sibuk dengan orientasi kekuasaan, pragmatis, oportunis.

1.2 Permasalahan
1. Apakah yang di maksud empat pilar kebangsaan ?

2. Apa saja yang termasuk dalam empat pilar kebangsaan ?

3. Apa manfaat dari empat pilar kebangsan ?

4. Bagaimana wujud sikap yang mencerminkan empat pilar kebangsaan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui arti dari empat pilar kebangsaan
2. Untuk mengetahui macam-macam pilar kebangsaan

3. Untuk mengetahui manfaat dari empat pilar kebangsaan

4. Untuk mewujudkan sikap yang mencermikan empat pilar kebangsaan

1.4 Manfaat Pembahasan


Dalam makalah ini memiliki manfaat baik langsung maupun tidak langsung yang dapat
dirasakan. Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yang dapat kami jabarkan sebagai berikut
:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa menjadi lebih tahu dan lebih mengerti betapa pentingnya keempat pilar tersebut

bagi bangsa Indonesia dan agar mahasiswa tetap menjaga keseimbangan bangsa ini dengan

berpegang teguh dari keempat pilar tersebut.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat menjadi tahu apa saja pilar – pilar kebangsaan yang dimiliki bangsa

Indonesia secara lebih luas dan masyarakat menjadi sadar untuk menjaga bangsa ini agar

tetap kokoh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pilar


Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat sentral dan
menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya bangunan
yang disangganya. Dalam bahasa Jawa tiang penyangga bangunan disebut ”soko”, bahkan bagi
rumah joglo, yakni rumah yang atapnya menjulang tinggi terdapat empat soko di tengah
bangunan yang disebut soko guru. Soko guru ini sangat menentukan kokoh dan kuatnya
bangunan, terdiri atas batang kayu besar dan jenis kayu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dengan demikian orang yang bertempat di rumah tersebut akan merasa nyaman, aman dan
selamat dari berbagai bencana dan gangguan.

Demikian pula halnya dengan bangunan negara-bangsa, membutuhkan pilar atau yang
merupakan tiang penyangga yang kokoh agar rakyat yang mendiami akan merasa nyaman,
aman, tenteram dan sejahtera, terhindar dari segala macam gangguan dan bencana. Pilar bagi
suatu negara-bangsa berupa sistem keyakinan atau belief system, atau philosophische
grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat negara-bangsa yang
bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan sebagai landasan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Seperti halnya soko guru, belief system juga harus memenuhi syarat agar dapat menjaga
kokohnya bangunan sehingga mampu bertahan serta menangkal segala macam ancaman dan
gangguan. Pilar yang berupa belief system suatu negara-bangsa harus menjamin kokoh
berdirinya negara-bangsa, menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, dan kenyamanan,
serta mampu mengantar terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang menjadi dambaan
warga bangsa.

Pilar yang dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program
kerja dan dalam melaksanakan kegiatan. Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia
dimanfaatkan sebagai landasan atau penyanggah dalam menyusun program kerja dan dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa 4 pilar kebangsaan adalah 4 penyangga yang menjadi panutan
dalam keutuhan bangsa indonesia yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhineka Tunggal Ika,
NKRI

2.2 Macam – Macam Pilar


a. Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa
sanskerta , panca artinya 5 (lima) dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan atau pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selain bersifat yuridis formal yang seluruh peraturan perundang-undangan berlandaskan


Pancasila (sering disebut sumber dari segala sumber hukum), Pancasila juga bersifat filosofis.
Pancasila merupakan dasar filosofis dan perilaku kehidupan. Artinya, Pancasila merupakan
falsafah negara dan pandangan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai cita-cita nasional. Sebagai dasar
negara dan pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati
dan dipedomani oleh warga negara Indonesia dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter
masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia.

Oleh karena kedudukan dan fungsinya yang sangat fundamental bagi negara dan bangsa
Indonesia, maka dalam pembangunan karakter bangsa, Pancasila merupakan landasan
utama. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat subtansial, pembangunan
karakter bangsa memiliki makna membangun manusia dan bangsa Indonesia yang
berkarakter Pancasila. Berkarakter Pancasila berarti manusia dan bangsa Indonesia memiliki
ciri dan watak religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan mengutamakan kesejahteraan
rakyat. Nilai-nilai fundamental ini menjadi sumber nilai luhur yang dikembangkan dalam
pendidikan karakter bangsa.

Salah satu tokoh PDIP yaitu Taufiq Kiemas mengungkapkan bahwa 4 Pilar, terutama
Pancasila, merupakan rumusan cita-cita besar bangsa Indonesia. "Pancasila adalah dorongan
hati manusia Indonesia ke dalam dimensi sosial-politik. Dalam Pancasila, bangsa Indonesia
melihat sebagaimana ia mencita-citakannya," kata Taufiq. Dan zberpendapat bahwa
Pancasila berfungsi sebagai pedoman untuk melihat peristiwa sosial-politik, ekonomi dan
kebudayaan yang terjadi di tengah masyarakat dari berbagai dimensi. Menurut Taufiq,
mayoritas warga negara Indonesia adalah moderat-toleran dan hanya sebagian kecil yang
prilakunya ekstrem karena adanya pembiaran oleh negara.

Lima sendi utama penyusuan pancasila adalah :

1. Ketuhanan yang maha esa,

2. Kemanusian yang adil dan beadab,

3. Persatuan indonesia,

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn


perwakilan

5. Dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila :

a. Kedamaian

Kedamaian adalah situasi yang menggambarkan tidak adanya konflik dan kekerasan.
Segala unsur yang terlibat dalam suatu proses sosial berlangsung secara selaras, serasi
dan seimbang, sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban dan ketenteraman. Segala
kebutuhan yang diperlukan manusia dapat terpenuhi, sehingga tidak terjadi perebutan
kepentingan. Hal ini akan terwujud bila segala unsur yang terlibat dalam kegiatan
bersama mampu mengendalikan diri.
b. Keimanan

Keimanan adalah suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan
transendental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Dengan keimanan manusia yakin
bahwa Tuhan menciptakan dan mengatur alam semesta. Apapun yang terjadi di dunia
adalah atas kehendak-Nya, dan manusia wajib untuk menerima dengan keikhlasan.

c. Ketaqwaan

Ketaqwaan adalah suatu sikap berserah diri secara ikhlas dan rela diatur oleh Tuhan
Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan mematuhi segala perintah-Nya serta menjauhi
segala larangan-Nya.

d. Keadilan

Keadilan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan makhluk dengan segala
permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan martabatnya secara
proporsional diselaraskan dengan peran fungsi dan kedudukkannya.

e. Kesetaraan

Kesetaraan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa
membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-lain. Setiap
orang diperlakukan sama di hadapan hukum dan memperoleh kesempatan yang sama
dalam segenap bidang kehidupan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya.

f. Keselarasan

Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan


ketaatan karena setiap makhluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan
proporsional, sehingga timbul suasana harmoni, tenteram dan damai. Ibarat suatu
orkestra, setiap pemain berpegang pada partitur yang tersedia, dan setiap pemain
instrumen melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga terasa suasana nikmat dan
damai.

g. Keberadaban

Keberadaban adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam


kehidupan bersama berpegang teguh pada ketentuan yang mencerminkan nilai luhur
budaya bangsa. Beradab menurut bangsa Indonesia adalah apabila nilai yang terkandung
dalam Pancasila direalisasikan sebagai acuan pola fikir dan pola tindak.

h. Persatuan dan Kesatuan


Persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk
bangsa Indonesia yang terdiri atas beranekaragamnya komponen namun mampu
membentuk suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian
integral dalam satu sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia.

i. Mufakat

Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan kesepakatan bersama secara
musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara musyawarah harus dipegang teguh
dan wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama.

j. Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah rasa yang
bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan. Bagi
bangsa Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.

k. Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan


kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriah maupun batiniah sehingga terwujud rasa
puas diri, tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja
keras, jujur dan bertanggungjawab.

Dengan memahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang
tentu masih akan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia,
permasalahan berikutnya adalah bagaimana konsep, prinsip dan nilai tersebut dapat
diimplementasikan secara nyata dalam berbagai bidang kehidupan dalam berbangsa dan
bernegara.

Sejarah perumusan Pancasila :

a. Terdapat usulan-usalan yang di kemukakan, yaitu oleh :

1. Mr. Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 merumuskan : Peri
Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan dan Kesejahteraan
rakyat.

2. Prof. Dr. Mr. Supomo, yang berpidato tanggal 31 Mei 1945 merumuskan : Paham
Negara Kesatuan, Perhubungan Negara dengan Agama, Sistem Badan
Permusyawaratan, Sosialisasi Negara, dan Hubungan Antar Bangsa

3. Ir. Soekarno, 1 Juni 1945, dalam pidatonya lahirnya pancasila mengemukakan dasar-
dasar : KebangsaanIndonesia, Internasionalismeatau Peri Kemanusiaan,Mufakat atau
Demokrasi,Kesejahteraan Sosial, danKetuhanan yang Berkebudayaan. Yang kemudian
beliau member nama Pancasila

b. Pada tanggal 22 Juni 1945 panitia kecil mengadakan pertemuan yang menghasilkan
rumusan dasar Negara :

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk –


pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

c. Kemudian rancangan rumusan dasar tersebut disebut Piagam Jakarta atau Jakarta
Charter. Namun rumusan dasar pertama menimbulkan masalah karena tidak semua
warga Negara Indonesia memeluk agama Islam sehingga diganti dengan “Ketuhanan
Yang Maha Esa”

Setelah rumusan Pancasila di terima sebagai dasar negara, secara resmi beberapa
dokumen penetapannya adalah :

a. Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

b. Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

c. Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27


Desember1949

d. Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15


Agustus 1950

e. Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

Jadi dapat disimpulkan bahwa,Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi
negara-bangsa Indonesia yang pluralistik dan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu
mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan negara-bangsa
Indonesia. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung konsep dasar
yang terdapat pada segala agama dan keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat
Indonesia, merupakancommon denominator dari berbagai agama, sehingga dapat diterima
semua agama dan keyakinan. Demikian juga dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan
beradab, merupakan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Manusia didudukkan
sesuai dengan harkat dan martabatnya, tidak hanya setara, tetapi juga secara adil dan
beradab. Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam implementasinya
dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan Sedang kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk kesejahteraan
perorangan atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi negara-
bangsa yang pluralistik.

b. Undang – Undang Dasar 1945

UUD 1945 atau UUD ‘45, adalahhukum dasar tertulis (basic


law),konstitusi pemerintahan negaraRepublik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan
sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi olehDPR pada tanggal 22
Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.

Prinsip yang terkandung dalam UUD 1945 :

1. Sumber Kekuasaan

Di alinea ketiga disebutkan bahwa “kemerdekaan bangsa Indonesia itu atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa,” yang bermakna bahwa kemerdekaan yang dinyatakan
oleh bangsa Indonesia itu semata-mata karena mendapat rahmat dan ridho Allah Yang
Maha Kuasa. Dengan kata lain bahwa kekuasaan yang diperoleh rakyat Indonesia dalam
menyatakan kemerdekaan dan dalam mengatur kehidupan kenegaraan bersumber dari
Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini ditegaskan dalam dasar negara sila yang
pertamaKetuhanan Yang Maha Esa.
Namun, juga pada alinea ke-empat disebutkan “Negara Republik Indonesia tersusun
dalam bentuk kedaulatan rakyat,” yang berarti sumber kekuasaan juga terletak di
tangan rakyat. Hal ini ditegaskan lebih lanjut dalam Bab I, pasal 1 ayat (2) yang
menyatakan bahwa “Kedaulatan adalah di tangan rakyat “

Dari frase-frase terbut di atas jelas bahwa sumber kekuasaan untuk mengatur
kehidupan kenegaraan dan pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan Rakyat. Terdapat dua sumber kekuasaan yang
diametral.

Perlu adanya suatu pola sistem penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang
bersumber dari dua sumber kekuasaan tersebut. Perlu pemikiran baru bagaimana
mengintegrasikan dua sumber kekuasaan tersebut sehingga tidak terjadi kontroversi.

2. Hak Asasi Manusia

Berikut disampaikan beberapa rumusan tentang kepedulian parafounding


fathers tentang hak asasi manusia yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 :

Kemerdekaan yang dinyatakan oleh rakyat dan bangsa Indonesia adalah untuk
“menciptakan kehidupan kebangsaan yangbebas,”salah satu hak asasi manusia yang
selalu didambakan, dan dituntut oleh setiap manusia.

Kemerdekaan Negara Indonesia berciri merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan


makmur, merupakan gambaran tentang negara yang menjunjung hak asasi manusia.
Hak kebebasandan mengejar kebahagiaandiakui di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keseluruhan alinea kesatu Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu pernyataan


tentang hak asasi manusia, yakni kebebasandan kesetaraan. Kemerdekaan,
perikemanusiaan dan perikeadilan merupakan realisasi hak kebebasan dan kesetaraan.

Sementara pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 dalam batang tubuh UUD 1945 adalah pasal-
pasal yang merupakan penjabaran hak asasi manusia.

Dari frase-frase yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945, dan beberapa pasal
dalam UUD 1945 telah memuat ketentuan mengenai hak asasi manusia. Tidak benar bila
UUD 1945 yang asli tidak mengakomodasi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, apalagi setelah perubahan UUD.

3. Sistem Demokrasi
Sistem pemerintahan Indonesia terdapat dalam dalam alinea ke-empat yang
menyatakan:” maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang
Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan berasab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatukeadilan srosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Frase
inimenggambarkan sistem pemerintahan demokrasi.

Istilah kedaulatan rakyat atau kerakyatan adalah identik dengan demokrasi. Namun
dalam penerapan demokrasi disesuaikan dengan adat budaya yang berkembang di
Negara Indonesia. Sumber kekuasaan dalam berdemokrasi adalah dari Tuhan Yang Maha
Esa sekaligus dari rakyat. Dalam menemukan sistem demokrasi di Indonesia pernah
berkembang yang disebut “demokrasi terpimpin,” suatu ketika “demokrasi Pancasila,”
ketika lain berorientrasi pada faham liberalisme.

4. Faham Kebersamaan, Kegotong-royongan

Hal ini dapat ditemukan pada :

Misi Negara di antaranya adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia,” bukan untuk melindungi masing-masing individu. Namun
dengan rumusan tersebut tidak berarti bahwa kepentingan individu diabaikan.

Yang ingin diwujudkan dengan berdirinya Negara Indonesia adalah ;”suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indnesia.” Sekali lagi dalam rumusan tersebut tidak tersirat
dan tersurat kepentingan pribadi yang ditonjolkan, tetapi keseluruhan rakyat Indonesia.

Tujuan, Pokok, Fungsi UUD1945 :

• Landasan Konstitusional atas landasan ideal yaitu Pancasila

• Alat pengendalian sosial (a tool of social control)

• Alat untuk mengubah masyarakat ( a tool of social engineering)

• Alat ketertiban dan pengaturan masyarakat.

• Sarana mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin.

• Sarana penggerak pembangunan.

• Fungsi kritis dalam hukum.


• Fungsi pengayoman

• Alat politik.

c. Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika adalahmoto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi
tetap satu”.

Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti “beraneka ragam” atau berbeda-
beda. Kataneka dalam bahasa Sanskerta berarti “macam” dan menjadi pembentuk kata
“aneka” dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti “satu”. Kata ika berarti “itu”. Secara
harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras,
suku bangsa, agama dan kepercayaan.

Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin Sutasoma,
karanganMpu Tantular semasa kerajaanMajapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa
karena mengajarkan toleransi antara umatHindu Siwa dengan umat Buddha.

Kutipan ini berasal dari pupuh139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,

Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,

Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,

Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.

Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?


Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal

Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Bhinneka Tunggal Ika tidak dapat dipisahkan dari Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia,
dan Dasar Negara Pancasila. Hal ini sesuai dengan komponen yang terdapat dalam Lambang
Negara Indonesia. Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 disebutkan
bahwa : Lambang Negara terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Burung Garuda yang menengok dengan kepalanya lurus ke sebelah kanannya;

2. Perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan

3. Semboyan yang ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Di atas pita tertulis
dengan huruf Latin sebuah semboyan dalam bahasa Jawa Kuno yang berbunyi :
BHINNEKA TUNGGAL IKA.

Adapun makna Lambang Negara tersebut adalah sebagaki berikut:

Burung Garuda disamping menggambarkan tenaga pembangunan yang kokoh dan kuat,
juga melambangkan tanggal kemerdekaan bangsa Indonesia yang digambarkan oleh bulu-
bulu yang terdapat pada Burung Garuda tersebut. Jumlah bulu sayap sebanyak 17 di tiap
sayapnya melambangkan tanggal 17, jumlah bulu pada ekor sebanyak 8 melambangkan
bulan 8, jumlah bulu dibawah perisai sebanyak 19, sedang jumlah bulu pada leher sebanyak
45. Dengan demikian jumlah bulu-bulu burung garuda tersebut melambangkan tanggal hari
kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni 17 Agustus 1945.

Sementara itu perisai yang tergantung di leher garuda menggambarkan


Negara Indonesia yang terletak di garis khalustiwa, dilambangkan dengan garis hitam
horizontal yang membagi perisai, sedang lima segmen menggambarkan sila-sila
Pancasila.Ketuhanan Yang Maha Esadilambangkan dengan bintangbersudut lima yang
terletak di tengah perisai yang menggambarkan sinar ilahi. Rantaiyang merupakan
rangkaian yang tidak terputus dari bulatan dan persegi menggambarkankemanusiaan yang
adil dan beradab, yang sekaligus melambangkan monodualistik manusia
Indonesia. Kebangsaandilambangkan oleh pohon beringin, sebagai tempat
berlindung;Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawa-
rakatan/perwakilandilambangkan dengan banteng yang menggambarkan kekuatan dan
kedaulatan rakyat. Sedang Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan kapas dan
padiyang menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bentuk dari negara Indonesia, dimana negara
Indonesia yang merupakan negara kepulauan, selain itu juga bentuk negaranya adalah
republik, kenapa NKRI, karena walaupun negara Indonesia terdiri dari banyak pulau, tetapi
tetap merupakan suatu kesatuan dalam sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia.

Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari
peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi
tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia
luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Apabila ditinjau dari sudut Hukum Tata Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu
Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya
negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi
persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat
Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping
itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuan negara.

Para pendiri bangsa (the founding fathers) sepakat memilih bentuk negara kesatuan
karena bentuk negara kesatuan itu dipandang paling cocok bagi bangsa Indonesia yang
memiliki berbagai keanekaragaman, untuk mewujudkan paham negara integralistik
(persatuan) yaitu negara hendak mengatasi segala paham individu atau golongan dan negara
mengutamakan kepentingan umum.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat
kebangsaan (nasionalisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap
bangsa dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

TUJUAN NKRI :

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.

Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional / Negara yang ingin dicapai
sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

2. Memajukan kesejahteraan umum;

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa;

4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,


dan keadilan social.

Setelah membahas apa saja 4 pilar berbangsa dan bernegara, lalu akan mencoba membahas
kenapa 4 pilar tersebut penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau kita hanya
berpikir bahwa Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, juga sebagai
alat pemersatu bangsa, UUD 1945 adalah merupakan konstitusi dalam bernegara. Dua hal ini
saja sudah menjadi sesuatu yang sangat fundamental bagi bangsa Indonesia dalam
menyelenggarakan negara, tetapi bagi Almarhum Taufik Kiemas, dua pilar ini belumlah cukup,
beliau mengeluarkan gagasan Empat Pilar Berbangsa yakni, Pancasila, UUD 1945, Bhineka
Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pemikiran almarhum Empat
Pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan membangun keutuhan
bangsa.
Lalu apakah implementasi empat pilar ini sudah terlaksana dengan baik, rasanya seperti jauh
panggang dari api. Dua pilar Pancasila dan UUD 1945 saja masih belum terasa penerapannya.
Pancasila baru saja masuk kedalam kurikulum pendidikan, sementara amanat UUD 1945 masih
banyak yang diabaikan. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa saat ini sudah mulai tercabik-
cabik, dan itu pada akhirnya akan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Keprihatinan terhadap hancurnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah agaknya yang
menginspirasi Taufik Kiemas mengeluarkan gagasan Empat Pilar Kebangsaan. Memang kalau
dicermati empat pilar ini memanglah penyanggah persatuan dan kesatuan bangsa, dan empat
pilar inilah yang menjadi inspirasi kekuatan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia,
yang terus digelorakan sebagai penyemangat perjuangan mereka, lantas bagaimanakah dengan
saat ini? Kita sudah kehilangan Roh ke empat pilar tersebut, melihat segala realita yang sedang
terjadi di negara Indonesia ini.

Bangsa ini terutama para pemimpinnya sudah mengalami degradasi moral secara signifikan,
melakukan tindak kejahatan korupsi bukan lagi dianggap sesuatu yang memalukan, kejahatan
korupsi sudah dianggap prestasi dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan, mengumpulkan
kekayaan menjadi tugas utama mereka saat menjadi pejabat negara, sehingga tugas negara
terabaikan begitu saja. Sungguh suatu hal yang sangat memilukan, melihat kondisi saat ini yang
sudah tidak sesuai lagi dengan 4 pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.Mungkin sudah
saatnya gagasan empat pilar oleh Taufik Kiemas tersebut sudah selayaknya dilanjutkan dan
diimplementasikan secara benar, agar negara ini tidak melupakan bahwa negara ini mempunyai
4 pilar penting yang harus selalu dijaga dan juga harus dijalankan dalam setiap kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2.3 Fungsi 4 Pilar Kebangsaan

1. Sebagai tombak untuk tetap kokohnya berdirinya bangsa

2. Menginspirasi rakyat Indonesia untuk kembali ke revolusi atau tujuan yang benar

3. Menjaga kemurnian UUD 1945

4. Membangun kepahaman tentang jiwa bangsa secara utuh

5. Membangun karakter bangsa


6. Membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa

7. Sarana pembangunan hukum bangsa

8. Sarana pembaharuan masyarakat

9. Sebagai landasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

10. Alat ketertiban dan pengaturan masyarakat

2.4 Wujud sikap yang mencerminkan 4 pilar kebangsaan

1. Setia dan cinta tanah air

2. Mengembangkan persatuan dan kesatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika

3. Tidak menjadi koruptor

4. Tidak membuat pernyataan atau keputusan yang merugikan bangsa

5. Tidak membedakan ras, suku, agama, adat, maupun bahasa

6. Tidak menyalahgunakan kekuasaan

7. Menjaga ketertiban dan keamanan

8. Peduli terhadap bangsa dan Negara

9. Saling tolong – menolong

10. Saling menghormati antar sesama manusia

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Empat pilar kebangsaan yaitu empat tiang penyangga dalam suatu negara, dimana tiang-
tiang penyangga tersebut saling berhubungan satu sama lain. Sehingga negara tersebut dapat
berdiri dengan sangat kokohnya. Berdiri kokohnya NKRI pada akhirnya berpulang pada apakah
kita masih menggunakan empat pilar kebangsaan.Pembangunan karakter bangsa yang saling
keterkaitan dengan pilar kebangsaan ini oleh karenanya haruslah dalam asas yang
berkesesuaian dan terintegrasi, yang bernafaskan Pancasila yang konstitusional, dalam
kerangka NKRI, dan untuk menjamin keanekaragaman budaya, suku bangsa dan agama. Jika
salah satu foundasi pilar kebangsaan itu tidak dijadikan pegangan, karakter bangsa yang dicita
– citakan sekedar wacana dan angan – angan belaka. Maka akan goyahlah Negara Indonesia
disebabkan oleh hal tersebut. Jika penopang yang satu tak kuat, maka akan berpengaruh pada
pilar yang lain. Pada akhirnya bukan tak mungkin Indonesia akan ambruk secara bertahap,
bergantung pada seberapa jauh dan seberapa dalam kita menggunakan empat pilar kebangsaan
tersebut. Tentunya, ambruknya NKRI merupakan sesuatu yang tak diinginkan dan tak terlintas
sedikitpun dalam benak kita sebagai bagian dari NKRI.

3.2 Saran
a. Terus menanamkan rasa cinta tanah air agar tidak mudah terpengaruh arus globalisasi.

b. Mencoba pelajari nilai nilai pancasila dan menanamkan nya di kehidupan sehari-hari

c. Sebagai masyarakat yang baik harus selalu bersikap aktif terhadap program pemerintah

d. Dan terus memajukan kerja pemerintah agar semakin baik dan mampu membina warga
menuju bangsa yang adil dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

Noviana, R. Septiana, D. dan Siti, Nurjanah. 2012. Modul Pendidikan Kewarganegaraan 3a.
Klaten: CV.Viva Pakarindo

fitriaminahug.files.wordpress.com/2013/06/makalah-bagian-4.pdf

http://www.ciremaipost.com/index.php/opini/artikel/1014-apa-itu-empat-pilar-kebangsaan-

.html

http://lekons-lenterakonstitusi.blogspot.com/2011/12/pentingnya-4-empat-pilar-

kebangsaan.html
http://bambud_fisip-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64134-makalah%20umum-

http://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/

http://elgibran91.blogspot.com/2011/12/empat-pilar-kebangsaan.html

http://bambud_fisip-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64134-makalah%20umum-
Empat%20Pilar%20Bangsa.htm

Anda mungkin juga menyukai